net/publication/352681778
CITATIONS READS
0 3,411
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Bagas Arie Sadewa on 23 June 2021.
ABSTRAK
Menjadi sosok pemimpin adalah figure yang menjadi pedoman sekelompok orang yang
dipimpin. Tidak semua orang memiliki karakteristik kepemimpinan. Seorang figure
pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang sulit di munculkan pada sosok
pemimpin masa kini. Sifat kemimpinan seseorang harus mempunyai pedoman diri yang
kuat serta teguh pendirian yang membela kebenaran demi sekelompok orang yang
dipimpinya. Teguh pendirian merupakan salah satu karakteristik seorang pemimpin yang
memiliki jiwa kepemimpinan. Salah satu model Kepemimpinan Transformasional
(transformational leadership) merupakan model kepemimpinan yang cenderung memberi
motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik lagi dan menitikberatkan perilaku
membantu transformasi antara individu dengan organisasi. Basuki Tjahaya Purnama
(Ahok) adalah salah satu orang yang memiliki model kepemimpinan transformasional yang
efektif dengan mengelola hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya yang
menekankan perhatian serta menjalankan komunikasi dengan baik yang menimbulkan rasa
hormat dan kepercayaan antara pemimpin dengan pengikutnya yang memperhatikan resiko
untuk sebuah perubahan yang nyata. Basuki Tjahaya Purnama sosok seorang pemimpin
yang mengedepankan kemakmuran bawahanya. Ia selalu menaati peraturan yang ada dan
tidak memikirkan siapapun apabila itu menguntungkan dirinya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terdiri dari ilmu manajemen dan leadership skill. Seorang yang memiliki jiwa
tujuanya sendiri manajemen kepemimpinan adalah untuk mencapai sebuah tujuan dengan
cara efektif dan efisien. Seorang pemimpin yang memiliki sifat manajemen kepemimpinan
harus cekatan dalam penyelesaian suatu masalah dengan selalu mengutamakan komunikasi
Negara merupakan subjek yang penting serta memiliki keistimewaan daripada subjek
yang lain (par excellence) hukum internasional. Hal ini terjadi karena negara dapat
dapat disebabkan karena hak dan kewajiban yang diterima negara jauh lebih besar daripada
Konvensi Montevidio mengenai Hak dan Kewajiban Negara, 1933 adalah sebagai
kepastian untuk memiliki hubungan dengan negara lain. Kriteria yang berada dalam
Konvensi Montevidio 1993 ini umumnya diterima sebagai persyaratan yang secara umum
1
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi Edisi Revisi, Bandung: Alfabeta, hlm. 72.
2
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, LP3M UM, hlm. 58.
3
Yordan Gunawan, 2014, Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law of State
Responsibility, Jurnal Media Hukum, Vol. 21, No. 2, Yogyakarta.
2
Dalam sebuah organisasi atau negara harus dibutuhkan sebuah pemimpin yang dapat
menyatukan anggotanya untuk sebuah tujuan Bersama. “the ability to influence a group
Seorang pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab atas pengambilan sebuah
sekelompok orang. Seorang pemimpin harus aktif dalam mempengaruhi pihak lain agar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pembuatan makalah ini untuk mnegetahui
gaya kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama dalam memimpin dan melayani masyarakat
D. Manfaat
4
Robbins P. Stephen, 2003, Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan, Jilid2. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia, hlm. 122.
3
Dalam Menyusun makalah ini saya mendapatkan berbagai macam manfaat menurut
saya yaitu: memahami masalah dan mencari solusi pembahasanya, menerapkan ilmu yang
telah dipelajari, belajar berfikir sistematis, mengasah kemampuan menulis sesuai dengan
EYD yang benar, menambah ilmu semakin banyak, belajar kritis melihat suatu
permasalahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Basuki Tjahaya Purnama atau yang akrab disapa Ahok lahir di desa Gantung, Desa
Laskar Pelangi, Belitung Timur. Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas dan perguruan
tinggi di Jakarta dengan memilik Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi
Universitas Trisakti. Setelah menamatkan pendidikanya dan mendapat gelar sarjana Teknik
Geologi pada tahun 1989, Ahok pulang kampung dan menetap di Belitung dan mendirikan
CV Panda yang bergerak dibidang Kontraktor pertambangan PT. Timah. Menggeluti dunia
kontraktor selama dua tahun, Ahok menyadari bahwa hal ini tidak akan mampu
mewujudkan visi pembangunan yang ia inginkan, karena untuk menjadi pengelolah mineral
selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang professional. Untuk
itu Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah
Administrasi (MBA) atau Magister Mnajemen (MM) membawa Ahok kerja di PT.
kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf direksi bidang Analisa biaya dan
4
keungan proyek. Karena ingin konsentrasi peekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Ahok
memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang kampung ke Belitung. Perlu diketahui,
tahun 1992 Ahok mendirikan PT. Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun
pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi Ahok, pabrik yang berlokasi di
Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini
juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung
Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT.
Nurindra Ekapersada memiliki visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
Tangguh.
Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Ahok didukung oleh seorang tokoh
Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan memberi harapan besar menjadi
cikal bakal tumbuhnya suatu Kawasan industri dan Pelabuhan Samudra dengan nama
Ahok dikenal sebagai orang yang tegas, disiplin, transparan dan tidak memyukai
birokrasi yang ribet membuat pandangan masyarakat terhadap Ahok lebih bersimpati,
sehingga beliau mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur berpasangan dengan Bapak
Jokowi yang mendapatkan dukungan dan kepercayaan yang besar dari masyarakat DKI.
5Roni Wijaya, 2020, “Biografi Basuki Tjahaya Purnama”, diakses dari: https://bio.or.id/biografi-ahok-basuki-
tjahaja-purnama/, pada 10 Juni 2021, pukul 14.35 WIB.
5
Progam kerja yang terealisasi dengan nyata. 6 Meski dalam kasus penistaan agama sehingga
ia harus mendekam dipenjara saat Mei 2017 lalu, Perjalanan Ahok tidak pernah terlewatkan
dalam berita. Sorotan media terhadap kasus perceraianya terhadap Veronica Tan. “Ahok
merupakan sosok yang fenomenal,” kata psikology Universitas Indonesia Profesor Hamdi
Muluk terhadap Ahok. Hamdi Menjelaskan sosok seorang fenomenal ini tak terkecuali
gebrakan-gebrakanya dalam mengelola Jakarta tanpa komrpomi. “Ia berani menolak titipan
anggaran DPRD dan “berkelahi” dengan DPRD, ia merelokasi penghuni illegal di banyak
bantaran sungai dan pemungkiman liar dan memindahkanya ke rusun, ia mengunggah rapat
di balai kota ke Youtube supaya dapat dikontrol publik, dan memecat pejabat karyawan
DKI yang “nakal”, tulis Hamdi Muluk. Satu hal yang membuat Ahok sangat fenomenal,
kata Hamdi yakni “mulutnya” yang ceplas-ceplos, tanpa tedeng aling-aling tanpa bungkus-
bungkus. Sikap inilah yang kemudian digunakan orang-orang yang tidak suka terhadap
pribadi seorang Ahok, untuk mencaci maki mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan
Tipe kepemimpinan Ahok yang taat pada norma atau aturan dalam persepsi masyakarat
DKI Jakarta. Dari analisis data hasil penelitian didapati bahwa Ahok merupakan tipe
pemimpin yang dibutuhkan masyakarat DKI Jakarta saat ini karena ketegasannya dalam
menindak jika ada masyakarat yang melakukan pelanggaran terhadap aturan. Ketaatan pada
norma dan aturan juga menjadi faktor lain bagi 64,5% responden yang menjawab setuju
6Danny Prasetyo, 2015, “Persepsi Masyarakat DKI Jakarta Terhadap Figur Basuki Tjahaya Purnama”, Jurnal
Politika, Vol. 5, No. 2, hlm. 1.
7
Sunariyah, 2020, “Ahok, Sosok Negarawan yang Penuh Fenomenal”, diakses dari:
https://www.liputan6.com/news/read/3283366/ahok-sosok-negarawan-yang-penuh-fenomenal, pada 13 Juni
2021, pukul 16.06 WIB.
