Anda di halaman 1dari 30

SKRIPSI NON-KELAS MULTIDISIPLIN

DASBOR IMPOR INDONESIA

INDONESIA IMPORT DASHBOARD

SKRIPSI

Oleh

Edrico Felix Tendy – 2201769420

Fredy Cahyadi – 2201803950

Khevin Frinandy – 2201801176

International Business Management Program

Information Systems Program

Binus Business School Undergraduate Program

School of Informasion Systems

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2022
SKRIPSI NON-KELAS MULTIDISIPLIN

DASBOR IMPOR INDONESIA

INDONESIA IMPORT DASHBOARD

SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk gelar kesarjanaan pada

Program Studi Multi Disiplin Jejang Pendidikan Strata-1

Oleh

Edrico Felix Tendy – 2201769420

Fredy Cahyadi – 2201803950

Khevin Frinandy – 2201801176

International Business Management Program

Information Systems Program

Binus Business School Undergraduate Program

School of Information Systems

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dunia kini semakin dekat dalam hal perdagangan dan investasi lintas batas, tidak
lagi terbatas jarak, zona waktu dan bahasa, dimana sistem bisnis ekonomi nasional
bergabung menjadi satu sistem ekonomi global besar yang saling bergantung.
Perdagangan internasional (ekspor-impor) diakui sebagai penentu paling signifikan
dari pembangunan ekonomi suatu negara di seluruh dunia karena pergerakan
barang dan jasa ke dalam dan ke luar menghasilkan arus keluar dan masuknya
devisa.. Impor merupakan pembelian atau pemasukan barang dari luar negeri ke
dalam negeri. Indonesia juga tidak luput dari.kegiatan impor guna memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
Badan Pusat Statistik (2022) mendefinisikan impor sebagai pemasukan barang dan
jasa yang dibeli oleh penduduk suatu negara dari penduduk negara lain yang
berakibat timbulnya arus keluar mata uang asing dari dalam negeri.
Mey Risa (2018) menyebutkan impor adalah mendatangkan barang dari luar
negeri atau atau suatu kegiatan dalam perdagangan dengan cara memberi barang
dari luar negeri untuk dikirimkan ke dalam negeri.
Berikut ini adalah data BPS mengenai nilai impor migas dan non migas Indonesia
Desember 2020-Desember 2021.

Gambar 1.1: Nilai Impor Migas dan Non Migas Indonesia Desember 2020-
Desember 2021

Sumber : Badan Pusat Statistik


Tabel1.1 : Impor Migas dan Non Migas Indonesia Desember 2020-Desember 2021
Berat Bersih (000 Ton)
Tahun/Bulan Minyak Hasil Gas Total Non migas Total
Mentah Minyak
2020 Desember 859.0 2,090.0 605.1 3,554.1 11,776.6 15,330.7
2021 Januari 1,432.0 1,661.5 421.9 3,515.4 9,562.9 13,078.3
Februari 519.4 1,433.7 559.0 2,512.1 9,866.5 12,378.6
Maret 1,580.1 2,018.2 510.5 4,108.8 13,172.5 17,281.3
April 1,513.8 1,727.6 511.6 3,753.0 11,606.3 15,359.3
Mei 973.6 2,053.1 600.7 3,627.4 10,963.1 14,590.5
Juni 1,890.5 1,693.8 424.6 4,008.9 11,682.1 15,691.0
Juli
r 508.6 1,576.1 693.0 2,777.7 11,106.1 13,883.8
Agustus 1,110.8 1,641.2 516.1 3,268.1 10,852.3 14,120.4
September 894.5 1,493.3 557.4 2,945.2 11,473.6 14,418.8
Oktober 440.8 1,631.4 505.6 2,577.8 12,331.5 14,909.3
November 827.8 2,577.6 562.9 3,968.3 11,240.6 15,208.9
Desember 2,085.1 2,420.1 558.6 5,063.8 12,303.4 17,367.2
Nilai CIF (Juta US$)
2020 Desember 295.1 911.4 275.3 1,481.8 12,956.6 14,438.4
2021 Januari 513.2 812.2 226.4 1,551.8 11,778.1 13,329.9
Februari 222.1 765.6 316.6 1,304.3 11,960.7 13,265.0
Maret 754.9 1,214.3 309.9 2,279.1 14,508.4 16,787.5
April 735.9 1,009.3 278.2 2,023.4 14,180.9 16,204.3
Mei 482.4 1,282.3 297.2 2,061.9 12,172.9 14,234.8
Juni 971.9 1,098.7 227.2 2,297.8 14,920.7 17,218.5
Juli 274.5 1,089.0 430.3 1,793.8 13,469.3 15,263.1
Agustus 610.8 1,101.5 336.9 2,049.2 14,629.7 16,678.9
September 485.4 1,013.8 367.6 1,866.8 14,367.3 16,234.1
Oktober 254.7 1,244.7 398.7 1,898.1 14,395.5 16,293.6
November 530.7 2,014.6 479.7 3,025.0 16,303.2 19,328.2
Desember 1,210.7 1,744.4 422.7 3,377.8 17,974.2 21,352.0

