Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

“Ir. Achmad Husein”

Dosen Pengampu :
Warsino

Disusun Oleh :
Kautsar Akmal (1501213345)
Lutfia Aqila Nabila (1501213325)
Fahryan Aufa Rabbani (1501213332)
Laila Janina Bey (1501213354)

S1 ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2023
DAFTAR ISI

BAB I 3
DESKRIPSI DAERAH 3
1.1 Profil Daerah 3
1.2 Potensi Daerah 3
1.3 Biodata Bupati 3
BAB II 5
LANDASAN TEORI 5
2.1 Filosofi dan Konsep Dasar Kepemimpinan 5
2.2 Peran dan Fungsi Kepemimpinan 5
2.3 Gaya Kepemimpinan 6
2.4 Kewenangan dan Delegasi 6
2.5 Kepemimpinan dan Konflik 6
BAB III 8
ANALISIS 8
3.1 Analisis SWOT 8
3.2 Analisis Gaya Kepemimpinan Saat Ini dan Yang Diharapkan 8
3.3 Analisis Kewenangan dan Delegasi 9
3.4 Analisis Konflik yang dihadapi dan solusinya 10
BAB IV 11
KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
DESKRIPSI DAERAH

1.1 Profil Daerah


Kabupaten Banyumas adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Purwokerto, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen
di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung
tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.
1.2 Potensi Daerah
"Banyumas sudah mengantongi sertifikat internasional sebagai penghasil gula kelapa terbesar
di Indonesia," kata Kepala seksi Industri Pertanian dan Kehutanan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi Banyumas, Sri Gito, Selasa, 28 Mei 2013. Saat ini, kata dia, perajin
gula kelapa di Banyumas mencapai 27 ribu kepala keluarga. Mereka membuat gula dengan
berbagai kemasan seperti gula cetak, kristal atau semut, kristal jahe, dan gula kelapa kristal
kombinasi. Dalam setahun, produksi gula kelapa Banyumas bisa mencapai 63 ribu ton.
Sehingga Potensi yang dimiliki banyumas terhadap gula kelapanya sangatlah besar.
1.3 Biodata Bupati
Ir. Achmad Husein (lahir 17 Agustus 1959) adalah politikus Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) yang menjabat sebagai Bupati Banyumas dua periode sejak 2013. Ir.
Achmad Husein lahir di Banyumas pada 21 Oktober 1960. Ia menempuh pendidikan di
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dan meraih gelar Insinyur di bidang Teknik Sipil
pada tahun 1985. Karir politiknya dimulai pada tahun 2005 ketika ia terpilih sebagai Wakil
Bupati Banyumas. Ia kemudian menjadi Bupati Banyumas pada tahun 2010 dan berhasil
memenangkan dua periode berikutnya pada tahun 2015 dan 2020. Selama menjabat sebagai
Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein dikenal sebagai pemimpin yang visioner dan berprestasi.
Ia berhasil meraih berbagai penghargaan, antara lain Anugerah Kepala Daerah Inovatif dari
Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2013, Anugerah Parahita Ekapraya dari Presiden RI
pada tahun 2015, dan Penghargaan Kepemimpinan Nasional dari Majalah Warta Ekonomi pada
tahun 2016. Selain aktif di dunia politik, Ir. Achmad Husein juga terlibat dalam berbagai
organisasi profesi dan sosial, seperti Ikatan Alumni Universitas Gadjah Mada, Persatuan
Insinyur Indonesia, dan Palang Merah Indonesia. Sebelum menjadi bupati ia pernah menjabat
sebagai direktur utama PDAM Banyumas pada tahun 2005 hingga 2007.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Filosofi dan Konsep Dasar Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan atau keterampilan untuk memimpin atau
memandu seseorang atau kelompok menuju tujuan tertentu dengan cara yang efektif dan
efisien. Dalam konteks ini, seorang pemimpin diharapkan mampu memberikan arahan yang
jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang-orang
yang dipimpin, serta memberikan teladan agar orang lain dapat mengikuti dan berkontribusi
secara optimal dalam mencapai tujuan tersebut. Kepemimpinan juga melibatkan kemampuan
untuk memfasilitasi dan membina hubungan yang baik dengan orang lain, sehingga dapat
mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efisien. Pemimpin juga diharapkan dapat
memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan baik, merencanakan strategi yang tepat, dan
mengambil keputusan yang bijaksana untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok yang
dipimpin.
Max De Pree dalam bukunya yang berjudul "Leadership Is an Art" (1989:27) menekankan
pentingnya pandangan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Ia
memandang bahwa pemimpin harus mampu melihat dan menghargai potensi dalam setiap
individu di organisasi, serta memberikan ruang untuk mereka berkembang dan memimpin dari
posisi mereka masing-masing. De Pree juga menekankan pentingnya memimpin dengan hati
dan memperlakukan orang lain dengan adil. Baginya, kepemimpinan harus didasarkan pada
hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara pemimpin dan bawahan, serta
didasarkan pada nilai-nilai seperti kepercayaan, kejujuran, dan integritas. Ia mengatakan bahwa
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan dengan bawahan dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terbuka, di mana orang merasa nyaman untuk
berbicara dan berbagi ide-ide mereka. De Pree juga menekankan pentingnya pemimpin dalam
memberikan umpan balik konstruktif dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan
organisasi.
Secara keseluruhan, pandangan De Pree tentang kepemimpinan sangat menekankan
pentingnya memimpin dengan hati dan memperlakukan orang lain dengan adil. Ia percaya
bahwa pemimpin harus melihat potensi dalam setiap individu dan memberikan ruang bagi
mereka untuk berkembang, serta membangun hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan dengan bawahan.
2.2 Peran dan Fungsi Kepemimpinan
Menurut (Kuswanto, 2012) dan (Institute, 2000) Kepemimpinan sebagai salah satu cabang
ilmu pengetahuan, kepemimpinan memiliki peranan penting dalam kerangka manajemen.
Sebab peranan seorang pemimpin pada dasarnya merupakan penjabaran serangkaian fungsi
kepemimpinan. Sedangkan fungsi kepemimpinan itu sendiri sesungguhnya merupakan salah
satu di antara peranan manajer dalam rangka untuk mengajak atau menghimbau semua
bawahan atau pengikut, agar dengan penuh kemauan memberikan pengabdian dalam mencapai
tujuan organisasi, sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secara maksimal.
● Memberikan atau menyajikan berbagai pengertian (understanding) mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan masalah-masalah kepemimpinan.
● Memberikan berbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan yang
berkaitan dengan kepemimpinan (predicting).
● Memberikan pengaruhnya dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatan dalam
usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan berbagai persoalan yang timbul dan
berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan (influencing).

2.3 Gaya Kepemimpinan


Menurut (Mattayang, 2019) dan (Posner, 1987) gaya kepemimpinan atau style of leadership
merupakan cara seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan
fungsi manajemennya dalam memimpin bawahannya. Adapun gaya-gaya kepemimpinan
yaitu sebagai berikut :
1. Gaya Kepemimpinan Demokratis; 2. Gaya Kepemimpinan Delegatif;
3. Gaya Kepemimpinan Birokratis; 4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire;
5. Gaya Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian); 6. Gaya Kepemimpinan Kharismatik;
7. Gaya Kepemimpinan Diplomatis; 8. Gaya Kepemimpinan Moralis;
9. Gaya Kepemimpinan Administratif; 10. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical);
11. Gaya kepemimpinan entrepreneur; 12. Gaya Kepemimpinan Visioner;
13. Gaya Kepemimpinan Situasional; 14. Kepemimpinan Militeristik;

2.4 Kewenangan dan Delegasi


Kewenangan merupakan bentuk kekuasaan formal yang dapat diberikan oleh individu atau
kelompok. Wewenang digunakan untuk memerintah seseorang agar dapat menyelesaikan suatu
hak maupun tanggung jawab pekerjaan yang ada pada organisasi atau perusahaan. Menurut Dr.
Fariz dalam buku ajarnya yang berjudul Pengantar Manajemen (2017:56), Wewenang terbagi
menjadi tiga jenis yaitu wewenang lini, wewenang staff, dan wewenang fungsional. Wewenang
lini adalah hak memerintah yang diberikan langsung dari atasan kepada bawahannya.
Wewenang staf adalah hak yang dimiliki setiap staf untuk memberi saran kepada anggota lini.
Wewenang fungsional adalah hak yang dimiliki karena adanya hubungan staf dan anggota lini
agar dapat mengatur aktivitas departemen dengan baik.
Delegasi merupakan pelimpahan atau pemberian wewenang kepada orang lain untuk
melakukan suatu kegiatan. Dalam jurnal Pengaruh Pendelegasian Wewenang Terhadap Kinerja
Organisasi, Fajar Galih Muttaqin (2018:171), mendapatkan hasil riset dan menyatakan bahwa
delegasi yang dilakukan manajer kepada departemen bawahannya harus diawasi dan
dikendalikan agar tidak terjadi hal buruk oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Ketika
delegasi dilakukan dengan benar akan berpengaruh baik terhadap kinerja organisasi. Kinerja
organisasi yang baik memiliki pengaruh yang besar terhadap kesuksesan suatu perusahaan.
Oleh karena itu, kepemimpinan dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk mendukung
kemajuan perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan serta manfaatnya dapat
dirasakan oleh banyak orang.

2.5 Kepemimpinan dan Konflik


Menurut (Brata, 2011) dan (Institute A. , 2006) kepemimpinan dan konflik merupakan suatu
hal yang saling mengikat karena apabila ada konflik harus ada pemimpin yang dapat melerai
dan menyelesaikan konflik tersebut. Beberapa cara untuk mengatasi konflik menurut Nader
and Todd, dalam salah satu bukunya, The Disputing Process Law In Ten Societies, yaitu :
1. Bersabar (Lumping); 2. Penghindaran (Avoidance); 3. Kekerasan atau paksaan (Coercion);
4. Negosiasi (Negotiation); 5. Konsiliasi (Conciliation); 6. Mediasi (Mediation); 7. Arbitrase
(Arbitration); dan 8. Peradilan (Adjudication)
BAB III
ANALISIS
3.1 Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi, individu, atau proyek. Berikut
adalah analisis SWOT gaya kepemimpinan Ir. Achmad Husein sebagai Bupati Banyumas:
Strengths:
● Berpengalaman sebagai birokrat, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas
Perhubungan dan Komunikasi Banyumas.
● Memiliki latar belakang pendidikan teknik sipil, sehingga memiliki kemampuan
analisis yang baik dalam hal pengelolaan infrastruktur.
● Terbuka untuk masukan dan saran dari masyarakat dan stafnya.
Weaknesses:
● Masih terdapat beberapa masalah di beberapa sektor seperti infrastruktur dan
pendidikan yang belum teratasi dengan baik.
● Masih kurangnya koordinasi dan komunikasi antara kepala dinas di beberapa sektor.
Opportunities:
● Adanya program pemerintah untuk membangun infrastruktur di daerah yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyumas.
● Peluang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program-program
pendidikan dan pelatihan yang dapat diintegrasikan dengan pembangunan daerah.
Threats:
● Adanya persaingan dalam memperebutkan anggaran pembangunan yang dapat
mengganggu program-program pembangunan di daerah.
● Ancaman dari berbagai bencana alam seperti banjir dan longsor yang dapat
mengganggu kestabilan pembangunan di daerah.

3.2 Analisis Gaya Kepemimpinan Saat Ini dan Yang Diharapkan


Dari analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Ir. Achmad Husein
sebagai Bupati Banyumas memiliki kekuatan dalam pengalaman sebagai birokrat, kemampuan
analisis yang baik, terbuka terhadap masukan dan saran. Namun, masih terdapat beberapa
kelemahan seperti masalah di beberapa sektor yang belum teratasi dengan baik dan kurangnya
koordinasi dan komunikasi antara kepala dinas di beberapa sektor.
Gaya kepemimpinan Achmad Husein saat ini sangat mirip dengan teori kepemimpinan
persuasif dan partisipatif. Beliau sering kali turun langsung ke lapangan untuk mengawasi dan
memberikan dukungan langsung kepada masyarakat atau instansi terkait. Dengan melakukan
tindakan ini, beliau dapat memperlihatkan kepada bawahannya bahwa dirinya tidak hanya
berbicara kosong, melainkan juga mampu menunjukkan contoh nyata dan memimpin dengan
tindakan. Syarat tersebut telah ada dalam kepemimpinan Achmad Husein dalam memerangi
Covid-19, beliau dapat merumuskan kebijakan yang tepat guna menghambat penularan Covid-
19 di daerahnya. Saat terjadi penolakan jenazah positif Covid-19, Achmad Husein turun
langsung ke tempat pemakaman dan memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar bahwa
semua jenazah jika dimakamkan sesuai protokol kesehatan maka tidak akan menularkan
Covid-19.
Di sisi lain, terdapat peluang untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, tetapi juga terdapat ancaman dari persaingan anggaran pembangunan
dan bencana alam. Diharapkan kedepannya Ir. Achmad Husein dapat terus meningkatkan
koordinasi dan komunikasi antara kepala dinas di beberapa sektor serta memanfaatkan peluang
yang ada dengan bijak dan tanggap terhadap ancaman yang muncul agar Banyumas tetap jadi
kota yang bersih, memiliki lingkungan yang bersih dan sehat, dan bermasyarakat yang cerdas,
tentram dan sejahtera.

