Anda di halaman 1dari 49

PENANGGULANGAN DENGUE

DI INDONESIA

Dr. Asik Surya, MPPM


Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
OUTLINE

LATAR BELAKANG

STRATEGI NASIONAL

TANTANGAN DAN TINDAK LANJUT

KESIMPULAN
Nyamuk dewasa
Siklus Hidup • berukuran lebih kecil dari
rata-rata nyamuk lain
• warna dasar hitam dengan
Nyamuk bintik-bintik putih pada
badan dan kaki.
• Sampai ketinggian 1000 dpl

Perilaku menggigit dan


TEMPERATUR/ kemampuan penularan oleh
SUHU vektor & parasite,

Umur dan
KELEMBAPAN Perkembangbiakan Vektor
Nyamuk

Dapat Memicu Banyaknya


CURAH HUJAN Breeding Place
• Setiap kali bertelur
±100 telur Pupa
• Telur dapat • berbentuk seperti ’koma’.
bertahan sampai 6 • berukuran lebih kecil jika
KECEPATAN Mempengaruhi Kemampuan
bulan di tempat dibandingkan dengan rata-
Terbang Vektor Nyamuk
ANGIN kering. rata pupa nyamuk lain.
Pengaruh curah hujan dan suhu udara
• Peningkatan kasus terjadi saat masa pancaroba; peningkatan suhu udara dan curah hujan tinggi (>300 mm)

2018 2019 2020 2021


8,000 30,000 25,000 16,000
7,000
25,000 20,000
6,000 12,000
5,000 20,000
15,000
4,000 15,000 8,000
3,000 10,000
10,000
2,000 4,000
5,000 5,000
1,000
- - - -
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

350 26.6 300 26.8 350 26.8 350 26.8


26.6 26.6 26.6
300 26.4 250 300 300
26.4 26.4 26.4
250 26.2 250 250 26.2
200 26.2 26.2
200 26 200 200 26
26 26
150 25.8
150 25.8 25.8 150 25.8 150 25.6
100 25.6 25.6
100 25.6 100 100 25.4
25.4 25.4 25.2
50 25.4 50 50 50
25.2 25.2 25
0 25.2 0 25 0 25 0 24.8
Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

Kasus Curah hujan Rerata suhu udara


4
Sumber: Kemenkes dan World Bank, 27 November 2022
Natural History of Dengue Akibat penyakit
kerusakan (meninggal,
Lingkungan Terdapat vektor Proses organ dan
Terjadi kontak patologik cacat atau
reseptif atau dan peningkatan penyakit sembuh)
vektor dengan penyakit terdeteksi
mendukung kepadatan
orang sehat (kerusakan sel) secara klinis
perkembangan vektor
vektor (suhu, (tampak tanda
kelembaban, Terjadi kontak dan gejala) Penularan
curah hujan, vektor dengan kepada orang
tempat sumber penular lain
perkembangbia (hewan atau DENV-1, DENV-2, DENV-
kan, dll) manusia) 3, DEMV-4
Vius matang dalam
INKUBASI EKSTRINSIK tubuh nyamuk dalam 1
• PENGENDALIAN VEKTOR Infektif setelah 8-12 hari minggu
TERPADU (Metode fisik, Infektif selama hidup
biologi, kimia dan
pengelolaan lingkungan)
• TATALAKSANA PENDERITA
• KESEHATAN LINGKUNGAN INKUBASI INTRINSIK Reproduction number (Ro)
4-7 hari • 2.26 – 11.39 (Brazil, 2008)
INOVASI : • 1.3 – 11.6 (Brazil, 2006)
1. GERAKAN PSN 3M+ SMP VIREMIA • 2.77 (Singapore, 2013)
2 hari sebelum
2. VAKSINASI
panas – hari ke-5
• 27.2 (China, 2002
3. TEKNOLOGI VEKTOR
demam
4. SURVEILANS
Virus Dengue
• Arthrophod borne virus, famili Flaviviridae, genus flavivirus
• Empat serotipe virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
• Ke empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Dengue-3 sangat berkaitan
dengan kasus DBD berat, serotipe yang paling luas distribusinya di Indonesia disusul oleh Dengue-2,
Dengue-1 dan Dengue -4.
• Pengaruh serotype terhadap wabah, efikasi vaksin, akurasi diagnostic, keparahan penyakit

Distribusi Serotipe DENV di Indonesia

RT Sasmono, 26/11/2021
Tanda & Gejala Dengue

Sakit Persendian
Demam yg tdk turun dengan
Sakit Kepala
obat penurun panas

Muntah
Mimisan merupakan bahaya
terus-menerus merupakan
Ruam pada kulit dari Dengue
tanda bahaya Dengue

