DAFTAR ISI
4.3 Pelaksanaan.............................................................................................................................. 33
5.4 Pelaksanaan.............................................................................................................................. 37
12.3 Material....................................................................................................................................... 63
14.1 U m u m ...................................................................................................................................... 67
kasus ini maka syarat-syarat dari pabrik harus diajukan kepada Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan pemeriksaan dan persetujuannya.
1.4.9. Untuk bahan atau material yang tidak dirakit di Indonesia pihak fabrikator
harus memberikan rekomendasi tertulis kepada Kontraktor pekerjaan
tentang hubungan kerja di antara keduanya. Rekomendasi tersebut wajib
ditunjukkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan Konsultan
Pengawas.
1.4.10. Untuk mengatasi resiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada
pihak lain, Kontraktor memiliki pertangung jawaban dengan mitra usaha lain
dalam bentuk Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang
Muka, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, ataupun mengacu kepada ketentuan
lainnya yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
1.4.11. Kontraktor harus menyediakan bagian-bagian yang relevan dari dokumen-
dokumen tersebut untuk keperluan penggunaan di lapangan dan
mempermudah penyelesaian bila hal tersebut diminta oleh Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.
ketentuan. Tidak boleh ada instalasi dan peralatan berbahaya yang tidak
diberi pengaman. Peralatan P3K harus disediakan lengkap pada lokasi
pekerjaan selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor harus bertanggung
jawab penuh terhadap perlindungan bahaya kebakaran pada semua lokasi
pekerjaan, baik permanen atau sementara, dan tempat-tempat lain yang
berdekatan.
Semua peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja dan perlindungan
kebakaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat harus diterapkan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pencegah kebakaran yang
berfungsi dengan baik dengan tenaga terlatih yang bertugas khusus untuk
itu.
1.8.3. Kantor Kontraktor dan Direksi Kit
Kontraktor harus membuat Kantor Kontraktor dan Direksi Kit sebagai kantor
sementara di site sehingga dokumen dan gambar-gambar yang harus
tersedia di lokasi dapat tersimpan dengan baik. Kontraktor harus menata
dengan baik gudang, daerah kerja, bahan-bahan, peralatan, pencampuran
material, dan lain-lain dan harus dibersihkan kembali saat pekerjaan
selesai. Luas, jenis ruang dan Tata letak bangunan di site serta Rencana
Pemanfaatan site selama pekerjaan berlangsung harus mendapatkan
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
1.8.4. Fasilitas Pekerja
• Kontraktor harus menyediakan seluruh akomodasi yang dibutuhkan
untuk menjamin kesejahteraan seluruh pekerja, termasuk mandor dan
pekerja lembur, dan harus sudah termasuk dalam Kontrak. Pekerja
tidak diperbolehkan tinggal di lokasi tanpa ijin tertulis Konsultan
Pengawas. Bila diijinkan, maka akomodasi yang disediakan
Kontraktor harus dilengkapi air bersih, tempat makan, dan sarana
ibadah.
• Sarana MCK sementara harus disediakan terpisah, dalam jumlah
cukup, dan diletakkan pada tempat yang disetujui Konsultan
Pengawas. Seluruh sarana tersebut harus dilengkapi fasilitas mandi
dan toilet yang dihubungkan dengan saluran induk, penampungan
sementara, septictank, dan rembesan secara baik. Semua fasilitas
1.9. Perlindungan
1.9.1. Perlindungan terhadap Lahan
Kontraktor harus bertanggung jawab atas keamanan pada lokasi pekerjaan
dan semua barang-barang yang ada di atasnya. Semua kegiatan
pengamanan pekerjaan tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam
kontrak, termasuk penggantian segala barang yang hilang atau rusak akibat
pencurian dan tidak adanya instruksi pengamanan.
Seluruh barang, peralatan, dan bahan yang diperlukan selama pekerjaan
harus diletakkan atau disimpan di dalam batas site. Kontraktor harus
bertanggung jawab secara hukum atas keselamatan publik, sarana publik,
dan bertanggung jawab atas segala klaim terhadap kerusakan,
kecelakaan, atau penghilangan benda-benda tersebut. Pengamanan atas
1.11. Dokumentasi
1.11.1. U m u m
Kontraktor harus membuat dan menyimpan dokumentasi dan catatan
harian untuk pemeriksaan atau sesuai permintaan Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
1.11.2. Kegiatan - Kegiatan yang Didokumentasikan
Kontraktor harus mencatat dan merekam semua kegiatan yang berkaitan
dengan kontruksi pekerjaan, termasuk hal-hal yang disebutkan di bawah ini
:
• Semua gambar atau dokumen lainnya yang dikeluarkan atau diminta
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
• Semua instruksi yang diberikan kepada Kontraktor, tindakan yang
dilakukan dan tanggal-tanggal pembuatan konfirmasi.
• Rincian perintah kerja harian.
• Kondisi cuaca termasuk suhu udara, hujan, angin, dan kondisi lainnya
yang tidak normal.
• Mutu pekerjaan yang buruk yang diketahui atau dilaporkan, dan
pekerjaan yang gagal dengan menyebutkan alasannya.
• Keterlambatan pekerjaan dan alasannya.
• Masalah tenaga kerja.
material, sampah, polusi dan pembersihan saluran pembuangan kotoran dan hujan,
serta meninggalkan area pekerjaan dalam keadaan bersih dan rapi pada saat tidak lagi
dilakukan pekerjaan atau pada saat pekerjaan selesai sesuai permintaan Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
2.1.7. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
2.1.8. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat
timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.
2.1.9. Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai
dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan
mengendalikan risiko.
2.1.10. Biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU adalah biaya yang diperlukan untuk
menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus
diperhitungkan dan dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.
2.1.11. Rencana K3 Kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen
lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan
konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna
Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia
Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
Bidang PU.
2.1.12. Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi yang selanjutnya disingkat Monev
K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan data, analisa,
kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan K3 Konstruksi.
3. Cara kerja;
4. Alat Pelindung Kerja;
5. Alat Pelindung Diri;
6. Rambu-rambu; dan
7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.
BAB 3
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
3.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik lantai.
b. Pasangan ubin keramik tanah liat untuk lantai pada area-area, sesuaikan
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi nut nut keramik/joint filler.
d. Pasangan ubin keramik untuk tangga.
2. Pekerjaan yang berhubungan:
a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
c. Pekerjaan Waterproofing (pada area basah)
3. Pekerjaan yang berhubungan:
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia –
1982 (NI-3
b. ANSI : American National Standard Institute
c. ISO : 13006
d. TCA : Tile Council Of America, USA>
(1) TCA 137.1 – Recomended Standard Spesifikasi
for Ceramic Tile
4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan
additive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna
dan groutingnya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard
minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar
sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekat
3.3 Pemasangan
1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama
lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran keramiknya dan
kondisi pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, maka tentukan metoda
persiapan permukaan pemasangan keramik, joints dan curing, untuk
diusulkan kepada Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang
bahan, cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi,
perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu grinda.
2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding
dasar harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan
yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar
maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh
kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk
area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan
harus lurus hingga air bisa mengalir kearah floor drain tanpa
meninggalkan genangan.
Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan
kemiringan yang ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat
yang diperlukan, sebelum memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi
Lapangan tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh
buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik,
harus dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas
BAB 4
PEKERJAAN DINDING BATA MERAH
4.1 Umum
1. Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan dinding
bata merah untuk keperluan proyek.
2. Pekerjaan pemasangan beton aerasi yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum didalam RKS
ini, PUBBI, SII dan semua perintah Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas yang disampaikan selama berlangsungnya pekerjaan.
4.3 Pelaksanaan
1. Pemeriksaan lapangan
a. Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/dibebani pasangan
beton aerasi, bila ada struktur pendukung yang belum sempurna maka
pemasangan beton aerasi/bata ringan harus di tunda dahulu.
b. Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan harus
disampaikan/ diberitahukan secara tertulis.
2. Persiapan pekerjaan
a. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran atau
benda-benda lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan
b. Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan pemasangan
maupun saat dilaksanakan pemasangan.
3. Pembuatan dan penggunaan adukan seperti yang diterangkan pada bagian
adukan pasangan dan plesteran.
4. Pemasangan
a. Beton aerasi
• Pasangkan beton aerasi yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya
untuk pasangan dinding sesuai dengan yang direncanakan.
• Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya
dalam keadaan tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan
dengan bahan atau pekerjaan lain baru diijinkan menggunakan
beton aerasi yang patah tetapi tidak boleh melebihi 50%.
• Bidang yang akan menerima pekerjaan/pemasangan harus di
basahi terlebih dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen
dari adukan yang berlebihan.
• Sebelum menambahkan/melanjutkan pasangan baru diatas
pasangan lama yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam,
maka pasangan lama harus di bersihkan dahulu, kedudukan beton
aerasi yang longgar/lepas harus diganti dan mortar yang lepas di
tambal.
• Tera/ Laveling.
Lapisan beton aerasi harus ditera datar dan tegaknya agar didapat
kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
b. Pemasangan angkur
• Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan kolom,
kolom atau balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan. Buatkan
jarak 60 cm untuk arah vertikal dan 100 cm untuk arah horizontal
dengan panjang angkur efektif 15 cm.
• Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan
tera siar datar dan tegak
c. Balok/kolom praktis
• Laksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang
diisyaratkan dalam spesifikasi pekerjaan beton, disetiap luas
pasangan pasangan dinding bata ringan > 9 m2 dan yang
berhubungan dengan opening untuk kusen alumunium harus diberi
kolom/balok praktis ukuran 11 x 11 cm dengan besi tulangan utama
4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm atau besi 120 kg/m3. Bila didalam
gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus dipatuhi.
• Pengecoran beton ini baru dapat dilaksanakan jika pekerjaan
koordinasi lainnya yang bersinggungan langsung sudah dipastikan
kedudukannya.
5. Pembersihan dan Perlindungan
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian
berikan perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras
selama sekurang-kurangnya 3 hari setelah seluruh dari sebuah bidang kerja
selesai terpasang.
BAB 5
PEKERJAAN DINDING KERAMIK
5.1 Umum
1. Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan
yang dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang
dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan /
Konsultan Pengawas.
Kualitas I, ukuran keramik pada dinding 40 x 40 cm, tinggi 300 cm pada dinding
keramik kamar mandi lantai dua.
5.4 Pelaksanaan
1. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat juga
menggunakan perekat keramik, diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan
perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel bergigi dengan tebal
adukan ± 3 mm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan
petunjuk pabrik.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
supaya jenuh.
5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang
akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Meja Dapur,
Lemari Gantung dan lain-lain sebagimana yang tertera didalam gambar.
6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan serta harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan satu garis lurus.
9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm
setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar- siar
keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya
akan ditentukan kemudian.
10. Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting
dan kotoran lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan,
lindungi keramik selama 14 hari setelah pemasangan.
BAB 6
PEKERJAAN PLESTERAN
6.1 Umum
1. Lingup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.
7. Untuk bidang pasangan dinding hebel dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
8. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai
spesi kedap air.
9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan
yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima
cat.
10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran maksimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya
pada bagian pekerjaan yang diizinkan Perencana/MK.
12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
13. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.
14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
15. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Perencana/MK dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
16. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish,
BAB 7
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, & JENDELA ALUMINIUM
7.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan Sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta
shop drawing dari Kontraktor.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Sealant
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Kaca dan Cermin.
3. Design Criteria
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik
maupun tekan) : 120 Kg/M2.
4. Standard
a. ASTM:
b. C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
c. C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic
Applications.
d. C 2287 - Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer Molding and
Extinasion Compounds.
5. Persetujuanipersetujuan
a. Shop drawing :
• Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi,
hubunga-hubungan antar komponen , cara pengangkuran dan
lokasinya, penempatan hardware, dan detail-detail pemasangan.
• Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain- lain, profil harus diseleksi
lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding
dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
b. Untuk diagonal 2 mm.
6. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant. angkur-angkur untuk rangka/kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak
kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
7. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finish dari laquer yang jemih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.
7.3 Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
perencana/ MK
3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan
4. Pemotongan dan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaanya. Disarankan
untuk mengerjakanya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukannya
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok. Pengerlasan harus rapi untuk memperoleh kualitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate
setebal 12-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrupan anti
karat/stainles steel, sedemikian rupa sehingga ait line dari tiap sambungan
haus ke depan air dan mmenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm 2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh
sealant.
9. Disyaratkan bahwa kusen aluminium ini dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut ini :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, Harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen
aluminium akan kntak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan
metal yang bersangkutan harus di berilapisan chormium untuk menghindari
kontak korosi.
11. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kusen terpasang. Permukan bidang dinding horizontal
(pelubang dinding) yang melekat pada ambangan bawah dan atas harus
waterpass.
13. Untuk memeperoleh kekedapan kebocoran udara tertama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubberat atau baan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada
swing door dan double door.
14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat dari berbatasn dengan dimding agar
diberi sealant supaya kedepan air dan kedepan suara.
15. Tepi bawah ambangan kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
BAB 8
PEKERJAAN PLAFOND (Gypsum)
8.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum dan konstruksi
penggantungnya, pen yiapan tempat serta pemasangan pada tempat-
tempat yang tercantum pada gambar untuk itu.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan kayu kasar
b. Pekerjaan Pengecatan
c. Pekerjaan Logam non Struktur
d. Pekerjaan Mekanikal
e. Pekerjaan Elektrikal
3. Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
4. Persetujuan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
jenis langit-langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat
pelaksanaan dari pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan
jelas hubungkan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad dan
hubungannya dengan lampu, AC dan lain-lain
8.3 Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit
a. Rangka metal furingdisusun sejajar dengan bidang gypsum yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. Rangka metal furing pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak max. 120
cm.
c. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 120 cm.
d. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola
pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar
serta hasil pemasangan harus rata/ tidak melendut.
e. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
f. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultansi dengan Konsultan MK.
g. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan
naad dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan
sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama
lain.
rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun standart
teknis.
4. Pada pekerjaan finishing plafond, harus benar benar rapih, lurus, rata dan
vertical atau flat.
5. Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang
tidah menimbulkan cacatgoresan pada permukaan pekerjaan yang
dibersihkan/ dilaksanakan.
BAB 9
PEKERJAAN SANITAIR & TOILET
9.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/ operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan kloset, washtafel, urinoir, kran air, pengering lantai
(floor drain)
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Waterproofing
b. Pekerjaan Plumbing
3. Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/MK
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana/MK berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
9.3 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia.
2" dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
depverchron dengan draad untuk clean out.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain yang
dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
MK/Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai
d. harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap
air Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
BAB 10
PEKERJAAN PENGECATAN
10.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
Cat emulsi, cat Weather shield dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Langit-langit Calsium Silicate atau GRC board
b. Pekerjaan kayu
c. Pekerjaan pintu besi
d. Cat dinding.
3. Standar
a. PUBI : 54, 1982
b. PUBI : 58, 1982
c. NI :4
d. ASTM : D - 361
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K-41
4. Persetujuan
a. Standard Pengerjaan (Mock-up)
• Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
b. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/
bergelombang harus diratakan dengan bahan / semen khusus ( sejenis
Seam Coat )
10.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering
tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada
Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata. Unyuk dinding luar bila permukaan dinding belum rata tidak
diizinkan diratakan dengan plamur.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan
menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang dilanjutkan dengan
3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
• Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
• Lapis II kental
• Lapis III encer.
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch
number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.
10.4 Garansi
Untuk cat luar bangunan (weathershield) kontraktor harus memberikan
garansi produk dan garansi aplikasi kepada pemberi tugas yang berlaku
selama 5 tahun
BAB 11
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI
11.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun
jendela aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail
gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
b. Pekerjaan Pintu Kayu
c. Pekerjaan Kusen dan Pintu Besi
3. Persyaratan Bahan
a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardware' akibat dan pemilihan merek, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang
panel yang dipakai adalah kunci “mortise lock set” berbahan staniless
steel atau logam anti karet
c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk
Konsultan MK.
2. Pekerjaan Engsel.
a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu
kualitas baik, dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai
(floor hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada
lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai
dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai
pada posisi single action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan
masing-masing pintu.
11.3 Pelaksanaan
1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
3. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
4. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya
5. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua
BAB 12
PEKERJAAN ACCESORIES RAILING
12.1 Umum
1. Pekerjaan railing ram dalam bangunan menggunakan pipa black steel di
finish dengan cat jenis alkyd enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam
gambar rencana.
2. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan black steel dan hollow dan juga
mempersiapkan lokasi/tempat dudukannya.
12.2 Ketentuan
1. Tenaga ahli
Pelaksanaan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya.
2. Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan peralatan yang memadai seperti
alat potong besi, alat las listrik/las diesel dan lain sebagainya.
Sebelum pengadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta
mengajukan contoh bahan dan catalog serta persyaratan teknis lainnya.
12.3 Material
1. Ukuran pipa hitam yang dipakai sesuai dengan gambar perencanaan yang
diberikan.
2. Panjang dan bentuknya serta penggunaannya sesuai gambar rencana.
3. Cat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah cat Synthetic khusus untuk
besi, sedangkan warna ditentukan kemudian.
12.4 Pelaksanaan
1. Besi dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan dikerjakan di luar
proyek (workshop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit dan memasang
pada dudukannya.
2. Railing harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam
gambar detail
3. Sambungan las harus digerinda sampai halus dan siap untuk dicat
4. sebelum pengecatan railing yang terpasang agar dibersihkan dari bekas-
bekas minyak dan diamplas untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan
kemudian dicat dengan cat dasar
5. Dudukan railing besi pada dinding/lantai dengan cara disekrup dan dynabolt.
BAB 13
PEKERJAAN SILICONE SEALANT
13.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain
sebagainya, untuk pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang
sempurna sesuai RKS.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant
antara lain:
• Setiap hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.
• Setiap hubungan antara rangka aluminium dengan dinding beton.
• Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
2. Pekerjaan yang berhubungan :
a. Pekerjaan Kusen Aluminium
b. Pekerjaan Kaca dan C ermin
BAB 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
14.1 Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, perlengkapan
atap dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap yang
ditentukan seperti yang ditunjukkan / diisyaratkan dalam gambar atau
dalam tabel rincian jenis pekerjaan.
BAB 15
PEKERJAAN KANSTEEN
BAB 16
PEKERJAAN DINDING LAPIS GRANIT (DINDING FASAD)
16.2 Pelaksanaan
1. Pada permukaan dinding bata merah yang akan difinis/ditempel batu alam,
dapat langsung dipasang (tanpa diplester terlebih dulu) dengan menggunakan
perekat 1 PC : 3 Ps sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera
pada Gambar.
2. Siar-siar batu alam diisi dengan cairan semen berwama (wama siar ditentukan
kemudian).
BAB 17
PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
(ACP)
17.1 Umum
1. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan membuat konstruksi rangka dan pemasangan
ACP sesuai ketentuan perencanaan, dan pemasangannya di lapangan.
2. Semua pekerjaan dan tukang yang bekerja untuk melakukan pekerjaan harus
ahli dan yang berpengalaman serta profesional.
3. Kontraktor harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja(Shop Drawing)
yang lengkap, daftar material, dan sambungan dari komponen-komponen, yang
sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Pekerjaan Pemasangan ACP harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
tertera pada gambar kerja.
17.3 Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
2. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam merk saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
4. Untuk pemasangan rangka ke dinding, dilakukan pemasangan besi siku yang
dibor dengan dinabolt ø 10mm pada dinding sebagai dasar rangka panel.
5. Untuk pemasangan modul panel ke rangka, dipasang rangka aluminium 38x38
untuk landasan Panel Alumunium Composite pada rangka besi siku
menggunakan dinabolt ø10mm yang dibor.
6. Rangka-rangka dudukan harus diperiksa dengan teliti, harus tegak lurus, dan
terpasang pada posisinya.
7. Pemasangan modul panel Alumunium Composite dilakukan jika sudah
dipastikan rangka-rangka dudukan tegak lurus serta terpasang kuat pada
posisinya.
8. Pemasangan harus dilakukan secara teliti dan rapi dengan metode pemasangan
yaitu tepi panel Alumunium Composite di tekuk tepiannya sebanyak 2 kali
hingga membentuk huruf S, sebagai sambungan ke rangka alumunium
menggunakan rivet.
9. Celah antar sambungan panel diberi selang ø ½ Inch kemudian ditutup dengan
Sealant mencegah air masuk.
10. Pembersihan ACP yang sudah terpasang dilakukan setelah pekerjaan selesai.
Pembersihan dapat menggunakan air dan spons atau sikat lembut. Apabila
pengotoran lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
11. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang
dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal yang tidak diinginkan terjadi,
Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
12. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP) harus
merupakan hasil pekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.