Anda di halaman 1dari 6

SCRIPT PRESENTASI PERINDO

1. Definisi Neraca Jasa


Neraca Jasa (Balance of Service Account) adalah ikhtisar yang
menunjukkan penerimaan dan pengeluaran devisa serta selisihnya karena
penerimaan dan pemberian jasa, seperti perjalanan luar negeri,
pengangkutan, asuransi bunga, keuntungan upah tenaga/pekerja asing.
Neraca jasa juga dikenal sebagai neraca yang mencatat transaksi dagang
berupa jasa (invisible trade), yang meliputi segala jasa yang diselenggarakan
untuk luar negeri maupun oleh luar negeri.
2. Komponen Neraca Jasa
Terdapat 12 kelompok jasa yang termasuk dalam neraca jasa yaitu:
Jasa manufaktur, Jasa pemeliharaan dan perbaikan, Transportasi,
Perjalanan, Jasa konstruksi, Jasa asuransi dan pensiun, Jasa keuangan,
Biaya penggunaan kekayaan intelektual, Jasa telekomunikasi, kultural,
dan rekreasi, serta jasa pemerintah.
3. Defisit Neraca Jasa
Neraca jasa mencatat perbedaan antara pembayaran yang diterima
untuk ekspor dan impor dalam bentuk layanan dari negara lain. Salah satu
contoh dari neraca jasa adalah pertukaran mahasiswa asing yang datang
dan mengikuti kelas di universitas di dalam negeri, contoh lainnya adalah
adanya wisatawan asing yang datang untuk berlibur.
Defisit neraca jasa terjadi ketika suatu negara lebih banyak
melakukan impor suatu jasa kepada negara lain daripada melakukan
ekspor jasa. Defisit neraca jasa diturunkan dengan beberapa kebijakan
pemerintah disamping menurunkan jumlah kunjungan wisatawan domestik
ke luar negeri. Kebijakan pemerintah ini dicontohkan di awal tahun 2019
dengan adanya kebijakan Kementerian Perdagangan memberlakukan wajib
asuransi untuk setiap aktivitas perdagangan luar negeri
4. Neraca Jasa di Indonesia
Bank Indonesia menyusun neraca jasa dalam konteks yang lebih luas.
Pada dasarnya sama dengan transaksi barang, transaksi jasa disusun setiap
tiga bulan oleh Bank Indonesia. Sisi debit mencatat segala jasa yang diterima
dari luar negeri atau jasa yang diberikan oleh luar negeri sedangkan sisi
kredit mencatat segala jasa yang diberikan kepada luar negeri. Neraca jasa di
Indonesia diketahui selalu mengalami defisit dengan rata-rata US$7 milyar
dan US$25 milyar per tahun jika mengacu pada SEKI Bank Indonesia (2020).
Jasa-jasa yang menyumbang surplus neraca jasa terutama berasal dari
berbagai jasa manufaktur, jasa perjalanan, jasa konstruksi, jasa personal,
kultural, dan rekreasi, serta jasa pemerintah. Struktur jasa yang ada di
Indonesia dan yang berkembang merupakan struktur jasa tradisional yang
berkutat pada konstruksi dan perdagangan sehingga nilai ekspor jasa
cenderung lamban.
a. Neraca Jasa tahun 2018
Defisit neraca jasa menjadi salah satu penyebab pelebaran
defisit pada CAD. Jasa transportasi menyumbang defisit terbesar
karena belum adanya transportasi, pelabuhan, dan standarisasi SDM.
Meskipun pada tahun 2018, digelar Asean Games di Indonesia, hal ini
tidak terlalu berdampak pada neraca jasa dikarenakan terjadinya
force majeur atau bencana alam di beberapa tempat sekaligus di
Indonesia yang menyebabkan penurunan inflow untuk jasa perjalanan.
b. Neraca Jasa tahun 2019
Pada tahun 2019 neraca jasa menunjukkan defisit sekitar
$7,754 juta dan paling banyak disebabkan oleh sektor transportasi.
Gambar yang teman-teman lihat di slide menunjukkan adanya defisit
dari tahun 2004 hingga tahun 2019 dan disumbang paling besar oleh
sektor transportasi.
c. Neraca Jasa tahun 2020
Terjadi defisit sekitar $9,687 juta yang paling banyak
disebabkan juga oleh sektor transportasi.
d. Neraca Jasa tahun 2021
Neraca jasa pada kuartal II tahun 2021 mengalami defisit
$3,65 milyar dan meningkat sebesar 8,36% dibandingkan kuartal
pertama tahun 2021. Jasa transportasi seperti tahun-tahun
sebelumnya masih menjadi sumber defisit terbesar pada neraca jasa
kuartal kedua di tahun 2021. Sektor jasa penyumbang defisit terbesar:
- Jasa Transportasi $1,61 milyar
- Jasa telekomunikasi, komputer dan informasi $796,12 juta
- Jasa bisnis lainnya $745,07 juta
- Jasa penggunaan kekayaan intelektual $395,35 juta.
5. Neraca Jasa Pra dan Pasca Krisis Ekonomi
- Pra krisis
Neraca jasa Indonesia selalu menghasilkan defisit karena menjelaskan
pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan penerimaan. Neraca
jasa memiliki karakteristik menunjukkan defisit neraca jasa non migas dan
selalu surplus pada neraca jasa migas. Neraca jasa yang selalu defisit
berkaitan erat dengan cukup besarnya pengeluaran untuk membayar
bunga utang dan biaya transportasi impor barang.
- Pasca Krisis
Neraca jasa Indonesia masih sama keadaannya dengan sebelum krisis
ekonomi yaitu menunjukkan karakteristik yang selalu defisit dan jika
ditinjau lebih jauh, neraca jasa nonmigas maupun migas tetap
menunjukkan defisit.
Persyaratan pengapalan (terms of shipment) yang berlaku untuk ekspor dan
impor Indonesia menjadikan biaya angkutan laut dalam neraca jasa menjadi
tinggi. Ekspor disyaratkan menggunakan free on board (fob) sedangkan
impor menerapkan ketentuan cost, insurance and freight (cif). Selain itu,
kondisi pelayaran nasional saat itu masih belum dapat bersaing dengan
pelayaran asing, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Di sisi lain,
pengeluaran jasa-jasa lainnya seperti sewa atau carter pesawat terbang untuk
jemaah haji, iuran pada badan/lembaga internasional, transfer keuntungan
penanaman modal asing, dan pembayaran jasa konsultan turut memperbesar
defisit neraca jasa.
6. Permasalahan Sektor Jasa terkait Neraca Jasa Indonesia
a. Jasa transportasi
Sektor jasa yang paling berpengaruh namun selalu
menyumbang defisit. Hal ini berakibat pada belum dapat
dimanfaatkannya wilayah teritorial Indonesia oleh usaha jasa
transportasi untuk memperoleh lebih banyak devisa. Beberapa
permasalahan yang ada:
- Jasa pengangkutan barang tidak menerapkan CIF
- Pengangkutan barang didominasi kapal-kapal asing.
Permasalahan tadi disebabkan oleh beberapa faktor yang diketahui
melemahkan perkembangan jasa transportasi nasional yaitu:
1) Kebijakan nasional yang masih lemah
2) Keamanan transportasi yang buruk
3) Kondisi pelabuhan laut yang buruk
b. Jasa pariwisata
Salah satu potensi perolehan devisa yang belum dimanfaatkan
secara optimal. Peran sektor pariwisata sebagai driven factor untuk
inflow jasa lainnya masih sering menghadapi kendala seperti
pengembangan sektor pariwisata yang terkendala infrastruktur
penunjang bagi wisatawan. Ditambah masyarakat Indonesia yang
suka bepergian ke luar negeri menambah outflow devisa.
c. Jasa keuangan
Transaksi lintas batas negara memungkinkan dibutuhkannya
jasa lembaga keuangan dan kebutuhan manajemen resiko.
