Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagai lembaga negara yang memiliki
otoritas di bidang moneter, sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan, akan melakukan
pembangunan Kawasan Depo Kas Utama Wilayah Timur (DKUT) Bank Indonesia, dengan luas lahan ±
14,09 ha yang berlokasi di Kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Desa Manyarejo,
Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Berkenaan dengan hal tersebut dilakukan
upaya pengelolaan dan pemantauan dampak yang mungkin timbul dari rencana pembangunan dan
operasional gedung, yaitu dengan melakukan studi Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Rinci Pembangunan Kawasan DKUT Bank Indonesia dengan
merujuk pada AMDAL Kawasan JIIPE.
Rencana usaha atau kegiatan yang tidak ada dampak pentingnya dan atau secara teknologi sudah
dapat dikelola dampak pentingnya dan berada di dalam kawasan industri wajib dilengkapi dengan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Rinci. Hal ini
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020
tentang Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup Rinci Bagi Perusahaan Industri yang Berada atau akan Berlokasi di Kawasan Industri.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya
RKL RPL Rinci ini.
________________________________
( )
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................................................V
DAFTAR ISIAN PERUSAHAAN INDUSTRI DALAM RANGKA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI RKL-
RPL RINCI .......................................................................................................................................................... 1
LAMPIRAN ....................................................................................................................................................... 34
Adapun batas-batas lokasi kegiatan DKUT Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Tanah Kavling Kosong milik PT. BKMS dan Sungai Mireng
Sebelah Selatan : Tanah Kavling Kosong milik PT. BMKS
Sebelah Timur : Tanah Kavling Kosong milik PT. BMKS
Sebelah Barat : Jalan menuju Pelabuhan JIIPE
5. Skala/Besaran Usaha/Kegiatan
a. Lahan
1) Penggunaan Lahan
Kegiatan Rencana Induk Kawasan Depo Kas Utama Wilayah Timur (DKUT) Bank
Indonesia memanfaatkan lahan seluas ± 140.928 m2. Berikut rincian penggunaan lahan
dapat dilihat pada berikut:
Tabel 2 Rincian Luas Rencana Penggunaan Lahan
Luas Persentase
No. Jenis Penggunaan Lahan Keterangan
(m2) (%)
1 Area DKUT 21.969 15,6 -
2 Parkir Kawasan 500 0,3 -
3 Utilitas 2.335 1,6 -
4 Fasilitas Penunjang Lainnya 4.239 3,0 -
5 Jalan (dalam site) 18.579 13,1 -
6 Pond 7.567 5,3 -
7 Ruang Terbuka Hijau 85.739 60,8 -
TOTAL KESELURUHAN 140.928 100
Sumber: Rencana Induk Kawasan (RIK) DKUT, 2022
b. Operasional DKUT
1) Operasional DKUT-BI
Konfigurasi Pengelolaan Uang DKUT terdiri dari 3 (tiga) proses utama yaitu Inflow,
Storage, dan Outflow. Inflow adalah proses penerimaan uang di DKUT. Storage adalah
proses penyimpanan uang di DKUT. Outflow adalah proses distribusi uang dari DKUT.
Secara keseluruhan proses pengelolaan uang di DKUT dilakukan dengan minim intervensi
manusia menggunakan sistem otomatisasi dan perekaman datanya secara digital sehingga
proses lebih akuntabel, efisien, dan aman. Secara lengkap alur kerja di DKUT disajikan
pada gambar berikut:
a) Proses Inflow
Pada tahap pertama uang di terima dari Sentra Pengelolaan Uang (SPU). Proses
penerimaan uang tanpa intervensi manusia dan perekaman data secara digital.
Secara lengkap disajikan pada gambar diagram berikut:
c) Proses Outflow
Tahap akhir adalah distribusi uang. Proses pengiriman uang dengan intervensi
manusia yang minimal dan perekaman data secara digital. Secara lengkap disajikan
pada gambar diagram berikut:
Setiap hari sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan kawasan perkantoran DKUT
di tampung pada tempat sampah yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut pihak
ketiga yang mengangkut sampah dari kontainer bergerak tersebut menuju lokasi
pembuangan akhir. Berikut alur kerja kegiatan pengelolaan limbah padat di DKUT:
Penempatan Sampah
Terpilah: (Organik & Limbah B3
Anorganik)
TPS Lokasi
Proyek
Diangkut oleh PIhak
ke-3 yang memiliki
izin dari KLHK
1) Tahap Konstruksi
a) Pemenuhan Tenaga Kerja Konstruksi
Kebutuhan akan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi akan disiapkan dan dikelola
oleh kontraktor pelaksana pekerjaan. Komitmen Bank Indonesia dalam pemenuhan
tenaga kerja yang diperoleh dari masyarakat lokal, berpotensi memberikan dampak
kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat lokal. Hal tersebut
merupakan dampak positif yang diharapkan oleh masyarakat. Jumlah pemenuhan
tenaga kerja konstruksi secara keseluruhan yaitu sebanyak 400 orang yang dibagi
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu tenaga kerja staf proyek sebanyak 25 orang dan tenaga
kerja lapangan sebanyak 375 orang. Jumlah tenaga kerja tersebut merupakan tenaga
kerja maksimum, mengingat tenaga kerja yang direkrut akan didasarkan waktu
pekerjaan. Kebutuhan tenaga kerja konstruksi disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 5 Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
Jumlah Pendidikan
No Klasifikasi Tenaga Kerja Pengalaman
(Orang) Minimal
1 Project Manager 1 S-1 >20 tahun
2 Site Manager 1 S-1 >10 tahun
3 Surveyor 3 STM 3 tahun
4 Logistik 5 STM 5 tahun
5 Admin 5 STM 5 tahun
6 Supervisor 5 STM 5 tahun
7 Drafter 5 STM 3 tahun
8 Tukang Batu 100 SMP 1 tahun
9 Tukang Besi 80 SMP 1 tahun
10 Tukang Kayu 80 SMP 1 tahun
11 Tukang Baja 80 SMP 1 tahun
12 Harian Lepas 25 SD 1 tahun
Jumlah Tenaga Kerja 400
Sumber: Bank Indonesia, 2022
2) Tahap Operasional
a) Kegiatan Operasional Gedung DKUT
Kegiatan utama kawasan DKUT adalah perkantoran yang bergerak di bidang Depo
Kas Utama di Wilayah Timur Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatan utamanya,
operasional gedung DKUT didukung dengan fasilitas utama yaitu ruang
perkantoran.
b) Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja pada operasional kegiatan Rencana Induk Kawasan Depo Kas
Utama Wilayah Timur Bank Indonesia adalah 60 orang dengan struktur organisasi
dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 6 Tenaga Kerja Tahap Operasional
Fungsi Jabatan Jumlah Jumlah
No Sub Unit Kerja
Dibutuhkan Dibutuhkan (Year 1-10) (Year 11-20)
1 Kepala Divisi 1 1
2 Kepala Tim 1 1
3 Penerimaan HCS Petugas Penerima Kasir 2 4
4 Penyimpanan Petugas Penyelia Kas 1 2
Penyimpanan (Ruang
5 Petugas Kontrol Kepala Unit 2 4
Kontrol
6 Distribusi Petugas Remise Kasir & Penyelia Kas 19 36
7 Ruang Kontrol (SPU) Teknisi ME Staf 2 3
8 Ruang Kontrol (SPU) Petugas Logistik Staf 1 2
Direktur
SEKRETARIS
Keterangan :
= Penanggung Jawab
Lingkungan
HOUSE
HUMAS KEUANGAN KEAMANAN ENGINEERING
KEEPING
STP Biotech
Kebersihan
45 m3/hari Saluran Air
Gedung
Limbah cair yang dihasilkan Limbah JIIPE
31,96 m3/hari Menguap 5 %
= 30,36 m3/hari
Fire Hidrant
180,00 m3/hari
Saluran distribusi listrik dari PLTG milik JIIPE yang berada di dalam kawasan
Utility Center menggunakan saluran tipe SKTM (Saluran Kabel Tegangan
Menengah) melalui saluran underground. Dari saluran distribusi SKTM milik
JIIPE, didistribusikan hingga ke Gardu Induk DKUT Bank Indonesia.
Gambar 12 Konsep Diagram & Contoh Bio-Septictank untuk Pengolahan Air Limbah
g) Pengelolaan Transportasi
Pengelolaan transportasi di lokasi kegiatan dilakukan dengan menyediakan lahan
parkir yang memadai dengan luas 1.205 m2 dan menugaskan pengatur lalu lintas di
tapak kegiatan. Lokasi parkir dibuat dengan kapasitas parkir VIP sebanyak 6 slot
mobil, tamu 12 slot mobil dan 28 slot motor, pegawai slot 10 mobil, Brimob 5 slot
mobil, truk ramise10 slot (hanya untuk loading), truk sampah 3-4 Slot (hanya untuk
loading). Terdapat 1 (satu) akses pintu masuk dan pintu keluar yang berorientasi di
jalan kawasan JIIPE. Lokasi area parkir disajikan pada gambar berikut.
i) Penghijauan
Untuk mengurangi potensi pencemaran udara dan kebisingan DKUT BI akan
membuat ruang terbuka hijau pada kawasan DKUT BI, area ruang terbuka yang
direncanakan adalah seluas 14,09 ha dimana seluas 10,61 ha (75,30%) dari total
luas lahan terbuka. Rincian luas lahan terbuka disajikan sebagai berikut:
Area ruang terbuka hijau untuk umum 10.61 ha
Area ruang terbuka biru : 0.64 ha
Area ruang terbuka non-hijau / biru : 0.19 ha
Jalan : 1.26 ha
Area Bangunan : 1.39 ha
Total :14.09 ha
Area Ruang Terbuka Untuk Umum = 10.61 ha dari 14.09 ha (75,30%)
j) Sistem Keamanan
Perlindungan area operasional utama kawasan mengadopsi konsep perlindungan
berlapis dengan membagi kawasan menjadi 3 (tiga) lapisan. Perlindungan berlapis
akan menciptakan lingkungan yang menantang untuk mencegah dan menunda
serangan atau intrusi melalui 3 (tiga) lapisan menerapkan sistem di setiap lapisan
untuk deteksi dini dan memberikan lebih banyak waktu untuk merespons. Setiap
lapisan akan memiliki pos pemeriksaan untuk mengontrol akses dan langkah
keamanan dan akan ditingkatkan ke bagian dalam bangunan penting.
Layer 3 (Terbatas) akan dikelilingi oleh dinding pagar beton setinggi minimal 3
meter Security Checkpoint 3A, 3B akan menjadi akses utama masuk keluar
kawasan. Layer 2 (Terlarang) akan menjadi klaster keamanan. Tinggi Lapisan ini
dikelilingi oleh 2 (dua) lapis pagar wiremesh setinggi minimal 3meter. Akses ke
area ini adalah melalui Security Checkpoint 2A, 2B, dan 2C. Layer 1 (Tertutup)
akan menjadi bangunan penting gedung DKUT Security Checkpoint 1A 1B akan
menjadi pintu masuk utama orang yang berwenang yang mengakses ke dalam
gedung akan menjalani pemeriksaan keamanan yang ketat.
Dampak Lingkungan Hidup Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Institusi
Pengelola dan
No. Lokasi Periode Lokasi Tolak Ukur
Bentuk Upaya Bentuk Upaya Periode Pemantauan
Sumber Jenis Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan
Besaran Dampak Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Tahap Konstruksi
1 Penerimaan Peningkatan Besaran dampak terlihat dari - Melibatkan instansi Lokasi Periode - Melakukan Lokasi Pemantauan Institusi Pengelola:
Tenaga Kerja Kesempatan jumlah tenaga kerja yang pemerintah setempat pengelolaan dipengelolaan koordinasi jumlah pemantauan dilaksanakan selama Kontraktor
Konstruksi Kerja diterima bekerja oleh dalam penerimaan sekitar lokasidilakukan angkatan kerja dan dilakukan tahap penerimaan
kontraktor yaitu sebanyak 400 tenaga kerja khususnya proyek dan sepanjang masa jumlah pengangguran disekitar tenaga kerja Institusi Pengawas:
orang pekerja. tenaga kerja non skill daerah sekitarpenerimaan tenaga yang terdapat lokasi rencana dilakukan. Kawasan JIIPE
- Mengutamakan tenaga lokasi proyek kerja konstruksi. disekitar lokasi kegiatan dan
kerja lokal dalam yang masih kegiatan. di media Institusi Pelaporan:
penerimaan tenaga terdapat dalam - Melakukan verifikasi elektronik/me Kawasan JIIPE
kerja yang sesuai administrasi asal calon tenaga dia sosial
dengan persyaratan Kabupaten kerja dan pendidikan lainnya.
oleh kontraktor. Gresik. serta kualifiaksi yang
- Menggunakan sarana bersangkutan.
teknologi dalam - Mencatat dan
melakukan sosialisasi memperbaiki apabila
penerimaan tenaga ada kekurangan
kerja baik tenaga kerja dalam sosialisasi
yang memiliki skill penerimaan tenaga
maupun non skill. kerja di media sosial
dan media lainnya.
2 Mobilisasi Penurunan Besaran dampak dilihat dari - Melakukan penyiraman Lokasi Periode - Melakukan Pemantauan Pemantauan - Peraturan Institusi Pengelola:
Peralatan & Kualitas Udara peningkatan kadar debu dan setiap 3 (tiga) jam pengelolaan pengelolaan pengamatan kondisi berada di dilakukan setiap 6 Pemerintah Kontraktor
Material kandungan zat NO2, CO, O3, sekali terutama pada dilakukan dilaksanakan jalan dan tingkat sepanjang (enam) bulan sekali Republik
CO, SO3, H2S dan NH3 di siang hari sepanjang disepanjang selama tahap pencemaran oleh lokasi proyek. selama kegiatan Indonesia Nomor Institusi Pengawas:
sekitar lokasi proyek. jalur yang dilakukan jalur mobilisasi mobilisasi alat dan debu disepanjang mobilisasi alat dan 22 Tahun 2021 Kawasan JIIPE
penggalian dengan alat dan material jalur mobilisasi alat material dilakukan. Lampiran VII
menggunakan mobil material. dilaksanakan. dan material. tentang Institusi Pelaporan:
tangki. - Pengambilan sampel Penyelenggaraan Kawasan JIIPE
- Melakukan kegiatan pada parameter Perlindungan dan
mobilisasi alat dan kualitas udara ambien Pengelolaan
material pada waktu sebanyak 2 titik yaitu Lingkungan
malam antara pukul di dalam lokasi Hidup
21:00 s.d 05:00 WIB. proyek dan di tengah
pemukiman terdekat
(Parameter SO2, CO,
NO2, O3, dan TSP),
kualitas udara dalam
1 Mobilisasi Penurunan - Besaran dampak - Melakukan penanaman Dalam lokasi Pemantauan kualitas Di sekitar Pemantauan 6 bulan - PP RI Nomor Institusi Pengelola:
kendaraan kualitas udara berdasarkan hasil pohon di sekitar tapak kegiatan dan udara dilakukan lokasi sekali selama 22Tahun 2021 DKUT BI
karyawan & tamu pengukuran kualitas udara kegiatan untuk area parkir. dengan pengambilan kegiatan operasional Lampiran VII
ambien di Upwind, dan menyerap polutan yang sampel pada parameter (Upwind dan berlangsung. tentang Institusi Pengawas:
Downwind, saat ini adalah timbul kualitas udara ambien Downwind), Penyelenggaraan Kawasan JIIPE
Upwind - Melakukan perawatan (Parameter SO2, CO, area gedung Perlindungan dan
SO2: 76,5 µg/Nm3 (BM= tanaman yang mati dan NO2, O3, dan TSP), DKUT. Pengelolaan Institusi Pelaporan:
150 µg/Nm3) rusak kualitas udara dalam Lingkungan Kawasan JIIPE
CO: 4754,3 µg/Nm3 (BM= - Memasang tanda ruang (SO2, CO, NO2, Hidup
10.000 µg/Nm3) “Kawasan Dilarang Partikulat Inhalabel, (Parameter SO2,
Merokok” serta dan Partikulat CO, NO2, O3,
NO2: 21,0 µg/Nm3 (BM=
menyediakan tempat Respirabel). dan TSP)
200 µg/Nm3))
untuk merokok di - Peraturan
O3: 0,012 µg/Nm3 (BM= ruang terbuka namun Menteri
0,10 µg/Nm3) masih berada di dalam Ketenagakerjaan
TSP: 0,0034 µg/Nm3 area kegiatan dan tidak No. 5 Tahun
Downwind berdekatan dengan 2018 tentang
SO2: 42,7 µg/Nm3 (BM= pintu keluar/masuk Keselamatan dan
150 µg/Nm3) bangunan dan tidak Kesehatan Kerja
CO: 6651,4 µg/Nm3 (BM= berdekatan dengan (untuk kualitas
10.000 µg/Nm3) material lain yang bisa udara dalam
memicu api dan ruang dengan
NO2: 18,9µg/Nm3 (BM=
menimbulkan parameter yang
200 µg/Nm3))
kebakaran. di uji SO2, CO,
O3: 0,0096 µg/Nm3 (BM=
- Mewajibkan NO2, Partikulat
0,1 µg/Nm3) Inhalabel, dan
pemakaian APD
TSP:0,27 µg/Nm3 seperti masker pada Partikulat
Berdasarkan hasil pekerja di area Respirabel)
pemantauan di atas, penelitian.
parameter masih - Melakukan perawatan
memenuhi baku mutu exhaust secara rutin
sesuai dengan PP RI No.
- Memelihara peralatan
22 Tahun 2021 Lampiran
proses penelitian
VII tentang
secara rutin.
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
3 Kegiatan Timbulan - Besaran dampak dilihat dari - Melakukan Lokasi Pengelolaan - Memastikan TSP B3 Lokasi Pemantauan - Peraturan Institusi Pengelola:
pembangunan limbah B3 jumlah limbah B3 dari pembangunan TPS pengelolaan dilakukan selama dikunci rapat, tidak pemantauan dilakukan selama Menteri LHK DKUT BI
gedung kegiatan konstruksi. limbah B3 disekitar diarea sekitar tahap operasional. ada B3 yang diarea sekitar tahap operasional. Nomor 6 Tahun
area pengelasan. TSP B3. tercecer. TSP B3. 2021 Tentang Institusi Pengawas:
- Melakukan - Memastikan plastik Tata Cara dan Kawasan JIIPE
penyimpanan penampung limbah Persyaratan
sementara limbah B3 B3 tidak bocor dan Pengelolaan Institusi Pelaporan:
dengan menggunakan rusak. Limbah Bahan Kawasan JIIPE
plastik yang kedap dari - Membuat manifest Berbahaya dan
kebocoran. limbah B3 secara Beracun
- Bekerjasama dengan tertib.
pihak Ke-3 yang telah - Mengizinkan JIIPE
berizin dalam untuk melakukan
pengangkutan limbah inspeksi ke TPS B3.
B3.
- Menyediakan
Secondary
containment, Spill Kit
dan Prosedur
penanganan tumbahan
B3.
4 Pengolahan Timbulan - Besaran dampak dilihat dari - Melakukan kerjasama Pengelolaan Selama tahap - Melakukan Lokasi Pemantauan - Institusi Pengelola:
limbah operasi limbah jumlah limbah yang dengan pemerintah dilakukan operasional. pemantauan pemantauan dilakukan sepanjang DKUT BI
domestik dihasilkan selama tahap daerah dalam disekitar lokasi pengangkutan secara dilakukan di tahap operasional
operasional, yaitu sebesar pengangkutan limbah gedung DKUT. rutin dari limbah sekitar lokasi dilaksanakan. Institusi Pengawas:
3
0,075m /hari. domestik dari pekerja domestik yang operasional Kawasan JIIPE
operasional. dihasilkan.
Pada hari ini , Tanggal Juni 2022, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan :
Nama Lembaga : Bank Indonesia
Alamat Lembaga : Jl. MH Thamrin No. 2, Menteng, Jakarta Pusat 10310
Bahwa berdasarkan informasi dan penyampaian atas ini dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL & RPL) Rinci terhdap limbah/cemaran dari lembaga kami,
bersama ini kami menyatakan:
1. Kami akan melaksanakan isi dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) Rinci dan bersedia secara berkala (setiap bulan Juni dan Desember)
akan melaporkan hasil kegiatan lembaga kami kepada instansi terkait yang berwenang.
2. Kami bersedia dipantau atas dampak dari kegiatan usaha kami oleh pihak pengelola Kawasan
Industri JIIPE dan Instansi yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan sebagaimana yang tercantum
dalam Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Recana Pemantauan Lingkungan
(RPL) Rinci seperti yang termaksud dalam formular isian ini, kami bersedia untuk bertanggung
jawab dan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Kami bersedia memperbarui Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) Rinci sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini
akan kami lakukan apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain dan/atau bahan penolong
atas usaha dan/atau kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubahan
lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum maupun saat pelaksanaan kegiatan.
5. Sebagai Lembaga yang menempati Kawasan Industri JIIPE, kami menjamin serta membebaskan
pengelola Kawasan Industri JIIPE dari segala bentuk tuntutan, hukum, baik didalam maupun diluar
pengadilan sehubungan dengan pelanggaran yang terjadi karena tidak sesuai dengan Dokumen
RKL dan RPL Rinci yang kami buat.
materai
________________________________
( )
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian
Peraturan Menteri PerindustrianNomor 35 Tahun2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2019 tentang Penerbitan Izin Usaha Industridan Izin
Perluasan dalam Kerangka Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 1tahun 2020 Tentang Penyusunan Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Rinci bagi Perusahaan
Industri yang Berada atau akan Berlokasi di Kawasan Industri
Rencana Induk Kawasan Depo Kas Utama Wilayah Timur (DKUT), Laporan Survei, Pengumpulan Data
dan Pengujian (Laporan Perbaikan) Tahap 1, 26 Oktober 2021
Rencana Induk Kawasan Depo Kas Utama Wilayah Timur (DKUT), Laporan Konseptual Desain (Laporan
Perbaikan) Tahap 2
LAMPIRAN
RPL RINCI RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN DKUT BANK INDONESIA
LAMPIRAN 1
SERTIFIKAT HAK GUNA BANGUNAN
LAMPIRAN 2
SITE PLAN, DENAH, TAMPAK, POTONGAN
Perencanaan Layout Gedung DKUT BI
Tampak Atas
Tampak Samping
Area Parkir Kawasan