BERI OBAT PENURUN PANAS PARASETAMOL DAN SEGERA BAWA KE FASILITAS KESEHATAN
APABILA DEMAM TIDAK TURUN
KOMITMEN DUNIA
dalam Penanggulangan Dengue
• Insidensi dengue meningkat secara signifikan di seluruh The estimated R0 for different cities in Brazil varies
dunia from 2.26 to 11.39 (Coelho et al, 2008), and from
• 390 juta infeksi dengue setiap tahun dan 1.3 to 11.6 (Nishiura, 2006).
• 96 juta dengan tingkat keparahan penyakit yang
bervariasi. Bhatt et al. (2013)
• Dengue yang tidak tertangani memicu terjadinya kejadian luar
biasa (KLB), dengue berat dan kematian

• the Global Strategy for Dengue Prevention and Control


2012–2020 (WHO, 2012) dan
• A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs)
2021-2030 (WHO, 2020b)
• menurunkan angka kematian (Case Fatality Rate atau
CFR) dari 0,80% di tahun 2020 menjadi 0% di tahun
2030 (WHO, 2020b)
• tiga critical action
• vaksin,
• efektivitas pengendalian vektor berbasis bukti ilmiah
• Kolaborasi lintas sektor untuk menurunkan habitat
nyamuk
Komitmen Nasional
dalam Penanggulangan Dengue
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024
1. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko
penyakit (cakupan deteksi dini, penguatan
surveilans real time, pengendalian vector);
2. Penguatan health security (kapasitas
pencegahan, deteksi, dan respon cepat dg
penguatan alert system KLB dan karantina
kesehatan;
3. Cakupan penemuan kasus, pengobatan,
BEBAN PENYAKIT MENULAR BERDASARKAN DALYS penguatan tata laksana penanganan penyakit
1. Neonatal Disorder (5.06%)
dan cedera;
2. TB (3.44%)
3. Diarrhoea (2.78%) 4. Pemberdayaan masyarakat dan sanitasi total
4. LRI (2.03%) berbasis masyarakat
5. Iron deficiency (0.96%) 14. URI (0.32%) • Menurunkan angka kesakitan dengue menjadi <49
6. Protein energy malnutrion(0.89%) 15. Hepatitis (0.29%) per 100.000 penduduk dan Menurunkan angka
7. Dengue (0.84%) 16. Lymphatic Filariasis kematian dengue menjadi 0,5% pada tahun 2024
(0.17%)
8. Typhoid, para
17. Intestinal Nematoda
9. HIV/AIDS (0.54%)
10. STI (0.45%)
0.072%) • Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
18. Malaria (0.057%) Kesehatan 2020-2024,
11. Meningitis (0.42%)
19. Other NTD (0.057%)
12. Whooping cough (0.40%) • 90% kabupaten/kota memiliki laju insidensi DBD
≤49/100.000 penduduk pada tahun 2024
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, rata-rata
PERKEMBANGAN Kasus dan
jumlah kasus Dengue adalah 90.791
Kematian Dengue 1968 – 2022 M43
Jumlah kematian mencapai 666 kasus pertahun.
90.00

80.00 Angka Kesakitan/Incidence Rate (IR) dan Angka Kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD
70.00 Di Indonesia Tahun 1968 - 2022
60.00

50.00
39.50
40.00

30.00

20.00

10.00
0.88
0.00

1995
1996
1997
1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994

1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
IR DBD CFR DBD

250,000 Perkembangan Kasus DBD Di Indonesia Tahun 1968 - 2022


Perkembangan Kematian DBD Di Indonesia Tahun 1968 -
204,171
2022
200,000
158,115
150,000 138,127 1,800 1,599
1,527 1,598
1,600 1,414
1,400
100,000 108,565 1,200
72,133 919
1,000
47,573 958
800
50,000
600 470
10,189 400
58
0 200 24
1982

2004
1968
1970
1972
1974
1976
1978
1980

1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002

2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022

1978

1994

2010
1968
1970
1972
1974
1976

1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992

1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008

2012
2014
2016
2018
2020
2022
Jumlah Kasus DBD per bulan dalam 5 tahun terakhir
Kasus DBD dapat meningkat hingga 5 kali lipat pada bulan-bulan tertentu dalam setiap tahun

2018 2019 2020


30,000 30,000 27,403 30,000

25,000 25,000 25,000

19,693
20,000 20,000 20,000
15,950
15,000 15,000 15,000

10,000 10,000 10,000


6,168 6,525 5,762
5,000 5,000 5,000 3,016

- - -
Jan

Feb

Aug

Sep

Jan
Mar

Apr

Feb

Aug

Sep

Jan

Feb

Aug

Sep
May

Nov

Mar

Apr

May

Nov

Mar

Apr

May

Nov
Jul

Jul

Jul
Jun

Oct

Dec

Jun

Oct

Dec

Jun

Oct

Dec
2021 2022
30,000 30,000

25,000 25,000
20,196
20,000 20,000

13,551
15,000 15,000

9,510
10,000 10,000

4,567
5,000 5,000

- -
Nov

Nov
Jan

Feb

Sep
Mar

Apr

May

Sep

Feb
Aug

Jan

Mar

Apr

May

Aug
Jun

Jul

Dec

Jun

Jul

Dec
Oct

Oct
11
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
JABAR 31,751
JATIM 10,556
JATENG 10,289
SUMUT 7,194
DKI JKT 6,861
KALTIM 4,854
BANTEN 4,349
LAMPUNG 4,128
BALI 4,040
SUMBAR 3,177
SULSEL 3,024
SUMSEL 2,214
N.T.B 2,172
N.T.T. 2,148
KEPRI 2,090
RIAU 1,932
D.I YOGYA 1,908
BABEL 1,558
SULUT 1,251
BENGKULU 1,224
KALTARA 1,048
KALBAR 1,027
2022

SULTENG
114.976

1,027
Sebaran Kasus DBD Di Indonesia

Kasus Tahun

ACEH 990
JAMBI 853
KALTENG 661
Kumulatif Sampai Dengan Minggu Ke 47 Tahun 2022

SULTRA 661
KALSEL 589
GORONTALO 489
SULBAR 449
MALUKU UTR 286
PAPUA 117
PAPUA BARAT 56
MALUKU 3
50

0
100
150
200
250
300

JABAR
276

JATENG
220

JATIM
126

SUMUT
53

KALTIM
36

BANTEN
BABEL
SUMSEL
26 25 23

SULSEL
SULUT
sampai Minggu ke 47 Tahun 2022

N.T.T.
SULTRA
LAMPUNG
RIAU
D.I YOGYA
Kasus dan Kematian Dengue/DBD di Indonesia

KALBAR
KEPRI
SUMBAR
17 17 15 15 14 14 14 14 13 13

GORONTALO
BALI
BENGKULU
KALTARA
11 10 10 10 8

JAMBI
7

KALTENG
1014

SULTENG
Kematian
Tahun 2022

KALSEL
4

N.T.B
Sebaran Kematian DBD Di Indonesia

MALUKU UTR
4

ACEH
2

SULBAR
1

PAPUA
Kumulatif Sampai Dengan Minggu Ke 47 Tahun 2022

PAPUA BARAT
0

MALUKU
0

DKI JKT
Grafik Sebaran IR DBD Per Provinsi di Indonesia minggu-ke 47 tahun 2022
Kasus Dengue terjadi 466 Kab/kota pada 37 Provinsi

114.976 kasus = IR DBD 41,83/100.000 penduduk

13
Grafik Sebaran Kematian Dengue per Provinsi di Indonesia
sampai minggu ke-47 tahun 2022
Sebaran Kematian DBD di Indonesia Kumulatif s.d. minggu ke-47 Tahun 2022, dengan total kematian 1014 kasus

Sumatera Utara
45
Kalimantan Timur
Riau 32
10

Sumatera Selatan
23

Jawa Tengah
203

Banten Sulawesi Selatan


23 17

Jawa Barat
269
DIY
A 10 provinsi kematian terbesar
Jawa Timur Bali
NTT
11
119 10
15

1014 kematian Dengue = CFR 0,88%


14
Sumber: Kemenkes, 27 November 2022
Kab/Kota dengan kasus dan IR terbesar Tahun 2022
No Kab Kasus No Kab Incidence Rate Jumlah Kasus

1 KOTA BANDUNG 4530 1 MAHAKAM HULU 413.79 111

2 BANDUNG 3222 2 KARIMUN 309.51 742


3 KOTA BEKASI 2227 KOTA GUNUNGSITOLI 301,48
3 446
4 KOTA DEPOK 1987
4 KOTA SUKABUMI 278,52 924
5 SUMEDANG 1954
5 KOTA BONTANG 276,61 513
6 JAKARTA TIMUR 1827
6 BANGKA BARAT 269,08 581
7 KOTA MEDAN 1818
7 KOTA TASIKMALAYA 253,26 1737
8 KOTA TASIKMALAYA 1737
KOTA PEMATANG
8 212,70 555
9 BOGOR 1722 SIANTAR
KOTA PADANG
9 207,56 514
10 JAKARTA BARAT 1705 PANJANG
10 KUTAI BARAT 197,59 298
• Sumber: Kementerian Kesehatan, 27 November 2022

15
Kab/Kota dengan kematian dan CFR terbesar Tahun
2022 Angka
No Kab Kematian No Kab CFR
Kematian

1 BANDUNG 44 1 TAPANULI SELATAN 25,0 1

2 KOTA SEMARANG 32 2 MANDAILING NATAL 12,5 2

3 KOTA TASIKMALAYA 26 3 SUMBA TENGAH 10,0 1

4 KLATEN 23 4 KENDAL 7,4 22


5 KENDAL 22 5 KOTA TEGAL 7,3 7
6 CILACAP 20
6 NIAS BARAT 7,1 1
7 SUMEDANG 15
7 FAKFAK 7,1 16
8 KOTA DEPOK 15
8 KOTA PONTIANAK 6,3 2
9 NGANJUK 14
9 LUWU UTARA 5,0 1
10 BANDUNG BARAT 14
10 KLATEN 4,9 23

