Anda di halaman 1dari 91

DAMPAK PENGGUNAAN GADGET BAGI ANAK USIA DINI

DI DESA DATARAN KEMPAS KECAMATAN


TEBING TINGGI KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

Elis Suryani
Nim.209173200

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
JAMBI 2021
DAMPAK PENGGUNAAN GADGET BAGI ANAK USIA DINI
DI DESA DATARAN KEMPAS KECAMATAN
TEBING TINGGI KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPS
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Elis Suryani
Nim.209173200

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
JAMBI 2021

i
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
PENGESAHAN

iii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
iv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
v
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
PERSEMBAHAN

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulilahirabbil Alamin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini. Dalam pembuatan tugas akhir ini, banyak sekali pihak yang telah
mendoakan, membantu, dan menyemangati penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Maka pada kesempatan ini izinkan saya
sebagai penulis untuk mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada:
Untuk orangtuaku tercinta, sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih
yang tiada terhingga kupersembahkan karya ini kecil ini kepada Ayahanda Memet
Suryadinata dan Ibunda Esih Suarsih tercinta, yang telah memberikan kasih
sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga. Aku takan pernah
lupa semua pengorbanan yang telah engkau berikan untukku agar dapat
menggapai cita-cita dan semangat serta doa yang kau lantunkan untukku sehingga
ku dapat meraih kesuksesan ini. Semoga kelak aku dapat membahagiakanmu
sampai akhir hayatmu. Amiin . dan teruntuk Abangku Cecep Adi Sutriadi, S.Kom
dan kakakku Wiwin Nurhayati, Am.Kep yang telah ikut membantu
menyemangatinku.

vi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
MOTTO
ّ ٰ ِ‫ي َِل تُ ْش ِس ْك ب‬
َ ْ‫اّللِ ۗاِ َّن ال ِّشس‬
‫ك‬ َّ َ‫َواِ ْذ قَا َل ل ُ ْقمٰ ُه ِِل ْبىِ ٖه َوه ُ َى يَ ِعظُ ٗه ٰيبُى‬
‫لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ٌم‬
Artinya:
“Dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya, “Wahai Anakku janganlah
engkau mempersekutukan Allah SWT sesungguhnya mempersetukan Allah SWT
adalah benar-benar kedzaliman yang sangat besar”.(Q.S Luqman Ayat 13)( Al-
Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama RI, 2007)

vii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala


karena atas karunia-nyalah penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul
“Dampak Penggunaan Gadget Bagi Anak Usia Dini Di Desa Dataran
Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat”.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis
menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis
menghaturkan terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga dan teristimewa
kepada dosen pembimbing dan kedua orangtua yang telah memberikan support
dan dukungan kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA., Ph. D, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Fadilah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Sulthan Tahaha Saifuddin Jambi.
3. Ridwan, S.Psi, M. Psi Psikolog dan Dr.Amirul Mukminin Al Anwari, M. Pd.I
selaku Kaprodi dan Sekprodi.
4. Dra. RTS. Magdalena, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing I dan Amrindono,
S.Pd.I, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing II.
5. Kepada para Dosen-Dosen PIAUD UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
telah meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dalam membantu
menyelesaikan skripsi ini.
6. Orangtua dan sahabat yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan dan iringan doa
semoga segala amal yang telah diberikan akan mendapatkan balasan dari Allah.
viii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Penulis sadar, meskipun usaha yang telah maksimal tetapi manusia pastilah
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima saran
dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis sangat berharap semoga
karya ilmuah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pengembangan
pendidikan.

Jambi, Juni 2021


Penulis

Elis Suryani
209173200

ix
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRAK

Nama : Elis Suryani


Nim : 209173200
Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : Dampak Penggunaan Gadget Bagi Anak Usia Dini Di Desa
Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
Penelitian ini membahas tentang “Dampak Penggunaan Gadget Bagi Anak
Usia Dini di Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung
Jabung Barat”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan pengumpulan data dilakukan dengan teknis observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
penggunaan gadget bagi anak usia dini. Sumber data dari penelitian ini terdiri dari
data primer yaitu para masyarakat (lingkungan) dan data sekunder yaitu berupa
yang dilakukan dalam Dampak Penggunan Gadget Bagi Anak Usia Dini. Dan
suasana desa dataran kempas, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat
diambil kesimpulan bahwa di Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat banyak anak yang menggunakan gadget di
Lingkungan RT 09 dari Usia 4-6 Tahun sudah menggunakan gadget.

Kata Kunci : Dampak Gadget,Bagi Anak Usia Dini

x
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRACT

Name : Elis Suryani


Nim : 209173200
Department / Prodi : Early Childhood Islamic Education
Title : The Impact Of Using Gadgets For Early Childhoods In
Dataran Kempas Village, Tebing Tinggi District West
Tanjung Jabung Regency .

This skripsi discusses "The impact of using gadgets for early childhood in
the village of plains Kempas sub-district of cliffs high, West Tanjung Jabung
district". This research is a qualitative research using data collection carried out
by observation, interviews, and documentation techniques
The purpose of this study was to determine the impact of using gadgets for
early childhood. The data sources of this study consist of primary data, namely
the community (environment) and secondary data in the form of what is done in
the impact of using gadgets for early childhood. And the atmosphere of the plains
kempas village, Based on the results of research conducted, it can be concluded
that in the village of plains kempas, sub-district of cliffs, tanjung jabung Barat,
many children who use gadgets in the neighborhood of Rt 09 from the age of 4-6
years are already using gadgets.

Keywords: The impact of gadgets, for early childhood

xi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


NOTA DINAS ................................................................................................. ii
PERNYATAAN ORISNALITAS ................................................................. v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 7
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
D. Tujuan............................................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................


A. Kajian Teoritik .............................................................................. 9
B. Ciri Berkembang Anak Usia Dini .................................................. 11
C. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini ............................................... 11
D. Krakteristik Program Pendidikan PAUD ....................................... 13
E. Ruang Lingkup Materi PAUD ....................................................... 14
F. Metode Pembelajaran PAUD ......................................................... 16
G. Pengetrian Gadget .......................................................................... 18
H. Intensitas Pemaikaian Gadget Pada Anak ...................................... 20
I. Faktor yang mempengaruh AUD menggunakan Gadget ............... 22
J. Bentuk Penggunaan Gadget ........................................................... 22
K. Tanda Anak Kecanduan Gadget ..................................................... 24
L. Dampak Positif dan Negatif Gadget .............................................. 24
M. Aplikasi Penggunaan gadget .......................................................... 28
N. Peran Keluarga dalam Pemanfaatan gadget ................................... 29
O. Studi Relevan ................................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................


A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 35
B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................ 36
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 39
F. Uji Keabsahan Data ....................................................................... 41
G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 41
xii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
H. Jadwal Penelitian ........................................................................... 42

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................


A. Temuan Umum .............................................................................. 44
B. Temuan Khusu dan Pembahasan ................................................... 55

BAB V PENUTUP .........................................................................................


A. Kesimpulan ......................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................... 60
C. Penutup ................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................

xiii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ................................................................................ 43


Tabel 4.1 Nama Kepala Desa dan Aparat Desa ................................................. 46
Tabel 4.2 Nama RT Di Desa Dataran Kempas .................................................. 46

xiv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kantor Desa Dataran Kempas ........................................................ 44

xv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan anak usia dini dalam islam telah ada sejak zaman nabi. Hal ini
terlihat pada penjelasan dalam Al-Qur’an, Hadits dan Atsarashabi yang
berkembang saat itu. Pendidikan anak usia dini dalam islam terbagi menjadi 3
fase, yaitu fase memilih Jodoh/Pasangan, fase Pra-Natal (dalam kandungan),
dan fase Pasca-Natal (fase Pra Baligh dan Baligh). Dalam hal ini fase-fase
tersebut berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Anak adalah karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia.anak
adalah amanah ditangan ibu bapaknya. Anak usia dini dengan potensi yang
dimilikinya dapat di didik dan dikembangkan kearah yang diciptakan, setara
dengan kemampuan yang dimilikinya (Depdiknas, 2009: III). Pendidikan anak
usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menepati
kedudukan Golden Age dan sangat strategis dalam sumber daya manusia.
(Amrindono, 2020:10)
Sehingga dalam hal ini pendidikan dalam islam merupakan ladang amal
untuk bekal ketika di panggil sang pencipta dan dihari pertanggungjawaban.
Namun, dalam tulisan ini akan menjelaskan pendidikan anak usia dini dalam
islam sehingga pada usia menuju baligh, dengan mengutip ungkapan Masyhur
Ali Bin Abi Thalib yaitu :
“Ajaklah anak bermain dengan menyenangkan pada tujuh tahun pertama,
lalu disiplinkan anak pada tujuh tahun kedua dan bersahabatlah pada usia
tujuh tahun ketiga”. Dengan demikian, dalam islam ada 3 tahapan dalam
memberikan pola pendidikan pada anak yaitu dari usia 0 tahun-21 tahun.
Sebagaimana berdasarkan pola memperlakukan seorang anak menurut Ali Bin
Abi Thalib yaitu: fase 7 tahun pertama (0 tahun-7 tahun), fase 7 tahun kedua
(8 tahun-14 tahun) dan fase 7 tahun ketiga (15 tahun-21 tahun). Fase 7 tahun
pertama yaitu, periode awal (0 tahun-7 tahun) merupakan cikal bakal

1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2

pendidikan anak bermula. Dalam islam hal yang terpenting adalah pilar atau
pondasi dan pondasi dalam islam adalah aqidah.
Aqidah mulai di munculkan saat bayi keluar dari perut ibundanya, dengan
memperdengarkan kalimat Allah SWT di telinga bayi, seperti azan dan
iqomah. Sebagaimana di perintahkan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:
dari Abu Rafi, ia berkata, “aku melihat Rasulullah Subhanahu Wata’ala azan
sebagaimana azan salat, di telinga Husain Bin Ali ketika Fathimah
melahirkanya” (HR. At-Tirmizi).
Ibnu Qayyim seperti di kutip oleh Al Mun’im Ibrahim, menyebutkan
bahwa rahasia azan adalah agar awal yang di dengar bagi seorang yang baru
dilahirkan adalah azan yang mengandung keagungan Allah Subhanahu
Wata’ala. Selain itu pembacaan azan dengan spiritual yang tinggi akan
membuat koneksi di otak bayi antara azan dan perjanjiannya dengan allah
waktu bayi berusia 4 bulan dalam kandungan. Saat ruh ditiupkan dan bayi
mengakui bahwa Allah SWT satu-satunya tuhan yang wajib di sembah.
Karena hal inilah yang akan menjadi modal kecerdasan spiritual anak usia
dini. Dan usia 0-2 tahun merupakan masa mas bagi seorang anak karena
semua kemampuanya mulai berkembang (kognitif, bahasa dan psikomotor).
Dan pada fase ini anak menyerap informasi lebih cepat dari kemampuan orang
dewasa, seperti spons yang menyerap air sehingga apapun yang diberikan
kepada anak akan terserap 100%. Oleh karena itu perkembangan dan
pertumbuhan anak usia dini tidak luput dari peran orang tua, yaitu ayah dan
ibu, hal ini tercermin dan sejalan dengan Hadits Abu Hurairah Dan Hadists
Muslim tentang anak lahir atas dasar fitrah.
“Semua manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan suci (H.R.Muslim).
“dari (Abu Hurairah RA). Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidak akan
seorang anak pun kecuali dilahirkan menurut fitrah, kedua orangtuanyalah
yang akan menjadikan ia yahudi, nasrani, dan majusi sebagaimana binatang
melahirkan binatang dalam keadaan sempurna, adakah kamu merasa
kekurangan padanya. kemudian Abu Hurairah RA. Berkata: “fitrah Allah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


3

SWT ketika manusia telah di ciptakan tak ada perubahan pada fitra Allah
SWT itu. Itulah agama yang lurus” (HR. Al-Bukhari).

Dari hadits di atas dapat dijlelaskan bahwa setiap bayi dilahirkan dalam
keadaan suci tergantung kepada stimulasi orangtuanya yaitu ayah dan ibunya.
Ibu sebagai sosok yang sangat dibutuhkan oleh anak usia dini khususnya
untuk usia 0-2 tahun, karena saat bayi di rahim ibunya bayi merasakan seperti
di surga dengan fasilitas yang serba ada dan selalu terpenuhi keinginanya.
Oleh karena itu saat lahir kedunia ibu sepatutnya selalu ada untuk bayi
sebagai bagian dari stimulasi perkembangan yang berkaitan dengan social-
emosional (trust-mistrust) anak yang berguna dimasa yang akan datang,
dengan memberikan makanan berupa asi dan kasih sayang. Seperti yang
tercantum dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala : “Para ibu hendaklah
menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuannya. (QS. Al-Baqarah: 233).
Kemudian usia 2-7 tahun, usia ini diibaratkan seperti membuat rumah di
atas pondasi (pondasi yang dirangkai saat usia 0-2 tahun). Dalam hal prinsip
dalam melakukan pendidikan pada anak usia dini terutama pada masa awal
pembentukannya (rentang usia 2-7 tahun) sepatutnya mencontoh Rasulullah
SAW, seperti diriwayatkan oleh Muslim bahwa Al-Sulami telah berkata:
“Maka demi bapak dan ibuku, sesungguhnya aku tidak pernah melihat guru
yang terbaik cara mengajarnya sebelum dan selepasnya Rasulullah SAW.
Maka demi Allah, baginda Rasulullah SAW tidak pernah memarahiku,
memukulku dan mencelaku. Sungguh pola pendidikan yang visioner yang
telah diterapkan 1400 tahun yang lalu sebelum teori tentang otak ditemukan,
dan pada usia dini sepatutnya orangtua dapat mengenalkan teknik
bermuamalah atau berintraksi yang baik atau sesuai zamannya, seperti
ungkapan Ali Bin Abi Thalib: “Didiklah anak mu sesuai dengan zamanya,
karena mereka hidup bukan di zamanmu”.
Kemajuan zaman di bidang ilmu teknologi pada abad ke 21 ini semakin
berkembang pesat. Berbagai macam penemuan dengan tujuan mempermudah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


4

ruang gerak dan ruang lingkup manusia diciptakan satu persatu setiap
tahunnya. Ini membuktikan bahwa daya pikir masyarakat dan juga pola
perilaku manusia semakin maju dan berkembang dengan pesat. Peningkatan
penemuan menjadi lebih cangih ini tentu memang tidak lepas dari para
penemuan-penemuan sebelumnya (Al-Ayouby, 2017: 12). Hal ini disebabkan
karena teknologi sangat dibutuhkan untuk keperluan kalangan masyarakat di
era saat ini.
Gadget merupakan salah bentuk nyata dari berkembangnya ipteks pada
zaman sekarang. Tentunya dengan berkembangnya ipteks, hal ini sangat
mempengaruhi pola kehidupan manusia baik dari segi pola pikir maupun
perilaku. Perlu diketahui perkembangan gadget dari masa ke masa di mulai
dari perangkat yang bernama HP (handphone). HP perkembangan dari
pesawat elektronik Telephone. Bedanya, Telephone masih menggunakan kabel
untuk berkomunikasi sementara HP tanpa perlu menggunakan kabel dan
bersifat portable (peraktis biasa dibawa kemana-mana). (Pebriana, 2017).
Di zaman yang serba canggih seperti ini kehadiran gadget memang sudah
menjadi kebutuhan utaman baik dari anak-anak maupun orang dewasa.
Gadget tidak hanya sebagai alat untuk berkomunikasi namun juga dapat
membantu mempermudah melakukan aktivitas-aktivitas lainnya. Di masa
balita, anak banyak bergerak agar tubuh kembang optimal. Apabila di masa
balita anak-anak hanya asyik berada di depan gadgetnya, kemungkinan
perkembangan social anak akan kurang optimal. Pada masa ini seluruh aspek
perkembangan kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual
mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga sehingga yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya.
Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT tentang perkembangan dunia,
dala Q.S Al-Isra: 18:

