Jawab :
Kepemimpinan Transaksional
a. Imbalan kontingensi, yaitu adanya kontrak pertukaran imbalan untuk berbagai upaya
yang dilakukan bawahan, seperti menjanjikan imbalan untuk kinerja yang baik dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
b. Manajemen dengan pengecualian secara aktif (active management by exception),
yaitu kecenderungan pemimpin untuk mengamati dan mencari berbagai
penyimpangan dari standar dan prosedur, dan untuk mengambil tindakan koreksi
untuk kelompok yang dipimpinnya.
c. Manajemen dengan pengecualian secara pasif (passive management by exception),
yaitu kecenderungan dari pemimpin untuk turun tangan atau mengintervensi hanya
ketika prosedur dan standar tidak terpenuhi.
d. Laissez-faire, yaitu perilaku para pemimpin untuk menghindari pembuatan keputusan
atau melepaskan tanggung jawab mereka.
5. Jika warga negara mempratekkan hak-haknya dan menunaikan tanggung jawabnya dalam
seluruh proses kebijakan publik sebagai anggota masyarakat yang berdaulat, mereka
perlu memiliki kecakapan-kecakapan intelektual dan partisipatoris yang relevan.
Uraikan kecakapan warga negara (civic skill) yang diperlukan supaya warga negara dapat
berpartisipasi efektif, bertanggung jawab dan ilmiah dalam proses kebijakan publik
tersebut !
Jawab :
A. Menyampaikan aspirasi atau pendapat terhadap suatu kebijakan Pemerintah
Daerah
Penyampaian aspirasi aatu pendapat dari masyarakat kepada Pemda dalam
melatih kecakapan warga negara. Karena dengan menmyampaiakn aspirasi
masyarakat jadi terlatih dalam mengemukakan pendapatnya sendiri tanpa adanya
tekanan dari orang lain serta melatih tanggung jawab atas pendapat yang di
kemukakanya. Sehingga berpengaruh pada implementasi kebijakan public yang
telah diterapkan dan juga yang akan dilakukan evaluasi kedepannya.
B. Musyawarah untuk ikut serta dalam merumuskan formualsi kebijakan publik
Warga negara wajib untuk terliabt dalam upaya pemnyelenggaraan negara dalam
hal ini untuk merumuskan formulasi kebijakan. Agar nanti pendapatnya atau ide
dapat digunakan sebagai informasi aats perumusan formulasi kebijakan Bersama
perintah daerah setempat
C. Melakuakan pengawasan terhadap adanya pelaksanaan kebijakan dan anggaran
yang dipakai
Masyarakat dapat melakuakn pengawasan terhadap pelaksaaan kebijakan agar
tidak melenceng aatu melanggar aturan yang sudah berlaku dan UUD 1945.
Dengan adanya pengawasan kebijakan maka pemerintah tidak akan semena-mena
dalam menerapkan kebijakan tersebut. Selain itu, masyarakat juga dapat meminta
permohonan terhadap draf anggaran yang digunakan dalam kebijakan tersebut
agar nantinya akanadanya keterbukaan informasi yang jelas terhadap dana yang
digunakan untuk penerapan kebijakan.
6. Sepanjang tahun ini, KPA mencatat telah terjadi 241 letusan konflik agraria di 359
kampung/desa, melibatkan 135.337 KK di atas tanah seluas 624.272,711 hektar.
Dibanding tahun 2019 sebanyak 279 konflik, penurunan hanya berkisar 14 % di tahun ini.
Penurunan jumlah konflik ini tidak significan, mengingat negara kita tengah berada dalam
pertumbuhan ekonomi yang menurun drastis. Jika diakumulasi, sejak tahun 2015 hingga
2020 maka total letusan konflik agraria yang bersifat struktural sebanyak 2.288 kasus.
a. Mengapa kebijakan reforma agraria Indonesia yang sudah berlangsung lama belum
mampu mengurangi dan menyelesaikan berbagai konflik agraria di Indonesia ?
Uraikan analisis Saudara !
Jawab : Karena pada penerapnnya banyak UU tentang Agraria tidak dilaksanakan atau
diterapkan dengan baik oleh beberapa oknum atau kelompok kepentingan. Sengketa
yang masih sering terjadi terhadap masyarakat terkait lahan mereka dengan beberapa
karena tidak menemui kesepakatan bersama. Alhasil walaupun undang-undang
mengenai agraria sudah diperbarui ,tidak serta merta dapat mencegah konflik agraria
di seluruh Indonesia. Terkadang masih terdapat masalah penindakan hukum yang
dirasa masih kurang professional. Sehingga konflik agrarian di Indonesia masih akan
terus ada jika adanya suatu kepentingan dalam usaha menguasai tanah dan atau
klaim sepihak mengenai tanah dari kedua pihak yang bersengketa dan penegakkan
hukum yang amsih kurang optimal.
b. Advokasi apa yang dapat dilakukan warga negara untuk mendorong kebijakan
reforma agraria Indonesia sehingga mampu mengurangi dan menyelesaikan berbagai
konflik agraria di Indonesia ? Uraikan pendapat Saudara !
Jawab :
1. Melakukan pendampingan terhadap korban atas sengketa agraria
Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya konflik agraria akan menimbulkan
permasalahan yang pelik. Maka jika terdapat konflik agraria masyarakat atau
warga negara dapat mengajukan atau memilih lembaga hukum dalam membantu
menyelesaikan konflik agraria tersebut.
2. Mengajukan bantuan hukum ke LBH (Lembaga Bantuan Hukum)
Warga negara dapat mengajukan bantuan hukum kepada LBH jika di inginkan.
Dengan adanya bantuan dari LBH maka masyarakat memiliki pendampingan saat
berada di pengadilan
3. Untuk mengurangi dan menyelesaikan konflik agraria, seluruh elemen masyarakat
dapat mengajukan usulan terhadap undang-undang agraria agar lebih
dioptimalkan dari segi substansi dan penerapan. Agar nantinya konflik agraria
dapat terus menurun dan penegakkan hukum juga menjadi lebih berkeadilan bagi
semua masyarakat.