BAB I
PENDAHULUAN
Pembayaran pajak merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh warga.
Warga negara yang wajib membayar pajak adalah warga negara yang sudah
memiliki NPWP dan penghasilan. Jika banyak wajib pajak yang mengabaikan
2016:7 dalam Dewi dan Merkusiwati, 2018). Kepatuhan wajib pajak dibutuhkan
saat melaksanakan sistem self assesment. Peran dari berbagai pihak sangat
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) harus bekerja
dan melaporkan pajak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka
masyarakat menjadi sadar akan pentingnya pajak bagi negara dan masyarakat itu
Kesadaran yang ada dalam diri wajib pajak perlu dilengkapi dengan
pengetahuan perpajakan. Pengetahuan ini dapat mencakup jenis pajak yang harus
di bayar, cara membayar dan jangka waktu pajak dibayarkan. Lima jenis pajak
yang wajib pajak bayarkan adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Materai (BM) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan
Bangunan (BPHTB). Hingga saat ini masih sedikit wajib pajak yang mengetahui
batas waktu pembayaran dan pelaporan pajak tersebut. Maka dari itu penting bagi
diluncurkan Direktorat Jenderal pajak pada tahun 2005 adalah Electronic System
atau E-system pelaksanaan tata cara perpajakan (Dewi dan Supadmi 2019). E-
kewajiban perpajakannya. Masih banyak wajib pajak yang telat membayar pajak
atau telat dalam melaporkan SPT, bahkan masih terdapat wajib pajak yang tidak
melaporkan SPT dan tidak membayar pajak. Melihat kondisi ini maka Direktorat
wajib pajak. Sanksi perpajakan terdiri dari denda hingga hukum kurungan badan.
Harapan Direktorat Jenderal Pajak atas diterapkannya sanksi perpajakan adalah
adanya efek jera dari wajib pajak yang tidak patuh, sehingga wajib pajak menjadi
semakin patuh.
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Dewi dan Supadmi (2019) terletak pada penambahan dua variable
Variabel independen kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan peneliti ambil
dari penelitian Dewi dan Merkusiwati (2018). Perbedaan lain antara penelitian ini
dengan penelitian Dewi dan Supadmi (2019) adalah pada periode penelitian
dimana penelitian Dewi dan Supadmi (2019) dilakukan pada periode tahun 2017
sedangkan untuk penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2021. Perbedaan
selanjutnya antara penelitian Dewi dan Supadmi (2019) dengan penelitian ini
Daerah Khusus Ibukota Jakarta sedangkan penelitian Dewi dan Supadmi (2019)
dipaparkan dan diuraikan maka peneliti mengajukan penelitian ini dengan judul
Jakarta”.
1.2 Rumusan Masalah
Jakarta.
Jakarta.
1. Pemerintah
dicapai.
yang akan datang pada saat peneliti tersebut melakukan penelitian tentang
BAB I PENDAHULUAN
HIPOTESIS
hipotesis penelitian.