4l/fi
?
DEPARTEMEN
z
vtlN
PERDAGANGAN
JENDERATPERDAGANGANDALAM NEGERI
DIREKTORAT
JalanM.lRidwanRaisNo.5 Jakarta10110
KEPUTUSAN
D IR E K T UJE
R N D E RAL
PERDAGANGAN DALAMNEGERI
NoMoR eglPwlrePll lzoto
TENTANG
SYARATTEKNISMETERGASDIAFRAGMA
D IR E K T UJE
R N D E RAL
PERDAGANGAN
DALAMNEGERI.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan
di Jakarta
padatanggal I ilaret 2O10
DIREKTUR
JENDERAL
PERDAGANGAN
DALAMNEGERI,
0t
SUBAGYO
LAMPIRANKEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERALPERDAGANGAN
DALAMNEGERI
NoMOR . 29/prY/ffip/5/2o1o
TANGGAL:J ffar"et2o1o
Daftarlsi
BABI Pendahuluan
1.1 . L a ta rB e l a ka ng
1 .2 . Ma ksu d a nT ujuan
1 .3 . P e n g e rti a n
BABll Persyaratan
Administrasi
2 . 1 . R u a n gL i n g k u p
2.2. Penerapan
2.3. ldentitas
2.4. Persyaratan
MeterGasDiaphragma
Sebelum
Peneraan
BABlll * Persyaratan
TeknisdanPersyaratan
Kemetrologian
3.1. Persyaratan
Teknis
3.2. Persyaratan
Kemetrologian
BABlV Pemeriksaan
danPengujian
4 .1 P e me ri ksa a n
4.2 Pengujian
TeradanTeraUlang
BABV Pembubuhan
TandaTera
5 .1 . P e n a n d a aTna ndaTer a
5.2. TempatTandaTera
BABVl Penutup
. DIREKTUR
JENDERAL
/r=*ooCo-;;ll DALAM
NEGERT,
f, .
L
SUBAGYO
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Pengertian
Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Meter gas adalah alat ukur untuk menentukan jumlah gas yang lewat.
2. Meter Gas Diafragma adalah meter gas yang penunjukan volumenya
ditentukan oleh perubahan bentuk dinding.
5
3. Debit maksimum (Q maks) adalah debit terbesar yang boleh melewati meter
gas sesuai dengan kemampuan ukurnya.
4. Debit minimum (Q min) adalah debit terendah dari meter gas sesuai dengan
kemampuan ukurnya.
5. Volume siklis (V) adalah volume yang sesuai dengan satu
putaran/perubahan penuh ruang ukur.
6. Ruang ukur adalah ruang badan ukur yang mengukur volume gas.
7. Badan ukur adalah bagian dari meter gas yang pada saat pengukuran
berlangsung, bagian dalamnya dilalui gas sekaligus menentukan volume
gas yang sedang diukur baik secara langsung maupun tidak langsung.
8. Daerah ukur adalah daerah yang dibatasi oleh debit minimum dan debit
maksimum.
9. Badan hitung adalah bagian dari meter gas yang pada saat pengukuran
berlangsung digunakan untuk menunjukkan hasil pengukuran volume gas
yang diukur.
10. Alat penghitung adalah bagian dari badan hitung yang menunjukkan volume
gas yang diukur.
11. Skala adalah garis atau tanda lain yang tersusun secara teratur sedemikian
rupa sehingga dapat menunjukkan nilai yang diukur.
12. Mata skala adalah daerah antara sumbu-sumbu dua garis atau tanda lain
yang berurutan.
13. Volume pada kondisi meter gas adalah volume gas yang ditetapkan pada
suhu dan tekanan gas tersebut diukur.
14. Volume pada kondisi dasar adalah volume gas yang ditetapkan pada suhu
dan tekanan dasar gas tersebut diukur.
15. Elemen uji adalah bagian dari alat penghitung yang memungkinkan
pembacaan meter gas secara teliti.
16. Alat konversi adalah alat untuk mengkonversikan volume pada kondisi
meter gas ke volume pada kondisi dasar.
17. Tekanan kerja adalah perbedaan antara tekanan absolut gas yang terukur
pada saluran masuk meter dengan tekanan atmosfir.
18. Volume uji adalah volume gas yang dianggap memadai setiap kali
pengujian.
19. Kesalahan penunjukan adalah perbandingan yang dinyatakan dalam persen
antara volume yang ditunjukan oleh alat penghitung dikurangi dengan
volume sebenarnya yang melalui meter gas, dibagi dengan volume
sebenarnya.
20. Ketidaktetapan adalah beda kesalahan penunjukan yang berurutan dari tiga
kali pengujian pada kondisi yang sama.
21. Kondisi referensi adalah penetapan nilai-nilai tertentu dari faktor
berpengaruh untuk menjamin validasi dari hasil-hasil pengukuran
interkomparasi.
6
BAB II
PERSYARATAN ADMINISTRASI
2.2. Penerapan
Syarat teknis ini berlaku untuk Meter Gas Diafragma, yaitu meter gas dengan
dinding yang dapat berubah bentuk, termasuk Meter Gas Diafragma yang
dilengkapi alat konversi suhu.
2.3. Identitas
1. Meter Gas Diafragma harus dilengkapi dengan tulisan/keterangan sebagai
berikut :
a. merek pabrik;
b. model/tipe;
c. nomor seri;
d. debit Maksimum: Qmaks = …. m3/h dan/atau tanda pengenal meter
dalam huruf kapital G yang diikuti oleh bilangan tertentu;
f. debit Minimum: Qmin = …. m3/h atau …. dm3/h; dan
g. tekanan kerja maksimum: Pmaks = ….. MPa ( kPa, Pa, Bar, mBar).
2. Tulisan seperti pada angka 1. harus mudah dilihat, mudah dibaca dan
tidak mudah terhapus pada kondisi pemakaian meter gas secara normal.
3. Meter Gas Diafragma harus dilengkapi dengan tempat-tempat untuk
pembubuhan tanda tera.
7
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN
2. Badan hitung
a. Meter Gas Diafragma harus dilengkapi dengan alat penghitung yang
menunjukan volume gas yang diukur dalam meter kubik atau satuan
lain yang diizinkan (SI). Nilai mata skala tidak boleh melebihi volume
yang lewat selama 1 jam pada debit minimum. Apabila volume yang
lewat selama 1 jam pada debit minimum lebih kecil dari 1 m3, maka
nilai mata skala sebesar-besarnya 1 m3.
b. Alat penghitung harus dibuat sedemikian rupa, sehingga dengan
mudah dapat dibaca dengan cara menempatkan angka-angkanya
berderet.
c. Meter Gas Diafragma yang mempunyai satu alat penghitung harus
menunjukkan volume pada kondisi meter.
d. Meter Gas Diafragma yang mempunyai dua alat penghitung, satu
harus menunjukkan volume pada kondisi meter dan lainnya
menunjukkan volume pada kondisi dasar.
f. Alat penghitung boleh berupa:
1) alat penghitung mekanik;
2) alat penghitung elektronik-mekanik/elektronik; dan
3) kombinasi dari 1) dan 2).
g. Alat penghitung yang menunjukkan bagian desimal dari satuan
volumenya, harus dipisahkan dengan tanda koma dan/atau dibedakan
dengan warna yang jelas.
h. Alat penghitung termasuk piringan berputar yang menunjukkan
kelipatan desimal dari satuan volumenya, pada plat alat penghitung
harus dibubuhi satu (atau dua, atau tiga, dan seterusnya) nol tetap
dibelakang angka terakhir atau tanda “X 10” (atau “X 100” atau
“X 1000” dan seterusnya), penunjukannya dalam m3.
i. Alat penghitung harus mempunyai kemampuan menunjuk volume
yang lewat selama 2000 jam pada debit maksimum sebelum
penunjukannya kembali ke posisi awal.
8
j. Alat penghitung mekanik harus terdiri dari rol-rol, bagian yang nilainya
terkecil boleh selain rol. Rol-rol tersebut sekurang-kurangnya bergaris
tengah 16 mm.
k. Berubahnya suatu angka rol yang manapun dari alat penghitung
mekanik hanya terjadi apabila rol berikutnya yang nilainya lebih
rendah menunjuk angka persepuluhan terakhir.
l. Alat penghitung elektromekanik atau elektronik yang penunjukannya
tidak bisa dinolkan, harus memperlihatkan penunjukan terakhir yang
tetap walaupun alat mengalami gangguan fluktuasi tegangan listrik.
3. Elemen uji
a. Meter Gas Diafragma harus dilengkapi dengan elemen uji yang
merupakan suatu kesatuan dengan Meter Gas Diafragma, atau
dengan pengaturan yang memungkinkan penyambungan dengan
elemen uji yang terdapat di luar Meter Gas Diafragma.
b. Untuk Meter Gas Diafragma yang mempunyai dua alat penghitung
maka tiap alat penghitung harus mempunyai elemen uji.
c. Elemen uji yang menjadi satu dengan meter dapat berupa :
1) rol berskala yang berputar secara kontinyu;
2) jarum penunjuk yang berputar di muka piringan berskala; atau
3) piringan berskala yang berputar melewati alat penunjuk yang
tetap. Garis tengah dari piringan berskala sekurang-kurangnya 16
mm dan nilai satu putaran penuh dari jarum penunjuk dinyatakan
dalam meter kubik atau satuan yang lain yang diizinkan (SI).
d. Lebar mata skala tidak boleh kurang dari 1 mm dan sama untuk
seluruh skala.
e. Nilai mata skala harus dalam bentuk:
1 X 10n, 2 X 10n, 5 X 10n
(n adalah bilangan bulat atau nol).
f. Dalam hal mata skala dalam bentuk 1 X 10n, 2 X 10n m3, maka
semua garis skala yang menyatakan kelipatan 5 dibuat lebih panjang.
Dalam hal mata skala dalam bentuk 5 X 10n, semua garis skala yang
menyatakan kelipatan 2 dibuat lebih panjang dari garis-garis lainnya.
Garis skala harus cukup halus untuk memungkinkan pembacaan yang
mudah dan tetap.
g. Untuk meter-meter gas G 1,6 sampai dengan G 6 pembuatan elemen
uji dilakukan sesuai huruf c. Untuk meter-meter gas G 10 sampai
dengan G 650 elemen ujinya dapat dibuat sesuai huruf c. atau
terpisah dari meter.
h. Jika elemen uji dibuat sesuai huruf c. nilai mata skala dari elemen uji
dan garis-garis skalanya harus sesuai dengan persyaratan seperti
tercantum pada Tabel 3.1.
9
Tabel 3.1. Nilai Mata Skala
Tanda Pengenal Qmaks Nilai Maksimum Diberi angka
Meter (m3/h) Mata Skala pada
(dm3) tiap-tiap
(dm3 )
G 1,6 s/d G 6 1 - 10 0,2 1
G 10 s/d G 65 16 - 100 2 10
4. Alat-alat tambahan
a. Meter boleh dilengkapi dengan:
1) alat pembayaran dimuka;
2) alat pembangkit pulsa dengan ketentuan sambungan keluar dari
alat pembangkit pulsa ini harus diberi tulisan dalam bentuk :
1 pulsa = …………………. m3 (atau dm3) atau
1 m3 = …………………. pulsa;
3) alat konversi;
4) alat justir.
b. Meter Gas Diafragma boleh dilengkapi dengan sumbu pemindah yang
berfungsi sebagai penggerak alat penghitung yang dapat dilepaskan
dengan ketentuan sebagai berikut:
10
1) tidak boleh menyebabkan perubahan terhadap penunjukan pada
Meter Gas Diafragma;
2) harus dibubuhi keterangan mengenai nilai konstantanya dalam
bentuk 1 putaran = ……………... m3 (atau dm3); dan
3) apabila tidak dipergunakan maka ujung luarnya yang bebas harus
dilengkapi dengan sebuah tutup yang dapat disegel.
c. Meter Gas Diafragma dengan harga G 1,6 s/d G 6 boleh dilengkapi
dengan suatu alat yang dapat mencegah bekerjanya alat pengukur
apabila gas mengalir dalam arah yang tidak diizinkan.
1. Klasifikasi
a. Nilai-nilai yang diizinkan untuk debit maksimum dan debit minimum
dari Meter Gas Diafragma sesuai dengan Tabel 3.2.
11
2. Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD)
a. Batas kesalahan tera ulang adalah dua kali batas kesalahan tera.
b. Batas kesalahan tera dan tera ulang dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD)
5. Batas Ketidaktetapan
Batas ketidaktetapan yang diizinkan pada pengujian tera dan tera ulang
adalah sebesar 0,6 %.
12
BAB IV
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
4.1. Pemeriksaan
Pemeriksaan Meter Gas Diafragma dilakukan untuk memastikan bahwa Meter
Gas Diafragma memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam
syarat teknis ini.
3. Pengujian kebenaran pada tera maupun tera ulang paling sedikit dilakukan
pada tiga debit, yaitu pada:
a. 1 (satu) debit Qmin;
b. 1 (satu) debit pada 0,20 Qmaks;
c. 1 (satu) debit pada Qmaks.
5. Volume uji untuk tiap kali pengujian paling sedikit sebesar satu setengah
kali debit per menit.
6. Meter Gas Diafragma boleh diuji dengan menggunakan udara atau gas.
13
BAB V
PEMBUBUHAN TANDA TERA
14
BAB VI
PENUTUP
Syarat Teknis Meter Gas Diafragma merupakan pedoman bagi petugas dalam
melaksanakan tera dan tera Meter Gas Diafragma serta pengawasan Meter Gas
Diafragma, guna meminimalisir penyimpangan penggunaan Meter Gas Diafragma
dalam transaksi gas serta upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
15