‫اجلَةَ َعج َّْلىَا لَ ٗه فِيْهَا َما وَ َش ۤا ُء ِل َم ْه وُّ ِس ْي ُد ثُ َّم َج َع ْلىَا لَ ٗه‬ ِ ‫ان ي ُِس ْي ُد ْال َع‬
َ ‫َم ْه َك‬
‫َجهَىَّ َۚ َم يَصْ ٰلىهَا َم ْر ُم ْى ًما َّم ْدح ُْىزً ا‬
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
5

Artinya : Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi),


maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi
orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat)
neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir
(Q.S Al-Isra: 18).
Dalam Tafsir ayat di atas yaitu, Allah SWT memberikan pembalasan
berupa ganjaran atau siksaan kepada manusia sesuai amal perbuatannya. Ayat
ini menyatakan, “Barang siapa yang hanya menghendaki kehidupan
sekarang, yaitu kehidupan duniawi dan ia tidak beriman kepada kehidupan
akhirat, maka Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang Kami kehendaki
dari apa yang diharapkannya, seperti kedudukan sosial yang tinggi atau harta
yang banyak, bagi orang yang Kami kehendaki, yaitu mereka yang berusaha
meraihnya dengan memenuhi syarat dan ketentuan, bukan untuk semua orang
yang menghendakinya. Kemudian Kami sediakan baginya di akhirat neraka
Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir dari rahmat
Allah.
Dalam sebuah penelitian baru saja dikeluarkan American Association
Of Pediatrics (AAP). Penelitian ini mengambil tajuk “penggunaan media
menjadi dominan dalam kehidupan anak-anak zaman sekarang”. Menurut Al-
Ayouby (2017:4) media yang paling umum digunakan anak adalah gadget,
jumlah anak-anak yang menggunakan gadget meningkat hampir dua kali
lipat (dari 38 persen menjadi 72 persen), dan semakin banyak bayi yang
berusia 1 tahun.
Bahkan anak-anak lebih asik dengan gadget dari pada mendengarkan
perintah orang tua. Selain itu seringkali ada yang marah jika diperintah oleh
orang tua, itulah salah satu bentuk kecanduan anak-anak terhadap gadget
yang dimiliki. Anak-anak lebih mementingkan bermain gadget dari pada
melakukan rutinitas yang mesti dilakukan setiap hari. Lebih parah lagi jika
sudah asik dengan gadget yang ada di tangan, anak-anak sering tidak
menengok kanan kiri atau memperdulikan siapa orang yang ada di sekitarnya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


6

Menurut Warisyah (2015:2) perkembangan anak-anak yang semakin


individualis ini menyebabkan anak-anak kurang peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Sehingga sosialisasi dimasyarakat tidak terjalin dengan baik.
Padahal proses sosialisasi ini akan berkelanjutan sampai anak dewasa. Jika
anak-anak masih terpaku dengan kecanggihan teknologi, maka anak akan
mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
Menurut Nurhaeda (2018:71) gadget memiliki fitur menarik yang
ditawarkan dan seringkali membuat anak-anak cepat akrab dengannya.
Namun penggunaan gadget secara continue akan berdampak buruk bagi pola
perilaku anak dalam kesehariannya, anak-anak yang cenderung terus menerus
menggunakan gadget akan sangat tergantung dan menjadi kegiatan yang
harus dan rutin dilakukan oleh anak dalam aktifitas sehari-hari, tidak
dipungkiri saat ini anak lebih sering bermain gadget dari pada belajar dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, hal ini dapat menyebabkan pada
masa anak-anak mereka masih tidak stabil, memiliki rasa keingintahuan yang
sangat tinggi, dan berpengaruh pada meningkatnya sifat konsumtif pada
anak-anak untuk itu penggunaan gadget pada anak-anak perlu mendapatkan
perhatian khusus bagi orang tua.
Jangan sampai orangtua mengandalkan gadget untuk menemani anak,
dan orangtua membiarkan anak lebih mementingkan gadget supaya tidak
merepotkan orangtua. Dengan cara mengontrol setiap konten yang ada di
gadget anak-anaknya. Masa kanak-kanak adalah masa emas yang tidak dapat
terulang kembali, masa sensitif dan berkembangnya seluruh aspek
perkembangan anak, yang nantinya akan menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya. Namun, kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang tidak
dapat hadir begitu saja. Ada proses atau tahapan-tahapan yang harus
dilaluinya, yang didalamnya diperlukan stimulus-stimulus dari
lingkungannya untuk mendukung perkembangannya secara optimal. Untuk
itulah orangtua, guru, masyarakat bahkan pemerintah harus mengetahui
hakikat anak usia dini terlebih dahulu sebelum memberikan stimulus pada
mereka, sehingga stimulus atau dukungan yang diberikan tidak hanya dapat

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


7

mengoptimalkan perkembangan anak di setiap aspek perkembangan anak,


namun juga dapat berdampak positif bagi diri dan lingkungan anak.
Menurut Sari (2016:73) dari sudut pandang ilmu kesehatan jiwa,
penggunaan gadget untuk anak usia dini sangat tidak disarankan karena dapat
mengganggu proses tumbuh kembangnya secara alami. Terbatasnya
kesempatan untuk belajar dikarenakan gadget hanya berkomunikasi satu arah
yakni merespon. Anak tidak dapat belajar secara alami bagaimana
berkomunikasi dan bersosialisasi, anak juga tidak mampu mengenali dan
berbagi aneka emosi, misal simpati, sedih atau senang, dan akhirnya anak
tidak dapat merespon hal yang ada di sekelilingnya baik secara emosi
maupun verbal. Terbatasnya respon anak akan mengganggu perkembangan
kemampuannya untuk bergaul dan beradaptasi. Menurut Ai-Ayouby (2017:7)
berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa memang anak-
anak sekarang sudah sangat akrab dengan gadget. Hasil riset tersebut
menghasilkan angka yang cukup besar. Dengan demikian berarti jelas bahwa
anak-anak umunya di kota-kota besar sudah terbiasa bermain gadget.
Berdasarkan grantour yang telah dilakukan oleh peneliti 17 November
2020 di Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Khususnya anak usia dini usia 4-6 tahun dengan
jumlah 5 anak. Berdasarkan observasi yang dilakukan dalam penelitian,
peneliti menemukan dari 5 anak yang memiliki berbagai bentuk
permasalahan yang dialami oleh anak yaitu dengan gadget. Pada saat
observasi ada 3 anak lebih asyik dengan gadgetnya dibandingkan dengan
bermain bersama teman sebayanya, serta kurangnya sosialisasi di lingkungan
sekitarnya, dan tidak melakukan kegiatan atau rutinitas yang semestinya
dilakukan anak-anak pada usianya. Berdasarkan permasalahan di atas maka
peneliti mengangkat judul “Dampak Penggunaan Gadget Bagi Anak Usia
Dini di Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Tanjung Jabung Barat”.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


8

B. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ialah untuk Anak Usia 4-6
Tahun Di Rt 9 Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.

C. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah yang menjadi pokok penelitian ini adalah :
1. Bagaiamana bentuk penggunaan Gadget pada anak usia dini di desa
Dataran Kempas Rt 9 ?
2. Faktor Apa Saja yang menyebabkan anak enderung menggunakan Gadget
di desa Dataran Kempas Rt 9 ?
3. Bagaimana Dampak Penggunaan Gadget pada anak usia dini di desa
Dataran Kempas Rt 9?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari skripsi ini adalah:
a. Untuk Mengetahui Faktor yang Menyebabkan Anak Cenderung
Menggunakan Gadget di Desa Dataran Kempas Rt 9.
b. Untuk Mengetahui Bentuk Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini di
Desa Dataran Kempas Rt 9.
c. Untuk Mengetahui Dampak dari Penggunaan Gadget pada Anak Usia
Dini di Desa Dataran Kempas Rt 9.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian adalah:
a. Manfaat Teoritis : sebagai sumbangan teori dan pengalaman tentang
hal-hal yang terkait dengan dampak penggunaan gadget pada anak usia
dini.
b. Manfaat Praktis : Sebagai acuan untuk orangtua atau masyarakat
mengenai Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di
Lingkungan Desa Dataran Kempas Rt 09.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Anak Usia Dini
Dalam psikologi perkembangan anak usia dini dikatakan sebagai
anak yang berumur 0-6 tahun. Pertumbuhan dan perkembangannya
diperhatikan dengan cara memberi perlakuan yang baik berupa pendidikan
usia prasekolah atau pendidikan sekolah dikelas-kelas awal Sekolah Dasar
(SD). Anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Kamus
Besar Bahasa Indonesia menerangkan bahwa anak adalah manusia yang
masih kecil, yaitu yang baru berumur enam tahun..anak usia dini diartikan
secara bahasa sebagai sebutan bagi anak yang berusia antara 0 hingga 6
tahun.
Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik
dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek
fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang
khususnya yang sesuai dengan tahapan yang sedang dialalui oleh anak
tersebut. Potensi bawaan ini memerlukan pengemabangan melalui
bimbingan dan pemeliharaan yang mantap lebih-lebih pada anak usia dini.
Menurut latif (2013:3-6) UNESCO membuat kesepakatan yang
ditinjau dari sisi usia kronologisnya,anak usia dini merupakan kelompok
anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 8 tahun.anak usia dini dalam
undang-undang ri nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional,pada pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa anak usia dini di artikan
sebagai anak yang baru berusia lahir (0 tahun) sampai dengan 6 tahun
(khairani,2013). Tahapan anak usia dini pada usia 2-6tahun,disebut usia
pra sekolah (preschool age) yaitu periode persiapan untuk memasuki
sekolah dasar.para psikolog memberikan istilah kepada periode prasekolah
ini sebagai usia pra gang (pregang age).
Di Indonesia pengertian anak usia dini ditunjukkan kepada anak
yang berusia 0-6 tahun, berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
10

Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14 yang berbunyi “pendidikan yang


diperuntukkan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun”. Sedangkan
menurut NAEYC (National Association For The Young Children), yaitu
anak yang berusia antara 0 sampai 8 tahun yang mendapatkan layanan
pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak dalam keluarga
(family child care home), pendidikan prasekolah baik negeri maupun
swasta, taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD). Hal ini dapat
disebabkan pendekatan pada kelas awal sekolah dasar kelas I, II dan III
hampor sama dengan usia TK 4-6 tahun.

B. Ciri Perkembangan Anak Usia Dini


Anak usia dini memiliki ciri perkembangan yang khas, baik secara fisik,
social, moral, dan sebagainya. Menurut Wiyani (2010) karakteristik anak usia
dini antara lain :
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b. Merupakan pribadi yang unik
c. Suka berfantasi dan berimajinasi
d. Masa paling potensial untuk belajar
e. Menunjukkan sikap egosentris
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
g. Sebagai bagian dan makhluk sosial
Menurut suryana (2014:1-4) pendidik perlu memahami perkembangan
anak untuk mngoptimalkan kegiatan pembelajaran. Pendidik dapat
memberikan materi pembelajaran sesuai dengan perkembangan anak.
Pendapat lain tentang ciri perkembangan anak usia dini adalah sebagai
berikut:
1. Usia 0-1 tahun
Perkembangan fisik masa bayi mengalami pertumbuhan yang
paling cepat di banding dengan usia selanjutnya karena kemampuan dan
keterampilan dasar dipelajari pada usia dini.
2. Anak usia 4-6 tahun

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


11

Usia ini anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat pada


perkembangan fisiknya

3. Anak usia 4-6 tahun


Anak pada usia ini kebanyakan sudah memasuki taman kanak-
kanak karakteristik anak 4-6 tahun adalah :
Perkembangan fisik, anak sangat aktif dalam berbagai kegiatan
sehingga dapat membantu mengembangkan otot-otot anak.
1) Perkembangan bahasa semakin baik anak mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya .
2) Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat ditunjukkan
dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya
anak sering bertanya tentang apa yang dilihatnya.
3) Bentuk permainan anak masih bersifat individu walaupun
dilakukan anak secara bersama-sama.
4. Anak usia 7-8 tahun, karakteristik anak usia 7-8 tahun adalah:
1) Dalam perkembangan kognitif, anak mampu berpikir secara
analisis dan sintesis, deduktif dan induktif (mampu berfikir bagian
per bagian)
2) Perkembangan social, anak mulai ingin melepaskan diri dari orang
tuannya.anak sering bermain diluar rumah bergaul dengan teman
sebayanya
3) Anak mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang
dengan saling berintraksi
4) Perkembangan emosi anak mulai berbentuk dan tampak sebagai
bagian dari kepribadian anak.
C. Fungsi pendidikan anak usia dini
Muhamd Fadillah (2014:73-75) menyatakan beberapa fungsi pendidikan
anak usia dini diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan
tahap perkembangannya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


12

Setiap anak memiliki potensi yang sangat banyak dan bervariasi,


pendidikan disini fugsinya untuk mengembangkan potensi-potensi anak
supaya bisa lebih terarah dan mampu berkembang lebih optimal supaya
akan memberikan dampak yang positif bagi kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat menjadi jalan menuju kesuksesan dan kebahagian
yang dicita-citakan.
2) Mengenalkan anak dengan dunia sekitar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak adalah bagian dari masyarakat.
Anak akan hidup di masyarakat dan segala kebutuhannya dapat terpenuhi
melalui masyarakat. Masyarakat disini memiliki arti yang sangat luas.
Setiap lingkungan sekitar dimana ia berada itu juga merupakan
masyarakat bagi dirinya dan secara otomatis tidak akan bisa terlepas
begitu saja dari masyarakat. Dalam waktu yang singkat atau lama, ia pasti
akan kembali dan hidup dalam masyarakat. Untuk itu, fungsi pendidikan
anak usia dini adalah dalam rangka mempersiapkan anak untuk mengenal
dunia sekitar, mulai dari yang terkecil hingga yang lebih luas, seperti
keluarga, sekolah, dan masyarakat umunya.
3) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak.
Dalam setiap kehidupan pasti ada suatu aturan atau tata tertib yang
wajib diikuti dan ditaati, tanpa kecuali oleh anak usia dini. Peraturan
tersebut dalam rangka untuk menciptakan kedisiplinan diri seseorang.
Untuk membentuk kedisiplinan dalam diri seseorang tidaklah mudah,
selain harus ditanamkan sejak dini juga membutuhkan proses yang lama
dan berkelanjutan. Di sinilah salah satu fungsi pendidikan anak usia dini,
yaitu mengenalkan peraturan-peraturan pada diri anak sehingga
kedisiplinan akan tertanamkan pada dirinya. Misalnya peraturan yang
sederhana di sekolah adalah anak harus berangkat pagi, berpakaian yang
rapi, dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
Dari peraturan dan tata tertib inilah, anak dapat memulai berlaku
disiplin. Bila pembiasaan-pembiasaan ini terus berlangsung, saecara
otomatis seorang anak dapat menjalankan peraturan-peraturan yang lebih

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


13

besar. Semua itu akan dapat terwujud dengan adanya pendidikan bagi
anak usia dini.
4) Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa
bermainnya.
Fungsi pendidikan anak usia dini yang terakhir adalah untuk
memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya.
Hal ini tidak dapat terlepaskan karena anak usia dini erat kaitannya
dengan dunia bermain. Tidak heran bahwa prinsip utama dalam
pembelajaran anak usia dini adalah belajar sambil bermain. Artinya,
pembelajaran tetapi mendapatkan hak-haknya utuk bermain sebagai anak-
anak seusianya. Jadi, dalam pendidikan anak usia dini bermain merupakan
hal utama yang wajib diberikan supaya anak dapat menikmati masa
kecilnya dengan menyenangkan.
Jadi dapat disimpukan bahwa ada bebera fungsi pendidikan anak
usia dini diantaranya untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki
anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Mengenalkan pada anak
dunia sekitar, mengenalkan peraturan dan menanamkan kedisiplinan pada
anak, serta memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa
bermainnya.
D. Karakteristik program pendidikan anak usia dini
Menurt Rahman (2005:49). Hal utama yang membedakan program
karakteristik pendidikan anak usia dini adalah tuntunan tingkat perkembangan
dan cara belajarnya. Tingkat perkembangan dan cara belajar anak membawa
konsekuensi langsung terhadap sifat dan isi program pendidikan anak usia dini
termasuk juga terhadap cara penyampaiannya.
Menurut Dewantara (2013:252) mengemukakan pendapat mengenai
pembentukan pendidikan anak usia dini yang disampaikan oleh teori Frobel,
yaitu terdapat beberapa syarat dalam pendidikan anak usia dini yaitu sebagai
berikut :
1) Pendidikan anak usia dini harus menyenangkan bagi anak-anak.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


14

2) Pendidikan anak usai dini harus memberikan kesempatan pada anak untuk
berfantasi.
3) Pendidikan anak usia dini harus sesuai dengan anak artinya jangan terlalu
susah dan jangan terlalu mudah, tetapi anak-anak harus dapat
menyelasaikannya.
4) Pendidikan anak usia dini harus mengandung kesenian, misalnya bentuk-
bentuk serta warna-warna yang indah.
5) Pendidikan anak usia dini harus mengandung isi yang dapat mendidik
anak kearah ketertiban.
E. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Anak Usia Dini
Aspek perkembangan anak usia dini menurut peraturan mentri
pendidikan dan kebudayaan republi Indonesia 137 tahun 2013 adalah : (1)
Nilai agama dan moral, (2) fisik motorik, (3) kognitif, (4) bahasa, (5) social
emosional, (6) seni. Keenam aspek ini harus berkembang secara optimal agar
anak bisa melangkah kejenjang pendidikan selanjutnya tanpa kekurangan
suatu apapun.
Menurut Suyadi (2010:66-102) mengemukakan beberapa ruang lingkup
pendidikan anak usai dini pada beberapa aspek perkembangan anak usia dini.
Perkembangan anak usia dini yang dikembangkan olah Suyadi adalah sebagai
berikut :
1) Fisik Motorik
Menurut Suyadi (2010:67) berpendapat bahwa perkembangan fisik
motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat
saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak tersebut bersal dari
perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada sejak lahir.
Perkembangan fisik motorik akan sebanding dengan pertambahan usia.
Suyadi juga memaparkan stimulus untuk menigkatkan perkembangan
fisik-motorik anak berdasarkan teori Dave (1970) yaitu meliputi peniruan
(Imitation), Penggunaan konsep (Manipulation), ketelitian (Presition),
perangkaian (Articulation), serta kealamiahan /kewajaran (Naturalization).
2) Kognitif

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


15

Piaget dalam Rahman (2010:79) menyatakan bahwa pengetahuan


anak usia dini di peroleh melalui ekspresi, manipulasi, dan kontruksi
secara elaboratif. Piaget, juga menjelaskan bahwa karekteristik aktivitas
anak-anak juga berdasarkan pada tendensi-tendensi yang terdapat pada
semua organisme. Tendensi tersebut dapat mencakup tiga hal yaitu
asimilasi, akomodasi, dan organisasi. Secrara harifah, asimilasi berarti
menerima. Pada anak usia dini, anak mengasimilasi pengetahuannya
melalui bermain. Kemudia akomodasi, diartikan sebagai mengubah
struktur diri. Dalam melihat beberapa objek, belum tentu anak mempunyai
struktur penglihatan (diri) yang memadai, sehingga anak tersebut harus
melakukan akomodasi, kemudian organisasi, diartikan sebgai
mengungkapkan ide-ide tentang sesuatu kedalam sistem berpikir yang
koheren (masuk akal).
3) Kemampuan Berbahasa
Suyadi (2010:96) mengemukakan bahwa anak-anak memperoleh
kemampuan berbahasa dengan cara yang menakjubkan, selama usia dini
yaitu sejak lahir hingga usia enam tahun, ia tidak pernah belajar bahasa
atau kosa kata secara khusus. Akan tetapi, pada akhir pada usia dininya,
rata-rata anak telah menyimpan lebih dari 14.000 kosa kata. Kemudian
pada perkembangan selanjutnya anak dapat menambah kosa kata seacara
mandiri dalam bentuk komunikasi yang baik adalah ketika anak-anak
bertindak sebagai rekan percakapan dan masuk kedalam pembicaraan atau
dialog yang sebenarnya. Walaupun demikian, antara anak yang satu
dengan anak yang lain selalu mempunyai perbedaan dalam berbahasa.
Dalam perkembangan kemampuan berbahasa pada anak stimulasi yang
diberikan dapat berupa huruf, membaca, dan menulis.
4) Nilai-nilai Moral dan Agama
Suyadi (2010:134) berpendapat bahwa dalam perkembangan
keagamaan anak, orangtua dan guru perlu memberi stimulasi agar anaknya
menjadi genius dengan menumbuh kembangkan rasa keberagamaannya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


16

Suyadi menyatakan terdapat beberapa stimulasi yang dapat meningkatkan


pekembangan kegamaan pada anak yaitu :
a. Mengikut sertakan anak dalam krgiatan-kegiatan keagamaan.
Dalam stimulasi melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan,
orang tua melibatkan anak secara langsung dalam kegiatan kegamaan
seperti mengikuti TPQ (taman pendidikan Quran), mengajak anak
sholat kemasjid, kerja bakti dilingkungan masjid, bermain
dilingkungan masjid.
b. Membiasakan ketaatan ibadah.
Dalam membiasakan ketaatan beribadah pada anak usia dini akan
jauh lebih afektif melalui pembiasaan dan keteladanan dari ke dua
orangtua. Sebab anak usia dini belum mampu menangkap penjelasan
logis secara optimal. Dengan demikian yang diajarkan kepada anak
adalah praktek langsung secara bertahap.
c. Pembacaan kisah Qurani dan Nabawi.
Pembacaan kisah atau dongeng dapat mengasah imajinasi dan
sosial-emosional anak, sehingga jika kisah atau dongeng tersebut
bertemakan topik-topik kegamaan, maka imajinasi anak akan cepat
mengkap pesan peran agama, sehingga rasa agamanya cepat tumbuh
dan berkembang baik.
d. Mendidik keshalehan sosial.
Perkembangan kegamaan yang baik akan berpengaruh pada prilaku
sosial yang baik, sehingga pendidikan agama pada anak perlu
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari berbakti kepada orang
tua, suka menolong, dan rela berbagi.
5) Sosial emosional.
Suyadi (2010:108) berpendapat bahwa perkembangan sosial adalah
tingkat jalinan interaksi anatar anak dengan orang lain, mulai dari
orangtua, suadara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas.
Sementara perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketika anak
berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian perkembangan sosial

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


17

emosional adalah kepekaan anak untuk dapat memahami perasaan orang


lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
F. Metode pembelajaran untuk anak usia dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik karakteristik secara
fisik maupun mental, sehingga metode pembelajaran bagi anak usia dini harus
disesuiakan dengan kekhasan yang dimiliki anak, metode yang digunakan
akan sangat berpengaruh pada peroses pengajaran. Apabila seorang guru
menggunakan metode yang tepat bagi anak maka, hal tersebtu akan mampu
memfasilitasi perkembangan anak dan berbagai potensi serta kemampuan
anak secara optimal.
Selain itu metode pengajaran yang tepat akan dapat menumbuhkan sifat
positif pada anak. Beberapa prinsip metode pembelajaran untuk anak usia dini
menurut Hibana S Rahman (2005:7) yaitu sebagai berikut :
1) Berpusat pada anak.
Penerapan metode ini berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh anak,
bukan berdasarkan pada kemampuan pendidik, sehingga dalam hal ini
pendidik menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki anak, anak
menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan metode pembelajaran baik
secara fisik maupun mental.
2) Partisipasi aktif.
Penerapan metode ini bertujuan menjadikan anak mampu ikut
berpartisipasi secara aktif dalam peroses belajar. Anak merupakan subjek
pembelajaran dan menjadi pelaku utama dalam bidang pendidikan. Dalam
hal ini, tugas pendidika adalah menciptakan situasi dimana anak dapat
dapat termotivasi sehingga muncul inisiatif untuk berperan seacara aktif
dalam melaksanakan suatu aktivitas. Anak bukan sebagai pendengar dan
pengamat tetapi sebagai pelaku utama, sedangkan pendidik berperan
sebagai pelayan atau pendamping utama.
3) Bersifat holistik dan integratif.
Metode ini diartikan bahwa kegiatan belajar yang diberikan pada
anak tidak dikelompokkan atau diklasifikasikan dalam proses

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


18

pembelajaran, sehingga dalam suatau aktifitas yang dilakukan anak


mengandung materi membaca, berhitung, sejarah, dan sebagainya. Selain
itu aktivitas yang dilakukan anak juga perlu melibatkan aktivitas fisik
maupun mental, sehingga perkembangan potensi dapat terjadi secara
maksimal.
4) Fleksibel.
Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang diterapkan pada
anak usia dini bersifat dinamis dan tidak terstruktur, hal tersebut
disesuaikan dengan kondisi dan cara belajar anak yang tidak terstruktur.
Anak belajar dengan sesuai yang ia kehendaki. Sehingga pendidik harus
mampu bersikap dinamis dan mampu mengembangkan kreativitas.
Metode pembelajaran yang terstruktur akan menjadikan anak tertekan dan
pasif dalam berkreativitas, sementara kondisi anak cenderung berubah-
ubah sesuai dengan daya konsentrasinya yang berjangka pendek.
Sehingga anak akan lebih sering beralih dari satu kegiatan yang lain
sesuai dengan apa yang anak kehendaki.
5) Perbedaan individual (Individual Difference).
Setiap anak memilili kekhasan tersendiri dalam dirinya. Tidak ada
anak yang benar-benar sama walaupun anak tersebut kembar. Dengan
demikian, pendidik dituntut untuk merancang dan menyediakan alternatif
kegiatan belajar sehingga mampu memberi kesempatan anak untuk dapat
memilih kegiatan atau aktivitas belajar yang sesuai dengan minat dan
kemampuan mereka. Anak tidak dapat diberi pola yang sama.
Berdasarakan pada prinsip-prinsip metode pembelajaran yang telah
dipaparkan, maka metode pembelajaran harus benar-benar dibuat sesuai
dengan karakteristik anak itu sendiri. Akan menjadi pertimbangan utama
dalam menentukan metode pembelajaran.
G. Pengertian Gadget
Pada abad 19 penggunaan istilah gadget terdapat dalam oxford English
Dictionari. Istilah Gadget tini di guanakan sebagai hasil pengganti untuk
menyebutkan sebuah benda yang di gunakan oleh seseorang dengan daya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


19

ingat rendap pada tahun 1980 an (Paulus Tan dkk 2016:7). Secara etimologi
kata gadget ini artinya sengketa. Menurut cerita asal usul nama gadget juga
diciptakan ketika tiga orang sedang malkukan sebuah pembangunan besar.
Gadget merupakan perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus
dan memiliki banyak jenisnya.
Menurut Garini dalam Rohman Gadget adalah perangkat alat elektronik
kecil yang memiliki banyak fungsi. Gadget (Smartphone) memiliki banyak
fungsi bagi penggunanya sehingga dinilai lebih memudahkan. Gadget
(Smartphone) atau dengan kata sederhana telepon genggam yang saat ini telah
memiliki beragam fiture dan fungsi yang semakin kompleks guna
memudahkan pemakaianya merupakan trobosan baru dari telephone genggam
sebelumnya.
Menurut Derry Gadget merupakan sebuah perangkat atau instrument
elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi praktis untuk membantu pekerjaan
manusia. Menurut manumpil Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat
komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah alat komnikasi manusia.
Kini kegiatan komunikasi telah berkembang semakin maju dengan munculnya
gadget. Gadget adalah perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi
khusus. Diantaranya smartphone seperti iphone dan blackberry, serta notebook
(perpaduan antara computer portable seperti notebook dan internet).
Media memungkinkan seseorang untuk melakukan sebuah interaksi social,
khususnya untuk kontak sosial maupun berkomuikasi satu dengan yang lainya
tidaklah susah, hanya dengan menggunakan gadget seseorag dapat
berinteraksi satu dengan yang lainya. Gadget menurut kamus beraarti
perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Gadget merujuk pada
suatu peranti atau instrument kecil yang memiliki tujuan dan fungsi praktis
spesifik yang berguna.
Pada dasarnya, gadget diciptakan untuk kemudahan konsumen dalam
menggunakan media komunikasi. Definisi komunikasi adalah suatu proses
yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa,
dengan akibat atau hasil apa, gadget jika dilihat melalui model komunikasi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


20

Laswell, merupakan media dalam menyampaikan pesan antara komunikator


dan komunikan. Dapat disimpulkan bahwa gadget merupakan salah satu
media untuk berkomunikasi dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan
komunikasi manusia.
Gadget selalu diartikan lebih tidak biasa atau di disain secara pintar
dibandingkan dengan teknologi normal pada masa penemuannya. Gadget
merupakan salah satu teknologi yang sangat berperan pada era globalisasi
ini.“Gadget menurut kamus berarti perangkat elektronik kecil yang memiliki
fungsi khusus”. Banham mendefinisikan gadget sebagai benda dengan
karakteristik unik, memiliki unit dengan kinerja tinggi dan berhubungan
dengan ukuran serta biaya”. Pada mulanya gadget memang lebih difokuskan
kepada sebuah alat komunikasi, namun semenjak kemajua zaman alat ini
dipercanggih dengan berbagai fitur-fitur yag ada didalam nya sehingga
memungkinkan penggunaanya untuk melakukan berbagai kegiatan dengan
satu gadget ini, mulai dari bertelepon, berkirim pesan, email, foto selfie atau
memfoto sebuah objek, jam, dan masih banyak yang lainnya.
Steve Greenberg (2013) menerangkan gadget adalah suatu perangkat atau
instrument yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik
dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan
sebelumnya. Perbedaan gawai dengan teknologi yang lainnya adalah unsur
kebaruan berukuran lebih kecil sebagai berikut:
a. Komputer merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan
berbentuk gawainya (gadget) yaitu laptop/notebook/netbook.
b. Telepon rumah merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan
berbentuk gawainya (gadget) telepon seluler.
Menurut Shofiah Gadget (Smartphone) memiliki beberapa fungsi
Smartphone merupakan cellphone yang menggabungkan fungsi-fungsi
Personal Digital Assistant (PDA) seperti Klender, Personal Schedule,
Adress book, dan memiliki kemampuan untuk mengakses internet,
membuka E-mail, membuat Dokumen, bermain Game, serta membuka
aplikasi lainnya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


21

H. Intensitas Pemakaian Gadget pada Anak Usia Dini


Intensitas penggunaan gadget dapat dilihat dari seberapa seringnya anak
menggunakan gadget dalam satu hari atau jika dilihat dari setiap minggunya
berdasarkan dari berapa hari dalam seminggu seorang anak menggunakan
gadget. Intensitas penggunaan gadget yang terlalu sering dalam sehari
maupun seminggu pasti akan mengarah pada kehidupan anak yang cenderung
hanya mempedulikan gadget nya saja ketimbang dengan bermain di luar
rumah.
Menurut Ferliana (2016), “anak usia di bawah 5 tahun, boleh-boleh saja
diberi gadget. Tapi harus diperhatikan durasi pemakaiannya, misalnya, boleh
bermain tapi hanya setengah jam dan hanya pada saat senggang, kenalkan
gadget seminggu sekali, misalnya hari sabtu atau minggu. Lewat dari itu, ia
harus tetap berinteraksi dengan orang lain”. Menurut Sari Dan Mitsalia
(2016), pemakaian gadget dikategorikan dengan intensitas tinggi jika
menggunakan gadget dengan durasi lebih dari 120 menit /hari dan dalam
sekali pemakaiannya berkisar > 75 menit. Selain itu, dalam sehari bisa berkali-
kali (lebih dari 3 kali pemakaian) pemakaian gadget dengan durasi 30-75
menit akan menimbulkan kecanduan dalam pemakaian gadget.selanjutnya,
penggunaan gadget dengan intensitas sedang jika menggunakan gadget
dengan durasi lebih dari 40-60 menit /hari dan intensitas penggunaanan dalam
sekali penggunaan 2-3 kali /hari setiap penggunaan.kemudian, penggunaan
gadget yang baik adalah dengan kategori rendah yaitu dengan durasi
penggunaan < 30 menit /hari dan intensitas penggunaan maksimal 2 kali
pemakaian.
selain itu, Trinika dkk. (2015) menambahkan bahwa pemakaian gadget
dengan intensitas yang tergolong tinggi pada anak usia dini adalah lebih dari
45 menit dalam sekali pemakaian per harinya dan lebih dari 3 kali pemakaian
per harinya. Pemakian gadget yang baik pada anak usia dini adalah tidak lebih
dari 30 menit dan hanya 1-2 kali pemakaian per harinya.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut terlihat jelas bahwa penggunaan gadget
memang harus memiliki batasan-batasan dan kriteria tertentu dalam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


22

pemakaian gadget untuk menghindari tingkat kecanduan anak dalam


menggunakan gadget, bentuk penggunaan gadget pada anak dapat
diklasifikasikan pada tingkatan tinggi, sedang, dan rendah.kategori rendah
apabila penggunaan gadget hanya saat waktu senggang (saat pulang sekolah,
selesai belajar) dan durasi pemakaiannya hanya setengah jam.kategori sedang
adalah jika pemakaian gadget berkisar antara 40-60 menit dalam sekali
pemakaian dan dengan pemakaian 2-3 kali per hari. Namun apabila
penggunaan gadget memiliki durasi waktu lebih dari 60 menit per hari secara
terus menerus atau lebih dari 120 menit sekali pemakaian, maka dapat
dikategorikan tingkat penggunaan gadget yang tinggi. Untuk itu perlu adanya
kedisiplinan dan batasan yang dilakukan orangtua pada saat anak usia dini
menggunakan gadget, karena pemakaian gadget yang berkelanjutan dan tidak
memiliki batas waktu dapat menimbulkan dampak buruk kecanduan gadget
sejak dini.
I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Gadget pada Anak Usia
Dini
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan gadget (Iswidharmanjaya,
2014), antara lain:
a. Faktor internal :
1) Tingkat status ekonomi keluarga
2) Tujuan penggunaan gadget
3) Tingkat aktivitas
b. Faktor eksternal :
1) Tingkat pengaruh lingkungan
2) Tingkat terpaan media (media exposure) massa
Lama penggunaan adalah waktu (durasi) yang digunakan dalam
menggunakan suatu barang (gadget). Asosiasi dokter anak amerika serikat
dan kanada menekankan perlunya anak usia 0-2 tahun sama sekali tidak
terpapar gadget .sementara anak 3-6 tahun dibatasi satu jam perhari, dan
dua jam untuk anak 7-18 tahun (Klemens, 2013)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


23

Rowan (2014) dalam Ismidarmanjaya (2013:1-5) menjelaskan


bahwa penentuan lama penggunaan gadget disesuaikan pada tahap
perkembangan anak yaitu saat anak berumur 0-2 tahun merupakan tahap
perkembangan otak yang cepat yang membutuhkan banyak intraksi dan
stimulatif. Pada usia 3-6 tahun dibatasi 1 jam per hari (maksimal 1 jam) ini
karena untuk membatasi anak terkena radiasi dari gadget dan mengurangi
dampak yang dapat membahayakan anak.
J. Bentuk Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini
Gadget dapat digunakan oleh siapa saja dan untuk apa saja
tergantung dari kebutuhan pemilik gadget tersebut. Pemakaian gadget pada
sekarang ini sudah digunakan mulai dari anak usia dini hingga orang dewasa
dan orang dewasa biasa digunakan sebagai alat komunikasi, mencari
informasi atau browsing, youtube, bermain game, ataupun lainnya.
Sedangkan pemakaian pada anak usia dini biasanya terbatas dan
penggunaanya hanya sebagai, media pembelajaran, bermain game, dan
menonton animasi. Pemakainnya pun dapat memiliki waktu yang beragam
dan berbeda durasi serta intensitas pemakaiannya pada orang dewasa dan
anak-anak. Anak-anak pada dasarnya belum waktunya untuk diberikan
sebuah telepon seluler pribadi, hal ini dikarenakan pada anak-anak
dikhawatirkan anak-anak akan berubah menjadi memiliki prilaku konsumtif
yang berlebihan. Memang anak-anak masih sangat dilarang atau
memerlukan pengawasan yang ketat dalam menggunakan gadget dalam
aktivitas sehari-hari mereka.
a. Browsing adalah suatu aktivitas yang dilakukan di dalam media
internet dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak yang bernama
web browser atau sering disebut dengan browser saja. Jadi kita juga
bias menyimpulkan bahwa browsing adalah mencari informasi
didalam jaringan internet. Informasi-informasi tersedia begitu banyak
dan dalam berbagai format seperti tulisan,gambar,video,dll.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


24

b. Youtube ialah sebuah basis data berisi konten video yang popular di
media sosial serta penyediaan beragam informasi yang sangat
membantu.
c. Game (permainan) secara umum adalah sebuah aktivitas rekreasi
dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang atau
berolahraga ringan.permainan dilakukan biasanya sendiri atau
bersama-sama.
Penggunaan gadget sendiri pada orang dewasa biasa memakai 1-4
jam dalam sekali penggunaa serta menggunakan hingga berkali-kali dalam
sehari. Hal ini berbeda pada anak usia dini, karena memiliki batas waktu
tertentu dan dalam durasi pemakainnya serta intensitas pemakaian gadget
yang berbeda dengan orang dewasa. Bentuk penggunaan yang dapat
menimbulkan dampak negatif misalnya kecanduan gadget akan cepat
dirasakan karena penggunaan yang secara terus- menerus. Pembatasan
tersebut perlu dilakukan untuk menghindari permasalahan yang timbul
dari pemakaian gadget pada anak usia dini yaitu berupa kecanduan yang
sulit disembuhkan.
Ada beberapa macam jenis gadget, yaitu smarthphone, tablet, e-
reader, laptop dan playstation (PS) semakin berkembang seiring dengan
meningkatnya kebutuhan manusia akan media yang moder dan praktis.
Misalnya gadget dalam bentuk handphone saat ini memiliki berbagai
variasi OS (Operating System), seperti android, windows phone dan
blackbarry. Tren gadget terus berkembang di Indonesia, kecanggihan
teknologi gadget sangat berkembang pesat. Jadi penggunaan media
teknologi seperti gadget perlu adanya pembatasan dan pengawasan oleh
orang tua pada saat anak menggunakan gadget dimana saja, dan rata-rata
bentuk penggunaan gadget pada anak usia dini hanya untuk bermain game,
dan menonton youtube, berbeda dengan orang dewasa yang bentuk
penggunaan gadgetnya untuk browsing, chatting, sosial media, dll.
Penggunaan gadget pada anak usia dini kebanyakan dilakukan pada saat
dirumah, misalkan pulang sekolah, pada saat makan, dan saat akan tidur.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


25

K. Tanda-tanda anak kecanduan gadget


Maulina (2013) dalam penelitan pebriana (2017) mengatakan beberapa
anak usia dini kecanduan gadget, yaitu :
1. Kehilangan keinginan untuk beraktivitas.
2. Berbicara tentang teknologi secara terus menerus.
3. Cenderung sering membantah suatu perintah jika itu menghalangi dirinya
mengakses gadget.
4. Sensitive atau gampang tersinggung, menyebabkan mood yang mudah
berubah.
5. Egois, sulit berabagi waktu dalam penggunaan gadget dengan orang lain.
6. Sering berbohong karena sudah tidak bisa lepas dengan gadgetnya, dengan
kata lain anak akan mencari cara apapun agar tetap bisa menggunakan
gadgetnya walaupun hingga menggangu jam tidurnya.

L. Dampak Positif dan Negatif Sosial Media Bagi Tumbuh Kembang Anak
Dalam teori kehadiran sosial yang di kembangkan oleh Jjon Short,
Williams, Brunch Chriesti komunkasi akan afektif bila memiliki media
komunkasi yang sesuai dengan kehadiran sosial yang dibituhkan untuk tingkat
keterlibatan interpersonal yang diperlukan. Media tatap muka dianggap
memiliki kehadiran sosial yang sangat berarti sedangkan yang di tulis teks
adalah yang paling rendah. Kecenderungan penggunaan gadget secara
berlebihan dan tidak tepat akan menjadikan seseorang bersikap tidak perduli
pada lingkunganya baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Ketidak pedulian seseorang akan keadaan disekitarnya dapat menjadikan
seseorang dijauhi bahkan terasingkan dilingkunganya. Perilaku anak dalam
menggunakan gadget memiliki dampak positif dan negative antara lain:
1. Dampak positif Gadget
Memudahkan komunikasi menjadi lebih praktis, Anak yang
bergaul dengan dunia Gadget cenderung lebih kreatif, serta
memudahkan seorang anak dalam mengasah kreativitas dan kecerdasan
anak. Seperti adanya aplikasi mewarnai, belajar membaca, dan menulis

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


26

huruf tentunya memberikan dampak positif bagi perkembangan otak


anak. Anak-anak tidak memerlukan waktu dan tenaga yang lebih untuk
belajar membaca dan menulis di buku atau kertas, anak-anak juga akan
lebih bersemangat untuk belajar karrena aplikasi semacam ini biasanya
dilengkapi oleh gambar-gambar yang menarik. Selain itu, kemampuan
berimajinasi anak juga semakin terasah. Dan anak menjadi lebih pintar
berinovasi akibat perkembangan Gadget (Smartphone) yang menuntut
mereka untuk hidup lebih baik.
Teknologi gadget yang memili beragam manfaat dan kelebihan
juga dapat mengakibatkan dampak positif dan negative bagi pengguna.
Dampak positif dari pengunaan gadget yaitu akan lebih efesian dalm
penggunaan waktu dalam berkomunikasi. Dampak bagi anak yaitu anak
menjadi lebih maju dalam mengikuti perkembangn zaman di
bandingkan dengan orang dewasa. Anak akan lebih kreatif dalam
memanfaatkan gadget yang mereka miliki apabila dalam pengawasan
orang tua. Beriku dampak positif penggunaan gadget:
a. Menumbuhkan dan meningkatkan potensi kecerdasan kreativitas
(melihat gambar kemudian menggambarnya sesuai dengan yang ada
di pikirannya atau melatih daya piker tanpa di batasi kenyataan).
b. Melatih kecerdasan (dalam hal ini anak terbiasa dengan tulisan,
angka, gambar yang membantu melatih peroses belajar).
c. Meningkatkan rasa percaya diri (saat anak memenangkan suatu
permainan akan memotivasi untuk mnyelesaikan permainan)
d. Mengembangkan kemampuan dalam membaca, dan pemecahan
masalah (dalam hal ini anak akan menimbulkan sifat dalam rasa
ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak-anak akan muncul
keutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa).
e. Mempermudah komunikasi (membuat seseorang bertemu
meskipunberbeda tempat, melalui fitur video call dan berbagai
aplikasi yang ada saat ini.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


27

2. Dampak Negatif Gadget


1) Segi Kesehatan
Segi kesehatan dampak buruk penggunaan gadget diantaranya,
peningkatan resiko kanker akibat radiasi, ketulian, mata perih, atau
bahkan rabun karena pencerahan maksimal secara berkala pada
gadget, tablet, atau computer.
2) Segi Budaya
Segi budaya dampak buruk penggunaan Gadget (Smartphone)
diantaranya, luntur adat atau kebiasaan yang berlaku, masuknya
budaya barat secara perlahan, hilangnya rasa nasionalisme dan lebih
cinta kepada produk asing.
3) Segi Sosial
Segi sosial dampak buruk penggunaan Gadget (Smartphone)
diantaranya cenderung autis atau asyik dengan gadgetnya sendiri,
tidak bisa mengontrol diri sendiri akibat sosialisasi kurang, cepat
bosan ketika ada yang menasehati, banyak mengeluh, egois tidak
terkendali, hidup menjadi tidak teratur akibat kecanduan Gadget
(Smartphone).
Gadget juga berdampak negative yang cukup besar bagi anak.
Dengan adanya kemudahan dalam mengakses berbagai media informasi
dan teknologi, menyebabkan anak-anak menjadi malas bergeerak dan
beraktivitas. Mereka lebih memilih untuk duduk diam di depan gadget dan
menikmati dunia yang ada di dalam gadget tersebut. Mereka lambat laun
telah melupakan kesenangan bermain dengan tteman-teman seumuran
mereka maupun dengan anggota-anggota keluarganya. Hal itu tentunya
akan berdampak buruk terhadap kesehatan maupun perkembangan tumbuh
anak. Selain itu, terlalu lama menghabiskan waktu didepan layar gadget
membuat interaksi sosial anak juga mengalami gangguan.
Dampak positif gadget bagi tumbuh kembang anak usia dini
Menurut Hidayahti (2013) dampak positif sosial bagi tumbuh
kembang anak sebagai berikut:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


28

a. Untuk memudahkan seorang anak dalam mengasah kreativitas dan


keceradasan anak.
b. Adanya beragam aplikasi digital seperti mewarnai, belajar
membaca dan menulis huruf tentunya memberika dampak positif
bagi perkembangan otak anak. Mereka tidak memerlukan waktu
dan tenaga yang lebih untuk belajar membaca dan menulis di buku
atau kertas, cukup menggunakan tablet sebagai sarana belajar yang
tergolong lebih menyenangkan.
c. Anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk belajar karena
aplikasi semacam ini biasanya dilengkapi dengan animasi yang
menarik, warna yang cerah, serta lagu-lagu yang ceria.
d. Kemampuan berimajinasi anak juga semakin terasah karena
permainan yang mereka gunakan bervariasi dan memiliki jalan
cerita yang beragam berkembangnya imajinasi, (melihat gambar
kemudian menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya
pikir tanpa dibatasi oleh kenyataan).
e. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan
tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).
f. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu
permainan akan termotovasi untuk menyelesaikan permainan).
g. Mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan
pemecahan masalah. (dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar
rasa ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu
dipaksa).
Dampak negatif sosial media bagi tumbuh kembang anak usia dini
a. Dari segi fisik komputer dapat menimbulkan rasa nyeri kronik pada
tangan, pergelangan tangan, punggung dan bahu jika berlangsung
lama.dapat mengakibatkan ketegangan pada otot mata karena
monitor komputer memancarkan radiasi berbagai sinar seperti infra
merah, ultraviolet dan elektromagnetik pemicu penyakit kanker.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


29

b. Dari segi psikologis pengeruh komputer, internet, video games


akan mengikis waktu dan komunikasi dalam keluarga. Anak-anak
menjadi lebih tertarik pada dunia interaktif dibanding dengan
mengerjakan hal-hal yang biasa mereka kerjakan.
c. Ketagihan terhadap komputer juga akan mengurangi waktu
bermain dengan teman-teman sebaya dan teman sekelas, sehingga
anak akan tumbuh dengan kondisi kekurangan sosialisasi.
d. Anak usia dini adalah peniru ulung, maka dengan seringnya
bermain video games yang biasanya para jagoan menyelesaikan
masalah dengan cara memukul atau menembaki. Hal ini secara
tidak langsung mengajarkan perilaku kekerasan pada anak.
e. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan
gadget misalnya pada saat anak membuka vidio di aplikasi youtube.

M. Aplikasi Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini


Penggunaan gadget pada anak usia dini biasanya dipakai untuk bermain
game dari total keseluruhan pemakaian. Sedangkan yang cukup banyak juga
dikalangan anak usia dini adalah pemakaian gadget untuk menonton animasi
atau serial kartun anak-anak. Sedangkan hanya sedikit sekali yang
menggunakannya untuk berkomunikasi dengan orang tua mereka atau untuk
meilhat video pembelajaran.
Sari dan Mitsalia (2016) melaporkan bahwa rata-rata anak menggunakan
gadget untuk bermain game dari pada menggunakan untuk hal lainnya. Hanya
sedikit yang menggunakan untuk menonton kartun dengan menggunakan
gadget. Nurrachmawati (2014) menambahkan bahwa pc tablet atau
smartphone tidak hanya berisi aplikasi tentang pembelajaran mengenal huruf
atau gambar, tetapi terdapat aplikasi hiburan, seperti sosial media, video,
gambar bahkan video game. Pada kenyataannya, anak-anak akan lebih sering
menggunakan gadget nya untuk bermain game dari pada untuk belajar
ataupun bemain di luar rumah dengan teman-teman seusianya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


30

berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat terlihat jelas bahwa bentuk


penggunaan gadget pada anak usia dini kebanyakan untuk bermain game
ketimbang untuk hal-hal lainnya, untuk itu gadget, youtube seharusnya
digunakan dengan sebaik mungkin agar anak dapat memaksimalkan teknologi
yang sudah ada untuk digunakan sebagai sarana belajar yang cukup baik dan
tergolong dalam media pembelajaran yang mengasyikan, dengan adanya
metode pembelajaran menggunakan gadget anak cenderung tidak merasa
bosan dan di harapkan bisa melatih kreatifitasnya. Anak-anak lebih
bersemangat untuk belajar karena aplikasi semacam ini dilengkapi animasi
yang menarik, warna yang cerah, dan lagu-lagu yang ceria. Disisi lain
penggunaan gadget yang secara terus menerus hingga kecanduan gadget
memberikan pengaruh buruk untuk perkembangan psikologis anak usia dini.
N. Peran keluarga terhadap pemanfaat gadget
Dalam menggunakan gadget, anak seharusnya didampingi oleh orang tua,
karena anak terkadang salah dalam menggunakan teknologi yang dipakai.
Selain itu orang tua dan guru berperan untuk membatasi penggunaan gadget,
karena radiasi gelombang elektromagnetik dari gadget dapat mengganggu
penglihatan anak. Serta orang tua melakukan seleksi terhadap aplikasi yang
terdapat dalm gadget untuk mencegah adanya infromasi yang negative dari
aplikasi tersebut. (Mubasiroh: 2013 dalam penelitian Rozalia 2017)
Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Ahmad Sudi dan Sumantri untuk
mengatasi adiksi gadget dan upaya pencegahan, yaitu dengan cara sebagai
berikut :
1. Gmm (gerakan,maghrib,mengaji)
2. Pengkondisian klasik, yaitu membentuk sikap baik dalam individu anak,
mengatur lingkungan yang nyaman bagi anak, membiasakan perilaku baik
secara kontinu.
3. Membuat perjanjian orang tua dan anak.
4. Memantau aktivitas anak saat menggunakan gadget.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


31

5. Menggunakan fitur Screen time, yaitu sebuah fitur yang dapat merekam
aktivitas pada gadget selama satu minggu yang akan di tampilkan di menu
utama.
6. Penggunaan beberapa aplikasi, seperti youtube kids, Apple education,
google class room.
Sedangkan dalam buku yang ditulis Elizabeth T santosa orang tua
harus memiliki kedekatan dengan anak agar terjalin hubungan baik
diantaranya. Untuk meningkatkan hubungan tersebut dapat di lakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Orang tua perlu memiliki kontak dan komunikasi setiap saat dengan
anaknya.
b. Menghabiskan waktu bersama.
c. Menjadi orang tua yang bijaksana.
d. Menempati janji
e. Peduli terhdap anak.
f. Mendukng anak.
g. Tidak becanda berlebihan.
Melihat untung ruginya mengenalkan gadget pada akhirnya memang
tergantung kesiapan orang tua dalam mengenalkan dan mengawasi anak
saat bermain gadget. Karena itu, pemanfaat gadget pada anak. Orang tua
perlu menerapkan dalam pemanfaatan gadget pada anak. Orang tua
menerapkan sejumlah aturan kepada anak-anaknya dalam menggunakan
gadget. Untuk bisa memanfaatkan gadget dengan efektif harusnya sebagai
orang tua bisa memahami dan menjelaskan mengenai konten yang ada
pada gadget tidak akan berfokus pada apa yang di ajarkan orang tua.
Biasanya justru akan melenceng dari apa yang orang tua ajarkan.
Pertama, berikan kesempatan pada anak untuk belajar menggunakan
gadget untuk belajar dan berinteraksi sejak dini. Karena pengunaan gadget
pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Kemudian sudah jelas
manfaat dan tujuan gadget yaitu memberikan arahan kepada anak
bagaimana menggunakan gadget dengan benar. Entah posisi duduk dengan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


32

cara memperhatikan letak dan cahaya jarak pandang mata dengangadget.


Karena jarak pandang yang terlalu dekat akan berpengaruh kepada
penglihatan anak.
Kedua, pilihlah apikasi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Sesuaikan dengan usia kemamouan anak. Semua permainan, sosial
emosional media, video itu semua harus melewati fase pengawasan orang
tua. Sebab unsur kekerasan dan pornografi rentan terjadi atau mudah di
dapatkan konten-konten di atas. Kemudian berikan penjelasan secara bijak
setiap fungsi konten yang ada pada gadget. Anak-anak akan bisa menerima
penjelasan sebelum mereka asik dengan gadgetnya. Anak-anak mampu
memahami bahwa dengan gadget kita bisa berinteraksi seperlunya baik
dengan sesame anggota keluarga maupun dengan warga sekitar
lingkungan. Semua komunikasi tersebut bisa menggunakan sosial media
yang selama ini digunakan. Orang tua harus memberikan secara jelas dan
rinci tentang penggunaan setiap software orang tua harus lebih tau tentang
konten yang ada pada gadget anaknya.
Ketiga, tempatkan gadget di ruang tamu. Kadang orang tua merasa
bangga dengan dapat meletakkan gadget dalam kamar anak mereka. Hal
ini sebenarnya membahayakan karena orang tua susah memantau kegiatan
anaknya dalam menggunakan gadget. Pilihlah kusri atau meja yang
nyaman untuk bermain gadget. Karena kebiasaan bermain gadget dengan
posisi tidur tidak baik untuk kesehatan mata.
Keempat, mengatur posisi pengunaan gadget. Jangan biarkan anak-
anak asik dengan gadget. Semua sarana ini memang mengasikan hingga
anak-anak lupa waktu. Untuk itu orang tua harus bisa menegaskan
pembatan waktu bermain gadget kepada anak. Kemudian orang tua harus
selalu membangun interaksi yang baik dengan anaknya.
Kelima, bantu agar anak-anak dapat membuat keputusan sendiri. Kadang
anak ingin menciptakan suasana yang baru tetapi tidak berani komunikasi
dengan orang tua. Di sini orang tua harus selalu mengajak diskusi bahkan
mengajak bercerita supaya anak bisa menampilkan atau berkreasi dengan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


33

ide-ide yang ada di pikirannya. Tanamkan pula rasa takut terhadap tuhan
sehingga jika tidak dilakukan. Hal ini ini bisa membuat anak mengambil
keputusan tanpa berfikir.
O. Studi Relevan
Penelitian relevan merupakan penelitian yang hampir serupa atau sudah
dilakukan oleh penelitian lain dengan masalah yang diteliti oleh sebab itu di
temukan oleh peneliti lain yang pernah dilakukan berikut ini :
1. Dalam skripsi M. Hafiz Al-Ayouby 2017 yang berjudul “Dampak
Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini (Studi Di Paud Dan
TK.Handayani Bandar Lampung)”, ia mengatakan penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan gadget pada anak usia
dini di paud dan tk.handayani bandar lampung. Tipe penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
a. Persamaan penelitian skripsi M. Hafiz Al-Ayouby 2017 ini dengan
penelitian penulis sama-sama membahas tentang dampak penggunaan
gadget pada anak usia dini, dan terdapat lagi persamaan pada tujuan
penelitian sama-sama bertujuan untuk mengetahui dampak
penggunaan gadget pada anak usia dini di paud dan tk.handayani
Bandar lampung.tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif.
b. Perbedaan penelitian skripsi M. Hafiz Al-Ayouby 2017 ini dengan
penelitian penulis pada letak penelitian sedangakan penelitian penulis
dilakukan di desa dataran kempas, penelitian ini dilakukan di paud
dan tk.handayani Bandar lampung.
2. Dalam skripsi Titik Mukarromah 2019 yang berjudul “Dampak
Penggunaan Gadget Pada Perkembangan Social Anak Usia Dini Di
Dusun Setia Bumi Kecamatan Seputih Banyak”, ia mengatakan penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak penggunaan gadget pada
perkembangan social anak anak usia dini di dusun setia bumi kecamatan
seputih banyak. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif lapangan.
Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


34

menggunakan wawancara,observasi,dan dokumentasi. Teknik penjamin


keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan waktu sedangkan
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa
kualitatif.
a. Persamaan penelitian skripsi Titik Mukarromah 2019 ini terdapat pada
jenis penelitian kualitatif, sama-sama membahas tentang gadget.
b. Perbedaan penelitian skripsi Titik Mukarromah 2019 ini dengan
penelitian penulis terdapat pada judul yaitu dampak penggunaan
gadget pada perkembangan sosial anak usia dini di dusun setia bumi
kecamatan seputih banyak. perbedaan selanjutnyan terdapat diletak
penelitian, penelitian penulis di lakukan di desa dataran kempas
kecamatan tebing tinggi sedangkan penelitian Titik Mukarromah
dilakukan di dusun setia bumi kecamatan seputih banyak.Dalam jurnal
Eka Damayanti,
3. Arifudin,Ardias Bara 2020 yang berjudul “Dampak Negatif Penggunaan
Gadget Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak”, ia mengatakan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dampak negatif
penggunaan gadget berdasarkan aspek perkembangan anak di sorowako
kecamatan nuha. Penelitian kualitatif jenis survey ini memiliki populasi
ibu rumah tangga sebanyak 120 ibu-ibu yang terhimpun dalam majelis
taklim sekecamatan nuha. Sampel sebanyak 19 0rang yang terpilih secara
random. Data yang terkumpul di analisis menggunakan analisis deskriptif
kualitatif.
a. Persamaan penelitian jurnal Eka Damayanti,Arifudin,Ardias Bara
2020 ini terdapat pada jenis penelitian kualitatif sama-sama
membahas tentang gadget.
b. Perbedaan penelitian jurnal Eka Damayanti,Arifudin,Ardias Bara
2020 dengan penelitian penulis terdapat pada judul yaitu dampak
negative penggunaan gadget berdasarkan aspek perkembangan
anak.perbedaan selanjutnya terdapat diletak penelitian, penulis
dilakukan di desa dataran kempas kecamatan tebing tinggi sedangkan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


35

penelitian Eka Damayanti,Arifudin,Ardias Bara dilakukan di


sorowako kecamatan nuha.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono (2018:8-9) penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih
menekankan makna dari pada generalisasi. Metode penelitian kualitatif sering
juga disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui tentang faktor dan
dampak penggunaan gadget pada anak usia dini. Dengan pendekatan
fenomenologi oleh schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial (yang
berorientasi pada perilaku orang pada masa lalu, sekarang dan akan datang).
Dengan kata lain, mendasarkan tindakan sosial pada pengalaman, makna dan
kesadaran. Dimana manusia dituntut untuk saling memahami satu sama lain,
dan bertindak dalam kenyataan yang sama. Sehingga ada penerimaan timbal
balik, pemahaman atas dasar pengalaman bersama. Jadi hasil penelitian ini
bukanlah berupa sebuah angka-angka melainkan hasil dari pengukuran, akan
tetapi berupa informasi.
Menurut Creswell, penelitian kualitatif adalah metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau
sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti
mengajukan pertanyaan, prosedur-prosedur, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menafsirkan data. Berdasarkan pendapat diatas, maka
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena lebih cocok untuk
menggali informasi dan membahas permasalahan ataupun hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaan gadget pada anak usia dini. Dalam proses
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
36

pengumpulan data dapat digunakan seperti, obervasi, wawancara, dan


dokumentasi.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RT 09 Desa Dataran Kempas
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Waktu
pelaksanaan pada semeter ganjil tahun ajaran 2020/2021.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu lingkungan anak usia dini 4-6 tahunRT 09
Desa Dataran Kempas. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
menggunakan istilah subjek penelitian.subjek penelitian ini adalah anak-
anak yang berjumlah 5 anak yang masih banyak terdapat menggunakan
gadget di usia 4-6 tahun di RT 09 Desa Dataran Kempas Kecamatan
Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan anak yang
menggunakan gadget dari usia 4-6 tahun yang berjumlah 5 anak. Subjek
yang diteliti di ambil dengan menggunakan teknik snow ball sampling
(bola salju). Snow ball sampling artinya “proses penyebaran sampel secara
beranting yakni peroses menyebarnya sampel yang seibarat bola salju,
yang pada mulanya kecil, kemudian semakin membesar dalam peroses
bergulir menggelinding”.
Peneliti bermaksud mengembangkan penelitian ini dari informan
kunci yang kemudian yang menyebar kepada informan yang lain
berdasakan keterangan informan kunci. Subjek dalam penelitian ini yang
diambil dengan metode snow ball sampling.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk memproleh informasi yang diperlukan sesuai dengan
tujuan penelitian yang peneiti lakukan dalam mengumpulkan data yang
berkaitan dengan data yang ingin diteliti, maka diperlukan dua jenis data
yaitu data primer dan data sekunder, data tersebut yaitu meliputi:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


37

a. Data Primer
Data primer biasanya di peroleh dengan survey lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data orisinal (Hanke dan
Reitsch, 1998) selanjutnya data primer dapat di definisikan sebagai
data yang dikumpukan dari sumber-sumber asli (Kuncoro, 2009).
Dalam riset ini data primer dikumpulkan hasil wawancara dengan
orangtua di Desa Dataran Kempas dan berbagai pihak yang telah di
pilih menjadi sampel atau responden.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpulan data dan di publikasikan pada masyarakat
pengguna (Hanke dan Reitsch, 1998) secara singkat dapat dikatakan
bahwa data sekunder adalah data yang telah di kumpulkan oleh pihak
lain (kuncoro, 2009). Dalam riset ini data sekunder diperoleh dari
instasi atau dinas terkait di lingkungan Desa Dataran Kempas.
1) Letak Geografis di RT 9 Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing
Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2) Struktur RT 9 Desa Dataran Kempas
3) Struktur Organisasi Desa Dataran Kempas
2. Sumber Data
Menurut sugiyono (2013:15) sember data penelitian ini adalah
kata-kata,peristiwa, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data
yang di dapatkan yaitu pencatatan yang dilakukan peneliti melalui
observasi dan wawancara (catatan dilapangan)dan sumber data adalah
dimana data di peroleh. Adapun data diperoleh dalam penelitian ini yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni orang tua
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi lingkungan
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsif
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan desa.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


38

D. Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa
dipertanggung jawabkan, maka dalam penelitian ini metode pengumpulan data
yang digunakan antara lain:
1. Observasi
Menurut Syamdiah (2016:12) observasi adalah kegiatan
pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Observasi dibagi menjadi dua, yaitu observasi sistematis dan observasi
non sistematis. Observasi sistematis adalah suatu pengamatan yang
dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan,
sedangkan observasi non sistematis adalah suatu pengamatan yang
dilakukan dengan tidak menggunakan pedoman pengamatan. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sistematis dengan lembar
observasi yang berisi tentang poin-poin indikatir yang menjadi acuan pada
saat penelitian.
Teknik observasi ini digunakan supaya peneliti melihat langsung
keadaan desa dataran kempas kecamatan tebing tinggi kabupaten tanjung
jabung barat terkait dengan dampak penggunaan gadget melalui peroses
pengamatan dan pencatatan. Peneliti melihat dan mengamati sendiri
kemudian mencatat prilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan yang sebenernya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara orang atau lebih yang
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Peroses wawancara ini
terjadi dengan adanya komunikasi bolak balik antara pewawancara dengan
orang yang di wawancarai, untuk menggali topic tertentu yang dibahas.
Wawancara mendalam adalah sebuah dialog yang dilaksanakan
oleh pewancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian, yaitu kepala desa,
orangtua, dan anak yang digunakan untuk pengumpulan data yang relavan
atau sesuai dengan permasalahan peneliti dan memperoleh data yang

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


39

komplit tentang Dampak Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini di Desa
Dataran Kempas Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Adapun datanya
meliputi :
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan gadget pada anak usia
dini di desa dataran kempas kabupaten tanjung jabung barat.
b. Bentuk penggunaan gadget pada anak usia dini di desa dataran kempas
kabupaten tanjung jabung barat.
c. Dampak penggunaan gadget pada anak usia dini di desa dataran
kempas kabupaten tanjung jabung barat
3. Dokumentasi
Menurut syamsidiah (2016:12) dokumentasi merupakan teknik
pengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu
yang telah didokumentasikan. Dokumentasi merupakan metode untuk
memperoleh data dengan cara memotret dan merekam suatu kejadian pada
saat proses penelitian.
Teknik dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis.
Teknik dokumen jarang digunakan dalam penelitian kualitatif, pada massa
kini menjadi salah satu bagian dari teknik penelitian kualitatif. Hal ini
disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang
dipara peneliti bahwa banyak sekali data yang tersimpan dalam bentuk
dokumen yang berbentuk gambar dokumentasi, sumber data lewat
dokumen menjadi pelengkap proses penelitian kualitatif. (Bungin, 2005:
122).
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuan ini dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian inidilakukan
pada saat pengumpulan data berlangsung dan data setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


40

Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa kreatifitas dalam


analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerussampai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu Reduksi data, Penyajian data, Kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan keluasan dan kedalaman wawancara yang tinggi. Bagi peneliti
yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan
pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu maka
wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data
yang memiliki temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
(Sugiyono, 2018: 247).
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari data tertulis dilapangan. Selain itu, reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang mengarahkan data dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan bahwa yang
paling sering digunakan untuk penyajiandata dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan penyajian data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakankerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. (Sugiyono,
2018: 249)
Setelah penelitian mendapatkan data maka data-data tersebut
disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif karena penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dimanadidalam kualitatif hanya
menjabarkan apa yang terjadi dilapangan. Penyajian data yaitu
sekumpulan informasi atau narasi dalam bentuk teks naratif yang dibantu
dengan tabel maupun bagan yang bertujuan untuk mempertajam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


41

pemahaman peneliti terhadap informasi yang diperoleh tersusun dan


memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
3. Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
(Sugiyono, 2018: 252)
Kegiatan ini merupakan suatu pengecekkan kembali data-data yang
telah tersaji dan ada sejak pertama memasuki lapangan serta selama proses
pengumpulan data dan analisis penarikan hubungan, pola, persamaan yang
selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan.
F. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data adalah upaya untuk memberikan jaminan data yang
diperoleh dapat dipercaya kebenarannya (valid). Dalam mengujian keabsahan
data metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk menguji keabsahan
data yaitu: Uji kredibelitasdata, Uji transferability, Uji dependability, dan Uji
confirmability. (Sugiyono, 2018: 270).
Dalam uji kredibelitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian
kualitatif dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi merupakan suatu cara
mendapatkan data yang benar-benar absah dengan menggunakan pendekatan
metode ganda. Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
cara memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk keperluan
pengecekan data sebagai perbandingan terhadap data satu dengan data yang
lain. (Iman Gunawan, 2015: 219).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


42

Triangulasi dalam pengujian kredibelitas ini diartikan sebagai pengecekan


data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian
terdapat triangulasi sumber, teknik dan waktu.
1. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2016:373). Dalam hal ini
peneliti berusaha membandingkan data dari hasil wawancara guru,Orang
tua dan kepala sekolah Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Mutiara Hati
kecamatan Kotabaru Kota Jambi (Sugiyono, 2016: 373).
2. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredilitas data yang dilakukan
dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini penelitian ini berusaha
membuktikan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
(Sugiyono, 2016:373).
3. Triangulasi Waktu adalah pengecekatan data dengan cara pengumpulan
data melalui observasi dan wawancara pada waktu yang berbeda. Waktu
juga sering mempengaruhi kredibelitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara pada saat narasumber masih segar, tidak banyak
masalah akan memeberikan data yang valid sehingga lebih kredibel. Untuk
itu dalam pengujian kredibelitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan cara wawancara, observasi atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. ( Sugiyono, 2018: 274)
Di sini peneliti tidak melakukan wawancara atau observasi sekali, namun
berkali-kali dan adanya pengecekan kesehatan narasumber saat diwawancara
peneliti harus mengetahui apakah saat melakukan wawancara keadaan
narasumber sedang dalam kondisi sakit atau tidak.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan. Rencana waktu ini
masih bersifat relative, artinya dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi
secara teknis administrative maupun kondisi dilapangan. Berikut ini dapat di
uraian tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian dilaksanakan:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


43

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


2020 2021
No Kegiatan Mei Jun Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Pengajuan dan

pengesahan judul
2 Penyusunan proposal √
3 Seminar proposal √
4 Perbaikan hasil

seminar proposal
5 Pengurusan dan
penerbitan izin √
penelitian
6 Pengumpulan data

dilapangan
7 Analisis data dan
penyusunan laporan √
penelitian
8 Seminar hasil ujian

munaqosah
9 Perbaikan hasil ujian

munaqosah
10 Pengesahan hasil

ujian skripsi
11 Penggandaan dan
penyerahan laporan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis Desa Dataran Kempas

Gambar 4.1 Kantor Desa Dataran Kempas

Desa Dataran Kempas adalah sebuah desa yang berada di


Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebelum menjadi desa definitif, Desa
Dataran Kempas bernama Dusun Mekar Arum yang bagian dari Desa
Purwodadi sejak tahun 1985 hingga pada tahun 2012 terjadi pemekaran
desa menjadi 3 desa. Berdasarkan keputusan Bupati Tanjung Jabung Barat
Dusun Mekar Arum berdiri sendiri menjadi desa dan diberi nama Desa
Dataran Kempas, dan penjabat sementara desa adalah tokoh masyarakat
bernama M.Hatta Nasir menjabat dari 28 maret 2012 hingga september
2015.
Seiring habisnya masa jabatan bapak M. Hatta Nasir sebagai PJS
Dataran Kempas pada september 2015. Maka, Bupati Tanjung Jabung
Barat yang saat itu dijabat oleh Bapak Usman Ermula mengangkat Bapak
Sudirman, SE sebagai PJS Desa Dataran Kempas dan sekaligus menjabat
sebagai sekretaris camat tebing tinggi.
Pada tanggal 19 Mei 2016 diadakan acara pemilihan kepala desa
definitif untuk pertamakalinya dan dari tiga kandidat yang mencalonkan
diri sebagai kepala desa yang terpilih menjadi kepala desa tahun periode
2016 s/d 2021 adalah bapak Asbar Nofendra yang pada masa itu ia
menjabat sebagai kaur umum di desa dataran kempas dan mencalonkan
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
45

diri sebagai kepala desa. Desa Dataran Kempas dapat dilihat dari beberapa
aspek tinjauan yang meliputi:
a. Batas wilayah
Dilihat dari batas wilayah administrasi, Desa Dataran Kempas
berbatasan dengan beberapa wilayah di sekitarnya yang meliputi:
1) Sebelah Utara : Desa Suka Damai
2) Sebelah Selatan : Desa Kuala Dasal
3) Sebelah Barat : Desa Purwodadi
4) Sebelah Timur : Desa Sungai Keruh
b. Keadaan dan luas wilayah
Desa Dataran Kempas terdiri 3 (lima) dusun dan 13 (tiga belas) RT
sebagai berikut :
1) Dusun Mekar Arum, terdiri dari 4 (empat) RT
2) Dusun Sido Mukti, terdiri dari 5 (lima) RT
3) Dusun Sido Rejo, terdiri dari 4 (empat) RT
Luas wilayah Desa Dataran Kempas adalah 4.985 ha, yang terdiri :
a. Kebun Sawit : 430 ha
b. Lahan Pemukiman : 34,5 ha
c. Kantor Desa : 0,1 ha
d. SDN 154/V Purwodadi : 1,3 ha
e. SMAN 7 Tanjab Barat : 1,64 ha
f. Madrasah Diniyah Darussalam : 0,25 ha
g. Kantor BPD dan Fasilitas Umum Lainya : 0,5 ha
h. Kantor BKTM : 0,1 ha
i. Masjid Al-Mukarommah : 0,16 ha
j. Pustu Dataran Kempas : 0,16 ha
k. Pemakaman : 1,75 ha
l. Kolam Ikan : 20 ha
m. Lapangan Bola Kaki : 1 ha
n. Tanah Pasar : 0,5 ha
o. Tanah TKD : 6 ha

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


46

2. Keadaan Pemerintah Desa


Terkait dengan keadaan pemerintah Desa Dataran Kempas dan lembaga-
lembaga yang ada, berikut disampaikan daftar nama-nama aparatur
pemerintah desa dan lembaga serta kepengurusanya dalam bentuk table
berikut ini :
Table 4.1
Nama Kepala Desa Dan Perangkat Desa
No. Nama L/P Jabatan
1. Asbar Nofendra L Kepala Desa
2. Supari S.Pd L Sekretaris Desa
3. Sumarmi S.Pd P Kasi
Pemerintahan
4. Yucky Febzia Darista L Kasi Kesejahteraan Rakyat
5. Wahyuningsih S Ikom P Kasi Pelayanan
6. Risma Yulianan P Kaur Keuangan
7. Jenni Perawati Pardede, SE P Kaur Perencanaan
8. Dwi Anawati S.Pd P Kaur Umum
9. Satiman L Kepala Dusun Mekar Arum
10. Abdi Damiran L Kepala Dusun Mekar Jaya
11. Wahyudi S.T L Kepala Dusun Mekar Sari

Table 4.2
Nama RT Di Desa Dataran Kempas
No. Nama Jabatan Alamat
1. M. Ikhsan Slamet RT 01 Jl.Murai
2. M. Kamil RT 02 Jl.Merpati
3. Dadang Hardiansyah RT 03 Jl.Kenari
4. Agus Sugianto RT 04 Jl.Kenari
5. Jeffry Simbolon RT 05 Jl.Walet
6. Syahril RT 06 Jl.Walet

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


47

7. Marsono RT 07 Jl.Merak
8. Sudomo RT 08 Jl.Jalak
9. Budi Junaedi RT 09 Jl.Perkutut
10. Paimin RT 10 Jl.Kacer
11. Budiyatno RT 11 Jl.Parkit
12. Paiman RT 12 Jl.Kaswari
13. Juhdi RT 13 Jl.Gelatik

3. Visi dan Misi Desa Dataran Kempas


a. Visi Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi yaitu :
mewujudkan Desa Dataran Kempas yang sehat sejahtera dan mandiri.
b. Misi Desa Dataran Kempas maka dirumuskan misi sebagai berikut:
a. Mewujudkan masyarakat yang rukun, damai, dan harmonis.
b. Mewujudkan pemerintah desa yang tertib, bersih, dan mampu
menjadi pelayanan masyarakat.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersumber pada
potensi dan sumber daya yang dimiliki desa.
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan sarana
prasarana umum.
e. Meningkatkan pola tanam dan hasil produksi pertanian.
f. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan lingkungan.
g. Meningkatkan mutu pendidikan
h. Meningkatkan kegiatan sosial budaya masyarakat yang serasi dan
seimbang.
i. Meningkatkan pelayanan di bidang pemeritah.
j. Meningkatkan ketertiban masyarakat.
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Bentuk penggunaan gadget pada anak usia dini di desa Dataran
Kempas
Gadget dapat digunakan oleh siapa saja dan untuk apa saja
tergantung dari kebutuhan pemilik gadget. Pemakaian gadget pada zaman

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


48

sekarang ini sudah digunakan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Penggunaan oleh orang dewasa biasanya digunakan untuk alat
komunikasi, mencari informasi, bermain game dan lain sebagainya.
Berbeda dengan pemakaian pada anak usia dini biasanya terbatas
penggunaanya hanya sebagai media pembelajaran, bermain game, dan
menonton video. Total keseluruhan pemakaian gadget pada anak usia dini
adalah pemakaian gadget untuk menonton animasi atau serial kartun
anak-anak.
Pemberian nasihat dan pengertian kepada anak harus disampaikan
secara perlahan dan bertahap. Karena anak usia dini merupakan individu
yang sedangan menjalani peroses perkembangan yang pesat dan
fundamental pada kehidupannya.
Berikut hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan
dengan beberapa orang tua di desa Dataran Kempas banyak tentang
pemberian arahan-arahan kepada anak ketika menggunakan gadget serta
aplikasi yang sering digunakan oleh anak pertama, Menurut ibu Imay
beliau mengatakan :”Iya, setiap kali anak saya mengguanakan gadget
terlalu lama saya selalu menegurnya dengan memeberikan arahan dan
nasehat kepada anak saya.” (observasi dan wawancara 10 April 2021)
Kedua pendapat dari Nurlela dan Keyla (5 tahun) beliau
mengatakan :”Iya, saya selalu memantau kegiatan anak ketika anak saya
menggunakan gadget misalnya dengan melengkapi gadget dengan
menggunakan youtube kids kemudian juga memberikan nasihat dan arahan
dengan pelan agar dapat dipahami oleh anak”.(observasi dan wawancara
10 April 2021)
Ketiga hal serupa disampaikan juga oleh ibu Kurniasih dan
Adinda (4 tahun) beliau mengatakan :”Saya selalu memberikan nasihat
dan arahan kepada anak saya sebelum memberikan gadget kepada anak
dengan maksud untuk menumbuhkan rasa jujur dan tanggung jawab
kepada anak dan untuk aplikasi yang sering diakses anak saya adalah
yuotube.”(observasi dan wawancara 10 April 2021)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


49

Keempat pendapat dari ibu Ismi dan Isty (5 tahun) menyatakan


:”Sebelum saya menyerahkan gadget kepada anak saya biasanya saya
membuat perjanjian kepada anak agar tidak menggunakan gadget terlalu
lama dan memberikan arahan untuk aplikasi apa saja yang boleh diakses
namun terkadang saya sibuk kerja jadi saya kurang mengontrol pemakaian
gadget kepada anak saya.”(observasi dan wawancara 10 April 2021)
Kelima pendapat dari ibu Uway dan Nazua (4 tahun) beliau
menyatakan :” Iya, kalau diarahkan ya pasti saya arahkan anak saya dalam
menggunakan gadget agar anak saya dapat mengetahui dampak baik dan
buruk penggunaan gadget biasanya anak saya lebih sering mengakses foto,
video, dan game.”(observasi dan wawancara 10 April 2021)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama 5 orang tua
dan 5 anak usia dini bahwa pemberian arahan-arahan kepada anak
memang sangatlah penting dikerenakan anak usia dini belum bisa
membedakan antara yang baik dan yang buruk. Disinilah peran orang tua
sebagai pemberi arahan serta mengontrol penggunaan gadget pada anak
sangatlah diperlukan.
Tetapi masih banyak orang tua yang belum memberikan
penyampaian baik buruknya gadget pada anak. Cenderung memberikan
anak bermain gadget sesuka hati dengan durasi waktu yang lama.
Penggunaan aplikasi-aplikasi juga sangat berpengaruh terhadap pola
perilaku anak atau berkembang sosial anak dan aplikasi yang sering
digunakan yaitu video dan youtube.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan anak cendrung menggunakan gadget
di desa dataran kempas
Gadget merupakan media komunikasi yang sangat praktis baik
dikalangan anak-anak maupun orang dewasa. Dengan semakin banyaknya
Gadget dan pengaruh aplikasi yang ditawarkan, akan menimbulkan sebuah
daya tarik bagi umat manusia khususnya pada anak-anak. Hal tersebut akan
memberikan keinginan pada anak untuk menggunakan Gadget baik untuk

