Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TUTY A.

MUDA
NIM : 2023755776
KELAS : 3C
JURUSAN : AKUNTANSI
PRODI : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PENGAUDITAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Pengauditan (auditing) adalah proses sistematik atas perolehan dan pengevaluasian bukti
mengenai asersi-asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi dalam rangka menentukan seberapa baik
kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Hasil dari audit kemudian dikomunikasikan ke
pihakpihak yang berkepentingan. Pengauditan memerlukan perencanaan dan pengumpulan yang
cermat, pemeriksaan, serta dokumentasi dari bukti audit.
Pengauditan internal (internal auditing) adalah sebuah aktivitas independen, menjamin
objektivitas serta konsultasi yang didesain untuk menambah nilai serta meningkatkan efektivitas dan
efesiensi organisasi, termasuk membantu dalam desain dan implementasi dari sebuah SIA.
Jenis Audit Internal:
a) Audit Keuangan
b) Sistem Informasi
Sistem Informasic) Audit operasional
d) Audit kepatuhan
e) Audit investigatif
Tinjauan Menyeluruh Proses Audit
1. Perencanaan Audit
2. Menentukan mengapa, bagaimana, kapan, dan oleh siapa audit akan dilaksanakan.
3. Pengumpulan bukti audit
4. Sebagian besar upaya audit dihabiskan untuk mengumpulkan bukti.
5. Evaluasi bukti audit
6. Auditor mengevaluasi bukti yang dikumpulkan dan memutuskan apakah bukti tersebut
mendukung kesimpulan atau tidak.
7. Komunikasi hasil audit Tiga Jenis Resiko Audit  Resiko bawaan
Kelemahan terhadap risiko material karena tidak tersedianya pengendalian internal.
 Resiko pengendalian
Risiko saat suatu salah saji material akan melampaui struktur pengendalian internal ke
dalam laporan keuangan.
 Resiko deteksi
Risiko sata para auditor dan prosedur auditnya akan gagal mendeteksi sebuah kesalahan
atau salah saji yang material. Pengumpulan Bukti Audit
1. Observasi aktivitas-aktivitas yang diaudit
2. Pemeriksaan atas dokumentasi untuk memahami bagaimana sebuah proses atau sistem
pengendalian internal tertentu harusnya berfungsi
3. Diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka dan bagaimana mereka
melakukan prosedur-prosedur tertentu
4. Kusioner untuk mengumpulkan data
5. Pemeriksaan fisik atas kuantitas dan/atau kondisi sdari aset berwujud, seperti peralatan dan
persediaan
6. Konfirmasi atas ketepatan informasi, seperti saldo akun pelanggan, melalui komunikasi
dengan pihak ketiga yang independen.
7. Melakukan ulang atas perhitungan untuk memverifikasi informasi kuantitatif
8. Pemeriksaan bukti pendukung untuk validitas sebuah transaksi dengan memeriksa
dokumen pendukung.
9. Tinjauan analitis atas hubungan dan trend antar-informasi untuk mendeteksi hal-hal yang
seharusnya diselidiki lebih jauh. Pendekatan Audit Berbasis-Risiko
 Menentukan ancaman (penipuan dan kesalahan) yang akan dihadapi perusahaan
 Mengidentifikasi prosedur pengendalian yang mencegah, mendeteksi, atau memperbaiki
ancaman
 Mengevaluasi prosedur pengendalian
 Mengevaluasi kelemahan pengendalian untuk menentukan dampaknya dalam jenis, waktu
atau tingkatan prosedur pengauditan

AUDIT SISTEM INFORMASI


Tujuan dari sebuah audit sistem informasi adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi
pengendalian internal yang melindungi sistem. Ketika melakukan sebuah audit sistem informasi, para
auditor seharusnya memastikan bahwa enam tujuan berikut telah dicapai: Tujuan Audit Sistem
Informasi
1. Keamanan secara menyeluruh
2. Pengembangan program dan akusisi
3. Modifikasi Program
4. Pemrosesan Komputer
5. Data Sumber
6. File data

PERANGKAT LUNAK AUDIT


Computer-assisted audit techniques (CAATs) adalah perangkat lunak audit yang
menggunakan spesifikasi yang disediakan oleh auditor untuk menghasilkan sebuah program untuk
mrnjalankan fungsi audit.
CAATs sering disebut sebagai generalized audit sofware (GAS), yang menggunakan spesifikasi yang
disediakan auditor untuk menghasilkan sebuah program untuk menjalankan fungsi audit, sehingga akan
mengotomatiskan atau menyederhanakan proses audit.
Dua dari perangkat lunak yang paling populer adalah Audit Control Language (ACL) dan Interactive
Data Extraction and Analysis (IDEA). Kegunaan CAATs
 Meminta file data untuk memuat catatan yang memenuhi kriteria tertentu
 Membuat, memperbaharui, membandingkan, mengunduh, dan mengabungkan file
 Meragkum, menyortir, dan menyaring data
 Mengakses data dalam format yang berbeda dan mengubah data ke dalam sebuah format
umum
 Meenguji catatan-catatan tas kualitas, kelengkapan, konsistensi, dan kebenaran
 Membagi catatan berdasarkan tingkatan, memilih dan menganalisis sampel statis
 Pengujian atas risiko tertentu dan mengidentifikasi bagaimana pengendalian atas risiko
tersebut
 Melakukan perhitungan, analisis statis, dan operasi matematis lainnya
 Melakukan pengujian analisis, seperti analisis rasio dan tren, mencari pola data yang tidak
diduga atau tidak dijelaskan yang mungkin mengidikasikan penipuan
 Mengidentifikasi kebocoran finansial, ketidakpatuhan atas kebijakan, dan kesalahan
pengolahan data
 Merekonsiliasi perhitungan fisik dengan jumlah yang dikomputasi, menguji ketepatan kasir
atas perluasan dan saldo, menguji item-item salinan
 Memformat serta mencetak laporan dan dokumen
 Membuat kertas kerja elektronik

AUDIT OPERASIONAL SIA


Teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional serupa dengan audit atas sistem
informasi dan laporan keuangan. Perbedaan dasarnya adalah lingkup audit. Sebuah audit sistem
informasi ditujukan pada pengendalian internal dan audit keuangan atas output sistem, sedangkan audit
operasional meliputi seluruh aspek atas manajemen sistem. Sebagai tambahan, tujuan dari audit
operasional termasuk mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan pencapaian tujuan.
Langkah-langkah dalam audit operasional
1. Perencanaan Audit
2. Program Kerja
3. Pelaksanaan Kerja Lapangan
4. Pengembangan Temuan Audit Dan Rekomendasi
5. Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai