Cover .................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Pengantar Penulis............................................................................................. iii
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
bahan ajar ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Pembuatan bahan ajar ini merupakan bagian dari proses Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan II Kabupaten Lahat tahun 2021, yang diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman pembaca khususnya peserta pelatihan kejuruan menjahit di
UPT LLK UKM Kabupaten Lahat yang akan datang. Penulis sangat berharap semoga bahan
ajar ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap
lebih jauh lagi agar bahan ajar ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan bahan ajar ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan bahan ajar ini.
iii
BAB I
Mengenal Alat dan Bahan Jahit
Mesin jahit adalah alat utama yang digunakan daam kegiatan jahit-
menjahit, mesin ini biasanya digunakan oleh rumah tangga, sekolah-
sekolah kejuruan, maupun tempat kursus menjahit. Selain mesin untuk
menjahit, terdapat pula mesin untuk keperluan penunjang seperti obras
dan bordir, yang biasanya dimiliki oleh konveksi atau pengusaha jasa
jahit profesional.
Sebelum mesin jahit ditemukan manusia, kegiatan jahit-menjahit
dilakukan dengan tangan. Pada awal muculnya peradaban manusia,
kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa benang
yang terbuat dari otot hewan, serta jarum yang terbuat dari batu, tulang,
tembaga, maupun gading. Penemuan charles weisemthal pada tahun
1755 membuka jalan bagi penemuan berikutnya. Hingga pada tahun
1850, Isaac Singer berhasil membuat mesin jahit dengan
menyempurnakan penemuan dari Elias Howe. Mesin jahit pertama ini
digerakkan oleh pedal kaki. Sejak saat itu dunia jahit-menjahit
berkembang dengan sangat pesat.
Mesin-mesin jahit yang ada sekarang semakin canggih. Mesin jahit
tersedia untuk keperluan personal maupun untuk kapasitas massal atau
pabrik. Jenisnya pun beragam mulai dari mesin obras, mesin bordir,
mesin neci, dan lain lain. Mengikuti era digital, kini mesin jahit bahkan ada
yang dilengkapi dengan komputer.
Secara umum mesin jahit bekerja dengan cara sebagai barikut. Dua
benang yang terpisah disatukan ke dalam kain dengan bantuan jarum.
Benang atas dimasukkan untuk menembus kain, kemudian disimpulkan
dengan benang dari sekoci. Kain diarahkan melewati mesin dengan
tangan, dan ditahan dengan sepatu penahan.
Mesin jahit memiliki tusuk dasar, pengatur balik dan pelengkap
menjahi lainnya. Setiap fitur memiliki fungsi dan kegunaan masing-
masing. Untuk keterangan lebih lengkap, jangan lupa untuk membaca
buku petunjuk yang terdapat pada mesin jahit anda
1
4. Alur benang (thread guide)
5. Sekrup penguat jarum (needle clamp)
6. Sepatu mesin (foot machine)
7. Plat penutup (face plate)
8. Alur benang (thread guide)
9. Tiang benang (thread pin)
10. Pengecek minyak (oil check)
11. Roda mesin (hand wheel)
12. Pengatur panjang setikan (stick length selector)
13. Pengatur Maju mundur setikan (Back Tack Handle)
14. Badan mesin (body machine)
15. Alur benang (thread guide)
16. Pengatur tegangan benang (needle thread tension)
17. Alur benang (thread guide)
18. Alur benang (thread guide)
19. Skrup penguat jarum (needle clamp)
20. Plat penutup (face plate)
21. Plat mesin (plate machine)
2
Mesin Jahit high speed adalah mesin jahit yang dijalankan oleh dynamo yang
mempunyai kecepatan tinggi. Langkah-langkah sebelum mengoperasikan mesin
antara lain menggunakan pakaian kerja yang aman, celemek dan alas kaki, bila
perlu masker hidung. Perhatikan posisi duduknya, duduk badan tegak, perhatikan
jarak pandang, dan posisi kaki. Perhatikan prosedur pengoperasian mesin sesuai
standar.
3
2. Takeup mesin ada di posisi atas (putar roda keseimbangan untuk
mengangkat batang jarum)
3. Longgarkan sekrup jarum
4. Jarum disesuaikan arah depan dan belakangnya
5. Masukkan tangkai jarum hingga kedasar rongga jarum
6. Kencangkan sekrup jarum
Taruh kumparan pada winder yang terletak pada bagian kanan mesin. Setelah
itu benang dilewatkan melalui lubang cantelan, lilitkan benang tersebut pada
kumparan beberapa kali dengan tangan.
Angkat penekan kumparan sehingga roda berputar, kumparan mengenai ban
dan mulailah kumparan terisi benang. Sebelumnya terlebih dahulu setel sekrup
pengatur benang agar isi kumparan kira-kira 80%. Dengan sendirinya roda pemutar
kumparan akan berhenti, setelah itu penekan roda diturunkan. Spul terisi benang
dan siap untuk dimasukkan kedalam rumah kumparan (skoci)
4
2. Pensil merah biru : menandai bagian pola depan dan
belakang
3. Penggaris skala; membuat pola skala kecil
5
6. Kertas karbon; menjiplak pola kecil
6
C. Jenis – Jenis Benang Dan Bahan
1. Benang Kapas
Sesuai dengan namanya, benang ini dibuat dengan bahan dasar kapas
dan dipintal melalui sistem mule, ring, atau open end. Dari proses pemintalan
akan dihasilkan dua macam benang kapas, yaitu benang kapas garu dan sisir.
Kapas garu memiliki permukaan yang lebih berbulu. Benang ini sering
digunakan untuk membuat handuk, sprei, karung terigu, dan pakaian dalam
laki-laki. Benang kapas sisir dihasilkan dengan permukaan yang lebih
mengkilap. Ia sering digunakan untuk pembuatan bahan kain kemeja, sapu
tangan, dan sebagainya.
2. Benang Linen
Merupakan benang yang dibuat menggunakan serat linen yang diambil dari
tumbuhan rami atau pohon flax. Benang linen jarang dibuat dalam bentuk
gintiran karena ia memiliki kekuatan yang lebih besar dari benang kapas
3. Benang Wool
Dibuat dari pengolahan serat alami bulu domba dan kambing, serta dari
bulu mamalia lain. Wool dapat digunakan untuk tali sepatu, selimut, kain
celana, dan sebagainya. Jenis benang wool ini terdiri dari tiga golongan, yaitu
wool panjang, medium, dan halus.
4. Benang Sutra
Merupakan benang yang diperoleh melalui proses pemintalan serat sutra
yang biasanya berasal dari sutra kepompong yang dihasilkan oleh larva ulat
sutra murbei. Benang sutra biasanya terdiri dari 2 sampai 20 benang filamen.
Filamen pada sutra biasanya mengandung 25% serisin dan 75% fibrorin.
5. Benang Rayon
Serat yang digunakan untuk membuat benang rayon adalah serat setengan
buatan yang dasarnya terdiri dari selulosa. Benang rayon dapat dibedakan
menjadi dua jenis. Pertama, benang filamen rayon yang panjangnya tak
terhingga. Kedua, benang stapel rayon yang panjang seratnya disesuaikan
dengan panjang serat kapas atau wool.
6. Benang Polyester
Serat polyester yang digunakan dalam membuat benang ini dibuat dalam
bentuk filamen maupun stapel. Kemudian digunakan sebagai bahan dasar
benang tenun atau rajut. Benang polyester campuran umumnya digunakan
untuk pakaian pria, wanita hingga anak-anak.
7. Benang Akrilik
7
Jenis benang ini biasa digunakan untuk membuat kain rajut pakaian luar.
Benang untuk keperluan ini disebut juga dengan istilah hi-bulk atau high loft.
Benang akrilik juga banyak digunakan untuk kain-kain yang berbulu, seperti
pakaian musim dingin, kain pelapis sepatu boot, dan selimut.
Jenis – Jenis dan Karakteristik Kain
1. Kain Katun
Sumber: jumi.store
Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat
kapas. Kain ini memiliki daya serap keringat yang baik, sehingga
umum digunakan pada jenis pakaian jadi. Tak hanya sekadar daya
serap keringat yang baik, serat kain juga tergolong sangat kuat
dan tahan lama.
Seiring berjalannya waktu, kain katun pun menjadi beragam jenis
dan tidak sepenuhnya berasal dari 100% serat bahan alami. Terdapat
jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE. Cara mudah
membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti
kertas atau kayu yang dibakar, akan menjadi abu, dan jalannya api lambat.
