Nama / Nim :
Dosen : Dr.EkaDaryanto,MT
Semester 1
2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya Mini
Riset ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini membahas mengenai
Kepemimpinan IMKA UNIMED, suatu materi yang seringkali dibahas dalam pelajaran
kepemimpinan.
Dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca,Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan tema tersebut adalah untuk
memperdalam pengertian serta pemahaman kita khususnya serta masyarakat umumnya yang
akan membaca makalah yang disusun ini. Dimana makalah ini menjadi tugas kami sebagai
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kepemimpinan.
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Oleh sebab itu, penulis pada kesempatan ini
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya saya ucapkan banyak
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A LatarBelakangMasalah
B IndentifikasiMasalah
C BatasanMasalah
D Rumusan Masalah
F Tujuan Survey
G Manfaat Survey
BAB VPENUTUP(KESIMPULAN)
A Kesimpulan
B Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku, yang setiap sukunya mempunyai
karakteristik yang berbeda. Perbedaan yang dimaksud antara lain dalam hal kebiasaan, gaya
hidup, adat istiadat, dan keyakinan. Perbedaan karakteristik tersebut menjadi hal yang
menarik untuk dipelajari. Perbedaan itu dapat dilihat diantaranya ketika seorang siswa lulusan
Sekolah Menengah Atas (SMA) melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi,
yaitu Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi merupakan salah satu tujuan bagi lulusan SMA
yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka yang ingin
kuliah akan menjadi calon mahasiswa di universitas yang sesuai dengan kriteria yang mereka
inginkan.
Salah satu suku yang dimaksud adalah suku Batak Karo. Suku Batak Karo merupakan
salah satu suku Batak. Suku Karo memiliki adat istiadat, moral, hukum, kekeluargaan yang
erat antar sesama suku. Suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo,
Sumatera Utara, Indonesia. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu
wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo), yaitu Kabupaten Karo. Suku ini juga
memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo.
Pembangunan suatu bangsa dan daerah sangat dipengaruhi oleh pemuda karena pemuda
merupakan motor penggerak dan pengawas proses pembangunan. Mengutip pendapat Bung
Karno: “Berikan aku 10 pemuda akan kuguncang Dunia.” Dari pendapat Bung Karno ini
dapat diartikan pemuda merupakan motor utama yang bisa mengubah dunia.
Untuk mendapatkan pengetahuan dalam rangka pembangunan maka pemuda/ pemudi
menimba ilmu ke Perguruan Tinggi. Dunia kampus identik dengan berbagai kegiatan extra
mahasiswa di luar kampus seperti organisasi mahasiswa. Banyak organisasi yang berdiri
dibangun oleh mahasiswa di kampus, baik yang organisasi extra dan intra. Setiap mahasiswa
Karo yang berasal dari universitas yang berbeda ini memiliki unit kegiatan yang diberi nama
IMKA (Ikatan Mahasiswa Karo). Unit kegiatan ini adalah tempat berkumpulnya mahasiswa
Karo untuk membentuk suatu keluarga di daerah perantauan dan mempelajari lebih dalam
mengenai budaya Karo. Beberapa mahasiswa Karo aktif dalam unit kegiatan IMKA di
kampusnya karena mereka memiliki banyak teman yang ikut tergabung dengan kegitan ini
Mahasiswa Karo ada juga yang pasif dengan unit kegiatan ini karena tempat
berkumpulnya jauh dengan daerah tempat tinggalnya.
Beberapa kampus di Indonesia memiliki IMKA dan organisasi mahasiswa Karo lainnya.
Pada dasarnya IMKA mempunyai tujuan untuk menghimpun mahasiwa/ mahasiswi Karo
yang menimba ilmu yang jauh dari kampung halaman untuk bersatu dan melakukan berbagai
kegiatan membangun taneh kemulihen (Taneh Karo Simalem) dan membentuk wadah ikatan
kekeluargaan untuk memajukan organisasi dalam rangka pelatihan karakter kepemimpinan,
mencinta budaya Karo serta peduli dan mau membangun kuta kemulihen.
IMKA seharusnya dapat menjadi motor penggerak pembangunan daerah Tanah Karo
(Kabupaten Langkat, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Karo, Kota Medan, Kota Binjai,
Simalungen Atas Sebagian besar Dairi, dan sebagian besar daerah Aceh Tenggara).
Kita sering sekali bingung memilih bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang
baik dalam memimpin sebuah organisasi. Misalnya dari segi memimpin, mengambil
keputusan, melakukan kebijakan- kebijakan dan perarturan yang dibuat dalam sebuah
organisasi serta gaya memimpin seseorag yang tepat sehingga organisasi berjalan lancar.
Oleh karena itu, penulis membuat sebuah Mini Research Pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Anggota dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Karo ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih gaya kepemimpinan yang cocok diterapkan dalam organisasi yang
ingin di pimpin atau pembaca bisa menjadi anggota yang mengetahui bagaimana seorang
ketua dalam memimpin sebuah organisasi.
B. Indentifikasi Masalah
1. Sejarah berdirinya ikatan Mahasiswa Karo Rudang Mayang
2. Program ikatan mahasiswa karo Rudang Mayang
3. Peranan Ikatan Mahasiswa Karo pada gaya kepemimpinan
C. Batasan Masalah
Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, sehingga dalam hal ini mengharuskan
peneliti untuk membatasi masalah yang ada agar penulis ilmiah ini dapat lebih terarah sesuai
dengan tujuan dari penelitian dilakukan .Maka batasan masalah pada penelitian ini “Gaya
kepemimpinan dalam Ikatan Mahasiswa Karo”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam
penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap perkembangan organisasi rudang
mayang adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan?
2. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin
sebuah organisasi?
3. Apa yang seharusnya seorang pemimpin lakukan dalam mengkoordinasi kinerja
anggota didalam organisasi?
E. Tujuan Survey
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan survey ini adalah :
1. Menambah wawasan tentang gaya kepemimpinan seorang pemimpin organisasi dalam
memimpin organisasi.
2. Menguatkan kemampuan dalam melakukan analisis pengamatan terhadap gaya
kepemimpinnan seseorang.
F. Manfaat Survey
Hasil dari surveykecil ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Untuk mengetahui banyak hal tentang teori maupun penerapan tentang gaya
kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi.
2. Dapat mengetahui pengaruh gaya memimpin seorang pemimpin terhadap kinerja
anggota organisasi.
3. Dapat mengetahui bagaimana seorang pemimpin organisasi dalam mengkoordinasi
kinerja anggota organisasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori kepemimpinan
1. Definisi kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan
pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan yang nyata yang menerminkan tujuan
bersamanya (Josheph C.Rost.,1993). “Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang
paling mudah diobserfasi,tetapi menjadi salah satu yang paling sulit untuk
dipahami”.Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah uang kompleks dan
sulit,karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks.
2. Karakteristik Kepemimpinan
1. Menyikapkan diri
2. Wawasan
3. Tanggung jawab pribadi
4. Agen perubahan
5. Pengembang
6. Pemegang saham
7. Ketrampilan mengatasi stres
8. Ekspresi
9. Menjinakan anomi organisasi
10. harmoni
3. Perbedaan Pemimpin dan Manajer
Kepemimpinan tidak dapat menggantikan peran manajemen , kepemimpinan harus
ditempatkan sebagai tambahan bagi fungsi manajemen.Manajemen tanpa kepemiminan
hanya akan menjadikan organisasi bersifat mekanistis dan kaku.Kepemimpinan tanpa
manajemen akan menjadikan organisasi tidak efektif dan kehilangan arah.Keduanya
merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain.Perbedaan pemimpin dan
manajemen tersimpulkan satu persatu dibawah ini.
1. ARAH DAN TUJUAN
Manajemen lebih berfokus menciptakan rencana-rencana secara detail,jadwal-jadwal,
untuk tujuan yang khusus, kemudian mengalokasikan sumberdaya untuk
mencapainya.Kepemimpinan lebih banyak memandang pada horizon yang diperluas dan
menekankan hasil-hasil jangka panjang.
2. TUGAS DAN KEWAJIBAN
Manajemen mengorganisasikan sebuah struktur untuk mencapai rencana kerja,
menempatkan struktur tersebut dengan orang-orang yang cakap,mengembangkan kebijakan
dan sistem untuk mengarahkan karyawan,dan memonitor proses pernerapan rencana yang
telah dibuat.
Kepemimpinan lebih menekankan bagaimana mengkomunikasikan visi dan
mengembangkan budaya yang dimiliki bersama dan menyusun seperangkat nilai-nilai pokok
didalam organisasi yang menjadi pedoman untukmecapai tujuan tertiinggi organisasi.
