Anda di halaman 1dari 3

KANCIL DIKALAHKAN OLEH

SIPUT

Alam pedesaan yang subur. Puluhan hektar sawah membentang hijau. Di tengah-tengah sawah
yang hijau membentang, terdapat sebuah parit yang membelah cukup pajang.

Di parit itu tinggallah sekelompok siput yang hidup rukun penuh kedamaian. Antara satu
dengan yang lain saling tolong-mrnolong, bahu-membahu tidak pandang bulu. Yang tua menyayangi
yang muda dan yang muda pun selalu menghormati yang lebih tua.

Setiap pagi mereka pergi untuk mencari makan. Ada di antara mereka yang berjalan menyusuri
sepanjang parit hingga sampai ke ujung. Namun, ada pula yang menyebar di sawah-sawah yang
ada dikanan dan kiri parit. Ketika sore tiba, mereka baru pulang ke rumahnya masing-masing.
Adakalanya di antara mereka yang membawa makanan untuk diberikan kepada anak-anak yang masih
kecil di rumah.

Pada suatu hari, tiba-tiba mereka didatangi oleh si kancil. Dengan langkah yang begitu
menyakinkan, si kancil menyapa seekor siput yang agak jauh dari kawan-kawannya.
‘’Selamat pagi siput ? bagaimana kabarmu ?’’ sapa si kancil dengan wajah berseri-seri.
‘’Baik-baik saja !’’ jawab siput. ‘’ Bagaimana dengan dirimu ?’’
‘’Seperti yang kamu lihat sendiri, aku tidak kurang apapun!’’
‘’Sudahlah put, aku memang di kenal sebagai binatang palingpintar dan kau dikenal sebagai
binatang paling malas karena jalanmu yang luaaammmbaaat.lambat tahu !’’ tukas kancil.
‘’Cil , walau jalanku lambat tapi aku pemalas.kalau Cuma adu lari cepat denganmu aku jamin
kau pasti kalah.’’

‘’ Lho? Kau menantangku adu lari cepat?’’

‘’Kamu berani adu lari cepat cil?’’tanya siput.

‘’Wah-wah, kau nekad ya put. Baik mari kita berlomba lari cepat.kapan dilaksanakan ?’’

‘’Besok pagi !’’ jawab siput dengan mantap.si kancil mejadi heran mendengar jawaban siput seperti itu.

‘’Baiklah besok pagi aku akan datang ke parit ini.’’

Si kancil melangkah menuju ke hutan. Sedangkan siput meneruskan usahanya untuk mencari makan.
Baru setelah sore hari siput pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, siput berpikir keras untuk
menemukan cara yang paling tepat guna memberi pelajaran pada si kancil. Baru setelah tengah malam,
siput menemukan gagasan yang di anggap paling jitu. Malam itu juga ia segera menghubungi semua
siput yang ada di sekitar tempat itu.
Dengan sifatnya yang suka tolong-menolong aakhirnya semua siput bersepakat untuk
menaklukkan si kancil dalam perlombaan lari besok pagi.

Ketika matahari sudah mulai muncul di ujung timur, semua siput sudah berkumpul di tempat
yang telah ditentukan sebagai area perlombaan. Satu persatu siput-siput tersebut mulai berjejer di
sepasanjang parit. Mereka semua masuk ke dalam air, kecuali satu siput yang kemarin bertemu dengan
si kancil.

Setelah menunggu beberapa saat, si kancil pun datang pula di tempat tersebut. ‘’Selamat
pagi siput ! apakah kamu sudah siap melawanku hari ini? ‘’tanya si kancil dengan sombong. ‘’Oh
tentu, cill !’’ sahut siput yang sejak tadi lelah menunggu.’’ Aku sudah siap untuk mengalahkanmu.’’

‘’Baik ayo kita laksanakan!’’ sahut kancil.


‘’Begini, cill! Karena aku tidak bisa berlari di daratan, maka aku nanti akan berlari di parit,
sementara kamu nanti berlari di daratan di atas pematang,’’ kata siput menjelaskan aturan perlombaan.
‘’Saya setuju, mari sekarang kita mulai!’’ jawab si kancil yang sudah tidak sabar lagi.

Setelah aba-aba dibunyikan, segera keduannya memulai perlombaan. Si kancil langsung berlari di ats
pematang, pembatas antara parit dengan sawah. Sementara itu, siput pun masuk kedalam air di parit
sebelahnya. Si kancil berlari cukup cepat. Dalam hatinya, ia sudah yakin bahwa dirinya yang akan jadi
pemenang.

Setelah beberapa saat berlari, ia kemudian berhenti. Ia ingin memastikan, apakah siput mampu
mengejarnya ataukah masih ketinggalan jauh di belakang ?
‘’Siput....! sipuuut! Samapai di manakah kamu sekarang?’’ teriak si kancil untuk mengetahui
posisi siput.
‘’Kuk....! Hai cil, mengapa kamu baru sampai di situ? Aku sudah berada di depanmu.’’
Si kancil terkejut melihat siput muncul berada di depannya.tak menyangka kalau siput mampu
mendahului kecepatannya. Si kancil pun berlari lagi. Kali ini, ia berlari lebih cepat dari pada sebelumnya.
Dirinya tidak ingin dikalahkan oleh oleh siput.

Beberapa saat kemudian si kancil si kancil memanggil siput lagi ‘’sipuuuut...! sampai dimanakah
kamu sekarang?’’ Sambil
menampakkan diri di permukaan air, siput pun menyahut,’’ Kuk, hai ... cill ada apa. Mengapa kamu
tetap saja di belakangku!’’

Berulang kali si kancil memanggil siput untuk mengetahui posisinya, tapi saat itu pula si
kancil terkejut karena melihat siput selalu di depannya. Semua tenaga sudah dikerahkan, tapi tetap saja
siput selalu menampakkan diri dan berada di depannya. Akhirnya si kancil pun tak sanggup lagi
meneruskan larinya. Ia baru mengakui bahwa siput diam – diam dapat berlari dengan cepat sekali, jauh
melebihi kecepatannya.

Apa yang terjadi sesungguhnya, sehingga si kancil dapat di kalahkan oleh siput? Si kancil
ternyata kalah cerdik dengan siput. Dia tidak menyadari bahwa di dalam parit itu sudah ada banyak
ratusan bahkan ribuan siput – siput yang berjajar sampai di ujung sehingga setiap kali dia
memanggil siput untuk mengetahui posisinya, saat itu pula yang muncul dan menjawab adalah siput
yang berada di depannya. Jadi dengan begitu siput yang paling awal sebenarnya tetap saja masih di
belakang, di daris start. Naumun, hal ini tidak di ketahui oleh si kancil hingga selesai perlombaan.

Pesan Cerita :

Janganlah menyepelekan orang lain dan menyombongkan diri, karena belum tentu kita paling hebat.

Anda mungkin juga menyukai