Anda di halaman 1dari 20

Glaukoma

 
 
 
 
 
 
2 Votes

Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel
terganggu sehingga dekompensasi endotel dan teejadi edema kornea. Endotel tidak
mempunyai daya regenerasi.

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah
depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dan 50 dioptri
pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.

c. Anatomi fisiologi Aquaeus Humor

Akueos humor adalah cairan jernih yang mengisi ruang anterior dan posterior mata.
Komposisi serupa dengan  plasma tetapi memiliki konsentrasi askorbat , piruvat dan laktat
yang lebih tinggi sert protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. Ruang anterior mata
terbentang antara kornea dan iris. Ruang posterior terbentang antara iris dan lensa. Akueos
humor diproduksi secara terus menerus oleh kapiler venosa di dalam prosesus siliaris,
dikeluarkan melalui trabekula yang ada pada sudut iridokorneal, yang membuka ke dalam
saluran vena sirkuler yang disebut kanal Schlemn. Kanal ini mengeluarkan akues humor dari
mata ke sirkulasi sitemik sehingga tekanan intraokuler tetap dapat dipertahankan secara
konstan.

Fungsinya :

 Mempertahankan tekanan intraokular dan kantung dunia mata.


 Menyediakan gizi (misalnya asam amino dan glukosa) untuk jaringan okular
avaskular; posterior kornea , meshwork trabecular , lensa , dan vitreous anterior.
 Membawa limbah produk dari metabolisme jaringan di atas mata avaskular.
 Dapat berfungsi untuk mengangkut askorbat di segmen anterior untuk bertindak
sebagai agen anti-oksidan.
 Hadirnya imunoglobulin menunjukkan peran dalam respon imun untuk membela
melawan patogen.
 Menjaga otak konsumsi energi yang tepat.

Fungsi utamanya adalah untuk memberikan diopteric kekuatan untuk kornea. fungsinya
utamanya adalah tekanan intraokular untuk kornea.

Drainase aqueus humor

Humor berair terus-menerus dihasilkan oleh proses ciliary dan ini tingkat produksi harus
diimbangi dengan tingkat yang sama drainase aqueous humor. variasi kecil dalam produksi
atau arus keluar aqueous humor akan memiliki pengaruh besar pada tekanan intraokular.

Rute drainase untuk aliran aqueous humor adalah pertama melalui ruang posterior , maka
ruang sempit di antara iris dan lensa posterior anterior (kontribusi untuk perlawanan kecil),
melalui murid untuk memasuki bilik anterior . Dari sana, keluar aqueous humor mata melalui
meshwork trabecular ke ‘s kanal Schlemm (saluran di limbus, yaitu, titik bergabung dari
kornea dan sclera, yang mengelilingi kornea ) ini mengalir melalui 25 – 30 kanal kolektor ke
dalam vena episcleral. Hambatan terbesar untuk aliran air disediakan oleh meshwork
trabecular, dan ini adalah di mana sebagian besar keluar air terjadi. Dinding internal kanal ini
sangat halus dan memungkinkan cairan untuk menyaring akibat tekanan tinggi cairan di
dalam mata.

Rute sekunder adalah drainase uveoscleral, dan independen dari tekanan intraokular, aliran
air lewat sini, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah daripada melalui meshwork trabecular.

Cairan biasanya 15 mm (0,6 inci) Hg di atas tekanan atmosfir, jadi ketika jarum suntik
disuntikkan arus fluida mudah. Jika cairan bocor, karena runtuh dan layu dari kornea,
kekerasan mata normal karena itu dikuatkan.

Aqueus humor pada Glaukoma


2. KONSEP PENYAKIT

a. Definisi

Ø  Glaukoma adalah sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala
patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraocular (TIO) dengan segala
akibatnya. (buku Asuhan keperawatan Glaukoma)

Ø  Glaukoma adalah kelainan yang disebabkan oleh kenaikan tekanan di dalam bola mata
sehingga pandangan dan visus mengalami gangguan. (buku Perawatan Mata)

Ø  Glaukoma adalah kondisi mata yang berkembang ketika cairan banyak tekanan terlalu
membangun dalam mata. Hal ini cenderung diwariskan dan mungkin tidak muncul sampai di
kemudian hari. (eye health center)

b. Etiologi

Peningkatan tekanan didalam mata adalah faktor utama yang menjurus ke kerusakan
glaukoma (glaucomatous damage) pada syaraf mata (optic). Glaukoma dengan tekanan
normal didalam mata (normal intraocular pressure) didiskusikan dibawah dalam bagian tipe-
tipe berbeda dari glaukoma. Syaraf optik yang berlokasi dibelakang mata adalah syaraf
penglihatan utama untuk mata. Syaraf ini memancarkan balik gambar-gambar yang kita lihat
ke otak untuk interpretasi. Mata adalah kokoh dan bulat seperti bola basket. Kesehatan dan
bentuknya dipelihara oleh suatu tekanan didalam mata (the intraocular pressure), yang
umumnya berkisar antara 8 dan 22 mm (millimeters) air raksa (mercury). Ketika tekanan
terlalu rendah, mata menjadi lebih lunak, dimana suatu tekanan terlalu tinggi menyebabkan
mata menjadi lebih keras. Ternyata syaraf optik adalah bagian yang paling rentan dari mata
terhadap tekanan tinggi karena serabut-serabut lembut didalam syaraf ini mudah rusak.

c. Manifestasi Klinis

Glaukoma sering disebut “pencuri penglihatan diam,” karena jenis yang paling sering
menyebabkan rasa sakit dan tidak menghasilkan gejala sampai terlihat terjadi kehilangan
penglihatan. Untuk alasan ini, glaukoma sering berkembang terdeteksi sampai saraf optik
sudah ireversibel telah rusak, dengan berbagai tingkat kehilangan penglihatan permanen. 
Tetapi dengan glaukoma sudut-penutupan akut , gejala yang terjadi tiba-tiba dapat mencakup
pandangan kabur, lingkaran cahaya di sekitar lampu (halo), intens sakit mata, mual dan
muntah.

d. Klasifikasi

Glaukoma Primer (merupakan bentuk yang paling sering terjadi, struktur yang terlibat dalam
sirkulasi dan/atau reabsorpsi akuos humor mengalami perubahan patologi langsung/belum
diketahui penyebabnya)

1.      Glaukoma sudut terbuka merupakan glaucoma primer yang lebih tersembunyi dan
membahayakan serta paling banyak terjadi (90% dari penderita glaucoma). Glaucoma ini
terjadi sering kali akibat terjadinya degenerasi. Bentuk ini terjadi pada orang yang memiliki
sudut ruang (antara iris dan kornea) terbuka normal, namun memiliki hambatan pada tempat
aliran keluar aquos humor, seperti trabekuler, kanal sclehm, atau vena-vena aquos. Keadaan
ini terjadi akibat usia orang yang sudah usia lanjut (>40 tahun) yang menyebabkan terjadinya
sklerosa pada jaringan trabekuler. Karena aquos humor yang keluar lebih sedikit dari pada
yang masuk, maka TIO pada mata akan meningkat. Bentuk ini biasanya bilateral dan dapat
berkembang menjadi kebutaan komplet tanpa adanya serangan akut.

2.      Glaucoma sudut tertutup merupakan kelainan akibat defek anatomis yang menyebabkan
pendangkalan kamera anterior yang menyebabkan penyempitan sudut pengaliran pada iris
perifer dan trabekuler.

3.      Glaucoma sudut tertutup akut merupakan kegawatan medis yang cukup jarang terjadi
yang dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan yang bermakna. Mekanisme dasar yang
terjadi pada glaucoma ini adalah terjadinya penyempitan sudut dan perubahan letak iris yang
terlalu ke depan. Perubahan letak menyebabkan kornea menutup sudut ruangan, yang akan
menghalangi keluarya  aquos humor pada trabekuler. TIO meningkat dengan cepat, dengan
mencapai tekanan 50-70 mmHg.  Keadaan seperti ini harus cepat ditanganai agar tidak
meluas hingga merusak saraf optic. Tanda yang khas adalah nyeri, timbul halo, mual,
muntah.
Glaukoma Sekunder ( glaucoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang mengakibatkan
penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam mata/diketahui penyebabnya)

1.      Glaucoma sudut terbuka, yaitu merupakan gejala peningkatan TIO yang diakibatkan
tahanan aliran aquos humor ke trabekuler, kanalis schlemm, dan vena episkleral. Pori-pori
trabekuler dapat tersumbat oleh sejenis debris, darah, pus, atau bahan lainnya. Peningkatan
tersebut juga dapat diakibatkan oleh penggunaan steroid yang berkepanjanagn, tumor
intraokuler, uveitis akibat herpes simpleks atau zoster, atau penyumbatan jaringan trabekula.

2.      Glaucoma tertutup, yaitu peningkatan TIO yang disebabkan oleh penyumbatan jarring
trabekula oleh iris perifer. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perubahan aliran aquos
humor setelah menderita penyakit atau pembedahan .

e. Faktor resiko

 Umur diatas 45 tahun


 Sejarah glaucoma keluarga
 Keturunan ras hitam
 Diabetes
 Sejarah peningkatan tekanan dalam mata
 Nearsightedness (derajat tinggi dari myopia), adalah ketidakmampuan untuk melihat
jelas benda-benda yang jauh
 Sejarah luka mata
 Pemakaian cortisone (steroids), di mata atau secara sistimatis (melalui mulut atau
disuntik)
 Farsightedness (hyperopia), adalah melihat benda-benda jauh lebih jelas dari yang
dekat (orang dengan penglihatan jauh mungkin mempunyai filtering angles yang
sempit, yang memberikan mereka kecenderungan mendapat serangan akut (tiba-tiba)
dari closed-angle glaucoma).

f. Pencegahan

1.      Deteksi dini

Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedini mungkin. Tidak ada
tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini
ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan
pengobatan. Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya
menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani
iridotomi untuk mencegah serangan akut.

-          Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan oleh glaukoma,
sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengan cara melakukan
pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun, terutama bagi orang yang usianya
di atas 40 tahun.
-          Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayat
keluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia), serta penderita
penyakit sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular (jantung).

-          Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali, khususnya
bagi orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bola mata kerusakan mata yang
diderita dilakukan tes lapang pandang mata.

-          Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakit kepala
berat.

2.      Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten) Faktor risiko
pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetes mellitus dan hipertensi,
untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengurangi mengkonsumsi
gula agar tidak terjadi komplikasi glaukoma, sedangkan untuk penderita hipertensi dianjurkan
untuk diet rendah garam karena jika tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola
mata.

3.      Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahraga teratur .
Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.

4.      Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah
parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :

-       jangan cepat emosi,

-       jangan membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucoma akan
memblok pupil,

-       Jangan memakai obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)

-       Mengurangi stress

-       Diet rendah Natrium

-       Pembatasan kafein

-       Mencegah konstipasi

-       Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan
meningkatkan TIO.

3. KOMPLIKASI

Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan yaitu kornea terlihat keruh,
bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras 
seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang
dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan
memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol
retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi
dan memberikan rasa sakit.

4. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Farmakologi

Pemilihan pengobatan glaukoma dapat dibagi berdasarkan jenis glaukomanya sebagai berikut
:

Ø  Glaukoma sudut terbuka

Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka. Obat yang pertama
diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau
metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.

Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari
bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan
carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat
ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan
dari bilik anterior.

Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk
memotong sebagian iris (iridotomi).

Ø  Glaukoma sudut tertutup

Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan
glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide/
diamox). Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.

Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker. Setelah suatu
serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya
terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan
manitol intravena (melalui pembuluh darah).

Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya
dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak dapat
diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika
kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan
hanya terjadi pada salah satu mata.

Ø  Glaukoma sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan
pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

Ø  Glaukoma kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

Gambar mata penderita glaukoma yang sering terjadi

Sedangkan jenis obat yang beredar di pasaran adalah sebagai berikut :

 Brinzolamide

Brinzolamide adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata dengan
kadar 1 %. Brinzolamide digunakan untuk mengobati tekanan yang meningkat pada mata
karena glaukoma sudut terbuka. Brinzolamide juga digunakan untuk mengatasi kondisi yang
disebut hipertensi pada mata.

 Timolol maleate

Timolol maleate adalah penghambat reseptor beta adrenergik non selektif yang digunakan
untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5% dan
0,68%. Sama seperti Brinzolamide, Timolol maleate mengurangi tekanan pada mata akibat
glaukoma.

 Betaxolol HCl

Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta1 selektif yang digunakan untuk pengobatan
glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1% dan tetes mata dengan
kadar 0,5%.

 Latonoprost

Latonoprost digunakan untuk mengontrol perkembangan glaukoma atau hipertensi mata.


Latonoprost adalah senyawa analog prostglandin yang bekerja dengan cara meningkatkan
pengeluaran cairan dari mata.Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan
juga dikombinasi dengan Timolol maleate.
 Xalatan

Kandungan : Latanoprost

Indikasi :

Menurunkan peningkatan TIO pd penderita glaukoma sudut terbuka dan hipertensi okular yg
tdk memberikan toleransi atau kuran memberikan respon thdp terapi penurunan TIO.

Kontra Indikasi :

§  Efek Samping

§  Sedikit rasa tdk nyaman pd mata, hiperemis konjungtiva ringan s/d sedang, erosi epitel
pungtata sepintas, penglihatan kabur, peningkatan pigmentasi iris, bulu mata gelap, tebal dan
memanjang. Jarang: kulit palpebra menghitam

Perhatian :

Inflamasi, neo vaskular, glaukoma sudut tertutup atau kongenital, glaukoma sudut terbuka pd
pasien pseudofakia, glaukoma pigmentari, serangan akut dr glaukoma sudut tertutup, hamil,
laktasi, penggunaan lensa kontak, kerusakan hati/ ginjal

Dosis :

1 tetes/ hr pd mata

 Manitol

Indikasi

Diuretik osmotik mungkin bisa digunakan untuk beberapa tujuan yang jelas dan terpisah,
tetapi semua tergantung pada sifat darasnya. Manitol digunakan misalnya untuk profilaksis
gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik
berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak digunakan untuk menurunkan
tekanan serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta pada pengelolaan terhadap reaksi
hemolitik transfusi.