Permasalahan yang dihadapi dalam jasa keuangan adalah dengan
adanya liberalisasi jasa keuangan menyebabkan terancamnya posisi
penyedia jasa keuangan domestik serta sulitnya monitoring transaksi
jasa perusahaan asing di indonesia.
d. Perjalanan
Jasa perjalanan sering juga disebut sebagai travel mencakup
seluruh barang dan jasa yang diperoleh wisatawan/turis. Jasa
perjalanan menyumbang surplus dalam beberapa tahun terakhir.
Namun adanya pandemi Covid-19 menyebabkan inflow dari jasa
perjalanan turun.
e. Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi
Jasa ini berkembang seiring berkembangnya IT di seluruh
dunia namun masih mengalami defisit karena lebih banyak outflow
daripada inflownya.
f. Jasa bisnis Lainnya
Jasa bisnis lainnya merupakan jasa-jasa yang tidak termasuk
dalam kelompok 11 jasa yang ada yang sudah saya sebutkan di awal.
Jasa bisnis lainnya selalu mengalami defisit. Pada tahun 2019 defisit
sebanyak $1,978 juta dan tahun 2020 defisit sebanyak $2,594 juta.
7. Perbaikan Neraca Jasa Indonesia
Kondisi neraca jasa Indonesia yang selalu defisit menjadikan perlu
adanya perbaikan neraca jasa yang dijadikan sebagai salah satu prioritas
yang harus dilakukan. Langkah perbaikan neraca jasa yang diupayakan
Bank Indonesia adalah dengan jalan kebijakan moneter yang dapat
merangsang sektor pariwisata dalam neraca jasa. Di slide teman-teman
sudah terlihat beberapa cara perbaikan neraca jasa yang dikhususkan
dengan memajukan sektor jasa pariwisata sebagai berikut:
- Mewujudkan pariwisata standar internasional
Pemerintah Daerah dapat melaksanakan aksi nyata seperti
akses transportasi yang memadai, membangun penginapan atau
memperbaiki fasilitas umum di lokasi wisata yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan wisatawan mancanegara.
- Promosi pariwisata dan UMKM
Hal ini dituangkan secara nyata dengan dilaksanakannya
pameran dan ekspor Karya Kreatif Indonesia (KKI) bagi semua UMKM
Binaan BI. Dari adanya program ini, didapatkan hasil penjualan dan
ekspor sebesar 1,3 triliun.
- Perbaikan SDM dan program sustainability of tourism
Pemanfaatan potensi wisata akan menambah Indeks Daya
Saing pariwisata nasional yang sebelumnya jauh lebih rendah dari
negara-negara tetangga. Banyak hal yang perlu dibenahi, selain
mengandalkan kemurahan harga yang menjadi daya tarik wisatawan
mancanegara namun harus ada pula perbaikan Sumber Daya Manusia
serta program program terbaru untuk keberlanjutan pariwisata
nasional (sustainability of tourism) terutama untuk perlindungan
lingkungan pariwisata.
- Pengembangan sistem pembayaran QRIS untuk wisatawan
mancanegara
- Menggali potensi pariwisata baru
Pemerintah terus menggali pariwisata baru agar demand yang
ada tetap bertahan dan tetap memiliki inflow devisa yang tinggi.
- Investasi pemerintah pada beberapa lokasi pariwisata unggulan
Contohnya investasi pemerintah di Labuan bajo melalui
Kementerian BUMN. Pada pemerintahan Jokowi-JK yang lalu,
pemerintah telah mempunyai program pengembangan sektor
pariwisata dengan menetapkan sebanyak 10 destinasi wisata prioritas
agar dapat mendongkrak sektor perjalanan dan sektor jasa personal,
kultural, dan rekreasi.

Anda mungkin juga menyukai