6
bahwa Ahok merupakan figur pemimpin yang dibutuhkan DKI Jakarta saat ini. Hasil data
responden tersebut tentu mendukung dari teori yang diungkapkan Weber dalam "The
kepemimpinan tradisional dan kepemimpinan kharismatik. Dari ketiga tipe tersebut, Ahok
termasuk dalam tipe kepemimpinan rasional yaitu kepemimpinan yang bersumber pada
kewenangan legal yang beranjak dari legalitas pola-pola peraturan normatif.8 Contohnya ;
saat proses pemindahan PKL di Tanah Abang, karena pedagang menolak untuk pindah,
Ahok mengancam akan mempidanakan mereka (para pedagang) karena berjualan di bahu
jalan yang seharusnya untuk lalu lintas kendaraan. Bagi seorang pemimpin merupakan
keharusan untuk menaati peraturan yan telah dibuat dan bukannya justru melanggarnya.
Geramnya Ahok akan tindak tanduk pedagang kaki lima (PKL) di Taman Monumen
Nasional, membuat pihaknya melakukan sterilisasi. Kebijakan itu tak mulus diterima
pedagang. Mereka menentang dan melawan atas keputusan itu. Namun begitu, Ahok jalan
terus. Dia tak gentar menerima perlawanan dari PKL. Hasilnya, kini mereka yang
berdagang di Monas telah dibina Ahok melalui lenggang Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta pun menutup semua akses pintu masuk Monas bagi pedagang kaki lima liar di areal
pusat jajanan Lenggang Jakarta. Ahok khawatir PKL akan kembali menjamur, jika kawasan
8
Arifin Anwar, 2014, Politik Pencitraan Pencitraan Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 68.
7
Delapan eskavator mulai bergerak menghancurkan satu persatu bangunan di Kalijodo,
kawasan yang dikenal sebagai lokasi prostitusi di perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta
Utara. Alat berat itu menghancurkan bangunan mulai dari Jalan Kepanduan II. Di kiri dan
kanan eskavator dijaga oleh polisi, TNI dan Satpol PP. Sebelum dibongkar, petugas
mensterilkan kawasan tersebut dengan memberi garis polisi. Penyisiran dilakukan sekaligus
untuk memastikan tidak ada lagi warga di dalam bangunan yang dihancurkan. Dentuman
menjadi tontonan warga. Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jalan Bandengan Utara dan jalan
yang berada di seberang Kalijodo dipadati warga yang hendak menonton dan jadi saksi
sejarah dari akhir riwayat Kalijodo. Sejumlah truk pengangkut dari Dinas Tata Air dan
Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta bersiap di sisi utara Kalijodo untuk mengangkut puing
3. Membuat RPTRA
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) pertama dibangun Ahok di Kecamatan
Tambora, Jakarta Barat, pada Oktober 2015. Menurut mantan Bupati Belitung Timur,
tujuan utama pembangunan ruang publik ini merupakan langkah DKI Jakarta untuk
mewujudkan provinsi yang ramah anak. Ahok meminta anak-anak harus dididik dengan
baik di RPTRA. Sebab, banyak RPTRA yang baru dibangun telah dipenuhi sampah.
"Anak-anak ini mesti dididik dan BPMPKB (Badan Pemberdayaan Manusia Perempuan
dan Keluarga Berencana) harus dibagi tugasnya nih. Enggak mungkin anak-anak main di
jalan dan saya minta semua SKPD (Satuan kerja perangkat daerah) konsentrasi pikirkan
itu," kata Ahok. Di RPTRA, keluarga bisa berwisata tanpa mengeluarkan uang. Oleh
8
karena itu, pembangunannya sengaja dilakukan di dekat lokasi pada penduduk. Beragam
permainan anak sengaja disiapkan di RPTRA. Mulai dari lapangan futsal, badminton, voli,
Melalui peraturan gubernur tentang perekrutan para pekerja penanganan prasarana dan
sarana umum (PPSU), Ahok pun membuat sejumlah pasukan yang ditugaskan untuk
menangani persoalan darurat dan kecil. Misalnya, membersihkan sampah yang menyumbat
saluran air, memunguti sampah yang dibuang sembarangan, menambal lubang kecil di
trotoar dengan semen, dan masalah kerusakan pada sarana dan prasarana umum di Jakarta.
Dengan seragam oranye, PPSU itupun lalu ditempatkan berdasarkan zonasi tertentu di
setiap kelurahan. Satu zona, misalnya, satu ruas jalan atau taman, bisa diisi 2-3 pekerja
yang dibagi dalam 2 giliran kerja dari pagi hingga malam. Satu kelurahan akan
mendapatkan 40-70 pekerja, tergantung luas wilayah dan jumlah penduduk. Disinyalir
berhasil, Ahok pun memindahkan Pekerja Harian Lepas (PHL) yang selama ini di bawah
dinas menjadi PPSU. "PPSU sudah relatif baik kerjanya, justru kurang orang. Saya lagi
berpikir pindahkan PHL Dinas Kebersihan atau Dinas Taman ke kelurahan," tegas Ahok.
Banyak pihak tak menduga akan keberanian Ahok untuk memindahkan warga Kampung
Pulo di bantaran sungai Ciliwung. Bahkan aksi relokasi itu, sempat diwarnai bentrokan
antara warga dengan aparat. Meski demikian, relokasi pada September 2015 telah membuat
sejumlah warga berhasil dipindahkan ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat,
Jakarta Timur. Meski kepindahan itu menuai keluhan, mulai tidak ada teralis pada jendela,
hingga masalah sarana. Namun, tahap demi tahap perbaikan rusun dilakukan. Hingga kini,
9
warga pun mulai menikmati hunian baru mereka. Bahkan pada Hari raya Iduladha 1436 H,
ratusan warga relokasi dari Kampung Pulo menjalankan salat Id di rusun tersebut.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan pembatasan kendaraan roda dua
yang melintas di jalan-jalan protokol Ibu Kota. Aturan ini diberlakukan pada Desember
2014. Dalam rapat dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Akbar dan
Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Bakharuddin Muhammad Syah, Ahok mendapatkan
data angka kematian pengendara motor per tahun mencapai 45 ribu orang. Paling tidak ada
2-3 orang meninggal setiap harinya. Dan, lebih banyak dialami anak di bawah umur. "Kita
berpikir motor boleh dipakai di daerah tertentu saja," kata Ahok di Balai Kota Jakarta,
Senin, 10 November 2014. Ahok mengatakan, jalan pertama yang akan diterapkan
pembatasan sepeda motor yakni di sepanjang Harmoni sampai Bundaran HI. Artinya,
sepeda motor tidak boleh melewati Jalan Medan Merdeka Barat hingga Jalan MH Thamrin.
Sebagai gantinya, Ahok akan menambah jumlah bus tingkat untuk mengangkut para
pengendara sepeda motor. "Kita sudah bilang di jalur yang di ERP (electronic road price)
kita batasi motor, tetapi kita harus sediakan bus tingkat gratis. Bus tingkat terbatas baru 5,
baru mau datang lagi 10. Kita baru berani membatasi dari Harmoni sampai ke Bunderan HI,
jadi motor bisa lewat belakang (Jalan Arteri)," jelas Ahok. Untuk sementara, para
MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat. Hal ini dinilai sebagai solusi lain
mengurangi kemacetan dan mengurangi angka kecelakaan. "Itu yang mau kita lakukan, jadi
bus tingat datang kita mau perluas lagi perluas lagi, itu salah satu solusi agar tidak terjadi
kecelakaan motor. Jadi mesti parkirkan saja dia naik bus aja dan bisa tidur. Setiap gedung
10
bisa parkir seperti di luar, nah dia parkir terus naik bus, supaya mengurangi kemacetan,
karena Jakarta terlalu macet. Ini akan kita coba Desember 2014," tutup Ahok.
Meski tidak langsung diresmikan oleh Ahok, namun dirinya merupakan penggagas utama
berdirinya Simpang Susun Semanggi. Jalan layang Simpang Susun Semanggi diresmikan
Presiden Joko Widodo pada Kamis 17 Agustus 2017 lalu. Simpang Susun Semanggi sendiri
Bangunan (KLB). Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 579 miliar. Simpang Susun
Semanggi ini bisa dibilang merupakan karya monumental dari Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta untuk warganya. Jalan Layang Non-Tol (JLNT) dengan panjang
jalan 1.622 meter itu terbilang mempunyai desain yang unik dan megah. Dikatakan unik
karena proyek ini menjadi yang pertama di Indonesia yang memakai bentang terpanjang di
atas jalan tol dalam kota Jakarta secara full precast melengkung (hiperbolik).
Faktor gaya komunikasi dalam menyampaikan pesan dapat dilihat dari persepsi
responden terhadap gaya komunikasi Ahok dalam menyampaikan pesan kepada masyakarat
DKI Jakarta. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa gaya komunikasi yang
dikenal adalah gaya komunikasi mengendalikan dan gaya komunikasi dua arah. Dari sajian
data di atas, didapati bahwa 57,25% responden menyatakan setuju dengan gaya komunikasi
Ahok yang cenderung mengendalikan seperti diungkapkan Stewart L Tubbs dan Sylvia
Moss, dimana gaya komunikasi ini membatasi, memaksa, mengatur perilaku bawahan
11
dalam hal ini masyakarat DKI Jakarta untuk mengikuti aturan dan norma yang disepakati.9
Gaya komunikasi Ahok ini sesuai dengan persepsi responden atas pernyataan sebelumnya
yang menyatakan Ahok adalah pemimpin yang tegas dalam melakukan kebijakan serta taat
norma dan dibutuhkan masyakarat DKI Jakarta saat ini. Meski secara gaya komunikasi
yang termasuk gaya mengendalikan yang tegas disetujui sebagian besar responden, akan
tetapi responden mengingkan agar Ahok dapat mengubah cara bicara dalam menyampaikan
kebijakan.10 Sebagian responden yaitu 59% responden menyatakan setuju bahwa Ahok
responden dalam wawancara dengan penulis pada saat penelitian.11 Hal ini juga dikuatkan
pada pertanyaan sebelumnya dimana sebagian besar responden setuju cara bicara seseorang
terhadap gaya komunikasi politik Ahok ini, didapati bahwa sebagian besarmasyakarat
setuju dengan gaya komunikasinya tegas yang oleh Tubbs dan Moss disebut dengan gaya
komunikasi mengendalikan. 12 Akan tetapi, masyakarat kurang setuju jika gaya komunikasi
tersebut dinilai arogan oleh beberapa pihak. Meski setuju dengan gaya komunikasi Ahok
tersebut, tidak demikian dengan cara bicaranya dalam menyampaikan suatu kebijkan
ternyata menurut masyakarat DKI Jakarta merupakan hal yang harus dirubah oleh Ahok
9
Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss, 1996, Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset, hlm. 66.
10
Bastian Radis, 2013, Ahok: Tegas, Disiplin, Tanpa Gentar, Demi Rakyat, Yogyakarta: Palapa, hlm. 43.
11
Gunawan Markus, 2013, Ahok: Koboi Jakarta Baru, Jakarta: Visimedia, hlm. 78.
12
Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss, 1996, Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset, hlm. 68.
12
sebagai seorang pemimpin, apalagi cara bicara seseorang ternyata mempengaruhi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
jawab, agar selurruh pekerjaan dapat di koordinasikan demi mencapai sebuah tujuan.
rakyatnya. Ia tidak gila jabatan. Hal ini dapat dilihat dari ia menjabat. Tidak seperti
kebanyakan orang yang memilih gila jabatan untuk mencari harta secara berlebihan, dapat
dilihat dari gaya memimpinya di DKI Jakarta, ia dapat melampaui tujuh karnya nya yang
terealisasi. Dan hingga ahirnya dia menjadi Komisarus Utama PT. Pertamina. Ia sangat
transparan. Hal ini dapat menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin yang ada di Indonesia
B. Saran
Sikap Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dalam mengontrol emosinya. Sifatnya yang
keras, tegas, ekspresif dan emosional kerap disorot oleh media massa. Akan tetapi, dari
pandangan saya terhadap Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tetap mencoba yang terbaik
13
dalam memperbaiki diri dan tetap membawa arah yang positif terhadap kepemimpinannya
di masa kini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alfabeta.
Radis, Bastian, 2013, Ahok: Tegas, Disiplin, Tanpa Gentar Demi Rakyat, Yogyakarta:
Palapa.
Robbins, P. Stephen, 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Jurnal
Yogyakarta.
15
Prasetyo, Danny, 2015, “Persepsi Masyarakat DKI Jakarta Terhadap Figur Basuki
Internet
Sinariyah, 2020, “Ahok, Sosok Negarawan yang Penuh Fenomenal”, diakses dari:
https://www.liputan6.com/news/read/3283366/ahok-sosok-negarawan-yang-
16
Lembar Penilaian Pribadi
Nilai yang
seharusnya
BC, D, E atau
Nol)
AB, karena
saya hanya
12 dari 16 mengikuti 12
tugas dengan
benar
17