Pada abad 21. Setiap orang di tuntun untuk berpikir cepat bagaikan sebuah komputer yang
mengetahui segala jawabannya. Salah satu contoh dalam kegiatan sehari-hari, dari mulai aktivitas
bangun pagi sampai malam hari, semua sudah tersusun rapi dan terekam diotak kita masing-masing.
Berpikir secara komputer menjadikan otak seseorang dapat menyusun berbagai langkah dalam
setiap jawaban yang diperlukan. Diawali dari menganalisis masalah secara algoritme,
menggeneralisasikan setiap masalah dengan solusi, hingga mampu membedakan setiap masalah
dengan masalah lainnya, dan penyampaian informasi yang cepat dan langsung diterima otak kita
secara lebih rinci.
Ringkasan Materi
Beberapa hal yang menggambar konsep komputasi yang didukung dengan aplikasi
teknologi di antaranya perancangan produk dikelola oleh komputer, proses kerja yang di
gerakkan oleh komputer, proses kerja yang digerakkan oleh komputer, komputer menjadi
sarana komunikasi yang efektif, dan juga komputer sebagai pusat informasi. Selain itu juga
produk yang digerakkan sistem komputer di antaranya smart car (mobil pintar), smart card
(kartu pintar), smart house (rumah pintar), dan smart road (jalan pintar).
Selain berdampak struktural pada ruang lingkup kehidupan manusia, teknologi juga
membangkitkan proses kultural dalam masyarakat yang diterpanya. Hal ini disebut gejala
technopoly yang dicetuskan Neil Postman. Dalam hal ini, yang menjadi masalah adalah
sejauh mana suatu masyarakat siap memasuki zaman yang ditandai oleh supremasi
teknologi sebagai sumber daya pembangkit budaya baru tanpa merapuhkan ketahanan
budayanya sendiri. Oleh sebab itu, bukan hal yang keliru untuk menyatakan dominasi
teknologi akan berlanjut dengan berseminya budaya baru yang melahirkan berbagai nilai
baru yang cenderung menjadi acuan perilaku manusia modern dalam berbagai pola interaksi
dengan sesamanya.
a. Konsep pembelajaran
1) Berpikir konseptual
Proses berpikir konseptual adalah proses berpikir yang selalu memecahkan suatu masalah
menggunakan konsep yang telah dia miliki berdasarkan hasil penilaiannya selama ini.
Prinsip kerja proses berpikir konseptual yaitu dalam melaksanakan rencana penyelesaian
cenderung memulai pelaksanaan setelah mendapat ide yang jelas, di mana setiap langkah
yang dibuatnya dapat di jelaskan dengan benar dengan benar serta cenderung
menyelesaikan soal menggunakan konsep yang telah di pelajarinya. Jika terjadi kesalahan
dalam penyelesaian soal, maka proses penyelesaian kembali diulang sehingga diperoleh
hasil yang benar.
2) Berpikir semikonseptual
Proses berpikir semikonseptual identik dengan cara berpikir yang cenderung menyelesaikan
suatu masalah dengan menggunakan konsep tetapi belum sepenuhnya lengkap maka
penyelesaiannya dicampur dengan cara penyelesaian dengan menggunakan intuisi. Prinsip
kerja proses berpikir semi konseptual yaitu dalam melaksanakan rencana penyelesaian
cenderung menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep yang ada, tetapi sering
gagal karena konsep itu belum dipahami dengan baik.
3) Berpikir komputasional
proses berpikir komputasional identik dengan cara berpikirnya yang pada umumnya
menyelesaikan suatu masalah tidak menggunakan konsep tetapi lebih mengandalkan intuisi,
akibatnya sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan masalah. Prinsip kerja proses
berpikir komputational adalah dalam melaksanakan rencana penyelesaian yang cenderung
mulai langkah penyelesaian walaupun ide yang jelas belum diperoleh atau setiap langkah
yang dibuatnya tidak dapat dijelaskan dengan benar. Selain itu, cenderung menyelesaikan
soal terlepas dari konsep-konsep yang dimiliki. Jika terjadi kesalahan penyelesaian, harga
kesalahannya tidak dapat diperbaiki dengan benar.
Komunikasi merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang
terlibat yaitu komunikator, komunikan, channel, message, feedback, dan noise (hambatan).
Perjalanan terjadinya komunikasi diawali dari pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan
oleh saluran (channel) sampai komunikan sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah
pesan oleh komunikan tergantung dari feedback yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif
menunjukkan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukkan bahwa
pesan bisa saja tidak dipahami dengan benar. Guna membantu penyampaian pesan ini diperlukan
saluran rupa media pembelajaran.
Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena ada yang noise
(hambatan). Noise dapat dialami oleh komunikator, komunikan , pada pesan yang disampaikan,
maupun pada channel (saluran) yang digunakan. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan
guru karena perutnya sedang sakit, berarti ada gangguan pada komunikan. Siswa tidak menerima
materi dengan jelas karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana berisik mengganggu
pendengaran, dalam hal ini salurannya yang terganggu. Guru tidak antusias, tidak bersemangat
dalam mengajar sehingga siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya karena guru
tersebut sedang ada masalah keluarga, dalam alinea terdapat gangguan pada komunikator.
Kata ‘media’ merupakan bentuk jamak dari kata ‘medium’ yang secara harfiah memiliki arti
perantara atau pengantar. Selain itu juga dimaknai sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, serta sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. Beberapa pendapat tentang
pengertian media sebagai berikut.
Media perangkat pembelajaran komputasi terdiri atas unsur perangkat keras (hardware) sebagai
sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan agar sebut dan unsur
pesan yang dibawa (message/software) sebagai informasi yang akan disampaikan kepada siswa.
Pada belajar matematika, seorang guru dapat menggunakan alat peraga sebagai media
pembelajaran dengan tujuan materi yang diberikan mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan alat
peraga bertujuan untuk mengoptimalkan kegunaan seluruh pancaindra guna menambahkan
efektivitas mahasiswa dengan langkah mendengar, meraba, serta menggunakan pikirannya dengan
logis. Oleh sebab itu, seorang guru harus mengenal jenis-jenis media pembelajaran matematika.
Penggolongan jenis-jenis untuk pembelajaran komputasi matematika sebagai berikut.
1) Media audio, yaitu media yang hanya memberi stimulasii berupa nada saja dan tanpa
menggunakan proyektor, tetapi memiliki alat kelengkapan khusus yang bisa memberikan
atau pun memperkeras nada. Misalnya radio dan tape recorder.
2) Media audio visual, yaitu media yang memberikan stimulasi lupa suara dan penglihatan.
Misalnya televisi dan video tape recorder.
3) Media dengan proyeksi, yaitu media yang pemakaiannya memfungsikan proyektor. Misalnya
film, slide power point, dan lain-lain.
4) Video tanpa proyeksi dua dimensi, yaitu tipe yang pemakaiannya tanpa proyektor serta
hanya memiliki dua ukuran, yaitu panjang serta lebar. Misalnya papan catat (white board),
papan tempel, papan fanel, dan lain-lain.
5) tanpa proyeksi tiga dimensi, yaitu tipe media yang pemakaiannya tanpa proyektor serta
memiliki ukuran panjang, lebar, tidak tipis, dan tinggi. Misalnya boneka dan lain-lain.
Perkembangan teknologi komunikasi begitu cepat sehingga berdampak pada hampir segala sisi
kehidupan manusia, terlebih pada siswa di sekolah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
media yang paling efektif digunakan untuk mencapai mutu terbaik dalam memasuki era globalisasi
sekarang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang biasa disebut sebagai komputasi.
Komputasi adalah istilah umum yang mengacu pada teknologi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengedit dan mendapatkan informasi.
1) Penggunaan komputasi
Terdapat lima perspektif dalam peranan media komputasi yaitu media sebagai agen
sosialisasi, media sebagai alat mental untuk berpikir memecahkan masalah, media
sebagai motivator untuk belajar, media sebagai teknologi, dan media sebagai tutor.
Oleh sebab itu, bagai pendidikan di era globalisasi memiliki tanggung jawab
mempersiapkan dan menghasilkan daya sumber yang mampu menghadapi semua
tantangan perubahan yang ada di sekitarnya yang berjalan sangat cepat. Oleh
karena itu, pendidikan perlu diarahkan agar mampu menyediakan sumber daya
manusia yang mampu menghadapi tantangan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi. Secara umum, penggunaan komputasi dalam pendidikan dideskripsikan
sebagai berikut.
a) Komputasi sebagai alat bantu, misalnya ketika membuat tugas,
mengumpulkan data dan dokumentasi, dalam melaksanakan penelitian.
b) Komputasi sebagai media proses pembelajaran, di mana guru dapat
mengajar dan siswa dapat belajar.
c) Komputasi sebagai objek pembelajaran yang kebanyakan terorganisir dalam
kursus-kursus spesial. Hal yang dipelajari tergantung pada bentuk
pendidikan dan level siswa.
2) Masalah-masalah dalam penerapan media komputasi
kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam
pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini yang diharapkan agar
dengan adanya media pembelajaran atau dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis komputasi, siswa dapat kreatif dan berkembang sesuai
dengan yang diinginkan. Masalah-masalah dalam penerapan media komputasi, yaitu
sebagai berikut.
a) Sarana sekolah belum memadai, karena tidak semua sekolah memiliki
sarana yang menjadi syarat pemanfaatan teknologi disebut.
b) Keterbatasan biaya dan tenaga operasional komputasi untuk melakukan
penjadwalan,, pengoperasian, perawatan, dan lain-lain.
c) Kondisi keamanan sekolah kurang memadai. Komputasi akan lebih baik jika
kondisi keamanan sekolah juga baik.
a. Sistem terpusat
Sistem informasi terpusat biasanya dirancang dan dibangun dengan menggunakan web
server, data base server, dan bahasa pemrograman yang dapat diinterpretasikan oleh browser (alat
yang digunakan untuk mengakses informasi di internet menggunakan port 80). Sistem informasi
terpusat (sentralisasi) merupakan suatu sistem informasi yang penempatan data dan aplikasi untuk
mengakses data tersebut menjadi satu tempat (server), sedangkan terminal hanya berfungsi untuk
menginput data dari keyboard saja. Sistem terpusat ini juga dikenal dengan istilah dumb terminal, di
mana pada terminal/workstation yang ada hanya keyboard dan monitor. Adapun yang memakai
sistem ini adalah mainframe dan komputer mini. Peralatan tambahan seperti printer dan scanner
terhubung langsung ke server sehingga setiap komputer client yang akan melakukan pencetakan
dokumen dapat melakukan pencetakan jarak jauh, begitu pula untuk scanner. Sistem terpusat
memiliki beberapa kelebihan diantaranya memakai CPU menjadi sangat efisien, sebagai sarana
aplikasi multiuser, dan standardisasi mudah lebih terjamin, dan standardisasi mudah diterapkan.
Selain itu, sistem terpusat juga memiliki kekurangan sebagai berikut.
1) Bila beban kerja CPU sangat besar, maka unjuk kerja sistem akan turun.
2) Bila komputer pusat mengalami kerusakan, maka seluruh sistem tidak
dapat berfungsi
3) Kekurangan fleksibel dalam pelayanan, karena semua peralatan bantu
seperti hardisk, printer, dan lain-lainnya disimpan atau dipasang pada
tempat yaitu komputer pusat.
Sistem terdistribusi membutuhkan perangkat lunak yang berbeda dengan sistem terpusat.
Tujuan dari komputasi terdistribusi adalah menyatukan kemampuan dari sumber daya (sumber
komputasi atau sumber informasi) yang terpisah secara fisik, ke dalam suatu sistem gabungan yang
terkoordinasi dengan kapasitas yang jauh melebihi dari kapasitas individual komponen-
komponennya. Komputasi terdistribusi dalam ilmu komputer akan mempelajari penggunaan
terkoordinasi dari komputer yang secara fisik terpisah (terdistribusi). Adapun sistem terdistribusi
adalah sekumpulan prosesor yang tidak saling berbagi memori atau clock. Setiap prosesornya
memiliki memori lokal tersendiri dan berkomunikasi satu sama lain melalui jaringan komunikasi
seperti LAN atau WAN. secara umum, topologi jaringan dibagi menjadi fully connected network dan
partially connected network yang terbagi lagi menjadi tiga bentuk, yaitu tree-structured network,
star network, dan ring network.
Sistem informasi terdistribusi dibangun dengan cara memisahkan secara fisik untuk setiap
fungsi dan tugas sebuah komputer dengan ruang lingkup jaringan komputer. Pemisahan antara
aplikasi server dengan database server serta komputer client yang terhubung dalam jaringan area
lokal terbatas (Lokal Area Network) diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dari setiap komputer
yang mengakses informasi. Tujuan lain yang ingin dicapai dalam komputasi terdistribusi adalah
transparansi. Kenyataan bahwa sumber daya yang dipakai oleh user sistem terdistribusi berada pada
lokasi fisik yang terpisah, diketahui oleh user tersebut. Transparansi ini memberi peluang pada user
sistem terdistribusi untuk melihat sumber daya yang terpisah tersebut seolah-olah sebagai suatu
sistem komputer tunggal, seperti yang bisa digunakannya.
Salah satu Masalah yang dihadapi dalam usaha menyatukan sumber daya terpisah adalah
skalabilitas dapat atau tidaknya sistem tersebut dikembangkan lebih jauh untuk mencakup sumber
daya komputasi yang lebih banyak. Namun demikian, sistem operasi terdistribusi menjadi salah satu
implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang heterogen
terhubung dalam satu jaringan. Keuntungan dari sistem terdistribusi adalah memberikan akses bagi
user untuk dapat mengembangkan sumber daya sistem, peningkatan kecepatan komputasi, dan
meningkatkan availabilitas (ketersediaan) dan reliabilitas data. Sebuah sistem terdistribusi harus
menyediakan mekanisme sinkronisasi proses dan komunikasi, harga tangga dari deadlock serta
dapat mengatasi failure yang tidak muncul dalam sistem terpusat.