Ada beberapa jenis-jenis kain katun : katun Paris, katun
Jepang, katun Ima, katun Linen dan banyak lainnya.
Kelebihan kain katun:
Mudah menyerap keringat
Kain terasa dingin dan sedikit kaku
Nyaman digunakan
Kekurangan kain katun:
Mudah rusak jika direndam lama dengan detergen
Mudah berjamur jika terlalu lama dalam keadaan basah
Warna kain mudah luntur
8
2. Bahan polyester
Sumber: https://www.dekoruma.com
Polyester merupakan jenis kain dengan serat polyester dan dibuat
menggunakan senyawa kimia yang dikombinasikan bersama polyethylene
terephathalate (PET). Ciri bahan polyester dan karakteristik utamanya yang
paling melekat adalah kainnya yang tetap rapi dalam waktu yang lama bahkan
tanpa perlu disetrika. Meski cenderung sulit menyerap panas, namun
polyester merupakan salah satu jenis kain yang mempunyai
keunggulan tidak mudah kusut, meski sudah dicuci berkali- kali.
Walau sering dikenal pada penggunaan fashion, polyester dapat pula
digunakan beberapa segmen yang berbeda. dari bahan ini, beberapa
penggunaan yang sering ditemui adalah di bagian berikut – berikut ini :
penggunaan pada apparel (bisa meliputi baju, celana, jaket dan sejenis
pakaian lain)
penggunaan pada rumah ( bisa meliputi tirai dapur, tirai kamar mandi, tirai
jendela, sofa)
penggunaan pada industri (bisa meliputi terpal, tampilan lcd, botol, dan
lain-lain)
3. Kain Brokat
Sumber: Tokopedia
9
Brokat atau Brocade, berasal dari kata yang sama “brocolli” dari
kata italia broccato yang berarti kain yang disulam. Sumber lain
menyatakan brokat berasal dari kata broccare yang artinya menusuk
atau kain yang ditusuk. Hal ini menunjukkan bahwa kain brokat dapat
disamakan dengan needle work. Jenis kain ini umumnya dipakai
pada banyak jenis baju pesta, seperti kebaya, gaun pengantin dan
lainnya.
Kain brokat umumnya memiliki motif-motif yang unik dan
cantik dengan berbagai ornamen sehingga terlihat mewah dan
anggun.
4. Bahan Baby Terry
Sumber: https://pusathijabterbaru.com
Kain Terry atau Babyterry adalah kain tebal yang terbuat dari dua posisi
benang. Dimana satu benang diatur dalam posisi tegang, sedangkan benang
lainnya diatur dalam posisi longgar. Hal ini bertujuan agar kain memiliki rongga
dan empuk. Sehingga walaupun kain terlihat tebal akan tetapi jika dipakai akan
terasa sejuk.
Berikut ini ciri bahan babyterry yang menjadi karakteristik serta kelebihannya:
4. Chiffon
Sumber: lazada
Kain Chiffon atau Kain sifon merupakan kain yang terbuat dari sutra,
katun, nilon, polyester, atau rayon. Kain sifon ini cenderung tipis dengan kilau
samar dan penenunan sederhana. Kain Chiffon atau sifon cocok digunakan
untuk pakaian formal dan cocok juga untuk gaun malam. Untuk jenis Chiffon
termahal adalah jenis sutra sifon. Karena sutra sifon terbuat dari serat alami, itu
cenderung lebih mahal daripada sintetis, dan perlu pemeliharaan dan
pencucian khusus agar awet. Serat alam lain yang digunakan adalah kapas
(sifon katun),tetapi hanya menghasilkan kain lebih matte dan kurang ringan.
Bahan kain sifon sendiri paling banyak menggunakan bahan sintetis,
karena bahan sintetis untuk pewarnaan sangat baik, untuk proses pembuatan
juga relatif lebih mudah, dan bahan sintetis cenderung lebih kokoh. Dalam
11
pakaian resmi, kain sifon sering digunakan sebagai lapisan di atas kain lebih
buram. Kain mengambang di atas, menambahkan kilau dan tekstur untuk
gaun. Kain sifon ini juga digunakan untuk atasan, rok, dan gaun serta syal, ikat
pinggang, dan aksen.
Meski tekstur kain ini cenderung tipis, namun terlihat
mengkilap dan samar-samar sehingga terlihat estetis. bahan ini
digunakan untuk kebutuhan pakaian formal maupun gaun pesta
yang cocok untuk malam hari.
5. Woolpeach
Sumber: https://masbidin.net
Kain wool banyak digunakan untuk membuat jas dan blazer.
Kain ini meski mempunyai tekstur yang hangat, namun terasa adem
apabila menyerap keringat dan mempunyai karakter ringan sebagai
kain. Kain wool mempunyai beberapa paduan dan kombinasi kain
yang halus, khususnya jika dipadukan dengan bahan sutra maupun
katun.
6. Denim
12
Sumber: www.google.com
Apabila kamu sering menggunakan bahan ini merupakan serat
utama untuk membuat celana jeans Bahan denim ialah bahan jeans.
Biasa dipakai untuk membuat celana dan jaket. Jenis kain ini berserat tebal.
kain ini mempunyai karakteristik dan tekstur tebal namun
masih mudah dicuci
Kelebihan kain denim:
Tebal dan kuat
Tidak mudah kusut
Kekurangan kain denim:
Warna cenderung mudah luntur
Lebih terasa panas dikulit
7. Jersey
Sumber: https://elmodista.com
Jenis kain atau bahan jersey kerap digunakan sebagai bahan dasar kaos
bola, selimut dingin maupun gamis. Secara rinci, bahan ini terbuat
dari tekstil rajutan katun maupun bahan sintetis lainnya seperti linen
maupun polyester
Kelebihan kain jersey:
13
8. Bubble Pop/Kain Moscrepe
Sumber: shopee
Kain yang juga dikenal dengan nama lain “bubble pop” atau “bubble pop
chiffon” ini memiliki permukaan yang mirip dengan kulit jeruk bahkan ketika
diraba terasa sekali benjolan teksturnya. Sehingga ada juga yang menamai
bahan ini kain jeruk. Nah, hal inilah yang menjadi ciri yang paling menonjol dari
bahan bubbel crepe dengan kain lainnya.
Bahan ini memang memiliki karakter kain hampir sama dengan
bahan diamond crep yaitu lentur, agak melar dan serat kain tidak terlihat
namun bahan bebel memiliki tekstur kasar yang lebih besar. Bahan ini juga
sering disebut crepe termasuk jenis kain yang sangat ringan dan
banyak ditemukan pada baju muslim maupun kerudung.
7. Balotelli
Sumber: https://www.garudaprint.com
Saat ini, banyak sekali pakaian dengan bahan baloteli yang
cukup unik. Pasalnya, bahan pakaian ini mempunyai fisik yang
cukup tebal dengan tekstur tergolong agak kasar dan timbul.
Balotelli umumnya memiliki serat bergaris, namun serupa dengan
kotak-kotak lurus. Meski demikian, bahan ini nyaman untuk
digunakan dan tidak melekat tubuh sekalipun menerawang.
Adapun, material Balotelli kerap digunakan untuk gamis, atasan
dan tunik.
14
8. Bahan rajut
Sumber: bukalapak
Rajut merupakan salah satu bahan yang kerap digunakan
untuk pakaian bayi maupun baju hangat. Dulu, kain rajut diproduksi
secara manual oleh ibu-ibu menggunakan tangan untuk kemudian dikenakan
oleh keluarganya ataupun untuk hadiah.
ada beberapa jenis rajut, yakni single knit dengan jarum
khusus rajut, double knit atau rajut yang memiliki tekstur. Dan
terakhir stipper, yakni jenis rajut yang menggabungkan benang
warna dalam prosesnya. Bahan kain rajut dibuat dengan cara merajut
benang baik secara manual menggunakan tangan maupun menggunakan
mesin untuk produksi masal di pabrik. Benang yang dirajut untuk disusun,
dikaitkan kemudian saling disambungkan hingga terbentuk kain dengan jalinan
yang kuat.
9. Maxmara
Sumber: Tokopedia
Maxmara juga merupakan bahan yang banyak digunakan
15
orang karena mempunyai bahan yang dingin. bahan ini juga
mempunyai tekstur lembut, mengkilap, dan cenderung seperti
kain- kain mahal.
10. Satin
Sumber: elmodista
Satin bukanlah jenis serat atau fiber, melainkan sebuah metode
pembuatan. Satin merupakan jenis kain yang ditenun dengan menggunakan
teknik serat filamen sehingga memiliki ciri khas permukaan yang mengkilap,
halus, dan licin. Bagian dalam atau belakang permukaan sebaliknya tidak licin,
tidak mengkilap dan suram. Kilap satin berasal dari bahan sutra yang
digunakan. Teknik tenunannya yang khas mengakibatkan adanya jalinan yang
sangat minim pada kain.
16
BAB II
Mengukur Bagian-Bagian Penting
Lingkar
16, 17, 17, 18, 19,
11. kerung 40 16 42 43 44 46 48
8 2 6 4 2
lengan
Lingkar 12, 13, 13,
12. 30 12 32 33 13 34 34 35 14
lengan 8 5 5
Lingkar
13. pergelan 16 6,4 17 6,8 18 7,2 19 7,6 20 8 21 8,4
gan
Tinggi 10, 10, 11,
14. 23 9,2 24 9,6 25 10 26 27 28
puncak 4 8 2
Jarak 1
17 17
15 payuda 17 6,8 7 7 18 7,2 8 7,4 19 7,6
½ ½
ra ½
Panjang
20, 22, 23,
16. rok 50 20 52 55 22 56 58 60 24
8 4 2
pendek
Tinggi
17. 19 7,6 20 8 20 8 20 8 20 8 21 8,4
pinggul
Lingkar 34, 36, 37, 38, 39, 10
18. 86 92 94 96 98 40
pinggul 4 8 6 4 2 0
Tinggi 10, 11, 12, 13, 13,
19. 27 28 30 12 31 33 33
duduk 8 2 4 2 2
21
BAB III
Teknik Membuat dan Memasang Berbagai Macam Model Saku
A. Saku Tempel
Saku ialah lubang pada pakaian, yang memiliki kantong. Kantong ini disebut
saku. Jenis saku ini lebih banyak diterapkan pada busana anak sebagai hiasan
namun tidak menutup kemungkinan digunakan pada busana orang dewasa seperti
kemeja, blus, celana. Saku tempel dibuat dengan cara menempelkan bahan di atas
bahan utama. Bahan saku dapat dengan menggunakan bahan dan warna yang
sama dengan bahan utama, bahan dengan motif berbeda atau warna yang berbeda.
Saku tempel ada yang dibuat hanya 1 buah pada kemeja bagian kiri atas dan ada
pula diletakkan 2 buah pada bagian kiri dan kanan atas. Apabila kalian membuat
sepasang atau 2 buah saku tempel, perlu diperhatikan dengan seksama bentuk dan
ukuran saku yang dibuat harus sama. Berbeda sedikit saja bentuk dan ukurannya
maka akan terlihat dengan jelas. Saku tempel tidak memerlukan bahan pembantu
sepertu vliselin untuk mendukung jatuhnya saku pada pakaian. Dengan
menggunakan bahan itu sendiri sudah cukup baik jatuhnya.
22
23
B. Saku Tempel Model Rompok
1. Buat pola saku tempel sesuai model, dari karton yang tipis
2. Pola saku tempel terdiri atas dua bagian. Bagian atas sebagai
lapisan keluar/sirip lebar dan bagian bawah sebagai saku
3. Letakkan kedua pola diatas bahan, beri kampuh keliling 1 cm dan
gunting. Potong pelapis antara seukuran dengan pola rompok.
4. Letakkan pelapis antara pada bahan rompok kain bagian dalam
dan dipres atau setrika
5. Hubungkan kain kantong bagian dalam dengan rompok bagian
luar, jahit dari potongan sampai akhir potongan
6. Pecah kampuh, kemudian setrika dengan baik’
7. Lipat batas saku bagian atas keluar, setrikahingga pipih,
kemudian jahit saku atas sesuai model
8. Kampuh batas rompok lipat ke arah dalam, kemudian setrika
sesuai model. Pada bagian luar saku jahit dan potong klip agar
sudutnya tipis
9. Letakkan pola pada bagian dalam, kemudian setrika sesuai
model
10. Letakkan saku pada tempatnya, tusuk jarum, jelujur, kemudian
jahit sesuai dengan model.
24
25
C. Saku Tempel Menggunakan Penutup
1. Buat pola saku tempe dngan tutup sesuai model dari karton tpis.
2. Letakkan pola saku dan pola tutup saku di atas bahan. Pada bagia atas
pola saku ditambah kampuh 212 cm dengan keliling 1 cm, bagian dalam atas
tanpa kampuh.
3. Potong pelapis antara tutup saku sesuai pola, letakkan pada tutup saku
bagian luar kain, kemudian setrika hingga ppih
4. Hubungkan tutup saku bagian luar dengan tutup saku bagian dalam,
padukan kain luar, kemudian jahit dari potongan tutup saku bagian atas
sesuai model.
5. Gunting bagian sudut-sudut tutup saku. Kurangi kampuh, kemudian gunting
klip. Balik tutup saku dengan baik, kemudian setrika dan jelujur
6. Jahit bagian tepi tutup sau sesuai model
7. Jahit lipit sungkup bagian tengah saku sesuai model. Pecah kupnatnya
kemudian setrika hingga pipih
8. Kelim saku pada bagian atas dan luar pola saku sebagai penguat. Lipat
kampuh saku ke dalam sesuai lebar tutup saku. Kemudian setrika hingga
pipih
9. Pasang tutup saku pada tempatnya
10. Pasang saku pada tempatnya sesuai pola
11. Jahit saku dan tutupnya sesuai model
26
27
D. Saku Bobok Celana Belakang
Saku dalam (saku bobok) adalah saku yang terletak pada bagian dalam
pakaian, bagian luar hanya terlihat lubang atau kelepaknya saja. Saku ini bisa
dibuat tegak, miring, sudut atau datar.Ada tiga macam saku dalam(bobok) yaitu :
a. Saku Passepoille
Saku passepoille adalah saku yang pada bagian lubangnya diselesaikan
dengan kumai/bahan seorang atau bahan melebar
b. Saku Vest
Saku vest adalah saku dalam yang bagian lubangnya terdapat klep
diarahkan keatas dan dijahit pada sebelah kiri dan kanan kleep.
c. Saku Kleep
Saku kleep adalah saku dalam (bobok) yang pada bagian lubangnya
terdapat kleep yang di arahkan ke bawah
1 lembar kain saku bisa asahi atau hero dengan ukuran 18cm x 45cm
2 lembar kain pislin ukuran 10cm x 16cm
2 lembar kain beset ukuran 10cm x 16 cm
Untuk yang belum tahu kain beset adalah peralatan dari kain bahan celana,
yang berguna untuk menutupi kain saku yang tidak sama dengan bahan celana
agar tidak terlihat dari luar.
Jika semua peralatan tersebut sudah tersedia maka tiba saatnya kita
melangkah ke proses pembuatannya:
Tempel kain pislin ke kain beset dengan cara di gosok dengan setrika,
setelah itu buatlah tanda kantong dengan menggunakan pensil atau kapur,
jika bahan putih jangan menggunakan ballpoint, karena akan luntur saat di
cuci
Tempel juga kain pislin yang satunya bahan celana di bagian yang akan
kita buat saku, setelah itu jahit kupnat celananya.
28
Figure 1
Tempelkan kain saku yang terbuat dari asahi atur ujungnya agar lebih
tinggi sekitar 3 cm dari tanda garis kantong yang ada pada bahan celana
dan pastikan posisinya ada di tengah, setelah itu berikan jarum pentul pada
kedua sisinya agar tidak berubah.
Dibagian depan buat tanda garis saku dengan menggunakan kapur jahit,
standar lebar saku bagian belakang adalah 13 cm, tapi boleh lebih atau
kurang.
Buat tutup saku dengan lebar 5 cm dan panjang 13 cm seperti menjahit
kerah tempelkan kain pengeras yang telah di buat pada salah satu sisi
bagian buruk kain , kain baik ketemu kain baik
Jahit pinggiran pengeras kecuali bagian atas untuk membalik
Figure 2
Balik tutup saku yang telah di jahit kemudian jahit tindas atau jahit kecil
sekeliling tutup saku
Figure 3
Gunting beset yang telah terjahit ini di bagian tengahnya, jangan sampai
bahan celana ikut tergunting juga.
Figure 7 Figure 8
Lipat kedua ujung hasil guntingan kemudian jahit jarang (jahit lebar-lebar)
Lipat sekali lagi kemudian jahit jarang kembali, di beberapa tailor jahitan
jarang ini bisa diganti dengan di setrika, tapi sepertinya untuk pemula cara
ini sulit di lakukan. Setelah itu gunting kain bahan celana tepat pada bagian
tengahnya
30
Figure 9
buang jahitan jarang dan hasil akhir dari pembuatan saku bobok jika di
lakukan dengan benar akan terlihat seperti pada gambar di bawah ini.
Figure 12
32
BAB IV
Tenik Membuat dan Memasang Berbagai Macam Model Kerah
33
Uji coba/ kontrol:
Tarik kedua benang tarikan tersebut, kalau benang anda tarik tidak lepas
berarti pekerjaan anda benar karena benang tarikan sudah terjahit. Namun
demikian kalau anda tarik benangnya kemudian lepas, berarti pekerjaan anda
salah. Hal tersebut harus dicoba kembali sampai berhasil.
10. Sebelum dibalik, potong kampuh pada ujung kerah, potong juga kampuh
atas/bagian depan, kemudian kurangi seluruh kampuh kerah. Gunting-
gunting beberapa tempat bilamana ujung kerah model lancip
11. Masukkan empat jari tangan ke dalam kerah, lipatkan kampuh kerah
bagian sisi/atas, kemudian tekan kampuh tersebut menggunakan ibu jari.
Balik kerah tersebut ke arah luar, kemudian tarik kedua benang tarikan
sampai kerah dapat lancip dengan baik.
12. Setrika agar kampuh dapat teratur, dengan posisi kerah bagian dalam tidak
terlihat dari bagian luar
Keterangan :
Bilamana bahan yang dikerjakan tebal, tarikan benang dapat mempergunakan
dua helai benag, dan jahitan pada ujung kerah dapat dijahit dua kali. Hal ini
dilakukan agar mendapatkan hasil kerja yang baik, jahitan dan benang tarikan
tidak putus
1. Setrika kain keras pada daun kerah (a)dan kaki kerah (b) sampai melekat.
2. Jahit daun kerah yang melekat pada kain kerasnya, bersama kain lapisan
dibawahnya ( bertumpuk dua). Padukan permukaan bagusnya, jahit persis
dipinggir jika kain kerasnya tebal (c) , atau diatas jika kain kerasnya tipis
(d).
3. Gunting tiras pinggir kerah hingga tinggal ½ cm (e). Balik kerah, tusuk ke
ujungnya dengan gunting supaya runcing.
35
letak pola kerah
Potong kain utama dan kain pengeras mengikuti pola dan berikan kmmpuh di
sekeliling pola, kecuali pada kain pengeras.
36
langkah menjahit kerah 1
Setrika bagian kampuh yang akan disambung ke bagian badan utama
37
langkah menjahit kerah 5
Menyatukan leher badan dan selembar bagian kerah dengan pentul,
kemudian dijahit mulai dari tengah belakang ke bagian depan
Keterangan :
A – B : ½ lingkar leher
A – C : + 7 cm
C – D = A – B, B – D = A – C
A – A1 naik 1 cm, B – B1 naik 1 cm, B1 – B2 + 7
cm A – A1 = B – B3 : 3 cm
B3 – B4 + 2cm
B4 – D1 + 6 – 7 cm
38
E. Teknik Memasang Kerah Kemeja Pria
Setelah pola kerah jadi, selanjutnya kain bahan dipotong sesuai bentuk pola
tersebut dengan tambahan lebar jahitan sekitar 1 cm. Pola kerah bagian atas dan
bawah semua dipotong rangkap dua, bahkan kain keras juga ikut dipotong sesuai
gambar pola tersebut. Kain kerah bagian atas ditumpuk rangkap dua saling
berhadapan (muka yang baik didalam) dan diatasnya ditumpuk kain keras, lalu
dijahit tepat pada batasan gambar polanya. Setelah itu guntinglah hanya kain
kerasnya saja, tepat mepet pada benang jahitan. Tujuannya supaya bila nanti kerah
dibalik, lipatan kain keras tidak mengganggu kerapihan. Sementara kain juga
dirapikan pakai gunting, pada bagian yang lengkung diberi coakan guntingan.
Kerah bagian atas yang sudah dijahit kemudian dibalik, ujungnya yang lancip
dibuat rapi dengan ujung gunting atau benda lancip lainnya, kemudian diseterika.
Sekarang kerah bagian atas sudah jadi, tinggal digabung dengan kerah bagian
bawah. Salah satu kerah bawah dijahit dengan kerah atas yang sudah jadi, bagian
muka yang halus menghadap ke dalam. Yang dijahit hanya salah satu saja dulu,
tujuannya supaya hasil jahitan lebih rapi, dan nantinya pada hasil akhir, jahitan kerah
menjadi lebih kuat.
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Sekarang pasang kerah bawah yang kedua, tepat berhadapan dengan kerah
bawah pertama yang telah dijahit dengan kerah atas. Cara menjahitnya, bagian
kerah bawah pertama yang sudah dijahit harus ada diatas. Tujuannya supaya hasil
jahitan sekarang dapat tepat menindih pada jahitan terdahulu yang sudah ada.
Hasilnya akan lebih rapi dan lebih kuat, karena sambungan kerah atas dan bawah
dijahit dua kali pada posisi garis jahitan yang saling menindih. Rapikan dengan
gunting sisa kain jahitan yang menggabung pola kerah atas dan pola kerah bawah,
beri coakan guntingan pada lokasi jahitan yang lengkung, lalu kerah tersebut dibalik.
Sekarang sudah jadi kerah kemeja pria yang rapih dan kuat, tinggal diseterika
lalu dipasang pada kerung lingkar leher yang ada di bagian badan.
Memasang kerah kemeja pria sama seperti langkah diatas memasang kerah kemeja
wanita
39
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6
40
Gambar 13 Gambar 14
41
BAB V
Membuat Rok
42
B. Teknik Membuat Rok Dasar
Skala 1:4
14
43
Pola Dasar Rok Belakang
15
1. E – F : ¼ lingkar pinggang – 1 cm + 3 cm
2. E – E1 : 2 cm
3. E1 – E2 : F – G= tinggi panggul
4. E2 – G : ¼ lingkar panggul - 1cm
5. E1 – C : F – D = panjang rok
6. C – D : ¼ lingkar panggul - 1 cm + 3 cm
7. E1 – P : 1/10 lingkar pinggang
8. P – Y : 3 cm lebar coupnad
9. P – Y dibagi 2, turun ke titik K : 11 cm
10. E1 dan C : keluar 3 cm untuk tempat resleting
44
C. Teknik Membuat Rok ½ Lingkaran
45
46
D. Teknik Memasang Ban Pinggang
Ban pinggan atau disebut waistband merupakan salah satu komponen
pakaian yang terdapat pada rok maupun celana panjang. Fungsi utamanya ialah
untuk mengapit garis pinggang sehingga rok atau celana terkesan lebih rapih dan
nyaman ketika dikenakan. Mesikpun uumnya bang pinggang dibuat dari bahan kain
yang sama dengan bahan utama, namun beberapa wanita lebih suka
menambahkan aplikasi lain berupa pita atau kain yang berwarna kontra sebagai
pemanisnya.
1. Ukur lebar lingkar pinggang
2. Siapkan kain untuk ban pinggang dengan panjang lingkar ban pinggang +
10 cm dan lebar 12 cm
3. Garis sebesar 1 cm diatas dan bawah kain
4. Tentukan titik kupnat
5. Lebar lingkar rok-lingkar pinggang adalah panjang karet
6. Siapkan kain pengeras dan karetnya
7. Jahit terlebih dahulu kain untuk ban pinggang dengan rok sesuai raderan
titik tengah ketemu titik tengah dan kain bagus bertemu kain bagus
47
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6
Hasil
48
DAFTAR PUSTAKA
Lingga, Rosni dan Soekarno. 2014. Buku Penuntun Membuat Busana Sistem
Tailoring & Custom Made Tingkat Dasar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
W, Husna dan Amalia Iffat. 2016. Belajar Sendiri Menjahit Busana Untuk Pemula.
Yogyakarta : Trans Idea Publishing
Pasuria, Debby. 2018. Buku Informasi Menjahit Dengan Mesin Memodifikasi Pola
Untuk Menghasilkan Model Dasar/ GAR.CM02.008.001. Jakarta : Direktorat Jendral
Pembinaan Pelatihan dan Produktivtas
49