Manitol bekerja dengan menekan efek osmotik cairan tubular, menghambat reabsorpsi air,
dan menjaga laju aliran urin dengan syarat membran normal. Hal ini melindungi ginjal dari
kerusakan. Manitol juga dapat meningkatkan aliran plasma ginjal yang menyebabkan efek
vasodilatasi, sehingga manitol dapat digunakan untuk evaluasi oligouria akut dan keadaan
penurunan pada sebagian fungsi glomerulus seperti pada kehilangan cairan tubuh yang
berlebih.

Kontra Indikasi

Pada penanganan perdarahan intrakranial atau penyakit serebrovaskuler dengan tanda-tanda


peningkatan tekanan intrakranial dapat pula diberikan manitol sebagai anti udem. Manitol
jarang diberikan dalam kasus gagal ginjal kronis kecuali pada keadaan yang menyertai
dialysis disegr sisequilibrium syndrome. Dalam hal ini kerja manitol mengurangi udem
serebral yang menyebabkan mual, muntah, tremor, dan kejang. Manitol dapat pula digunakan
untuk mengeluarkan racun dan obat pada kasus keracunan atau over dosis obat.

Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah yang
beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal. Pemberian manitol
juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru yang
berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi,
serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.

Untuk pemilihan obat glaukoma yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya
anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

b. Non farmakologi

Ø  Terapi Laser

1.      Iridektomi Laser

Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan dangan mengeluarkan bagian iris untuk
membangun kembali outflow aqueus humor.

Indikasi     :

Iridektomi diindikasikan untuk glauckoma sudut tertutup dengan blok pupil, iridektomi juga
diindikasikan unruk mencegah terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko yang
ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi. Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan
glaukoma akut dan pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut.

Kontra Indikasi     :

Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis karena dapat terjadi
perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada pasien yang menggunakan anti-koagulan
sistemik, seperti aspirin. Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma
sudut tertutup yang disebabkan oleh mekanisme blok pupil, tetapi kadang-kadang laser
iridektomi perlu dilakukan unutk mencegah terjadinya blok pupil pada pasien dengan sudut
bilik mata tertutup.

 Pertimbangan sebelum operasi

Pada glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat melakukan iridektomi
laser karena kornea keruh, sudut bilik mata dangkal, pembengkakan iris. Sebelum dilakukan
laser harus diberikan inisial gliserin topikal untuk memperbaiki edema kornea agar mudah
untuk mempenetrasi kripta iris.

Teknik       :

Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada keadaan kongesti, edem dan
inflamasi akibat serangan akut, teknik ini sulit dilakukan. Setelah dilakukan identasi
gonioskopi, kekuatan inisial diatur dalam 0,02-0,1 detik dan kekuatan 500-1000 mW.
Biasanya teknik yang digunakan adalah teknik pewarnaan iris, komplikasi dari argon laser
adalah sinekia posterior, katarak lokal, meningkatnya tekakan inraokular, iritis, lubang
iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan retina.

 Perawatan setelah operasi

Perdarahan dapat terjadi ditempat iridektomi. Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan
terapi anti-koagulasi. Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan darah dapat
diatasi dengan argon laser karena argon laser dapat membantu proses koagulasi pembuluh
darah. Peningkatan tekanan intaokular dapat terjadi setelah operasi. Apabila terjadi inflamasi
maka dapat disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal.

Komplikasi            :

Pada umunya komplikasi yang sering terjadi meliptui kerusakan lokal pada lensa dan kornea,
ablasio retina, pendarahan, gangguan visus dan tekanan intraokular meningkat.

2.      Iridoplasti Laser

Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intraocular gagal diturunkan secara intensif
dengan terapi medika mentosa bila tekanan intraokularnya tetap sekitar 40 mmHg, visus
jelek, kornea edema, dan pupil tetap dilatasi. Pada laser iridoplasti ini pengaturannya berbeda
dengan penganturan pada laser iridektomi. Di sini pengaturannya dibuat sesuai untuk
membakar iris agar otot sfingter iris berkonraksi sehingga iris bergeser kemudian sudut pun
terbuka. Agar laser iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar, powernya rendah,
dan waktunya lama.

