Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

A. Masalah Utama
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi pada
keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan menilai
realitas.(Sunaryo, 2004)
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang
tidak sesuai dengan kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan
dari luar (Maramis, 1998).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar ekternal.
Tanda dan Gejala:
1. Bicara, senyum, tertawa sendiri
2. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup (mencium) dan
merasa suatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
6. Sikap curiga dan saling bermusuhan.
7. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
8. Menarik diri menghindar dari orang lain.
9. Sulit membuat keputusan.
10. Ketakutan.
11. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias
yang rapi.
12. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13. Menyalahkan diri atau orang lain.
14. Muka marah kadang pucat.
15. Ekspresi wajah tegang.
16. Tekanan darah meningkat.
17. Nafas terengah-engah.
18. Nadi cepat
19. Banyak keringat.

2. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain klien
menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan
berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya
klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan
dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan
membedakan stimulus internal dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu
terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
 Aspek fisik :
 Makan dan minum kurang
 Tidur kurang atau terganggu
 Penampilan diri kurang
 Keberanian kurang
 Aspek emosi :
 Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
 Merasa malu, bersalah
 Mudah panik dan tiba-tiba marah
 Aspek sosial
 Duduk menyendiri
 Selalu tunduk
 Tampak melamun
 Tidak peduli lingkungan
 Menghindar dari orang lain
 Tergantung dari orang lain
 Aspek intelektual
 Putus asa
 Merasa sendiri, tidak ada sokongan
 Kurang percaya diri

3. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah
sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan
oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas
terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala :
- Muka merah
- pandangan tajam
- Otot tegang
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.

C. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri


D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1. Masalah keperawatan
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
2. Data yang perlu dikaji
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
DataSubyektif:
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jikasedang kesal
atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.

b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi


Data Subjektif :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
- Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
- Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
- Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
- Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
- Disorientasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi
verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak
berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

E. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa I : Perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percayadasar untuk kelancaran hubungan
interaksi seanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman bicara
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Tanyakan apakah ada suara yang didengar
b. Apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun perawat sendiri tidak
mendengarnya.
d. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2.4 Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
2.5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut,
sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya

3. Klien dapat mengontrol halusinasinya


Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur,
marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian
3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:
a. Katakan “ saya tidak mau dengar”
b. Menemui orang lain
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak bicara sendiri
3.4 Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara bertahap
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
3.6 Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.7 Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Tindakan :
4.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah):
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat bantuan : halusinasi
tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain

5. Klien memanfaatkan obat dengan baik


Tindakan :
5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat minum
obat
5.2 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
5.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum obat
yang dirasakan
5.4 Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5.5 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

Diagnosa II : Isolasi sosial menarik diri


Tujuan umum : Klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas
tentang topik, tempat dan waktu.
1.2. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
1.3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan
bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan :
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau mau bergaul
2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
yang muncul
2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikanbersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Berireinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan :
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
- K–P
- K – P – P lain
- K – P – P lain – K lain
- K – Kel/Klp/Masy
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan :
6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- Salam, perkenalan diri
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
Lampiran
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI
Hari : Selasa, 24 Mei 2016.
Pertemuan :1
Sp/Dx : 1/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. N

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan suara itu datang ketika sendiri di kamar.
Data objektif :
 Klien tampak tertawa sendiri.
 Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi.
c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi.
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MENGENAL
HALUSINASI.
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik : Assalamualaikum..!!! selamat pagi mbak… perkenalkan nama
saya Aryuti Putri Setiati. Saya mahasiswa praktek dari Fakultas Keperawatan STIKes
Bhamada Slawi yang akan dinas di ruangan flamboyan 1 minggu. Hari ini saya dinas
pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat mbak selama
di rumah sakit ini. Nama mbak siapa? Senangnya di panggil apa ?
b. Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan N hari ini ?
c. Kontrak :
 Topik : Baiklah N, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang
mengganggu N dan cara mengontrol suara-suara tersebut, Apakah bersedia?
 Waktu : Berapa lama N mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
 Tempat : N mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
Baiklah N.
2. Fase Kerja .
Apakah N mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya N mendengar suara
tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah N mendengarnya
terus menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering N mendengar suara
itu? Berapa kali dalam sehari N mendengarnya? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri ? Apa yang N rasakan ketika mendengar suara
itu? Bagaimana perasaan N ketika mendengar suara tersebut? Kemudian apa yang N
lakukan? Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang? Apa yang N alami itu
namanya Halusinasi. Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik,
minum obat, bercakap-cakap, dan melakukan aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik,
apakah N bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah saya akan
mempraktekan dahulu baru N mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan.
Begini N jika suara itu muncul katakan dengan keras “ pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua telinga N. seperti ini ya N. coba
sekarang N ulangi lagi seperti yang saya lakukan atdi. Bagus sekali N, coba sekali
lagi N. wah bagus sekali N.