3.3 Analisis Kewenangan dan Delegasi


Wewenang Bupati Banyumas diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah. Beberapa wewenang Bupati Banyumas yang terkait dengan pemerintahan daerah di
antaranya adalah:
● Menetapkan kebijakan pembangunan daerah dan program pembangunan daerah.
● Menyusun dan menetapkan rencana pembangunan jangka menengah daerah dan
rencana kerja pemerintah daerah.
● Mengelola keuangan daerah dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah yang
baik dan transparan.
● Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pemerintahan di daerah.
● Mengambil keputusan dalam hal pengadaan barang dan jasa, serta menyusun dan
menetapkan peraturan daerah.

Contoh delegasi tugas dan wewenang yang dilakukan oleh Bupati Banyumas adalah:
● Delegasi wewenang dalam penganggaran dan pengelolaan keuangan daerah kepada
Kepala Badan Keuangan Daerah.
● Delegasi wewenang dalam pengelolaan aset daerah kepada Kepala Badan
Pengelolaan Aset Daerah.
● Delegasi wewenang dalam pengawasan pelaksanaan proyek pembangunan kepada
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

3.4 Analisis Konflik yang dihadapi dan solusinya


Kabupaten Banyumas sendiri pernah mengalami berbagai konflik cukup mengganggu yang
harus segera ditangani. Beberapa diantaranya yaitu permasalahan sampah dan jalan rusak.
Dalam tulisan L Darmawan (2022), bahwa pada tahun 2018 Banyumas pernah mengalami
krisis sampah. Hal itu disebabkan oleh penutupan TPA Gunung Tugel dan TPA yang aktif
yaitu TPA Kaliori, tetapi masyarakat tidak setuju dan meminta untuk ditutup. Akhirnya
Achmad Husein mengetahui informasi mengenai mesin yang bagus seperti di Bantargebang.
Dengan melakukan beberapa kali uji coba dan perbaikan, akhirnya mesin tersebut sudah dapat
digunakan hingga saat ini. Mesin tersebut dapat digunakan untuk memisahkan sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik dimanfaatkan untuk pakan mogot. Sedangkan sampah
anorganik terutama plastik dimanfaatkan untuk membuat paving dan bahan bakar industri
semen yaitu refuse derived full (RDF) yang dijual ke pabrik semen PT Solusi Bangun Indonesia
(SBI) di Kabupaten Cilacap. Pengelolaan sampah di Banyumas akhirnya dinyatakan berhasil.
Hal ini menjadi salah satu pencapaian besar bagi kepemimpinan Achmad Husein dalam masa
jabatannya. Keberhasilan ini menjadikan Achmad Husein diundang oleh United Nations
Framework Climate Change Conference (UNFCCC) ke Conference of Parties (COP) 27 yang
diselenggarakan di Sharm El Sheikh Mesir pada 14 November 2022.
BAB IV
KESIMPULAN

Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan atau keterampilan untuk memimpin atau


memandu seseorang atau kelompok menuju tujuan tertentu dengan cara yang efektif dan
efisien. Dalam konteks ini, seorang pemimpin diharapkan mampu memberikan arahan yang
jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang-orang
yang dipimpin, serta memberikan teladan agar orang lain dapat mengikuti dan berkontribusi
secara optimal dalam mencapai tujuan tersebut. Gaya kepemimpinan Ir. Achmad Husein
sebagai Bupati Banyumas memiliki kekuatan dalam pengalaman sebagai birokrat, kemampuan
analisis yang baik, terbuka terhadap masukan dan saran. Namun, masih terdapat beberapa
kelemahan seperti masalah di beberapa sektor yang belum teratasi dengan baik dan kurangnya
koordinasi dan komunikasi antara kepala dinas di beberapa sektor. Sebagai seorang pemimpin,
penting untuk dapat mengatasi masalah dan menciptakan koordinasi yang baik antara
departemen yang berbeda. Mungkin Ir. Achmad Husein dapat mengambil langkah-langkah
untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar departemen untuk meningkatkan
efektivitas pemerintahan Banyumas.
DAFTAR PUSTAKA

