Anda di halaman 1dari 44

Virtual literacy Balai Besar Penelitian Tanaman Padi - Balitbangtan

BIOEKOLOGI DAN PENGENDALIAN


WERENG COKLAT

Rahmini
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang
OPT menyebabkan:
•Tidak tercapainya potensi
produksi varietas unggul
•Instabilitas hasil
•Kehilangan hasil pra-panen

Indonesian Center for Rice Research


MENGAPA OPT BERKEMBANG

1 Konsep PHT dalam pengendalian OPT sudah berkurang

2 Adanya tanaman inang (padi) terus-menerus


Penggunaan pestisida tidak tepat dosis, waktu
3 (aplikasi sistem kalender/terjadwal), sasaran, cara

4 PemilIhan varietas padi tidak tepat


Ketidakseimbangan ekologi (biodiversitas, strategi OPT
5 untuk kelangsungan hidup) à menurunnya musuh
alami
petani Kurangnya
belum layanan
Data aplikasi mengena ekologi
serangan pestisida li OPT
OPT kimia
belum lahan berlebiha
valid digenangi n
Wilayah terus-
pengamat menerus Aplikasi
an insektisid
a yang
petugas
tll luas dilarang
Ratun Pemupukan
dibiarkan berlebihan
tanam
padi
terus-
menerus
kurangnya
monitoring
pengguna
an
varietas
rentan
4
120.000

Indonesia 100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

-
rice brown rice field rat blast bacteri al leaf tungro
stemborer planthopper blight

2017 2018 2019

Luas serangan OPT Utama di Jawa Barat 2017-2019 (ha.)

35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
-
Penggerek Wereng coklat Tik us sawah Blas Hawar daun Tungro
bakteri

2017 2018 2019


•Wereng Coklat •Wereng coklat •Wereng coklat •Wereng coklat •Wereng coklat Ulat Grayak
•Wereng P. Putih •Wereng P. Putih •Wereng P. Putih •Wereng P. Putih •W.P. Putih
•Wereng hijau •Wereng hijau •Wereng hijau •Beluk •Beluk atau
•Sundep •Sundep •Sundep •Pelipat daun •Pelipat daun
•Pelipat daun •Pelipat daun •Pelipat daun •Ulat Grayak •Ulat Grayak
•Hama putih •Hama putih •Ulat Grayak •Walang sangit •Burung
•Keong Mas •Ulat Grayak •Tikus
•Manusia
WERENG COKLAT ( Nilaparvata lugens )
damage area (ha)

-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000

Aceh
North Sumatra
West Sumatra
Riau
Jambi
South Sumatra
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Riau Island

– 2019 (Source: Ditlin, 2019)


Jakarta
West Java
Central Java
Yogyakarta
Provinces East Java
Banten
Bali
West Nusatenggara
East Nusatenggara
West Kalimantan
Central Kalimantan
2017

South Kalimantan
East Kalimantan
North Kalimantan
North Sulawesi
2018

Central Sulawesi
South Sulawesi
Southeast Sulawesi
Gorontalo
West Sulawesi
2019

Molluca
North Molluca
West Papua
Damage area by brown planthoppers for each province in Indonesia 2017

Papua
Luas kerusakan oleh wereng coklat dan virus kerdil rumput dan hampa di
Indonesia, 2004 - August 2019 (Ditlin, 2019)

160000
140000
120000
damage area (ha.)

100000
80000
60000
40000
20000
0
04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19
20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20
BPH RGSV+RRSV
Morfologi
- Serangga dewasa membentuk
sayap panjang dan sayap
pendek
- Telur diletakkan di dalam
pelepah daun atau tulang ²
daun
- Bentuk kelompok telur seperti
sisiran pisang dan menetas dlm
waktu 7-9 hari , menjadi nimfa
- Nimfa WBC, terdapat 5 instar
- Periode nimfa 13 – 15 hari
a. Telur menetas 7-11 hari
b. Nimfa muda 7-9 hari
c. Nimfa tua : 5-7 hari
d. Satu generasi, Telur-Telur : 25-30 hari
Serangga dewasa dan nimfa
- Menyerang bagian batang
- Tanaman yang terserang menjadi kuning dan mati
- Sebagai vektor virus kerdil rumput dan kerdil hampa
Daya hisap wereng coklat pada cairan tanaman

4000 3811

3500

3000
Cacahan isotop/menir

2500

2000 1779

1500
927
1000
609
500

0
Makroptera Brachiptera Makroptera Brachiptera
betina betina jantan jantan
Kehilangan hasil padi akibat serangan
Nimfa/batang selama 3 hari pada padi 25 hst
200
200
180
160
140
120 100
100
80 70 70
60
60 40
40 30 32
16
20 8
0
Nimfa1 Nimfa1 imago imago imago
Populasi Hilang hasil (%)
Sifat wereng coklat:
a. memiliki siklus hidup pendek
b. Berkembang cepat, menghabiskan makanan
dalam waktu singkat
c. Cepat beradaptasi à perubahan biotipe
d. Cepat melemahkan kerja insektisida
e. Pembawa virus kerdil à VKH dan VKR
Peranan WBC sebagai vektor penyakit:
ž WBC menularkan virus :
KERDIL HAMPA dan
KERDIL RUMPUT
ž Penularan KH dan KR
secara persisten (selama
hidupnya virus terkandung
di dalam tubuh wereng
tersebut)
ž Virus memperbanyak diri
dalam tubuh WERENG
ž Tidak diwariskan pada
keturunannya
Damage area of brown planthoppers, rice grassy stunt virus and rice ragged stunt
virus in Subang District, West Java, 2017 (Subang District BPTPH Data)
Pengendalian
Wereng Coklat
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis
dalam upaya meningkatkan produksi dan
pendapatan petani melalui perakitan komponen
teknologi secara partisipatif bersama petani
KOMPONEN TEKNOLOGI PTT
KOMPONEN DASAR
1. Varietas padi
2. Benih bermutu dan berlabel
3. Bahan Organik
4. Pengaturan populasi tanaman yang optimum
5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status
hara tanah

6. Pengendalian OPT (PHT)

Indonesian Center for Rice Research


KONSEP PHT

PHT adalah suatu sistem pengendalian hama dalam


hubungan antara 1)dinamika populasi dan lingkungan
suatu jenis hama, menggunakan 2) berbagai teknik
pengendalian yang kompatibel untuk menjaga agar
3) populasi hama dibawah ambang yang menyebabkan

kerusakan ekonomi
(FAO, 1965)

Indonesian Center for Rice Research


KONSEP PHT - BIOINDUSTRI
PHT adalah suatu sistem pengendalian hama dalam
hubungan antara 1)dinamika populasi dan lingkungan
suatu jenis hama, menggunakan 2) berbagai teknik
pengendalian alamiah, varietas tahan, insektisida
nabati/hayati, dan konservasi musuh alami kompatibel
untuk menjaga agar
3) populasi hama dibawah ambang yang menyebabkan

kerusakan ekonomi
(Widiarta, 2014))
Proses yang memengaruhi populasi

imigrasi

Populasi
kelahiran kematian
Hama

emigrasi
“sistem pengendalian hama masih
beroperasi sebagai 'brigade pemadam
kebakaran' untuk membasmi hama,
sehingga penggunaan pestisida dan
alat penyemprot pestisida merupakan
bagian ‘alat tempur’ melawan hama”
Strategi pengendalian wereng coklat
1. Penggunaan varietas tahan (Inpari 13, Inpari 33,
Inpari 42, Inpari 47)
2. Tanam serempak,
3. Perangkap lampu (light trap) àPemantauan
4. Tuntaskan pengendalian pada generasi-1,
5. Pengendalian hayati (predator, parasitoid),
biopestisida
6. Pengendalian dengan insektisida kimia kontak
dan sistemik
1. Rekomendasi Varietas untuk wereng coklat
• Gunakan varietas tahan (Inpari 13, Inpari 33, Inpari
42, dan Inpari 47) untuk menekan perkembangan
populasi.
• Tunda dan kurangi penanaman varietas dengan
input tinggi dan varietas rentan (karena wereng
berkembang dengan baik pada varietas ini)
VUB Padi Sawah Tahan Wereng Coklat
Hasil Potensi Hasil Umur Tahun
No Varietas Keunggulan OPT
(t/ha) (t/ha) (HSS) dilepas
AT WBC 1, 2, 3, dan pop.
1 Inpari 47 WBC 7.71 9.52 121 lapang Sukamandi; 2020
AT HDB IV, dan VIII
AT WBC 1,2;
2 Inpari Gemah 7.75 10.46 118 2020
AT HDB III, IV, dan VIII
AT WBC 1, 2, 3;
3 Inpari 48 Blas 7.64 9.13 121 2020
T-AT 4 ras utama blas
4 Inpari Digdaya 7.92 9.5 119 AT WBC 1, 2, 3 2019
Inpari 45 AT WBC 1, 2, 3;
5 7.1 9.5 116 2019
Dirgahayu T HDB III, IV, dan VIII
Padjadjaran
6 7.8 11.0 105 AT WBC 1, 2 2018
Agritan
7 Siliwangi Agritan 7.4 10.7 111 AT WBC 1, 2,3 2018
Cakrabuana
8 7.5 10.2 104 AT WBC 1, 2,3 2018
Agritan
2. Tanam serempak

Menggunakan varietas yg
toleran/memiliki
ketahahan
POLA TANAM TIDAK SEREMPAK (Pemalang 2011)

How many 50-100 wc


macropterous here makroptera/rumpun

How many macropterous here


Wereng berpindah dari tanaman padi 1 bulan
yang terkena serangan wereng coklat

BPH Makroptera/bersayap =
1865 /5 ayunan
3. Lampu Perangkap (Light Trap)
• Deteksi dini dan
pengendalian wereng migran
(makroptera)
• Deteksi dini dan
pengendalian hama penggerek
batang
• Penentuan waktu semai dan
tanam padi
•Werengà jika >50 ekor,
pantau dilapang
4. Pengendalian generasi Perkembangan 1 pasang WC
wereng bersayap/imigran (Gen 0)
16000

1. Pengendalian 14000
Generasi 3
Hopperburn
dituntaskan pd
generasi-1 12000

# keturunan
2. Pengendalian pada
10000
generasi-2 sulit
berhasil, krn efikasi 8000
insektisida < 70% Generasi 2

3. Pengendalian pd 6000

generasi-3, tidak akan


4000
berhasil
2000
Generasi 0 Generasi 1
0
0 20 40 60 80
Rice old (day)
Baehaki S.E, 2011
Waktu Persemaian Padi
üWereng imigran tidak tumpang tindih:
• 15 hari setelah puncak imigran
üWereng imigran tumpang tindih
• 15 hari setelah puncak imigran ke-2
Tuntaskan Pengendalian Pada Generasi ke-1
üPuncak imigran awal = G0
ü25-30 hari kemudian = imago G1
ü25-30 hari kemudian = imago G2
ü25-30 hari kemudian = imago G3
5. PENGENDALIAN HAYATI

Ø Penggunaan pestisida nabati/agensia


hayati
Ø Memelihara keberadaan musuh alami
(Parasitoid : Anagrus optabilis, Oligosita,
Paracentrobia andoi, dan Elenchus
yasumatsui;
Ø Predator: Pseudogonatopus sarawaki,
Haplogonatopus sp, Cyrtorhinus
lividipennis, Micraspis sp, Casnodea sp,
Paederus fuscipes, laba-laba, dan capung
è Konservasi dgn tan berbunga
Predator
• Parasitoid telur Anagrus
nilaparvate. a: dewasa, b:
telur wereng terparasit, c:
telur wereng terparasit
diperbesar, d:
perkembangan parasitoid
dalam telur wereng

Parasitoid
Agen hayati

Metarhizium anisolpiae dan Beauveria bassiana yang menginfeksi serangga


hama
Pengendalian dengan rekayasa ekologi (Tanaman Refugia)

Sesamum orientale (L) Wedelia trilobata (L)

Kedelai Sesamum orientale - jagung Wedelia trilobata - jagung


• Refugia Tanaman yang berfungsi sebagai microhabitat dari
serangga musuh alami, dan serangga netral
• Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger ayam, tapak
dara, bunga matahari, bayam dan kembang kertas masuk
golongan tanaman refugia.
• Bunga menyediakan nektar yang merupakan pakan parasitoid
• Penanaman tanaman refugia dilakukan sebelum tanam, mulai
saat pengolahan tanah
6. Rekomendasi
aplikasi insektisida
• Keringkan lahan (macak2)
sebelum aplikasi insektisida
• Waktu penyemprotan à embun
sudah turun (jam 07.00 -08.00)
• Cek populasi wereng coklat, umur
(nimfa/dewasa), bersayap/tidak
bersayap
• Jika wereng bersayap à
dinotefuran/kontak
• Jika wereng nimfa/anak à
buprofezin
• Jika umur campuran à
pymetrozin/sistemik
Penggunaan insektisida yang tidak tepat (bahan aktif, sasaran, cara,
dosis, waktu)
• Insektisida yang tidak dianjurkan à turunan piretroid: deltametrin,
sipermetrin, lambdasihalotrin (resistensi, resurjensi dan
membunuh musuh alami)
• Insektisida yang digunakan telah banyak yang telah resisten
terhadap wereng coklat à imidakloprid, BPMC
SOP of BPH
management Technology

cti ent
on
ins vernm
So

tru
cia

Go
lp
oli
tic

Nasionalisme
Gotong Royong Public
RTL (Action plan) Sociology
administration

How to reduce BPH in Indonesia


terimakasih
Pengendalian kultur teknis
Sebelum tanam:
• Pilih varietas yang toleran/tahan terhadap wereng coklat.
• Hindari tanam tidak serempak, mencegah wereng bergerak dari tanaman yang lebih tua ke
yang lebih muda dalam jumlah yang lebih besar.
• Tanam bersamaan, dalam jangka waktu 2-3 minggu.
• Bersihkan lahan dari ratun.
• Rotasi tanaman lain. Jangan menanam tanaman padi satu per satu sehingga populasi besar
wereng coklat dapat bermigrasi dengan mudah di antara mereka.
Selama pertumbuhan:
• Keringkan lahan sawah selama 3-4 hari selama tahap awal serangan. Gunakan aplikasi
pupuk (tiga kali) pupuk nitrogen, tidak semuanya sekaligus.
• Biarkan tanaman (gulma) di gundukan (dan di perbatasan tanaman lahan kering), dan di
antara ladang, berbunga untuk menarik musuh alami.
Setelah panen:
• Tidak membiarkan tanaman tumbuh kembali dan terus-menerus tanam setelah panen.
• Bajak sawah setelah panen, singkirkan tunggul yang akan memungkinkan wereng coklat
terus berkembang biak.

Anda mungkin juga menyukai