Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Diluar Kampus Utama Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
2022
3
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Tugas Akhir dan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Ujian Akhir
S.Kp, .MKM.
4. Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan Riau Bapak Ns. Yulianto,
7. Bapak/Ibu dosen beserta seluruh staf Poltekkes Kemenkes Riau Program Studi D III
Keperawatan Di Luar Kampus Utama yang memberikan bekal ilmu dan dukungan
untuk penulis.
8. Kedua orang tua tercinta bapak sopingi dan ibunda siti rukmini beserta kakak
rahayu suhartiningsih dan adik raudha shakila dan adik septian herlambang
Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
ii
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………….................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………….................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….....................vi
DAFTAR TABEL……………………………………………….........................ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………....................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………...................................................1
1.2 Rumusan Masalah ………………………….................................................2
1.3 Tujuan penelitian………………………………………................................3
1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian……………………………………...................................4
iii
7
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut data dari world health organization (WHO) pada tahun 2019
hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis serius yang secara
signifikan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan
kebutaan. Ini adalah salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.
Dari sekitar 1,13 miliar orang yang menderita hipertensi, 80% yang mengidapnya.
Penyebab utama peningkatan hipertensi adalah pola makan yang tidak sehat,
kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol dan merokok. Prevalensi hipertensi
diseluruh wilayah dan kelompok pendapatan Negara yang berbeda terdapat angka
yang tidak sama. Wilayah Afrika memiliki prevalensi hipertensi tertinggi (27%)
sedangkan Wilayah Amerika memiliki prevalensi hipertensi terendah (18%).
1
2
Data yang didapatkan dari Profil kesehatan Provinsi Riau tahun 2019 dari
13 kabupaten/kota yang berada di Provinsi Riau kasus hipertensi tertinggi berada
di Bengkalis yaitu sebanyak 85%. sedangkan yang terendah berada di Dumai
yaitu sebanyak 1%, sedangkan Indragiri Hulu menempati urutan ke delapan yaitu
sebanyak 13% (Profil Kesehatan Provinsi Riau, 2019).
Penderita penyakit hipertensi harus menjaga pola makan dan juga harus
melakukan olahraga. Perawat dalam menjalankan peran edukator membantu
pasien untuk meningkatkan kesehatan melalui pengetahuan terkait dengan
keperawatan medis yang diterima, sehingga pasien atau keluarga dapat menerima
tanggung jawab hal-hal yang diketahuinya. Edukasi yang diberikan perawat dapat
menambah pengetahuan pasien tentang bagaimana perawatan dan pengobatan
terhadap penyakit yang diderita. Pasien akan mengetahui cara terbaik
penatalaksanaan terhadap penyakit, sehingga kesadaran utnuk patuh terhadap
perawatan dan pengobatan akan meningkat (Manoppo et al,2016).
(3) Menyusun intervensi keperawatan pada pasien hipertensi dengan resiko jatuh
(5) Melakukan Evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi dengan resiko jatuh
Hasil dari penulisan Studi Kasus ini dapat dijadikan pendukung dari teori yang
ada khususnya Asuhan Keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan
resiko jatuh di UPTD Puskesmas Pekan Heran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
jantung dan daya tahan pembuluh darah. Hipertenbsi dan penyakit jantung adalah
jumlah garam dalam makanan di seluruh dunia dan ini berperan dalam hipertensi
205).
Hipertensi didefinisikan sebagai teknan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan diastolik lebih dari 90 mmHg berdasarkan pada dua kali pengukuran
6
hipertensi anatara lain serangan jantung, gagal ginjal, stoke dan pengelihatan
dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.
berkepanjangan akibat gangguan garam dan air oleh ginjal. Peningkatan volume
berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormone
pada aertoriol atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan
Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan
tekanan darah tinggi (padahal tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa terjadi
pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal. Jika hipertensinya berat atau menurun dan tidak diobati, bisa tumbul
gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, sesak napas, gelisah, pandangan kabur
karena adanya keruskan pada otak, mata,jantung dan ginjal (Manuntung, 2018:7).
2.1.4 Patofisiologi
tekanan darah. Namun, masih belum ada penyebab tunggal yang dapat
hipertensi primer belum diketahui, meskipun telah banyak penyebab yang dapat
(1) Aterosklerosis.
(3) Baroreseptor.
arteri menyebabkan tekanan darah meningkat. Peranan ahli gizi dalam pemasukan
hubungan antara tingginya sodium pada individu yang berdampak pada tingginya
2.1.5 Komplikasi
Menurut Aspiani (2015), komplokasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi
yaitu:
(1) Stroke, dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat dari embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajang darah
tinggi.
9
(2) Infark miokard, dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
(3) Gagal ginjal, dapat terjadi akibat kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
henefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
(4) Ensefalopati (kerusakan otak), dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang sangat meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat
(5) Kejang, dapat terjadi pada wanita preeclampsia. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat, kemudian
Manajemen pengendalian hipertensi yang dapat di lakukan terdiri dari 3 hal yaitu :
(3) Proteksi spesifik : kurangi garam sebagai salah satu faktor resiko
10
(6) Rehabilitasi yaitu upaya perbaikan dampak lanjutan hipertensi yang tidak bisa
diobati
(1) Besar masalah , dengan menggunakan metode survey populasi tekanan darah
studi kepatuhan.
populasi
populasi.
11
Stress merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
Manajemen stress yang baik dan mampu untuk mengelola stress dapat kita
meditasi, yoga, mendengarkan musik serta berada di tempat yang tenang. Selain
itu, faktor yang memiliki peranan cukup penting dalam manajemen stress adalah
adanya dukungan dari keluarga atau teman terdekat. Dukungan yang dapat
2.1.7 Penatalaksanaan
(7) Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah) diet hipertensi
hati-hati terhadap makanan yang dapat memicu timbulnya hipertensi, antara lain :
(1) Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan menggunakan
garam dapur/soda, biskuit, daging asap, dendeng, abon, ikan asin, telur pindang,
(2) Otak, ginjal, lidah, keju, margarin, mentega biasa, dan lainnya.
(3) Bumbu-bumbu: garam dapur, baking powder, soda kue, kecap, terasi, petis,
2.1.7.2 Medikamentosa
Hipertensi ringan sampai sedang, dicoba dulu diatasi dengan pengobtan non
(3) Methyldopa
13
dinaikkan sampao respons yang diinginkan. Lebih tua usia penderita, penggunaan
obat harus lebih hati-hati. Hipertensi sedang sampai berat dapat diobati dengan
kombimasi HCT + propranolol, atau HCT + kaptopril, bila obat tunggal tidak
efektif. Pada hipertensi berat yang tidak sembuh dengan kombinasi di atas di
jangan beri beta blocker. Bila ada penyulit/hipertensi emergensi segera rujuk ke
rumah sakit.
Menurut Efendy (dalam Bangga D.F., 2015), keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan berapa orang yang
(1) Tradisional
(a) Keluarga inti mengacu pada keluarga (biologis atau adopsi) yang terdiri
(b) Keluarga besar mengacu pada keluarga inti dan keluarga lain yang
(c) Keluarga Dayt adalah terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak.
(d) Single Parent keluarga yang terdiri dari orang tua (ayah/ibu) dan anak.
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dan anak-anak dari
Keluarga yang tinggal bersama namun bisa saja berganti pasangan tanpa
adanya menikah.
Orang dengan jenis kelamin yang sama hidup dengan “pasangan nikah”
Orang dewasa yang tinggal satu rumah tetapi tidak ada ikatan pernikahan.
pernikahan
Kelompok jaringan keluarga dimana keluarga inti meiliki ikatan yang sama
(k) Gang
16
saling terkait satu sama lain. Struktur dalam keluarga terbagi menjadi 4 yaitu :
untuk keluarga, tetapi juga untuk semua jenis hubungan. Tanpa komunikasi, tidak
aka nada hubungan yang dekat dan intim, atau bahkan saling pengertian. Dalam
sebagai berikut:
(a) Terbuka, jujur, berpikiran positif, dan selalu berusaha menyelesaikan konflik
keluarga.
komunikasi semacam ini kadang terjadi ketika orang tua mengasuh bayi ataupun
sebaliknya. Orang tua lebih aktif dan kreatif dalam merespon (stimulus). Melalui
balik. Di sisi lain, penerima pesan selalu siap mendengarkan, memberikan umpan
Pada saat yang sama, keluarga dengan metode komunikasi yang buruk
keluarga.
tertentu. Ayah berperan sebagai kepala keluarga, ibu berperan sebagai daerah
dapat saling memahami dan mendukung. Selain peran utama terdapat peran
informal, peran tersebut dilakukan dalam kondisi tertentu atau sudah menjadi
mengubah perilaku anggotanya kearah yang lebih positif dalam hal perilaku dan
interaksi. Dimana kekuatan ini dapat dibangun dengan berbagai cara. Selain itu,
dilakukan sang ayah akan menjadi teladan bagi pasangan dan anak-
anaknya.
keluarga. Hal ini tentunya sering terjadi di masyarakat kita, jika anak-anak
anak, tapi jika si anak tidak berhasil, maka itu tidak akan menghadiahinya.
Cara yang lebih baik adalah bahwa anak tetap akan diberikan
penghargaan, tetapi jika berhasil, itu akan lebih rendah dari standar yang
dan aturan. Norma merupakan perilaku social yang baik berdasarkan sistem nilai
keluarga.
Nilai-nilai dalam keluarga tidak hanya dibentuk oleh keluarga itu sendiri, tetapi
juga diturunkan oleh keluarga istri atau suami. Perpaduan dua nilai dengan nilai
Struktur dan fungsi sangat erat kaitannya, dan ada interaksi yang
berkelanjutan antara satu sama lain. Strukturnya didasarkan pada model organisasi
Fungsi afektif yaitu dimana dalam suatu rumah tangga saling mengasuh
keluarga itu dapat dilihat bahwa terwujudnya fungsi emosional yang berhasil pada
setiap anggota keluarga mempertahankan suasana yang positif. Ini dapat dipelajari
dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Oleh karena
itu, dalam keluarga yang berhasil menjalankan fungsi emosional, semua anggota
20
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif serta saling menerima
Ada beberapa komponen yang perlu untuk dipenuhi oleh keluarga dalam
(1) Saling peduli, cinta, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
(3) Ketika suami dan istri sepakat untuk memulai hidup baru, mereka mulai
atau kekuatan sebaliknya adanya kerusakan dalam keluarga itu disebabkan karena
sendiri.
sosial.
individu belajar bersosialisasi, misalnya seorang anak yang baru lahir akan
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang ditunjukkan dalam proses
daya manusia. Oleh sebab itu dengan adanya hubungan pernikahan yang sah,
Dalam hal ini fungsi ekonomi pada keluarga yaitu untuk memenuhi segala
kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Seperti saat ini, yang terjadi adalah
banyaknya pasangan yang melihat masalah yang berujung pada perceraian karena
hal pendapatan yang sedikit atau tidak sesuai dengan kebutuhan sehari-hari antara
Jelaskan upaya yang diperoleh dari sekolah atau masyarakat sekitar dan
kegiatan keagamaan
kesehatan, yaitu dengan mengurus masalah kesehatan atau anggota keluarga, pada
dapat dilihat kemampuan medis dan kesehatan keluarga. Keluarga yang dapat
(1) Affection
(5) Socialization
membebaskan anggota
(6) Control
(1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan
atau adopsi.
