NOMOR : 180/SJ-DAG/KEP/5/2013
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 08 Mei 2013
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN PERDAGANGAN,
TTD
GUNARYO
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Dasar Hukum
F. Pengertian
BAB VI PENGENDALIAN
A. Monitoring
B. Pelaporan
C. Evaluasi
D. Sanksi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN PERDAGANGAN,
TTD
GUNARYO
PETUNJUK PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI
DAN UJI ULANG KOMPETENSI KHUSUS PENERA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era perdagangan bebas saat ini, transaksi perdagangan
yang benar dan menguntungkan tidak terlepas dari peran Metrologi
Legal sebagai salah satu pilar yang menopang perekonomian
nasional. Metrologi Legal memiliki peranan yang sangat strategis
dalam menjamin kebenaran pengukuran serta adanya kepastian
hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metoda,
prosedur dan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya
(UTTP), sehingga memberikan peluang bagi para pelaku usaha untuk
dapat secara bebas melakukan transaksi perdagangan global. Upaya
untuk membangun sistem Metrologi Legal yang efektif salah satunya
adalah memenuhi tersedianya sumber daya manusia (SDM)
Kemetrologian yang profesional dan dalam jumlah yang memadai.
Upaya mencetak SDM Kemetrologian yang berkualitas dimulai
dari penerimaan calon pegawai dan didukung dengan keikutsertaan
diklat kemetrologian yang diselenggarakan oleh Unit Pendidikan dan
Pelatihan Metrologi agar mempunyai pengetahuan, keterampilan,
dan profesi dalam menciptakan tertib ukur menjadi salah satu
flagship Kementerian Perdagangan. Melalui pendidikan dan pelatihan
kemetrologian diharapkan terbentuk SDM yang memiliki kompetensi
melaksanakan tera/tera ulang dan mampu mengikuti perkembangan
teknologi di bidang UTTP.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, Kementerian
Perdagangan yang diserahi tanggung jawab membina Metrologi Legal
mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan uji kompetensi bagi
seluruh SDM Kemetrologian secara berkala. Berdasarkan amanat dari
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07/M-DAG/PER/3/2010
tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kemetrologian
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 63/M-DAG/PER/10/2012 yang mengamanatkan untuk
menetapkan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Uji Kompetensi dan
pelaksanaan Uji Ulang Kompetensi bagi calon pejabat fungsional
penera yang telah dinyatakan lulus pendidikan dan pelatihan
kemetrologian.
Pelaksanaan uji kompetensi dan uji ulang kompetensi ini
merupakan bentuk kepedulian Pemerintah dalam meningkatkan
daya saing bangsa Indonesia untuk mewujudkan tenaga-tenaga yang
profesional di bidang kemetrologian dalam merealisasikan jaminan
kebenaran hasil pengukuran dan kepastian hukum guna
mendukung kualitas dan kuantitas produksi dalam negeri yang pada
akhirnya dapat meningkatkan ekspor nasional.
1
B. Tujuan
Sebagai pedoman dan petunjuk pelaksanaan Uji Kompetensi
dan Uji Ulang Kompetensi Penera sehingga proses pelaksanaan
berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
C. Sasaran
SDM Kemetrologian yang lulus pendidikan dan pelatihan
fungsional penera dan yang mempunyai pengalaman kerja,
diwajibkan mengikuti uji kompetensi yang pelaksanaannya :
1. bersifat independent, tidak dipengaruhi oleh siapapun;
2. dilakukan guna mengukur konsistensi pernyataan kompetens
pada periode sebelumnya;
3. dengan pendekatan profesi yang relevan.
D. Ruang Lingkup
Petunjuk Pelaksanaan Uji Kompetensi SDM Penera ini meliputi :
1. Pendahuluan;
2. Pelaksana Uji Kompetensi;
3. Komponen Uji Kompetensi;
4. Pelaksanaan Uji Kompetensi;
5. Sertifikat Kompetensi;
6. Pengendalian.
E. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 57/M-DAG/PER/8/2012;
F. Pengertian
1. Sumber Daya Manusia Kemetrologian yang selanjutnya disebut
SDM Kemetrologian adalah tenaga yang bertugas secara teknis
dalam rangka mewujudkan terlaksananya sistem metrologi legal
di Indonesia yang terdiri dari Penera, Pengamat Tera, dan Pranata
Laboratorium Kemetrologian.
