Anda di halaman 1dari 8

BERFIKIR KOMPUTASIONAL ( TEMATIS )

Pada abad 21. Setiap orang di tuntun untuk berpikir cepat bagaikan sebuah komputer yang
mengetahui segala jawabannya. Salah satu contoh dalam kegiatan sehari-hari, dari mulai aktivitas
bangun pagi sampai malam hari, semua sudah tersusun rapi dan terekam diotak kita masing-masing.
Berpikir secara komputer menjadikan otak seseorang dapat menyusun berbagai langkah dalam
setiap jawaban yang diperlukan. Diawali dari menganalisis masalah secara algoritme,
menggeneralisasikan setiap masalah dengan solusi, hingga mampu membedakan setiap masalah
dengan masalah lainnya, dan penyampaian informasi yang cepat dan langsung diterima otak kita
secara lebih rinci.

Ringkasan Materi

A. Penerapan Computational Thinking


Budaya media internet banyak memengaruhi dan mengubah kebiasaan kita di
berbagai aspek di semua lingkup kehidupan berkomunikasi kita selama ini, misalnya
transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka, kini
sangat mudah dan sering melakukan melalui internet. Transaksi melalui internet dikenal
dengan nama e-commerce. Adapun media sosial internet sebagai salah satu media online
para warganet untuk bisa berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan blog, sosial network
(jejaring sosial), wiki, forum dan dunia virtual. Budaya digital adalah jenis budaya teks yang
berkesinambungan yang akan terus berkembang dan mengubah berbagai aspek di masa
mendatang.

Beberapa hal yang menggambar konsep komputasi yang didukung dengan aplikasi
teknologi di antaranya perancangan produk dikelola oleh komputer, proses kerja yang di
gerakkan oleh komputer, proses kerja yang digerakkan oleh komputer, komputer menjadi
sarana komunikasi yang efektif, dan juga komputer sebagai pusat informasi. Selain itu juga
produk yang digerakkan sistem komputer di antaranya smart car (mobil pintar), smart card
(kartu pintar), smart house (rumah pintar), dan smart road (jalan pintar).

1. Komputasi dan Automasi yang lebih Kompleks

Aplikasi teknologi kurang sempurna tanpa dukungan mesin pintar berkemampuan


analitik. Kehadiran teknologi komputasi yang semakin canggih telah mengubah gaya hidup
yang berdampak pada tuntutan kompetensi manusia. Dalam hal ini, Computational Thinking
dapat diterapkan di berbagai aspek, mulai dari kehidupan sehari-hari sampai dunia kerja,
sehingga pemikiran tersebut sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah.
Computational thinking atau kau berpikir komputasi digunakan sebagai teknik pemecahan
masalah yang sangat luas dalam cakupan penerapannya. Empat prinsip yang tercakup di
dalam pemikiran komputasional yaitu dekomposisi, abstraksi, pengenalan pola, dan
perancangan algoritma. Jika dikaitkan dengan pendidikan STEM, berpikir komputasi sebagai
seperangkat keterampilan kognitif peluang pada guru dalam mengidentifikasi sebuah pola,
memecahkan masalah menjadi langkah-langkah kecil, atur dan merangkai langkah untuk
mendapatkan solusi yang baik.
Beberapa model komputasi diantaranya Finite State Automata (FSA)/Finite State
Machine (FSM), Push Down Automata (PDA), dan Mesin Turing (Turing Machine). Sedangkan
ilmuwan-ilmuwan yang menjadi pionir di dalam teori komputasi di antaranya Alonzo Church,
Kurt Gödel, Alan Turing, Stepen Kleene, John Von Neuman, dan Claude Elwood Shannon.
Claude Elwood Shannon adalah insinyur kelistrikan dari Amerika dengan karyanya yang
paling terkenal adalah “Mathematical Theory of Communication” pada tahun 1949 dan
untuk pertama kalinya memakai istilah “bit” kependekan dari binary digit. Bit adalah satuan
dasar untuk penyimpanan dan komunikasi informasi dalam teori komputasi dan informasi
digital. Bit juga dipakai sebagai satuan ukuran untuk kapasitas sebuah digital biner, misalnya
72 Mbps (Mega bit per detik). Beliau disebut sebagai Bapak Teori Informasi.

2. Persoalan Komputasi dan Automasi

Selain berdampak struktural pada ruang lingkup kehidupan manusia, teknologi juga
membangkitkan proses kultural dalam masyarakat yang diterpanya. Hal ini disebut gejala
technopoly yang dicetuskan Neil Postman. Dalam hal ini, yang menjadi masalah adalah
sejauh mana suatu masyarakat siap memasuki zaman yang ditandai oleh supremasi
teknologi sebagai sumber daya pembangkit budaya baru tanpa merapuhkan ketahanan
budayanya sendiri. Oleh sebab itu, bukan hal yang keliru untuk menyatakan dominasi
teknologi akan berlanjut dengan berseminya budaya baru yang melahirkan berbagai nilai
baru yang cenderung menjadi acuan perilaku manusia modern dalam berbagai pola interaksi
dengan sesamanya.

a. Konsep pembelajaran

Pembelajaran bisa diterjemahkan sebagai kegiatan yang melibatkan seseorang


dalam upaya memperoleh kegiatan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber yang ada. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu
peserta didik sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Pada sistem pembelajaran
modern saat ini, siswa bukan hanya berperan sebagai komunikasi (penerima pesan), tetapi
bisa bertindak sebagai penyampai pesan (komunikator). Pada kondisi seperti itu maka terjadi
apa yang disebut dengan komunikasi dua arah atau bahkan komunikasi banyak arah. Bentuk
komunikasi pembelajaran manapun sangat diperlukan peran media untuk lebih
meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan atau kompetensi. Artinya, proses
pembelajaran tersebut akan terjadi jika ada komunikasi antara penerima pesan dengan
sumber atau penyalur pesan lewat media tersebut. Hal terpenting dalam kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning procsess), yang salah satunya
berupa pembelajaran matematika (ilmu pasti). Matematika sebagai salah satu ilmu dasar
memegang peranan penting dalam mempercepat penguasaan ilmu teknologi. Hal itu
dikarenakan matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan cara
berpikir logis, sistematis, dan kritis. Objek-objek matematika berupa fakta, konsep, prinsip,
dan relasi memiliki sifat yang abstrak sebab hanya ada dalam pikiran manusia. Bahasa yang
digunakan dalam matematika adalah serangkaian simbol-simbol yang kosong dari arti dan
sangat formal sifatnya.
b. Proses berpikiir

Proses berpikir seseorang dibedakan sebagai berikut

1) Berpikir konseptual
Proses berpikir konseptual adalah proses berpikir yang selalu memecahkan suatu masalah
menggunakan konsep yang telah dia miliki berdasarkan hasil penilaiannya selama ini.
Prinsip kerja proses berpikir konseptual yaitu dalam melaksanakan rencana penyelesaian
cenderung memulai pelaksanaan setelah mendapat ide yang jelas, di mana setiap langkah
yang dibuatnya dapat di jelaskan dengan benar dengan benar serta cenderung
menyelesaikan soal menggunakan konsep yang telah di pelajarinya. Jika terjadi kesalahan
dalam penyelesaian soal, maka proses penyelesaian kembali diulang sehingga diperoleh
hasil yang benar.

2) Berpikir semikonseptual
Proses berpikir semikonseptual identik dengan cara berpikir yang cenderung menyelesaikan
suatu masalah dengan menggunakan konsep tetapi belum sepenuhnya lengkap maka
penyelesaiannya dicampur dengan cara penyelesaian dengan menggunakan intuisi. Prinsip
kerja proses berpikir semi konseptual yaitu dalam melaksanakan rencana penyelesaian
cenderung menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep yang ada, tetapi sering
gagal karena konsep itu belum dipahami dengan baik.

3) Berpikir komputasional
proses berpikir komputasional identik dengan cara berpikirnya yang pada umumnya
menyelesaikan suatu masalah tidak menggunakan konsep tetapi lebih mengandalkan intuisi,
akibatnya sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan masalah. Prinsip kerja proses
berpikir komputational adalah dalam melaksanakan rencana penyelesaian yang cenderung
mulai langkah penyelesaian walaupun ide yang jelas belum diperoleh atau setiap langkah
yang dibuatnya tidak dapat dijelaskan dengan benar. Selain itu, cenderung menyelesaikan
soal terlepas dari konsep-konsep yang dimiliki. Jika terjadi kesalahan penyelesaian, harga
kesalahannya tidak dapat diperbaiki dengan benar.

c. Efektivitas sebuah komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang
terlibat yaitu komunikator, komunikan, channel, message, feedback, dan noise (hambatan).
Perjalanan terjadinya komunikasi diawali dari pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan
oleh saluran (channel) sampai komunikan sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah
pesan oleh komunikan tergantung dari feedback yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif
menunjukkan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukkan bahwa
pesan bisa saja tidak dipahami dengan benar. Guna membantu penyampaian pesan ini diperlukan
saluran rupa media pembelajaran.

Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena ada yang noise
(hambatan). Noise dapat dialami oleh komunikator, komunikan , pada pesan yang disampaikan,
maupun pada channel (saluran) yang digunakan. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan
guru karena perutnya sedang sakit, berarti ada gangguan pada komunikan. Siswa tidak menerima
materi dengan jelas karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana berisik mengganggu
pendengaran, dalam hal ini salurannya yang terganggu. Guru tidak antusias, tidak bersemangat
dalam mengajar sehingga siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya karena guru
tersebut sedang ada masalah keluarga, dalam alinea terdapat gangguan pada komunikator.

d. Media perangkat pembelajaran komputasi

Kata ‘media’ merupakan bentuk jamak dari kata ‘medium’ yang secara harfiah memiliki arti
perantara atau pengantar. Selain itu juga dimaknai sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, serta sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. Beberapa pendapat tentang
pengertian media sebagai berikut.

1) Association of Education Communication Technology (AECT) berpendapat media sebagai


segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penerimaan pesan.
2) National Education Association (NEA) berpendapat bahwa media merupakan sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun audiovisual, termasuk teknologi perangkat
kerasnya.

Media perangkat pembelajaran komputasi terdiri atas unsur perangkat keras (hardware) sebagai
sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan agar sebut dan unsur
pesan yang dibawa (message/software) sebagai informasi yang akan disampaikan kepada siswa.
Pada belajar matematika, seorang guru dapat menggunakan alat peraga sebagai media
pembelajaran dengan tujuan materi yang diberikan mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan alat
peraga bertujuan untuk mengoptimalkan kegunaan seluruh pancaindra guna menambahkan
efektivitas mahasiswa dengan langkah mendengar, meraba, serta menggunakan pikirannya dengan
logis. Oleh sebab itu, seorang guru harus mengenal jenis-jenis media pembelajaran matematika.
Penggolongan jenis-jenis untuk pembelajaran komputasi matematika sebagai berikut.

1) Media audio, yaitu media yang hanya memberi stimulasii berupa nada saja dan tanpa
menggunakan proyektor, tetapi memiliki alat kelengkapan khusus yang bisa memberikan
atau pun memperkeras nada. Misalnya radio dan tape recorder.
2) Media audio visual, yaitu media yang memberikan stimulasi lupa suara dan penglihatan.
Misalnya televisi dan video tape recorder.
3) Media dengan proyeksi, yaitu media yang pemakaiannya memfungsikan proyektor. Misalnya
film, slide power point, dan lain-lain.
4) Video tanpa proyeksi dua dimensi, yaitu tipe yang pemakaiannya tanpa proyektor serta
hanya memiliki dua ukuran, yaitu panjang serta lebar. Misalnya papan catat (white board),
papan tempel, papan fanel, dan lain-lain.
5) tanpa proyeksi tiga dimensi, yaitu tipe media yang pemakaiannya tanpa proyektor serta
memiliki ukuran panjang, lebar, tidak tipis, dan tinggi. Misalnya boneka dan lain-lain.

e. Media pembelajaran komputasi

Perkembangan teknologi komunikasi begitu cepat sehingga berdampak pada hampir segala sisi
kehidupan manusia, terlebih pada siswa di sekolah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
media yang paling efektif digunakan untuk mencapai mutu terbaik dalam memasuki era globalisasi
sekarang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang biasa disebut sebagai komputasi.
Komputasi adalah istilah umum yang mengacu pada teknologi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengedit dan mendapatkan informasi.
1) Penggunaan komputasi
Terdapat lima perspektif dalam peranan media komputasi yaitu media sebagai agen
sosialisasi, media sebagai alat mental untuk berpikir memecahkan masalah, media
sebagai motivator untuk belajar, media sebagai teknologi, dan media sebagai tutor.
Oleh sebab itu, bagai pendidikan di era globalisasi memiliki tanggung jawab
mempersiapkan dan menghasilkan daya sumber yang mampu menghadapi semua
tantangan perubahan yang ada di sekitarnya yang berjalan sangat cepat. Oleh
karena itu, pendidikan perlu diarahkan agar mampu menyediakan sumber daya
manusia yang mampu menghadapi tantangan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi. Secara umum, penggunaan komputasi dalam pendidikan dideskripsikan
sebagai berikut.
a) Komputasi sebagai alat bantu, misalnya ketika membuat tugas,
mengumpulkan data dan dokumentasi, dalam melaksanakan penelitian.
b) Komputasi sebagai media proses pembelajaran, di mana guru dapat
mengajar dan siswa dapat belajar.
c) Komputasi sebagai objek pembelajaran yang kebanyakan terorganisir dalam
kursus-kursus spesial. Hal yang dipelajari tergantung pada bentuk
pendidikan dan level siswa.
2) Masalah-masalah dalam penerapan media komputasi
kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam
pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini yang diharapkan agar
dengan adanya media pembelajaran atau dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis komputasi, siswa dapat kreatif dan berkembang sesuai
dengan yang diinginkan. Masalah-masalah dalam penerapan media komputasi, yaitu
sebagai berikut.
a) Sarana sekolah belum memadai, karena tidak semua sekolah memiliki
sarana yang menjadi syarat pemanfaatan teknologi disebut.
b) Keterbatasan biaya dan tenaga operasional komputasi untuk melakukan
penjadwalan,, pengoperasian, perawatan, dan lain-lain.
c) Kondisi keamanan sekolah kurang memadai. Komputasi akan lebih baik jika
kondisi keamanan sekolah juga baik.

3. Implementasi Persoalan Komputasi dalam Sistem Terrpusat dan Terdistribusi


Sistem informasi bisa didefinisikan sebagai suatu solusi TI yang berorientasi untuk
berorganisasi si dan manajemen sebuah tantangan tersebut. Interaksi antara unit organisasi
TI dan unit lainnya merupakan penentuan utama keberhasilan organisasi. Sistem informasi
dapat terpusat atau terdistribusi.

a. Sistem terpusat

Sistem informasi terpusat biasanya dirancang dan dibangun dengan menggunakan web
server, data base server, dan bahasa pemrograman yang dapat diinterpretasikan oleh browser (alat
yang digunakan untuk mengakses informasi di internet menggunakan port 80). Sistem informasi
terpusat (sentralisasi) merupakan suatu sistem informasi yang penempatan data dan aplikasi untuk
mengakses data tersebut menjadi satu tempat (server), sedangkan terminal hanya berfungsi untuk
menginput data dari keyboard saja. Sistem terpusat ini juga dikenal dengan istilah dumb terminal, di
mana pada terminal/workstation yang ada hanya keyboard dan monitor. Adapun yang memakai
sistem ini adalah mainframe dan komputer mini. Peralatan tambahan seperti printer dan scanner
terhubung langsung ke server sehingga setiap komputer client yang akan melakukan pencetakan
dokumen dapat melakukan pencetakan jarak jauh, begitu pula untuk scanner. Sistem terpusat
memiliki beberapa kelebihan diantaranya memakai CPU menjadi sangat efisien, sebagai sarana
aplikasi multiuser, dan standardisasi mudah lebih terjamin, dan standardisasi mudah diterapkan.
Selain itu, sistem terpusat juga memiliki kekurangan sebagai berikut.

1) Bila beban kerja CPU sangat besar, maka unjuk kerja sistem akan turun.
2) Bila komputer pusat mengalami kerusakan, maka seluruh sistem tidak
dapat berfungsi
3) Kekurangan fleksibel dalam pelayanan, karena semua peralatan bantu
seperti hardisk, printer, dan lain-lainnya disimpan atau dipasang pada
tempat yaitu komputer pusat.

b. Sistem terdistribusi ( tersebar )

Sistem terdistribusi membutuhkan perangkat lunak yang berbeda dengan sistem terpusat.
Tujuan dari komputasi terdistribusi adalah menyatukan kemampuan dari sumber daya (sumber
komputasi atau sumber informasi) yang terpisah secara fisik, ke dalam suatu sistem gabungan yang
terkoordinasi dengan kapasitas yang jauh melebihi dari kapasitas individual komponen-
komponennya. Komputasi terdistribusi dalam ilmu komputer akan mempelajari penggunaan
terkoordinasi dari komputer yang secara fisik terpisah (terdistribusi). Adapun sistem terdistribusi
adalah sekumpulan prosesor yang tidak saling berbagi memori atau clock. Setiap prosesornya
memiliki memori lokal tersendiri dan berkomunikasi satu sama lain melalui jaringan komunikasi
seperti LAN atau WAN. secara umum, topologi jaringan dibagi menjadi fully connected network dan
partially connected network yang terbagi lagi menjadi tiga bentuk, yaitu tree-structured network,
star network, dan ring network.

Penerapan komputasi terdistribusi dalam sebuah infrastruktur yang menghubungkan sebuah


komputer dengan komputer lain di seluruh dunia bertujuan melakukan suatu komputasi yang rumit
sehingga memakan waktu lama oleh satu super komputer hanya membutuhkan waktu yang lebih
sedikit. Sebagai gambaran superkomputer tercepat per juni 2005 yang dipegang oleh Bluegene/L
memiliki kecepatan komputasi 136.800 GFlops atau 136.8 TFlops. Sedangkan sebuah komputer
Pentium 4 memiliki kecepatan rata-rata 1.3 GFlops. Menurut buku rekor Guinness, proyek seti@
home sejak diluncurkan pada 17 Mei 1999 hingga Juli 2001 telah mencapai komputasi terbesar 890
ZFlops.

Sistem informasi terdistribusi dibangun dengan cara memisahkan secara fisik untuk setiap
fungsi dan tugas sebuah komputer dengan ruang lingkup jaringan komputer. Pemisahan antara
aplikasi server dengan database server serta komputer client yang terhubung dalam jaringan area
lokal terbatas (Lokal Area Network) diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dari setiap komputer
yang mengakses informasi. Tujuan lain yang ingin dicapai dalam komputasi terdistribusi adalah
transparansi. Kenyataan bahwa sumber daya yang dipakai oleh user sistem terdistribusi berada pada
lokasi fisik yang terpisah, diketahui oleh user tersebut. Transparansi ini memberi peluang pada user
sistem terdistribusi untuk melihat sumber daya yang terpisah tersebut seolah-olah sebagai suatu
sistem komputer tunggal, seperti yang bisa digunakannya.

Salah satu Masalah yang dihadapi dalam usaha menyatukan sumber daya terpisah adalah
skalabilitas dapat atau tidaknya sistem tersebut dikembangkan lebih jauh untuk mencakup sumber
daya komputasi yang lebih banyak. Namun demikian, sistem operasi terdistribusi menjadi salah satu
implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang heterogen
terhubung dalam satu jaringan. Keuntungan dari sistem terdistribusi adalah memberikan akses bagi
user untuk dapat mengembangkan sumber daya sistem, peningkatan kecepatan komputasi, dan
meningkatkan availabilitas (ketersediaan) dan reliabilitas data. Sebuah sistem terdistribusi harus
menyediakan mekanisme sinkronisasi proses dan komunikasi, harga tangga dari deadlock serta
dapat mengatasi failure yang tidak muncul dalam sistem terpusat.

Anda mungkin juga menyukai