(2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
(3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
siklus kehidupan keluarga, ada tahapan yang dapat yang dapat diperkirakan,
menurut kurun waktu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak
dimulai dengan pernikahan seorang anak adam dan menandai dimulainya sebuah
keluarga baru, keluarga atau suami istri yang bertujuan untuk menghasilkan
25
keturunan sudah menikah, perpindahan dari keluarga asli atau lajang ke hubungan
Tahap kedua dimulai dari kelahiran anak pertama dan berlangsung hingga
Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama pada usia 2,5 tahun dan
berakhir pada usia 5 tahun, pada tahap ini fungsi keluarga dan jumlah serta
dan keamanan
(c) Beradaptasi dengan bayi yang baru lahir sekaligus harus memenuhi kebutuhan
anak lainnya
(d) Menjaga hubungan yang sehat baik di dalam maupun diluar keluarga
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun, pada tahap ini biasanya anggota keluarga paling banyak, jadi
keluarga sangat sibuk, selain aktivitas sekolah, setiap anak memiliki aktivitas dan
Sekolah
(c) Memenuhi kebutuhan hidup dan biaya hidup yang terus meningkat, termasuk
perkembangan kecerdasan yang pesat, selama masa transisi dari masa kanak-
negative pada tahap psikologis remaja, oleh karena itu diperlukan penyesuaian
psikologis dan pembentukan sikap, nilai, dan minat baru. Tahap ini dimulai saat
anak pertama berusia 13 tahun dan meninggalkan rumah orang tuanya setelah 6-7
(c) Menjaga komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan,
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena orang tua menyerahkan
kewenangan atas diri sendiri dalam peran dan fungsinya, konflik sering terjadi
antara orang tua dan remaja karena anak ingin bebas melakukan aktivitas, dan
Tahap ini dimulai pada saat terakhir kali meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir kali meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan pada saat
(c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
28
Tahap ini dimulai pada saat seorang anak terakhir kali meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pension atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan
dengan anak, dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan pada
anak-anak
Tahap terakhir perkembangan keluarga inti ini dimulai saat salah satu
pasangan pension, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal. Proses lanjut usia dan pension merupakan realitas yang tidak dapat
dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.
(b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan
2.3 Jatuh
disadari oleh seseorang yang terduduk di tempat yang lebih rendah tanpa
Menurut miller (2012) jatuh pada lansia sebagian besar disebabkan oleh
Sebaliknya penurunan pada orang yang berusia lebih dari 75 tahun biasanya
dikaitkan dengan fakor terkait penyakit dan obat. Jatuh merupakan kondisi medis
Abdulmajeed & Ismail (2013) jatuh adalah salah satu sindrom geriatri yang paling
Menurut Ashar, (2016) mengatakan ada dua faktor yang menyebabkan lansia
jatuh yaitu :
(1)Faktor intrinsik
Faktor yang berasal dari dalam tubuh lansia, seperti faktor usia, fungsi kognitif
1)Usia
30
3) Riwayat penyakit
Gangguan jantung adalah salah satu contoh riwayat penyakit pada lansia,
karena gangguan jantung menyebabkan kehilangan oksigen ke jantung yang
mengakibatkan aliran darah ke jantung berkurang. Menurut mustakim (2015)
gangguan jantung pada lansia dapt menyebabkan lansia mengalami nyeri pada
daerah prekordinal dan sesak nafas, sehingga membuat lansia merasa cepat lelah
dan akan menyebabkan lansia mengalami syncope. Hipertensi dan artimia juga
sering ditemukan pada lansia.
Menurut Ashar (2016) faktor yang di dapat dari lingkungan sekitar lansia
seperti pencahayaan yang kurang, karpet yang licim, pegangan yang mulai rapuh,
lantai yang licin, dan alat bantu yang tidak kuat. Adapun ruangan yang sering
menyebabkan lansia jatuh, yaitu kamar mandi, tangga, dan tempat tidur.
Menurut ashar (2016) penggunaan alat bantu jalan seperti walker, tongkat,
kursi roda, kruk dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan jatuh karena
mempengaruhi fungsi keseimbangan tubuh.
(2)Lingkungan
31
2.4.1 Pengkajian
keberlangsungan keluarga.
keperawatan selanjutnya.
2.4.1.6 Genogram
konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan genogram merupakan alat pengkajian
sumber-sumber keluarga.
2.4.1.9 Agama
mempengaruhi kesehatan.
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-
keluarga inti
mulai lahir hingga saat ini yang meliputi riwayat penyakit turunan, riwayat
unik yang berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang, dll) yang
dan istri/keluarga asal kedua orang tua seperti apa kehidupan keluarga asalnya,
hubungan masa silam dan dengan orang tua dari kedua orang tua.
komunitas yang lebih luas dan kompleks dimana keluarga tersebut berada.
keluarga.
maupun informal.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
(c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anak
(a) Sebutkan stressor jangka pendek (<6 bulan) dan stressor jangka panjang (>6
bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga. Apakah keluarga dapat mengetahui
Data selanjutnya yang harus dikumpulkan oleh perawat adalah data tentang
kesehatan fisik anggota keluarga. Tidak hanya kondisi pasien, melainkan kondisi
(D.0143).
1 Sifat maslah
Skala: Wellness 3
Aktual 3
Resiko 2 1
Potensial 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala:
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
37
Skala:
Segera 2 1
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0
(Sumber: Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012)
Angka tertinggi
(b) Skor dibagi dengan angkaa tertinggi dan kalikan dengan bobot
(d) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnose keperawatan
keluarga.
5. Monitor kemampuan
berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda dan
sebaliknya.
b) Terapeutik
1.Orientasikan ruangan
pada pasien dan keluarga.
2. Pastikan roda tempat
tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci.
3. Pasang handrail di
39
tempat tidur.
5. Tempatkan pasien
beresiko tinggi jatuh dekat
dengan pantauan perawat
dan nurse station.
c) edukasi
1.Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah.
2. Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak licin.
3.Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh.
4. Anjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri.
5. Ajarkan cara
menggunakan bel 39
pemanggil untuk
memanggil perawat.
Sumber: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) (Tim
Pokja SLKI DPP PPNI, 2019)
status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti, 2017).
(1) Mengidentifikasi faktor risiko jatuh (misal usia > 65 tahun, penurunan tingkat
kesadaran, defisit kognitif, hipotensi 40 ortostatik, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati).
(3) Menghitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (misal: Fall Morse Scale,
Humpty Dumpty Scale), jika perlu.
(4) Memonitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya.
(9) Berkolaborasi dengan pendamping ruangan tindakan apa saja yang akan di
lakukan
BAB 3
METODOLOGI ILMIAH
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus untuk
peneliti sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian
reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok dan perorangan
(2) Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
(4) Hipertensi adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah
tinggi dimana diastoliknya lebih dari 140 mmHg dan sistoliknya lebih dari
37
90 mmHg.
(1) Lokasi: Studi kasus akan dilakukan pada keluarga dan lien yang menderita
(2) Waktu: Studi kasus ini akan dilakukan pada tanggal 04-23 April 2022 Lama
Subjek penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah dua
sebagai berikut:
Agar dapat diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini,
(1) Wawancara
44
Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk
transkip.
Dengan membuat koding dan kategori. Data dari hasil wawancara yang
transkip.
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks
naratif.
(5) Kesimpulan
45
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
Pada karya tulis ilmiah ini uji keabsahan data dilakukan dengan memperpanjang
triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat dan kekuarga klien
Pada penelitian ini penulis memperhatikan kode etik penelitian dengan cara
DAFTAR PUSTAKA
Tim pokja SLKI PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defisit dan
kriteria hasil keperawatan. Edisi cetakan II. Jakarta: Dewan pengurus
PPNI.
Tim pokja SLKI PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defisit dan
kriteria hasil keperawatan. Edisi cetakan II. Jakarta: Dewan pengurus
PPNI.
Suprajitno, 2014, Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Undang-undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Kesehatan.
http://hukor.kemenkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMKNo_26_Th_219
_ttg_peraturan_pelaksanaan_UU_Nomor_38_Tahun_2014_tentang_keper
awatan.pdf ,