Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan


oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan
untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
ANC sesuai standart.
C. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Purwodiningratan NomOr
440.9/178/TU/2020 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di Masa
Pandemi Covid-19 UPT Puskesmas Purwodiningratan
D. Referensi Kaslam, Pancho. 2013. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU EDISI KEDUA. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.
E. Prosedur 1. Petugas melakukan Timbang Berat Badan dan ukur Tinggi
Badan (T1)
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
antenatal
dilakukan untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan BB yang kurang dari 9 Kg selama
kehamilanatau kurang dari 1 Kg setiap bulannya menunjukan
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran Tinggi
Badan pada pertama kali kunjungandilakukan untuk menapis
adanya factor resiko pada ibu hamil. Tinggi Bdan ibu hamil
kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya
CPD ( Chephalo Pelvic Disproportion )

2. Petugas melakukan pengukuran Tekanan Darah ( T2). 


Pengukuran Tekanan Darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
( tekanan darah >140/90 mmHg) pada kehamilan dan pre
eklampsia ( hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah dan atau protein urine

3. Petugas menilai Status Gizi ( Ukur lingkar lengan atas /LILA )


( T3 )
Pengukuran lila hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil
beresiko KEK.
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas memakai APD
6. Petugas melakukan Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T4 ) 
Pengukuran TFU pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau
tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita
pengukur setelah umur kehamilan 24 minggu.
7. Petugas menentukan Presentasi janin dan denyut jantung
janin ( DJJ ) T5
Menentukan presentasi janin pada akhir TM II,dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengetahui letak janin.Penilaian DJJ
dilakukan pada akhir TM I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/ menit
atau DJJ cepat lebih dari 160 kali /menit menunjukan adanya
gawat janin.
8. Petugas melakukan Skrining Status imunisasi Tetanus dan
berikan imunisasi Tetanus Toksoid ( TT ) bila
diperlukan ( T6)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama ,
ibu hamil di skrining status imunisasi T –nya. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status
imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status
imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap
infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 ( TT
Long life ) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. Pemberian
imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal , hanya
terdapat interval minimal. Interval minimal pemberian
imunisasi TT dan lama perlindunganya dapat dilihat pada
table berikut :
Imunisasi Selang Waktu Lama
TT minimal pemberian Perlindungan
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

9. Petugas memberikan tablet tambah darah (tablet besi)


( T7 )
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan.
10. Petugas merujuk ibu hamil untuk Periksa Laboratorium
( rutin dan khusus )  (T8 )
pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali
pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan
laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, Sifilis, HBsAg, HIV
dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/ epidemic
( malaria, dll ), sementara pemeriksaan laboratorium khusus
adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas
indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal ( protein dalam urin, kadar gula darah, BTA , )
11. Petugas melakukan Tata laksana/ penanganan khusus
( T9 )
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan
12. Petugas melakukan Temu Wicara /Konseling ( T10 )
dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
13. Petugas melepas APD dan membuang ke tempat sampah
medis
14. Petugas melakukan cuci tangan

F. Unit Terkait Ruang Pendaftaran dan Rekam Medik


Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Kesehatan Gigi Dan Mulut
Ruang Kesehatan Ibu Dan Anak
Ruang Keluarga Berencana
Ruang Imunisasi
Ruang Laboratorium
Ruang Farmasi
Ruang Konsultasi Gizi
Ruang Konsultasi Kesehatan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai