Anda di halaman 1dari 8

DRAMA TRADISIONAL

Kelompok 3 :
1. BUNGA ZHARIFAH ( Sebagai Cindelaras)
2. GHINARY ORIZA SATIVA (Sebagai Pengawal)
3. LEKOK MISNA YULIA (Sebagai Permaisuri)
4. LAUDIPA TRISA SUARA (Sebagai Tabib)
5. RADITYA AGUNG PURNAMA (Sebagai Narator)
6. RIZKI FATIHURRAHMAN (Sebagai Raja)
7. SHELVI MALENTIKA (Sebagai Selir)

CINDELARAS

Narator:
Pada zaman daluhu kala disebuah wilayah Timur pulau JAWA, disebutkan sebuah kerajaan
yang dipimpin oleh seorang raja yang barnama Raden PUTRA. Raja Raden Putra adalah seorang
pengusaha yang kaya-raya. Ia memiliki sebuah kegemaran, yakni menyabung ayam. Dalam
memerintah sebuah kerajaan tersebut, ia didampingi oleh seorang permaisuri dan beberapa
selir. Dari beberapa selirnya, tesebutlah bahwa terdapat seorang selir yang memiliki perangai
yang buruk yakni iri dan juga dengki serta memiliki hasrat untuk merampas keddudukan
permaisuri. Dalam upaya untuk merebut posisi permaisuri tersebut, maka dengan tega selir itu
memitnah permaisuri.

Adegan 1

Tabib: Mohon maaf yangmulia tuan putri. Apakah gerangan yang membuat yangmulia
memanggil hamba keistana?

Selir: Wahai Tabib, aku begitu menginginkan posisi seorang permaisuri. Aku sudah penat dan
bosan selama ini menjadi selir raja. Maka dari itu aku bermaksud ingin melenyapkan permaisuri
itu dari istana! Aku hendak berpura- pura sakit dan aku konspirasi ini ditujukan kepada
permaisuri. Aku ingin membuat semua orang membeci permaisuri karena telah meracuni aku
sehingga aku sakit.kau tabib, harus turut membantuku melancarkan rencanaku. Kau paham?

Tabib: Hamba paham dan siap untuk melaksanakan perinta yangmulia tuan putri
Selir: Baguslah kalau kau telah paham dan akan menuruti perintahku. Baiklah segera lancarkan
rencana pertama ku. Kabarkan kepada raja kalau aku jatuh sakit.

Tabib: Baiklah yangmulia tuan putri. Perintah anda akan segera hamba lakukan.

Narator:
Tak lama dari persekongkolan jahat tersebut, tabib istana bergegas untuk mengabarkan kepada
baginda raja bahwa selir yang merasa sakit disebabkan oleh keracunan.

Adegan 2
Tabib: Mohon maaf baginda raja. Hamba hendak mengabarkan sesuatu yang penting untuk
baginda raja ketahui. Berita tersebut adalah salah seorang selir yangmulia ada yang sedang
sakit. Hamba rasa, yangmulia tuan putri jatuh sakit karena keracunan.

Raja: Apa maksudmu? Salah satu selirku jatuh sakit setelah meminum minuman yang diberikan
permaisuri?

Tabib: Hamba tak berani mengatakannya yang mulia tapi sepertinya benar begitu adanya.

Raja: Wahai selirku, benarkah engkau seperti yang dikabarkan tabib itu?

Selir: (Sambil merintih menahan kesakitan) benar yangmulia baginda raja. Hamba merasa sakit
sekujur tubuh hamba setelah meminum minuman yang diberikan oleh permaisuri kepadaku.
Tabib istana mengatakan, minuman tersebut telah dibubuhi racun sebelum saya meminumnya.

Raja: (Marah) permaisuri memang banar- benar keterlaluan! Tega sekali ia meracuninya.
Pengawal! Segera panggilkan permaisuri untuk menghadapku saat ini juga!

Pengawal: Baiklah. Tuanku baginda raja. Perintah tuanku baginda raja akan segera hamba
kerjakan.

Narator:
Tak perlu waktu yang lama, pengawal telah tiba dengan membawa permaisuri kehadapan
baginda raja.

