Skripsi
Disusun oleh:
ABSTRAK
Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini, maka kolokasi ضربyang ditemukan
dalam Alquran oleh peneliti akan diklasifikasikan menurut Khujaliy seorang linguis
Arab yaitu, kata kerja (kk)+kata nomina (kn) dan kata kerja (kk)+preposisi (ksn)+kata
nomina (kn) dan menyesuaikan padanan terjemahan kolokasi tersebut dengan
merujuk pada kamus-kamus yang menyediakan terjemahan kolokasi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kepada Allah swt. yang selalu melimpahkan
rahmat dan karunia kepada seluruh manusia. Shalawat serta salam semoga selalu
Peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas selesainya skripsi ini
kepada seluruh sivitas akademik Fakultas Adab dan Humaniora khususnya, kepada
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. M.
Handayani, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah, Ikhwan Azizi, M.A., sebagai
Pembimbing peneliti dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Peneliti tidak lupa
untuk mengucapkan terima kasih kepada para penguji skripsi ini yaitu, Karlina
Terima kasih juga peneliti sampaikan kepada para dosen Jurusan Tarjamah
yang selalu setia mengajarkan dan mendidik peneliti selama perkuliahan. Semoga
ilmu dan kesabaran mereka mengalir menjadi amal kebaikan yang tak pernah putus.
ibu, kakak, adik-adik, yang selalu mendudukung agar skripsi ini dapat selesai.
Program Studi Tarjamah tahun 2012 yang telah menerima peneliti sebagai teman
Sampai selesainya skripsi ini, peneliti berharap bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat untuk peneliti maupun para pembaca. Di samping itu, peneliti juga
menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, kritik serta saran dari para pembaca peneliti harapkan demi menjadikan karya ini
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................................ix
1. Konsonan
1. ا Alif -
2. ب Ba b
3 خ Ta t
4. ث tsa ts
5. ج jim j
6. ح ḥa ḥ
7. ر kha kh
8. د dal d
9. ر dzal dz
10. ر ra r
20. ف fa f
24. ً mim m
25. ُ nun n
26. ٗ wawu w
27. ٓ ha h
29. ي ya y
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab sama seperti vokal pada bahasa Indonesia.
Vokal bahasa Arab terdiri dari vokal tunggal, rangkap, dan panjang.
Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat yang
َ kasrah i (pendek)
َ dhammah u (pendek)
xi
4. Ta Marbūthah ( ) ج
a. Ta marbūthah hidup
b. Ta marbūthah mati
5. Syaddah (tasydīd)
dengan sebuah tanda syaddah. Transliterasinya ditulis dengan huruf yang sama
dengan huruf yang diberi tanda tersebut. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika
huruf yang menerima tanda itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
Contoh: ( رتْاrabbanā)
ً(ّّرتrabbī)
xiii
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf اdan ( هal)
secara terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda (-).
Perhatikan pula transliterasi huruf syamsiyyah dan qamariyyah pada contoh kata
sandang di bawah.
7. Hamzah
hamzah yang diletakkan di tengah dan di akhir kata. Apabila letaknya di awal
kata, maka huruf ini tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ditulis
( أٍرخumirtu)
xiv
Setiap kata, baik itu kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)
ketentuan-ketentuan di atas:
ّس
سّاىخّاٍّ أ
ّاىذّرّ أ al-dars al-khāmis
DAFTAR ISTILAH
termasuk bahasa Arab, karena dengan kolokasi kita dapat menemukan makna
yang tidak sesuai dengan makna sumbernya, meskipun begitu kita dapat
yang diartkan “memukul”1 dapat diartikan berbeda seperti yang berada di dalam
kamus. Hal ini disesuaikan dengan kata apa ظشبakan disandingkan. Misalnya
diartikan “kalian telah memukul” jika menerjemahkan dengan metode kata per
kata. Namun hal itu tidak dilakukan oleh penerjemah, dikarenakan kata tersebut
Dengan mengetahui fenomena kolokasi, kita dapat memahami jika akan ada
makna baru yang muncul dari beberapa kata dan kumpulan kata ini tidak dapat
diterjemahkan secara harfiah dan karenanya hasil terjemahan akan dapat lebih
1
Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984), h. 872.
