Anda di halaman 1dari 5

BAB 7

Hukum Newton (Gravitasi)

I. Perumusan Hukum Gravitasi Newton

Sebelum tahun 1686, sudah banyak data terkumpul tentang gerakan Bulan dan planet-planet
pada orbitnya yang mendekati bentuk lingkaran, tetapi belum ada suatu penjelasan pada saat itu
yang mampu menjelaskan mengapa benda-benda angkasa itu bergerak seperti itu. Pada tahun 1686
inilah Sir Isaac Newton memberikan kunci untuk menguak rahasia itu, yaitu dengan menyatakan
hukum tentang gravitasi.

Dia mengamati bahwa suatu benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu di atas
permukaan bumi selalu akan jatuh bebas ke permukaan Bumi (tanah). Hal ini tentu saja disebabkan
pada benda itu bekerja sebuah gaya tarik, yang disebutnya gaya gravitasi. Jika pada suatu benda
bekerja suatu gaya, maka gaya itu pasti disebabkan oleh benda lainnya (Hukum III Newton). Oleh
karena itu setiap benda yang dilepas selalu jatuh bebas ke permukaan Bumi, maka Newton
menyimpulkan bahwa pusat Bumilah yang mengerjakan gaya pada benda itu, yang arahnya selalu
menuju ke pusat Bumi.

Hukum Gravitasi Newton berbunyi sebagai berikut:

Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding
lurus dengan masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
keduanya.

Besar gaya gravitasi dapat ditulis secara matematis :

m1 m2
F=G
r2
Dengan:

F : Gaya gravitasi newton (N)


G : Konstanta gravitasi umum (6,67 x 10-11 N.m2/kg2)
m1, m2 : massa benda 1 dan 2 (kg)

r : jarak antara kedua benda (N)


Contoh soal!

Berapa besar gaya gravitasi antara bumi dan bulan jika diketahui massa nya masing-masing secara
berturut-turut 5,97 x 1024 kg dan 7,35 x 1022 kg dengan jarak antar keduanya 3,84 x 10 8 m?

Solusi:

Diketahui:

m1 (Massa bumi) = 5,97 x 1024 kg

m2 (Massa bulan) = 7,35 x 1022 kg

r = 3,84 x 108 m

G = 6,67 x 10-11 N.m2/kg2

Jawab:

m1 m2
F=G
r2
24 22
5,97 ×10 . 7,35 ×10
¿ 6,67 ×10−11 . 2
( 3,84 ×10 8)
43,8795× 1046
¿ 6,67 ×10−11 .
14,7456× 1016
35
292,676265× 10 19
¿ 16
=19,85 ×10 N
14,7456 × 10

II. Medan Gravitasi

Gaya gravitasi pada suatu benda di sebuah titik dalam ruang dapat dijelaskan dengan sifat
ruang itu sendiri. Misalkan kita taruh benda bermassa M dalam suatu ruang, maka benda itu akan
menghasilkan medan yang menyebar di sekitar benda itu dalam ruang (Perhatikan gambar berikut!).

Medan itu hadir walaupun tidak ada benda lain di dalam ruang. Medan yang menyebar
dari benda bermassa dan memenuhi ruang inilah yang disebut sebagai medan gravitasi. Jika anda
tempatkan benda bermassa m dalam ruang tersebut maka benda m akan ditarik menuju benda M.
Dengan demikian, medan gravitasi dapat didefinisikan sebagai ruang di sekitar suatu benda
bermassa dimana benda bermassa lainnya dalam ruang itu akan mengalami gaya gravitasi.

Besaran yang mewakili medan gravitasi disebut kuat medan gravitasi. Kuat medan gravitasi pada
titik apa saja dalam ruang didefinisikan sebagai gaya gravitasi per satuan massa pada suatu massa
uji m. Dengan demikian, pada suatu titik dalam ruang dimana suatu massa uji m mengalami gaya
gravitasi F, kuat medan gravitasi g adalah:

F GM
g= g=
m r2

Dengan :

g = percepatan gravitasi (m/s2)


F = gaya gravitasi newton (N)
m = massa benda (Kg)
G = Tetapan gravitasi (6,67 x 10-11) N.m2/kg2

r = jarak benda (m)

Contoh soal:

Sebuah planet bermassa 6 ×10 24 kg, dan berjari-jari 4.000 km. Tentukan percepatan gravitasi di
permukaan planet tersebut.

SOLUSI:

Diketahui:
24
m=6 × 10 kg
r =4.000km
−11
G=6,67× 10 N.m2 / kg2

Jawab :
−11 24 13
G . m 6,67 ×10 . 6 ×10 40,02 ×10 10 2
g= 2
= 3
= 3
=10,005 ×10 m/s .
r 4 × 10 4 × 10

III. Potensial Gravitasi dan Energi Potensial Gravitasi

Potensial gravitasi erat kaitannya dengan energi potensial gravitasi yaitu energi yang
berkaitan dengan posisi benda. Pada permukaan bumi, energi potensial gravitasi adalah negative
sehingga roket perlu melakukan usaha untuk memanjat medan gravitasi menuju ke energi potensial
gravitasi nol. Potensial gravitasi (lambang V) suatu medan gravitasi didefinisikan sebagai energi
potensial gravitasi per satuan massa dari sebuah massa uji kecil yang ditempatkan pada titik itu.

Potensial Gravitasi dirumuskan sebagai berikut.

M
V =−G 2
r

Dengan:

V =¿Potensial gravitasi (J/kg)


G=¿ tetapan gravitasi (6,67 ×10−11 N.m2 / kg2)
m=¿ massa (kg)
r =¿ jarak benda (m)

Energi Potensial Gravitasi dirumuskan sebagai berikut.

Mm
Ep=−G
r2

Dengan :

Ep=¿ Energi potensial gravitasi (J)


G=¿ tetapan gravitasi (6,67 ×10−11 N.m2 / kg2)
M , m=¿ massa (kg)
r =¿ jarak benda (m)

Catatan:

 Untuk F dan G adalah besaran vektor penjumlahan/ resultan F atau g menggunakan


aturan penjumlahan vektor.
 Energi potensial antara dua benda merupakan besaran scalar.
 Pada medan gravitasi berlaku hukum kekekalan energi:

Em=¿tetap
Ep 1+ Ek 1=Ep 2+ Ek 2

IV. Hukum Kepler


Hukum Kepler ada 3 yaitu:

1. Pertama menjelaskan bentuk orbit planet mengitari matahari yaitu ellips, dimana matahari
berada di salah satu pusat elips.
2. Kedua tentang kecepatan orbit, bahwa pada waktu yang sama suatu planet menyapu luas
juring yang sama.
3. Ketiga tentang hubungan jari-jari dan periode revolusi orbit planet terhadap matahari.

2 3
T1 R1
2
= 3
T2 R2
V. Gerak Satelit

1. Kecepatan Orbit Satelit


Gerak satelit pada ketinggian h agar bisa tetap mengorbit planet harus memiliki kecepatan
orbit sebesar:

v=R
√ g0
R+h

Dengan:
v=¿ laju satelit (m/s)
R=¿ jari-jari bumi (m)
g0 =¿ percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h=¿ ketinggian satelit (m)

2. Kecepatan Landas Roket /Satelit


Kecepatan landas roket (satelit) dirumuskan sebagai berikut:

v=√ 2 gr

Dengan:
v=¿ kecepatan landas roket (m/s)
g=¿ gaya gravitasi (m/s2)
r =¿ jarak roket/satelit (m)

Anda mungkin juga menyukai