Pengawal: Tuanku baginda. Permaisuri telah hamba bawa kehadapan tuanku.

Permaisuri: Mohon maaf baginda raja, apa yang membuat tuanku memanggil hamba
kehadapan tuanku

Raja: Apa benar kau tidak tahu apa yang terjadi? Engkau telah kelewatan keterlaluan wahai
permaisuri! Benarkah kau dengan sengaja membubuhkan racun pada minuman selir?
Permaisuri: Ampunilah hamba baginda. Hamba tidak tahu menahu soal itu. Dan hamba tidak
melakukan seperti yang dituduhkan kepada hamba, ini fitnah.

Raja: Sudahlah, tak perlu berkelit. Tabib yang menagatakan hal tersebut. Dan aku sangat
mempercayayinya. pergilah! Aku tidak mau melihat wajahmu lagi! Pengawal!

Pengawal: Hamba disini siap melaksanakan perintah, baginda.

Raja: Segera bawa bawa permaisuri kehutan dan bunuhlah ia!

Permaisuri: Apa yang kau perintahkan kepada pengawal baginda? Apa kau tidak kasihan
padaku? (sambil menangis), ampunilah hamba mu ini tuanku raja! Sungguh hamba tidak
melakukannya.

Raja: Pengawal! Segera bawa pergi permaisuri jauh ketengah hutah! Aku tak sudi melihat
wajahnya lagi!

Pengawal: Baiklah tuanku baginda. Ayo cepatlah permaisuri.maafkan atas kelancangan hamba.
Hamba hanya menjalankan perintah dari tuanku raja.

Narator:
Akhirnya pengawal pun membawa permaisuri keluar istana menuju hutan. Namun diluar
dugaan, para pengawal tidak tega untuk membunuh sang permaisuri yang ternyata sedang
mengandung.

Adegan 3
Pengawal: Tuanku permaisuri, tananglah. Hamba dengan sadar mengetahui konspirasi yang
dilakukan oleh selir dan tabib istana. Hamba tidak akan membunuh tuanku permaisuri, namu
hamba juga tak mampu melawan perintah raja. Hamba akan meninggalkan permaisuri ditengah
hutan. Hamba akan berbohong kepada raja dengan mengatakan bahwa hamba telah selesai
membunuh tuanku permaisuri.

Permaisuri: Terimakasih banyak pengawalku yang baik hati. Tak ku sangka engkau masih setia
kepadaku.

Pengawal: Terimakasih kembali dan maafkan hamba yang mulia permaisuri. Sekarang hamba
harus segera kembali keistana dan meninggalkan permaisuri. Jaga diri anda permaisuri!

Permaisuri: Baiklah, terimakasih kebaikan mu pengawal.

Narator:
Begitu pengawal sampai diistana dengan sigap pengawal menghadap sang raja.
Adegan 4
Pengawal: Ampun tuanku baginda raja. perintah dari tuanku baginda raja sudah selesai hamba
kerjakan

Raja: Apa bukti yang menunjukan bahwa engjau telah menjalankan perintahku?

Pengawal: Lihatlah pedanghamba yang berlumur darahini wahai raja, ini adalah darah dari
permaisuri.

Raja: Baiklah, aku percaya padamu. Kau telah menjalankan perintahku dengan sangat baik.

Narator:
Begitu mendengar pengawal menyampaikan laporannya, baginda raja dan selir merasa sangat
puas dan begitu senang karena menyangka bahwa permaisuri telah mati terbunuh.
Setelah beberpa bulan lamanya, permaisuri melahirkan bayi yang diakandung. Seorang bayi
laki-laki yang diberi nama Cindelaras. Seiring jalan nya waktu, Cindelaras tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang cerdas dan kuat. Ia sangat suka bermain-main dihutan. Suatu
ketika ia menemukan sebuah benda yang setelah diketahui adalah sebutir telur ayam.

Adegan 5
Cindelaras: Ibunda.....! lihatlah kemari! Aku menemukan sebuah benda aneh yang menyerupai
telur ayam.