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


50

sebuah hiburan baik berupa menonton youtube atau main game. Adapun
faktor-faktor yang membuat anak cendrung mengunakan Gadget antara lain:
a. Orang tua
Penggunaan gadget terhadap anak usia dini merupakan suatu
yang mempunyai dampak terhadap penggunanya, baik itu dampak
positif maupun negatif. Dengan demikan penggunaan gadget pada anak
usia dini harus dalam jangka waktu tertentu dan dengan pengawasan
orang tua.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
oleh peneliti ditemui bahwa rata-rata orang tua yang meberikan yang
memberikan fasilitas gadget kepada anak mereka dengan berbagai
alasan. Anak- anak di desa dataran kempas yang berusia 4-6 tahun
sudah pandai memainkan gadget. (18-19 Maret 2021)
Faktor orang tua ini di simpulkan dari beberapa wawancara
yang dilakukan peneliti bersama ibu-ibu di desa Dataran Kempas.
Sebagaimana hasil wawancara ibu Indri menyatakan :“ saya
membolehkan anak untuk bermain gadget dan bahkan saya
memfasilitaskan dengan gadget agar anak saya tidak gagal teknologi
dimasa depan.”(observasi dan wawancara 20 Maret 2021)
Hal senada disampaikan oleh ibu Cacih beliau menyatakan :
“Saya lebih senang kalo anak saya diam dirumah dari pada anak saya
main keluar rumah soalnya kalo main diluar anak akan sulit dipantau
jadi saya memberikan kebebasan kepada anak saya untuk menggunakan
gadget.”(observasi wawancara 20 Maret 2021)
Selanjutnya wawancara bersama ibu Yati beliau menyatakan :
“Saya memiliki dua anak untuk anak saya yang pertama itu sudah
sekolah SD dan bisa mengoperasikan gadget kerena hal ini lah adiknya
yang berusia 4 tahun menjadi tau tentang gadget sehingga terkadang
ketika kakaknya menggunakan gadget adiknya pun ingin melakukan hal
yang sama bila tidak dituruti dia akan menangis dengan begitu saya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


51

memberikan dia gadget agar tidak menangis lagi”. (observasi dan


wawancara 20 Maret 2021)
Hal serupa disampaikan pula oleh ibu Siti : “ Anak saya sering
melihat saya menggunakan gadget jadi terkdangan ketika saya lengah
anak saya menggunakan gadget tanpa sepengetahuan saya tau-tau nanti
dibagian notif gadget anak saya bisa mengaplikasikan gadget dengan
membuka youtube”.(observasi dan wawancara 20 Maret 2021)
Hasil observasi dan wawancara dengan ibu sariem mengatakan
“Kemudian saya sering menggunkan hp depan anak saya, maka anak
saya terpengaruh”.
Tidak dapat dipungkiri untuk zaman sekarang anak erat
berkaitan dengan gadget. Orang tua memeiliki peranan penting dalam
hal ini karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan
anak. Anak pada masa usia dini 80% lebih cepat menangkap apa yang
dia lihat berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu orang tua disini
berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancra penulis bersama beberapa narasumber diatas
dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi anak
usia 4-6 tahun adalah lingkungan keluarga khusunya orang tua. Orang
tua yang memberikan keluwesan dan izin kepada anak untuk
menggunakan gadget dan ketika orang tua terlalu sering menggunakan
gadget di depan anak sehigga anak akan menjadi lebih mudah
terpengaruh dan ingin memainkan gadget. orang tua memiliki alasan
masing-masing mengapa anak bias cenderung menggunakan gadget
antara lain, orang tua tidak mau anaknya gagal teknologi, orang tua
dengan pola asuh otoriter lebih suka anaknya diam dirumah, meniru
kegiatan yang dilakukan oleh orang sekitar, anak cenderung meniru apa
yang di lakukan oleh orang tuanya
b. kesibukan orang tua karena pekerjaan
berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti
memang ditemui bahwa ada beberapa dari orang tua anak-anak yang

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


52

berusia 4-6 tahun itu bekerja di kebun dan kantor, kurangnya waktu
orang tua bersama anak dirumah karena sibuk bekerja. (Observasi, 20-
22 Maret 2021)
Sedangkan ibu Yuli menyatakan : “ Saya pribadi sebenarnya
keberatan untuk memberikan anak fasilitas untuk menggunakan gadget
tetapi kerana saya dan suami sibuk kerja jadi salah satu cara agar anak
sya tidak rewel ketika saya bekerja jadi saya memberikan anak saya
fasilitas untuk bermain gadget”.(observasi dan wawancara 20 Maret
2021)
Hal yang serupa juga disampaikan oleh ibu Sariem, ia
mengungkapkan bahwa “Faktor-faktornya karena saya kerja ke kebun,
jadi anak saya tinggal dirumah di asuh oleh neneknya, maka saya
berikan hp untuk hiburn anak”. (observasi dan wawancara 20 Maret
2021)
Kemudian ibu Rodiah juga mengatakan bahwa “Kebutuhan
untuk anak sekolah karena anak sekolah online. Dan juga anak saya
sering meminjam Gadget pas dia lihat saya lagi main hp. Kemuidan
pada saat saya lagi kerja, saya memberikan hp kepada dia supaya anak
tidak rewel”. (observasi dan wawancara 20 Maret 2021)
Ibu yati juga menjelaskan bahwa “saya kan kerja dek, pada
saat saya kerja, jadi jarang dengan anak saya, maka untuk hiburan anak
itu ketika saya tidak ada maka gadget saya kasih ke dia supaya dia tidak
keluyuran main keluar rumah” (observasi dan awancara 20 Maret
2021).
c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai dampak penggunaan gadget
pada anak usia dini
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti memang
ditemui bahwa ada beberapa anak yang menggunakan gadget tanpa
sepengetahuan orang tua. Kuranya perhatian orangtua (observasi 20
Maret 2021).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


53

Sedangkan ibu Titin menanyakan: “saya peribadi tau mengenai


dampak penggunaan pada gadget, tetapi karna saya sebagai orang tua
kurang terlalu paham tentang gadget maka dari itu saya membiarkan
anak saya memainkan gadget” (observasi dan wawancara 20 Maret
2021).
Hal yang serupa disampaikan dengan ibu Dini, ia mengungkapkan
bahwa penggunaan gadget sangat berbahaya,maka dari itu saya
membatasi anak memaikan gadget agar tidak kecanduan (observasi dan
wawancara 20 Maret 2021).
3. Dampak penggunaan gadget pada anak usia dini di desa Dataran
Kempas
Gadget merupakan benda dengan karakteristik unik, memiliki
unit dengan kerja tinggi dan berhubungan dengan ukuran serta biaya. Pada
mulanya gadget memang lebih difokuskan kepada sebuah alat komunikasi,
namun semenjak kemajuan zaman alat ini dipercanggih dengan berbagai
fitur-fitur yang ada didalamnya sehingga memungkinkan penggunaanya
untuk melakukan berbagai kegiatan dengan satu gadget ini, mulai dari
bertelepon, berkirim pesan, email, foto, jam dan masih banyak lagi
lainnya.
Gadget merupakan salah satu bentuk nyata dari berkembangnya
ipteks pada zaman sekarang. Dengan berkembangnya iptek, hal ini sangat
mempengaruhi pola kehidupan manusia baik dari segi pola piker maupun
perilaku. Penggunaan gadget pada dalam kehidupan sehari-hari tidak
hanya mempengaruhi perilaku orang dewasa, anak-anak pun tidak luput
dari pengaruh penggunaan gadget.
Berikut hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan
dengan beberapa orang tua di desa Dataran Kempas. Pertama wawancara
bersama ibu Wati beliau menyatakan:”Iya, anak yang usia dini yang
usianya 4 tahun pada umumnya aktif bermain diluar rumah bersama
teman-temanya, mulai mengenal dan berinteraksi dengan orang baru. Hal
ini dikarenakan supaya anak mempunyai perkembangan sosial emosional

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


54

yang baik. Dan ketika anak saya sudah menganal gadget anak saya mulai
jarang bermain diluar rumah bersama teman-temanya, lebih sering
dirumah dan terkadang jika saya memanggil anak saya tidak
merespon.”(15 Mei 2021)
Kedua, pendapat dari ibu Reni beliau menyatakan :”Iya, hal ini
dikarenakan anak saya jika sedang bermain gadget tidak bisa diganggu,
ketika saya mengajaknya berbicara pun kadang tidak menjawab apa yang
saya tanyakan, anak saya pun sekarang sudah jarang bermain diluar rumah,
dan jika saya menegurnya ketika bermain gadget anak saya akan mencari
tempat yang lebih aman untuk bermain gadget misalnya dikamar dan
ruang tamu.”(15 Mei 2021)
Ketiga pendapat dari ibu Aisyah menyatakan :” Tidak, karena
saya memfasilitasi anak saya dengan gadget kepada anak saya ketika dia
merengek dan memintanya. Itu pun saya membatasi waktu penggunaan
gadget dengan waktu yang tidak begitu lama dengan tujuan supaya anak
saya tidak kecanduan dengan gadget.”(15 Mei 2021)
Keempat pendapat dari ibu Neni menyatakan :”Tidak, gadget
bukan penghambat perkembangan sosial anak karena ketika anak saya
bermain gadget terkadang masih merespon ketika diajak mengobrol,
dengan durasi penggunaan yang tidak terlalu lama makakemungkinan
tidak mengganggu perkembangan sosial anak.”(15 Mei 2021)
Kelima pendapat dari ibu Pia menyatakan :”Iya, karena anak
sering menghabiskan waktunya bermain dirumah maka jika dia mulai
bosan dengan mainan lainnya maka ia akan beralih ke gadget. Sedangkan
media bermain selain gadget yang paling diminati yaitu televisi. Ketika
sudah didepan televise menonton film kartun favorit, maka anak tidak mau
dipalingkan ke media permainan yang lainnya.”(15 Mei 2021)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari pendapat lima
orang tua diatas bahwa pengaruhi oleh gadget saja. Masih ada media-
media lain yang juga dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini
khusunya perkembangan sosial yaitu televise. Gadget dan televise

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


55

mempunyai dampak positif dan negatif, jika keduanya digunakan tanpa


pengawasan dari orang tua dan dengan durasi yang melampui batas maka
kemungkinan besar mempunyai dampak negative bagi penggunanya
terutama anak-anak. Berdasarkan hasil penyajian data diatas melalui
observasi, menunjukan bahwa pengaruh penggunaan gadget pada anak
usia dini di desa Dataran Kempas sangatlah berpengaruh terhadap
perkembangan sosial anak usia dini.
B. Pembahasan
Dizaman yang serba canggih seperti ini kehadiran gadget memang sudah
menjadi kebutuhan utama baik untuk kalangan dewasa maupunanak-anak.
Gadget tidak hanya sebagai alat untuk berkomunikasi namun juga dapat
digunakan untuk membantu aktivutas lainnya. Apabila anak pada usia dini
sudah asyik dengan gadgetnya kemungkinan untuk perkembangan sosial anak
tumbuh kurang optimal. Pada masa ini seluruh aspek perkembangaan anak
tumbuh dengan pesat kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga dapat
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
a. Bentuk penggunaan gadget pada anak usia dini di desa Dataran
Kempas di Rt 9
Perkembangan teknologi semakin hari semakin mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Begitu banyak kemudahan dan kpraktisan
yang dilakukan dengan cara real tanpa terhambat ruang dan waktu.
Teknologi seperti gadget saat ini semakin canggih tidak hanya dalam
mengerim suara untuk mengri,m gambar lebih mudah tanpa mengeluarkan
biaya yang sangat banyak. Penggunaan teknologi tidak dibatasi usia.
Gadget dapat digunakan oleh siapa saja termasuk anak usia dini.
Penggunaan gadget pada anak usia dini biasanya dipakai untuk bermain
game dari total keseluruhan pemakaian. Dikalangan anak usia dini
biasanya gadget digunakan untuk menonton animasi atau serial kartun
anak-anak, jarang yang menggunakan gadget untuk mengakses video
pembelajaran.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


56

Pemeberian nasihat dan saran terhadap anak usia dini harus di


sampaikan secara pelan, perlahan dan bertahap. Karena anak usia dini
merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang
pesat dan fundamental.
b. Faktor yang mempengaruhi anak usia dini menggunakan gadget di
desa Dataran Kempas di Rt 9
Kini kehidupan sosial anak-anak lebih terpengaruh oleh
teknologi. Lebih sering anak usia dini berinteraksi dengan gadget dan juga
dunia hanya mempengaruhi daya piker anak terhadap sesuatu di luar hal
tersebut, ia juga akan merasa asing dengan lingkungan sekitar karena
kurang interaksi sosial. Namun kemajuan teknologi juga dapat membantu
daya kreatifitas anak dan pamanfaatannya diimbangi dengan interaksi
anak-anak dan lingkungannya.
Mereka tahu bagaimana cara memanfaatkan teknologi untuk
memuaskan hasrat bermain mereka. Sebaiknya orang tua mengawasi
ketika anak-anak bermain gadget agar anak tidak terlalu ktergantungan
dengan gadget dan agar tidak lupa untuk bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar.
Orang tua yang baik harus memberikan contoh yang baik kepada
anak, karena anak usia dini cenderung meniru apa yang dilihatnya. Apabila
anak sering melihat orang tuanya menggunakan gadget maka anak akan
melakukan hal yang sama anak akan mencoba untuk mengakses fitur-fitur
yang ada pada gadget, apabila anak sudah pandai menggunakan gadget
kemudian anak nyaman maka akan sulit untuk anak menghilangkan
kebiasan anak menggunakan gadget.
Terlebih apabila orang tua lalai dalam mengontrol kegiatan anak
dalam menggunakan gadget akan berdampak buruk pada anak. Untuk itu
yang manjadi faktor-faktor yang mempengaruhi anak dalam penggunaan
gadget dari hasil wawancara yaitu adanya pemberian keteladanan yang
salah dari orang tua, kesibukan orang tua karena pekerjaan, dan kurangnya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


57

pengetahuan orang tua mengenai dampak penggunaan gadget pada anak


usia dini.

c. Dampak penggunaan gadget pada anak usia dini di desa Dataran


Kempas di Rt 9
Gadget memang dibutuhkan untuk sarana komunikasi terhafap
segalanya. Tetapi pengawasan serta bimbingan orang tuaterhadap anak
harus selalu dilakukan. Karena jika orang tua terlena dengan anak yang
bisa bermain gadget lama-lama anaknya hanya bisa bermain gadget dan
tidak bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Sebaiknya orang
tua mengenalkan gadget pada anak juga dan mengenalkanbudaya atau
tradisi dalam arti cara menghormati dan sopan santun dalam
bermasyarakat. Sehingga peran anak dimasa yang akan datang menjadi
lebih baik.
Semua teknologi memiliki dampak positif dan negatif, semua
tergantung kepada pengguna. Gadget akan berdampak positif jika
digunakan untuk mengakses situs-situs yang mendidik perang orang tua
sangat menentukan baik atau tidaknya pendidikan anak usia dini.
Apabila anak usia dini telah asyik bermain gadget maka dapat
dipastikan perkembangan sosial emosionalnya berkembang kurang baik
karena anak akan cenderung asyik dengan dunia gadgetnya dan jika
dibiarkan maka anak akan memiliki kepribadian diam dan pemalu. Orang
tua merupakan seseorang yang sangat dekat dalam memantau tumbuh
kembang anak agar dapat berkembang secara optimal.
Berdasarkan hasil observasi wawancara yang telah dilakukan
oleh peneliti adalah tergantung pada orang tua masing-masing, apabila
orang tua dapat mengarahkan dengan baik dan selalu mendampingi anak
ketika bermain gadget maka hal itu akan memberikan dampak yang positif
untuk anak. Dengan begitu hubungan orang tua dan anak juga akan
semakin akrab.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


58

Berbeda dengan orang tua yang tidak memberikan pengarahan


kepada anak ketika anak menggunakan gadget anak dengan bebas mekases
apa saja melalui gadget yang di khawatirkan anak bisa mengakses situs-
situs yang tidak mendidik. Pengawasan dari orang tua disini sangatlah
penting agar mendapatkan pendidikan yang baik.
Jadi solusi dari permasalahan di atas adalah sebagai orang tua
harus bisa membagi waktu untuk bersama anak, supaya anak merasa
diperhatikan dan tidak terlalu fokus pada gadget, sebagai orang tua harus
bisa mencari permainan yang digemari anak supaya bisa dijadikan
selingan dengan gadget. Jadi anak tidak terlalu lama dengan gadget dan
orang tua harus membatasi anak bermain gadget maka dengan itu kita
sebagai orang tua bisa membiasakan anak tanpa gadget secara bertahap
Selanjutnya agar anak melakukan rekreasi seperti bermain ke
kebun binatang dan tempat-tempat yang bisa membuat anak senang dan
bisa melupakan gadget dan itu salah satunya solusi supaya anak tidak
terlalu lama bermain gadget dengan mengatur waktu durasi dalam sehari
cukup 1 jam dan seterusnya sebagai orang tua harus banyak menghabiskan
waktu bersama agar anak melupakan gadget, sehingga lama kelamaan
anak akan terbiasa tanpa gadget.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bentuk Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini Di Desa Dataran
Kempas Kecamatan Tebing Tinggi. Sangatlah berfariasi dengan durasi
yang rata-rata kurang lebih dari satu jam dalam sehari dengan bentuk
permainan seperti game, menonton video kartun, dan menonton yuotube.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Usia Dini untuk Bermain Gadget
Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi. Sebagai orangtua yang
baik harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya, karena anak
selalu melihat apa yang dilakukan orangtuanya, dari segi manapun bahkan
dari hal-hal yang terkecil.
Apabila anak melihat orangtuanya sering menggunakan gadget
maka anak akan mulai mencoba untuk mengakses fitur-fitur yang ada di
gadget, dan apabila anak sudah pandai mengoprasikan gadget kemudian
dia nyaman dengan gadgetnya maka akan sulit untuk menghilangkan
kebiasaan anak bermain gadget.
Sangat terlihat jelas perbedaan kepribadian anak yang selalu
didampingi orangtua nya dalam setiap kegiatan dengan anak yang dilepas
bebas untuk bereksplorasi dengan mainanya, beda lagi dengan kepribadian
anak yang terlampau asyik dan nyaman dengan bermain gadget. Untuk itu
yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi anak dalam penggunaan
gadget dari hasil wawancara yaitu adanya pemberian keteladanan yang
salah dari orangtua, kesibukan orangtua karena pekerjaan, dan kurangnya
ilmu orangtua mengenai dampak dari penggunaan gadget.
3. Dampak Pengguanan Gadget Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia
Dini Di Desa Dataran Kempas Rt 9 Kecamatan Tebing Tinggi adalah
berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional anak usia dini.

59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
60

B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan pembahasan yang bersifat teori maupun
dari hasil penelitian, maka peulis dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut : Bagi orangtua Didesa Dataran selalu mendampingi anak dalam
bermain gadget karena akan memberikan dampak terhadap perkembangan
anak.
C. Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Demikian peneliti menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah
memberikan dukungannya dan membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


DAFTAR PUSTAKA

Anonim Departemen Agama Al-Qur’an Dan Terjemahan


Amrindono, 2020. Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan
Kognitif Anak Usia Dini Melalui Metode Daring Di Taman Kanak-Kanak
Duitunggal Kota Jambi. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Volume. No 2. Hlm 10
Creswell, 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif,Kualitatif,Dan Mixed.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Dadan Suryana, 2016 “Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi & Aspek
Perkembangan Anak”. Jakarta: Kencana
Dery Iswidarmanjaya, 2013.“Panduan Bagi Orangtua Agar Memahami Faktor –
Faktor Yang Menyebabkan Anak Kecanduan Gadget”. Jakarta: Kencana.
Emzir, 2008 .“Metodologi Penelitian Gramedia.
Ferliana, 2016. Anak Dan Gadget Yang Penting Aturan Main. Di Unduh Pada 10
Januari 2016.
Klemens, 2013. Indetifikasi Kebutuhan Pengguna Untuk Alikasi Permainan
Edukatif Bagi Anak Usia 4 Sampai 6 Tahun. Jurnal Teknik Informatika
Dan Sistem Informasi
M. Hafiz Ai-Ayouby, 2017 “Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini”
Skripsi Universitas Lampung.
Mukhtar Latif, 2013“Orientasi Pendidikan Anak Usia Dini: Teori Dan Aplikasi.
Jakarta: Kencana
Maulida Hidayahti, 2013. Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget
Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah
Teknologi Pendidikan Fkip Universitas Negeri Semarang.
Nurhaeda, 2018. Dampak Penggunaan Ganget Pada Anak Usia Dini Dalam
Pandangan Islam Di Paud Terpadu Mutiara Hati Palu.Jurnal Program
Studi Pg Paud Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiya Palu.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Nurrachmawati, 2014. Pengaruh Sistem Operasi Mobile Android Pada Anak Usia
Dini. Jurnal Pengaruh Sistem Operasi Mobile Android Anak Usiadini
.Universitas Hasanuddin. Makasar.
Pebriana .(2017). Analisis pengunaan gadget terhadap kemampuan interaksi
sosial pada usia dini. Jurnal Obsesi, (online) https//Obsesi.or.id diakses
pada tanggal 10 juni
Ridwan, dan Bangsawan Indra. (2021). Seni Bercerita, Bermain dan Bernyanyi.
Ridwan, Achmad Fadlan (2021). “penerapan TPR (Total Physical Respone) dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini: Jurnal Pendidikan
AnakUsia Dini vol.4 no.1 (2021). Di akses pada tanggal 26 Mei 2021
melalui:
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-athfaal
Ridwan dkk (2018). “Panduan Penulisan Skripsi”. Jambi: Salim Media Indonesia.
Rowan, 2014. Perkembangan Media Informasi Dan Teknologi Terhadap Anak
Dalam Era Globalisasi.
Rozalia .(2017). Hubungan intensitaspemanfaatan gadget dengan prestasi belajar
siswa kelas v sekolah dasar. Jurnal pemikiran dan pengembangan Sd
(online) http//Journal pemikiran.umm.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Juni
2021.
Syamsidiah, 2016. “Kiat Mudah Membuat Penelitian Bagi Guru Taman Kanak–
Kanak”.Yogyakarta: Deepublish.
Steve Greenberg, 2013. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial
Jakarta:Salemba Humanika.
Syahra, 2006. Informatika Sosial Peluang Dan Tantangan. Lipi. Bandung.
Tim Penyusun. (2018). Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi.
Tria Puspita Sari, Amy Asma Mitsalia, 2016.“Pengaruh Pengguanaan Gadget
Terhadap Personal Sosial Anak Usia Dini Di Tkit Al Mukmin”.Jurnal
Prodi Diii Kebidanan Stiket Pku Muhammadiyah Surakarta.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Trinika Dkk, 2015. Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan
Psikososial Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Tk Swasta Kristen
Immanuel Tahun Ajaran 2014-2015. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Wiyani, 2010. Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi
Sosial Pada Anak Usia Dini. Jurnal Prodi PGSD, FIP, Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusasi.
Yusmi Warisyah, 2017“Pentingnya Pendampingan Dialogis Orang Tua Dalam
Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini”. Jurnal Pg Paud Fkip Uad
Yogyakarta
Yusmi Warisyah, 2015. Pentingnya Pendampingan Dialogis Orang Tua Dalam
Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini. Jurnal PG Paud FKIP UAD
Yogyakarta.
Yusria, Ridwan, D Hariyanto, & M. Ariska. (2021). Bina Wicara Application And
Communication Engineering Of Parents Toward Autism Children,
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
DAMPAK PENGGUNAAN GADGET BAGI ANAK USIA DINI
DI DESA DATARAN KEMPAS KECAMATAN TEBING TINGGI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
No Jenis Data Metode Sumber Data
Sejarah Desa Dataran Wawancara Kepala Desa
1. Kempas Kecamatan Dokumentasi Arsip Desa Dataran Kempas
Tebing Tinggi Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Jabung Barat
Letak Geografis Desa Observasi Kepala Desa
2. Dataran Kempas Wawancara Arsip Desa Dataran Kempas
Kecamatan Dokumentasi Kecamatan Tebing Tinggi
Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
Visi dan Misi Desa Observasi Kepala Desa
3. Dataran Kempas Wawancara Arsip Desa Dataran Kempas
Kecamatan Dokumentasi Kecamatan Tebing Tinggi
Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
Dampak Penggunaan Observasi Orangtua dan Anak Usia 4-5 Tahun
4. Gadget Bagi Anak Usia Wawancara RT 09 Desa Dataran Kempas
Dini Dokumentasi Kecamatan Tebing Tinggi
Di Desa Dataran Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kempas Kecamatan
Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
DAMPAK PENGGUNAAN GADGET BAGI ANAK USIA DINI
DI DESA DATARAN KEMPAS KECAMATAN TEBING TINGGI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Metode Sumber Data
Sejarah Desa Dataran Wawancara Kepala Desa
1. Kempas Kecamatan Dokumentasi Arsip Desa Dataran Kempas
Tebing Tinggi Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Jabung Barat
Letak Geografis Desa Observasi Kepala Desa
2. Dataran Kempas Wawancara Arsip Desa Dataran Kempas
Kecamatan Dokumentasi Kecamatan Tebing Tinggi
Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
Visi dan Misi Desa Observasi Kepala Desa
3. Dataran Kempas Wawancara Arsip Desa Dataran Kempas
Kecamatan Dokumentasi Kecamatan Tebing Tinggi
Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
Dampak Penggunaan Observasi Orangtua dan Anak Usia 4-5 Tahun
4. Gadget Bagi Anak Usia Wawancara RT 09 Desa Dataran Kempas
Dini Dokumentasi Kecamatan Tebing Tinggi
Di Desa Dataran Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kempas Kecamatan
Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


B. Butir-Butir Wawancara
No. Objek Wawancara Instrumen
Sejarah Desa Dataran Kempas Kepala Desa
1. Kecamatan Tebing Tinggi Bisa Bapak Jelaskan Sejarah Desa
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dataran Kempas Kecamatan
Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
Letak Geografis Desa Dataran Kepala Desa
2. Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Bisa Bapak Jelaskan Letak Geografis
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Desa Dataran Kempas Kecamatan
Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
Visi dan Misi Desa Dataran Kepala Desa
3. Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Bisa Bapak Jelaskan Visi Misi Desa
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dataran Kempas Kecamatan
Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
4. Dampak Penggunaan Gadget Bagi Orang Tua RT 09 Desa Dataran Kempas
Anak Usia Dini Kecamatan Tebing Tinggi
Di Desa Dataran Kempas Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kecamatan Tebing Tinggi 1. Apakah ibu atau bapak tau
Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengenai gadget?
2. Apakah ibu atau bapak mengetahui
faktor yang menyebabkan anak
cendrung menggunakan gadget?
3. Bagaimana peran orangtua dalam
mengawasi atau memberi batasan
anak dalam memberi gadget?
4. Apakah ibu atau bapak memberikan
batasan waktu pada anak untuk
bermain gadget?
5. Apakah ibu atau bapak melarang
anak bermain gadget di usia 4-6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


tahun?
6. Apakah ibu atau bapak tau yang
dimainkan anak ketika diberikan
gadget?
7. Apa saja yang dimaikan anak ketika
diberikan gadget?
8. Bagaimana tanggapan ibu atau
bapak ketika anak bermain gadget
di usia 4-6 tahun?
9. Apakah penting atau perlu anak di
usia 4-6 tahun bermain gedget ?
10. Bagaimana sikap anak jika diberi
batasan bermain gedget ?
11. Apakah ibu atau bapak mengetahui
dampak penggunaan gadget pada
anak?
12. Apa saja yang ibu atau bapak
ketahui dampak dari penggunan
gadget pada anak baik dampak
positif atau negatif?
13. Apakah anak ibu atau bapak
termasuk kecanduan bermain
gadget?
14. Bagaimana cara ibu atau bapak
menangani jika anak telah
kecanduan bermain gadget?
15. Bagaimana cara ibu atau bapak
yang dilakukan ketika anak emosi
ketika tidak diberi atau di izinkan
bermain gadget?

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


C. Panduan Dokumentasi
No. Jenis Data Objek Observasi
Lingkungan Luar Desa Dataran Data Dokumentasi tentang Kodisi
1. Kempas Kecamatan Kantor Desa Dataran Kempas
Tebing Tinggi Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Jabung Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Barat
Kondisi Ruangan di Kantor Data Dokumentasi tentang Kondisi
2. Desa Dataran Kempas Ruangan di KantorDesa Dataran
Kecamatan Tebing Tinggi Kempas Kecamatan Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Jabung Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Barat
Wawancara Yang Dilakukan Data Dokumentasi Wawancara Yang
4. Dengan Kepala Desa Dataran Dilakukan Dengan Kepala Sekolah
Kempas Kecamatan Desa Dataran Kempas Kecamatan
Tebing Tinggi Tebing Tinggi
Kabupaten Tanjung Jabung Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Barat
Wawancara Yang Dilakukan Data Dokumentasi Wawancara Yang
5. Dengan Orangtua Anak Usia 4-5 Dilakukan Dengan Orangtua Anak
Tahun RT 09 Desa Dataran Usia 4-5 Tahun RT 09 Desa Dataran
Kempas Kecamatan Kempas Kecamatan Tebing Tinggi
Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tanjung Jabung
Barat

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Kondisi Luar Kantor Desa Datara Kempas Kabupaten Tanjung Jabung
Barat

Gambar 2. Kondisi Dalam Kantor Desa Dataran Kempas Kabupaten Tanjung


Jabung Barat

Gambar 3. Struktur Organisasi Desa Dataran Kempas

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Gambar 4. Wawancara bersama Kepala Desa Dataran Kempas Kabupaten
Tanjung Jabung Barat

Gambar 5. Wawancara bersama Ibu RT 09 Desa Dataran Kempas Kabupaten


Tanjung Jabung Barat

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Gambar 5. Wawancara Bersama Orangtua Anak 4-5 Tahun RT 09 Desa Dataran
Kempas Kabupaten Tanjung Jabung Bara

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curiculum Vitae)

Nama : Elis Suryani


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Purwodadi, 25 Juni 1999
Alamat : Desa Dataran Kempas RT 09
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Email : zfes.suryani25@gmail.com
Nomor Kontak : 081316108129
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal:
1. SDN 154/V Purwodadi : 2011
2. SMPN 2 Tungkal Ulu : 2014
3. SMAN 2 Tungkal Ulu : 2017
4. UIN STS JAMBI :2021

Motto Hidup : “Berhentilah Megeluh Karena Masalah, Tapi Katakanlah, “Allah


Lebih Besar Dari Masalahku”

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Anda mungkin juga menyukai