3. HUBUNGAN DAN INTERAKSI
Jika manajer berpikir dan menemptkan diri mereka sebagai supervisor dan bos,pemimpin
sebaliknya menempatkan diri sebagai pelatih,fasilitator, akseletator dan pelayanan bagi
bawahan.
4. KUALITAS PERSONAL PEMIMPIN dan Manajer
Kepemimpinan mempunyai kualitas personal halus yang agak sulit dilihat,tetapi agak
sulit dilihat,tetapi sangat berpengaruh.kualitas-kualitasini termaksuk antusiame, integritas,
keberanian, dan kemanusiaa.
Sebaliknya,manajem menciptakan jarak emosional,lebih menuntut pemenuhan kebutuhan
kebutuhan sepihak dan pihak dan lebih banyak mendasarkan dari pada kekuasaan jabatan
tanpa kualitas pribadi yang tinggi.
5. HASIL YANG DIINGINKAN
Manajemen berfokus pada hasil-hasil jangka pendek dan hanya menekankan pemenuhan
untuk para pemegang saham semata.Kepemimpinan lebih menekankan pada
peruahan,selalu,menentang status quo dan memikirkan kesejahtraan anggota organisasi.
Manager sebagai seorang administrator dan pemimpin sebagai seorang inovator.
4. Kepemimpinan Formal Dan Informal
Kepemimpinan Formal adalah kepemimpinan yang memimpin organisasi formal
seperti perusahaan perusahaan, lembaga pemerintahan(eksekutif, legislatif, yudikatif),
organisasi militer,dan sebagainya. pemimpin formal ialahseseorang yang oleh
organisasi tertentu dipilih sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan
penangkapan resmi untuk memegang suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan
segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya,untuk mencapai sasaran
organisasi yang telah diciptakan.
Kepemimpinan informal adalah kepemimpinan yang dasarnya tidak dipilih
atau diangkat secara formal. Seseorang menjadi pemimpin informal kalau ia diakui
mempunyai keunggulan fisik, keunggulan psikologi, ilmu pengetahuan dan
keterampilan diakui oleh para anggota organisasi.
Rakut Sitelu
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu atau daliken
sitelu (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan yang tiga.
Arti rakut sitelu tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo.
Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo
yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
1. kalimbubu
2. anak beru
3. senina
Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi isteri, anak beru keluarga yang
mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu galur keturunan merga atau
keluarga inti. dll
Tutur Siwaluh
1. puang kalimbubu
2. kalimbubu
3. senina
4. sembuyak
5. senina sipemeren
6. senina sepengalon/sedalanen
7. anak beru
8. anak beru menteri
Dalam pelaksanaan upacara adat, tutur siwaluh ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompok-
kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
Aksara
Aksara yang digunakan di suku ini adalah Aksara Karo. Aksara ini adalah aksara kuno yang
dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas
sekali bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.guna melengkapi cara penulisan perlu
dilengkapi dengan anak huruf seperti o= ketolongen, x= sikurun, ketelengen dan pemantek
Kebudayaan tradisional
Piso Surit
Lima Serangkai
Tari Terang Bulan
Tari Roti Manis
Tari Tiga Sibolangit
Suku Karo juga memiliki drama tradisional yang disebut dengan Gundala-Gundala.
Kegiatan budaya
Agama
Banyak diantara orang Karo yang tidak ingin dirinya disebut sebagai bagian dari Batak.
Mereka berpendapat bahwa dari asal usul nenek moyang orang Karo saja sudah berbeda dari
suku Batak, selain itu budaya dan bahasa Karo juga diyakini berbeda dari Batak. Embel-
embel "Batak" diyakini mereka merupakan stereotip yang dimunculkan pada masa kolonial
Belanda, dimana suku bangsa non-Melayu dikategorikan sebagai suku Batak.[3]
Pernyataan tersebut memunculkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, terutama di
masyarakat Suku Batak. Orang Batak mengatakan bahwa orang-orang Karo sebaiknya tidak
serta-merta menyatakan diri sebagai suku non-Batak, dikarenakan menurut mereka beberapa
marga Suku Karo masih ada keterkaitan dengan sebagian marga dari Batak Toba, seperti
marga Sitepu yang masih se-"trah" dengan marga Sitohang, atau marga Purba yang masih ada
kaitannya dengan marga Purba di Simalungun.
Tokoh Karo
Mendan P. Bangun
D. Kerangka Berpikir
Organisasi merupakan suatu jalan untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, organisasi yang merupakan wadah atau tempat
dilaksanakannya proses kepemimpinan diharapkan mampu menghasilkan tujuan yang
bermutu dan berkualitas .Untuk mewujudkan hal tersebut,organisasi akan menghadapi
berbagai permasalahan bukan hanya terdapat pada alat-alat pendukung organisasi
finansial dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut gaya kepemimpinan seorang
pemimpin serta tenaga anggota yang mengelolah organisasi .organisasi sebagai wadah seperti
dengan organisasi lainnya membutuhkan seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan
situasionalnya, karena di dalam sekolah terdapat pembagian tugas dan pembidangan
pekerjaan dengan menghimpun tugas ke dalam satu kelompok atau unit kerja.
Pengelompokan itu menghasilkan struktur organisasi yang terdiri dari berbagai unit kerja
yang masing-masing membutuhkan kegiatan bersama dan kerjasama secara terencana sesuai
dengan tujuan organisasi. Adanya perbedaan tingkat kematangan diantara tenaga pendidik
dansituasi serta lingkungan yang terus berubah membutuhkan perlakuan atau tindakan yang
berbeda dari pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi.pemimpin dituntut untuk
mengaplikasikan gaya yang berbeda sesuai dengan situasi dan keadaan yang terjadi pada saat
itu. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu membaca dan menganalisa situasi dan
bawahannya agar menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai. Dengan demikian, pemimpin
akan mengetahui kapan harus menerapkan gaya atau perilaku yang beriorentasi pada tugas
dan kapan harus beriorentasi pada bawahan sehingga tujuan organisasi tercapai dan
kepemimpinan berjalan dengan efektif. Gaya kepemimpimpinan situasional pemimpin
merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik. Semakin
tinggi pengetahuan dan keterampilan pemimpin menganalisa situasi dan keadaan tenaga
pendidik, pengaplikasian gaya kepemimpinan akan semakin tepat sehingga berpengaruh
terhadap kinerja tenaga pendidik. Berdasarkan hukum sebab akibat yang menyatakan bahwa
setiap sebab pasti memiliki akibat. Karena hal tersebut, pemimpin yang menerapkan gaya
kepemimpinan situasional menjadi sebab atau variabel pengaruh (independen) terhadap
kinerja tenaga angota-anggota sebagai akibat atau disebut dengan variabel yang di pengaruhi
(dependen). Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan mampunya seorang kepala sekolah
memilih perilaku atau gaya yang tepat dalam menjalankan kepemimpinannya akan
meningkatkan kinerja tenaga anggota Ikatan Mahasiswa Karo Fakultas Teknik. Pemimpin
yang efektif harus memiliki perilaku atau gaya kepemimpinan yang fleksibel, sesuai dengan
situasi dan keadaan bawahan yakni dengan menggunakan gaya kepemimpinan situasional.
Kombinasi antara situasidan kematangan bawahan yang dihadapi oleh pemimpin dengan
gaya kepemimpinan yang tepat akan mengefektifkan kepemimpinan pemimpin atau ketua
IMKA tersebut.
NO PERTANYAAN JAWABAN
B. Pembahasan
Pamahaman tentang esensialia kepemimpinan semakin diperkaya lagi oleh
pengalaman banyak orang yang dalam perjalanan hidupnya diberi atau memperoleh
kesempatan untuk menduduki jabatan-jabatan pemimpin ,baik pada tingkat rendah ,tingkat
menengah maupun pada tingakat puncak.
Mutu kepemimpinan dalam berbagai organisasi tersebut terlilhat antara lain dalam
kemampuan para pejabat pemimpin dalam organisasi untuk:
2.Mengenali secara tepat berbagai bentuk kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
4.Mendorong para bawahan sehingga bekerja dengan tingkt efisiensi ,efektivitas dan
produktivitas yang mendorong keberhasilan usaha.
Dua manifestasi utama tentang adanya presepsi yang seragam dalam kenyataan
tentang sentralnya peranan kepemimpinan dalam kehidupan organisasional ialah:
1.Kesediaan berbagai organisasi untuk memberikan balas jassa yang besar kepada para
pejabat pimpinan dalam organisasi.
Jika dikatakan di muka bahwa hingga saat ini terjadi perdebatan yang sifatnya
perennial tentang asal usul seorang pemimpin yang efektif.Masing-masing kubu nampaknya
sangat gigih dalam membela pendirian dan pendapatnya.Di satu pihak ada yang berpendapat
bahwa “pemimpin dilahirkan”.Di kubu lain terdapat orang-orang yang berpendapat bahwa
“pemimpin dibentuk dan ditempa”.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di muka yang dewasa ini semakin
banyak didukung oleh penelitian ilmiah dan pengalaman empirik ialah bahwa seseorang
hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila:
b.Bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan
kepemimpinan;
c.Ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan,baik
yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Di satu pihak ada pendapat yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan seseorang
tidak berubah menghadapi situasi yang bagaimana pun.Jika seseorang ,misalnya pada
hakikatnya memiliki ciri-ciri kepemimpinan yang otokratik,gaya kepemimpinannya pun akan
otokratik pula.
Penganut pada kubu lain berpendapat bahwa gaya kepemimpinan seseorang sangat
bersifat situasional.Dalam praktek pandangan ini berarti bahwa tidak ada seorang pemimpin
yang sangat konsisten menggunakan 1 gaya kepemimpinan tertentu terlepas dari situasi yang
dihadapinya.Artinya efektifitas kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada
kemampuannya “membaca” situasi yang dihadapinya dan menyesuaikan gayanya dengan
situasi tersebut sedemikian rupa sehingga ia efektif menjalankan fungsi-fungsi
kepemimpinannya.
Menurut teori situasional,seorang pemimpin yang paling otokratik sekapi pun akan
memgubah gaya kepemimpinanya yang otokratik itu dengan yang lain ,misalnya demokratik
apabila situasi tertentu menuntutnya .Teori kepemimpinan yang situasional dalam arti bahwa
efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada dua hal,yaitu:
1.Pemilihan gaya kepemimpinan gaya kepemimpinan yang tepat dalam menghadapi situasi
tertentu,
2.Kematangan jiwa dan kematangan profesional para bawahan dalam wujud rasa tanggung
jawab menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik mungkin.
Ternyata perilaku seorang pemimpin didasarkan pada dua jenis orientasi yang
dimilikinya yaitu :
1.Orientasi kepemimpinan yang didasarkan pada peranannya selaku pemrakars astruktur tuga
syang harus dikerjakan oleh para bawahannya.
2.Orientasi kepemimpinan yang ditunjukan pada dua arah,yaitu produksi dan unsur manusia
dalam menggerakkan roda organisasi yang kini populer digambarkan denga apa yang disebut
dengan “kisi-kisi manajerial”.
Sebagai titik tolak dalam pembahasan tipologi kepemimpinan yang secara luas dkenal
dewasa ini,kiranya relevan untuk menekankan bahwa salah satu tesis utama buku ini ialah
bahwa gaya kepemimpinan seseorang tidak bersifat “fixed”.Artinya,seseorang yang
menduduki jabatan pimpinan mempunayi kapasitas untuk “membaca” situasi yang
dihadapinya secara tepat.
Tipe Otokratik
Dalam tipe ini dikatakan bahwa kepemimpinan mengatakan bahwa seorang pimpinan
yang tergolong sebagai pimpinan yang otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang
dapat dipandang sebagai karakteristik yang negatif.
e.masih dimungkinnya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota masyarakat
dengan anggota masyarakat yang lain.
Penampilan fisik bukan hanya ukuran yang berlaku umum karena ada pemimpinan
yang dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik yang jika hanya dilihat dari penampilan
fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik.Usia pun tidak selalu dapat
dijadikan ukuran.
Setelah membahas lima tipe pemimpin yang secara luas dikenal dewasa ini,usaha
pendalaman tentang efektivitas kepemimpinan seseorang dilanjutkan dengan pembahasan
tentang fungsi-fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki,pembahasan yang menjadi fokus
analisis dalam Bab baerikut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karna untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya
, tetapi banyak faktor.pemimpin yang berhasil hendaknya memilik beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yaang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya,atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya
sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinanan yang akan diterapkan.
Dari pembahasan diatas dapat diperoleh data informasi organisasi Ikatan Mahasiswa
Fakultas Teknik
Nama organisasi : Rudang Mayang
Jenis organisasi : non formal
Bentuk kepemimpinan : kepemimpinan kharismatik dan rasional
Gaya kepemimpinan : demokratis
System pengambilan keputusan : Musyawarah, mufakat, dan voting
B. Saran
Kami selaku anggota Kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan serta kekurangnan dalam laporan hasil wawancara ini. Selain untuk memenuhu
tugas kepemimpinan, Semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi acuan,
pertiimbangan, serta motivasi dan koreski bagi kegiatan wawancara selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi,Irham.2014.Manajemen Kepemimpinan.Bandung:Alfabeta