Rahmini
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang
OPT menyebabkan:
•Tidak tercapainya potensi
produksi varietas unggul
•Instabilitas hasil
•Kehilangan hasil pra-panen
Indonesia 100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
-
rice brown rice field rat blast bacteri al leaf tungro
stemborer planthopper blight
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
-
Penggerek Wereng coklat Tik us sawah Blas Hawar daun Tungro
bakteri
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
Aceh
North Sumatra
West Sumatra
Riau
Jambi
South Sumatra
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Riau Island
South Kalimantan
East Kalimantan
North Kalimantan
North Sulawesi
2018
Central Sulawesi
South Sulawesi
Southeast Sulawesi
Gorontalo
West Sulawesi
2019
Molluca
North Molluca
West Papua
Damage area by brown planthoppers for each province in Indonesia 2017
Papua
Luas kerusakan oleh wereng coklat dan virus kerdil rumput dan hampa di
Indonesia, 2004 - August 2019 (Ditlin, 2019)
160000
140000
120000
damage area (ha.)
100000
80000
60000
40000
20000
0
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
BPH RGSV+RRSV
Morfologi
- Serangga dewasa membentuk
sayap panjang dan sayap
pendek
- Telur diletakkan di dalam
pelepah daun atau tulang ²
daun
- Bentuk kelompok telur seperti
sisiran pisang dan menetas dlm
waktu 7-9 hari , menjadi nimfa
- Nimfa WBC, terdapat 5 instar
- Periode nimfa 13 – 15 hari
a. Telur menetas 7-11 hari
b. Nimfa muda 7-9 hari
c. Nimfa tua : 5-7 hari
d. Satu generasi, Telur-Telur : 25-30 hari
Serangga dewasa dan nimfa
- Menyerang bagian batang
- Tanaman yang terserang menjadi kuning dan mati
- Sebagai vektor virus kerdil rumput dan kerdil hampa
Daya hisap wereng coklat pada cairan tanaman
4000 3811
3500
3000
Cacahan isotop/menir
2500
2000 1779
1500
927
1000
609
500
0
Makroptera Brachiptera Makroptera Brachiptera
betina betina jantan jantan
Kehilangan hasil padi akibat serangan
Nimfa/batang selama 3 hari pada padi 25 hst
200
200
180
160
140
120 100
100
80 70 70
60
60 40
40 30 32
16
20 8
0
Nimfa1 Nimfa1 imago imago imago
Populasi Hilang hasil (%)
Sifat wereng coklat:
a. memiliki siklus hidup pendek
b. Berkembang cepat, menghabiskan makanan
dalam waktu singkat
c. Cepat beradaptasi à perubahan biotipe
d. Cepat melemahkan kerja insektisida
e. Pembawa virus kerdil à VKH dan VKR
Peranan WBC sebagai vektor penyakit:
WBC menularkan virus :
KERDIL HAMPA dan
KERDIL RUMPUT
Penularan KH dan KR
secara persisten (selama
hidupnya virus terkandung
di dalam tubuh wereng
tersebut)
Virus memperbanyak diri
dalam tubuh WERENG
Tidak diwariskan pada
keturunannya
Damage area of brown planthoppers, rice grassy stunt virus and rice ragged stunt
virus in Subang District, West Java, 2017 (Subang District BPTPH Data)
Pengendalian
Wereng Coklat
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis
dalam upaya meningkatkan produksi dan
pendapatan petani melalui perakitan komponen
teknologi secara partisipatif bersama petani
KOMPONEN TEKNOLOGI PTT
KOMPONEN DASAR
1. Varietas padi
2. Benih bermutu dan berlabel
3. Bahan Organik
4. Pengaturan populasi tanaman yang optimum
5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status
hara tanah
kerusakan ekonomi
(FAO, 1965)
kerusakan ekonomi
(Widiarta, 2014))
Proses yang memengaruhi populasi
imigrasi
Populasi
kelahiran kematian
Hama
emigrasi
“sistem pengendalian hama masih
beroperasi sebagai 'brigade pemadam
kebakaran' untuk membasmi hama,
sehingga penggunaan pestisida dan
alat penyemprot pestisida merupakan
bagian ‘alat tempur’ melawan hama”
Strategi pengendalian wereng coklat
1. Penggunaan varietas tahan (Inpari 13, Inpari 33,
Inpari 42, Inpari 47)
2. Tanam serempak,
3. Perangkap lampu (light trap) àPemantauan
4. Tuntaskan pengendalian pada generasi-1,
5. Pengendalian hayati (predator, parasitoid),
biopestisida
6. Pengendalian dengan insektisida kimia kontak
dan sistemik
1. Rekomendasi Varietas untuk wereng coklat
• Gunakan varietas tahan (Inpari 13, Inpari 33, Inpari
42, dan Inpari 47) untuk menekan perkembangan
populasi.
• Tunda dan kurangi penanaman varietas dengan
input tinggi dan varietas rentan (karena wereng
berkembang dengan baik pada varietas ini)
VUB Padi Sawah Tahan Wereng Coklat
Hasil Potensi Hasil Umur Tahun
No Varietas Keunggulan OPT
(t/ha) (t/ha) (HSS) dilepas
AT WBC 1, 2, 3, dan pop.
1 Inpari 47 WBC 7.71 9.52 121 lapang Sukamandi; 2020
AT HDB IV, dan VIII
AT WBC 1,2;
2 Inpari Gemah 7.75 10.46 118 2020
AT HDB III, IV, dan VIII
AT WBC 1, 2, 3;
3 Inpari 48 Blas 7.64 9.13 121 2020
T-AT 4 ras utama blas
4 Inpari Digdaya 7.92 9.5 119 AT WBC 1, 2, 3 2019
Inpari 45 AT WBC 1, 2, 3;
5 7.1 9.5 116 2019
Dirgahayu T HDB III, IV, dan VIII
Padjadjaran
6 7.8 11.0 105 AT WBC 1, 2 2018
Agritan
7 Siliwangi Agritan 7.4 10.7 111 AT WBC 1, 2,3 2018
Cakrabuana
8 7.5 10.2 104 AT WBC 1, 2,3 2018
Agritan
2. Tanam serempak
Menggunakan varietas yg
toleran/memiliki
ketahahan
POLA TANAM TIDAK SEREMPAK (Pemalang 2011)
BPH Makroptera/bersayap =
1865 /5 ayunan
3. Lampu Perangkap (Light Trap)
• Deteksi dini dan
pengendalian wereng migran
(makroptera)
• Deteksi dini dan
pengendalian hama penggerek
batang
• Penentuan waktu semai dan
tanam padi
•Werengà jika >50 ekor,
pantau dilapang
4. Pengendalian generasi Perkembangan 1 pasang WC
wereng bersayap/imigran (Gen 0)
16000
1. Pengendalian 14000
Generasi 3
Hopperburn
dituntaskan pd
generasi-1 12000
# keturunan
2. Pengendalian pada
10000
generasi-2 sulit
berhasil, krn efikasi 8000
insektisida < 70% Generasi 2
3. Pengendalian pd 6000
Parasitoid
Agen hayati
cti ent
on
ins vernm
So
tru
cia
Go
lp
oli
tic
Nasionalisme
Gotong Royong Public
RTL (Action plan) Sociology
administration