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dalam data impor, setiap jenis barang kiriman dicatat dalam sistem kode
klasifikasi dimana kode ini merupakan standar umum yang diakui dan digunakan
dalam dunia internasional untuk menyeragamkan produk. Di Indonesia,
penggolongan barang yang digunakan di dalam statistik impor adalah klasifikasi
barang impor yang berdasarkan pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2017
(BTKI 2017) mengacu pada amandemen keempat dari World Customs
Organization (WCO) sebagai lembaga Internasional yang menyusun klasifikasi
Harmonized System (HS).
Data impor Indonesia yang dipublikasikan oleh beberapa lembaga seperti Badan
Pusat Statistik, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian sering
tidak sesuai antara ketiga lembaga tersebut, tetapi data yang dipublikasikan oleh
Badan Pusat Statistik, telah mencakup data dari Kementerian Perdagangan dan
Kementerian Perindustrian sehingga bisa dikatakan lebih akurat namun data
tersebut masih dalam bentuk table pdf saja sehingga tidak mudah menggunakan
data data tersebut untuk keperluan transaksi tertentu.
Untuk itu diperlukan bantuan dari teknologi informasi agar data data tersebut dapat
lebih mudah digunakan. Selama beberapa dekade belakangan ini teknologi
informasi sudah sangat berkembang pesat dan cepat serta sudah menjadi bagian
dari hidup manusia terutama dalam bidang pedagangan dan investasi, dimana
informasi menjadi pilar pendukung untuk melakukan sebuah transaksi. Oleh
karena teknologi informasi memiliki peranan penting dan banyak di gunakan
sebagai penunjang bisnis dalam perencanaan dan pengembangan inovasi maka
ketersediaan informasi yang berkualitas dapat di gunakan untuk monitoring dalam
mencapai suatu tujuan bisnis. Hasil monitoring yang tepat dan akurat akan
membantu dalam membuat keputusan, strategi dan kebijakan bisnis. Teknologi
Informasi monitoring akan efektif dan efisen jika data dapat di visualisasi dengan
baik. Salah satu bentuk visualisasi data adalah menggunakan dashboard yang cara
penyampain informasinya dalam bentuk table, report, indicator visual, dan
lainnya. Informasi pada dashboard di tampilkan dalam bentuk sebuah layar yang
membuat user lebih mudah menggunakan informasi yang tersedia yang sangat
berguna dalam mengawasi dan mengatur bisnis.
Menurut Ivo Damyaov & Nikolay Tsankov (2019), Dashboard adalah sebuah
tampilan visual dari informasi yang diperlukan untuk mencapai satu atau lebih
tujuan yang disatukan dan diatur menjadi satu tampilan sehingga informasi dapat
dipantau sekilas. Dashboard yang digunakanpun dapat dipakai dalam berbagai
bidang sesuai dengan kebutuhan karena itu dashboard yang dibuat harus
menghasilkan sebuah keputusan dan aksi yang produktif sehingga menjadi salah
satu bentuk nyata adanya peran teknologi dalam kemudahan mendapatkan
informasi..
Di Indonesia, masih sedikit penerapan visualisasi data seperti ini secara umum.
Dashboard hanya akan ditemui pada perusahaan besar atau yang memang bergerak
dalam bidang teknologi dan riset. Dalam perancangan visual data ini bentuk
Dashboard dinamis mungkin akan relevan untuk dirancang karena berupa Website
Dashboard. Adapun definisi dari Dashboard dinamis adalah dashboard yang
memvisualisasikan data langsung dari storage, interaktif dan ramah pengguna
(User Friendly). Untuk itu tidak hanya sebuah tampilan yang bagus saja, namun
kegunaan dari Dashboard itu sendiri penting bagi kesuksesan implementasi
visualisasi data tersebut..
Dari data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik tahun 2021, pengolongan barang
impor Indonesia memakai 2 dijit HS yang terdiri atas 99 Bab, 21 Pos dan memiliki
9.374 deskripsi golongan barang yang lebih detil mencakup asal negara dan barang
yang diimpor dari negara tersebut.. Dengan sedemikian banyaknya uraian
golongan barang dan perincian maka pengunaan teknologi informasi untuk
visualisasi data impor tersebut akan mempermudah dan mempercepat pencarian
data yang sangat membantu dan berguna dalam membuat suatu keputusan, strategi
dan kebijakan bisnis. Untuk itu kami berminat membuat sebuah rancangan
visualisasi berupa dashboard impor berdasarkan data impor Indonesia yang
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik.. Oleh karena itu kami mengajukan
skripsi dengan judul “Dashboard Impor Indonesia”.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dan data yang tersedia maka rumusan
identifikasi masalah disusun sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk data yang diperlukan untuk membuat dashboard dalam
kegiatan impor Indonesia
2. Apakah visualisasi dari dashboard yang dibuat cukup efektif , menarik dan
user friendly.
3. Bagaimana merancang sistem dashboard Impor Indonesia berdasarkan HS
code

1.3. Tujuan Perancangan


Perancangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu:
1. Mempermudah pengguna memahami perkembangan kegiatan impor Indonesia
2. Menghasilkan sebuah dashboard dengan visualisasi yang efektif, menarik dan
user friendly mengenai kegiatan impor Indonesia.

1.4. Manfaat Perancangan


Adapun manfaat perancangan dashboard ini adalah:
1. Menghasilkan output yang bermanfaat kedepannya dalam memahami kegiatan
Impor Indonesia..
2. Mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi kedalam bentuk
tampilan user friendly.

1.5. Ruang lingkup


Dalam membuat rancangan Dashboard, penulis membatasi ruang lingkup pada
kebutuhan data yang digunakan untuk visualisasi di dalam dashboard.

Berikut ruang lingkup penulisan skripsi ini:

1. Data yang digunakan didapat dari BPS (Badan Pusat Statisik) Indonesia dalam
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2021

2. Perancangan hanya mengacu pada kegiatan impor Indonesia kedalam bentuk


dashboard yang sudah ditentukan bentuknya sebelumnya oleh pembingbing
akademik.

3. Analisa yang dilakukan berfokus pada data terkait dengan pembuatan


dashboard.

1.6 State of the Art

Judul Penulis Tahun Hasil Penelitian


Applying Andre M. R. 2015 Kinerja rumah sakit meningkat
Performance Wajong karena dashboard dapat
Dashboard in dimanfaatkan sebagai alat untuk
Hospitals. menentukan keputusan tertentu yang
dilakukan oleh eksekutif rumah sakit
dan meningkatkan kinerja staf
rumah sakit dalam melakukan
pekerjaan.

Dashboard Dony Saputra, 2014 Kerangka system desain dengan


Information Dedi Royadi, model berorientasi obyek, dan
System for Zainul Hakim menvisualisasikannya
Student’s menggunakan system dashboard
Character yang menekankan pada soft skill
Assessment yang di butuhkan industry seperti
rasa hormat, kepercayaan, tanggung
jawab, rasa peduli dan
kewarganegaraan.
Aplikasi dibangun menggunakan
Bahasa PHP, database MySQL dan
fusioncart. Enam Pilar karakter dari
Lembaga Josephson digunakan
untuk kerangka design penilaian.
Dashboard Dani Anggoro, 2015 data warehouse dimodelkan
Information Muhamad menggunakan pemodelan Teknik
System Sebagai Luthfi Aksani Star Schema, yang dapat membantu
Pendukung pembuatan Dashboard Information
Keputusan System lebih efesien dan cepat
Dalam dalam database query karena lebih
Penjualan Tiket sedikit melibatkan tabel di dalam
Pesawat database dan query yang dibuat
Studi Kasus: PT. lebih sederhana.
Nurindo Tour
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perdagangan Internasional


Mankiw, N.G., Euston, Q., & Peter, W (2014) mendefinisikan perdagangan
internasional sebagai kegiatan dalam makroekonomi yaitu perekonomian terbuka.
Perekonomian terbuka yaitu perekonomian yang berinteraksi seacara bebas dengan
perekonomian negara lain. Perdagangan Internasional ( ekspor-impor ) diakui
sebagai penentu paling signifikan dari pembangunan ekonomi suatu negara di
seluruh dunia dimana terdiri dari pergerakan barang dan jasa ke dalam dan ke luar
yang menghasilkan arus keluar dan masuknya devisa.

2.1.1. Pengertian Impor

Mankiw, N.G., Euston, Q., & Peter, W (2014) mendefinisikan impor sebagai
barang dan jasa yang diolah di luar negeri untuk dijual ke dalam negeri.

Mey Risa (2018) menyebutkan impor adalah mendatangkan barang dari luar
negeri atau atau suatu kegiatan dalam perdagangan dengan cara memberi barang
dari luar negeri untuk dikirimkan ke dalam negeri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti impor adalah:


/im·por/
"n: pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri."

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan Impor sebagai pemasukan barang


dan jasa yang dibeli oleh penduduk suatu negara dari penduduk negara lain yang
berakibat timbulnya arus keluar mata uang asing dari dalam negeri.

Bea cukai mendefinisikan Impor sebagai kegiatan memasukkan barang ke dalam


daerah pabean yang dilakukan oleh importir baik orang perorangan atau badan
hukum.

2.1.2. Manfaat Impor


Astuti, Wahyu Puji ( 2019 ) menyebutkan kegiatan impor memiliki beberapa
manfaat bagi negara yang melakukan kegiatan ini, manfaat tersebut adalah:
a) Mendapatkan barang atau jasa yang tak bisa dihasilkan di dalam negeri
b) Mendapatkan pasokan bahan baku untuk industri di dalam negeri
c) Mendapatkan teknologi yang lebih modern dari barang yang diimpor
d) Mengendalikan inflasi karena barang impor lebih murah
e) Suatu negara bisa fokus memproduksi barang atau jasa tertentu

2.1.3. Alasan Kenapa Negara Melaksanakan Impor


Edi Supardi ( 2021 ) menyebutkan latar belakang sebuah negara melakukan
kegiatan impor dari negara lain adalah:
a) Perbedaan iklim.
b) Perbedaan sumber daya alam.
c) Perbedaan atas keadaan sumber daya alam, budaya, tenaga kerja, dan jumlah
penduduk.
d) Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
e) Membuka kerja sama, hubungan politik, dan dukungan dari negara lain.
f) Terjadinya era globalisasi.
g) Perbedaan lainnya yang membuat suatu negara lebih unggul dari negara lain.
Contohnya: penguasaan teknologi, barang-barang elektronik umumnya
diimpor dari negara-negara berteknologi maju.