1
2
Setelah memahami bahwa kolokasi adalah asosiasi tetap antara kata dan kata
lain dalam lingkungan yang sama2 maka, setiap ditemukannya asosiasi kata
dalam teks tidak dapat dipahami secara gramatikal dikarenakan kata yang
bersanding dengan kata yang lain dapat saja memunculkan makna baru. Dengan
fenomena ini agar mengantisipasi hasil terjemahan yang masih saja terdapat
disebabkan karena proses pengalihan tersebut masih terfokus pada makna perkata
tanpa mempertimbangkan makna dari asosiasi atau kumpulan kata yang mungkin
mengalihkan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan cara
lagi untuk mengalihkan bahasa kitab suci umat Islam, yaitu Alquran.
Alquran yang merupakan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi besar
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka), h. 581.
3
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2011), h. 23.
3
umat Islam. Kitab yang diturunkan dengan bahasa Arab ini telah banyak
Alquran adalah kitab yang diturunkan Allah swt. untuk umat manusia maka,
Alquran yang hasilnya telah dapat diterima oleh masyarakatnya, salah satunya
Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mendeskripsikan kolokasi kata ظشب
asosiasi dengan kata lain yang bervariatif, sehingga akan ada makna baru yang
Fenomena kolokasi menjadi bukti bahwa ada beberapa kata yang tidak dapat
banyak kita temukan, namun kali ini peneliti ingin berfokus pada Alquran
Alquran?
C. Tujuan Penelitian
Alquran.
D. Manfaat Penelitian
E. Penelitian Terdahulu
bahwa penelitian yang setema dengan penelitian ini belum pernah ada.
kolokasi yang terdapat pada majalah H&M Singapura yang terbit pada musim
Muhammad Reza Fadil yang ditulisnya pada 2013. Skripsi yang berjudul
Adapun skripsi yang sudah pernah diteliti adalah karya dari Yudiansah yang
dibuat pada 2010. Penelitian pada yang berjudul “Terjemahan Sinonim Kata
Berpikir Dalam Kajian Alquran”. Penelitian ini membahas tentang beberapa kata
Skripsi lain yang menyerupai ini adalah karya dari Putri Agung Rizki yang
ditulis pada 2011. Skripsi yang berjudul “An Anlysis on Indonesian Translated
6
Collocation in Rick Percy Jackson and the Olympics “The Battle of Labyrinth”
ini menganalisa terjemahan kolokasi pada novel Rick Percy Jackson and the
mengemukakan bahwa ada 356 kolokasi yang diterjemahkan secara harfiah dan
ada 81 kolokasi yang diterjemahkan secara dinamis. Namun, pada novel tersebut
Mashadi Said juga pernah menulis skripsi yang hampir serupa pada 2010.
F. Metodologi Penelitian
peneliti akan menyajikan data secara apa adanya ataupun secara non statstistik.
Secara deskriptif, peneliti akan menjelaskan data-data yang yang ditemukan oleh
M. Quraish Shihab.
1. Sumber Data
adalah kamus, buku yang terkait dengan penelitian ini seperti; buku
7
Maknanya.”
kolokasinya.
8
3. Analis Data
dengan bentuknya.
sandingannya.
4. Teknik Penulisan
G. Sistematika penelitian
penelitian ini. Bab ini berisikan latar belakang, pembatasan dan perumusan
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Kolokasi
Kolokasi merupakan frasa sehari-hari yang bisa terdiri dari beberapa kata
dalam kelompok yang tetap sama (habitual company, company a word keeps,
habitual concomittance) dengan kata yang lain dan hubungan ini mempunyai
jurang dalam penentuan makna mereka. Kelompok kata seperti ini disebut
collocation.5
khusus.
B. Klasifikasi Kolokasi
ini kolokasi terbagi secara sintaksis menjadi lima jenis berdasarkan pada
4
George Yulie, Kajian Bahasa, Penerjemah Astry Fajria (PUSTAKA PELAJAR, 2015), h.
178.
5
Jos Daniel Parera, Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif Tipologi Struktural,
(Jakarta:Penerbit Erlangga, 1991), h. 76.
11
ُ ِحَاق
yang bermakna dia tetap bercakap, KA + KN contohnya seperti: ٌة انشأ
Secara semantik, kolokasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu; اسد تَسِػ
ُ ت ََى
C. Terjemahan Alquran
sasaran. Dalam proses ini tentu saja lazim untuk memperhatikan unsur-unsur
linguis dari kedua bahasa tersebut, sehingga pesan dari bahasa sumber dapat
Sebuah teks akan melewati proses interpretasi ulang oleh penerjemah, lalu
lainnya.
dengan metode teks ilmiah, sastra, dan teks jenis lainnya. Tentu saja ini
memiliki kualifikasi. Hal ini dimaksudkan agar tidak teks yang dianggap
aspek-aspek lain.
kewajaran teks dan bersifat ekstrinsik, yaitu terjemahan yang fokus kepada
telah ada metode utama dalam penerjemahan, yaitu metode harfiah (literal)
padanan kata.
Proses ini dilakukan dengan memahami arti kata demi kata yang
untuk menghasilkan maksud teks yang tidak jelas. Proses ini enggan
2. Terjemahan Maknawiyah
susunan kalimat7
bahasa sumber.
itu seperti;
7
Muhammad Ali Ash Sâbŭniy, Studi Ilmu Alquran, Penerjemah Aminuddin (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1999), h. 332.
15
baiknya.
pengarang.
8
Shihabuddin, Telaah Ihwal Hukum Menerjemahkan Nas Keagamaan Dilihat dari Teori
Menerjemahkan, h. 6.
16
BAB III
1. Verba Imperfektum
Kata kerja ini biasa disebut dengan ً( انفعم انماظal-fi‟l al-mâdhī). Kata
kerja ini menunjukan pekerjaan yang telah dilakukan di masa lampau. Kata
ُ ًاظ
kerja bercirikan pada maknanya, yaitu telah atau sudah.9 ه َى َما ِ ان ِف ْع ُم ان َم
10
ان ان ِزٌ قَ ْث َم صَ َمان انت َكهُ ِم َ َعهًَ َحذ
ِ ث ََقَ ُع ِفً انض َم َ ( ََذُلverba yang menunjukkan
َضَربـَتُمَ َـ
َ َ ضَربـتُ َما َـ
َ َ ت َـ
ََ ضَرب
َ َ ضَرب ََن َـ
َ َ ضَربَـتَا َـ
َ َ ضَربَتَ َـ
َ َ ضَربُوا َـ
َ َ ضَرََب َـ
َ َ ب َـ
ََ ضَر
َ
َ ضَربـنَا
َ َتَـ
َُ ضَرب
َ َتَـ
َضَربـ ُ ن
َ َضَربتُ َماَـ َِ ضَرب
َ َتَـ َ
9
M. Saleh, Kilat Pintar Bahasa Arab, (Jogjakarta: Penerbit LAKSANA, 2013), h. 92.
10
As-sayyid Aĥmad al-Hâsyim, al-Qawâ‟id al-Asâsiyyah li al-Lughati al-Arabiyyah,
(Lebanon: Dâr al-Kutub al-Ilmiyah, t.t.), h. 14.
18
21
“Maka Kami tutup telinga mereka (supaya tidur) di dalam gua sekian
tahun yang terhitung.” (Q. S. Al-Kahfi/18: 11)
Verba ini menunjukan pekerjaan yang belum selesai. Pada umumnya verba ini
ُ ع
digunakan dalam waktu sekarang ataupun yang akan datang.11 ه َى ُ اس
ِ عَ ان ِفع ُم ان ُم
12
َعهًَ َحذَث ََقَ ُع ِفٍ صَ َمان انت َ َكه ِم أ َ ْو َت ْعذ
َ ( َما ََذُلverba yang menunjukkan pekerjaan
yang terjadi saat verba itu dinyatakan ataupun setelahnya). Verba imperfektum
11
Abdullah Abbas Nadhwi, Belajar Mudah Bahasa Alquran, (Bandung: Penerbit IKAPI,
1993), h. 81.
12
As-sayyid Ahmad al-Hâsyim, al-Qawâid al-Asâsiyyah li al-Lughati al-Arabiyyah,
(Lebanon: Dâr al-Kutub al-Ilmiyah, t.t), h. 15.
22
24
3. Verba Perintah
waktu yang akan datang. Dengan kata lain, verba ini adalah verba yang
ْ َُ األ َ ْم ُش ُه َى َما
ُ َطه
berbicara, perintah atau pekerjaan itu belum dilakukan.13 ة تِ ِه
14
ال ْستِ ْقثَا ِل َ ( ُحذُ ْوثperintah adalah verba yang dimintai suatu pekerjaan
ِ ِ ٍِشئْ ف
saat verba ini ini diutarakan ataupun yang akan datang). Verba perintah ظشب
ض ِربْ َن
ْ ض ِرََب ـ ا ْ ض ِربُوا ـ ا
ْ ض ِرِِب ـ ا ْ ض ِرََب ـ ا ْ ض ِر
ْ بـا ْا
13
Ilyas Rifa‟i, Pokok-pokok ILMU SHARAF, (Bandung: Fajar Media, 2012), h. 99.
14
As-sayyid Ahmad al-Hâsyim, al-Qawāid al-Asāsiyyah li al-Lughati al-Arabiyyah,
(Lebanon: Dâr al-Kutub al-Ilmiyah, t.t), h. 16.
27
29
Verba ini merupakan verba yang ditinjau dari subjeknya. 15 Verba ini
ة انفَا ِع ُم
ُ ٍِ وَائ ُ َو ِحم ان َم ْفعُ ْى ُل تِ ِه َم َكاوُهُ َو.17 (majhul adalah menghapuskan
َ س ِم
pelakunya, dan menjadikan objkenya sebagai nâib al-Fâ‟il). Dalam pembentukan
verba ini adalah dengan mengubah harakat verba aktif pertama menjadi
Dhammah ُ ـdan huruf berikutnya menjadi kasrah ِ ـdalam verba perfektum dan
15
Al-ustadz Aunur Rofiq Bin Ghufron, Mukhtarot Qowaid al-Lughati al-Arabiyah, (Gresik:
Pustaka Al Furqon, t.t.), h. 47.
16
Al-ustadz Annur Rofiq Bin Ghufron, Mukhtarot Qowaid al-Lughati al-Arabiyah, h. 47.
17
Fuad ni‟mah, Mulakhash Qawāid al-Lughah al-Arabiyah, (T.tp.:Dâr al-„Alamiyah, t.t) h.
231.
30
َـ
verba imperfektum diubah menjadi fathaħ .18 Dalam Alquran, bentuk majhul
“Dan ketika Nabi Isa as.) putra Maryam dijadikan (oleh kaum
musyrikin Mekkah) perumpamaan (untuk membantah kebenaran firman-
firman Allah swt.) tiba-tiba kaummu (Nabi Muhammad saw.), bersorak
karenanya (yakni karena mendengar bantahan yang mereka anggap
menyudutkan Nabi Muhammad saw.)” (Q. S. Az-zukhruf/43: 57)
18
Abdullah Abbas Nadhwi, Belajar Mudah Bahasa Arab Alquran, Penerjemah Tim Redaksi
Penerbit Mizan (Bandung: IKAPI, 1993), h. 111.
31
yang lebih baik? Pergillah kamu ke kota, maka sesungguhnya kamu kan
memperoleh apa yang kamu minta.” Dan ditimpakanlah atas mereka
kehinaan dan kerendahan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah.
Yang demikian itu karena mereka (selalu) durhaka dan melampaui batas.”
(Q. S. Al-Baqarah/2: 61)
Mashdar adalah verba yang menunjukkan arti yang tidak dikenai masa.19
20
ِ َعهًَ ان َحذ
ث ُم َج َشدًا ِمهَ انضَ َم ِه َ صذَس ُه َى َما ََذُل
ْ ( َمverba yang menunjukan pekerjaan
yang terlepas oleh waktu). Mashdar tidak memiliki pola derivatif tertentu,
mashdar hanya dapat diketahui dengan melihat langsung di kamus bahasa Arab.21
19
Ilyas Rifa‟i, Pokok-pokok Ilmu Sharaf, (Bandung: Fajar Media, 2012), h. 81.
20
As-sayyid Ahmad al-Hâsyim, al-Qawâid al-Asâsiyyah li al-Lughati al-Arabiyah, (Lebanon:
Dâr al-Kutub al-Ilmiyah, t.t), h. 233.
21
Ilyas Rifa‟i, Pokok-pokok Ilmu Sharaf, (Bandung: Fajar Media, 2012), h. 81.
33
tidak meminta kepada kepada orang secara mendesak. Dan apa saja (harta)
yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahuinya.” (Q. S. Al-baqarah/2: 273)
6. Verba Larangan
Verba larangan atau ً( انفعم انىهal-fi‟lu an-nahyi) merupakan verba yang
menuntut meninggalkan suatu pekerjaan bentuk ini ditandai dengan adanya huruf
( الLâ) (Lam Nahyi). Huruf tersebut berada sebelum verba imperfektum dan
...
22
Fuad ni‟mah, Mulakhash Qawâid al-Lughah al-Arabiyah, (T.Tp.:Dâr al-„Alamiyah, t.t),
h.108.
23
Ilyas Rifa‟i, Cara Mudah Menguasai Ilmu Sharaf, (Bandung: Fajar Media, 2012), h. 103.
35
mereka sembunyikan dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, hai orang-
orang mukmin supaya kamu mendapat keberuntungan.”
(Q. S. An-n-r/24: 31)
teori khujaliy, maka peneliti akan menyampaikan bahwa ada verba ظشبyang
dan yang kedua adalah memukul25. Berikut ini adalah ayat-ayat yang
24
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Multi Karya Grafika, 2014), h. 1205.
25
Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1968), h. 872.
36
mengetahui tempat minum mereka. Dan Kami naungkan awan di atas mereka
serta Kami turunkan kepada mereka al-mann dan al-salwa. (Kami
berfirman): “Makanlah dari yang baik-baik yang telah Kami rezekikan
kepada kamu. (Walaupun sebagian besar tidak bersyukur) dan (terus berbuat
dosa) mereka tidaklah menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu
menganiaya diri mereka sendiri.” (Q. S. Al-a’raf/7: 160)
39
Pada klasifikasi ini, kata kerja bersanding dengan kata komina sehingga
42
“Dan ketika Nabi Isa as.) putra Maryam dijadikan (oleh kaum
musyrikin Mekkah) perumpamaan (untuk membantah kebenaran firman-
firman Allah swt.) tiba-tiba kaummu (Nabi Muhammad saw.), bersorak
karenanya (yakni karena mendengar bantahan yang mereka anggap
menyudutkan Nabi Muhammad saw.)” (Q. S. Az-zukhruf/43: 57)
44
Klasifikasi ini tersusun dari kata kerja, preposisi, nomina. Verba yang
dan dikatakan (kepada kedua istri Nabi itu): „masuklah ke neraka bersama
orang-orang yang masuk.””(Q. S. At-tahr³m/66: 10)
48
49
anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma, dan
Kami buatkan di antara kedua kebun itu ladang (yang subur).”
(Q. S. Al-kahfi/18: 32)
51
52
“Maka Kami tutup telinga mereka (supaya tidur) di dalam gua sekian
tahun yang terhitung.” (Q. S. Al-Kahfi/18: 11)
54
Muhammad Quraish Shihab, seorang Ahli studi Alquran yang telah lahir pada
Alquran terhadap anaknya sehingga anaknya pun tumbuh minatnya terhadap studi
Alquran.26
mengisi waktu untuk mempelajari ilmu Agama di Pondok Pesantren Darul Hadist
untuk melanjutkan studinya. Dia bermodalkan ilmu yang telah didapatinya ketika
di jurusan Tafsir Hadist maka, gelar Lc pun Dia dapati pada tahun 1967. Tidak
jenjang yang lebih tinggi dengan tujuan meraih gelar M. A. Pada Universitas yang
sama.
26
M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran; Fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan
masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), h. 14.
58
Akademik dan Kemahasiswaan di IAIN Alauddin Makassar. Selain itu juga, Dia
Indonesia Timur. Dia tetap mengisi waktu kosong dengan kegiatan penelitian.
Penelitian yang telah dia lakukan adalah seperti “Penerapan Kerukunan Beragama
almamaternya yang di Kairo, Mesir. Kali ini, Dia memfokuskan untuk melakukan
penelitiannya sebagai syarat untuk meraih gelar Doktoralnya dalam bidang Tafsir.
Selama melanjutkan studinya itu, Dia tidak terlalu aktif dalam kegiatan
mahasiswa asing. Kegiatan ini menurut Dia mendapat manfaat seperti menambah
dalam masa kuliah S3-nya ini Dia menyelesaikannya secara singkat yaitu hanya
dua tahun.
Indonesia. Pada tahun 1984, Dia disibukkan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas
Pasca Sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (ketika tahun itu, UIN masih
menjadi IAIN). Pada tahun 1993, Dia diresmikan menjadi Rektor di IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. dalam kesibukkan Dia di dalam kampus tersebut, Dia juga
disibukan di luar kampus seperti menjadi, Ketua MUI pusat (sejak 1984), anggota
badan pertimbangan pendidikan Nasional (sejak 1989). Dia juga terlibat dalam
59
sela kesibukannya itu, Dia juga terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah, di dalam
Pada 1998, Dia memulai karirnya sebagai pejabat tinggi, dikarenakan Dia
yang secara mendadak. Selanjutnya beiau dipercaya untuk menjadi Duta Besar RI
untuk Republik Mesir (1999-2002). Setelah itu, Dia kembali ke UIN Syarif
pasca Sarjana.28
M. Quraish Shihab dikenal dengan gaya kepenelitian yang lugas dan rasional,
tidak hanya itu, Dia juga seorang penceramah yang pesan-pesannya selalu
dinantikan oleh masyarakat. Semua itu, Dia dapati dengan proses pembelajarn
27
M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran; Fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan
masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), h. 14.
28
Hamdani Anwar, “Telaah Kritis terhadap Tafsir al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab,”
(Jakarta: Mimbar Agama dan Budaya, 2002), Vol. XIX, No. 2, h. 170.
60
rumah tangga dan membina buah hatinya yang empat putri dan satu putra – yaitu
dalam kepenelitian. Ada yang berupa artikel singkat, seperti rubrik “Pelita Hati”
dalam surat kabar pelita, rubrik “Hikmah” dan Surat Kabar Republika.
Dalam karyanya, telah dibagi menjadi dua garis besar. Karya pertamanya
yang menggunakan metode urai (tahlili) yaitu menulis Tafsir ayat Alquran sesuai
dengan urutan ayat perayat atau surat persurat, menurut kriteria turunnya ayat.
Hal ini bisa dilihat dari Tafsir Al-Misbah (2000): Hidangan Ilahi Ayat-ayat
(1997).
penjelasan tafsir Alquran tentang tema-tema aktual yang syarat dengan referensi
kitab terkait, antara lain: Mahkota Tuntunan Ilahi (1996), Membumikan Alquran
(1992), Untaian Permata Buat Anakku: Pesan Alquran Untuk Mempelai (1995),
Lentera Hati, Wawasan Alquran (1996), Mu‟jizat Alquran (1997), Haji Mabrur
Bersama M. Quraish Shihab (1997), Menyikap Tabir Ilahi Asmaul Husna Dalam
Perspektif Alquran (1998), Fatwa-fatwa Seputar Alquran dan Hadist (1999), Jin,
61
Iblis dan Malaikat dalam Alquran dan as-Sunnah (1999), Secercah Cahaya
Alquran (2000), Jilbab: Pakaian Wnita Muslimah, Pandangan Ulama Masa Lalu
dan Cendekiawan Kontemporer (2004), Perempuan (dari Cinta Sampai Seks, dari
Nikah Mut‟ah sampai Nikah Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru (2004),
Dia Dimana-mana (2004), Rasionalitas Alquran: Studi Kritis atas Tafsir al-Manar
(2005), Wawasan Alquran tentang Zikir dan Doa (2006), Sunnah dan Syiah
(2007), Yang Ringan Jenaka (2007), Yang Sarat dan yang Bijak (2007),M.
Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui
Mabrur, cd. D. Rohadi (2000): Dia juga tercatat pernah menjadi anggota dewan
redaksi majalah Ulumul Quran dan Mimbar Ulama, keduanya terbit di Jakarta.
hingga kini sudah tiga bukunya yang diterbitkan, yaitu Tafsir Al-Manar,
Karya-karya Dia yang membahas tokoh dapat dilihat dari karyanya seperti;
Studi Tafsir Al-Manar (1994), Karya Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridha
dan juga ada karyanya yang berjudul Sejerah Ulum Alquran (1994), sebuah karya
BAB IV
(kebenaran sempurna) dan yang batil (salah dan sesat). Adapun buih, maka
ia akan pergi tanpa bekas, dan adapun yang bermanfaat bagi manusia, maka
ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan.” (Q. S. Ar-ra’d/13: 17)
“Dan ketika Nabi Isa as.) putra Maryam dijadikan (oleh kaum
musyrikin Mekkah) peumpamaan (untuk membantah kebenaran firman-
firman Allah swt.) tiba-tiba kaummu (Nabi Muhammad saw.), bersorak
karenanya (yakni karena mendengar bantahan yang mereka anggap
menyudutkan Nabi Muhammad saw.)” (Q. S. Az-zukhruf/43: 57)
dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kamu yang
zalim.” (Q. S. At-tahr³m/66: 11)
Analisis
ketika berasosiasi dengan مخمmenjadi 30( تُّهmenjelaskan)31. Dalam kamus hans wher
ra‟d/13:17 selain ظشبyang bersanding dengan مخم, ada juga yang bersanding
dengan انحقdan انثاغم. Untuk yang ini mempunyai makna yang tidak jauh berbeda
yaitu, حُج ظشب مخم نهحق و انثاغم و انكافش وانمؤمه, أٌ َمخم هللا انحق و انثاغم33 (apa
saja yang Allah swt. contohkan tentang kebenaran dan kebatilan, dimana permisalan
29
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Multi Karya Grafika, 2014), H. 1205.
30
Al-Maktab asy-syarqiyah, al-Munjid f³ al-Lughah wa al-a‟lâm, (Beirut: dar al-Masyriq,
t.t), H. 448.
31
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Multi Karya Grafika, 2014), H. 376.
32
Hans Wher, A Dictionary of Modern Written Arabic, (Otto Harrassowitz: Wiesbaden,
1979), h. 630.
33
Imam al‟alamāti ibn mandzur, lisānul arab, (Kairo: al-Maktabah at-Tawfiqiyah, t.t), h. 41.
68
Analisis
kamus Hans Wher, maka ظشبdi ayat ini diartikan to quilt34 (melapisi). Namun,
digunakan. Melapisi merupakan verba yang berarti “memberikan lapisan”, dalam teks
terdapat nomina yang menyertakan kolokasi ini yaitu ( تسىسdengan pagar) maka,
dengan ini memberikan pemahaman jika yang dilapisi antara mereka adalah suatu
34
Imam al‟alamāti ibn mandzur, lisânul arab, (Kairo: al-Maktabah at-Tawfiqiyah, t.t), h. 41.
69
orang-orang kafir rasa takut, maka penggallah (bagian yang) di atas leher
mereka dan pancunglah setiap ujung jari mereka.” (Q. S. Al-anfal/8: 12)
Analisis
Pada 2 ayat diatas, ظشبyang dalam bentuk verba perintah dalam Alquran
( سقابleher) dan ( عىقleher). Dalam kamus juga terdapat ( عىقleher)35. Maka verba
35
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Multi Karya Grafika, 2014), h. 1328.
36
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, h. 1206.
71
73
kerontang yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.” (Q. S. Al-kahfi/18: 45)
Analisis
Dalam ayat-ayat di atas dalam Alquran mengulangi kolokasi ini, sedikit yang
menjadi perbedaan dari kolokasi ظشب+ مخمkarena hanya dalam kolokasi ini
ditambahkan preposisi ل. Dalam kolokasi ini setidaknya telah memberikan penjelasan
preposisi ل, lalu disertakan dengan nomina مخم, maka diterjemahkan menjadi
76
(memberikan suatu perumpamaan kepada ...). seperti yang terdapat dalam kamus
37
Hans Wher, A Dictionary of Modern Written Arabic, (Otto Harrassowitz: Wiesbaden,
1979), h. 630.
77
78
sulit melaksanakan shalat malam seperti yang diperintahkan Allah) dan (akan
ada orang-orang yang berjalan di bumi (berpergian meninggalkan rumahnya
untuk) mencari sebagian karunia Allah; dan (akan ada juga) orang-orang
lain yang berperang di jalan Allah, maka bacalah (sendiri-sendiri atau
bersama-sama) apa yang mudah (bagi kamu) dari Alquran dan
laksanakanlah shalat dengan sempurna, dan tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik (yakni
bersedekahlah); dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk diri kamu,
niscaya kamu mendapati (ganjaran)-nya di sisi Allah dan ia (gantaran itu
saja) yang paling baik (bagi kamu) dan paling besar pahalanya; dan
mohonlah ampunan Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha
Pengasih.” (Q. S. Al-Muzammil/73: 20)
Analisis
(pergi dan menjauh). dalam kamus lain yang yang membedakan antara سثُمdengan
dengan “terbatas, terhalang, atau terkurung” dan dapat pula dengan „sempit dan sulit‟.
Ayat ini menjelaskan kelompok orang-orang ang sempit adalah mereka yang fakir,
miskin, sakit, dan sibuk dalam menuntut ilmu, sehingga mereka tidak mampu
“Maka Kami tutup telinga mereka (supaya tidur) di dalam gua sekian
tahun yang terhitung.” (Q. S. Al-Kahfi/18: 11)
38
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Multi Karya Grafika,2014), h. 1046.
Maktabah asy-syurq Ad-dawliyah, al-mu‟jam al-wasīth, (al-qāhiroh: al-idāratu
39
Analisis
untuk diterjemahkan tidak literal. Verba ظشبketika bersanding dengan ٍعه, أرن
(telinga) makna tunggal dari أران, maka akan menghasilkan makna مىعه أن َسمع
43
(larangan untuk mendengar). Hanya saja penerjemah tidak memakai diksi larangan,
Analisis
Verba ظشبkali ini jelas saja tidak diterjemahkan memukul atau memukul,
43
Louwis ma‟luf dan Bernard Tottel, al-Munjid fī al-Lughah wa al-a‟lām, (Beirut: Dār al-
Masyriq, t.t), h. 448.
44
Basuni Imamuddin dan Nashiroh Ishaq, Kamus Kontekstual Arab-Indonesia, (Depok:
Gema Insani, 2012), h. 362.
45
Louwis ma‟luf dan Bernard Tottel, al-Munjid fī al-Lughah wa al-a‟lām, (Beirut: Dār al-
Masyriq, t.t), h. 448.
82
memandang rendah, tidak mengindahkan (perintah, nasihat)46. Dari makna ini, dapat
diketahui bahwa orang yang dimaksud adalah mereka yang tidak mengindahkan
adanya Alquran.
.....
Analisis
ّ
Pada kolokasi kali ini merupakan asosiasi dari َعشته, ب, خمىسهه. Dalam
sesuatu secara cepat dan sungguh-sungguh47. Kontruksi ini dapat saja diartikan
46
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3, cet.
4, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1.
47
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol. 9 (Ciputat: Lentera Hati), h. 328.
83
hingga menutupi dada mereka. Pada verba dalam verba ظشبini juga terdapat
48
Hans Wher, A Dictionary of Modern Written Arabic, (Otto Harrassowitz: Wiesbaden,
1979), h. 629.
84
Analisis
Dari kedua contoh ayat di atas, telah tertulis kolokasi verba ظشب. Verba
Ketiga bentuk itu menghasilkan makna baru yaitu أرنّهم49 (kehinaan atas mereka).
Dari analisa pada verba ظشبyang dilakukan oleh peneliti di atas, peneliti
49
Louwis ma‟luf dan Bernard Tottel, al-Munjid fī al-Lughah wa al-a‟lām, (Beirut: Dār al-
Masyriq, t.t), h. 449.
85
a. Kata Kerja+Nomina
Q. S. Yassin/36: 13
Q. S. An-Nahl/16:74
2. أسض/سثُم+ًف+ ظشبBerjalan/berpergian Q. S. An-Nisa/4:94
Q. S. An-Nisa/4:101
Q. S. Al-Maidah/5:106
Q. S. Ali Imran/3:156
Q. S. Al-Muzammil/73: 20
Q. S. Al-Baqarah/2:273
3. آران+ًعه+ظشب Menidurkan Q. S. Al-Kahfi/18:11
4. صفح+عه+ظشب Mengabaikan Q. S. Az-Zukhruf/43:5
5. ّ
خمىسهه+ب+ظشب Menutup/memakai Q. S. An-Nur/24:31
jilbab
6. رنّح+ًعه+ظشب Diliputi kehinaan Q. S. Al-Baqarah/2: 61
Q. S. Ali Imran/3: 112
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kata tersebut.
B. Rekomendasi
Daftar Pustaka
Ali Ash-Shaabuuniy, Prof. Dr. Muhammad, Studi Ilmu Alquran, Bandung: Pustaka
Setia, 1999.
Masyriq.
Melayu: satu Kajian Teks Tafsir, Tesis S2 Fakultas Bahasa dan Linguistik,
Keraf, G., Komposisi Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah, 1994.
Pustaka al-Furqan.
Saleh, M. M. Pd. I., Kilat Pintar Bahasa Arab. Jogjakarta: Laksana, 2013.
Cet. I, Vol. 1.
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Strata 1 2012/2013, Jakarta: UIN Jakarta Press,
2012.
2007.