Pemkab Banyumas. (n.d.). Profil Bupati dan Wakil Bupati.


https://www.banyumaskab.go.id/profil/profil-bupati-dan-wakil-bupati

Banyumasnews.com. (2021, 22 Oktober). Ir. Achmad Husein, Kepala Daerah yang Pro
Rakyat dan Berprestasi. https://banyumasnews.com/ir-achmad-husein-kepala-daerah-yang-
pro-rakyat-dan-berprestasi/

Nugraha, R. (2020, July 1). Kepemimpinan Klasik ala Bupati Banyumas dalam
Menghadapi Covid-19. Suara.com.
https://yoursay.suara.com/news/2020/07/01/103057/kepemimpinan-klasik-ala-bupati-
banyumas-dalam-menghadapi-covid-19

Tempo.co. (2012, December 28). Banyumas Sentra Gula Kelapa Terbesar. Bisnis
Tempo.co. https://bisnis.tempo.co/read/483874/banyumas-sentra-gula-kelapa-terbesar

Suroso, A., & Puspitasari, E. (2017). Analisis Kebijakan Pemerintah Kabupaten


Banyumas dalam Pengembangan Sektor Agribisnis. Jurnal Ekonomi dan Manajemen,
4(2), 171-184. http://www.ojs.unanda.ac.id/index.php/jemma/article/view/247

Sudarsono, A., & Setiawan, M. (2016). Analisis Pengembangan Kawasan Industri


Kabupaten Banyumas Berdasarkan Pendekatan Porter Diamond. Jurnal Ekonomika,
Bisnis dan Entrepreneurship, 10(2), 69-79. https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Ekonomika/article/view/4282/3956

Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun


2014 tentang Pemerintahan Daerah.
https://jdih.perpusnas.go.id/file_peraturan/UU0232014.pdf

Fariz. (2017). Pengantar Manajemen. 140.


http://repository.stieyapan.ac.id/id/eprint/86/1/Buku%20Ajar.pdf

Muttaqin, G. F. (2018). Pengaruh Pendelegasian Wewenang Terhadap Kinerja Organisasi.


Jurnal Riset Akuntansi Terpadu, 11(2), 159–176. https://doi.org/10.35448/jrat.v11i2.4255

Darmawan, L. (2022). No Title. 29 November 2022.


https://www.mongabay.co.id/2022/11/29/berawal-dari-krisis-sampah-yang-mampu-
diselesaikan-bupati-banyumas-berbagi-kisah-di-cop27-mesir/

Mattayang, B. (2019). Tipe dan gaya kepemimpinan: suatu tinjauan teoritis. JEMMA
(Journal of Economic, Management and Accounting), 2(2), 45-
52.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1995

BRATA, T. (2011). Peran Kepemimpinan Dalam Mengendalikan Konflik. Jurnal Media


Wahana Ekonomika, 7(4), 56-64 .https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Ekonomika/article/view/4282

https://www.banyumaskab.go.id/read/15539/target=#.ZDE5rvbMLDc

Ferrell, J., & Boyce, D. (2015). The anatomy of peace: Resolving the heart of conflict.
Berrett-Koehler
Publishers.https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=d03GBwAAQBAJ&oi=fnd&pg=
PP1&dq=the+anatomy+of+peace&ots=G6ioY_aebV&sig=wmJ61xWHkm--
YKVSghPjzdanDQY&redir_esc=y#v=onepage&q=the%20anatomy%20of%20peace&f=fals
e

Kouzes, J. M., & Posner, B. Z. (2006). The leadership challenge (Vol. 3). John Wiley &
Sons.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=kHt_CeUoVZQC&oi=fnd&pg=PR13&dq=t
he+leadership+challenge&ots=RVv_ltx0aa&sig=4CH7s8Onn_DPgxLM1ijr4Ej3Pxo&redir_e
sc=y#v=onepage&q=the%20leadership%20challenge&f=false

Arbinger Institute. (2010). Leadership and self-deception: Getting out of the box. Berrett-
Koehler Publishers.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ZjYP5o18qQUC&oi=fnd&pg=PR9&dq=le
adership+and+self+deception&ots=5YGWH5lh2X&sig=XMfwREAdje9KUnNpTMMPOvE
w1vo&redir_esc=y#v=onepage&q=leadership%20and%20self%20deception&f=false

Anda mungkin juga menyukai