2.1.4. Komoditi Dalam Impor


Berdasarkan website Kementerian Perdagangan Indonesia, komoditas impor
indonesia dikelompokkan dalam kategori:
a) Barang Konsumsi
Barang konsumsi merupakan jenis barang yang dapat digunakan secara
langsung oleh konsumen atau membutuhkan serangkaian proses pengolahan
terlebih dahulu.
Contohnya: Makanan dan minuman olahan (dalam kemasan), makanan dan
minuman yang belum diolah. Selain itu, mobil penumpang, bahan bakar dan
pelumas, dan alat angkutan yang bukan untuk industri.

b) Bahan Baku Penolong


Bahan baku penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi
sebagai pelengkap fungsi dan efisiensi atau keamanan produksi yang
dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu. Meskipun demikian, bahan baku
penolong bukan menjadi bagian utama dari produk jadi.
Contohnya: Bahan baku olahan untuk industri, suku cadang dan perlengkapan
barang modal, bahan bakar dan pelumas (belum diolah), suku cadang dan
perlengkapan alat angkutan, bahan bakar motor, bahan bakar dan pelumas
(olahan), makanan dan minuman (belum diolah untuk industri), bahan baku
(belum diolah) untuk industri, makanan dan minuman (olahan) untuk industri.

c) Barang Modal
Merupakan barang yang digunakan dalam proses produksi barang atau
pelayanan. Barang modal merupakan aktiva tetap yang dihasilkan oleh satu
bisnis yang pada gilirannya digunakan oleh bisnis kedua untuk menghasilkan
barang atau jasa konsumen.
Contohnya: Barang modal kecuali alat angkutan, alat angkutan untuk industri,
mobil penumpang.

d) Komoditi Non Migas


Merupakan segala hasil alam atau industri yang tidak termasuk dalam kategori
minyak bumi dan gas alam. Barang nonmigas termasuk salah satu komoditas
yang sering diimpor Indonesia.
Contohnya: Mesin-mesin/pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, plastik, besi
dan baja, bahan kimia organik, perangkat optik, perhiasan/permata, karet dan
barang dari karet, serta logam dasar lainnya.

2.1.5. Barang yang di larang untuk di impor


Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang
dilarang Impor, sebagai berikut:
• Dilarang impor berupa gula dengan jenis tertentu
• Dilarang impor beras dengan jenis tertentu
• Dilarang impor berupa bahan perusak lapisan ozon
• Dilarang impor berupa kantong bekas, karung bekas dan pakaian bekas
• Dilarang impor berupa barang berbasis sistem pendingin
• Dilarang impor berupa limbah bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3.
Limbah non bahan berbahaya dan beracun atau limbah non-B3.
• Dilarang impor berupa perkakas tangan
• Dilarang impor berupa alat kesehatan yang mengandung merkuri

2.1.6. Pengolongan Produk Impor


Dalam ekspor dan impor, setiap jenis barang kiriman dicatat dalam sistem kode
klasifikasi dimana kode ini merupakan standar umum yang diakui dan
digunakan dalam dunia internasional untuk menyeragamkan produk
Sistem pengkodean yang digunakan dalam proses impor dan ekspor terbagi
dalam dua jenis, yaitu Harmonized System (HS) dan Standard International
Trade Classification (SITC).
Perbedaan utama antara kode Harmonized System (HS) dan Standard
International Trade Classification (SITC) adalah pada fungsi dan tujuan
penggunaan kode tersebut. Kode Harmonized System (HS) digunakan untuk
mengklasifikasikan barang masuk secara akurat dan sistematis berdasarkan
rincian kategori untuk menentukan tarif pabean. Sedangkan kode Standard
International Trade Classification (SITC) digunakan untuk menghitung dan
menganalisis statistik perdagangan internasional dengan mengklasifikasikan
barang berdasarkan proses pembuatan dan tahapan pengolahannya, hanya
digunakan dalam laporan neraca perdagangan.

a. Standard International Trade Classification (SITC)


Standard International Trade Classification (SITC) adalah sistem penggolongan
produk yang dikembangkan pada tahun 1962 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). SITC dibuat dengan tujuan untuk mengklasifikasikan produk yang
diperdagangkan tidak hanya didasarkan atas sifat material dan fisik produk
tetapi, juga sesuai dengan tahap pengolahan serta fungsi ekonomi produk
tersebut dalam rangka memfasilitasi analisis ekonomi.
Penggolongan produk menurut SITC mencerminkan:
 Bahan produksi
 Tahap pengolahan produk
 Penggunaan produk pada pasar
 Pentingnya produk dalam perdagangan dunia
 Perubahan teknologi
 Pada laporan neraca pembayaran Indonesia, ekspor nonmigas menurut
kelompok barang dan impor komoditas nonmigas utama digolongkan
menurut SITC.

Sistem pengkodean SITC meliputi hanya sampai 5 digit. Klasifikasi utama


barang pada sistem ini, yang dilihat dari 1 digit pertama dan hanya terdapat
sepuluh kategori

Tabel 2.1 Klasifikasi Barang menurut SITC code ( 1digit pertama )


SITC Code Klasifikasi Barang
(1 digit pertama)
0 Makanan dan hewan
1 Minuman dan rokok
2 Bahan mentah, termakan, kecuali bahan bakar
3 Mineral, bahan bakar, dan lainnya
4 Minyak dan lemak hewani & nabati
5 Kimia dan produk lainnya
6 Manufaktur dasar
7 Mesin, transportasi, peralatan
8 Barang manufaktur lainnya
9 Barang lainnya yang tidak dapat diklasifikasi

Sumber : Badan Pusat Statistik

b. Harmonized System (HS)


Harmonized Commodity Description and Coding System yang juga dikenal
dengan Harmonized System (HS), adalah daftar klasifikasi barang yang dibuat
secara sistematis untuk memudahkan penagihan, transaksi perdagangan,
transportasi, dan statistik yang telah diperbaiki dari sistem klasifikasi
sebelumnya. HS dibentuk pada tahun 1986 oleh kelompok studi Customs
Cooperation Council (sekarang dikenal sebagai World Customs Organization).
Setiap negara penandatangan konvensi HS atau Pihak yang menandatangani
kontrak dapat mengembangkan klasifikasi enam digit angka agar lebih spesifik
sesuai dengan kebijakan pemerintah masing-masing, namun tetap berdasarkan
ketentuan Harmonized System (HS) enam digit. Saat ini, semua negara,
termasuk Indonesia, menerima Harmonized System (HS) sebagai metode
klasifikasi produk.. Indonesia yang mengesahkannya melalui Keppres no. 35
tahun 1993.
Dari data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik tahun 2021, pengolongan
barang impor Indonesia memakai 2 dijit HS yang terdiri atas 99 Bab, 21 Pos dan
memiliki 9.374 deskripsi golongan barang yang lebih detil. HS mengkategorikan
barang dengan merinci secara tepat dan sistematis kategori setiap produk..
Dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, sistem klasifikasi HS menggunakan
sistem penomoran 10 digit (BTBMI). Sistem penomoran dalam HS terbagi
menjadi Bab (2-digit), pos (4-digit), dan sub-pos (6-digit) dengan penjelasan
sebagai berikut:

Cara Membaca HS Code:


Misalkan kode HS "topi", yaitu 6504.00.00
65 04 00 00
__ Bab (Chapter) 65
____ Pos (Heading) 6504
_____ Sub-pos (Sub-heading) 6504.00
_______ Sub-pos ASEAN, ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature
(AHTN) 6504.00.00

Penjelasan :
Dua digit pertama menunjukkan Bab tempat suatu barang diklasifikasikan.
Contoh tersebut menunjukkan topi termasuk dalam Bab 65, yang memuat
"Tutup Kepala dan Bagiannya" Dua digit angka berikutnya menunjukkan
Heading atau pos barang pada suatu Bab. Contoh di atas menunjukkan bahwa
topi diklasifikasikan pada pos 6504. Pos ini memuat "Topi dan tutup kepala
lainnya, dianyam atau dibuat dengan merakit strip dari berbagai bahan, diberi
garis atau dirapikan pinggirannya maupun tidak" Enam digit angka pertama
menunjukkan sub-heading atau sub-pos pada setiap pos dan bab yang dimaksud.
Pada contoh di atas, barang tersebut diklasifikasikan pada sub-pos 6504.00
Delapan digit angka tersebut berasal dari teks ASEAN Harmonized Tariff
Nomenclature (AHTN), dan menunjukkan pos tarif nasional yang diambil dari
BTBMI. Pos tarif ini menunjukkan besarnya pembebanan (Bea Masuk, PPN,
PPnBM atau Cukai) serta peraturan lain yang mungkin mengikat barang tersebut

2.2. Pengertian Teknologi


Menurut Ismail, M. Ilyas (2020), secara etimologi kata teknologi berasal dari
kata “techne” yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang
berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau kecakapan tertentu, atau
pengetahuan prinsip-prinsip atau metode dan seni. Teknologi adalah metode
ilmiah untuk mencapai tujuan praktis bagi ilmu pengetahuan terapan. Jadi
Teknologi adalah sarana yang rasional untuk mencapai tujuan praktis bagi ilmu
pengetaguan terapan.

2.2.1. Pengertian Informasi


Menurut Wildaningsih, Wili; Yulianeu, Aneu; (2018), informasi adalah data
yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi berupa data-data yang
dihimpun dan telah diolah terlebih dahulu dan kemudian dirangkai menjadi
sebuah pengetahuan yang berguna.

2.2.2 Pengertian Teknologi Informasi


Menurut Simarmata, J., Romindo, R., Putra, S. H., Prasetio, A., Siregar, M. N.,
Ardiana, D. P., et al, (2020), teknologi informasi merupakan segala bentuk
kegiatan yang terkait dengan proses manipulasi, pengelolaan, dan pemindahan
informasi dari pengirim ke penerimaJadi dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi ada karena adanya proses manipulasi informasi sebelumnya.

2.3. Figma
Figma adalah Editor grafis vector dan alat prototyping dengan berbasis web
serta fitur offline tambahan yang diaktifkan oleh aplikasi desktop untuk Mac OS
dan Windows. Terdapat juga aplikasi untuk Android dan IOS yaitu Figma
Mirror. Figma merupakan desain digital dan alat prototyping. Figma juga
disebut sebagai aplikasi desain UI dan UX yang dapat digunakan untuk
membuat situs web, aplikasi.
Figma memiliki keungulan di bagian fitur, alat desain, dan prototipe project
sejenis dan tidak memiliki fitur kunci, sehingga Figma menjadi pilihan utama
jika dibangingkan dengan yang lain. Fitur yang di miliki Figma terbukti dapat
menghemat waktu desainer dan membuat project serta kerjasama dalam bentuk
tim berjalan lebih lancar.

Beberapa jenis Figma:


1. Figma Desktop
Figma Desktop adalah Figma yang berbasis aplikasi untuk Windows dan juga
MAC OS, aplikasi Figma ini dapat juga digunakan secara offline. Dan Figma
desktop ini dapat digunakan kapan saja karena tidak perlu online.

2. Figma Mirror
Figma Mirror adalah Sebuah aplikasi Figma yang berbasis aplikasi pada
Android dan juga IOS. Figma Mirror ini digunakan hanya untuk aplikasi
pendamping dari Figma, yang digunakan untuk melihat prototype Figma dari
Smartphone, dengan waktu nyata (real-time).

3. Figma Website
Figma Website adalah aplikasi Figma yang berbasis Website, yang bisa
digunakan tanpa melakukan Download aplikasi Figma pada computer atau
laptop. Akan tetapi untuk mengakses Figma Website diharuskan untuk
terhubung ke jaringan atau Online.

2.3.1. System Development Life Cycle


Menurut Rosa & Shalahuddin, (2018), System Development Life Cycle adalah
suatu proses mengubah mengembangkan suatu Software dengan menggunakan
model model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem
sistem Software yang sudah ada.
Menurut O’Brien dalam (Rosa & Shalahuddin , 2018) Bahwa “System Life
Cycle” adalah suatu metodologi pengembangan system yang mengidentifikasi
semua kegiatan yang diperlukan untuk membangun, mempublikasikan dan
memelihara system informasi.
System Development Life Cycle memiliki beberapa tahapan menurut (Rosa &
Shalahuddin, 2018) yaitu:
1. Inisiasi
Inisiasi merupakan tahap pembuatan proposal proyek perangkat lunak,
dibutuhkan karna untuk menjadi sebuah syarat dalam pembuatan sebuah
perangkat lunak.

2. Pengembangan konsep system


Tahapan ini merupakan tahapan yang menjelaskan lingkup konsep, termasuk
dokumen lingkup system, analisis manfaat biaya, manajeman rencana, dan
pembelajaran kemudahan sistem

3. Planning
Planning merupakan tahapan awal dalam pembuatan sebuah perangkat lunak.
Dengan menyediakan hal dasar seperti mendapatkan sumber daya (resources)
yang akan dibutuhkan untuk memperoleh solusi.

4. Analisis
Melakukan Analisa terhadap kebutuhan yang diperlukan perangkat lunak
(user) dan melakukan pengembangan sesuai kebutuhan user. Dan membuat
dokumen kebutuhan fungsional.
5. Design
Melakukan proses transformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang
sudah lengkap, dokumen desain system fokus pada bagaimana dapat
memenuhi fungsi fungsi yang dibutuhkan. Agar sesuai dengan perangkat
lunak yang akan dirancang.

6. Pengembangan (development)
Mengonversi desain ke system informasi yang lengkap sesuai yang telah
diperoleh dan melakukan instalasi lingkungan system yang dibutuhkan.
Dengan membuat basis data dan mempersiapkan prosedur kasus pengujian.
Seperti berkas atau file yang akan melalui proses pengujian, pengodean,
pengompilasian, mempernaiki, dan membersihkan program.

7. Integrasi dan pengujian


Melakukan pengujian terhadap system perangkat lunak, bahwa telah
memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan
fungsional. Dan diarahkan oleh staff penjamin kualitas(quality assurance) dan
user. Sehingga dapat menghasilkan laporan dari hasil analisis pengujian.

8. Implementation
Tahapan ini merupakan proses implementasi perangkat lunak pada
lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan resolusi dari
permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.

9. Operasi dan pemeliharaan


Menjalankan perangkat lunaknya layaknya digunakan untuk pengoperasikan
dan juga melakukan pemelihara system informasi pada lingkungan produksi
(lingkungan pada user), termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses
peninjauan untuk melihat perangkat lunak yang telah dibuat.

10. Disposisi
Menjelaskan aktivitas akhir dari pengembangan system dan membangun data
yang sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang user perlukan.

2.3.2. Unified Modeling Language (UML)


Menurut Rosa Dan Shalahuddin (2015), Unified Modelling Language adalah
suatu standar digunakan untuk mendefinisikan Requirement, membuat analisis
dan desain yang memodelkan aplikasi yang berorientasi objek. berikut
merupakan bagian bagian Unified Modelling Language yang digunakan untuk
melakukan pengembangan system:

2.3.3. Activity Diagram


Menurut Irmayani & Susyatih, (2017), Activity Diagram adalah sebuah
diagram yang digunakan untuk menjelaskan sebuah aktivitas pengguna yang
digunakan untuk membuat system informasi. Dan Activity diagram memiliki
komponen dengan bentuk dan fungsi tertentu yang dihubungkan dengan tanda
panah. Panah tersebut mengarah ke urutan aktivitas dari awal ke akhir.

Gambar 2.1 Komponen Activity Diagram:

Sumber : Irmayani & Susyatih, (2017)

2.3.4. Use Case Diagram


Menurut Setiawan & Khairuzzaman, (2017), Usecase diagram adalah
sebuah system yang menggambarkan interaksi antara actor dan usecase. yang
dimana aktor berupa orang, peralatan atau system lain yang berinteraksi dengan
system yang sedang dibangun. Usecase menggambarkan fungsionalitas system
atau persyaratan yang harus dipenuhi system dari pandangannya.
Berikut adalah beberapa komponen dari usecase diagram :
Actors : merupakan seseorang yang melakukan interaksi dengan system.
Connecting Line / Association : mengidentifikasi interaksi antar actors dan use
case.
Use Case : Adalah sebuah deskripsi / interaksi yang dilakukan oleh actor dengan
system.

2.3.5. Domain Class Diagram


Menurut Suryani, (2018), Class Diagram Merupakan diagram yang
menggambarkan beberapa class yang ada dalam perangkat lunak. Class Diagram
menunjukkan hubungan antar class, dan saling berkolaborasi untuk mencapai
suatu tujuan. Di dalam class terdapat attribute dan association, dan juga terdapat
multiplicity. Domain Class Diagram menggambarkan class atau blueprint object
pada sebuah system.

Gambar 2.2. Domain Class Diagram

Sumber : Suryani, (2018)

1. Merupakan class yang menggambarkan sekumpulan dari object.


2. Merupakan Attribute yang berupa objek dari suatu class yang memiliki
nilai
Hubungan antar class
Pada diagram ini digambarkan bagaimana interaksi hubungan antar class seperti
hubungan asosiasi, agregasi, komposisi, dan inheritance, dan generalization
- Asosiasi
Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class
yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui
eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class.

Gambar 2.3. Contoh Multiplicity

Sumber : Suryani, (2018)

Gambar 2.4. Contoh Asosiasi

Sumber : Suryani, (2018)

- Agregasi
Agregasi, yaitu hubungan antar class yang menyatakan hubungan “has-a”.
yang dimana dengan ada atau tidaknya bagian ini, maka masih akan berfungsi
atau masih bisa di jalankan.
Contoh : Sepeda motor dengan kaca spion

Gambar 2.5 Agregasi


Sumber : Suryani, (2018)
- Komposisi
Komposisi, yaitu hubungan antar class yang menyatakan hubungan “part-
of”. Yang dimana maksudnya adalah tentang class yang memiliki bagian kecil
seperti.
Contoh : Helikopter dengan Mesin

Gambar 2.6 Komposisi

Sumber : Suryani, (2018)

- Inheritance dan Generalization


Inheritance adalah hubungan hirarkis antar class. Yaitu class yang
diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan meetode class asalnya
dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga di sebut dengan anak dari class
yang diwarisinya. Sedangkan generalization adalah kebalikan dari pewarisan
atau di sebut dengan lawan kata nya dari inheritance.

Gambar 2.7. Inheritance dan Generalization


Sumber : Suryani, (2018)

2.3.6. System Sequence Diagram.


Menurut Irma & Susyatih (2017) System sequence diagram adalah UML
yang menggambarkan bagaimana system merespon kegiatan user. Sequence
Diagram dibuat dengan berhubungan langsung dengan kegiatan utama dari
system informasi.
Sequence Diagram menjelaskan suatu proses yang dilakukan berdasarkan
pesan yang dikirim dan kapan pelaksanaannya. Dan diagram ini diatur
berdasarkan waktu. Objek yang berkaitan dengan proses berjalannya operasi
diurutkan dari kiri ke kanan, sedangkan waktu di lihat dari atas ke bawah. Actor
merupakan siapa yang sedang melakukan sebuah proses, Lifeline
mempresentasikan sebagai waktu yang aktif dalam proses, dan lifeline ini di
gambarkan sebagai kolom vertical. Pesan di gambarkan sebagai panah dari satu
lifeline ke lifeline lainnya, pesan ini berupa proses yang akan dijalanka.

Gambar 2.8. System Sequence Diagram


Sumber : Suryani, (2018)

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Aliran Berpikir

3.1.1 Initiation
Kegiatan yang dilakukan pada tahap initiation adalah pengumpulan data-data dan
informasi yang berhubungan dengan kegiatan import negara Indonesia guna
membentuk suatu tampilan dashboard kegiatan import yang terjadi.

3.1.2 Pre-Production
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pre-production adalah pengelompokkan
untuk data dan informasi dari kegiatan import negara Indonesia berdasarkan
kategori, asal negara, dan HS code produk yang bertujuan memudahkan dalam
pembuatan tree-map yang akan digunakan dalam dashboard.
3.1.3 Production
Tahap production dalam membuat dashboard import negara Indonesia yang
dibutuhkan dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu:
1. Mengolah data dan informasi yang didapat sebelumnya menjadi sebuah file
excel.
2. Membuat perancangan desain untuk dashboard menggunakan Figma.

3.1.4 Testing
Pada tahap testing, data yang sudah diolah menjadi file excel sebelumnya akan
dibuat menjadi suatu data tree-map untuk memudahkan dalam pembuatan
dashboard yang akan dibuat. Kemudian data tersebut akan di export kedalam
desain dashboard pada Figma serta melakukan beberapa uji fungsi pada
dashboard yang dibuat apakah dashboard yang sudah dibuat berjalan sesuai
dengan keinginan.

3.1.5 Release
Pada tahap release, dashboard yang sudah dibuat dan didesain akan direalisasikan
berupa website yang berisi tentang data dan informasi kegiatan import yang sudah
dilakukan negara Indonesia pada tahun 2021.

3.2 Analisis Kebutuhan


3.2.1 Analisis User
Target user lebih tertuju kepada pengguna yang menggiati kegiatan pada
perekonomian, khususnya pada kegiatan export maupun import negara.

3.3 Perancangan Aplikasi


3.3.1 Spesifikasi Aplikasi
Dashboard yang menampilkan seluruh data dan informasi dari kegiatan import
negara Indonesia, seperti produk apa saja yang masuk ke negara kita, jumlah
produk, dan asal dari negara mana saja produk-produk yang di import. Sehingga
data dari perekonomian yang dilakukan secara export-import negara akan lebih
transparan kepada publik melalui dashboard ini.
Perancangan Dashboard kami menggunakan Aplikasi Figma, yang digunakan
untuk membuat sebuah tampilan berupa Export-Import dari berbagai negara.

A. Tampilan dari Main Dashboard dari Import Indonesia pada tahun 2021 seperti
pada tampilan berikut ini:

Gambar 3.1 Main Dashboard

Ini merupakan tampilan dari Main Dashboard dari perancangan visualisasi kami,
dan di Dashboard ini kami menampilkan beberapa informasi seperti data Import
Indonesia, produk apa, dan bisa memilih tampilan apa yang ingin ditampilkan,
seperti Tree Map, Geo Map, Over time, Global Share. Dan juga dapat melihat
product dengan siapa kita berpartner.

B. Merupakan tampilan Dashboard yang ada pada bagian setting, dengan


menampilkan produk yang di import Indonesia pada tahun 2021, berikut
adalah tampilannya

Gambar 3.2 Setting


Merupakan Dashboard Indonesia Import 2021 yang ada pada menu setting, kita
bisa melakukan pencarian sesuai yang kita mau seperti dari Product class, trade
flow, Digital level.

C. Merupakan Tampilan Dashboard yang ada pada produk yang kita pilih, dan
menampilkan dengan negara apa saja kita import berdasarkan produk yang kita
pilih.

Gambar 3.3. Product


Merupakan Dasboard yang menampilkan product yang kita cari, dan di tampilan
ini merupakan produk Textiles yang kita import, dan di sini kita bisa melihat dari
mana saja kita melakukan import seperti negara Africa, Asia, Oceania, Europe,
North America, South America, Other. dan di dashboard ini kita juga bisa memilih
seperti tampilan apa yang kita inginkan yaitu Tree Map, Geo Map, Over Time.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N.G., Euston, Q., & Peter, W. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Alih
Bahasa : Biro Bahasa Alkemis. Salemba Empat. Jakarta.

Mey Risa, 2018, Ekspor dan Impor, Deepuplish, Jogyakarta

Edi Supardi, 2021, Ekspor-Impor, Deepublish, Jogyakarta

Astuti, Wahyu Puji, 2019, Manfaat Ekspor Impor, Mutiara Aksara, Semarang

Firdaus Putra, 2020, Memahami Kode Klasifikasi Barang Ekspor-Impor (HS


Code) UKMIDONESIA.ID
Diakses pada 19 Mei 2022 dari: https://www.ukmindonesia.id/baca-artikel/356

Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id

Bea Cukai. https://repository.beacukai.go.id/peraturan/2006/12/uu_17-2006.pdf

Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://www.kbbi.co.id/arti-kata/impor

Kementerian Perdagangan Indonesia.


http://jdih.kemendag.go.id/peraturan/stream/2165/2

Kementerian Perindustrian Indonesia. https://www.kemenperin.go.id/statistik/exim.php

Damyanov, I., & Tsankov, N. 2019. On the Possibilities of Applying Dashboards


in the Educational System. TEM Journal, 424-429. doi:10.18421/TEM82-15

Ismail, M. Ilyas, 2020. Teknologi Pembelajaran Sebagai Media Pembelajaran,


Cendikia Publisher
Wildaningsih, Wili; Yulianeu, Aneu, 2018, Sistem Informasi Pengolahan Data
Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (Ukm) Zaradika Stmik Dci Tasikmalaya,
Jurnal Manajemen Dan Teknik Informatika

Simarmata, J., Romindo, R., Putra, S. H., Prasetio, A., Siregar, M. N., Ardiana, D.
P., et al. , 2020, Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen, Yayasan
Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai