Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN KE-11

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan karakteristik
dari pasar persaingan sempurna.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut.

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian pasar


persaingan sempurna
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan karakteristik pasar
persaingan sempurna.

C. PETUNJUK PEMBELAJARAN
Pelajari materi pertemuan 11 dan kerjakan semua latihan soal yang ada di akhir
materi secara mandiri.

D. URAIAN MATERI
Pasar Persaingan Sempurna

Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena


struktur pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya aktivitas produksi dengan
tingkat efisiensi yang tinggi. Oleh karena itu dalam analisis ekonomi sering
digunakan asumsi bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna.
Tetapi dalam praktek tidak mudah untuk menentukan suatu industri dapat
digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna yang sesungguhnya (sesuai
teori). Umumnya, yang ada adalah yang mendekati ciri-ciri struktur pasar tersebut.
Namun, sebagai landasan teori untuk analisis ekonomi, mempelajari ciri-ciri pasar
persaingan sempurna adalah sangat penting.
Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna

Model persaingan sempurna didasari oleh asumsi-asumsi sebagai berikut:


a. Terdapat banyak penjual dan pembeli. Oleh karena terdapat sangat banyak
produsen atau perusahaan, maka setiap produsen atau perusahaan hanya
memasok produk sebagian kecil saja dari total produk yang ditawarkan di pasar.
Pembeli juga sangat banyak sehingga secara individu mereka tidak mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi mekanisme di dalam pasar.

b. Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah homogen. Pasar diartikan
sebagai gabungan dari produsen yang memproduksi produk yang homogen/identik.
Ini berarti bahwa antara produk dari produsen yang satu dengan produk dari
produsen yang lain bersifat substitusi sempurna. Oleh karena itu, para pembeli tidak
dapat membedakan produk- produk dari produsen yang berbeda.

c. Setiap produsen adalah pengambil harga (price taker). Implikasi dari kedua
asumsi di atas adalah bahwa produsen secara individu tidak dapat mempengaruhi
harga pasar yang berlaku dengan mengubah jumlah produk yang ditawarkan.
Dengan demikian setiap produsen hanya menerima harga pasar. Produsen dapat
menawarkan produk berapapun jumlahnya dengan harga pasar tersebut.

d. Perusahaan-perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit of
firms). Tidak ada hambatan bagi setiap perusahaan untuk masuk ke pasar atau
keluar dari pasar.

e. Pengetahuan sempurna (perfect knowledge). Semua penjual dan pembeli


diasumsikan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang kondisi pasar terkait
jumlah produksi, harga maupun kondisi di masa yang akan datang.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas kita akan menganalisis keseimbangan


produsen/perusahaan dan pasar/industri di dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Keseimbangan produsen dicapai pada saat perusahaannya mencapai
keuntungan maksimum. Keseimbangan pasar atau industri dicapai apabila (a)
semua perusahaan dalam posisi keseimbangan, dan (b) jumlah produk semua
perusahaan tersebut sama dengan jumlah permintaan semua konsumen.
Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna

a. Permintaan

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Karena jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output
pasar, maka berapapun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah. Karena
itu kurva permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu berbentuk garis
lurus horizontal. Bentuk kurva permintaan industri dan perusahaan dapat dilihat
pada diagram 11.1

P P

E
P P
D Perusahaan
D Industri

Q Q
0 0

a. Industri/Pasar b. Perusahaan

Diagram 11.1

Kurva Permintaan Industri dan Perusahaan

Kurva D perusahaan berbentuk elastis sempurna karena ada dua alasan. Alasan
pertama adalah karena hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa atau
homogen dengan produksi perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut,
sehingga apabila perusahaan tersebut menaikkan harga hasil produksinya, tidak
satu konsumenpun yang mau membeli hasil produksinya. Hal ini karena konsumen
dapat beralih membeli hasil produksi dari perusahaan yang lainnya. Alasan kedua,
karena produksi perusahaan merupakan sebagian kecil saja yang diperjualbelikan
di pasar, perusahaan tersebut dapat menjual hasilnya produksinya pada harga P.

b. Penerimaan
Karena dalam pasar persaingan sempurna harga telah ditetapkan, penerimaan
rata-rata (AR) dan penerimaan marjinal (MR) adalah sama dengan harga. Dengan
demikian kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata-rata (AR)
sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P).
Gambaran tersebut dapat digambarkan dalam diagram 11.2.a. Penerimaan total
merupakan jumlah output (Q) dikali harga jual (P). Kurva penerimaan total
berbentuk garis lurus yang bermula dari titik nol dengan sudut kemiringan positif,
seperti yang ditunjukkan oleh diagram 11.2.b.

Rp Rp

TR = P.Q

P D = AR = MR = P

0 Kuantitas 0 Kuantitas

(a) (b)

Diagram 11.2.

Kurva Penerimaan : TR, AR, MR dalam Pasar Persaingan Sempurna


Memaksimumakan Keuntungan Pasar Persaingan Sempurna

Di dalam jangka pendek, pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat


diterangkan dengan dua cara berikut:

a. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total


Dalam cara pertama keuntungan ditentukan dengan menghitung dan
membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah
perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang
dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan antara
keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keuntungan
yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan
total dengan biaya total adalah yang paling maksimum. Untuk menggambarkan
keadaan tersebut dapat dimisalkan pada kasus dibawah ini.

Tabel 11.1

Hasil Penjualan, Biaya Produksi, dan Keuntungan Maksimum (ribu rupiah)

Produksi Harga Hasil Penjualan Biaya Produksi Keuntungan

(Q) (P) (TR = P x Q) (TC) (π = TR –TC)

0 200 - 200 -200

1 200 200 300 -100

2 200 400 380 20

3 200 600 450 150

4 200 800 480 320

5 200 1000 500 500

6 200 1200 580 620

7 200 1400 780 620

8 200 1600 1250 350

9 200 1800 1700 100

10 200 2000 2300 -300


Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan keuntungan maksimum
dicapai pada saat perusahaan memproduksi sebanyak 6 atau 7 unit dan
keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan adalah sebanyak Rp 620.000.
Pemaksimuman keuntungan dengan menggunakan pendekatan ini dapat pula
ditunjukkan dengan menggunakan diagram atau grafik yang ditunjukkan dalam
diagram 11.3. Kurva TC dan TR dibuat berdasarkan data yang terdapat dalam tabel
11.1.

Diagram 11.3

Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan Total

Biaya dan Penjualan


TR TC
B

1400
Keuntungan

780 Maksimum

A
2 Kuantitas
0 7 10

Berdasarkan diagram 11.3 dapat dilihat kurva TC bermula diatas kurva TR,
dan ini terus hingga mencapai tingkat produksi hampir 2 unit. Keadaan dimana
kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami
kerugian. Pada saat produksi mencapai antara produksi 2 sampai 9 unit kurva TC
berada di bawah kurva TR, dan ini menggambarkan bahwa perusahaan
memperoleh keuntungan, dan apabila dibuat garis tegak antara TC dan TR, garis
tegak yang terpanjang yaitu pada keadaan dimana produksinya adalah sebesar 7
unit, hal ini menggambarkan keuntungan paling maksimum. Apabila produksi
mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah berada di atas kurva TR kembali, yang
berarti bahwa perusahaan mengalami kerugian kembali. Perpotongan antara kurva
TC dan TR dinamakan titik impas (break even point) yang ditunjukkan pada titik A
dan B yaitu keadaan pada saat biaya total yang dikeluarkan sama dengan hasil
penjualan total yang diterima.

b. Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya


marjinal.
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data
biaya rata-rata dan biaya marjinal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada
tingkat produksi dimana hasil penjualan marginal (MR) sama dengan biaya marginal
(MC) atau MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila
menambah produksi pada ketika MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR)
melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan
penjualan akan menambah keuntungan. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila
MR < MC, mengurangi produksi dan penjualan akan menambah untung. Maka
keuntungan maksimum dicapai dalam keadaan dimana MR=MC berlaku. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh angka dalam tabel 11.2 yang diambil dari data
tabel 11.1

Tabel 11.2

Hasil Penjualan Marjinal, Biaya Marjinal, dan Keuntungan (ribu rupiah)

Produk Tambahan Biaya Tambahan Jumlah


si Hasil Marjinal Keuntungan Keuntungan

(Q) Penjualan (MR) (MC) (MR – MC)

0 - - - -

1 200 100 100 100

2 200 80 120 220

3 200 70 130 350

4 200 30 170 520

5 200 20 180 700

6 200 80 120 820


7 200 200 0 820

8 200 470 -270 550

9 200 450 -250 300

10 200 600 -400 -100

Seperti pendekatan penentuan keuntungan yang pertama, dalam


pendekatan kedua ini juga dapat dilihat bahwa keuntungan maksimum dapat
dicapai pada tingkat produksi sebanyak 6 atau 7 unit. Analisis yang kedua jelas
menunjukkan bahwa pada produksi sebanyak 7 unit nilai MR = MC.

Pemaksimuman keuntungan dengan menggunakan pendekatan ini dapat pula


ditunjukkan dengan menggunakan diagram atau grafik yang ditunjukkan dalam
diagram 11.4. Kurva MC dan MR dibuat berdasarkan data yang terdapat dalam
tabel 11.2.

Biaya dan Harga

AC
MC

200 C E MR = AR = P
Keuntungan

111,4 A
B

2 Kuantitas
0 7 10

Diagram 11.4
Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan
Marjinal

Berdasarkan diagram 11.4 kurva-kurva yang dibuat adalah kurva MC, MR,
dan AC. Perusahaan akan mencapai keuntungan maksimum apabila jumlah
produksi yang digambarkan dalam tabel 11.2 tercapai dalam keadaan dimana MC
sama dengan MR, berlaku juga pada diagram 11.4 keadaan MC = MR akan tercapai
pada produksi sebesar 7 unit. Jumlah keuntungan ditunjukkan oleh kotak AECB.
Dalam jangka pendek walaupun dimisalkan setiap perusahaan akan berusaha
untuk memaksimumkan keuntungan tidak berarti setiap perusahaan akan selalu
mendapat untung, empat kemungkinan tersebut yaitu :

a. Mendapat untung luar biasa atau melebihi normal yaitu apabila harga lebih
tinggi dari biaya rata-rata yang paling minimum.
b. Mendapat untung normal yaitu apabila hasil penjualan totalnya sama
dengan biaya total.
c. Mengalami kerugian tetapi dapat membayar sebagian biaya tetap yaitu
apabila harga lebih rendah dari biaya total rata-rata, tetapi lebih tinggi dari
biaya berubah rata-rata. Perusahaan memperoleh hasil penjualan yang
melebihi biaya berubah yang dikeluarkannya, tetapi kelebihan tersebut
belum dapat menutupi biaya tetapnya.
d. Perusahaan menutup atau membubarkan perusahaan yaitu apabila hasil
penjualan hanyalah sebesar atau kurang dari biaya berubah. Walaupun
perusahaan menghasilkan barang, ia sama sekali tidak dapat memperoleh
pendapatan untuk menutupi biaya tetap yang telah dikeluarkannya,
sehingga lebih baik perusahaan menutup usahanya.

Pemaksimuman Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, semua input adalah variable. Keadaan ini bisa
dianggap tahap perencanaan sebelum perusahaan masuk kedalam industri. Pada
tahap ini perusahaan akan memutuskan fasilitas produksi sebesar apa yang harus
dibangun (misalnya jumlah optimal dari fixed cost). Dalam jangka panjang,
perusahaan juga tetap berusaha memaksimumakan profit. Harga ditetapkan pasar
dan sama dengan MR. Output akan naik selama MR < MC. Maksimum profit
tercapai bila MR = MC.
Rp S2 Rp
S0 SMC LMC

E2 S1
P2 LAC
SAC
E0 E
P0 P0
D = MR = AR = P
E1
P1

D0

Q Q
0 Q2 Q0 Q1 0 Q*

(a) Industri (b) Perusahaan

Diagram 11.5

Keseimbangan Jangka Panjang Perusahaan dalam Pasar Persaingan


Sempurna

Dalam diagram 11.5.a menunjukkan keseimbangan industri dalam jangka panjang


terjadi di titik E0 di mana tingkat harga adalah P0 dan jumlah output Q0. Pada saat
itu keseimbangan perusahaan digambarkan pada diagram digambarkan dalam
diagram 11.5.b kurva-kurva yang dibuat adalah kurva SMC, LMC, SAC, dan LAC
berpotongan pada satu titik yaitu titik E dengan output Q*. Jika ada perusahaan
yang masuk maka akan terjadi penambahan penawaran. Diagram 11.5.a
menunjukkan kurva penawaran bergeser ke kanan yaitu dari S0 ke S1.
Keseimbangan baru terjadi di titik E1, di mana harga keseimbangan P1 dan output
sebanyak Q1. Sebelum ada perusahaan yang masuk, pada tingkat harga P1 jumlah
output yang ditawarkan hanya Q2. Selisih Q1-Q2 adalah akibat penambahan
kapasitas produksi yang berasal dari perusahaan yang masuk. Tetapi pada tingkat
harga P1 ada perusahaan-perusahaan yang tidak dapat bertahan, karena harga jual
lebih kecil dari biaya produksi per unit (P1 < AC). Jika produksi ditambah, kerugian
bertambah besar. Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran tingkat industri
berkurang, misalnya sampai pada S2 yang menaikkan harga menjadi P2. Bagi
perusahaan secara individu, keadaan ini sangat menguntungkan, karena
perusahaan memperoleh laba super normal (P2 > AC). Hal ini akan menarik
perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam industri. Gerakan keluar masuk
akan berhenti bila keseimbangan kembali ke titik E, sehingga perusahaan dalam
industri hanya menikmati laba normal. Hal ini karena adanya asumsi free entry and
exit.

Kebaikan dan Kekurangan Pasar Persaingan Sempurna

Kebaikan :

1. Persaingan sempurna memaksimumakan efisiensi

Sebelum menerangkan kebaikan dari pasar persaingan sempurna ditinjau


dari sudut efisiensi, terlebih dahulu akan diterangkan dua konsep efisiensi yaitu:

a. Efisiensi produktif

Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang


pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling
minimum. Untuk menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak gabungan
faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah
gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini harus dipenuhi
pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara keseluruhan harus
memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu pada waktu
kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu industri mencapai
keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan mencapai tingkat efisiensi
produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling minimal.

b. Efisiensi Alokatif

Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak, perlulah dilihat
apakah alokasi sumber-sumber daya keberbagi kegiatan ekonomi/produksi telah
dicapai tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi sumber-sumber daya
mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat berikut : harga setiap
barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi barang tersebut. Berarti
untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai
keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai macam

barang dalam perekonomian akan memaksimumakan kesejahteraan masyarakat.

Didalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas akan
selalu wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam
persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan
dicapai apabila biaya produksi adalah yang paling minimum. Dengan demikian,
sesuai dengan arti efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam jangka panjang
efisiensi produktif selalu dicapai oleh perushaan dalam persaingan sempurna.

Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil


penjualan marjinal. Dan didalam memaksimumakan keuntungan syaratnya adalah
hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka panjang
keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Kesamaan
ini membuktikan bahwa pasar persaingan sempurna juga mencapai efisiensi
alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi alokatif dicapai
didalam pasar persaingan sempurna.

2. Kebebasan bertindak dan memilih

Persaingan sempurna menghindari wujudnya konsentrasi kekuasaan di


segolongan kecil masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa
konsentrasi semacam itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan
kegiatannya dan memilih pekerjaan yang disukainya. Juga kebebasaannya untuk
memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas.

Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
menentukan harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan. Begitu
pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam
masyarakat, efisiensilah yang menjadi faktor yang menentukan pengalokasinya.
Tidak seorang pun mempunyai kekuasan untuk menentukan corak
pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya kebebasaan untuk
memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai pilihan
yang lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang penuh
keatas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor
produksi yang mereka miliki.
Keburukan Atau (Kekurangan) :

1. Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi

Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah


oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat
meemperoleh keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik
memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka
panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya
suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-
perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan
keuntungan dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-
perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.

Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi


juga berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan
sempurna karena perusahaan-perusahan yang kecil ukurannya tidak akan mampu
untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik.
Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul
oleh perusahaan yang kecil ukurannya.

2. Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial

Didalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan


itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandang perusahaan,
penggunaannya mungkin sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut
kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan.

3. Membatasi pilihan konsumen

Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen


sama, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang
akan dikonsumsinya.

4. Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi

Didalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna


adalah paling minimum, tersirat (yang tidak dinyatakan) pemisalan bahwa biaya
produksi tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan
dalam bentuk pasar lainnya mungkin dapat mengurangi biaya produksi sebagai
akibat menikmati skala ekonomi,perkembangan teknologi dan inovasi.

5. Distribusi pendapatan tidak selalu rata

Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan


tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk
pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan
bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien. Kalau
distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang
dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan
golongan kaya.

Contoh Kasus:

Sebuah perusahaan dalam pasar persaingan sempurna menghadapi fungsi biaya


5
total dengan persamaan TC = 𝑄 3 − 15𝑄 2 + 40𝑄 + 30, dan P = 15. Berdasarkan
3

pemisalan tersebut hitunglah:

a. Output yang memaksimumakan laba!


b. Besar laba maksimumnya!
Jawab:

a. Untuk menghitung output (Q) yang memaksimumakan laba dan laba


maksimum, terlebih dahulu ditentukan persamaan MC dan MR,
kemudia menyamakannya.
𝜕𝑇𝐶
MC = = 5𝑄 2 − 30𝑄 + 40
𝜕𝑄
𝜕𝑇𝑅
MR = = 15
𝜕𝑄

Syarat laba maksimal adalah MC = MR maka


5Q2 – 30Q + 40 = 15
5Q2 – 30Q + 40 – 15 = 0
(5Q2 – 30Q + 25) : 5 = 0
Q2 - 6Q + 5 = 0
(Q – 5) (Q – 1)
Q1 = 5 Q2 = 1(tidak memenuhi)
Jadi Q (output ) yang memaksimumakan laba adalah 5.
b. Besarnya laba maksimum:
π = TR – TC
5
π = 15Q – (3 𝑄 3 − 15𝑄 2 + 40𝑄 + 30)
5
π = 15(5) – (3 (5)3 − 15(5)2 + 40(5) + 30)
1
π = 75 – (208 − 375 + 200 + 30)
3
1 2
π = 75 - 63 = 11
3 3
E. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Salah satu ciri pasar persaingan sempurna adalah produsen sebagai
price taker. Jelaskan maksudnya! Jelaskan hubungan ciri price taker
dengan ciri yang lain!
2. Jelaskan syarat produsen untuk mencapai kondisi keseimbangan.
3. Kondisi pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek berbeda
dengan jangka panjang. Jelaskan perbedaannya, dan gambarkan
perbedaan kurvanya!
4. Sebuah perusahaan di pasar persaingan sempurna menghadapi biaya
2
total dengan persamaan TC = 𝑄 3 − 16𝑄 2 + 76𝑄 + 100 dan P = 20.
3

a. Hitunglah output (Q) yang memaksimumakan laba!


b. Hitunglah laba maksimumnya!
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan sempurna.
F. DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama, Mandala Manurung. 2010. Teori Ekonomi Mikro; Suatu
Pengantar. Edisi ke-4, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2015. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-30, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai