DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB 1 PERATURAN UMUM.........................................................................................................
1.1. Keterangan Umum..........................................................................................................................
1.9. Perlindungan..................................................................................................................................
1.11. Dokumentasi..................................................................................................................................
3.3 Pemasangan..................................................................................................................................
4.3 Pelaksanaan...................................................................................................................................
5.4 Pelaksanaan...................................................................................................................................
7.3 Pelaksanaan...................................................................................................................................
8.3 Pelaksanaan...................................................................................................................................
9.3 Pelaksanaan......................................................................................................................................
10.3 Pelaksanaan...................................................................................................................................
10.4 Garansi............................................................................................................................................
11.3 Pelaksanaan...................................................................................................................................
12.2 Ketentuan........................................................................................................................................
12.3 Material............................................................................................................................................
12.4 Pelaksanaan...................................................................................................................................
14.1 U m u m...........................................................................................................................................
18.3 Pelaksanaan......................................................................................................................................
1.4.8. Untuk bahan-bahan yang tidak atau belum ada peraturan - peraturannya
di Indonesia, maka dipakai syarat - syarat yang ditentukan oleh pabrik
bahan tersebut. Sebelum dirakit sendiri dengan bahan lain oleh
Kontraktor, dalam kasus ini maka syarat-syarat dari pabrik harus diajukan
kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan pemeriksaan dan persetujuannya.
1.4.9. Untuk bahan atau material yang tidak dirakit di Indonesia pihak fabrikator
harus memberikan rekomendasi tertulis kepada Kontraktor pekerjaan
tentang hubungan kerja di antara keduanya. Rekomendasi tersebut wajib
ditunjukkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan Konsultan
Pengawas.
1.4.10. Untuk mengatasi resiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada
pihak lain, Kontraktor memiliki pertangung jawaban dengan mitra usaha
lain dalam bentuk Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan
Uang Muka, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, ataupun mengacu kepada
ketentuan lainnya yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
1.4.11. Kontraktor harus menyediakan bagian-bagian yang relevan dari dokumen-
dokumen tersebut untuk keperluan penggunaan di lapangan dan
mempermudah penyelesaian bila hal tersebut diminta oleh Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.
jawab atas segala klaim yang diajukan oleh pemilik tanah tetangga,
pemerintah setempat, dan/atau badan swasta.
Kontraktor harus menyediakan jalan alternatif atau alat pengganti
sebagai akses ke dalam site bila diperlukan seandainya ada
kegiatan-kegiatan proyek yang mengharuskan untuk sementara
ditutup atau terhalangnya akses-akses yang biasa digunakan.
Kontraktor harus menyediakan, menjaga, dan memelihara sarana
akses dari dalam site yang bersifat sementara ke jalan raya
permanen terdekat. Jalan sementara tersebut tidak boleh
menimbulkan kemacetan, kerusakan, kotor, dan sebagainya
terhadap jalan raya permanen. Segala bentuk klaim atas kejadian ini
ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyiapkan metoda pelaksanaan pekerjaan
termasuk bila pekerjaan akan dilaksanakan secara bertahap sesuai
kondisi dan kesiapan lahan. Segala bentuk biaya dan klaim atas
kejadian ini termasuk tanggungan Kontraktor.
1.8.7. Perlengkapan Cadangan
Harus selalu cukup tersedia perlengkapan cadangan, termasuk suku
cadang, bahan bakar, dan bahan-bahan lainnya, untuk menghindari
hambatan pelaksanaan pekerjaan.
1.8.8. Pengawasan terhadap Pengunjung
Kontraktor harus menjaga segala kemungkinan dari masuknya tamu yang
tidak berkepentingan ke dalam site. Apabila terjadi kehilangan peralatan
dan bahan bangunan di areal site, maka hal ini akan menjadi beban
kontraktor untuk penggantiannya.
1.5.9. Perlindungan
1.9.1. Perlindungan terhadap Lahan
Kontraktor harus bertanggung jawab atas keamanan pada lokasi
pekerjaan dan semua barang-barang yang ada di atasnya. Semua
kegiatan pengamanan pekerjaan tersebut harus sudah dimasukkan ke
dalam kontrak, termasuk penggantian segala barang yang hilang atau
rusak akibat pencurian dan tidak adanya instruksi pengamanan.
1.5.11. Dokumentasi
1.11.1. U m u m
Kontraktor harus membuat dan menyimpan dokumentasi dan catatan
harian untuk pemeriksaan atau sesuai permintaan Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
1.11.2. Kegiatan - Kegiatan yang Didokumentasikan
Kontraktor harus mencatat dan merekam semua kegiatan yang berkaitan
dengan kontruksi pekerjaan, termasuk hal-hal yang disebutkan di bawah
ini :
Semua gambar atau dokumen lainnya yang dikeluarkan atau diminta
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Semua instruksi yang diberikan kepada Kontraktor, tindakan yang
dilakukan dan tanggal-tanggal pembuatan konfirmasi.
Rincian perintah kerja harian.
Kondisi cuaca termasuk suhu udara, hujan, angin, dan kondisi
lainnya yang tidak normal.
Mutu pekerjaan yang buruk yang diketahui atau dilaporkan, dan
pekerjaan yang gagal dengan menyebutkan alasannya.
Keterlambatan pekerjaan dan alasannya.
Masalah tenaga kerja.
Bila pihak Pemberi Tugas tidak dapat menyediakan listrik dan air
kerja, maka kebutuhan ini harus ditanggung oleh Kontraktor. Beban
pengadaan dan persiapan ini menjadi tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan bahan cadangan berupa peralatan,
bahan bakar, dan bahan-bahan lainnya untuk menghindari
hambatan pelaksanaan pekerjaan.
Penempatan fasilitas kerja seperti tersebut di butir atas harus sesuai
dengan Rencana Pemanfaatan Lahan yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pemberi Tugas
dan atau Konsultan Pengawas.
Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-
kurangnya 20x20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1
meter dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya
untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-
kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.
Tugu patokan dasar harus dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi
tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi
tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas untuk
membongkarnya.
Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar
menjadi tanggungan pemborong.
Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut
tapak (perpindahan) Pemborong wajib membuat Shop Drawing
dahulu sesuai keadaan lapangan.
1.16.3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu
Meranti Merah dengan ukuran kaso (5/7 cm), yang tertancap dalam
tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu Meranti
Merah dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya (waterpas).
Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama, satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar
galian tanah pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak
terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan semua as-as bangunan dan peil ± 0,00 atau peil
reference lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh hilang
apabila kena air atau air hujan.
Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Pemborong
harus melaporkan kepada Pemberi Tugas dan atau Konsultan
Pengawas.
Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar
Pelaksanaan menjadi tanggungan Pemborong.
2.1.7. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
2.1.8. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang
dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan
konstruksi.
2.1.9. Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai
dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan
mengendalikan risiko.
2.1.10. Biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU adalah biaya yang diperlukan untuk
menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus
diperhitungkan dan dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.
2.1.11. Rencana K3 Kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen
lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan
konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna
Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang PU.
2.1.12. Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi yang selanjutnya disingkat
Monev K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan data,
analisa, kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan K3
Konstruksi.
Bidang Pekerjaan Umum telah diatur mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang
yang terkait pada proses pelaksanaan yaitu sebagai berikut :
2.3.1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) meliputi:
Menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk setiap paket
pekerjaan konstruksi;
Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi;
Dalam mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi bahaya
K3 Konstruksi, PPK dapat mengacu hasil dokumen perencanaan
atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi;
Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang didalamnya
memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang
PU;
Menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya
memuat ketentuan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU;
Membahas dan mengesahkan RK3K yang disusun oleh Penyedia
Jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan, atas dasar
rekomendasi Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi;
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RK3K;
Melakukan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja untuk bahan perbaikan dan laporan kepada
Kepala Satuan Kerja;
Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RK3K dan evaluasi
kinerja SMK3 Konstruksi Bidang PU, PPK dibantu oleh Ahli K3
Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi dari internal dan/atau eksternal
organisasi PPK;
Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa
apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah
ditetapkan.
2.3.2. Pokja ULP
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Pokja ULP meliputi:
- Rambu Petunjuk;
- Rambu Larangan;
- Rambu Peringatan;
- Rambu Kewajiban;
- Rambu Informasi;
- Rambu Pekerjaan Sementara;
- Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick);
- Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone);
- Lampu Putar (Rotary Lamp);
- Lampu Selang Lalu Lintas.
2.4.9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
- Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
- Sirine;
- Bendera K3;
- Jalur Evakuasi (Escape Route);
- Lampu Darurat (Emergency Lamp);
- Program Inspeksi Dan Audit Internal;
- Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.
Rincian kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi tersebut diatas merupakan
rincian beranggaran biaya, dapat diterjemahkan ke dalam besaran nilai juga
persen dari keseluruhan biaya konstruksi bangunan. Untuk itu Rencana Biaya
yang telah Penyedia Jasa Perencana cantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan telah dievaluasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) beserta Pokja
ULP menjadi Harga Perkiraan Sendiri (HPS) agar menjadi bagian dari Rencana
K3 Kontrak (RK3K), yang disepakati dan disetujui pada saat rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).
BAB 3
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
3.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik lantai.
b. Pasangan ubin keramik tanah liat untuk lantai pada area-area,
sesuaikan dengan yang ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi nut nut keramik/joint filler.
d. Pasangan ubin keramik untuk tangga.
2. Pekerjaan yang berhubungan:
a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
c. Pekerjaan Waterproofing (pada area basah)
3. Pekerjaan yang berhubungan:
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia –
1982 (NI-3
b. ANSI : American National Standard Institute
c. ISO : 13006
d. TCA : Tile Council Of America, USA>
(1) TCA 137.1 – Recomended Standard
Spesifikasi for Ceramic Tile
4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-
bahan additive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
warna dan groutingnya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan
standard minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga
agar sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi
rekat
3.3 Pemasangan
1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan
seksama lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran
keramiknya dan kondisi pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan,
maka tentukan metoda persiapan permukaan pemasangan keramik,
joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian
tentang bahan, cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi,
perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu grinda.
2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level
yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya
screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan
ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan
datar maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh
kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk
area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan
harus lurus hingga air bisa mengalir kearah floor drain tanpa
meninggalkan genangan.
Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan
kemiringan yang ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat
yang diperlukan, sebelum memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada
Direksi Lapangan tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan
berpengaruh buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik,
harus dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas
yang dibersihkan/dilaksanakan
BAB 4
PEKERJAAN DINDING BATA MERAH
4.1 Umum
1. Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan
dinding bata merah untuk keperluan proyek.
2. Pekerjaan pemasangan beton aerasi yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum didalam
RKS ini, PUBBI, SII dan semua perintah Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas yang disampaikan selama berlangsungnya pekerjaan.
4.3 Pelaksanaan
1. Pemeriksaan lapangan
a. Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/dibebani
pasangan beton aerasi, bila ada struktur pendukung yang belum
sempurna maka pemasangan beton aerasi/bata ringan harus di tunda
dahulu.
b. Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan harus
disampaikan/ diberitahukan secara tertulis.
2. Persiapan pekerjaan
a. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran atau
benda-benda lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan
b. Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan
pemasangan maupun saat dilaksanakan pemasangan.
3. Pembuatan dan penggunaan adukan seperti yang diterangkan pada bagian
adukan pasangan dan plesteran.
4. Pemasangan
a. Beton aerasi
Pasangkan beton aerasi yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya
untuk pasangan dinding sesuai dengan yang direncanakan.
Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya
dalam keadaan tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan
dengan bahan atau pekerjaan lain baru diijinkan menggunakan
beton aerasi yang patah tetapi tidak boleh melebihi 50%.
Bidang yang akan menerima pekerjaan/pemasangan harus di
basahi terlebih dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen
dari adukan yang berlebihan.
Sebelum menambahkan/melanjutkan pasangan baru diatas
pasangan lama yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam,
maka pasangan lama harus di bersihkan dahulu, kedudukan beton
aerasi yang longgar/lepas harus diganti dan mortar yang lepas di
tambal.
Tera/ Laveling.
Lapisan beton aerasi harus ditera datar dan tegaknya agar didapat
kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
b. Pemasangan angkur
Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan kolom,
kolom atau balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan.
Buatkan jarak 60 cm untuk arah vertikal dan 100 cm untuk arah
horizontal dengan panjang angkur efektif 15 cm.
BAB 5
PEKERJAAN DINDING KERAMIK
5.1 Umum
1. Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua
bahan yang dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar
atau yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan
/ Konsultan Pengawas.
Lapangan/Konsultan Pengawas.
5.3 Bahan / Produk
1. Kamar Mandi
Kualitas I, ukuran keramik pada dinding 40 x 40 cm, tinggi 300 cm pada
dinding keramik kamar mandi lantai dua.
5.4 Pelaksanaan
1. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat
langsung diletakkan, dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat
juga menggunakan perekat keramik, diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan
perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel bergigi dengan tebal
adukan ± 3 mm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai
dengan petunjuk pabrik.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
supaya jenuh.
5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan
yang akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Meja
Dapur, Lemari Gantung dan lain-lain sebagimana yang tertera didalam
gambar.
6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan serta harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5
mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.
Siar- siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk
setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan
BAB 6
PEKERJAAN PLESTERAN
6.1 Umum
1. Lingup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.
aduk.
7. Untuk bidang pasangan dinding hebel dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya).
8. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.
9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk
yang menerima cat.
10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan
kerataan bidang.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran maksimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari
plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Perencana/MK.
12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7
cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
13. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.
14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung
dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara
cepat.
15. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Perencana/MK dengan biaya atas tanggungan
BAB 7
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, & JENDELA ALUMINIUM
7.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan Sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta
shop drawing dari Kontraktor.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Sealant
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Kaca dan Cermin.
3. Design Criteria
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik
maupun tekan) : 120 Kg/M2.
4. Standard
a. ASTM:
b. C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
c. C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic
Applications.
d. C 2287 - Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer Molding and
Extinasion Compounds.
5. Persetujuanipersetujuan
a. Shop drawing :
Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi,
hubunga-hubungan antar komponen , cara pengangkuran dan
lokasinya, penempatan hardware, dan detail-detail pemasangan.
Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain- lain, profil harus diseleksi
lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding
dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
b. Untuk diagonal 2 mm.
6. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant. angkur-angkur untuk rangka/kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak
kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
7. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finish dari laquer yang jemih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.
7.3 Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
perencana/ MK
11. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kusen terpasang. Permukan bidang dinding horizontal
(pelubang dinding) yang melekat pada ambangan bawah dan atas harus
waterpass.
13. Untuk memeperoleh kekedapan kebocoran udara tertama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubberat atau baan dari synthetic resin. Penggunaan
ini pada swing door dan double door.
14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat dari berbatasn dengan dimding agar
diberi sealant supaya kedepan air dan kedepan suara.
15. Tepi bawah ambangan kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
BAB 8
PEKERJAAN PLAFOND (Gypsum)
8.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum dan konstruksi
penggantungnya, pen yiapan tempat serta pemasangan pada tempat-
tempat yang tercantum pada gambar untuk itu.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan kayu kasar
b. Pekerjaan Pengecatan
c. Pekerjaan Logam non Struktur
d. Pekerjaan Mekanikal
e. Pekerjaan Elektrikal
3. Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
4. Persetujuan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
jenis langit-langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat
pelaksanaan dari pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
dengan jelas hubungkan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad
dan hubungannya dengan lampu, AC dan lain-lain
8.3 Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit
a. Rangka metal furingdisusun sejajar dengan bidang gypsum yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. Rangka metal furing pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak max. 120
cm.
c. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 120 cm.
d. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola
pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar
serta hasil pemasangan harus rata/ tidak melendut.
e. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
f. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultansi dengan Konsultan MK.
g. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan
naad dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus
dan sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu
sama lain.
BAB 9
PEKERJAAN SANITAIR & TOILET
9.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan
dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna dalam pemakaiannya/ operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan kloset, washtafel, urinoir, kran air, pengering lantai
(floor drain)
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Waterproofing
b. Pekerjaan Plumbing
3. Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/MK
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana/MK berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
9.3 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang
dia. 2" dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
depverchron dengan draad untuk clean out.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain
yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
MK/Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai
d. harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap
air Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
BAB 10
PEKERJAAN PENGECATAN
10.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
Cat emulsi, cat Weather shield dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Langit-langit Calsium Silicate atau GRC board
b. Pekerjaan kayu
c. Pekerjaan pintu besi
d. Cat dinding.
3. Standar
a. PUBI : 54, 1982
b. PUBI : 58, 1982
c. NI :4
d. ASTM : D - 361
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K-41
4. Persetujuan
a. Standard Pengerjaan (Mock-up)
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
b. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/
bergelombang harus diratakan dengan bahan / semen khusus ( sejenis
Seam Coat )
10.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering
tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada
Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata. Unyuk dinding luar bila permukaan dinding belum rata tidak
diizinkan diratakan dengan plamur.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan
menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang dilanjutkan
dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
Lapis II kental
Lapis III encer.
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch
number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
10.4 Garansi
Untuk cat luar bangunan (weathershield) kontraktor harus memberikan
garansi produk dan garansi aplikasi kepada pemberi tugas yang berlaku
selama 5 tahun
BAB 11
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI
11.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan
daun jendela aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam
detail gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
b. Pekerjaan Pintu Kayu
c. Pekerjaan Kusen dan Pintu Besi
3. Persyaratan Bahan
a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan
atau penggantian 'hardware' akibat dan pemilihan merek, Kontraktor
wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari
pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda
pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
11.3 Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel
bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah
dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
3. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
4. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya
5. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan
BAB 12
PEKERJAAN ACCESORIES RAILING
12.1 Umum
1. Pekerjaan railing ram dalam bangunan menggunakan pipa black steel di
finish dengan cat jenis alkyd enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam
gambar rencana.
2. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan black steel dan hollow dan juga
mempersiapkan lokasi/tempat dudukannya.
12.2 Ketentuan
1. Tenaga ahli
Pelaksanaan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya.
2. Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan peralatan yang memadai seperti
alat potong besi, alat las listrik/las diesel dan lain sebagainya.
Sebelum pengadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta
mengajukan contoh bahan dan catalog serta persyaratan teknis lainnya.
12.3 Material
1. Ukuran pipa hitam yang dipakai sesuai dengan gambar perencanaan yang
diberikan.
2. Panjang dan bentuknya serta penggunaannya sesuai gambar rencana.
3. Cat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah cat Synthetic khusus untuk
besi, sedangkan warna ditentukan kemudian.
12.4 Pelaksanaan
1. Besi dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan dikerjakan di
luar proyek (workshop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit dan
memasang pada dudukannya.
2. Railing harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam
gambar detail
3. Sambungan las harus digerinda sampai halus dan siap untuk dicat
4. sebelum pengecatan railing yang terpasang agar dibersihkan dari bekas-
bekas minyak dan diamplas untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan
kemudian dicat dengan cat dasar
5. Dudukan railing besi pada dinding/lantai dengan cara disekrup dan
dynabolt.
BAB 13
PEKERJAAN SILICONE SEALANT
13.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain
sebagainya, untuk pekerjaan silicone sealant secara lengkap,
terpasang sempurna sesuai RKS.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant
antara lain:
Setiap hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.
Setiap hubungan antara rangka aluminium dengan dinding beton.
Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Kusen Aluminium
b. Pekerjaan Kaca dan C ermin
o Perubaha temperature
yag tinggi (62 oC s/d 205
oC)
h. Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
i. Daya kedap suara : 30 db
(khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan
finishing Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang
compatible terhadap fluorocarbon)
2. Bahan Pelindung
Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape
sekualitas GINZA.
3. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang
direkomendasi dari Dow Corning.
BAB 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
14.1 Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku,
perlengkapan atap dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang
ditentukan seperti yang ditunjukkan / diisyaratkan dalam gambar atau
dalam tabel rincian jenis pekerjaan.
4. Hasil pekerjaan atap, harus benar benar rapih, bersih, rata, dengan
ukuran yang sesuai dengan persyaratan dan menjamin tidak bocor.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu
yang tidak menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/ dilaksanakan.
BAB 15
PEKERJAAN KANSTEEN
yang tidak menghendaki bahan utuh , harus dibuat sesuai yang diperlukan
dengan mutu yang sama (min K-300)
5. Pola penyusunan steen sesuai yang ditunjukan dalam gambar serta
petunjuk Konsultan MK.
6. Jarak pemasangan kansteen (nat/siar-siar) dibuat sesuai yang ditunjukan
dalam gambar detail atau petunjik konsultan MK. Nad/ siar-siar diisi
adukan dengan campuran 1 pc : 3 pasir pasang, dan dirapihkan,
dihalusakan/diacid di buat cekung.
7. Kansteen yang rusak sekama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan mutu yang sama tanpa adanya tambahan biaya.
BAB 16
PEKERJAAN DINDING LAPIS GRANIT (DINDING FASAD)
16.2 Pelaksanaan
1. Pada permukaan dinding bata merah yang akan difinis/ditempel batu alam,
dapat langsung dipasang (tanpa diplester terlebih dulu) dengan
menggunakan perekat 1 PC : 3 Ps sehingga mendapatkan ketebalan dinding
seperti tertera pada Gambar.
2. Siar-siar batu alam diisi dengan cairan semen berwama (wama siar
ditentukan kemudian).
BAB 17
PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
(ACP)
17.1 Umum
1. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan membuat konstruksi rangka dan pemasangan
ACP sesuai ketentuan perencanaan, dan pemasangannya di lapangan.
2. Semua pekerjaan dan tukang yang bekerja untuk melakukan pekerjaan harus
ahli dan yang berpengalaman serta profesional.
3. Kontraktor harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja(Shop Drawing)
yang lengkap, daftar material, dan sambungan dari komponen-komponen,
yang sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
4. Pekerjaan Pemasangan ACP harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang tertera pada gambar kerja.
17.3 Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan
2. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam merk saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan
yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
4. Untuk pemasangan rangka ke dinding, dilakukan pemasangan besi siku yang
dibor dengan dinabolt ø 10mm pada dinding sebagai dasar rangka panel.
5. Untuk pemasangan modul panel ke rangka, dipasang rangka aluminium 38x38
untuk landasan Panel Alumunium Composite pada rangka besi siku
menggunakan dinabolt ø10mm yang dibor.
6. Rangka-rangka dudukan harus diperiksa dengan teliti, harus tegak lurus, dan
terpasang pada posisinya.
7. Pemasangan modul panel Alumunium Composite dilakukan jika sudah
dipastikan rangka-rangka dudukan tegak lurus serta terpasang kuat pada
posisinya.
8. Pemasangan harus dilakukan secara teliti dan rapi dengan metode pemasangan
yaitu tepi panel Alumunium Composite di tekuk tepiannya sebanyak 2 kali
hingga membentuk huruf S, sebagai sambungan ke rangka alumunium
menggunakan rivet.
9. Celah antar sambungan panel diberi selang ø ½ Inch kemudian ditutup dengan
Sealant mencegah air masuk.
10. Pembersihan ACP yang sudah terpasang dilakukan setelah pekerjaan selesai.
Pembersihan dapat menggunakan air dan spons atau sikat lembut. Apabila
pengotoran lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
11. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang
dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal yang tidak diinginkan terjadi,
Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
12. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP) harus
merupakan hasil pekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.