• Sumber: Kementerian Kesehatan, 27 November 2022

16
Data KLB DBD Per Provinsi Tahun 2021
Provinsi Nama Jumlah Jumlah IR/100.000 CFR (%)
Kabupaten Kasus Kematian Penduduk
Maluku Halmahera 43 2 43,25 4,7
Kejadian KLB Dengue / DBD Utara Timur
Sulawesi Kepulauan 48 0 35,04 0
tahun 2017 - 2022 Selatan Selayar

Data KLB DBD Per Provinsi Tahun 2022


Provinsi Nama Kabupaten Jumlah Jumlah IR/100.000 CFR (%)
Kasus Kematian Penduduk
Kab/Kot
Provinsi Jumla Jumlah Malut 1. Kota Ternate 12 1 3,3 8,3
a CFR
Tahun melapor h Kematia
melapor (%)
kan KLB kasus n 2. Kota Tidore 24 1 9,8 4,2
kan KLB
2017 8 10 49 11 22,45 Sumbar 3. Kab Agam 1 1 5,7 100

2018 11 15 679 15 2,21 4. Kab Solok 1 1 2,4 100


2019 10 19 1587 31 1,9 Sumut 5. Kota Pematang 22 0 8,4 0
2020 4 5 72 7 9,72 Siantar
NTT 6. Sumba Barat Daya 97 1 1 26,6
2021 2 2 22 2 9
2022 4 7 187 8 4 7. Ngada 30 3 17,7 10
DATA POKOK DENGUE/DBD
PER GOLONGAN UMUR

Deskripsi TAHUN
2018 2019 2020 2021 2022
Proporsi penderita per golongan umur
< 1 th 1,55 % 2,15 % 3,02 % 2,90 % 2,43 %
1 – 4 th 8,96 % 9,22% 14,55 % 12,79 % 12,20 %
5 – 14 th 41,25 % 41,8 % 33,08 % 37,21 % 36,10 %
15 – 44 th 38,35 % 37,28 % 37,65 % 37,71 % 38,01 %
> 44 th 9,89 % 9,55 % 11,70 % 9,88 % 11,25 %
Proporsi kematian per golongan umur
< 1 th 1,56 % 3,0 % 10 % 4,30% 1,45 %
1 – 4 th 12,50 % 16,0 % 28,46 % 20,43 % 21,74 %
5 – 14 th 59,38 % 47,0 % 33,08 % 54,48 % 40,58 %
15 – 44 th 18,75 % 26,0 % 16,92 % 13,26 % 21,74 %
> 44 th 7,81 % 8,0 % 11,54 % 7,53 % 14,49 % 18
Provinsi Endemis Sporadis Potensial Kab/kota
Aceh 23 0 0 23
Sumatera Utara 32 1 0 33
Sumatera Barat 19 0 0 19
Riau 12 0 0 12
Keulauan Riau 7 0 0 7

Stratifikasi Endemisitas Jambi


Sumatera Selatan
Bangka Belitung
11
17
7
0
0
0
0
0
0
11
17
7

Dengue Nasional Bengkulu


Lampung
Banten
10
15
8
0
0
0
0
0
0
10
15
8
DKI Jakarta 6 0 0 6
Jumlah 2020 2021 Jawa Barat
Jawa Tengah
27
35
0
0
0
0
27
35

Endemis 453 467 DI Yogyakarta


Jawa Timur
5
38
0
0
0
0
5
38
Kalimantan Barat 14 0 0 14
Sporadis 34 21 Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
14
13
0
0
0
0
14
13
Potensial 27 26 Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
10
4
0
1
0
0
10
5
Sulawesi Utara 15 0 0 15
Total Kab/kota 514 514 Gorontao 6 0 0 6
Sulawesi Tengah 13 0 0 13
Sulawesi barat 6 0 0 6
• Endemis = 3 tahun terakhir ditemukan kasus pada Sulawesi Selatan 24 0 0 24
Sulawesi Tenggara 15 2 0 17
setiap tahun Bali 9 0 0 9
• Sporadis = 3 tahun terakhir ditemukan kasus pada Nusa Tenggara Barat 10 0 0 10
Nusa Tenggara Timur 22 0 0 22
tetapi tidak setiap tahun Maluku 5 4 2 11
• Potensial = 3 tahun terakhir tidak ditemukan kasus Maluku Utara 8 1 1 10
Papua Barat 4 4 5 13
atau tidak pernah melapor Papua 3 8 18 29
Indonesia 467 21 26 514
PERKEMBANGAN Inovasi Program P2 Dengue
Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR) DBD di Indonesia tahun 1968 – 2022
Larvasidasi Fogging Kelambu Jumantik PSN +
Penanggulangan Larvasidasi Selektif 2 siklus 3M G1R1J
3M COMBI COMBI
80
78.85

70

60

50
41.30
40

30

20

10

0
1968 1970 1972 1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022

Upaya IR DBD CFR DBD

IR menunjukkan peningkatan, sedangkan CFR menunjukkan penurunan


Gerakan nasional: larvasida, fogging fokus, kelambu dan 3M, juru pemantau jentik (jumantik), pemberantasan sarang nyamuk
(PSN), communication for behavioral impact (COMBI),Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik G1R1J

Incidence Rate: Jumlah kasus baru per 100,000 penduduk


Case Fatality Rate: Jumlah kematian per jumlah kasus (%) 20
Sumber: Kemenkes, 16 Oktober 2022
Strategi Penanggulangan Dengue
di Indonesia 2021-2025

1.Penguatan manajemen vektor 4. Peningkatan partisipasi 4


1 yang efektif, aman, dan masyarakat dan institusi yang
berkesinambungan berkesinambungan
Surveilans vektor; Panduan partisipasi masyarakat; Kolaborasi
pendidikan dan tempat kerja; Resistensi vektor insektisida; pelibatan masyarakat berkesinambungan;
Manajemen pengendalian vektor; dan Pemanfaatan teknologi kolaborasi LSM peduli lingkungan, ormas, dan
tepat guna. komunitas; peran media edukasimasyarakat

5
2 2. Peningkatan akses dan mutu 5.Penguatan kebijakan-
tatalaksana dengue manajemen program, kemitraan,
dan komitmen pemerintah
Ketepatan rujukan kasus, Mutu diagnosis dan komitmen pemerintah pusat dan daerah dukungan sistem
penanganan kasus, keterampilan klinis nakes, kesehatan; kolaborasi multisektorak ; peningkatan
pelaporan kasus. pembiayaan pemerintah daerah, advokasi

3. Penguatan surveilans dengue yang


6. Pengembangan kajian, penelitian dan 6
inovasi sebagai dasar kebijakan dan
3 komprehensif serta manajemen KLB manajemen program berbasis bukti
yang responsif
Kajian demand-supply, invensi, pengembangan inovasi, dan
Sarpras diagnostik; kewaspadaan; sistem data dengue riset dan pelaksanaannya; Data dan integrasi sistem informasi
terintegrasi; manajemen KLB yang responsif untuk decision maker
Target Program Penanggulangan Dengue 2021-2024
Target Utama
• Menurunkan angka kesakitan dengue menjadi <49 per 100.000 penduduk pada 95% kabupaten/kota pada tahun 2024
(RPJMN) kemudian diubah menjadi <10 per 100.000 penduduk pada Renstra Kemenkes
• Menurunkan angka kematian dengue menjadi 0,5% pada tahun 2025.

Indikator Dampak 2020 (Baseline) 2021 2022 2023 2024


Proporsi kabupaten/kota dengan incidence rate (IR) 71,6% 75% 80% 85% 95%
Dengue ≤ 10/100.000 penduduk
Angka kematian (case fatality rate) akibat dengue 0,7% 0,7% 0,7% 0,6% 0,6%

Pencapaian
Outcome (IKP) Target dan Capaian
2022 2023 2024
Indikator Dampak Capaian
Target sampai Target Capaian Target Capaian
bulan Juni
Persentase kabupaten/kota dengan insiden rate
80% 30% 85% - 95% -
DBD ≤10 per 100.000 penduduk
Jumlah Kabupaten IR ≤10 per 100.000
386 125 437 - 488 -
penduduk
Intervensi sesuai stratifikasi epidemiologi
STRATIFIKASI TUJUAN TARGET KAB/KOTA INTERVENSI SPESIFIK
BEBAS Pemeliharaan bebas Dengue • Penguatan Surveilans kasus
• Penguatan Surveilans vektor
• Surveilans migrasi
• G1R1J
POTENSIAL Pencegahan tidak ada kasus dalam 5 • Pengamatan daerah reseptif / potensial
tahun • Surveilans kasus dan Surveilans Vektor
• G1R1J
SPORADIS Fokus tidak ada kasus dalam 3 • Gerakan PSN 3M plus di daerah penularan
tahun • Surveilans kasus dan Surveilans Vektor
ENDEMIS RENDAH Reduksi tidak terjadi kasus setiap • Gerakan PSN 3M plus 3 bulan SMP
tahun, • Penyelidikan Epidemiologi untuk setiap kasus Surveilans
kasus dan Surveilans Vektor
• Pencegahan spesifik kasus dengue (isolasi, repellant,
kelambu
ENDEMIS TINGGI Mencegah KLB Kasus tidak berpotensi KLB • Gerakan PSN 3M plus sepanjang tahun
• Penyelidikan Epidemiologi untuk setiap kasus Surveilans
kasus dan Surveilans Vektor
• Pencegahan spesifik kasus dengue (isolasi, repellant,
kelambu)
Strategi Penanggulangan Dengue
di Indonesia 2021-2025
Proporsi
Estimasi
Pembiayaan
Penanggulangan
Dengue 2021 –
2025 menurut
Strategi
Strategi Penanggulangan Dengue
di Indonesia 2021-2025

