Asan Damanik
Penerbit
Universitas Sanata Dharma
i
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
EF EK IS O TOP KARBON
PADA S P EK TRUM INTERAKSI VIBRA SI-R OTA SI
MO LEK UL KARBONDIOKSIDA
Copyright © 2011
Diterbitkan oleh:
Penerbit Universitas Sanata Dharma
Jl. Affandi (Gejayan), Mrican
Tromol Pos 29 Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 513301, 515253;
Ext.1527/1513
Fax (0274) 562383 Penerbit USD
e-mail: publisher@usd.ac.id
Universitas Sanata Dharma berlambangkan daun teratai
Asan Damanik coklat bersudut lima dengan sebuah obor hitam yang
menyala merah, sebuah buku terbuka dengan tulisan ”Ad
Edit Bahasa: Maiorem Dei Gloriam” dan tulisan ”Universitas Sanata
y Vicka T.S.
Aluysia Dharma Yogyakarta” berwarna hitam di dalamnya.
Harris H. Setiajid Adapun artinya sebagai berikut.
ii
PENGANTAR
iii
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
iv
DAFTAR ISI
v
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
vi
DAFTAR TABEL
vii
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
x
Pendahuluan
Bab 1
PENDAHULUAN
1
Proton bermuatan positif dengan besar muatan sama dengan muatan elektron. Proton dilambangkan dengan
huruf p.
2
Neutron tidak bermuatan (netral) dilambangkan dengan huruf n.
1
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
3
Waktu paro (half life) adalah waktu yang diperlukan sebuah unsur radioaktif sehingga aktivitasnya tinggal
setengah dari aktivitas mula-mula.
2
Pendahuluan
12 13
Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa isotop karbon 6 C dan 6 C merupakan
isotop karbon yang stabil dengan kelimpahan di alam masing-masing
98,89 % dan 1,11 % berturut-turut. Isotop-isotop karbon yang lain
tidak stabil (radioaktif) dengan waktu paro tertentu sehingga
kelimpahannya di alam tidak dapat ditentukan secara pasti.
Sebagaimana kita ketahui dari Fisika Nuklir yang membahas
tentang radioaktivitas, unsur atau isotop yang stabil adalah unsur atau
isotop yang memiliki jumlah proton dan jumlah neutron yang sama atau
hampir sama. Isotop-isotop karbon tidak stabil itu akan menjadi isotop
stabil melalui dua cara yaitu melalui tangkapan elektron (electron
capture) untuk isotop karbon yang jumlah protonnya lebih besar dari
jumlah neutron atau melalui pancaran (emisi) elektron untuk isotop-
isotop karbon yang jumlah protonnya lebih lebih kecil dari jumlah
9 10
neutronnya. Dengan demikian, isotop-isotop karbon 6 C, 6 C , dan
11
C akan menjadi isotop-isotop boron (B) stabil melalui proses
6
9
6 C 0
1 e o 9
5 B
10
6 C 0
1 e o 10
5 B
11
6 C 0
1 e o 11
5 B
10 11
Isotop-isotop boron 5 B dan 5 C adalah isotop boron stabil,
9
sedangkan boron 5 B kemudian meluruh menjadi berelium ( 49 Be )
0
stabil dengan cara memancarkan elektron positif (positron, 1 e)
sebagai berikut:
9
5 B o 9
4Be 0
1 e
3
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
14 15
Pada isotop-isotop karbon 6 C dan 6 C terjadi emisi elektron
(peluruhan E ) sebagai berikut:
14
6 C o 14
N
7 0
1 e
15
6 C o 15
N
7 0
1 e
14 15
dengan 7 N dan 7 N adalah isotop-isotop nitrogen yang stabil.
14 12
Kandungan relatif isotop karbon 6 C terhadap isotop karbon 6 C di
alam hampir tetap, yaitu sekitar 10 12 dengan laju peluruhan kira-kira
15 peluruhan tiap menit untuk satu gram karbon dengan waktu paro
14
5.730 tahun (Krane, 1998). Walaupun isotop karbon 6 C bersifat
12
radioaktif, kandungan relatifnya terhadap isotop karbon 6 C di alam
14
tidak berubah karena terjadi pembentukan 6 C akibat radiasi sinar
kosmis dan dari reaksi nuklir buatan manusia seperti peledakan bom
nuklir. Jadi, isotop-isotop karbon yang dapat mempengaruhi sifat-sifat
kimia dan fisika suatu bahan atau molekul dalam jangka waktu yang
relatif lama yang melibatkan atom karbon hanyalah isotop-isotop
12 13
karbon 6 C, 6 C , dan 146 C. Pengaruh isotop terhadap sifat-sifat kimia
dan fisika suatu bahan atau molekul disebut efek isotop.
Efek isotop merupakan bahan kajian (penelitian) yang sangat
menarik baik penelitian teoretis maupun eksperimen karena dapat
memberikan sejumlah informasi yang berguna untuk mengadakan
4
Pendahuluan
5
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
6
Pendahuluan
dengan mi adalah massa atom ke-i, dan ri adalah jarak normal atom
yang ke-i terhadap sumbu rotasi molekul. Jadi, nilai momen inersia
7
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
O C O
dengan r0 bernilai 1,4 1,5 u 10 13 cm, dan A adalah massa atom. Jadi
pengaruh jari-jari isotop terhadap hasil perhitungan akhir momen
inersia molekul sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya akan dilakukan
perhitungan secara teoretis terhadap bilangan gelombang frekuensi
8
Pendahuluan
9
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
10
Bab 2
SIMETRI, GRUP TITIK, DAN SPESIES
ARAS VIBRASI MOLEKUL
11
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
C2
B B
12
Simetri, Grup Titik, dan Spesies Aras Vibrasi Molekul
C2
V
B B
A A
i
B B
13
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
V
B C
A A
S2 i
C B
14
Simetri, Grup Titik, dan Spesies Aras Vibrasi Molekul
Vh
Cf
O C O
C2
15
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
16
Simetri, Grup Titik, dan Spesies Aras Vibrasi Molekul
U
lz mK l
sumbu simetri
U
Komponen proyeksi momentum sudut l terhadap sumbu simetri
biasanya dilambangkan dengan ml yang memiliki nilai
ml l , l 1, / , l. (2.1)
Karena medan antar inti atom dalam molekul pada dasarnya adalah
medan listrik maka tenaga tidak berubah walaupun nilai ml berubah
menjadi - ml . Jika medan listrik sangat kuat maka terjadi pemisahan
tenaga antar keadaan ml . Nilai mutlak ml biasanya dilambangkan
dengan / sehingga
/ ml 0, 1, 2, / , l (2.2)
17
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
/ v 2 , v 2 2, v 2 4, / , 1 atau 0 (2.3)
Dengan v2 adalah bilangan kuantum vibrasi ragam Q 2 . Dengan
demikian, untuk aras vibrasi tereksitasi pertama ragam Q 2 dengan v2 =
1 termasuk ke dalam spesies 3.
Pada ragam vibrasi Q 2 , jika nilai bilangan kuantum vibrasi v2 =
1 maka nilai yang mungkin untuk adalah / = 0 atau 2. Jika nilai / = 0,
misalnya pada aras vibrasi (0 2o 0) maka spesies molekul masuk ke
dalam kelompok spesies 6. Jika dihubungkan dengan sifat simetri
fungsi gelombang molekul dan aturan seleksi transisi vibrasi-rotasi
dengan aras-aras rotasi molekul linear dapat bernilai positif (+) atau
negatif (-) bergantung pada tanda fungsi eigen \ t total sebagai berikut:
\t \ e\ v\ r (2.4)
Yang dapat berubah atau tetap pada operasi pembalikan (inversi),
dengan \ e adalah fungsi eigen elektronik, \ v adalah fungsi eigen
vibrasi, dan \ r adalah fungsi eigen rotasi. Berdasarkan sifat fungsi
eigen total, paritas fungsi gelombang, dan nilai mutlak ml (yang sering
dilambangkan dengan /) mengakibatkan ragam vibrasi Q 1 memiliki
spesies 6 g , ragam vibrasi Q 2 masuk ke dalam kelompok spesies 3 u ,
18
Bab 3
STRUKTUR DAN SPEKTRUM
MOLEKUL KARBONDIOKSIDA
19
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
Molekul karbondioksida (CO2) tersusun atas tiga buah atom, yaitu dua
buah atom oksigen (O) dan satu buah atom karbon (C). Struktur
molekul karbondioksida adalah linear dengan jarak antar atom pada
kesetimbangan sejauh 1,1615 u 10 8 cm (Herzberg, 1949). Secara
skematis struktur molekul karbondioksida telah diperlihatkan pada
Gambar 1.1.
Gerak vibrasi suatu molekul poliatomik digambarkan oleh
frekuensi fundamentalnya yang sesuai dengan jenis (tipe) vibrasi.
Setiap atom dalam molekul memiliki tiga derajat kebebasan (dalam
ruang tiga dimensi) sehingga kalau ada sejumlah N atom pembentuk
sebuah molekul, akan ada sebanyak 3N derajat kebebasan. Dari
sejumlah 3N derajat kebebasan tersebut, tiga buah derajat kebebasan
merupakan gerak rotasi melalui pusat massa molekul yang tidak
berkaitan dengan gerak vibrasi molekul. Jadi, secara umum untuk
20
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
1 2 3
¦
Q1 g
Q 2a
u
Q 2b
¦
Q3 u
21
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
22
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
x2 s3
y2 s2 a (3.1)
z2 s2 b
mC
x3 s1 s3
2mO
mC
y3 s2 a
2mO
mC
z3 s2 b
2mO
Dengan mO adalah massa isotop oksigen, mC adalah massa isotop
karbon, s1 adalah pergeseran atom oksigen paling kanan pada ragam
vibrasi dengan bilangan gelombang frekuensi fundamental Q 1 ,
sedangkan s 2 a , s 2b , dan s 3 adalah pergeseran atom karbon pada
ragam vibrasi dengan bilangan gelombang frekuensi fundamental pada
masing-masing Q 2 a , Q 2 b , dan Q 3 .
Tenaga potensial (V) dan tenaga kinetik (T) molekul dapat
dinayatakan sebagai berikut:
V 1
2 c 2
11 1 >
s c22 s22a s22b c33 s32 @ (3.2)
T 1
2
d 2
11 1s d 22 >s 2
2a s 22b @ d s2
33 3 (3.3)
Dengan cii dan d ii adalah konstanta, dan notasi s menyatakan turunan
s terhadap waktu (t). Jika persamaan (3.2) dan (3.3) dituliskan sebagai
Vij Oi Tij 0
Dengan Oi adalah nilai eigen, dan i, j 1, 2, 3 maka akan diperoleh
tiga buah persamaan:
23
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
c11 d11O1 0
c22 d 22 O2 0 (3.4)
c33 d 33O3 0
Dengan Oi 4S 2Q i2 c 2 . Mengingat tenaga kinetik (T) molekul dalam
koordinat kartesian dinyatakan sebagai
T 1
2 ¦ m >x
i
i
2
i y i2 z i2 @ (3.5)
d11 2mO
mC2 (3.6)
d 22 d 33 mC
2mO
Jika tenaga potensial dinyatakan sebagai fungsi Q1 dan Q2
yang menyatakan perubahan jarak antara dua atom dalam molekul, dan
sudut deviasi dari bentuk linear (garis lurus) di bidang XY dan YZ
dinyatakan dengan M a dan M b yang sering disebut sebagai koordinat
valensi maka:
Q1 x2 x1
Q2 x3 x 2 ,
y1 y 3 2 y 2
Ma (3.7)
r
z1 z3 2 z 2
Mb
r
Dengan r adalah jarak kesetimbangan antara atom O dan C. Jika
persamaan (3.1) dimasukkan ke dalam persamaan (3.7) maka diperoleh
24
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
Q1 s1 1 P s3
Q2 s1 1 P s3
Ma
2
1 P s2 a (3.8)
r
Mb
2
1 P s2b
r
Dengan P mC 2mO . Jadi tenaga potensial molekul dapat dituliskan
dalam bentuk Q1 , Q2 , M a , dan M b sebagai berikut:
V 1
2
a
11 Q12 2a12 Q1Q2 a 22 Q22 a33M a2 a 44M b2 . (3.9)
Karena tenaga potensial invarian pada operasi pencerminan terhadap
pusat simetri (seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa molekul
karbondioksida memiliki pusat simetri) dan terhadap rotasi sudut 90o
melalui sumbu tersebut maka implikasi sifat invariant tersebut
mengharuskan
a11 a 22
(3.10)
a33 a 44
Jika persamaan (3.8) dimasukkan ke dalam persamaan (3.9)
kemudian hasilnya dibandingkan terhadap persamaan (3.2) maka
diperoleh
c11 2a11 a12
41 P
2
c22 a 33 (3.11)
r2
21 P a11 a12
2
c33
Dari persamaan (3.4), (3.6), dan (3.11) diperoleh frekuensi vibrasi
normal (frekuensi fundamental) untuk molekul karbondioksida
sebanyak empat buah, yaitu frekuensi regangan setangkup dengan
ragam vibrasi Q 1 , frekuensi regangan lengkung setangkup yang
25
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
26
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
(3.14)
27,994 u 10 40
cm -1
IB
Dengan h adalah tetapan Planck, c adalah kecepatan cahaya dalam
vakum, dan I B adalah momen inersia molekul, sedangkan D adalah
tetapan distorsi sentrifugal, dan J adalah bilangan kuantum rotasi. Nilai
tetapan D untuk molekul setangkup linear diberikan oleh (Sindhu,
1985):
4B 3
D
Q i2
27
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
28
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
29
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
'Q 4 B J 32 . (3.18)
Dari persamaan (3.18) dapat ditentukan tetapan rotasi B jika pergeseran
gelombang 'Q dan bilangan kuantum rotasi J diketahui. Pergeseran
bilangan gelombang tersebut dikenal sebagai pergeseran Raman
(Raman shift). Berdasarkan uraian tersebut, spektrum rotasi Raman
dapat digunakan untuk menentukan tetapan rotasi B suatu molekul.
Nilai tetapan rotasi (B) untuk molekul karbondioksida
berdasarkan hasil analisis spektrum rotasi Raman telah dilaporkan oleh
Houston dan Lewis (Herzberg, 1949), yaitu sebesar B 0,3937 cm-1.
Nilai tetapan rotasi untuk molekul karbondioksida tersebut tanpa
menyebutkan perincian isotop karbon dan isotop oksigen yang ada
dalam molekul karbondioksida. Menurut Sindhu (1985) nilai tetapan
rotasi B dari hasil analisis spektrum rotasi Raman molekul 12CO2
memberikan nilai sebesar B 0,3925 cm-1.
Dari hasil nilai tetapan rotasi B yang diperoleh oleh Herzberg
(1949) dan Sindhu (1985) dapat dihitung momen inersia (I) molekul
dan jarak antar atom dalam molekul karbondioksida seperti disajikan
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Nilai Tetapan Rotasi, Momen Inersia, dan Jarak Antar
Atom dalam Molekul &2 2
30
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
V
Deq 1 e
D ( req r ) 2
G v1 , v 2 ,/ ¦ v v
i i d i 2 ¦ vi xi v i 12
i i
31
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
32
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
D1 0,00056 cm -1
D2 0,00062 cm -1
(3.23)
D3 0,0029 cm -1
Beq 0,3906 cm -1
Dan nilai momen inersi molekul CO2 untuk nilai Beq dan B( 0 ) yang
bersesuaian sebesar
I eq 71,69 u 10 40 g cm 2 , (3.24a)
33
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
R( J ) Q ( J 1) Q ( J )
Q 0 B1 J 1J 2 B0 J J 1 (3.26)
Q 0 2 B1 3B1 B0 J B1 B0 J 2
Dengan J 0, 1, 2,/ disebut sebagai cabang R. Untuk nilai
'J 1 , transisi tenaga terjadi dari aras J+1 ke aras J sehingga tenaga
transisi interaksi vibrasi-rotasi pada transisi ini diberikan oleh
P( J ) Q ( J 1) Q ( J )
Q 0 B1 J 1J B0 J J 1 (3.27)
Q 0 B1 B0 J B1 B0 J 2
Dengan J 0, 1, 2,/ disebut sebagai cabang P. Jika nilai tetapan
rotasi B0 sama dengan nilai tetapan rotasi B1 , misalnya dinotasikan
dengan B maka untuk cabang R tenaga transisi interaksi vibrasi-rotasi
menjadi
34
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
R( J ) Q 0 2 B( J 1) J 0, 1, 2, / (3.28)
Dan untuk cabang P diberikan oleh
P( J ) Q 0 2 BJ J 0, 1, 2, / (3.29)
Transisi pertama cabang R terjadi dari aras J 0 untuk
keadaan vibrasi dasar (v = 0) ke aras J J 1 pada keadaan vibrasi
yang lebih tinggi (v = 1). Sedangkan untuk cabang P tidak mungkin
terjadi transisi dari J J 1 , tetapi transisi dari J 1 pada
0 ke J
aras vibrasi yang lebih rendah (v = 0) ke J 0 dengan aras vibrasi
yang lebih tinggi (v = 1). Dari persamaan (3.28) dan (3.29) terlihat
bahwa tidak ada transisi yang bersesuaian dengan Q 0 seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Tenaga J v
4
2 1
1
0
2 0
1
0
J J–1 J J+1
J 4 3 2 1 0 1 2 3
Cabang P Q0 Cabang R Q
35
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
2 1
1
0
2 0
1
0
J J– 1 J J+ 1
J 4 3 2 1 0 1 23
C aba ng P Q0 C aba ng R Q
36
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
Jika suatu molekul adalah anggota dari grup titik Dfh maka fungsi
gelombang rotasi dapat setangkup atau tidak setangkup terhadap
pertukaran inti identik yang ada pada molekul. Jadi karakter aras-aras
rotasi dapat setangkup atau tidak setangkup dan bobot statistik yang
berbeda sesuai dengan pasangan inti identik yang ada. Inti atom yang
mempunyai spin mempengaruhi bobot statistik dan populasi atom pada
suatu aras setangkup dan tidak setangkup. Jika semua inti atom, kecuali
inti atom pada pusat simetri, mempunyai spin inti nol maka aras-aras
tidak setangkup tidak ada (Davies, 1963). Dengan demikian pada
keadaan dasar elektronik, molekul dengan aras-aras vibrasi setangkup
hanya mempunyai bilangan kuantum rotasional J genap (fungsi
gelombang setangkup) pada spektrum rotasi, sedangkan aras-aras
vibrasi tidak setangkup hanya memiliki bilangan kuantum rotasi J
ganjil (fungsi gelombang tidak setangkup).
Untuk molekul linear karbondioksida, sifat setangkup dan tidak
setangkup bergantung pada isotop inti atom oksigen yang terikat pada
isotop karbon dan ragam vibrasi molekul. Karena molekul
karbondioksida mempunyai pusat simetri (setangkup) dan spin oksigen
16
8 O adalah nol, maka aras-aras rotasi tidak setangkup untuk ragam
vibrasi Q 1 dan Q 2 tidak ada, sedangkan pada ragam vibrasi Q 3 yang
tidak setangkup hanya ada aras-aras rotasi J ganjil. Ragam vibrasi
molekul karbondioksida sering juga dilambangkan dengan v1 , v l2 , v 3
sedangkan v1, v2, dan v3 adalah bilangan kuantum vibrasi, dan l adalah
bilangan kuantum sudut.
Transisi antararas vibrasi (0 0o 1) yang mempunyai ragam
vibrasi Q 3 dengan aras vibrasi (1 0o 0) dengan ragam vibrasi Q 1
memiliki ujung pita pada 10,4 Pm yang disebut sebagai Pita I.
Sedangkan transisi antararas vibrasi (0 0o 1) yang memiliki ragam
37
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
17
15
13
11
1 (0 0o 1)
Pita I
10,4 Pm
Pita II
R(12) P(12) 9,4 Pm
J
16 P(12) R(12)
14
J
12 16
10 14
12
10
0
(1 0o 0)
Resonansi Fermi 0
(0 2o 0)
38
Struktur dan Spektrum Molekul Karbondioksida
39
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
v1 v l2 v3 Bv (cm -1 )
0 0o 0 0,38950
1
0 1 (PR) 0 0,38995
0 2o 0 0,38996
1 0o 0 0,38971
0 0o 1 0,38660
40
Bab 4
EFEK ISOTOP KARBON
PADA SPEKTRUM MOLEKUL
KARBONDIOKSIDA
41
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
42
Efek Isotop Karbon pada Spektrum Molekul Karbondioksida
43
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
Pada ragam vibrasi Q 2 dan Q 3 seperti terlihat pada Gambar 4.2, massa
isotop karbon terlibat dalam gerak vibrasi sehingga mempengaruhi nilai
bilangan frekuensi fundamental.
44
Efek Isotop Karbon pada Spektrum Molekul Karbondioksida
Q2
Q3
45
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
cm-1
&DEDQJ5GHQJDQ&
&DEDQJ5GHQJDQ&
Bilngan gelombang dalam
&DEDQJ5GHQJDQ&
&DEDQJ3GHQJDQ&
N
&DEDQJ3GHQJDQ&
&DEDQJ3GHQJDQ&
-
46
Efek Isotop Karbon pada Spektrum Molekul Karbondioksida
R( J ) : J o J 1 P( J ) : J o J 1
-
12
CO2 13
CO2 14
CO2 12
CO2 13
CO2 CO2
14
Bilngan gelombangN dalam cm-1
&DEDQJ5GHQJDQ&
&DEDQJ5GHQJDQ&
&DEDQJ5GHQJDQ&
&DEDQJ3GHQJDQ&
&DEDQJ3GHQJDQ&
&DEDQJ3GHQJDQ&
-
47
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
48
Efek Isotop Karbon pada Spektrum Molekul Karbondioksida
&
B(cm-1)
&
&
-
49
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
Pada Pita II, efek isotop karbon berupa kenaikan nilai tetapan
rotasi B jika massa isotop karbon yang terikat dalam molekul
karbondioksida semakin besar. Jika data dari Tabel 4.6 digambarkan
dengan B sebagai fungsi bilangan kuantum J maka terlihat dengan jelas
efek isotop karbon pada spektrum transisi vibrasi-rotasi molekul CO2
(Gambar 4.6).
&
B(cm-1)
&
&
-
pada aras terendah yaitu pada ragam vibrasi Q 1 , dan B1 tetapan rotasi
pada aras vibrasi yang lebih tinggi yaitu Q 3 . Sementara itu, Pita II
50
Efek Isotop Karbon pada Spektrum Molekul Karbondioksida
51
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
14
CO2. Dengan demikian, selisih bilangan gelombang transisi antara
R(J) dan P(J+2) pada persamaan (3.32) untuk molekul 13CO2 lebih
kecil dibandingkan terhadap molekul 14CO2. Sebagai akibatnya, tetapan
rotasi rata-rata yang dihitung dengan menggunakan persamaan (4.3)
memberikan hasil nilai tetapan rotasi untuk molekul 12CO2 lebih besar
dibandingkan terhadap tetapan rotasi rata-rata molekul 13CO2, dan
tetapan rotasi rata-rata molekul 13CO2 lebih besar dibandingkan
terhadap tetapan rotasi rata-rata molekul 14CO2. Secara matematis,
tetapan rotasi rata-rata tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
B(12) ! B(13) ! B(14) (4.4)
Pada Pita II, akibat adanya resonansi Fermi menyebabkan
terjadinya penurunan tenaga aras vibrasi 2Q 2 dengan penurunan tenaga
molekul 13CO2 lebih kecil dari penurunan tenaga molekul 12CO2, dan
lebih besar dari penurunan tenaga molekul 14CO2. Dengan demikian,
selisih bilangan gelombang transisi antara R(J) dan P(J+2) pada
persamaan (3.32) untuk molekul 13CO2 lebih besar dibandingkan
molekul 12CO2, dan lebih kecil jika dibandingkan terhadap molekul
14
CO2. Sebagai akibatnya, tetapan rotasi rata-rata molekul 12CO2 lebih
kecil dari tetapan rotasi rata-rata molekul 13CO2 dan tetapan rotasi rata-
rata molekul 13CO2 lebih kecil dari tetapan rotasi rata-rata molekul
14
CO2. Secara matematis keadaan atau perilaku tetapan rotasi pada Pita
II ini dapat dituliskan sebagai berikut:
B (12) B(13) B(14) (4.5)
Pada Pita I dan Pita II sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
4.5 dan 4.6 terlihat bahwa nilai tetapan rotasi B berkurang kalau
bilangan kuantum rotasi J bertambah besar. Nilai B semakin kecil jika
nilai J semakin besar tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan
persamaan (1.2) dan (1.3) karena dari kedua persamaan tersebut tidak
terlihat secara eksplisit kaitan antara nilai B dan nilai J. Namun
52
Efek Isotop Karbon pada Spektrum Molekul Karbondioksida
demikian, jika dikaji lebih lanjut persamaan (1.2) dan (1.3) memiliki
kaitan dengan momen inersia I, yaitu:
1
Bv (4.6)
I
Atau
1
Bv (4.7)
r2
Sehingga nilai B semakin kecil jika nilai J semakin besar dapat
dijelaskan secara kualitatif dengan melihat kaitan antara B dan r yang
dihubungkan dengan nilai J. Menurut Banwell (1983), penurunan nilai
B jika nilai J bertambah besar adalah akibat jarak kesetimbangan r
antarinti atom dalam molekul yang bertambah besar jika J bertambah
besar. Hal ini terjadi akibat ikatan atom dalam molekul elastis terhadap
regangan sehingga jika molekul berotasi lebih cepat (nilai J semakin
besar) gaya sentrifugal menjadi lebih besar sehingga jarak antarinti
atom dalam molekul bertambah besar pula. Dengan pertambahan jarak
kesetimbangan atom dalam molekul mengakibatkan nilai I semakin
besar. Jika nilai I semakin besar, maka nilai B semakin kecil, tetapi
rumus kaitannya belum dapat ditemukan dalam penelitian ini maupun
dalam pustaka yang ada.
53
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
54
Bab 5
PENUTUP
55
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
58
LAMPIRAN A
FAKTOR KONVERSI SATUAN TENAGA
5.03378 u 10 22 cm -1
Dari relasi di atas dapat diperoleh kaitan berikut:
1 cm -1 2.99792 u 1010 Hz
1.23992 u 10-4 eV
1 Hz 4.13567 u 10 15 eV
59
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
60
LAMPIRAN B
RESONANSI FERMI ARAS VIBRASI
MOLEKUL KARBONDIOKSIDA
³\ H v\ v ' dW
*
H vv ' v (B.1)
61
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
E E vv ' r 1
2 >4 H vv '
2
G2 @
1/ 2
(B.3)
Dengan E vv ' 1
2
E 0
v
E v0' dan G E v0 E v0'
Menurut Herzberg (1949), nilai H vv ' untuk resonansi aras
vibrasi (1 0o 0) dengan (0 2o 0) adalah sebesar 50.4 cm-1. Dengan
menggunakan nilai tersebut dan dari persamaan (B.3) dapat dihitung
pergeseran tenaga aras vibrasi dari nilai E v0 dan E v0' . Hasil
perhitungan terhadap besarnya pergeseran tenaga aras vibrasi tersebut
disajikan pada Tabel B.1.
62
LAMPIRAN C
BILANGAN GELOMBANG TRANSISI
INTERAKSI VIBRASI-ROTASI MOLEKUL
KARBONDIOKSIDA
R( J ) : J o J 1 P( J ) : J o J 1
J 12 13 14 12 13 14
CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 CO2
0 961,73 914,20 866,90
2 963,26 915,73 868,44 959,39 911,86 864,57
4 964,77 917,24 869,96 957,80 910,28 862,99
6 966,25 918,74 871,48 956,14 908,68 861,40
8 967,71 920,22 872,96 954,55 907,05 859,79
10 969,14 921,68 874,43 952,88 905,41 858,16
12 970,54 923,11 875,88 951,19 903,75 856,52
14 971,93 924,53 877,32 949,48 902,07 854,86
16 973,29 925,92 878,74 947,74 900,37 853,18
18 974,62 927,30 880,15 945,98 898,65 851,49
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
R( J ) : J o J 1 P( J ) : J o J 1
J 12 13 14 12 13 14
CO2 CO2 CO2 CO2 CO2 CO2
0 1064,51 1018,43 983,45
2 1066,04 1019,96 984,98 1062,16 1016,09 981,11
64
Lampiran C: Bilangan Gelombang Transisi Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
65
INDEKS
K
A karbondioksida, 5, 6, 8, 9, 10, 14, 15, 20, 22, 25, 26,
aturan seleksi, 17, 28, 33 28, 30, 33, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 48,
49, 50, 51, 54, 55, 61, 63
kecepatan cahaya, 7, 27
B kelimpahan, 1, 3, 9
besaran-besaran fisis, 5, 10 konfigurasi molekul, 11, 12, 13, 14
bidang molekul, 11, 13 koordinat valensi, 24
bidang simetri, 10, 11, 14, 22
bilangan gelombang, 5, 6, 8, 9, 21, 22, 23, 26, 28, 29, L
30, 33, 34, 41, 42, 43, 44, 46, 48, 52, 54, 61, 63
Bilangan Gelombang, 20, 41 lengkung setangkup, 21, 25
bilangan kuantum rotasi, 7, 27, 28, 30, 31, 36, 37, 39,
46, 49, 51, 52 M
bom nuklir, 4
medan listrik, 16, 20
mekanika kuantum, 7
C molekul poliatomik, 20, 27, 28
cabang, 28, 34, 35, 36, 39, 40, 46, 63 momen dipol, 20, 28, 44
cahaya tampak, 19, 20 momen inersia, 7, 8, 26, 27, 28, 30, 33, 53, 55
momentum sudut, 15, 16, 27, 36
Momentum sudut, 15
D momentum sudut orbital, 15
derajat kebebasan., 20
N
E Neutron, 1
efek isotop, 4, 5, 6, 8, 9, 41, 48, 49, 50, 51, 55 nomor atom, 1
Efek isotop, 4, 6, 41, 44, 54 nomor massa, 1
Efek Isotop, 41
elektron positif, 3 O
elektron volt, 19
elemen simetri, 9, 11, 14 objek geometri, 10
operasi simetri, 11
orbital elektronik, 15
F
frekuensi fundamental, 5, 6, 9, 21, 22, 23, 25, 26, 28, P
33, 34, 41, 42, 43, 44, 54, 61
fungsi gelombang, 15, 17, 37, 62 pancaran (emisi) elektron, 3
paritas, 15, 17
paritas gasal, 15
G paritas genap, 15
garis anti-Stokes, 28, 29 pencerminan, 10, 11, 13, 25
garis-garis Stokes, 5 pergeseran Raman, 30
gaya sentrifugal, 32, 53 pita I, 9, 37, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 63, 64
gelombang mikro, 19, 20 Pita I, 39, 41, 50
geometri molekul, 10 pita II, 9, 38, 46, 47, 49, 50, 51, 52, 54
grup titik, 9, 14, 15, 22, 27, 37 polarisabilitas, 26, 28
positron, 3
Proton, 1
I pusat simetri, 10, 11, 15, 25
infremerah, 19
interaksi vibrasi-rotasi, 9, 34, 45, 46, 51, 54, 55, 63 R
intermolekular, 19
inti atom, 1, 5, 11, 16, 19, 22, 26, 31, 32, 37, 53 radiasi foton, 29
intramolekular, 19 radiasi sinar kosmis, 4
invarian, 10 radioaktivitas, 3
invers, 10 ragam vibrasi, 16, 17, 21, 22, 23, 25, 28, 37, 44, 50,
isotop stabil, 1, 3 51, 54, 55
isotop-sotop, 1 Ragam vibrasi, 16, 37
reaksi nuklir, 4
66
Indeks
67
RIWAYAT HIDUP SINGKAT
PENULIS
69
Efek Isotop Karbon
Pada Spektrum Interaksi Vibrasi-Rotasi Molekul Karbondioksida
70