Anda di halaman 1dari 6

Analisis Gaya Kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama

LEADERSHIP

DOSEN : Setia Tjahyanti, S.E., M.M.

DI SUSUN OLEH :

STEVEN

JURUSAN AKUNTANSI

TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT

BEKASI

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seraca definisi manajemen kemimpinan adalah sebuah keahlian berorganisasi yang terdiri dari
ilmu manajemen dan leadership skill. Seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan secara tidak
langsung akan melakukan manajemen kepemimpinan. Dalam tujuanya sendiri manajemen
kepemimpinan adalah untuk mencapai sebuah tujuan dengan cara efektif dan efisien. Seorang
pemimpin yang memiliki sifat manajemen kepemimpinan harus cekatan dalam penyelesaian
suatu masalah dengan selalu mengutamakan komunikasi yang baik dengan mempertimbangkan
tujuan sebuah organisasi yang dipimpinya. Negara merupakan subjek yang penting serta
memiliki keistimewaan daripada subjek yang lain (par excellence) hukum internasional. Hal ini
terjadi karena negara dapat memenuhi unsur-unsur kriteria sebagai “international legal
personalities”, namun juga dapat disebabkan karena hak dan kewajiban yang diterima negara
jauh lebih besar daripada subjek hukum internasional setelah negara. Konvensi Montevidio
mengenai Hak dan Kewajiban Negara, 1933 adalah sebagai berikut: 1) penduduk yang menetap,
2) wilayah definitive, 3) pemerintah yang berdaulat, 4) kepastian untuk memiliki hubungan
dengan negara lain. Kriteria yang berada dalam Konvensi Montevidio 1993 ini umumnya
diterima sebagai persyaratan yang secara umum mencerminkan persyaratan kenegaraan pada
hukum kebiasaan internasional. Dalam sebuah organisasi atau negara harus dibutuhkan sebuah
pemimpin yang dapat menyatukan anggotanya untuk sebuah tujuan Bersama. “the ability to
influence a group toward the achievement of goals”. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhu suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. 4 Seorang pemimpin harus
memiliki rasa tanggung jawab atas pengambilan sebuah keputusan. Karena seorang pemimpin
memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi sekelompok orang. Seorang pemimpin harus aktif
dalam mempengaruhi pihak lain agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah diatas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut, Bagaimana
masyarakat memandang sosok Basuki Tjahaya Purnama dengan gaya kepemimpinanya dan
karyanya yang nyata?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pembuatan makalah ini untuk mnegetahui gaya
kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama dalam memimpin dan melayani masyarakat dengan
model dari kepemimpinan transformasional dan kelemahan dari kepemimpinanya.
D. MANFAAT

Dalam Menyusun makalah ini saya mendapatkan berbagai macam manfaat menurut saya yaitu:
memahami masalah dan mencari solusi pembahasanya, menerapkan ilmu yang telah dipelajari,
belajar berfikir sistematis, mengasah kemampuan menulis sesuai dengan EYD yang benar,
menambah ilmu semakin banyak, belajar kritis melihat suatu permasalahan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Basuki Tjahaya Purnama

Basuki Tjahaya Purnama atau yang akrab disapa Ahok lahir di desa Gantung, Desa Laskar
Pelangi, Belitung Timur. Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi di Jakarta
dengan memilik Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti.
Setelah menamatkan pendidikanya dan mendapat gelar sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989,
Ahok pulang kampung dan menetap di Belitung dan mendirikan CV Panda yang bergerak
dibidang Kontraktor pertambangan PT. Timah. Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun,
Ahok menyadari bahwa hal ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia
inginkan, karena untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga
dibutuhkan manajemen yang professional. Untuk itu Ahok memutuskan kuliah S-2 dan
mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.
Mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Mnajemen (MM)
membawa Ahok kerja di PT. Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu perusahaan yang bergerak di
dalam bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf direksi bidang Analisa
biaya dan keungan proyek. Karena ingin konsentrasi peekerjaan di Belitung, pada tahun 1995
Ahok memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang kampung ke Belitung. Perlu diketahui,
tahun 1992 Ahok mendirikan PT. Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik
Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi Ahok, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung
Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi
proyek percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder dan juga diharapkan dapat
memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan
sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT. Nurindra Ekapersada memiliki visi
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang Tangguh. Berangkat dari visi seperti itulah pada
tahun 1994, Ahok didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo
untuk memulai pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di pulau Belitung dengan
memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan memberi
harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu Kawasan industri dan Pelabuhan Samudra
dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).
B. Tipe kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama

Tipe kepemimpinan Ahok yang taat pada norma atau aturan dalam persepsi masyakarat DKI
Jakarta. Dari analisis data hasil penelitian didapati bahwa Ahok merupakan tipe pemimpin yang
dibutuhkan masyakarat DKI Jakarta saat ini karena ketegasannya dalam menindak jika ada
masyakarat yang melakukan pelanggaran terhadap aturan. Ketaatan pada norma dan aturan juga
menjadi faktor lain bagi 64,5% responden yang menjawab setuju bahwa Ahok merupakan figur
pemimpin yang dibutuhkan DKI Jakarta saat ini. Hasil data responden tersebut tentu mendukung
dari teori yang diungkapkan Weber dalam "The Theory of Social and Economic Organization"
menyatakan bahwa berdasarkan sumber kekuasaan, kepemimpinan dibagi menjadi tiga yaitu
kepemimpinan rasional, kepemimpinan tradisional dan kepemimpinan kharismatik. Dari ketiga
tipe tersebut, Ahok termasuk dalam tipe kepemimpinan rasional yaitu kepemimpinan yang
bersumber pada kewenangan legal yang beranjak dari legalitas pola-pola peraturan normatif.8
Contohnya ; saat proses pemindahan PKL di Tanah Abang, karena pedagang menolak untuk
pindah, Ahok mengancam akan mempidanakan mereka (para pedagang) karena berjualan di
bahu jalan yang seharusnya untuk lalu lintas kendaraan. Bagi seorang pemimpin merupakan
keharusan untuk menaati peraturan yan telah dibuat dan bukannya justru melanggarnya.

C. Kelemahan dalam Kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama

Faktor gaya komunikasi dalam menyampaikan pesan dapat dilihat dari persepsi responden
terhadap gaya komunikasi Ahok dalam menyampaikan pesan kepada masyakarat DKI Jakarta.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa gaya komunikasi yang dikenal adalah gaya
komunikasi mengendalikan dan gaya komunikasi dua arah. Dari sajian data di atas, didapati
bahwa 57,25% responden menyatakan setuju dengan gaya komunikasi Ahok yang cenderung
mengendalikan seperti diungkapkan Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss, dimana gaya komunikasi
ini membatasi, memaksa, mengatur perilaku bawahan dalam hal ini masyakarat DKI Jakarta
untuk mengikuti aturan dan norma yang disepakati. Gaya komunikasi Ahok ini sesuai dengan
persepsi responden atas pernyataan sebelumnya yang menyatakan Ahok adalah pemimpin yang
tegas dalam melakukan kebijakan serta taat norma dan dibutuhkan masyakarat DKI Jakarta saat
ini. Meski secara gaya komunikasi yang termasuk gaya mengendalikan yang tegas disetujui
sebagian besar responden, akan tetapi responden mengingkan agar Ahok dapat mengubah cara
bicara dalam menyampaikan kebijakan. Sebagian responden yaitu 59% responden menyatakan
setuju bahwa Ahok seharusnya mengubah cara dia berkomunikasi yang terkadang dengan
menggunakan kalimat kasar bahkan cenderung menjatuhkan, seperti yang diungkapkan beberapa
responden dalam wawancara dengan penulis pada saat penelitian. Hal ini juga dikuatkan pada
pertanyaan sebelumnya dimana sebagian besar responden setuju cara bicara seseorang
mempengaruhi dalam memilih pemimpin. Berdasarkan persepsi masyakarat DKI Jakarta
terhadap gaya komunikasi politik Ahok ini, didapati bahwa sebagian besarmasyakarat setuju
dengan gaya komunikasinya tegas yang oleh Tubbs dan Moss disebut dengan gaya komunikasi
mengendalikan. Akan tetapi, masyakarat kurang setuju jika gaya komunikasi tersebut dinilai
arogan oleh beberapa pihak. Meski setuju dengan gaya komunikasi Ahok tersebut, tidak
demikian dengan cara bicaranya dalam menyampaikan suatu kebijkan kepada masyakarat.
Cenderungkasar dan blak-blakan dalam menyampaikan kebijakan ternyata menurut masyakarat
DKI Jakarta merupakan hal yang harus dirubah oleh Ahok sebagai seorang pemimpin, apalagi
cara bicara seseorang ternyata mempengaruhi masyarakat DKI Jakarta dalam memilih seorang
pemimpin.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seorang pemimpin memiliki wewnang formal yang digunakan pada upaya mengorganisasian,
mengarahkan, dan mengontrol pengikutnya dengan pebuh tanggung jawab, agar selurruh
pekerjaan dapat di koordinasikan demi mencapai sebuah tujuan. Basuki Tjahaya Purnama
menerpkan system kepemimpinnya dengan kharakteristik nya yang mementingkan kepentingan
rakyatnya. Ahok lebih mengedepankan kesejahteraan rakyatnya. Ia tidak gila jabatan. Hal ini
dapat dilihat dari ia menjabat. Tidak seperti kebanyakan orang yang memilih gila jabatan untuk
mencari harta secara berlebihan, dapat dilihat dari gaya memimpinya di DKI Jakarta, ia dapat
melampaui tujuh karnya nya yang terealisasi. Dan hingga ahirnya dia menjadi Komisarus Utama
PT. Pertamina. Ia sangat mementingkan Kesejahteraan bawahanya dengan gayanya yang blak-
blakan dan transparan. Hal ini dapat menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin yang ada di
Indonesia yang mengutamakan kesejahteraan bawahanya dan kepemimpinanya yang Nasionalis
demi kemulyaan bangsa Indonesia.

B. Saran

Sikap Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dalam mengontrol emosinya. Sifatnya yang keras, tegas,
ekspresif dan emosional kerap disorot oleh media massa. Akan tetapi, dari pandangan saya
terhadap Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tetap mencoba yang terbaik dalam memperbaiki diri
dan tetap membawa arah yang positif terhadap kepemimpinannya di masa kini.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

1. Gunawan Y, 2014, Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law


of State Responsibility, Yogyakarta, Jurnal Media Hukum, Vol. 21, No. 2, Yogyakarta.

2. Prasetyo, Danny, 2015, “Persepsi Masyarakat DKI Jakarta Terhadap Figur Basuki
Tjahaya Purnama”, Jurnal Politika, Vol. 5, No. 2.

Internet

1. Sinariyah, 2020, “Ahok, Sosok Negarawan yang Penuh Fenomenal”, diakses dari:
https://www.liputan6.com/news/read/3283366/ahok-sosok-negarawan-yangpenuh-
fenomenal, pada 15 Juni 2021, pukul 16.06 WIB.

2. Wijaya R, 2020, “Biografi Basuki Tjahaya Purnama”, diakses dari:


https://bio.or.id/biografi-ahok-basuki-tjahaja-purnama/, pada 15 Juni 2021, pukul 14.35
WIB.

Anda mungkin juga menyukai