PROPORSI ESTIMASI 100%


3,382,143,505 8,756,442,847 11,109,892,788 13,719,320,329 15,885,301,870
4,831,633,578
PEMBIAYAAN 90% 8,026,739,276
10,951,180,034
15,091,252,362 15,532,295,162

PENANGGULANGAN 80% 20,776,024,385 25,539,624,969

DENGUE 2021-2025 70%


35,075,518,658
39,786,028,954
53,304,012,941
MENURUT SUMBER 60%

PENDANAAN
50%

40%
68,108,670,092 102,967,433,018
101,210,548,630
30% 102,329,288,466
92,216,130,137

20%

10%

0%
2021 2022 2023 2024 2025

Pusat Prov/Kabupaten/Kota
Hibah dan Bantuan Luar Negeri Swasta dan Masyarakat
Intervensi pragmatis sesuai permasalahan
ASPEK PERMASALAHAN STRATEGI Indikator Waktu
MASYARAKAT 1. Partisipasi masyarakat dalam PSN 3 M Plus 1. Pembentukan Jumantik G1R1J dibawah tim ABJ > 95% 2022
2. Masyarakat lebih memilih fogging Pokjanal, Pokja di Desa
3. ABJ rendah / kurang dari 95% 2. Penggerakan PSN-3M plus
4. Perilaku khawatir masyarakat selama pandemi
5. Jumantik GIRIJ, Jumantik institusi, AoC Dengue
TEKNIS 1. Tidak semua kasus Dengue dilakukan PE 1. Surat Kemendagri tentang ketersediaan RDT, SOP, 2022
2. Aplikasi larvasida dan fogging kurang memadai larvasida, insektisida kepad daerah Ketersedian
3. Diagnosis terlambat RDT dan pemeriksaan DL 2. Integrasi sistem informasi dengan silantor dan Logistik
tidak cukup pengisian Validitas data
4. Surveilans kasus dan vector (untuk ABJ saat ini 3. Pemutusan penularan dari manusia (repellent, Kasus : IR <
ada di poksi vector) underreporting kelambu), penggunaan fogging sesuai indikasi 10/100.000
5. Sarana fogging 4. Pedoman Manajemen Logistik Arbovirosis penduduk
MANAJEMEN 1. Integrasi program 1. Inegrasi dalam perencanaan lintas program SDM terlatih 2022
2. Pendanaan difokuskan kepada penanganan ‘COVID19) Juklak/Juknis
COVID -19 2. Mengatifkan SE pelaksanaan P2 Arbo/Dengue Kematian:
3. Tim Pelatihan di masa pandemic. CFR < 0.5%
4. Koordinasi Dinas kesehatan atau Puskesmas dan 3. Kerjasama dengan BRIN WHO untuk estimasi
RS kasus dengue
5. Estimasi kasus Dengue per kab/kota 4. Jejaring layanan dengue
KEPEMIMPIN 1. Road map perda/perkada, dan pembiayaan 1. Advokasi menerbitkan Perda/Perkada • Perda/ 2022
AN 2. Enggan membuat pernyataan KLB Roadmap P2 Dengue Perkada
3. Penggalangan Kemitraan LS 2. SE feedback pencapaian program • Transisi
4. Pokjanal Dengue (DBD) banyak yang tidak aktif. 3. Gerakan Bulan Bakti Sebelum Masa penularan Pembiayaan
5. Inovasi program 4. Inovasi Vaksinasi dan teknologi wolbachia
ALAM 1. Musim penghujan, climate 1. Gerakan Bulan Bakti Sebelum Masa penularan 2022
2. Iceberg phenomena 2. Integrasi kegiatan dengan Desa Sehat Iklim
TINDAKAN
PENANGGULANGAN
Pengendalian Sebelum
Musim Penularan (SMP)
• sebelum memasuki musim
penghujan/musim
penularan DBD.
• kegiatan penyuluhan kepada
masyarakat,
• Bulan Bakti Gerakan (BBG)
PSN 3Mplus secara serentak
• larvasidasi.
Surat Edaran Kesiap siagaan Mengantisipasi Peningkatan Kasus Dengue di tengah
Pandemi COVID19
Laporan Status Dengue di Indonesi Mingguan
Contoh REGULASI oleh Pemda
Contoh Peraturan Bupati tentang Pengendalian Dengue
PERAN LINTAS SEKTOR
DAN LINTAS PROGRAM
Kelompok Kerja Operasinal Dengue
POKJANAL DENGUE
forum kerjasama lintas program dan lintas sektor yang membina peranserta
masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian Dengue diwilayah
kerjanya secara berjenjang dan berkesinambungan