3.      Trabekuloplasti laser

Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa
ke jaringan trabekular dapat mempermudah aliran ke luar humor akueus karena efek luka
bakar tersebut pada jaringan trabekular dan kanalis Schlemm serta terjadinya proses-proses
selular yang meningkatkan fungsi jaringan trabekular. Teknik ini dapat diterapkan untuk
berbagai macam bentuk glaukoma sudut terbuka dan hasilnya bervariasi tergantung pada
penyebab yang mendasari. Penurunan tekanan biasanya memungkinkan pengurangan terapi
medis dan penundaan tindakan bedah glaukoma. Pengobatan dapat diulang. Penelitian-
penelitian terakhir memperlihatkan peran trabekuloplasti laser untuk terapi awal glaukoma
sudut terbuka primer.

Ø  Terapi Bedah

1.      Iridektomi bedah Insisi

Dikerjakan pada kasus glaukoma sudut tertutup sebagai tindakan pencegahan. Dilakukan
untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan aliran humor aqueus dari kamera
posterior ke kamera anterior. Diindikasikan pada penanganan galukoma dengan penyumbatan
pupil bila pembedahan laser tidak berhasil atau tidak tersedia. Pupil dibuat semiosis dengam
menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intra kamera. Kemudian dilakukan insisi 3mm
pada kornea sklera 1 mm dibelakang limbus. Insisi dilakukan agar iris prolaps. Bibir insisi
bagian posterior ditekan sehingga iris perifer hamper selalu prolaps lewat insisi dan kemudian
dilakukan iridektomi. Bibir insisi posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir
iridektoni.  Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih, dan bilik mata depan
dibentuk kembali. Setelah operasi selesai, fluoresen sering digunakan untuk menentukan ada
tidaknya kebocoran pada bekas insisi. Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan
komplikasi seperti bilik mata depan dangkal.

2.      Trabekulektomi

Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui sklera. Dilakukan dengan
melakukan diseksi flap ketebalan setengah (half-tickness) sklera dengan engsel di limbus.
Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera ditutup kembali dan konjungtiva dijahit
rapat untuk mencegah kebocoran cairan aqueus. Trabekulektomi meningkatkan aliran keluar
humor aqueus dengan memintas struktur pengaliran yang alamoah. Ketika cairan mengalir
melalui saluran baru ini, akan terbentuk bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada
pemeriksaan konjungtiva. Persiapan Sebelum Operasiyaitu pembahasan ditujukan untuk
memperbaiki penglihatan dan biasanya dikerjakan secara berencana, kecuali pada kasus-
kasus yang tidak biasa, misalnya lensa hipermature yang sejak awal telah memberikan
ancaman terjadinya reptura.

Indikasi     :

Tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau setelah
kegagalan tindakan iridektomi perifer.

Komplikasi            :

Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal), hifema (darah di
kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.

Glaukoma sudut tertutup akut merupakan keadaan DARURAT OFTALMOLOGI. Tindakan


yang dapat dilakukan adalah :

 Pertama-tama TURUNKAN TEKANAN INTRAOKULER, dengan asetazolamid (iv


atau oral) BERSAMA dengan obat topikal (sikloplegik pilokarpin 2-4% 4-6 dd 1 gtt.
Dapat diganti latanoprost, apraklonidin, timolol 0.25-0.5%).

1.      Pilokarpin untuk kontraksi siliar dan mengkonstriksi pupil agar tidak terjadi iskemia
iris. Sudah jarang dipakai dan banyak digantikan oleh latanoprost.

2.      Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous humour.

3.      Steroid topikal kadang dipakai untukmengurangi inflamasi intraokuler sekunder.

4.      Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai untuk mengurangi volume vitreous.

 Setelah tekanan intraokuler turun, lakukan operasi IRIDOTOMI PERIFER dengan


laser Nd-YAG. Tujuan operasi adalah untuk membuat hubungan permanen antara
bilik mata depan dan belakang agar iris bombe terlepas. Tindakan yang juga dapat
dilakukan: TRABEKULEKTOMI. Syaratnya belum ada sinekia anterior perifer. Jika
gagal lakukan:
1.      ALPI (argon laser peripheral iridoplasty).

2.      IRIDEKTOMI PERIFER (operasi biasa).

 Jika unilateral, MATA KONTRALATERAL perlu diberi tindakan IRIDOTOMI


PERIFER LASER yang bertujuan PROFILAKSIS.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Ketajaman penglihatan (visus)

Pada glaucoma sudut terbuka, kerusakan saraf dimulai dari tepi lapang pandang dan lambat
laun meluas ketengah. Dengan demikian penglihatan sentral (fungsi macula) bertahan lama
walaupun penglihatan perifer sudah tidak ada, sehingga penderita seolah-olah melihat seperti
malalui teropong (tunnel vision) dan visusnya dapat tetap 5/5 karena belum tentu penderita
glaucoma visusnya buruk.

Prosedur pemeriksaan visus :

 Klien berdiri 5meter dari kartu snellen chart, menutup mata kiri dan menggunakan
mata kanan untuk membaca baris yang tampak paling jelas
 Jika klien dapat membacanya dengan akurat, perawat meminta klien mambaca baris
dibawahnya dan begitu seterusnya smapai baris terbawah
 Tahapan ini terus diulang sampai klien tidak dapat mengidentifikasi secara benar
lebih dari separuh jumlah karakter dalam satu baris
 Ulang prosedur diatas untuk mata yang lain
 Hasil yang dicatat merupakan perbandingan antara apa yang dapat dibaca klien pada
jarak 5meter dan jarak yang dibutuhkan oleh orang normal untuk membaca baris yang
sama misalnya 5/20 artinya bahwa klien dapat membacanya dari jarak 5meter dari
kartu apa yang “mata normal” dapat membacanya pada jarak 20meter dengan
mencatat jumlah karakter karena klien gagal untuk mengidentifikasikannya pad abaris
tersebut, seperti 5/20(-2)
b. Tonometri

Tujuan dari pemeriksaan dengan tomometer adalah untuk mengukur TIO. Tonometer ada 3
macam yaitu ; tonometer digital, tonometer schiotz, dan tonometer aplanasi goldman.

1.      Cara pemeriksaan menggunakan tonometer

 Klien diintruksikan untuk meliha kea rah bawah tanpa menutup mata
 Palpasi daerah interkalare dengan 2 telunjuk jika normal pasti terdapat fluktuasi atau
aliran

2.      Cara pemeriksaan menggunakan Tonometer Schiotz

Cara pemeriksannya adalah klien berbaring tanpa bantal, kemudian matanya ditetesi
pantocain 1-2% satu kali. Instruksikan klien untuk melihat ibu jarinya yang diacungkan
didepan matanya dan letakkan tonometer di puncak kornea. Tekanan normalnya antara 10-20
mmHg atau 7/7,5-10,5/7,5.

3.      Cara pemeriksaan menggunakan Tonometer Aplanasi

Paling akurat, cara pemeriksaannya dengan klien duduk dan langsung ditempelkan pada
kornea klien dan membutuhkan anastesi local dan sebelumnya klien diberikan fluoressein
lalu dilihat skalanya (mmHg)

Indikasi tonometri yaitu pada penderita galukoma akut atau kronis, setiap orang berusia 35
tahun, penderita diabetes mellitus, keluarga penderita glaucoma, dank lien yg buta sebelah
mata pada klien pemeriksaan harus berkala setiap 1-2 tahun.

c. Gonioskopi
Adalah suatu cara untuk menilai lebar
sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan demikian dapat dibedakan glaucoma sudut terbuka
atau sudut tertutup, juda dapat dilihat apakah ada perlekatan iris bagian perifer. Alat ini
mengunakan baterai atau dengan goniolens (three mirror goldman). Indikatornya yaitu jika
sudut menempel berarti sudut menempel dengan keadaan darurat dan harus iridektomi.
Mengukur ketebalan kornea mata dan menganalisa sudut mata menggunakan alat
imaging ANTERIOR SEGMENT OCT.

Kornea adalah “jendela” mata kita yang terdapat dibagian depan sebelah luar mata. Dengan
mengukur ketebalan kornea mata akan membantu pengukuran tekanan bola mata secara lebih
akurat. Dalam menganalisa sudut mata terkadang memerlukan alat imaging (pencitraan)
untuk hasil yang akurat dapat menggunakan alat imaging ANTERIOR SEGMENT OCT.
Glaukoma dengan sudut sempit harus di operasi

d. Oftalmoskopi

Yang harus diperhatikan adalah papil, yang mengalami perubahan peggaungan dan
degenerasi saraf optic. Harus diwaspadai adanya glaucoma apabila terdapat penggaungan
>0,3 diameter papil (Cup and Disc Ratio), terutama bila diameter vertical lebih besar dari
diameter horizontal. Jika keadaan ini dibiarkan terus lama kelamaan akan terjadi atrofi papilla
NH dan akan menyebabkan kebutaan, normalnya papilla nervi berwarna merah muda. Paling
mudah untuk mengkaji fundus saat ruangan gelap karena pupil akan dilatasi. Saat
menggunakan oftalmoskop direk, perawat memegang instrument dengan tangan kanan saat
mengkaji OD dan tangan kiri saar mengkaji OS. Perawat berdiri pada sisi yang nyaman dan
sama dengan mata klien yang akan diperiksa. Klien diminta melihat ke depan pada objek
yang terletak di dinding belakang perawat.

e. Pemeriksaan lapangan pandang (kampimetri)

Dibedakan atas lapangan pandang sentral, seluas 30 derajat, diperiksa dengan layer hitam
Byerrum, pada jarak 1 m dengan menggunakan obyek putih 1 mm (isopter 1/1000) atau pada
jarak 2 m dengan obyek sebesar 2 mm (2/2000); dan lapang pandang perifer yang diukur
dengan perimeter atau kampimeter pada jarak 330 mm dengan menggunakan obyek sebesar 3
mm (isopter 3/330). Pada glaucoma, kelainan lapang pandang disebabkan oleh kerusakan
serabut saraf. Yang paling dini berupa skotoma relative atau absolute yang terletak pada 30
derajat sentral.

Humphrey visual field test


Pemeriksaan secara kasarnya adalah dengan tes konfrontasi dimana pada jarak 0,5 m, pasien
dan pemeriksa saling berhadapan dan pemeriksa menggerakkan tangannya dari luar kedalam
sedang mata pasien dan pemeriksa yang saling berhadapan ditutup sebelah. Pasien
memperhatikan kapan gerak tangan mata itu mulai terlihat, dan diulangi sampai tercapai 360
derajat.pemeriksaan ini dapat dikerjakan dengan catatan kampus pemeriksa harus normal.

f. Tes provokasi

Untuk glaucoma sudut terbuka, yang umum dilakukan adalah tes minum air (water drinking
test) d imana pasien puasa 4 jam sebelum tes dan diukur TIO (Takanan Intra Okular)awal,
kemudian pasien disuruh minum 1 liter air dalam waktu 5 menit. TIO diukur setiap 15 menit
selama 1 jam, kemudian setiap 30 menit selama 1 jam. Bila TIO ↑ ³8 mmHg, provokasi (+) à
glaucoma.

Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan adalah tes kamar gelap (karena pupil
akan midriasis dan pada sudut bilik mata yang sempit, ini akan menyebabkan tertutupnya
sudut bilik mata). Caranya adalah ukur TIO awal, kemudian pasien masuk kamar gelap
selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya. Kenaikan ³8 mmHg, tes provokasi (+)

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Gangguan persepsi Jangka panjang  :  Kaji dan  Memeberikan data
visual berhubungan mempertahankan dokumentasikan dasar tentang
dengan penurunan visus normal.Jangka ketajaman pandangan akurat
ketajaman pendek : penglihatan klien dan bagaimana
penglihatan.Do:’TIO mengidentifikasi tipe (visus) dasar. hal tersebut
50 mmHgDs: perubahan visual memengaruhi
mengeluh yang dapat terjadi  Dapatkan perawatan.
penglihatan kabur. saat TIO meningkat. deskripsi fungsi
tentang apa yang  Peningkatan TIO
bisa dan tidak akan memperparah
bisa dilihat oleh penyakit.
klien.
-       Memfasilitasi
 Lakukan tindakan kebebasan bergerak dengan
untuk mencegah aman.
peningkatan TIO:
-       Mengembangkan
1.   Diet rendah natrium tindakan independen dan
meningkatkan keamanan.
2.   Pembatasan kafein
-       Meningkatkan
3.   Mencegah konstipasi penglihatan klien. Lokasi
katarak akan memengaruhi
4.   Mencegah manuver apakah cahaya gelap atau
Valsava terang yang lebih baik.

5.   Mengurangi stres -       Mencegah distress.


Katarak akan memecah
 Adaptasikan
lingkungan sinar lampu yang akan
dengan kebutuhanmenyebabkan distres.
visual klien
dengan cara: -       Menguatkan atau
mendorong penggunaan
-       Orientasikan klien memori sebagai pengganti
pada lingkungan. penglihatan.

-       Letakkan alat-alat -       Memfasilitasi


yang sering digunakan membaca.
dalam pandangan klien
(seperti call light, TV -       Menguningnya lensa
control, teko, tisu). akan memantulkan warna-
warna tersebut dan
-       Berikan menyebabkan tulisan
pencahayaan yang paling tersebut hilang atau menjadi
sesuai bagi klien. bayangan abu-abu.

-       Cegah glare (sinar -       Membantu klien


yang menyilaukan). makan.

-       Letakkan barang-  Meningkatkan


barang pada tempat yang stimulasi.
konsisten.
 Meningkatkan
-       Gunakan materi stimulasi. Saat
dengan tulisan besar dan pandangan menjadi
kontras (mis. Tulisan terbatas, beberapa
hitam pada kertas putih). klien mengganti
dengan stimulasi
-       Cegah penggunaan yang lain seperti
warna biru, hijau dan radio dan TV untuk
ungu pada materi membaca.
cetakan/tulisan.
 Meningkatkan
-       Gunakan system stimulasi.
“jarum jam” untuk
mengorientasikan klien  untuk mengurangi
tentang lokasi makanan produksi akueos
pada plate. humor, dengan efek
samping mati rasa,
 Kaji jumlah dan rasa gatal pada kaki
tipe rangsangan dan tangan,
yang disukai mual/malaise.
klien.
 Beritahu klien
bentuk-bentuk
rangsangan
alternative (radio,
TV dan
percakapan).

 Berikan sumber
rangsangan sesuai
permintaan.

Kolaborasi:

 Inhibitor karbonat
anhidrase (seperti
Asetazolamid)

 Pembedahan.

 Menentukan
seberapa bagus
visus klien.
2. Gangguan rasa Jangka Mandiri :  Mengidentifikasi
nyaman : nyeri pendek :Setelah  Pantau derajat kemajuan dari hasil
brhubungan dengan dilakukan tindakan nyeri mata tiap 30 yang diharapkan
peningkatan keperawatan pada menit selama fase
TIODO :TIO 50 klien dalam waktu akut  Memberikan rasa
mmHgDS : …. jamdengan  Pertahankan tirah rileks dan
Nyeri mata, mual kriteria:a.                   baring pada posisi menurunkan ranuya
muntah Klien mampu yang nyaman nyeri
mengidentifikasi hal- bagi pasien
hal yang  Stress dan sinar akan
menyebabkan rasa  Berikan meningkatkan TIO
nyeri. lingkungan yang yang menjadi
gelap dan tenang pencetus nyeri
b.                  Klien
 Observasi  Mengidentifikasi
merasakan nyeri
tekanan darah, kemajuan atau 
berkurang
nadi dan penyimpangan dari
pernafasan setiap hasil yang
Jangka panjang :
24 jam jika klien diharapkan
Setelah dilakukan tidak menerima
agen osmotic  Membantu
tindakan keperawatan
secara intra vena menurunkan
selama ….. hari, rasa
dan setiap 2 jam persepsi nyeri
nyeri klien
menghilang jika menerima
Analgesic menurunkan
 Ajarkan teknik nyeri
distraksi

Kolaborasi :

Pemberian obat mata


yang diresepkan untuk
glaucoma dan pemberian
analgesic serta
mengevaluasi
keefektifannya
3. Risiko cedera yang Jangka  Kurangi risiko  Mencegah cedera.
berhubungan dengan pendek :Setelah bahaya dari
pandangan kabur dilakukan tindakan lingkungan klien  Memfasilitasi
keperawatan pada kemandirian dan
klien dalam waktu  Bantu klien menurunkan resiko
…. jamdengan menata cedera.
kriteria:c.                   lingkungan.
Klien mampu Jangan mengubah  Meningkatkan
mengidentifikasi hal- penataan meja- keamanan mobilitas
hal yang kursi tanpa pasien dalam lingkungan.
meningkatkan risiko diorientasi
cedera (jatuh). dahulu.  Mencegah pusing.
 Orientasikan  Memudahkan klien
d.                  Klien pasien pada menjangkau barang-
mampu ruangan. barang yang
mengidentifikasi dan
menyingkirkan dibutuhkan dan
 Beritahu klien menghindari cedera
benda-benda
untuk mengubah
berbahaya dari
posisi secara  Memberikan sumber
lingkungan.
perlahan. stabilitas.
e.                   Klien  Meletakkan  Mencegah cedera.
melaporkan tidak barang-barang
mengalami cedera yang dibutuhkan
(jatuh). paien dalam
jangkauan pasien
f.                   Klien
mampu mencegah  Dorong klien
aktivitas yang untuk
meningkatkan risiko menggunakan
cedera. peralatan adaptif
(tongkat, walker)
g.                  Klien untuk ambulasi
mampu sesuai kebutuhan.
menggunakan
peralatan untuk  Tekankan
mencegah cedera. pentingnya
menggunakan
 Jangka pelindung mata
panjang : saat melakukan
aktivitas beresiko
Setelah dilakukan tinggi seperti
tindakan keperawatan ambulasi pada
selama ….. hari, malam hari dan
klien tidak saat berada di
mengalami cedera tengah anak-anak
atau gangguan visual atau binatang
akibat jatuh. peliharaan.

DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku saku untuk brunner dan
suddarth. Jakarta:EGC;.

Brunner & suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah volume 3. Jakarta : EGC

Elkington, AR. 1995. Petunjuk Penting Kelainan Mata. Jakarta: EGC

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/
Aqueous_humour

http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php/Ethical/XALATAN-TM/kf.flypage.html

http://www.nei.nih.gov/health/glaucoma/glaucoma_facts.asp
http://www.scribd.com/doc/29935195/Glaukoma

http://www.totalkesehatananda.com/glaucoma3.html

http://www.webmd.com/eye-health/glaucoma-eyes

N,  Indriana.2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta ; EGC;

Smeltzer, S.O. and  Bare, B.G. 2002. Brunner & Suddart Keperawatan Medikal Bedah
volume 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Vera, Darling & Margaret. 1996. Perawatan Mata. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica

Anda mungkin juga menyukai