Anda di halaman 1dari 2

1.

Pegawai daerah merupakan pegawai yang di tugaskan di kantor atau instansi


pemerintahan daerah yang setinkat provinsi, kota, kabupaten atau pun desa. Hampir sama
dengan pegawai yang bertugas di pusat, pegawai daerah juga berperan mengambil bagian
dalam kebijakan yang mendukung kesejahteraan rakyat.

Contohnya :
sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi,
camat, sekretaris camat, lurah, dan sekretaris lurah.

2. Cara mengisi formasi pegawai daerah antara lain ;

Pegawai daerah melalui badan kepegawaian daerah (BKD) melakukan analisis jabatan
dan analisis kebutuhan. Berdasarkan analisis jabatan dan analisis kebutuhan per satuan
kerja perangkat daerah (SKPD), BKD lalu mengajukan ke badan kepegawaian Negara
(BKN) dan kementrian PAN RB di Jakarta.

Dalam pemberhentiannya :
Pemberhentian dapat dilakukan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkanputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dengan hukum pidana penjara paling singkat dua tahun
dan pidana yang dilakukan tidak berencana. Pemberhetian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena melakukan pelanggaran disiplin pegawai tingkat berat.

Dan dalam pembinaannya dapat disusun dalam konsep pembinaan dan kesejahteraan
pegawai, serta pengembangan pegawai.

3. proses perencanaan kebijakan pemerintah daerah ialah sebagaimana pemerintah daerah


menetapkan jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan agar mampu melaksanakan
tugas pokok yang diperlukan ditetapkan berdasarkan beban kerja suatu organisasi.

4. Menurut Finance (1994:4 dalam badjuri dan Yuwono; 2002:135) ada empat tipe evaluasi,
yaitu : 1. Evaluasi kecocokan (appropriateness), yaitu melakukan penilaian apakah
kebijakan yang ditetapkan tersebut memang cocok untuk dipertahankan,perlukah diganti
dengan kebijakan lain, dan apakah kebijakan ini cocok dilakukan oleh pemerintah daerah
bukan oleh swasta.

2. Evaluasi efektivitas, yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang dilaksanakan


tersebut telah menghasilkan hasil dan dampak yang sesuai dengan tujuannya.
3. Evaluasi efisiensi, yaitu melakukan penilaian berdasarkan tolak ukur ekonomis yaitu
seberapa jauh tingkat manfaat disbandingkan dengan biaya dan sumber daya yang
dikeluarkan.

4. Evaluasi meta, yaitu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi itu sendiri. Apakah
evaluasi yang dilakukan lembaga berwenang sudah professional? Apakah evaluasi
dilakukan tersebut sensitive terhadap kondisi sosial ,cultural, dan lingkungan? Apakah
evaluasi tersebut menghasilkan laporan yang mempengaruhi pilihan-pilihan manajerial.

Anda mungkin juga menyukai