Sejarah
• Pokjanal DBD dibentuk tahun 1994 dengan Keputusan Mendagri No.31-VI
Tahun 1994 ditujukan untuk membantu tim Pembina LKMD sehingga leading
sektornya adalah Mendagri
• Nama DBD diusulkan diganti dengan Dengue

MENGAPA PERLU POKJANAL


 Infeksi Dengue (DBD) masih masih menjadi masalah kesahan di masyarakat
yang dapat menimbulkan KLB serta kematian
 Pencegahan dan Pengendalian Dengue membutuhkan peran serta masyarakat
dimana masyarakat harus ditempatkan sebagai subyek bukan objek
 Pencegahan dan pengendalian Dengue tidak mungkin hanya dilakukan oleh
bidang Kesehatan tetapi memerlukan peran serta lintas program dan lintas
sektor
Kegiatan Penggerakan PSN-3MPlus
 Penggerakan PSN-Dengue di Kelurahan
 Sasaran penggerakan PSN Dengue di kelurahan adalah keluarga yaitu
dilaksanakannya PSN Dengue di rumah-rumah secara terus menerus.
 Kegiatan rutin penggerakan PSN Dengue kelurahan meliputi:
 Kunjungan rumah secara berkala sekurang-kurangnya tiap 3 bulan
dalam rangka Pemeriksaan Jentik Berkala.
 Penyuluhan.
 Kerja bakti PSN Dengue dan kebersihan lingkungan secara berkala.
 Penggerakan PSN Dengue di sekolah dan tempat-tempat umum.
Pembinaan kegiatan PSN Dengue di sekolah diintegrasikan dalam proses
belajar mengajar, baik melalui intra – maupun ekstra kurikuler termasuk
program UKS.
 Penyuluhan dan Motivasi kepada masyarakat luas.
 Pemantauan penggerakan PSN Dengue di kelurahan maupun di sekolah
dan Tempat Umum lainnya, dipantau secara berkala, sekurang-kurangnya
tiap 3 bulan, oleh Pokjanal Dengue tingkat Kecamatan dan pokjanal dengue
tingkat Kabupaten/Kota.
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK - PSN
Pemantauan jentik seminggu 1x
harus di iringi dengan PSN 3M Plus,
yaitu :
 Menguras (Membersihkan)
o Bak mandi
o Vas bunga
o Tatakan dispenser
o Container lain yang berisiko
 Menutup rapat tempat
penampungan air
 Memanfaatkan/Mendaur ulang
barang bekas
o Ban bekas
o Botol plastik
o Kaleng bekas, dll
Lanjutan PSN…..
Plus :
 Mencegah munculnya tempat
perindukan
o Kamar mandi kering
 Memberantas telur, larva, pupa :
o Memasang ovitrap/larvitrap/
mosquitotrap
o Memelihara ikan pemakan jentik
o Larvasidasi
 Menghindari gigitan nyamuk
o Menanam pohon pengusir nyamuk
o Kelambu
o Repelent
o dll
# GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK

• Mengandung makna yang luas, tidak


hanya rumah pemukiman namun juga
bangunan sekolah, perkantoran, tempat
ibadah, pelabuhan, dll.
• Tiap-tiap rumah, sekolah, perkantoran,
tempat ibadah, pelabuhan, dll harus punya
seorang yang bertanggung jawab
mengawasi kegiatan PSN 3M Plus di
tempatnya.

Melaksanakan PSN3M Plus diulai dari Rumah/Lingkungan Kita Sendiri


# GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK
Gerakan 1 Rumah 1
Jumatik adalah : Upaya
pembudayaan PSN 3 M
Plus di mulai dari masing-
masing rumah tangga

Upaya ini akan berjalan


optimal jika:
 tiap-tiap rumah tangga
berperan, dan
 rutin melaksanakan
PSN 3M Plus sekurang-
kurangnya seminggu
sekali
IMPLEMENTASI PSN 3M PLUS
MELALUI GERAKAN 1
RUMAH 1 JUMANTIK
RUMAH DAN LINGKUNGAN
PELAKSANAAN PEMANTAUAN JENTIK
DI RUMAH/SEKOLAH/GEDUNG
 Hari pemantauan :
o Seminggu sekali
o Hari Jum’at/Sabtu/Minggu/
Libur
o Cukup 15 - 30’ menit
 Tempat yang dipantau
o Toren
o Talang air
o Bak mandi
o Vas bunga
o Tempat minum burung
o Tatakan dispenser
o Container lain yang berisiko
JUMANTIK ANAK SEKOLAH
BEST PRACTICE
Inovasi GO CANTIK
Teknologi Nyamuk Aedes
Upaya Saat Ini aegypti ber-Wolbachia

• PSN 3M Plus
• Gerakan Satu Rumah Satu
Jumantik (G1R1J)
• Pokjanal Dengue
• Edukasi masyarakat

Inovasi, sebagai Upaya


pelengkap (piloting)
Teknologi Nyamuk Aedes
aegypti ber-Wolbachia terbukti
efektif menurunkan kasus
Dengue
Potensi inovasi teknologi Wolbachia dalam program
penanggulangan Dengue

Diperlukan dukungan Regulasi


Rasionalisasi Regulasi yang ada:
1. Sejalan dengan Strategi Nasional • Peraturan Pemerintah Nomor 66
Penanggulangan Dengue 2021-2025, Tahun 2014 tentang Kesehatan
khususnya Strategi 1 dan Strategi 6 Lingkungan
2. Teknologi Wolbachia telah terbukti • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
50 Tahun 2017 tentang Baku Mutu
menurunkan insiden infeksi Dengue 77,1% Kesehatan dan Vektor Pembawa
dan angka rawat inap 82,6% (Utarini et al, Penyakit dan Hewan
2021)
3. WHO Vector Control Advisory Group (VCAG) Kedua regulasi bertujuan:
telah merekomendasikan teknologi 1. Mengurangi insiden dengue
Wolbachia untuk pengendalian dengue 2. Indikator kinerja program untuk
(WHO, 2020) pencegahan Dengue adalah Angka
4. Teknologi Wolbachia hadir sebagai Bebas Jentik (ABJ) tetap dapat
pelengkap program pengendalian dengue dilakukan secara bersamaan karena
yang sudah ada seperti PSN 3M Plus, pengembangan jentik/nyamuk ber-
Wolbachia ini ditempatkan pada
Gerakan Satu Rumah Satu Jumantuk
tempat (ember) khusus yang
(G1R1J), Pokjanal Dengue (DBD) berbeda dari tempat yang menjadi
5. Piloting pada 5 Kota : Jakarta Barat, Bandung, sasaran PSN-3M
Semarang, Bontang, Kupang 3. Perlu Juknis / Pedoman
implementasi untuk Penerapan
45
Tantangan Dalam Upaya
Penangulangan Arbovirosis

1. Kurang partisipasi masyarakat dalam PSN 3 M Plus  lebih memilih


fogging
2. Deteksi dini Kasus belum maksimal
3. Sistem surveilans kasus dan vektor belum berjalan optimal
4. Penanganan KLB belum berjalan optimal
5. Implementasi penanggulangan fokus belum sesuai SOP
6. Pokjanal Dengue sebagai wadah koordinasi LP/LS kurang berfungsi
dan kurang berjalan optimal
7. Kurangnya komitmen daerah dalam implementasi G1R1J
8. Minimnya anggaran operasional dalam pengendalian Dengue di
Pusat/Prov/Kab/Kota
9. Climate change  hujan, suhu, kelembaban optimum utk vektor
Tindak Lanjut
• Pemberdayaan masyarakat melalui G1R1J (Gerakan 1
Rumah 1 Jumantik)
• Revitalisasi Pokjanal pelibatan multisektoral
• Pengambilan Kebijakan berbasis data
• Penguatan Surveilans
• Laporan Rutin :Ketepatan dan kelengkapan laporan
(Provinsi ke pusat setiap tanggal 15, Kabupaten ke
Provinsi tanggal 10, Puskesmas ke Kabupaten setiap
tanggal 5
• Laporan ketika terjadi peningkatan kasus (outbreak)
dilakukan setiap hari
• Format sesuai dengan buku Pedoman tahun 2017
(SIARVI = Sistem Informasi Arbovirosis sedang
dikembangkan saat ini)
• Feed back laporan secara berkala
• Verifikasi data (Provinsi, Kab/kota)
• Kewaspadaan Dini KLB
• Perencanaan dan penganggaran.
• Inovasi berbasis teknologi
KESIMPULAN

• Dengue masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.


• Perlu penguatan pelaksanaan program termasuk dimasa pandemic COVID19
• Pemerintah telah melauching Stranas Penangulangan Dengue 2021 – 2025
• Partisipasi semua pihak harus terus diperkuat, dilakukan secara sinergis dan
berkesinambungan
• Pengaktifan POKJANAL infeksi dengue (DBD), mulai dari Provinsi,
Kabupaten/Kota sampai ketingkat Desa/Kelurahan.
• Pemberdayaan masyarakat menjadi peran utama kegiatan PSN 3M Plus melalui
G1R1J
• Perlu dilakukan inovasi, invensi, kreasi berbasis local context dan bukti
(evidens)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai