Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pajak memiliki kontribusi besar dalam penerimaan negara. Pajak adalah

penerimaan negara yang membantu perekonomian negara. Penerimaan pajak

didedikasikan untuk kesejahteraan rakyat. Dedikasi penerimaan pajak untuk

kesejahteraan rakyat dapat terlihat dari pembangunan yang dilakukan negara

untuk menunjang perkembangan fasilitas-fasilitas umum bagi kesejahteraan hidup

warga negara. Melihat pentingnya penggunaan penerimaan pajak maka suatu

keharusan bagi warga negara untuk menjalankan kewajiban perpajakannya yaitu

menghitung, melapor dan membayar pajak.

Pembayaran pajak merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh warga.

Warga negara yang wajib membayar pajak adalah warga negara yang sudah

memiliki NPWP dan penghasilan. Jika banyak wajib pajak yang mengabaikan

kewajiban membayar pajak maka pendapatan negara akan turun, penurunan

penerimaan negara menyebabkan negara sulit melaksanakan pembangunan. Oleh


karena itu, pemerintah menggunakan undang undang untuk mengatur kewajiban

warga negara dalam menghitung, melapor dan membayar pajak.

Berdasarkan undang undang perpajakan, perpajakan di Indonesia

menganut sistem self assessment. Sistem self assesment mnegharuskan wajib

pajak menghitung, menyetor dan melaporkan pajak mereka sendiri (Mardiasmo

2016:7 dalam Dewi dan Merkusiwati, 2018). Kepatuhan wajib pajak dibutuhkan

saat melaksanakan sistem self assesment. Peran dari berbagai pihak sangat

diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, terutama peran

pemerintah dan wajib pajak itu sendiri.

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) harus bekerja

sama untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam menghitung, menyetor

dan melaporkan pajak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka

komunikasi antara direktorat jenderal pajak dengan masyarakat, sehingga

masyarakat menjadi sadar akan pentingnya pajak bagi negara dan masyarakat itu

sendiri. Komunikasi tentang transparansi penggunaan uang pajak juga perlu

dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Kegiatan komunikasi diatas perlu dilakukan terus menerus agar didapatkan

peningkatan kepatuhan yang maksimal.

Kesadaran yang ada dalam diri wajib pajak perlu dilengkapi dengan

pengetahuan perpajakan. Pengetahuan ini dapat mencakup jenis pajak yang harus

di bayar, cara membayar dan jangka waktu pajak dibayarkan. Lima jenis pajak

yang wajib pajak bayarkan adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Materai (BM) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan

Bangunan (BPHTB). Hingga saat ini masih sedikit wajib pajak yang mengetahui

batas waktu pembayaran dan pelaporan pajak tersebut. Maka dari itu penting bagi

wajib pajak untuk memiliki pengetahuan perpajakan.

Penerapan Undang Undang diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan

wajib pajak dalam menjalankan kewajibannya. Tidak hanya melalui Undang-

Undang, Direktorat Jenderal Pajak juga berusaha memanfaatkan perkembangan

teknologi untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Teknologi yang

diluncurkan Direktorat Jenderal pajak pada tahun 2005 adalah Electronic System

atau E-system pelaksanaan tata cara perpajakan (Dewi dan Supadmi 2019). E-

system pelaksanaan tata cara perpajakan diharapkan mampu mempermudah wajib

pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. E-System pelaksanaan tata cara

perpajakan tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak setiap

tahunnya. e-Registration, e-Filing dan e-Billing adalah beberapa contoh e-system

yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Hadirnya e-system pelaksanaan tata cara perpajakan yang dapat

memudahkan wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya ternyata

tidak secara signifikan mendorong kepatuhan wajib pajak untuk melaksanakan

kewajiban perpajakannya. Masih banyak wajib pajak yang telat membayar pajak

atau telat dalam melaporkan SPT, bahkan masih terdapat wajib pajak yang tidak

melaporkan SPT dan tidak membayar pajak. Melihat kondisi ini maka Direktorat

Jenderal pajak menerapkan sanksi perpajakan agar dapat meningkatkan kepatuhan

wajib pajak. Sanksi perpajakan terdiri dari denda hingga hukum kurungan badan.
Harapan Direktorat Jenderal Pajak atas diterapkannya sanksi perpajakan adalah

adanya efek jera dari wajib pajak yang tidak patuh, sehingga wajib pajak menjadi

semakin patuh.

Penelitian ini merupakan replikasi dari Penelitian Dewi dan Supadmi

(2019). Penelitian Dewi dan Supadmi (2019) meneliti tentang penerapan e-

Registration, penerapam e-Billing, penerapan e-Filing, pengetahuan perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Dewi dan Supadmi (2019) terletak pada penambahan dua variable

independen penelitian yaitu kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan.

Variabel independen kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan peneliti ambil

dari penelitian Dewi dan Merkusiwati (2018). Perbedaan lain antara penelitian ini

dengan penelitian Dewi dan Supadmi (2019) adalah pada periode penelitian

dimana penelitian Dewi dan Supadmi (2019) dilakukan pada periode tahun 2017

sedangkan untuk penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2021. Perbedaan

selanjutnya antara penelitian Dewi dan Supadmi (2019) dengan penelitian ini

adalah pada lokasi penelitian, penelitian yang peneliti lakukan berlokasi di

Daerah Khusus Ibukota Jakarta sedangkan penelitian Dewi dan Supadmi (2019)

dilakukan di KPP Pratama Tabanan. Berdasarkan latar belakang yang telah

dipaparkan dan diuraikan maka peneliti mengajukan penelitian ini dengan judul

“Faktor-Faktor yang memengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di DKI

Jakarta”.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian pada penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan e-Registration berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi di DKI Jakarta?

2. Apakah penerapan e-Billing berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di DKI Jakarta?

3. Apakah penerapan e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di DKI Jakarta?

4. Apakah pengetahuan perpajakan berpengrauh terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi di DKI Jakarta?

5. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi di DKI Jakarta?

6. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di DKI Jakarta?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitiann

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari penerapan e-

Registration terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di DKI

Jakarta.

2. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari penerapan e-Billing

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di DKI Jakarta.


3. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari penerapan e-Filing

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di DKI Jakarta.

4. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari pengetahuan

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di DKI

Jakarta.

5. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari kesadaran wajib pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di DKI Jakarta.

6. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari sanksi perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di DKI Jakarta.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat membantu memberi masukan kepada

pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi

sehingga target penerimaan pajak yang diharapkan pemerintah dapat

dicapai.

2. Peneliti Yang Akan datang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti

yang akan datang pada saat peneliti tersebut melakukan penelitian tentang

topik kepatuhan wajib pajak.


1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan dalam proposal penelitian ini dibagi menjadi bab perbab.

Gambaran umum isi setiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian

serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS

Bab ini berisikan teori yang dijadikan dasar membentuk

model penelitian, penelitian terdahulu, gambar model

penelitian dan pengembangan hipotesis serta pernyataan

hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai bentuk penelitian yang

digunakan, objek penelitian, definisi operasional dan

pengukuran variabel penelitian, teknik pengumpulan data

dan metode analisis data.

Anda mungkin juga menyukai