Anda di halaman 1dari 4

Virus : Hepatitis C (HCV)

Penyakit : penyakit hepatitis C, liver kronis, hingga mengalami kanker hati.

Prinsip :
Plate dilapisi oleh antigen penangkap. Sampel serum dimasukkan ke dalam plate,
kemudian antibodi yang ada dalam serum berikatan dengan antigen penangkap.
Antigen pendeteksi berlabel enzim mengenali dan berikatan dengan antibodi.
Enzim bereaksi dengan substrat menghasilkan produk yang berwarna. Hasil reaksi
akan memunculkan warna yang bisa diukur secara kuantitatif dengan alat
kolorimetrik (mikroplate reader) yang dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 450 nm dan panjang gelombang 620-630 nm sebagai referensi.

Prinsip Kerja Serologi Prinsip pemeriksaan metode serologiberbasis membran


untuk deteksi antibodi terhadap HCV dalam serum atau plasma. Membran dilapisi
dengan antigen HCV rekombinan pada daerah jalur test cassette. Selama
pengujian, spesimen serum atau plasma bereaksi dengan emas koloid terkonjugasi
antigen HCV rekombinan. Lalu bermigrasi ke atas pada membran secara
kromatografi melalui aksi kapiler untuk bereaksi dengan antigen HCV
rekombinan pada membran dan menghasilkan garis berwarna. Terbentuknya garis
berwarna ini menunjukkan hasil reaktif, sedangkan tidak terbentuknya garis
menunjukkan hasil non reaktif. Untuk berfungsi sebagai kontrol prosedural, garis
berwarna akan selalu muncul di wilayah garis kontrol yang menunjukkan bahwa
volume spesimen yang tepat telah ditambahkan dan sumbu membran telah terjadi.
Tujuan :
Untuk dapat mendeteksi secara kuantitatif antibodi HCV (Hepatitis C Virus) pada
sampel serum pasien

Metode :
Metode yang digunakan adalah ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay).

Spesimen : serum

Alat-Alat :
1. Strip mikroelisa Hepanostika HCV Ultra

2. Mikropipet 10 mikron dan 100 mikron

3. Yellow tip

4. Inkubator

5. Washer

6. Timer
7. Mikropipet reader

Bahan-Bahan :
1. Sampel serum

2. Reagensia Hepanostika HCV Ultra yang terdiri dari:

a. Kontrol positif

b. Kontrol negatif

c. Spesimen diluents

d. Conjugate Working Solution

e. TMB Substrate

3. Sulfuric acid I mol/liter


Cara Kerja :

1. Strip mikroelisa disiapkan sebanyak bahan yang akan diperiksaditambah


dengan 3 kontrol positif dan 1 kontrol negatif.

2. Specimen diluent dipipet sebanyak 100 ul ke dalam

3. masing-masingsumur mikroelisa.

4. Sampel serum dipipet sebanyak 10 ul ke dalam masing-masing


sumurdimulai dari sumur nomor El.

5. Kontrol negatif dipipet sebanyak 10 ul ke dalam sumur Al

6. Kontrol positif dipipet sebanyak 10 jul ke dalam masing-masing


sumurnomor B1, C1, dan DI

7. Mikroelisa ditutup dengan seal dan diinkubasi pada suhu 37"C selama 302
menit

8. Plate dicuci sebanyak 6 kali

9. Conjugate working solution dipipet sebanyak 100 jul ke dalam


masingmasing sumur
10. Mikroelisa ditutup dengan seal dan diinkubasi selama 30 + 2menit pada 37C

11. Plate dicuci sebanyak 6 kali.


12. TMB substrate dipipet sebanyak 100 ul ke dalam masing-masing sumur.

13. Mikroelisa ditutup dengan seal dan diinkubasi pada 20-30'C selama 30+2
menit.

14. Reaksi distop dengan menambahkan 100 ul 1 mol/L sulfuric acid kedalam
masing-masing sumur.

15. Hasil dibaca dengan mikroplate reader pada panjang gelombang 620-630 nm

16. Hasil pengamatan dicatat dan dihitung

a) Test cassette cepat HCV (serum/plasma) dapat dilakukan dengan menggunakan


serum atau plasma.
b) Dipisahkan serum atau plasma dari darah sesegera mungkin untuk menghindari
hemolisis. Hanya spesimen yang tidak hemolisis yang dapat digunakan.
c) Pengujian harus dilakukan segera setelah spesimen dikumpulkan. Jangan
tinggalkan spesimen pada suhu kamar untuk waktu yang lama. Spesimen dapat
disimpan pada 2-8 o C hingga 3 hari. Untuk penyimpanan jangka panjang,
spesimen bisa disimpan pada suhu -20oC.
d) Dibawa spesimen ke suhu kamar sebelum pengujian. Spesimen beku harus
sepenuhnya dicairkan dan dicampur dengan baik sebelum pengujian. Spesimen
tidak boleh dibekukan dan dicairkan berulang kali jika spesimen akan dikirim,
mereka harus dikemas sesuai dengan peraturan federal untuk transportasi agen
etiologi. Dibiarkan cassette, spesimen, dan/atau kontrol untuk menyeimbangkan
suhu kamar (15-30 oC) sebelum pengujian.
e) Dibawa kantong ke suhu kamar sebelum membukanya. Dilepaskan test cassette
dari kantong yang disegel dan gunakan sesegera mungkin. Hasil terbaik akan
diperoleh jika pengujian dilakukan dalam satu jam.
f) Ditempatkan test cassette pada permukaan yang bersih dan rata. Dipegang
penetes secara vertikal dan transfer 1 tetes serum atau plasma (sekitar 25µl) ke
spesimen dengan baik dari test cassette, kemudian tambahkan 2 tetes buffer (kira-
kira 80µl) dan mulai pewaktu. Dihindari gelembung udara pada spesimen dengan
baik. Ditunggu hingga garis warna muncul. Hasil tes harus dibaca pada menit ke
10. Jangan baca hasil setelah 20 menit.
Interpretasi Hasil HCV:

Keterangan :

1. Sampel reaktif bila absorbansi 2 nilai cut-off


2. Sampel negatif bila absorbansi < nilai cut-off

1. Nama virus : Hepatitis A (HAV)


2. Nama penyakit : penyakit hepatitis a
3. Klasifikasi genom : RNA
4. Struktur virus: isocahedral
5. Reproduksi :
Tahap Lisogenik
Fase adsorbsi (fase penempelan)
Fase injeksi (memasukkan asam inti)
Fase sintesis (pembentukan)
Fase asemblen (perakitan)
Virus ini bereproduksi biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum
yang terkontaminasi feses dari pengidap hepatitis A.
Virus didapat melalui konsumsi. Ini berkembang biak di usus dan menyerang
darah, hati dan air liur sebelum manifestasi klinis penyakit
muncul. Masa inkubasi ini berlangsung rata-rata 4 (2-6) minggu. Virus
menghilang segera setelah puncak serum transaminase tercapai pada saat
respon imun dan kerusakan hepatoseluler dimulai. Ini menunjukkan bahwa
kerusakan dimediasi secara imunologis. Saat itu sel NK (pembunuh alami),
yang beredar atau lokal di hati (sel Pitt), diaktifkan. Limfosit T sitotoksik
CD8+ yang mensekresikan interferon gamma menyusup ke daerah virus.
6. Replikasi : Setelah masuk kedalam sel inang virus kehilangan kapsid dan RNA
yg tidak dilapisi menginduksi sel inang untuk menghasilkan poliprotein virus
tanpa mematikan sintesis protein sel. Diantara protein virus ada protease untuk
sintesis protein struktural dan polimerase untuk replikasi RNA virus yang
dengan cepat dienkapsidasi menjadi virus baru.
7. Diagnosis lab 1: immunoassay (rapid tes IgM dan IgG anti-HA)
8. Diagnosis lab 2: pemeriksaan biokimia / kimia klinik terhadap faal hati
9. Diagnosis lab 3: tes asam nukleat / pcr
10. Vaksin : Vaksin hepatitis A dibuat dari virus hepatitis A yang
dikembangbiakkan didalam sel diploid dan diinakvikasi dengan formaldehid.
Yang dianjurkan untuk menerima vaksin ini adalah staf lab, bayu dan anak2, staf
dan penghuni rumah sakit, pasien dengan penyakit hati berat, wisatawan yang
bepergian ke tempat beresiko tinggi, pasien penerika produk darah

Anda mungkin juga menyukai