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan N setelah kita kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara itu
menyuruh N untuk mengejek, terus menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan N
merasa kesal. Seperti yang telah kita perlajari bila suara-suara itu muncul N bisa
mengatakan “ pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu”
b. RTL :
N lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3 kali sehari
yaitu jam 09:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku kegiatan harian adalah
sesuai dengan jadwal keegiatan harian yang telah kita buat tadi ya N ? . Jika N
melakukanya secara mandiri makan N menuliskan M, jika N melakukannya dibantu
atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka N buat B, Jika N tidak melakukanya
maka N tulis T. apakah N mengerti? Coba N ulangi? Naah bagus N.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah N bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara yang kedua
yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul, apakah N
bersedia?
 Waktu :
N mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ?
 Tempat :
N maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah N besok saya akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok N. saya permisi
Assalamualaikum Wr. Wb.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : ENAM BENAR MINUM OBAT


Hari : Rabu, 25 Mei 2016.
Pertemuan :2
Sp/Dx : 2/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar.
Ruangan : Flampoyan
Nama Klien : Nn. N

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri.
Data objektif :
 Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
 Klien tampak tertawa dan berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Pasien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar minum obat.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
d. Jelaskan akibat bila putus obat.
e. Jelaskan cara mendapatkan obat.
f. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas.

B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum N, masih ingat dengan saya? bagaimana perasaan N hari ini?
b. Evaluasi/validasi.
Apakah N Halusinasinya masih ada? Apakah N telah melakukan apa yang telah kita
pelajari kemarin? Bagaimana apakah dengan menghardik suara-suara yang N dengar
berkurang? Bagus sekarang coba praktekkan pada saya bagaiman N melakukannya.
Bagus sekali N. coba lihat jadwal kegiatan hariannya bagus sekali N.

c. Kontrak.
 Topik :
Baiklah N sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang kedua dari
empat mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara minum obat yang benar,
Apakah bersedia?
 Waktu :
Berapa lama N mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
 Temapat :
W mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu? Baiklah N.
2. Fase Kerja.
N sudah dapat obat dari ibuk Perawat? N perlu meminum obat ini secara teratur agar
pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam,
yang warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang
dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya, yang warnanya putih namanya
THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang warnanya merah jambu
ini namanya HLP gunannya untuk menghilangkan suara-suara yang N dengar.
semuanya ini harus N minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam. Bila nanti mulut N terasa kering, untuk membantu mengatasinya N bisa
menghisap es batu yang bisa diminta pada perawat. Bila N merasa mata berkunang-
kunang, N sebaiknya istirahat dan jangan beeraktivitas dulu. Jangan pernah
menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya N.
Sebelum W meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah
benar nama N yang tertulis disitu. Selain itu N perlu memperhatikan jenis obatnya,
berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya
harus diminum, dan cara meminum obatnya. N harus meminum obat secara teratur
dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita
memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya N. cara mengisi jadwalnya
adalah jika N minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka
di isi dengan M atinya mandiri, jika N meminum obatnya diingatkan oleh perawat
atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu, jika N tidak meminum obatnya maka
di isi T artinya tidak melakukannya. Mengerti N ? coba N ulangi kembali cara
mengisi jadwal kegiatan? Nah bagus, N sudah mengerti.

3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan N setelah kita berbincang-bincang tentang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba N sebutkan.
b. RTL :
Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu 07:00, 13:00 dan 19:00 pada jadwal
kegiatan N. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum obat yang telah kita
buat tadi ya N. jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya N.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah N bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat manfaat minum
obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain. apakah N bersedia?
 Waktu
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
 Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah N besok saya akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok N. saya permisi
Assalamualaikum Wr. Wb.
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : BERCAKAP-CAKAP.
Hari : Kamis, 26 April 2016.
Pertemuan :3
Sp/Dx : 3/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. n
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan suara itu tibmul ketika sendiri.
Data objektif :
 Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
 Klien tampak tertawa sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi ke jadwal harian
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
c. Menganjurkan kepada klien agar memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan harian
klien.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Asalamualaikum N.. selamat pagi..
b. Evaluasi/validasi.
Bagaimana perasaan N hari ini? Apakah Halusinasinya masih muncul ? Apakah N
telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk menghilangkan suara-suara
yang menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian N ? bagus sekali N,
sekarang coba lihat obatnya. Ya bagus N minum obat dengan teratur jam 07:00,
13:00 dan 19:00 dan latihan menghardik suara-suara juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-suara yang N
dengarkan berkurang? Coba sekarang praktekkan cara menghardik suara-suara yang
telah kita pelajari. Coba ceritakan perbedaan minum obat secara teratur dengan yang
dulu tidak teratur? Dan jelaskan kembali pada saya cara minum obat dengan benar.
Bagus sekali N.
c. Kontrak.
 Topik :
Baiklah N sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan belajar cara ketiga dari empat
cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu bercakap-cakap dengan orang
lain, Apakah bersedia?
 Waktu :
Berapa lama N mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
 Tempat :
N mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu? Baiklah N.
2. Fase Kerja.
Caranya adalah jika N mulai mendengar suara-suara, langsung saja N cari teman
untuk diajak berbicara. Minta teman W untuk berbicara dengan N. contohnya begini
N : tolong berbicara dengan saya.. saya mulai mendengar suara-suara. Ayo kita
ngobrol dengan saya! Atau N minta pada ibu perawat untuk berbicara dengannya
seperti “ buk tolong berbicara dengan saya karena saya mulai mendengar suara-
suara:. Coba w praktekkan, bagus sekali N.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Bagaimana perasaan N setelah kita berlatih tentang cara mengontrol suara-suara
dengan bercakap-cakap. Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol
suara-suara? Coba sebutkan! Bagus sekali W.mari kita masukan kedalam jadwal
kegiatan harian ya N.

b. RTL :
Berapa kali N akan bercakap-cakap. Ya dua kali N. jam berapa saja N ? baiklah N
jam 09:00 dan 16:00. Jangan lupa N lakukan cara yang ketiga agar suara-suara yang
N dengarkan tidak mengganggu N lagi.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah N bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang manfaat
bercakap-cakap dan berlatih cara keempat untuk mengontrol suara-suara atau
halusinasi N yaitu dengan cara melakukan kegiatan aktivitas fisik, apakah N
bersedia?
 Waktu :
N mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ? Berapa lama N mau berbincang-
bincang?
 Tempat :
N maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah N besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok N. saya permisi
Assalamualaikum Wr. Wb.
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-
HARI.
Hari : Kamis, 27 Mei 2016.
Pertemuan :4
Sp/Dx : 4/ gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. N
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan mendengarnya ketika sendiri.
Data objektif :
 Klien masih tampak berbicara sendiri.
 Klien masih tampak mengarahkan telinga kesuatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang mampu
klien lakukan.
c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan sehari-hari klien.

B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik.
Asalamualaikum N.. selamat pagi.. masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi validasi.
Bagaimana perasaan N hari ini? Apakah masih ada halusinasinya? Apakah N telah
melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan suara-suara yang
menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Bagus sekali N, N minum
obatnya dengan teratur, latihan bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga
dilakukan dengan teratur. Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga
cara tadisuara-suara yang N dengarkan berkurang? Bagus sekali N, dengan suara-
suara itu sudah tidak menganggu N lagi. Coba sekarang N praktekkan lagi
bagaimana cara menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali
pada saya 6 cara minum obat yang benar dan dengan siapa N bisa bercakap-cakap.
Bagus sekali N, N sudah bisa mempraktekkannya.
c. Kontrak.
 Topik :
Baiklah N sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang muncul yaitu
melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar tujuannya kalau N sibuk maka
kesempatan muncul suara-suara akan berkurang. Apakah bersedia?
 Waktu :
Bagaimana kalau 20 menit? N mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau
di ruang tamu? Baiklah N.
 Tempat :
Berapa lama N mau berbincang-bincang?
2. Fase Kerja.
Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar N dapat mengalihkan
suara yang didengar. Diaman kamar tidur N ? nah kalau kita akan merapika tempati
tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Bagus sekali sekarang kita
pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas.. ya sekarang bagian kaki, tarik dan
masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal dan letakkan
dibagian atas kepalaselanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan
dibawah kaki. Bagus sekali N. N dapat melakukannya dengan baik dan rapi.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan N setelah kita membereskan tempat tidur apakah selama
kegiatan berlangsung suara-suara itu datang? O bagus sekali N jadi selama latihan
suara-suara itu tidak ada ya N jadi N dapat melakukan kegiatan untuk
menghilangkan suara-suara nah sekarang coba ulangi langkah-langkah yang tadi
telah kita lakukan!

b. RTL :
Bagus sekali N sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian. Bagus sekali N.
Jam berapa Bakan melakuan kegiatan ini? Baiklah N jam 06:00 dan jam 15:00
setelah bangun tidurya. Bagus.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah N bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri.
apakah N bersedia?
 Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ? Berapa lama W mau berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
 Tempat
N maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah N besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok N. saya permisi
Assalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai