KELAS : X TKJ. 2
Pada zaman dahulu, saat sebuah negeri berada di dunia dongeng. Berdirilah sebuah
kerajaan yang lumayan aman, tentram, dan damai. Dimana setiap masalah selalu di selesaikan
dengan pemberontakan secara besar-besaran. Tetapi, dibalik itu semua kerajaan tersebut adalah
kerajaan penghasil tahu terbesar di seluruh dunia dongeng. Semua rakyat yang berada di negeri
itu sebagian besar adalah pegawai tahu. Tahu-tahu yang yang mereka hasilkan sebagian menjadi
makanan pokok dan sebagian di kirim ke kerajaan lainnya. Maka dari itu, diberilah nama
kerajaan itu yaitu “Kerajaan Tahu Brontak”.
Di dalam Kerajaan Tahu Brontak di pimpin oleh Raja Anshori dan Ratu Tria yang gemar
memakan tahu buatan pegawainya. Mereka mempunyai 4 anak. Tiga putri dan satu putra
mahkota kerajaan. Ketiga putri tersebut bernama Putri Rizkya, Putri Afifah, dan Putri Sien. Raja
dan ratu menyayangi ketiga putrinya itu. Tetapi yang paling menjadi anak kesayangan bagi raja
dan ratu adalah Pangeran Gilang. Walaupun anak bungsu dan berbau tikus, dia pangeran yang
ramah dan dia yang menjadi pemegan kerajaan tahu brontak.
Suatu hari di kerajaan tahu brontak, semua anggota kerajaan sedang makan besar;
Raja Anshori : Wahai Prajurit Fikri, aku kagum atas keberhasilanmu di medan perang, untuk
itu mintalah satu keinginan kepadaku dan aku akan mengabulkan
keinginanmu itu
Prajurit Fikri : Wahai Raja Anshori yang saya hormati, sesungguhnya saya ingin menguasai
seluruh kerajaan tahu brontak ini.
Raja Anshori : Tidak bisa, kamu keterlaluan Prajurit Fikri, aku tidak akan biarkan kerajaan
ini berada di tanganmu.
Prajurit Fikri : Kenapa raja? Bukankah aku ini seorang yang selalu menang di dalam
pemberontakan? Kerajaan ini lebih bersinar jika berada dalam kekuasaanku.
Raja Anshori: Tidak bisa, aku sudah bersumpah bahwa yang memegang
kekuasaan kerajaan tahu brontak adalah Pangeran Gilang.
Prajurit Fikri : HAHAHA..(ketawa jahat) Pangeran Gilang adalah pangeran yang
mempunyai penyakit yang sulit disembuhkan. Jadi, apakah kerajaan ini
dipimpin oleh pangeran yang berbau tikus?
Raja Gilang : Kurang ajar kau prajurit! Mulai sekarang kamu keluar dari kerajaan ini!
(muka marah)
Prajurit Fikri sangat marah karena dia diberhentikan secara tidak terhormat. Setelah kepergian
prajurit, raja dan ratu memikirkan keadaan Pangeran Gilang.
Ratu Tria : Wahai kakanda, aku mulai bingung memikirkan keadaan pangeran yang tidak
kunjung sembuh dari penyakitnya.
Raja Anshori : Sudahlah istriku, jangan cemas tentang hal itu. Besok pagi aku akan
membawa pangeran ke tabib yang tinggal di puncak gunung itu.
Ratu Tria : Tapi kakanda, apakah tabib itu berhasil menyembuhkan penyakit pangeran
kita?
Raja Anshori : Aku yakin sekali istriku, tabib itu sangat terkenal di dunia dongeng ini
Ratu Tria: Sebaiknya jangan kakanda, alahkah baiknya jika kita mengadakan
sayembara untuk kesembuhan pangeran.
Keesokan harinya, seluruh rakyat dan anggota kerajaan berkumpul di luar istana;
Putri Rizkya : Wahai rakyat dan anggota kerajaan tahu brontak
Putri Afifah : Kita telah mengetahui bahwa Pangeran Gilang mempunyai penyakit yang
sulit untuk di sembuhkan
Putri Sien : Untuk itu kami anggota kerajaan mengadakan sayembara untuk kesembuhan
Pangeran Gilang
Ratu Tria : Barang siapa yang dapat menyembuhkan putraku, jika ia laki-laki akan ku
jadikan anak angkatku. Dan jika ia permpuan akan ku jadikan pendamping
putraku.
Saat itu Putri Silvi dan ibunya Ratu Novita tertarik pada sayembara itu, sesampainya di rumah;
Putri Silvi : Ibunda, aku sangat ingin mengikuti sayembara itu. Aku ingin menjadi kaya
setelah berada di kerajaan itu. Tapi aku bingung ibunda
Ratu Novita : Tidak usah bingung putriku, aku kenal tabib yang berada di puncak gunung
itu. Besok pagi aku akan ajak kamu ke tabib itu untuk membuat ramuan
penyakit tikus pangeran
Putri Silvi : Terimakasih ibu, tapi jangan sampai saudara tiriku Putri Silvi mengikuti
sayembara ini juga ibuku.
Ratu Novita : Baiklah anakku, aku pastikan semuanya aman-aman saja.
Perbincangan mereka tidak sengaja di dengar oleh Putri Puspita. Dia pun membuat ramuan
sendiri untuk pangeran. Dan dia pun pergi mencari bahan ramuan. Tiba-tiba;
Prajurit fikri : hai pangeran,.. (sambil menyepak kaki pangeran karena dendam)
Pangeran : (menyamar sebagai rakyat) tolong…. tolong…
Putri Puspita : (mencari sumber suara) apakah kamu tidak apa-apa?
Pangeran : Iya, terimakasih sudah menolong saya, kalau tidak ada kamu mungkin saya
mati karena terjebak disini
Putri Puspita : Sama-sama,lain kali kalau jalan hati-hati (sambil tersenyum) kamu siapa?
Pangeran : Saya adalah salah satu pegawai pembuat tahu di kerajaan ini
Putri Puspita : Kamu pasti seorang yang pekerja keras ya di sini?
Pangeran : oh kenapa? Aku bau ya (sambil mencium badannya) maaf ya, sebenarnya apa
yang kamu lakukan di sini?
Putri Puspita : Saya sedang mencari bahan untuk membuat ramuan untuk pangeran supaya
dia sembuh dari penyakitnya
Pangeran : (sambil tersenyum) oh, jadi begitu, semoga kamu berhasil ya..
Putri Puspita : Iya, terima kasih atas dukungannya (sambil meninggalkan pangeran)
Putri Silvi dan Ratu Novita pun pergi ke tabib yang berada di puncak gunung;
Putri Silvi : Ibunda, apakah ini tempat tinggal tabib yang ibu maksud?
Ratu Novita : Benar sekali anakkku, mari kita menemui tabib itu.
Tabib : Wahai orang yang tidak aku kenal, apakah tujuanmu kesini?
Ratu Novita : Kami ingin tabib membuatkan ramuan untuk penyakit tikus pangeran tabib.
Bisakah tabib membantu kami?
Tabib : baiklah, tapi ada satu syarat yang harus dipenuhi kalian semua.
Putri Silvi : Apapun syaratnya, pasti akan kami penuhi demi mendapat kekayaan di
kerajaan itu.
Tabib : Baiklah, syaratnya adalah jangan sampai saudara tirimu itu mengikuti
sayembara itu. Jika ia mengikutinya, maka kalian akan kalah dalam syembara
itu.
Ratu Silvi : wahai tabib, kenapa demikian?
Tabib : Anak tirimu itu mempunyai sebuah buku ramuan yang di tulis oleh ayahnya.
Dan ramuan dari ayahnya itu lebih berkhasiat dari ramuan yang saya buatkan.
Putri Silvi : Baiklah, saya tidak akan membiarkan saudara saya megikuti sayembara itu.
Tabib : Ini adalah ramuannya, suruh pangeran itu meminum ramuan ini sampai habis.
Dalam waktu sekejab, penyakit pangeran akan sembuh.
Ratu Novita : Terima kasih tabib yang saya hormati..
TAMAT.