Permaisuri: Wah....itu memang telur ayam anakku. Cobalah kau rawat telur ayam ini hingga
menetas. Siapa tahu nanti akan memberikan manfaat untuk kita.

Cindelaras: Baiklah bunda. Aku akan merawat telur ayam ini dengan baik.

Narator:
Setelah beberapa hari berlalu, telur Cindelaras pun akhirnya menetas dan tumbuh menjadi
seekon anak ayam jantan yang gagah. Ayam itu dengan sangat cepat berkembang dan tumbuh
besar. Hampir sama seperti kebiasaan ayahanda Cindelaras, ia sangat menyukai sabung ayam.
Ia menelusuri banyak desa untuk bertanding sabung ayam. Ayam jago milik cinderalas sangat
gagah, kuat, dan selalu memenangkan pertarunga melawan ayam-ayam jago lainnya. Nama
cinderalas pun akhirnya terkenal karena ayam jagonya.

Adegan 6
Pengawal: Tuanku baginda raja.hamba mendengar sebuah kabar angin bahwa ada seorang
anak laki- laki yang mempunyai ayam jago yang begitu luar biasa. Ayam jago milik bocah
misterius itu selalu memenangkan pertandingan dengan ayam jogo lainnya.
Raja: Apa yang kau katakan itu sungguhan? Pemilik Ayam jago yang hebat itu masih seorang
bcah? Darimana bocah tersebut berasal?

Pengawal: Berdasarkan berita yang hamba terima, bocah itu berasal dari hutan.

Raja: Wah, aku jadi penasaran. Pengawal! Besok pagi- pagi bawa bocah itu kemari dan suruh ia
unttuk menghadapku!

Pengawal: Baiklah tuanku baginda raja. Perintah baginda raja akan segera hamba jalankan.

Narator:
Keesokan harinya, pengawal telah berhasil menemukan bocah tersebut dan kemudian
membawanya kehadapan raja.

Raja: Hei anak kecil, dimana ayam jago milik mu yang kata nya selalu menang dalam segala
pertandingan sabung? Ayo, sekarang juga keluarkan ayam jagomu. Lawan ayam jagoku
sekarang juga!

Cindelaras: Baiklah baginda raja. Hamba akan mengabulkan permintaan baginda raja, asalkan
baginda raja bersedia memenuhi persyaratan yang hamba ajukan.

Raja: Baiklah apa syarat yang engkau ajukan?

Cindelaras: Syarat yang aku ajukan ialah jika hamba bisa menang dalam pertandingan melawan
tuanku, maka tuanku raja harus rela mengikhlaskan setengah dari kerajaan untuk diberikan
kepadaku.

Raja: Anak ini sangat cerdas dalam mengajukan persyaratan (berkata dalam hati). Ayam-ayam
jagoku adalah ayam jago terbaik yang pernah ada. Hal yang mustahil ayam jago milikmu akan
menang. Baiklah bocah, aku menyetujui persyaratanmu! Lalu bagaimana jika ayam jgomu
kalah?

Cinderalas: Baiklah baginda raja, apabila ayam jago hamba yang kalah, leher hamba siap
dipacung.

Raja: Baiklah bagaimana kalau kita mulai saja?

Narator:
Lalu mulailah pertandingan sabung ayam yang begitu sengitnya. Ayam jogo milik sang raja
melawan ayam jago milik Cindelaras. Raja telah berupaya untuk memilih ayam jagonyadengan
kondisi terbaik yang ia miliki untuk melawan ayam jago milik Cindelaras.
Ditengah-tengah pertandingan sang raja berdecak kagum. Raja mengakui bahwa benar kabar
burung yang menyebutkan bahwa ayam jago milik bocah tersebut sangat hebat. Tak butuh
waktu yang lama , ayam jago milik raja pun dikalahkan oleh ayam jago milik Cinderaas.

Semua penduduk kerajaan yang melihat pun ikut terkejut dan berdecak kagum. Ayam jago milik
cinderalas pun berkokok dan berbunyi.....

Ayam: kukuruyukkk...!akulah ayam jagonya cindelaras, yang hidup ditengah hutan, dan ia dalah
anak seorang raden putra!

Narator:
Ayam itu berkokok dengan suara lantang dan berlang- ulang. Setiap orang yang mendengar
peristiwa adu ayam tersebut terkejut bukan kepala. Baginda raja pun demikian terkejut.
Selanjutnya raja pun memanggil Cindelaras.

Adegan 7
Raja: Hei anak kecil! Kemarilah!

Cindelaras: Baiklah tuanku baginda raja.

Raja: Siapakah nama engkau? Dan dimana engkau tinggal?

Cindelaras: Namaku Cindelaras, tuanku yang mulia raja. Hamba tinggal bersama dengan ibu
hamba ditengah hutan.

Raja: Siapakah nama ibu engkau?

Cindelaras: Ibu hamba adalah seorang permaisuri dari kerajaan ini, tuanku baginda raja.

Raja: Apa aku tidak salah dengar degan apa yang kau katakan.

Cindelaras: Hal itu benar adanya, tuanku baginda raja.

Narator:
Cindelaras lalu membei tahu nama ibunya, kepada sang raja. Dan raja pun terkejut bukan main.

Raja: Mungkinkah benar dia anakku ( berguma)? Anak yang berasal dari hutan, namun jika
diperhatikan saat ia datang keistana, tingkah pola nya tidak lain dari anak bangsawan

Pengawal: Mohon maaf tuanku baginda raja. Dahulu ketika tuanku baginda raja memerintah
saya untuk membunuh yang mulia permaisuri , ketika itu permaisuri yang sedang mengandung.
Saya tidak samapai hati untk membunuhnya. Hamba kasihan terhadap permaisuri, karena
hamaba sesungguhnya tahu akan sebuah kebenaran bahwa permaisuri hanayalah seorang
korban fitnah yang dilakukan oleh selir yang ingin menjadi permaisuri.

Raja: Apakah yang kau katakan tadi sunguh- sungguh pengawal? (raja terkejut)!

Pengawal: Hamba berkata benar baginda.

Narator:
Mendengar keterangan dari pengawal, Raden Putra amat sangat marah.

Raja: Pengawal tunggu apalagi cepat tunjukan dimana permaisuri sekarang berada!

Pengawal: Baiklah tuanku baginda raja. Perintah baginda akan segera hamba jalankan.

Raja: Kemarilah anakku cindelaras, ajaklah aku bersamamu dan tunjukanlah dimana tempat
tinggal mu berada!

Narator:
Bebarapa saat kemudian, sampailah baginda raja, pengawal dan Cindelaras ditengah hutan.
Sesampainya didepan rumah tua, ibu Cindelaras sedang membersihkan halaman, baginda raja
langsung mengenalinya dan memanggilnya.
Adegan 8
Raja: Permaisuriku, apakah benar itu kau? Maafkan atas semua kesalahanku padamu

Permaisuri: (Terkejut) engkau kah tunku baginda raja?? Mengapa engkau bisa mengatahui
tempat tinggal hamba?

Raja: Aku datang kesini berkat putramu. Putra kita. Permasuriku maafkanlah aku. Aku telah
mendengar semua kebenaran nya dari pengawal. Aku begitu menyesali perbuatan ku. Marilah
kita pulang keistana kembali permaisuriku. Bersama putra kita Cindelaras.

Narator:
Permaisuri terdiam dan menagis haru setelah mengetahui apa yang sedang terjadi.

Permaisuri: Baiklah tuanku baginda raja. Aku juga telah memaafkanmu. Marilah kita memulai
hidup kita dengan membuka lembaran kehidupan yang baru.
Raja: terimaksih banyak permaisuriku.

Narator:
Diakhir cerita sang raja dan permaisuri bersama dengan putranya Cindelaras kembali menuju
istana. Raja membaiat kedudukan permaisuri dan menjatuhkan hukuman kepada selir yang licik
itu. Semenjak saat itu baginda raja, permaisuri dan Cindelarashidup bahagia diistana. Setelah
baginda raja meninggal dunia, cindelaras meneruskan tahta kerajaan sebagai raja.

Anda mungkin juga menyukai