Anda di halaman 1dari 52

DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Pengantar Penulis............................................................................................. iii

BAB I Mengenal Alat dan Bahan Jahit


A. Mesin Jahit dan Bagian-Bagiannya ...................................................................................... 1
B. Peralatan Dasar Yang Dibutuhkan Untuk Menjahit .................................................... 4
C. Jenis – Jenis Benang Dan Bahan ............................................................................................ 7

BAB II Mengukur Bagian-Bagian Penting


A. Tabel Daftar Ukuran Standar ............................................................................................... 18
B. Tabel Ukuran Standar Wanita ............................................................................................. 18
C. Tabel Ukuran Standar Wanita Dewasa Untuk
Membuat Blouse Dan Rok ..................................................................................................... 19
D. Daftar Ukuran Standar Wanita Dewasa Untuk Membuat Celana...................... 20
E. Daftar Ukuran Standar Pria Asia Untuk Membuat Kemeja .................................. 21
F. Daftar Ukuran Standar Pria Asia Untuk Membuat Celana .................................... 21

BAB III Teknik Membuat dan Memasang Berbagai Macam


Model Saku
A. Saku Tempel ................................................................................................................................. 22
B. Saku Tempel Model Rompok ............................................................................................... 24
C. Saku Tempel Menggunakan Penutup.............................................................................. 26
D. Saku Bobok Celana Belakang............................................................................................... 28

BAB IV Tenik Membuat dan Memasang Berbagai Macam


Model Kerah
A. Tahap-Tahap Dasar Pembuatan Kerah .......................................................................... 33
B. Teknik Membuat Kerah Kemeja Wanita ........................................................................ 34
C. Teknik Memasang Kerah Kemeja Wanita ..................................................................... 35
D. Teknik Membuat Kerah Kemeja Pria .............................................................................. 38
E. Teknik Memasang Kerah Kemeja Pria ............................................................................ 39

BAB V Membuat Rok


A. Sketsa Berbagai Macam Rok ................................................................................................ 42
B. Teknik Membuat Rok Dasar................................................................................................. 43
C. Teknik Membuat Rok ½ Lingkaran ................................................................................. 45
D. Teknik Memasang Ban Pinggang....................................................................................... 47

Daftar Pustaka .............................................................................................................................................................. 49

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
bahan ajar ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Pembuatan bahan ajar ini merupakan bagian dari proses Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan II Kabupaten Lahat tahun 2021, yang diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman pembaca khususnya peserta pelatihan kejuruan menjahit di
UPT LLK UKM Kabupaten Lahat yang akan datang. Penulis sangat berharap semoga bahan
ajar ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap
lebih jauh lagi agar bahan ajar ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan bahan ajar ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan bahan ajar ini.

Lahat, 19 November 2021

Ayu Paramitha, A.Md.T.

iii
BAB I
Mengenal Alat dan Bahan Jahit

Mesin jahit adalah alat utama yang digunakan daam kegiatan jahit-
menjahit, mesin ini biasanya digunakan oleh rumah tangga, sekolah-
sekolah kejuruan, maupun tempat kursus menjahit. Selain mesin untuk
menjahit, terdapat pula mesin untuk keperluan penunjang seperti obras
dan bordir, yang biasanya dimiliki oleh konveksi atau pengusaha jasa
jahit profesional.
Sebelum mesin jahit ditemukan manusia, kegiatan jahit-menjahit
dilakukan dengan tangan. Pada awal muculnya peradaban manusia,
kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa benang
yang terbuat dari otot hewan, serta jarum yang terbuat dari batu, tulang,
tembaga, maupun gading. Penemuan charles weisemthal pada tahun
1755 membuka jalan bagi penemuan berikutnya. Hingga pada tahun
1850, Isaac Singer berhasil membuat mesin jahit dengan
menyempurnakan penemuan dari Elias Howe. Mesin jahit pertama ini
digerakkan oleh pedal kaki. Sejak saat itu dunia jahit-menjahit
berkembang dengan sangat pesat.
Mesin-mesin jahit yang ada sekarang semakin canggih. Mesin jahit
tersedia untuk keperluan personal maupun untuk kapasitas massal atau
pabrik. Jenisnya pun beragam mulai dari mesin obras, mesin bordir,
mesin neci, dan lain lain. Mengikuti era digital, kini mesin jahit bahkan ada
yang dilengkapi dengan komputer.
Secara umum mesin jahit bekerja dengan cara sebagai barikut. Dua
benang yang terpisah disatukan ke dalam kain dengan bantuan jarum.
Benang atas dimasukkan untuk menembus kain, kemudian disimpulkan
dengan benang dari sekoci. Kain diarahkan melewati mesin dengan
tangan, dan ditahan dengan sepatu penahan.
Mesin jahit memiliki tusuk dasar, pengatur balik dan pelengkap
menjahi lainnya. Setiap fitur memiliki fungsi dan kegunaan masing-
masing. Untuk keterangan lebih lengkap, jangan lupa untuk membaca
buku petunjuk yang terdapat pada mesin jahit anda

A. Mesin Jahit dan Bagian-


Bagiannya

1. Skrup pengatur tekanan sepatu


(foot pressure)
2. Alur benang (thread guide)
3. Pelat penutup (face plate)

1
4. Alur benang (thread guide)
5. Sekrup penguat jarum (needle clamp)
6. Sepatu mesin (foot machine)
7. Plat penutup (face plate)
8. Alur benang (thread guide)
9. Tiang benang (thread pin)
10. Pengecek minyak (oil check)
11. Roda mesin (hand wheel)
12. Pengatur panjang setikan (stick length selector)
13. Pengatur Maju mundur setikan (Back Tack Handle)
14. Badan mesin (body machine)
15. Alur benang (thread guide)
16. Pengatur tegangan benang (needle thread tension)
17. Alur benang (thread guide)
18. Alur benang (thread guide)
19. Skrup penguat jarum (needle clamp)
20. Plat penutup (face plate)
21. Plat mesin (plate machine)

1. Meja mesin (machine table)


2. Kaki mesin (machine leg)
3. Laci mesin (drawer)
4. Tempat benang (cotton holder)
5. Dinamo (motor machine)
6. Injakan kaki mesin (pedal)
7. Tombol menghidupkan dan mematikan (switch On/Off)
8. Tuas lutut (knee press)
9. Penggulung benang untuk spul (bobbin winder)

2
Mesin Jahit high speed adalah mesin jahit yang dijalankan oleh dynamo yang
mempunyai kecepatan tinggi. Langkah-langkah sebelum mengoperasikan mesin
antara lain menggunakan pakaian kerja yang aman, celemek dan alas kaki, bila
perlu masker hidung. Perhatikan posisi duduknya, duduk badan tegak, perhatikan
jarak pandang, dan posisi kaki. Perhatikan prosedur pengoperasian mesin sesuai
standar.

Prosedur menghidupkan mesin


Menyalakan stop kontak.
Menyalakan mesin pada posisi ON, pastikan anda siap bekerja, jangan
injak pedal kalau belum siap menjahit.
Ketika akan menjalankan mesin, posisi kaki kanan mengerem pedal, maka
akan terdengar suara dengungan mesin, bila tidak terdengar maka lakukan
cek kembali pada motor. Apabila keluar angin berarti mesin dalam keadaan
benar untuk menjahit.
Sebelum anda mematikan mesin, periksa suaranya (masih mengeluarkan
angin atau tidak), untuk memastikan injaklah pedalnya, habiskan energi
yang tertinggal di dalamnya, setelah anda yakin tidak ada suara, maka
matikan mesin dengan segera (OFF) untuk menghindari mesin terbakar.

Prosedur menjalankan mesin jahit


Dilakukan untuk mengecek performa mesin sebelum digunakan.
1. Testing mesin untuk jalan cepat (full speed), jalan sedang (½ full), dan
jalan pelan (slow running).
2. Jalankan mesin pada kain tetapi tanpa benang.
3. Mengatur langkah setikan antara 1 – 3 setikan secara berulang-ulang.

Pemasangan jarum pada mesin jahit


1. Arah cekungan jarum berada di sebelah atas

3
2. Takeup mesin ada di posisi atas (putar roda keseimbangan untuk
mengangkat batang jarum)
3. Longgarkan sekrup jarum
4. Jarum disesuaikan arah depan dan belakangnya
5. Masukkan tangkai jarum hingga kedasar rongga jarum
6. Kencangkan sekrup jarum

Pemasangan Benang pada Mesin Jahit

Setelah jarum terpasang dengan baik, selanjutnya pemasangan benang dapat


dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
1. Tarik ujung benang dari cones yang berada di penyangga benang.
2. Masukkan ujung benang melalui jalur benang ke penetral benang pertama
dan kedua.
3. Ujung benang dimasukkan pada tension, jalur benang, takeup dan
pengaman benang yang posisinya ada di needle bar (rumah jarum).
4. Benang dimasukkan pada lubang jarum sesuai dengan arah cekungan
benang
5. Mengeluarkan benang bawah dengan cara tekan engkol pengatur maju
mundur setikan (back tack). Roda mesin diputar, tarik kedua benang
bagian atas dan bawah.

Menggulung Benang pada Kumparan/Spul

Taruh kumparan pada winder yang terletak pada bagian kanan mesin. Setelah
itu benang dilewatkan melalui lubang cantelan, lilitkan benang tersebut pada
kumparan beberapa kali dengan tangan.
Angkat penekan kumparan sehingga roda berputar, kumparan mengenai ban
dan mulailah kumparan terisi benang. Sebelumnya terlebih dahulu setel sekrup
pengatur benang agar isi kumparan kira-kira 80%. Dengan sendirinya roda pemutar
kumparan akan berhenti, setelah itu penekan roda diturunkan. Spul terisi benang
dan siap untuk dimasukkan kedalam rumah kumparan (skoci)

B. Peralatan Dasar Yang Dibutuhkan Untuk Menjahit


1. Pita ukur/metelain : mengambil ukuran pola

4
2. Pensil merah biru : menandai bagian pola depan dan
belakang
3. Penggaris skala; membuat pola skala kecil

4. Penggaris pola (siku, lengkung,panggul, lengan):membuat


garis2 pola

5. Gunting kertas: menggunting pola

5
6. Kertas karbon; menjiplak pola kecil

7. Kertas karton: membuat master pola


8. Lem kertas : menempel pola
9. Selotip : menyatukan bagian – bagian pola
10. Pensil :membuat garis – garis pola
11. Kertas pola : membuat pola besar

12. Buku kostum: membuat pola kecil

6
C. Jenis – Jenis Benang Dan Bahan
1. Benang Kapas
Sesuai dengan namanya, benang ini dibuat dengan bahan dasar kapas
dan dipintal melalui sistem mule, ring, atau open end. Dari proses pemintalan
akan dihasilkan dua macam benang kapas, yaitu benang kapas garu dan sisir.
Kapas garu memiliki permukaan yang lebih berbulu. Benang ini sering
digunakan untuk membuat handuk, sprei, karung terigu, dan pakaian dalam
laki-laki. Benang kapas sisir dihasilkan dengan permukaan yang lebih
mengkilap. Ia sering digunakan untuk pembuatan bahan kain kemeja, sapu
tangan, dan sebagainya.
2. Benang Linen
Merupakan benang yang dibuat menggunakan serat linen yang diambil dari
tumbuhan rami atau pohon flax. Benang linen jarang dibuat dalam bentuk
gintiran karena ia memiliki kekuatan yang lebih besar dari benang kapas
3. Benang Wool
Dibuat dari pengolahan serat alami bulu domba dan kambing, serta dari
bulu mamalia lain. Wool dapat digunakan untuk tali sepatu, selimut, kain
celana, dan sebagainya. Jenis benang wool ini terdiri dari tiga golongan, yaitu
wool panjang, medium, dan halus.
4. Benang Sutra
Merupakan benang yang diperoleh melalui proses pemintalan serat sutra
yang biasanya berasal dari sutra kepompong yang dihasilkan oleh larva ulat
sutra murbei. Benang sutra biasanya terdiri dari 2 sampai 20 benang filamen.
Filamen pada sutra biasanya mengandung 25% serisin dan 75% fibrorin.
5. Benang Rayon
Serat yang digunakan untuk membuat benang rayon adalah serat setengan
buatan yang dasarnya terdiri dari selulosa. Benang rayon dapat dibedakan
menjadi dua jenis. Pertama, benang filamen rayon yang panjangnya tak
terhingga. Kedua, benang stapel rayon yang panjang seratnya disesuaikan
dengan panjang serat kapas atau wool.
6. Benang Polyester
Serat polyester yang digunakan dalam membuat benang ini dibuat dalam
bentuk filamen maupun stapel. Kemudian digunakan sebagai bahan dasar
benang tenun atau rajut. Benang polyester campuran umumnya digunakan
untuk pakaian pria, wanita hingga anak-anak.
7. Benang Akrilik

7
Jenis benang ini biasa digunakan untuk membuat kain rajut pakaian luar.
Benang untuk keperluan ini disebut juga dengan istilah hi-bulk atau high loft.
Benang akrilik juga banyak digunakan untuk kain-kain yang berbulu, seperti
pakaian musim dingin, kain pelapis sepatu boot, dan selimut.
Jenis – Jenis dan Karakteristik Kain
1. Kain Katun

Sumber: jumi.store
Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat
kapas. Kain ini memiliki daya serap keringat yang baik, sehingga
umum digunakan pada jenis pakaian jadi. Tak hanya sekadar daya
serap keringat yang baik, serat kain juga tergolong sangat kuat
dan tahan lama.
Seiring berjalannya waktu, kain katun pun menjadi beragam jenis
dan tidak sepenuhnya berasal dari 100% serat bahan alami. Terdapat
jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE. Cara mudah
membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti
kertas atau kayu yang dibakar, akan menjadi abu, dan jalannya api lambat.
Ada beberapa jenis-jenis kain katun : katun Paris, katun
Jepang, katun Ima, katun Linen dan banyak lainnya.
Kelebihan kain katun:
Mudah menyerap keringat
Kain terasa dingin dan sedikit kaku
Nyaman digunakan
Kekurangan kain katun:
Mudah rusak jika direndam lama dengan detergen
Mudah berjamur jika terlalu lama dalam keadaan basah
Warna kain mudah luntur

8
2. Bahan polyester

Sumber: https://www.dekoruma.com
Polyester merupakan jenis kain dengan serat polyester dan dibuat
menggunakan senyawa kimia yang dikombinasikan bersama polyethylene
terephathalate (PET). Ciri bahan polyester dan karakteristik utamanya yang
paling melekat adalah kainnya yang tetap rapi dalam waktu yang lama bahkan
tanpa perlu disetrika. Meski cenderung sulit menyerap panas, namun
polyester merupakan salah satu jenis kain yang mempunyai
keunggulan tidak mudah kusut, meski sudah dicuci berkali- kali.
Walau sering dikenal pada penggunaan fashion, polyester dapat pula
digunakan beberapa segmen yang berbeda. dari bahan ini, beberapa
penggunaan yang sering ditemui adalah di bagian berikut – berikut ini :

penggunaan pada apparel (bisa meliputi baju, celana, jaket dan sejenis
pakaian lain)
penggunaan pada rumah ( bisa meliputi tirai dapur, tirai kamar mandi, tirai
jendela, sofa)
penggunaan pada industri (bisa meliputi terpal, tampilan lcd, botol, dan
lain-lain)
3. Kain Brokat

Sumber: Tokopedia
9
Brokat atau Brocade, berasal dari kata yang sama “brocolli” dari
kata italia broccato yang berarti kain yang disulam. Sumber lain
menyatakan brokat berasal dari kata broccare yang artinya menusuk
atau kain yang ditusuk. Hal ini menunjukkan bahwa kain brokat dapat
disamakan dengan needle work. Jenis kain ini umumnya dipakai
pada banyak jenis baju pesta, seperti kebaya, gaun pengantin dan
lainnya.
Kain brokat umumnya memiliki motif-motif yang unik dan
cantik dengan berbagai ornamen sehingga terlihat mewah dan
anggun.
4. Bahan Baby Terry

Sumber: https://pusathijabterbaru.com

Kain Terry atau Babyterry adalah kain tebal yang terbuat dari dua posisi
benang. Dimana satu benang diatur dalam posisi tegang, sedangkan benang
lainnya diatur dalam posisi longgar. Hal ini bertujuan agar kain memiliki rongga
dan empuk. Sehingga walaupun kain terlihat tebal akan tetapi jika dipakai akan
terasa sejuk.

Kain ini merupakan perpaduan antara tekstur katun dan


polyester yang unik. Meski demikian, bahan Baby Terry memiliki
daya serap yang lebih baik sekalipun dibandingkan polyester
biasa. Umumnya, kain ini kerap digunakan pada jaket atau sweater.

Berikut ini ciri bahan babyterry yang menjadi karakteristik serta kelebihannya:

1. Memiliki permukaan luar dan dalam. Pada sebagian permukaan kain


memiliki teks tur kain kaos pada umumnya. Namun pada sebagian
permukaan lain kain ini memiliki “loop” atau bulatan kecil seperti handuk
namun lebih padat.
10
2. Termasuk jenis kain tebal. Meskipun tebal kain ini tidak gerah saat
dikenakan. Karena memiliki rongga diantara rajutan benang “loop”.
3. Jika dipegang kain terasa empuk karena adanya “loop” atau benang yang
megumpul seperti cincin. Namun kain ini tidak beberapa kain wol.
4. Kain tidak terlalu berat. Meskipun tebal, ternyata kain ini tidak terlalu berat,
sehingga cocok digunakan sebagai bahan pakaian sehari hari. Namun
lebih cocok untuk bahan pakaian musim dingin atau bayi agar suhu badan
tetap terjaga.
5. Kain terasa lembut saat dikenakan. Karena bahan ini memang kebanyakan
berbahan dasar alami seperti Cotton, Viscose atau Bambbo.
6. Memiliki daya serap keringat yang bagus. Karena terbuat dari bahan alami,
tentunya kain memiliki daya serap keringat yang sangat bagus.
7. Tidak menimbulkan iritasi. Kain yang terbuat dari bahan alami cenderung
memiliki sifat alami yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Sehingga
bahan ini memang banyak digunakan untuk pakaian bayi.

4. Chiffon

Sumber: lazada
Kain Chiffon atau Kain sifon merupakan kain yang terbuat dari sutra,
katun, nilon, polyester, atau rayon. Kain sifon ini cenderung tipis dengan kilau
samar dan penenunan sederhana. Kain Chiffon atau sifon cocok digunakan
untuk pakaian formal dan cocok juga untuk gaun malam. Untuk jenis Chiffon
termahal adalah jenis sutra sifon. Karena sutra sifon terbuat dari serat alami, itu
cenderung lebih mahal daripada sintetis, dan perlu pemeliharaan dan
pencucian khusus agar awet. Serat alam lain yang digunakan adalah kapas
(sifon katun),tetapi hanya menghasilkan kain lebih matte dan kurang ringan.
Bahan kain sifon sendiri paling banyak menggunakan bahan sintetis,
karena bahan sintetis untuk pewarnaan sangat baik, untuk proses pembuatan
juga relatif lebih mudah, dan bahan sintetis cenderung lebih kokoh. Dalam

11
pakaian resmi, kain sifon sering digunakan sebagai lapisan di atas kain lebih
buram. Kain mengambang di atas, menambahkan kilau dan tekstur untuk
gaun. Kain sifon ini juga digunakan untuk atasan, rok, dan gaun serta syal, ikat
pinggang, dan aksen.
Meski tekstur kain ini cenderung tipis, namun terlihat
mengkilap dan samar-samar sehingga terlihat estetis. bahan ini
digunakan untuk kebutuhan pakaian formal maupun gaun pesta
yang cocok untuk malam hari.
5. Woolpeach

Sumber: https://masbidin.net
Kain wool banyak digunakan untuk membuat jas dan blazer.
Kain ini meski mempunyai tekstur yang hangat, namun terasa adem
apabila menyerap keringat dan mempunyai karakter ringan sebagai
kain. Kain wool mempunyai beberapa paduan dan kombinasi kain
yang halus, khususnya jika dipadukan dengan bahan sutra maupun
katun.
6. Denim

12
Sumber: www.google.com
Apabila kamu sering menggunakan bahan ini merupakan serat
utama untuk membuat celana jeans Bahan denim ialah bahan jeans.
Biasa dipakai untuk membuat celana dan jaket. Jenis kain ini berserat tebal.
kain ini mempunyai karakteristik dan tekstur tebal namun
masih mudah dicuci
Kelebihan kain denim:
Tebal dan kuat
Tidak mudah kusut
Kekurangan kain denim:
Warna cenderung mudah luntur
Lebih terasa panas dikulit

7. Jersey

Sumber: https://elmodista.com
Jenis kain atau bahan jersey kerap digunakan sebagai bahan dasar kaos
bola, selimut dingin maupun gamis. Secara rinci, bahan ini terbuat
dari tekstil rajutan katun maupun bahan sintetis lainnya seperti linen
maupun polyester
Kelebihan kain jersey:

Mudah menyerap keringat


Tekstur kain lembut dan ringan
Kekurangan kain jersey:
Mudah rusak jika terlalu sering disetrika

13
8. Bubble Pop/Kain Moscrepe

Sumber: shopee
Kain yang juga dikenal dengan nama lain “bubble pop” atau “bubble pop
chiffon” ini memiliki permukaan yang mirip dengan kulit jeruk bahkan ketika
diraba terasa sekali benjolan teksturnya. Sehingga ada juga yang menamai
bahan ini kain jeruk. Nah, hal inilah yang menjadi ciri yang paling menonjol dari
bahan bubbel crepe dengan kain lainnya.
Bahan ini memang memiliki karakter kain hampir sama dengan
bahan diamond crep yaitu lentur, agak melar dan serat kain tidak terlihat
namun bahan bebel memiliki tekstur kasar yang lebih besar. Bahan ini juga
sering disebut crepe termasuk jenis kain yang sangat ringan dan
banyak ditemukan pada baju muslim maupun kerudung.
7. Balotelli

Sumber: https://www.garudaprint.com
Saat ini, banyak sekali pakaian dengan bahan baloteli yang
cukup unik. Pasalnya, bahan pakaian ini mempunyai fisik yang
cukup tebal dengan tekstur tergolong agak kasar dan timbul.
Balotelli umumnya memiliki serat bergaris, namun serupa dengan
kotak-kotak lurus. Meski demikian, bahan ini nyaman untuk
digunakan dan tidak melekat tubuh sekalipun menerawang.
Adapun, material Balotelli kerap digunakan untuk gamis, atasan
dan tunik.
14
8. Bahan rajut

Sumber: bukalapak
Rajut merupakan salah satu bahan yang kerap digunakan
untuk pakaian bayi maupun baju hangat. Dulu, kain rajut diproduksi
secara manual oleh ibu-ibu menggunakan tangan untuk kemudian dikenakan
oleh keluarganya ataupun untuk hadiah.
ada beberapa jenis rajut, yakni single knit dengan jarum
khusus rajut, double knit atau rajut yang memiliki tekstur. Dan
terakhir stipper, yakni jenis rajut yang menggabungkan benang
warna dalam prosesnya. Bahan kain rajut dibuat dengan cara merajut
benang baik secara manual menggunakan tangan maupun menggunakan
mesin untuk produksi masal di pabrik. Benang yang dirajut untuk disusun,
dikaitkan kemudian saling disambungkan hingga terbentuk kain dengan jalinan
yang kuat.

9. Maxmara

Sumber: Tokopedia
Maxmara juga merupakan bahan yang banyak digunakan
15
orang karena mempunyai bahan yang dingin. bahan ini juga
mempunyai tekstur lembut, mengkilap, dan cenderung seperti
kain- kain mahal.
10. Satin

Sumber: elmodista
Satin bukanlah jenis serat atau fiber, melainkan sebuah metode
pembuatan. Satin merupakan jenis kain yang ditenun dengan menggunakan
teknik serat filamen sehingga memiliki ciri khas permukaan yang mengkilap,
halus, dan licin. Bagian dalam atau belakang permukaan sebaliknya tidak licin,
tidak mengkilap dan suram. Kilap satin berasal dari bahan sutra yang
digunakan. Teknik tenunannya yang khas mengakibatkan adanya jalinan yang
sangat minim pada kain.

16
BAB II
Mengukur Bagian-Bagian Penting

Menurut M.H Wancik (Bina Busana Buku 2,2006:40)


pengertian pola dalam bidang menjahit adalah potongan kain atau kertas
yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian. Selanjutnya
Porrie Mulyawan (1994:133) mengemukakan pola merupakan ciplakan
bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai
sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, ciplakan bentuk
badan ini disebut pola dasar. Tanpa pola pembuatan busana tidak akan
teruwujud dengan baik, maka dari itu jelaslah bahwa pola memegang
peranan penting di dalam membuat busana karena dengan adanya
pola, akan dapat mempermudah para pencinta busana untuk
mempraktekkan kegiatan jahit menjahit secara tepat dan benar.
Ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat
busana, diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar. Masing-
masing pola ini digambar dengan cara yang berbeda, memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu
persatu:
Pola Konstruksi
Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran
badan sipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika
sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola
konstruksi lebih rumit dari pada pola standar disamping itu juga
memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai
dengan bentuk tubuh sipemakai.
Pola standar
Pola standar adalah pola yang dibuat berdasarkan daftar ukuran
umum atau ukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S),
Medium (M), Large (L), dan Extra Large (XL). Pola standar di dalam
pemakaiannya kadang diperlukan penyesuaian menurut ukuran
sipemakai. Jika si pemakai bertubuh gemuk atau kurus, harus
menyesuaikan besar pola, jika si pemakai tinggi atau pendek diperlukan
penyesuaian panjang pola.
Cara yang paling mudah dan cepat untuk menyesuaikan pola
standar, adalah dengan cara mengetahui ukuran badan sendiri dan
memilih pola standar yang ukurannya hampir mendekati dengan ukuran
badan dengan mempedomani ukuran lingkar badan, kemudian membuat
daftar ukuran badan seseorang dan ukuran pola standar dalam bentuk
tabel. Daftar ukuran tersebut ialah sejumlah ukuran yang diambil dari
badan seseorang (ukuran sebenarnya). Bagi seseorang yang baru
belajar menyesuaikan pola standar, cukup menggunakan ukuran yang
penting, misalnya ukuran lingkar badan, lingkar pinggang, panjang muka
17
dan panjang punggung
Disamping hal di atas seseorang yang ingin menyesuaikan pola
standar dengan ukurannya, mesti dapat memilih pola yang ukurannya
mendekati dengan ukuran badannya. Untuk memudahkan pekerjaan
penyesuaian pola standar, berikut dapat dilihat pola standar dengan
ukuran S,M dan L baik pola badan, pola lengan dan pola rok dengan
ukuran sbb;

A. Tabel Daftar Ukuran Standar


Lingk
Lebar
Lingkar ar Lebar Pjg Ling Pjg
No ukuran pungg
badan pingg muka punggung panggul lengan
ung
ang
1 Large 94 70 34 35 38 100 28
2 Mediu
90 68 33 34 37 94 26
m
3 Small 86 66 32 33 36 90 24

B. Tabel Ukuran Standar Wanita


Penyesuaian pola standar
Ukuran
Ukuran
N0 Nama Ukuran Pola Selisih
Sipemakai
standar
+2:4 = + 1/2
1 Lingkar badan 92 90
cm
2 Lingkar pinggang 70 72 2:4 = - 1/2 cm
3 Lebar muka 33,5 33 +½ :2=+¼ cm
Panjang
4 37,5 37 + ½ cm
punggung
5 Panjang Muka 44 43 + 1 cm
6 Lebar punggung 35 34 + 1:2= + ½ cm
7 Lingkar Panggul 98 94 +4:4=+1 cm
8 Ling Ker Lengan 44 42 + 2 cm
Di dalam menyesuaikan pola standar, selisih yang terdapat pada
ukuran lingkaran dibagi empat, hal ini disebakan karena pola badan
atau pola rok umumnya dibuat setengah dari badan bagian muka
dan setengah dari badan belakang, atau sama dengan seperempat
dari ukuran lingkaran dan jumlah sisi yang ditambah atau dikurangi
ada empat, oleh sebab itu untuk ukuran melingkar selisih ukuran
dibagi empat. Untuk ukuran lebar selisih dibagi dua, sebab pada
pola ukuran melebar dipakai setengahnya., misalnya : lebar muka
dan lebar punggung. Untuk ukuran panjang, selisih ukuran tidak
dibagi, sebab pola dibuat dengan ukuran penuh sepanjang ukuran
18
yang diambil, misalnya ukuran panjang punggung, panjang lengan
dan panjang rok, dengan demikian untuk ukuran panjang ditambah
atau dikurangi sebanyak selisih.
Daftar ukuran di atas perlu diperhatikan dalam menyesuaikan
pola standar agar mudah mengetahui pada lajur selisih, apakah
ukuran pola ditambah atau dikurangi dengan melihat tanda plus atau
minus. Berapa cm ditambah atau dikurangi perlu diperhitungkan
betul, dengan pengertian bahwa untuk ukuran melingkar selisih
dibagi empat, untuk ukuran melebar selisih dibagi dua dan untuk
ukuran panjang selisih tidak dibagi. Berikut ini dapat dilihat beberapa
contoh cara menyesuaikan pola standar. Didalam menyesuaikan
pola standar perhatikan tanda pada kolom selisih. Pada pola yang
disesuaikan tanda plus / membesarkan pola di arsir dengan tanda
///////////, sedangkan tanda minus / mengecilkan di tandai dengan
xxxxxxx

C. Tabel Ukuran Standar Wanita Dewasa Untuk Membuat Blouse


Dan Rok
Standar Ukuran
S M L
Istilah
No 1 2 1 2 1 2
Ukuran
c c
cm Ichi cm Ichi Ichi cm Ichi Ichi cm Ichi
m m
Lingkar 34, 34,
1. 80 32 86 86 90 36 92 37 98 39
badan 5 5
Lingkar
25, 26, 29,
2. pinggan 64 66 68 27 72 29 74 78 31
5 5 5
g
Lingkar 13, 14, 15,
3. 33 13 34 35 14 36 37 15 38
leher 5 5 2
Panjang 12, 12, 13, 13, 13,
4. 30 12 31 32 33 33 34
Dada 5 8 2 2 6
Lebar 12, 12, 13, 13,
5. 30 12 31 32 33 34 35 14
dada 5 8 2 6
Panjang
13, 14, 15, 15,
6. punggu 34 35 14 36 37 15 38 39
5 5 2 6
ng
Lebar 12, 13, 14,
7. pungun 32 33 13 34 35 14 35 14 36
g 8 5 5
19
Lebar 11 12 13
8. 11 4,4 4,6 12 4,8 5 13 5,2 5,2
bahu ½ ½ ½
Panjang
9. 15 6 16 6,4 16 6,4 17 6,8 17 6,8 18 7,2
sisi
Panjang 21/ 8,4 2
8/ 8,8 23 9,2 9,2 24 9,6
lengan 20 5 /2 22 /2 3
10. /5 /2 /2 /5 /2
pendek/ /5 0 20 /5 4 /5
panjang 2 0,8 1,6 5 2
6
2,4 7 2,8

Lingkar
16, 17, 17, 18, 19,
11. kerung 40 16 42 43 44 46 48
8 2 6 4 2
lengan
Lingkar 12, 13, 13,
12. 30 12 32 33 13 34 34 35 14
lengan 8 5 5
Lingkar
13. pergelan 16 6,4 17 6,8 18 7,2 19 7,6 20 8 21 8,4
gan
Tinggi 10, 10, 11,
14. 23 9,2 24 9,6 25 10 26 27 28
puncak 4 8 2
Jarak 1
17 17
15 payuda 17 6,8 7 7 18 7,2 8 7,4 19 7,6
½ ½
ra ½
Panjang
20, 22, 23,
16. rok 50 20 52 55 22 56 58 60 24
8 4 2
pendek
Tinggi
17. 19 7,6 20 8 20 8 20 8 20 8 21 8,4
pinggul
Lingkar 34, 36, 37, 38, 39, 10
18. 86 92 94 96 98 40
pinggul 4 8 6 4 2 0
Tinggi 10, 11, 12, 13, 13,
19. 27 28 30 12 31 33 33
duduk 8 2 4 2 2

D. Daftar Ukuran Standar Wanita Dewasa Untuk Membuat Celana


Standar Ukuran/ Nomor (Dalam cm)
No Daftar
S M L
. Ukuran
1 2 1 2 1 2
Lingkar 29,
1. 64 25,6 67 26,8 68 27,2 72 28,8 74 78 31,2
pinggang 6
Panjang 10 10
2. 95 38 100 40 40 40 100 40 105 42
celana 0 0
20
Lingkar 27, 28,
3. 62 24,8 64 25,6 66 26,4 68 70 28 72
pesak 2 8
28/ 29/ 11, 12,
½ Lingkar 25 10/ 26/ 10,4
3 11,2 3 6/1
30/3 12/1 31/
4. 4/1
paha /2 8 11,2 29 /11, 6 /12, 4 3 3,2 34
1 2 2,8 3,6
22/ 23/ 10/
½ Lingkar 20 8/8, 21/ 8,4/
2
8,8/
2 9,2 24/2 9,6/ 25/
5. 10,
lutut /2 1 4 22 8,8 9,2 /9, 6 5 10 26
3 4 4
18/ 19,
½ Lingkar 16 6,4/ 17/ 6,8/
1
7,2/
2
7,6 20/2 8/8, 21/ 8,4
6.
kaki /1 7 6,8 18 7,2 7,6 /8 1 4 22 /8, 8
9 0

E. Daftar Ukuran Standar Pria Asia Untuk Membuat Kemeja


No DAFTAR UKURAN S (cm) M (cm) L (cm) XL (cm)
1 Lingkar leher 38 40 42 44
2 Lingkar badan 90 98 106 114
3 Lingkar pinggang 75 83 91 99
4 Pinggang bawah 78 86 94 102
5 Lingkar panggul 94 102 110 116
6 Bahu 14 15 16 17
7 Lebar bahu 45 47 49 51
8 Lebar punggung 42 45 47 50
9 Lebar dada 38 40 42 44
10 Panjang punggung 44 44,5 45,5 46
11 Tinggi ketiak 23 24.6 26,5 27,8
12 Panjang lengan 64 65 66 67
13 Lingkar siku 25 26 27 28
14 Pergelangan tangan 17 18 19 20

F. Daftar Ukuran Standar Pria Asia Untuk Membuat Celana


No DAFTAR UKURAN S (cm) M (cm) L (cm) XL (cm)
1 Tinggi duduk/tinggi pesak 23 24 25 26
2 Lingkar pesak 64 68 70 73
3 Lingkar lutut 35 38 40 43
4 Betis 35,5 38 40,5 44
5 Capri 22 23 24 25
6 Lingkar bawah kaki 33 34 36 37

21
BAB III
Teknik Membuat dan Memasang Berbagai Macam Model Saku

A. Saku Tempel
Saku ialah lubang pada pakaian, yang memiliki kantong. Kantong ini disebut
saku. Jenis saku ini lebih banyak diterapkan pada busana anak sebagai hiasan
namun tidak menutup kemungkinan digunakan pada busana orang dewasa seperti
kemeja, blus, celana. Saku tempel dibuat dengan cara menempelkan bahan di atas
bahan utama. Bahan saku dapat dengan menggunakan bahan dan warna yang
sama dengan bahan utama, bahan dengan motif berbeda atau warna yang berbeda.
Saku tempel ada yang dibuat hanya 1 buah pada kemeja bagian kiri atas dan ada
pula diletakkan 2 buah pada bagian kiri dan kanan atas. Apabila kalian membuat
sepasang atau 2 buah saku tempel, perlu diperhatikan dengan seksama bentuk dan
ukuran saku yang dibuat harus sama. Berbeda sedikit saja bentuk dan ukurannya
maka akan terlihat dengan jelas. Saku tempel tidak memerlukan bahan pembantu
sepertu vliselin untuk mendukung jatuhnya saku pada pakaian. Dengan
menggunakan bahan itu sendiri sudah cukup baik jatuhnya.

TEKNIK MENJAHIT SAKU TEMPEL


1. Buat pola saku tempel sesuai model dari karton yang tipis
2. Letakkan pola saku diatas bahan, potong bahan kantong sesuai model,
kelim atas lebih kurang ± 212 cm, kemudian kampuh sisi dan bawah 1 cm
3. Potong pelapis antara sesuai lebar kantong, kemudan lebar pelapis antara
4 cm
4. Letakkan pelapis antara pada bagian dalam kain, tambah 112 cm ke bawah,
kemudian pres atau setrika
5. Balik keliman atas ke arah luar, jahit batas saku atas sebeah kiri/kanan.
Potong kampuh atas sebelah kiri/kanan agar tipis
6. Di luar pola saku, jahit sesuaibentuk saku sebagai penguat. Tipiskan atau
kurangi kampuh saku. Potong cekris/klip apabila saku bawah bentuk bulat
agar tipis.
7. Balik keliman atas saku, letakkan pola saku, kemudian kampuh dipres
sesuai bentuk pola saku.
8. Letakkan saku pada tempatnya, tusuk jarum pentul, jelujur dan jahit di
tepinya
9. Jahitan tampak pada bagian dalam

22
23
B. Saku Tempel Model Rompok
1. Buat pola saku tempel sesuai model, dari karton yang tipis
2. Pola saku tempel terdiri atas dua bagian. Bagian atas sebagai
lapisan keluar/sirip lebar dan bagian bawah sebagai saku
3. Letakkan kedua pola diatas bahan, beri kampuh keliling 1 cm dan
gunting. Potong pelapis antara seukuran dengan pola rompok.
4. Letakkan pelapis antara pada bahan rompok kain bagian dalam
dan dipres atau setrika
5. Hubungkan kain kantong bagian dalam dengan rompok bagian
luar, jahit dari potongan sampai akhir potongan
6. Pecah kampuh, kemudian setrika dengan baik’
7. Lipat batas saku bagian atas keluar, setrikahingga pipih,
kemudian jahit saku atas sesuai model
8. Kampuh batas rompok lipat ke arah dalam, kemudian setrika
sesuai model. Pada bagian luar saku jahit dan potong klip agar
sudutnya tipis
9. Letakkan pola pada bagian dalam, kemudian setrika sesuai
model
10. Letakkan saku pada tempatnya, tusuk jarum, jelujur, kemudian
jahit sesuai dengan model.

24
25
C. Saku Tempel Menggunakan Penutup
1. Buat pola saku tempe dngan tutup sesuai model dari karton tpis.
2. Letakkan pola saku dan pola tutup saku di atas bahan. Pada bagia atas
pola saku ditambah kampuh 212 cm dengan keliling 1 cm, bagian dalam atas
tanpa kampuh.
3. Potong pelapis antara tutup saku sesuai pola, letakkan pada tutup saku
bagian luar kain, kemudian setrika hingga ppih
4. Hubungkan tutup saku bagian luar dengan tutup saku bagian dalam,
padukan kain luar, kemudian jahit dari potongan tutup saku bagian atas
sesuai model.
5. Gunting bagian sudut-sudut tutup saku. Kurangi kampuh, kemudian gunting
klip. Balik tutup saku dengan baik, kemudian setrika dan jelujur
6. Jahit bagian tepi tutup sau sesuai model
7. Jahit lipit sungkup bagian tengah saku sesuai model. Pecah kupnatnya
kemudian setrika hingga pipih
8. Kelim saku pada bagian atas dan luar pola saku sebagai penguat. Lipat
kampuh saku ke dalam sesuai lebar tutup saku. Kemudian setrika hingga
pipih
9. Pasang tutup saku pada tempatnya
10. Pasang saku pada tempatnya sesuai pola
11. Jahit saku dan tutupnya sesuai model

26
27
D. Saku Bobok Celana Belakang
Saku dalam (saku bobok) adalah saku yang terletak pada bagian dalam
pakaian, bagian luar hanya terlihat lubang atau kelepaknya saja. Saku ini bisa
dibuat tegak, miring, sudut atau datar.Ada tiga macam saku dalam(bobok) yaitu :
a. Saku Passepoille
Saku passepoille adalah saku yang pada bagian lubangnya diselesaikan
dengan kumai/bahan seorang atau bahan melebar
b. Saku Vest
Saku vest adalah saku dalam yang bagian lubangnya terdapat klep
diarahkan keatas dan dijahit pada sebelah kiri dan kanan kleep.
c. Saku Kleep
Saku kleep adalah saku dalam (bobok) yang pada bagian lubangnya
terdapat kleep yang di arahkan ke bawah
1 lembar kain saku bisa asahi atau hero dengan ukuran 18cm x 45cm
2 lembar kain pislin ukuran 10cm x 16cm
2 lembar kain beset ukuran 10cm x 16 cm
Untuk yang belum tahu kain beset adalah peralatan dari kain bahan celana,
yang berguna untuk menutupi kain saku yang tidak sama dengan bahan celana
agar tidak terlihat dari luar.
Jika semua peralatan tersebut sudah tersedia maka tiba saatnya kita
melangkah ke proses pembuatannya:

Tempel kain pislin ke kain beset dengan cara di gosok dengan setrika,
setelah itu buatlah tanda kantong dengan menggunakan pensil atau kapur,
jika bahan putih jangan menggunakan ballpoint, karena akan luntur saat di
cuci
Tempel juga kain pislin yang satunya bahan celana di bagian yang akan
kita buat saku, setelah itu jahit kupnat celananya.

28
Figure 1

Tempelkan kain saku yang terbuat dari asahi atur ujungnya agar lebih
tinggi sekitar 3 cm dari tanda garis kantong yang ada pada bahan celana
dan pastikan posisinya ada di tengah, setelah itu berikan jarum pentul pada
kedua sisinya agar tidak berubah.
Dibagian depan buat tanda garis saku dengan menggunakan kapur jahit,
standar lebar saku bagian belakang adalah 13 cm, tapi boleh lebih atau
kurang.
Buat tutup saku dengan lebar 5 cm dan panjang 13 cm seperti menjahit
kerah tempelkan kain pengeras yang telah di buat pada salah satu sisi
bagian buruk kain , kain baik ketemu kain baik
Jahit pinggiran pengeras kecuali bagian atas untuk membalik
Figure 2

Balik tutup saku yang telah di jahit kemudian jahit tindas atau jahit kecil
sekeliling tutup saku
Figure 3

Jahit bibir saku sekira 1 sepatu atau 1 cm kemudian


29
Jahit dan tempelkan tutup saku yang telah dibuat diatas garis lalu jahit
lurus sampai batas 13 cm , lalu jahit juga bibir bawah di bagian bawah garis
. beset yang ada pislin dan sudah kita tandai ke bahan celana tepat pada
garis kapur pada kedua garisnya, yaitu garis atas dan bawah, dan biarkan
garis yang tengah jangan di jahit, karena yang tengah sebagai garis bantu
saat di gunting

Figure 4 Figure 5 Figure 6

Gunting beset yang telah terjahit ini di bagian tengahnya, jangan sampai
bahan celana ikut tergunting juga.
Figure 7 Figure 8

Lipat kedua ujung hasil guntingan kemudian jahit jarang (jahit lebar-lebar)

Lipat sekali lagi kemudian jahit jarang kembali, di beberapa tailor jahitan
jarang ini bisa diganti dengan di setrika, tapi sepertinya untuk pemula cara
ini sulit di lakukan. Setelah itu gunting kain bahan celana tepat pada bagian
tengahnya

30
Figure 9

1 cm sebelum sampai ke ujung jahitan guntinglah secara bercabang ke


kanan dan kiri tepat sampai ujung jahitan, jangan sampai lewat
Masukan beset ke dalam lubang hasil guntingan dan atur agar bentuk lidah
saku pada bagian ujung ujungnya bagus dan tidak berlipat
Jahitlah bagian ujung guntingan yang ada di bagian dalam agar posisinya
tidak berubah kembali
Jahit juga sekeliling lidah saku, jika tidak di jahit maka lidah saku akan
terbuka kembali saat jahitan jarang di lepas
Gunting ujung kanan dan kiri beset sedikit agar tidak ikut terjahit nantinya
Lipat sedikit ujung beset bagian bawah lalu jahit ke kain saku
Ukur kedalaman saku di mulai dari bagian lidah saku, standar kedalaman
saku adalah 16 cm, tapi bisa lebih atau kurang sesuai keinginan
pelanggan. Kemudian beri tanda dengan kapur
Jahit beset yang satunya di ujung kain saku dengan jarak 14 cm dari ujung
kain saku
Lipat kain saku tepat di tanda kapur secara terbalik, lalu jahit bagian sisi
kiri dan kanannya
setelah itu balik keluar kain saku tersebut dan rapikan bagian ujung-
ujungnya
setelah itu jahit sekeliling pinggirannya agar bentuk nya bagus dan saku
lebih kuat
atur agar tutup saku terlihat bagus dan pastikan panjang dari lidah saku
tidak lebih dari 5 cm , jika lebih dari itu bentuknya jadi kurang bagus
agar posisi tutup saku tidak berubah, Anda bisa memberikan jarum pentul,
jika sudah, singkapkan ujung kain celana lalu jahit tindas tepat pada
pinggiran lidah saku bagian atas
setelah itu jahit bagian kiri dan kanan lidah saku, agar kuat dan tidak
mudah rusak, jika mempunyai mesin jahit portable Anda bisa menjahit
zigzag bagian ini agar lebih kuat lagi obras bagian pinggiran saku, bagian
atas saku tempelkan atau jahit jarang pada rader ban pinggang
31
Figure 10 Figure 11

buang jahitan jarang dan hasil akhir dari pembuatan saku bobok jika di
lakukan dengan benar akan terlihat seperti pada gambar di bawah ini.
Figure 12

32
BAB IV
Tenik Membuat dan Memasang Berbagai Macam Model Kerah

A. Tahap-Tahap Dasar Pembuatan Kerah


Kerah adalah bagian dari sebuah pakaian, yaitu bentuk bagian terpisah untuk
menyelesaikan garis leher. Bentuk kerah ada bermacam-macam, menurut bentuk
dasarnya ada kerah rebah,kerah setengah berdiri, dan kerah tegak atau berdiri,
macam macam kerah :
1. Kerah berdiri adalah kerah yang letaknya berdiri tegak dan sejajar
dengan letak leher. Contoh dari kerah berdiri yaitu kerah turtle, kerah pita
/ bow, kerah funnel, dan bentuk kerah lainnya.
2. Kerah setengah berdiri adalah suatu kerah yang sebagian bentuknya
jatuh menempel tepat pada garis leher dan sebagian lagi menempel
tepat di garis bahu. Contoh dari kerah dari kerah setengah berdiri yaitu
kerahshiller, kerah eton, dan bentuk kerah lainnya.
Kerah rebah adalah seluruh bagian bentuk kerah sejajar atau jatuh pada bahu.
Contoh dari kerah rebah yaitu kerah bertha, kerah cape, kerah kelasi, dan bentuk
kerah lainnya
TAHAP-TAHAP DASAR PEMBUATAN KERAH
1. Keterangan potongan bahan :
a. Potongan / pola ujung kerah, dua potong
b. Potongan pelapis antara kerah satu potong
2. Letakkan pelapis antara pada kerah bagian luar di kain bagian dalam,
kemudian setrka dengan baik
3. Siapkan benang tarikan yang berguna untuk membantu menarik ujung
kerah agar mudah dan dapat lancip. Benang tarikan yang diperlukan
± 30cm
4. Padukan kedua potong ujung kerah, kain luar bertemu dengan kain luar,
kemudian tusuk dengan jarum pentul.
5. Dari potongan bawah kerah (A), jahit sampai ujung kerah (B) mesin jahit
berhenti dengan posisi jarum mesin jahit menusuk kain sampai bawah,
kemudian sepatumesin diangkat.
6. Memasang benang tarikan pada ujung kerah. Pasang benang tarikan
melalui tengah-tengah kerah sampai ujung bertemu dengan jarum mesin
jahit, kemudian sepatu mesin jahit turunkan
7. Jalankan mesin jahit satu langkah (tidak lebih), jarum mesin menusuk kain
sampai bawah, kemudian sepatu mesin jahit diangkat
8. Tarik kedua benang tarikan tersebut, kemudian pilin jadi satu agar tidak
terpisah. Masukkan kedua benang tarikan tersebut pada bagian tengah
kerah. Arah mesin jahit mulai sudut membelok tajam (sudut lancip),
kemudian seoatu mesin diturunkan.
9. Jalankan mesin jahit sampai akhir potongan

33
Uji coba/ kontrol:
Tarik kedua benang tarikan tersebut, kalau benang anda tarik tidak lepas
berarti pekerjaan anda benar karena benang tarikan sudah terjahit. Namun
demikian kalau anda tarik benangnya kemudian lepas, berarti pekerjaan anda
salah. Hal tersebut harus dicoba kembali sampai berhasil.

10. Sebelum dibalik, potong kampuh pada ujung kerah, potong juga kampuh
atas/bagian depan, kemudian kurangi seluruh kampuh kerah. Gunting-
gunting beberapa tempat bilamana ujung kerah model lancip
11. Masukkan empat jari tangan ke dalam kerah, lipatkan kampuh kerah
bagian sisi/atas, kemudian tekan kampuh tersebut menggunakan ibu jari.
Balik kerah tersebut ke arah luar, kemudian tarik kedua benang tarikan
sampai kerah dapat lancip dengan baik.
12. Setrika agar kampuh dapat teratur, dengan posisi kerah bagian dalam tidak
terlihat dari bagian luar
Keterangan :
Bilamana bahan yang dikerjakan tebal, tarikan benang dapat mempergunakan
dua helai benag, dan jahitan pada ujung kerah dapat dijahit dua kali. Hal ini
dilakukan agar mendapatkan hasil kerja yang baik, jahitan dan benang tarikan
tidak putus

B. Teknik Membuat Kerah Kemeja Wanita


Kerah Shanghai
D1
C D Keterangan :
B1 A – B : ½ lingkar leher
A B A – C : + 3,5 cm
C – D = A – B, B – D = A – C
B – B1 naik 2 cm, B1 – D1 = A – C

1. Setrika kain keras pada daun kerah (a)dan kaki kerah (b) sampai melekat.
2. Jahit daun kerah yang melekat pada kain kerasnya, bersama kain lapisan
dibawahnya ( bertumpuk dua). Padukan permukaan bagusnya, jahit persis
dipinggir jika kain kerasnya tebal (c) , atau diatas jika kain kerasnya tipis
(d).
3. Gunting tiras pinggir kerah hingga tinggal ½ cm (e). Balik kerah, tusuk ke
ujungnya dengan gunting supaya runcing.

Cara lain melancipkan ujung kerah :


1. Masukkan 2 helai benang diantara dua lembar kain. Majukan jarum satu
langkah hingga benang tersebut terkena jahitan. Tancapkan jarum kembali,
tarik ujung kedua benang keluar. lakukan untuk ujung yang sebelah lagi.
2. Balik kain kerah yang sudah ada benang diujungnya, tarik benang yang
ada sehingga menghasilkan bentuk runcing yang sempurna.
34
3. Ratakan dengan kuku supaya sepanjang tepinya pipih, mulus dan tidak
berlipatlipat
4. Jelujur lalu tindas dengan mesin, lebar tindasan 1- ½ cm dari pinggir atau
tindas tepat dipinggirnya.
5. Lipat pinggir bawah kaki kerah dan tindas 7 mm dari pinggir, kemudian lipat
ujungnya menjadi 2, beri tanda di tengahnya dengan pensil atau digunting
sedikit
6. lipat juga daun kerah dan beri tanda tengah
7. Jahit kaki kerah pada daun kerah. Letakkan kerah ditengah
8. kain kaki kerah di atas kain lapisan kaki kerah dibawah
9. Tanda tengah kaki kerah,lapisannya, dan daun kerah harus berpadu
10. Jelujur pinggir ujung daun kerah yang melengkung
11. sambil ditarik ke atas,hingga pinggirnya sama rata dengan pinggir kaki
kerah
12. Jahit kerah yang sudah dijelujur dengan mesin di pinggir bawah kain keras,
mulai dari tengah ke kanan dan dari tengah ke kiri, supaya tanda
tengahnya tidak bergeser.
13. Balik kaki kerah yang sudah dijahit pada daun kerah ke bawah, jahit mulai
3 mm dari ujung pinggir kerah. Gunting tiras yang lebih lalu atur kain
lapisan kaki kerah supaya rata, ½ atau 1 cm dari pinggir kaki kerah.

Memasang kerah kemeja


1. Berikan tanda di tengah belakang pada kaki kerah yang tidak diberi
pengeras, begitu pula pada bagian leher.
2. Pertemukan tengah belakang kaki kerah dengan tengah belakang pakaian,
garis
leher bagian baik kaki kerah berhadapan dengan bagian baik pakaian.
Sematkan
dengan jarum pentul, lalu setikkan tepat pada garis pola dari tengah ke
kanan dan ke kiri sampai ke ujung garis leher.
3. Berilah guntingan dalam pada kampuh, kemudian kampuh digores. Kaki
kerah
yang telah diberi pengeras diarahkan ke bawah sehingga menutup setikan
pertama. Sematkan dengan jarum pentul, lalu disetik tepat mengikuti
bentuk kaki kerah.
4. Kerah telah selesai dijahit terlihat dari bagian buruk.

C. Teknik Memasang Kerah Kemeja Wanita


Menjahit Kerah Shanghai
Menyiapkan peralatan kerah shanghai yang akan kita buat yaitu kain untuk
kerah, staplek dan viseling bentuk sesuai pola kerah shanghai, letakkan pola
kerah pada lembaran kain dengan mengikuti arah serat kain

35
letak pola kerah
Potong kain utama dan kain pengeras mengikuti pola dan berikan kmmpuh di
sekeliling pola, kecuali pada kain pengeras.

potong kain utama dan kain pengeras


Press kain pengeras ke bagian buruk kain utama dnegan setrika, dan pastikan
kain pengeras menempel dengan sempurna. Hasil kain utama yang sudah
merekat dengan kain pengeras

press kain pengeras


Jahit mulai ujung kerah mengikuti bentuk pada kerah, kecuali pada bagian
bawah kerah yang akan disambung ke bagian badan utama

36
langkah menjahit kerah 1
Setrika bagian kampuh yang akan disambung ke bagian badan utama

langkah menjahit kerah 2


Kecilkan kampuh pada bagian tinggi kerah, kemudian baik kerah sehingga
kain bagian luar terlihat

langkah menjahit kerah 3


Kecilkan kampuh pada bagian tinggi kerah, kemudian balik kerah sehingga
kain bagian luar terlihat

langkah menjahit kerah 4


Memberi tanda bagian tengah blus atau kemeja

37
langkah menjahit kerah 5
Menyatukan leher badan dan selembar bagian kerah dengan pentul,
kemudian dijahit mulai dari tengah belakang ke bagian depan

langkah menjahit kerah 6


Mengecilkan kampuh pada kedua kain yang telah disatukan

langkah menjahit kerah 7


Lipat kampuh bagian kerah yang tidak diberi vliselin, kemudian satukan dan
jahit pada bagian kerah ke bagian badan

D. Teknik Membuat Kerah Kemeja Pria


Kerah Kemeja
Ada 2 jenis kerah kemeja yaitu yang terdiri dari 2 bagian (kaki dan
kelepak kerah) dan 1 bagian (kaki dan kelepak kerah menyatu). Dibawah
ini adalah contoh kerah kemeja yang menyatu

Keterangan :
A – B : ½ lingkar leher
A – C : + 7 cm
C – D = A – B, B – D = A – C
A – A1 naik 1 cm, B – B1 naik 1 cm, B1 – B2 + 7
cm A – A1 = B – B3 : 3 cm
B3 – B4 + 2cm
B4 – D1 + 6 – 7 cm

38
E. Teknik Memasang Kerah Kemeja Pria
Setelah pola kerah jadi, selanjutnya kain bahan dipotong sesuai bentuk pola
tersebut dengan tambahan lebar jahitan sekitar 1 cm. Pola kerah bagian atas dan
bawah semua dipotong rangkap dua, bahkan kain keras juga ikut dipotong sesuai
gambar pola tersebut. Kain kerah bagian atas ditumpuk rangkap dua saling
berhadapan (muka yang baik didalam) dan diatasnya ditumpuk kain keras, lalu
dijahit tepat pada batasan gambar polanya. Setelah itu guntinglah hanya kain
kerasnya saja, tepat mepet pada benang jahitan. Tujuannya supaya bila nanti kerah
dibalik, lipatan kain keras tidak mengganggu kerapihan. Sementara kain juga
dirapikan pakai gunting, pada bagian yang lengkung diberi coakan guntingan.
Kerah bagian atas yang sudah dijahit kemudian dibalik, ujungnya yang lancip
dibuat rapi dengan ujung gunting atau benda lancip lainnya, kemudian diseterika.
Sekarang kerah bagian atas sudah jadi, tinggal digabung dengan kerah bagian
bawah. Salah satu kerah bawah dijahit dengan kerah atas yang sudah jadi, bagian
muka yang halus menghadap ke dalam. Yang dijahit hanya salah satu saja dulu,
tujuannya supaya hasil jahitan lebih rapi, dan nantinya pada hasil akhir, jahitan kerah
menjadi lebih kuat.
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Sekarang pasang kerah bawah yang kedua, tepat berhadapan dengan kerah
bawah pertama yang telah dijahit dengan kerah atas. Cara menjahitnya, bagian
kerah bawah pertama yang sudah dijahit harus ada diatas. Tujuannya supaya hasil
jahitan sekarang dapat tepat menindih pada jahitan terdahulu yang sudah ada.
Hasilnya akan lebih rapi dan lebih kuat, karena sambungan kerah atas dan bawah
dijahit dua kali pada posisi garis jahitan yang saling menindih. Rapikan dengan
gunting sisa kain jahitan yang menggabung pola kerah atas dan pola kerah bawah,
beri coakan guntingan pada lokasi jahitan yang lengkung, lalu kerah tersebut dibalik.
Sekarang sudah jadi kerah kemeja pria yang rapih dan kuat, tinggal diseterika
lalu dipasang pada kerung lingkar leher yang ada di bagian badan.
Memasang kerah kemeja pria sama seperti langkah diatas memasang kerah kemeja
wanita

39
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9

Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12

40
Gambar 13 Gambar 14

41
BAB V
Membuat Rok

A. Sketsa Berbagai Macam Rok

42
B. Teknik Membuat Rok Dasar

Pola Dasar Rok

Pola Dasar Rok Depan

Skala 1:4

14

Keterangan Pola Depan

1. A – B : ¼ lingkar pinggang + 3 cm untuk coupnat + 1 cm


2. A – A1 : 2 cm
3. A1 – A2 : B – B1 = tinggi panggul
4. A2 – B1 : ¼ lingkar panggul + 1 cm
5. A1 – C : B – d = panjang rok
6. C – d : ¼ lingkar panggul + 1 cm + 3 cm
7. A1 – a : 1/10 lingkar pinggang+1 cm
8. a – b : 3 cm lebar coupnad
9. a – b dibagi 2, turun ke titik y: 11 cm

43
Pola Dasar Rok Belakang

15

Keterangan Pola Belakang

1. E – F : ¼ lingkar pinggang – 1 cm + 3 cm
2. E – E1 : 2 cm
3. E1 – E2 : F – G= tinggi panggul
4. E2 – G : ¼ lingkar panggul - 1cm
5. E1 – C : F – D = panjang rok
6. C – D : ¼ lingkar panggul - 1 cm + 3 cm
7. E1 – P : 1/10 lingkar pinggang
8. P – Y : 3 cm lebar coupnad
9. P – Y dibagi 2, turun ke titik K : 11 cm
10. E1 dan C : keluar 3 cm untuk tempat resleting

44
C. Teknik Membuat Rok ½ Lingkaran

45
46
D. Teknik Memasang Ban Pinggang
Ban pinggan atau disebut waistband merupakan salah satu komponen
pakaian yang terdapat pada rok maupun celana panjang. Fungsi utamanya ialah
untuk mengapit garis pinggang sehingga rok atau celana terkesan lebih rapih dan
nyaman ketika dikenakan. Mesikpun uumnya bang pinggang dibuat dari bahan kain
yang sama dengan bahan utama, namun beberapa wanita lebih suka
menambahkan aplikasi lain berupa pita atau kain yang berwarna kontra sebagai
pemanisnya.
1. Ukur lebar lingkar pinggang
2. Siapkan kain untuk ban pinggang dengan panjang lingkar ban pinggang +
10 cm dan lebar 12 cm
3. Garis sebesar 1 cm diatas dan bawah kain
4. Tentukan titik kupnat
5. Lebar lingkar rok-lingkar pinggang adalah panjang karet
6. Siapkan kain pengeras dan karetnya
7. Jahit terlebih dahulu kain untuk ban pinggang dengan rok sesuai raderan
titik tengah ketemu titik tengah dan kain bagus bertemu kain bagus

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

47
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9

Hasil

48
DAFTAR PUSTAKA

Lingga, Rosni dan Soekarno. 2014. Buku Penuntun Membuat Busana Sistem
Tailoring & Custom Made Tingkat Dasar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

W, Husna dan Amalia Iffat. 2016. Belajar Sendiri Menjahit Busana Untuk Pemula.
Yogyakarta : Trans Idea Publishing

Widyastuti, Endang dan Sudarsana Suwarsa. 2019. Memodifikasi Pola Untuk


Menghasilkan Model Dasar/ C.14FAS00.028.1. Semarang : Direktorat Jendral
Pembinaan Pelatihan dan Produktivtas

Pasuria, Debby. 2018. Buku Informasi Menjahit Dengan Mesin Memodifikasi Pola
Untuk Menghasilkan Model Dasar/ GAR.CM02.008.001. Jakarta : Direktorat Jendral
Pembinaan Pelatihan dan Produktivtas

Admin . 2020. “Macam Macam Saku Pada Busana”,


https://elmodista.com/2020/02/11/macam-macam-saku-pada-busana/, diakses pada
12 November 2021 pukul 19.07

Admin 2020. “Macam Macam Kain”, https://elmodista.com/2020/02/11/macam-


macam-kain/ , diakses pada 16 November 2021 pukul 19.01

Fanny .2019 . “Mempersiapkan Mesin Jahit Idustri”,


https://www.fesyendesign.com/mempersiapkan-mesin-jahit-industri/, diakses pada
19 November 2021 pukul 09.14

Diantian. 2015. “Sewing Tutorial Rok Setengah Lingkaran Memasang Resleting


Biasa” https://diantian.wordpress.com/2015/11/26/sewing-tutorial-rok-setengah-
lingkaran-memasang-resleting-biasa/ , diakses pada 20 November 2021 pukul 09.21

49

Anda mungkin juga menyukai