2. Penera adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan pelayanan Metrologi Legal.
3. Pengamat Tera adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi
tugas untuk melakukan pengawasan terhadap alat Ukur, Takar,
2
Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP), Barang Dalam Keadaan
Terbungkus (BDKT) dan Satuan Internasional.
4. Pranata Laboratorium Kemetrologian adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang diberi tugas melakukan pengelolaan standar ukuran
dan laboratorium kemetrologian untuk menjamin kesesuaian
dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku serta
ketertelusuran standar di tingkat nasional atau internasional.
5. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
oleh SDM Kemetrologian, berupa pengetahuan, keterampilan,
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan jabatannya.
6. Asesor kompetensi Penera yang selanjutnya disebut Asesor
kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang
relevan dan kompeten serta bersertifikat yang diterbitkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi untuk melaksanakan dan/atau
menilai dalam ujian kompetensi penera.
7. Uji Kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh asesor kompetensi untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi hasil belajar peserta lulusan pendidikan
dan pelatihan fungsional kemeterologian untuk yang pertama
kalinya.
8. Uji Kompetensi ulang adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh asesor kompetensi untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi yang tidak lulus pada uji kompetensi
sebelumnya.
9. Uji Ulang Kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh asesor kompetensi untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi setelah habis masa berlakunya sertifikat
kompetensi.
10. Peserta Uji Kompetensi (PUK) yang selanjutnya disebut asesi
adalah SDM Kemetrologian sebagai pemohon uji kompetensi yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk uji kompetensi.
11. Peserta Uji Kompetensi Ulang (PUKU) adalah asesi yang tidak
lulus pada uji kompetensi sebelumnya.
12. Peserta Uji Ulang Kompetensi (PUUK) adalah asesi yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi setelah habis masa berlakunya sertifikat
kompetensi.
13. Sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Tim
Teknis Uji Kompetensi (TTUK) untuk menetapkan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan,
mencakup permohonan evaluasi,keputusan sertifikat, surveillance
dan sertifikasi ulang.
14. Surveillance adalah monitoring berkala, dalam periode sertifikasi
personil untuk tetap menjamin kompetensinya selama memegang
sertifikat kompetensi.
3
15. Tempat Uji Kompetensi yang selanjutnya disebut TUK adalah
suatu tempat kerja profesi atau tempat yang memiliki sarana dan
prasarana untuk menyelenggarakan Uji Kompetensi.
16. Unit Kerja adalah unit kerja pada kementerian/lembaga
pemerintah non kementerian atau Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang
metrologi legal.
17. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah
unsur pelaksana tugas teknis di bidang metrologi legal yang di
bawah Direktorat Metrologi.
18. Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi yang selanjutnya disingkat
UPTD Provinsi adalah unsur pelaksana tugas teknis di bidang
metrologi legal di daerah provinsi.
19. Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disingkat UPTD Kabupaten/Kota adalah unsur pelaksana tugas
teknis di bidang metrologi legal di daerah Kabupaten/Kota.
20. Kepala Dinas Provinsi adalah Kepala Dinas di daerah Provinsi
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan.
21. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Kementerian
Perdagangan.
22. Direktur adalah Direktur Metrologi Kementerian Perdagangan.
23. Kepala Dinas Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas di daerah
Kabupaten/Kota yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perdagangan.
24. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan SDM
Kemetrologian Kementerian Perdagangan.
4
BAB II
PELAKSANA UJI KOMPETENSI DAN UJI ULANG KOMPETENSI
5
BAB III
KOMPONEN UJI KOMPETENSI
1. Unit Kompetensi
Unit Kompetensi merupakan jenis UTTP Metrologi Legal yang
diatur berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-
DAG/PER/3/2010 tentang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan
Perlengkapannya (UTTP) Yang Wajib ditera dan ditera ulang dan
Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan
Konsumen tentang Syarat Teknis Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang,
dan Perlengkapannya (UTTP).
2. Elemen Kompetensi
Elemen kompetensi merupakan bagian kecil dari unit kompetensi
yang mengidentifikasikan aktivitas yang harus dikerjakan untuk
mencapai unit kompetensi tersebut. Sebelum mengikuti uji
kompetensi calon peserta harus memahami bidang tugas dan
fungsinya yang merupakan bagian dari unit kompetensi, antara lain:
a. persiapan pelaksanaan tera dan tera ulang UTTP;
b. syarat teknis UTTP;
c. tata cara pengujian UTTP;
d. pelayanan tera/tera ulang; dan
e. pembubuhan tanda tera.
B. Asesor Kompetensi
Calon Asesor Kompetensi merupakan tenaga-tenaga yang
memiliki kompetensi dan berpengalaman di bidang kemetrologian.
Calon Asesor Kompetensi dapat berasal dari PNS ataupun Praktisi Ahli
Metrologi, dengan kualifikasi sebagai berikut:
1. Persyaratan Umum
a. Warga Negara Indonesia;
b. Pendidikan terakhir paling rendah D3 atau yang sederajat;
c. Sehat Jasmani dan Rohani;
6
d. Lulus diklat fungsional kemetrologian dari Unit Diklat
Metrologi;
e. Mampu berkomunikasi secara aktif baik lisan maupun tulisan;
dan
f. Pernyataan kompeten menjadi Asesor Kompetensi dari BNSP.
2. Persyaratan Khusus
a. Bagi PNS, telah berpengalaman kerja secara terus menerus di
bidang kemetrologian sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun;
atau
b. Bagi Praktisi Ahli Metrologi, berpengalaman di bidang
kemetrologian dan usia setinggi-tingginya 65 tahun.
7
5. Pemberhentian Asesor Kompetensi
Asesor Kompetensi dapat diberhentikan dari tugasnya, apabila
yang bersangkutan:
a. meninggal dunia;
b. telah mencapai batas usia 65 tahun;
c. atas permintaan sendiri;
d. sakit yang berkepanjangan sehingga tidak dapat melakukan
kewajibannya selama 6 (enam) bulan;
e. melakukan tindak pidana kejahatan yang telah dijatuhi
hukuman yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
8
a. memiliki laboratorium dan/atau instalasi uji yang telah
mendapatkan penilaian baik, lengkap dengan peralatan standar
dan UTTP yang mampu telusur;
b. memiliki ruangan diskusi yang nyaman dan dapat menampung
minimal 20 (dua puluh) orang peserta uji kompetensi;
c. bersedia menyediakan biaya penyelenggaraan, sarana dan
prasarana lainnya untuk mendukung proses uji kompetensi;
d. dapat mengkomunikasikan kebutuhan Asesor Kompetensi sesuai
dengan jumlah unit kompetensi yang dimohon oleh calon
peserta.
3. Sumber Biaya
Biaya Uji Kompetensi dapat bersumber dari :
a. APBN, apabila penyelenggaraan Uji Kompetensi dilaksanakan di
TUK Lembaga Diklat Metrologi maupun TUK UPT, sedangkan
biaya perjalan dinas asesi dibebankan pada masing-masing
satuan kerja;
9
b. APBD, apabila penyelenggaraan uji kompetensi dilaksanakan di
TUK UPTD Provinsi/Kabupaten/Kota dan biaya perjalanan dinas
asesi dibebankan pada masing-masing satuan kerja;
c. biaya mandiri, apabila asesi mempunyai inisiatif sendiri untuk
mengikuti uji kompetensi dalam rangka percepatan pemenuhan
kompetensinya;
d. lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, apabila
penyelenggaraan uji kompetensi atas inisiatif peserta uji
kompetensi secara masal.
10
BAB IV
PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI DAN UJI ULANG KOMPETENSI
11
D. Proses Uji Kompetensi
12
2. Permintaan/Pendaftaran Untuk Diproses
a. Menyiapkan Perangkat Asesmen Uji Kompetensi
Sebelum pelaksanaan uji kompetensi, Sekretaris melakukan hal-hal
sbb:
1) menyiapkan perangkat asesmen, terdiri dari :
a) Permohonan Sertifikasi Kompetensi FR-APL-01 (Lampiran 5);
b) Penilaian Mandiri FR-APL-02 (Lampiran 6);
c) Rencana Asesmen FR-POA-01 (Lampiran 7);
d) Perangkat Asesmen FR-DAT-01 (Lampiran 8);
e) Pelaksanaan Asesmen dan Rekomendasi FR-AC-01 (Lampiran
9);
f) Umpan Balik dan Catatan Penilaian FR-AC-02 (Lampiran 10);
g) Kaji Ulang Asesmen FR-AC-03 (Lampiran 11);
h) Lembar Simak/Ceklist Observasi (Lampiran 12);
i) Ceklist Penilaian Dokumen Porto Folio (Lampiran 13);
j) Daftar Pertanyaan dan Pelaksanaan Tes Lisan (Lampiran 14);
k) Daftar Pertanyaan dan Pelaksanaan Tes Tulis (Lampiran 15).
13
3. Pra Wawancara/Penilaian
a. Pra wawancara dilakukan oleh asesor kompetensi untuk menilai
formulir permohonan sertifikasi kompetensi dan asesmen mandiri
dengan bukti-bukti pendukung yang telah diisi dan ditandatangani
oleh calon asesi;
b. Dalam hal asesmen mandiri, penilaian bukti-bukti pendukung
disampaikan untuk memastikan bahwa bukti-bukti dokumen
adalah sah (valid), terkini, cukup dan otentik atau tidak:
1) valid : apabila semua bukti yang terkumpul memenuhi kriteria
yang terdapat pada acuan pembanding (benchmark) berupa
Standar Kompetensi Kerja (SKK), Peraturan Menteri,
Rekomendasi Internasional dan peraturan perundangan lainnya;
2) terkini (current) : apabila bukti yang terkumpul terbaru/terkini;
3) cukup (sufficient) : apabila semua bukti dinyatakan cukup
memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan pembanding
(benchmark);
4) otentik (authentic) : apabila bukti yang dikumpulkan adalah milik
asesi.
c. dalam hal bukti-bukti pendukung memenuhi unsur valid, current,
sufficient, dan authentic, Asesor Kompetensi merekomendasikan
bahwa dokumen memenuhi persyaratan dan asesmen dapat
dilanjutkan.
4. Uji Kompetensi
Berdasarkan rekomendasi dari Asesor Kompetensi yang menyatakan
asesmen dapat dilanjutkan, maka untuk melaksanakan uji
kompetensi dapat mengikuti prosedur dan instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Persiapan
1) Pastikan bahwa perlengkapan yang dipergunakan untuk
peragaan pengujian telah dipersiapkan oleh Asisten Asesor
Kompetensi sudah lengkap dan berfungsi dengan baik;
2) Salah satu Asesor Kompetensi memberikan penjelasan tentang
uji kompetensi kepada asesi selama maksimum 10 menit,
meliputi:
a) Metode Asesmen (observasi-demonstrasi dan pernyataan
lisan);
b) Skema asesmen.
3) Asesor Kompetensi mempersilahkan kepada asesi untuk
memulai peragaan pengujian sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
b. Pelaksanaan
1) selama pelaksanaan peragaan pemeriksaan dan pengujian,
Asesor Kompetensi tidak diperkenankan memberikan
komentar;
2) Asesor Kompetensi memberikan pengamatan dan penilaian
(pada lembar cek list observasi dan pertanyaan lisan) kepada
asesi yang sedang melakukan peragaan pengujian;
14
3) Asesor Kompetensi memberikan pertanyaan kepada asesi dan
mencatat/merekam jawabannya.
c. Penutupan
1) Sebelum ditutup, Asesor Kompetensi memberikan penjelasan
kepada asesi yang melakukan kesalahan atau kekurangan
dalam pelaksanaan peragaan;
2) Apabila asesi tidak menyetujui/menandatangani hasil asesmen
maka berkas diserahkan langsung kepada panitia dengan
menambahkan catatan dalam berkas tersebut;
3) Asesor Kompetensi memberikan berkas pengujian kepada
panitia apabila sudah ditandatangani oleh pihak Asesor
Kompetensi dan asesi;
4) Apabila proses asesmen sudah selesai, Asesor Kompetensi
menutup pelaksanaan uji kompetensi.
5. Rekomendasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Asesor Kompetensi sebelum
memberikan rekomendasi adalah sebagai berikut:
a. mengorganisasikan pelaksanaan asesmen berdasarkan metode dan
instrument seperti yang tercantum dalam pelaksanaan asesmen;
b. melaksanakan kegiatan pengumpulan bukti serta
mendokumentasikan seluruh bukti pendukung yang dapat
ditunjukkan oleh asesi sesuai dengan Kriteria Unjuk Kerja yang
dipersyaratkan;
c. membuat keputusan apakah asesi sudah Kompeten (K), Belum
Kompeten (BK) atau Asesmen/Penilaian Lanjut (PL) untuk setiap
Kriteria Unjuk Kerja berdasarkan bukti-bukti;
d. memberikan umpan balik kepada asesi mengenai pencapaian unjuk
kerja dan asesi juga diminta untuk memberikan umpan balik
terhadap proses asesmen yang dilaksanakan berupa questioner;
e. bersama-sama menandatangani pelaksanaan asesmen antara
Asesor Kompetensi dan asesi;
f. aspek kaji ulang terhadap prosedur asesmen, yaitu:
1) perencanaan asesmen;
2) pra asesmen;
3) pelaksanaan asesmen;
4) keputusan asesmen;
5) umpan balik asesmen;
6) pencatatan asesmen.
g. pemenuhan terhadap dimensi kompetensi.
15
4) Sekretaris mempersiapkan konsep sertifikat kompetensi bagi
asesi yang sudah dinyatakan kompeten;
5) Ketua TTUK menyampaikan Berita Acara Penetapan Hasil Uji
Kompetensi dengan melampirkan Sertifikat Kompetensi kepada
Sekretaris Jenderal sebagaimana contoh dalam Lampiran 17.
7. Pencatatan/Rekaman
a. Pemeliharaan Catatan/Rekaman Dokumen
Sekretaris TTUK harus memelihara sistem catatan/rekaman sesuai
peraturan perundangan yang mencakup kualifikasi keanggotaan
TPUK dan kompetensi Penera serta mudah diakses, yaitu:
1) nama dan alamat;
2) organisasi dan jabatannya;
3) pendidikan, jenis dan status jabatan;
4) pengalaman dan pelatihan yang relevan dengan bidang
tugasnya;
5) tanggal pemutakhiran rekaman.
c. Penyimpanan Dokumen
1) Pemeliharaan Catatan/Rekaman Dokumen dalam bentuk hard
copy harus tersimpan dengan baik dan memudahkan sewaktu-
waktu diperlukan.
2) Pemeliharaan Catatan/Rekaman Dokumen dalam bentuk soft
copy harus tersimpan di tempat aman.
16
BAB V
SERTIFIKAT KOMPETENSI
A. Penerbitan Sertifikat
Sertifikat Kompetensi dibuat rangkap 3 (tiga) dan didistribusikan sebagai
berikut: asli diberikan kepada asesi, untuk arsip Direktorat Metrologi dan
arsip Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemetrologian.
B. Isi Sertifikat
Sertifikat Kompetensi sekurang-kurangnya memuat:
1. Halaman depan:
a. Lambang Garuda Pancasila;
b. Kementerian yang bertanggung jawab menerbitkan sertifikat;
c. Pernyataan kompeten dalam tugas dan fungsi di bidang
kemetrologian;
d. Masa berlakunya sertifikat kompetensi;
e. Penetapan kelulusan oleh Panitia Uji Kompetensi;
f. Tanda tangan Sekretaris Jenderal selaku pejabat yang bertanggung
jawab atas penerbitan Sertifikat Kompetensi.
2. Halaman belakang
a. Tandatangan Kepala Pusat yang bertanggung jawab atas Penetapan
Kompetensi;
b. Rincian kompetensi sesuai dengan materi yang lulus dalam uji
kompetensi.
C. Model Sertifikat
Bentuk, warna, jenis dan ukuran huruf serta dimensi Sertifikat
Kompetensi sebagaimana contoh dalam Lampiran 18.
17
BAB VI
PENGENDALIAN
A. Monitoring
Monitoring dilakukan melalui pengamatan terhadap berlangsungnya
kegiatan uji kompetensi dari berbagai aspek kegiatan.
Monitoring diperlukan untuk memperoleh data yang akurat, melalui
daftar cek uji kompetensi sesuai dengan aspek yang dipersyaratkan.
Hasil monitoring yang telah dilakukan sebagai dasar untuk mengevaluasi
pelaksanaan uji kompetensi.
1. Mekanisme Monitoring
a. Langsung (Pengamatan)
b. Tidak Langsung (Questionnaire)
2. Aspek-aspek yang dimonitor
a. Proses pelaksanaan uji kompetensi yang terdiri dari
1) Persiapan
2) Pelaksanaan
3) Dokumentasi
b. Komponen-komponen uji kompetensi yang terdiri dari:
1) Standar Kompetensi Kerja Metrologi
2) Asesor Kompetensi
3) Asesi
4) Materi Uji Kompetensi (MUK)
5) Tempat Uji Kompetensi (TUK)
6) Biaya Uji Kompetensi (BUK)
7) Metoda Uji Kompetensi
8) Waktu Uji Kompetensi (WUK)
B. Pelaporan
Sistem pelaporan merupakan bagian dari pengendalian, dimana PPSDMK
yang diberi mandat untuk melaksanakan uji kompetensi dan sertifikasi,
wajib menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugasnya kepada
Sekretaris Jenderal. Materi laporan meliputi kegiatan uji kompetensi
sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat pada kegiatan monitoring.
18
C. Evaluasi
1. Evaluasi dimaksudkan untuk menilai hasil pelaksanaan uji
kompetensi, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi dilakukan oleh Ketua dan bahan evaluasi adalah data dari
hasil monitoring dan laporan. Dalam pelaksanaan evaluasi perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Mekanisme monitoring, sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab A
pada Huruf b Angka 1.
b. Aspek-aspek Monitoring, sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab A
pada Huruf b Angka 2.
3. Dari hasil evaluasi terhadap proses dan komponen uji kompetensi
diketahui kesesuaian pelaksanaan uji kompetensi dengan petunjuk
pelaksanaan yang ditetapkan.
4. Hasil evaluasi disusun dalam bentuk tertulis untuk dipergunakan
sebagai bahan perbaikan pelaksanaan uji kompetensi.
D. Sanksi
Tim Teknis Uji Kompetensi (TTUK) atau Tim Asesor Kompetensi (TPK)
yang melakukan penyimpangan terhadap ketentuan tentang petunjuk
pelaksanaan uji kompetensi akan dikenakan sanksi dalam bentuk sanksi
administratif, berupa:
1. Peringatan Pertama
Peringatan pertama merupakan kategori peringatan ringan dan dibuat
dalam bentuk tertulis.
a. Peringatan pertama diberikan apabila ditemukan adanya
ketidaksesuaian antara pelaksanaan uji kompetensi dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan.
b. Kriteria peringatan pertama adalah ketidaksesuaian yang tidak
disengaja tetapi mempengaruhi kualitas uji kompetensi.
2. Peringatan Kedua
Peringatan kedua merupakan kategori peringatan sedang dan dibuat
dalam bentuk tertulis.
a. Peringatan kedua diberikan terhadap penyimpangan atau
ketidaksesuaian antara ketentuan uji kompetensi yang ada.
b. Kriteria peringatan kedua adalah penyimpangan yang disengaja
dan sangat mempengaruhi kualitas uji kompetensi.
c. Peringatan kedua juga diberikan apabila tidak mengindahkan 3
(tiga) kali peringatan pertama yang diberikan.
d. Sanksi dari peringatan kedua berupa skorsing (penghentian
sementara) kegiatan penyelenggaraan uji kompetensi.
3. Peringatan Ketiga
Peringatan ketiga merupakan kategori peringatan berat dan dibuat
dalam bentuk tertulis.
a. Peringatan ketiga diberikan apabila telah diberi peringatan kedua
sebanyak 3 (tiga) kali.
b. Sanksi dari peringatan ketiga berupa pencabutan kewenangan
sebagai anggota TTUK maupun TAK.
19
BAB VII
PENUTUP
20