Anda di halaman 1dari 3

C.

Jenis-jenis Kalimat dalam Bahasa Jawa

Definisi kalimat dalam Paramasastra Gagrag Anyar Bahasa Jawa(2001:140) adalah


“Ukara iku mujudake rerangkening tembung kang bisa ngundharake sawijining karep ganep
sabab” atau yang merupakan definisi umum yang biasa kita jumpai adalah “susunan kata-kata
yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap” , selain itu kalimat dapat didefinisikan dalam
satuan bahasa yang relative dapat berdiri sendiri , terdiri dari rangkaian kata-kata yang ditandai
dalam intonasi akhir dan terdiri dari klausa ( Dr.Endang Nurhayati, M,Hum & Siti Mulyani,
M.Hum, 2006:122).sehingga kalimat didefinisikan dengan rangkaian kata yang teratur serta
berisi pikiran lengkap yang ditandai dengan satuan bahasa, rerangkaian kata-kata yang relatif
dapat berdiri sendiri.

Menurut Wedhawati (2006) kalimat yaitu satuan lingual yang mengungkapkan pikiran
( cipta, rasa dan karsa) yang utuh. Secara struktural kalimat tersusun dari klausa, klausa tersusun
dari satu subjek dan satu predikat. Selain klausa kalimat juga bisa tersusun oleh frasa. Frasa
adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur predikat. 1

Kalimat dijeniskan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal yaitu kalimat
yang tersusun dari satu klausa sedangkan kalimat majemuk yaitu kalimat yang tersusun dari dua
klausa atau lebih.

Ciri-ciri kalimat dalam Bahasa Jawa

kalimat mempunyai ciri-ciri yaitu :

1. Dapat berdiri sendiri


2. Terdiri dalam satu klausa atau lebih yaitu jejer ( subjek) dan wasesa (predikat)
3. Dalam tulisan awal kalimat diawali dengan huruf kapital (Aksara Murda) dan akhir
kalimat diberi tanda titik, koma, titik, koma, tanda seru dan tanya tanya.
4. Adanya intonasi ( laguning pocapan)

Jenis kalimat dalam Bahasa Jawa :

a. Jumlah dan jenis klausanya


b. Struktur internal dan klausa utama
c. Jenis responsi yang diharapkan

A. Dilihat dari jumlah dan jenis klausa kalimat dibagi menjadi dua :
 Kalimat tunggal ( Ukara Lamba) adalah kalimat yang mempunyai satu klausa
bebas atau mempunyai sedikitnya fungtor subjek (jejer) dan predikat (wasesa)
contohnya :

1
Wedhawati, Nurlina, W. E., Setiyanto, E., Suketi, R., Marsono, & Baryadi, I. Tata Bahasa Jawa Mutakhir Edisi
Revisi. Yogyakarta : Kanisius.
 Sri masak
 Rudi turu

Seringkali fungtor yang ada diperluas dengan adanya objek lesan dan keterangan-
katrangan .

Contoh :

 Sri masak sayur gandul


 Rudi turu ono dipan

Kalimat tunggal dibedakan menjadi kalimat verbal kriya dan non verbal
saliyaning kriya/bawa. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya kerja,
sedangkan kalimat nominal adalah kalimat yang berpredikat non kerja : benda,
sifat dan keadaan.

Contoh :

 Sarni nulis laying (kalimat verbal kriya)


 Sawahe jembar banget (non verbal saliyaning kriya/bawa)
a. Ukara Cambor adalah kalimat majemuk yang mempunyai hubungan kalusa
setara atau hubungan klausanya tidak ada yang membawahi salah satunya.
Contoh :
 Sartini garap PR dene adine gawe layangan
 Ibu goring krupuk dene aku ngrajang brambang
b. Ukara Camboran Susun adalah kalimat yang mempunyai hubungan klausa
bawah membawahi. Maksudnya ialah salah satu klausanya sebagai keterangan
yang lain. Sedangkan ditinjau dari satu fungtor kalimat dalam Bahasa Jawa
disebut gatra : jejer, wasesa, lesan, dan keterangan .

Contoh :

 Pancen dheweke sugih , nanging cethil banget


 Motorku reget busine, tur asat bensine uga mati lampoon
B. Dilihat dari segi struktur internal klausa kalimat dibedakan menjadi :
a. Kalimat sempurna / Ukara samprna yaitu kalimat yang terdiri dari minimal
satu klausa bebas oleh karenanya kalimat sempurna dapat berupa kalimat
tunggal dan kelompok.

Contoh :

 Aku lagi ngliwet


 Bapaku nguras kolah, kangmasku sing nimba .
b. Kalimat tak Sempurna/ Ukara Gothang yaitu kalimat yang terdiri dari satu
klausa atau sama sekali tidak ada klausanya dan hanya terdiri dari satu fungtor
kalimat. Kalimat ini terdiri dari kalimat urutan, seruan jawaban.
Contoh :
 Sapa ?
 Kanca.
 O, ya ?
 Sapa maneh ?
C. Dilihat dari jenis Responsi yang diharapkan dibagi beberapa yaitu :
1. Kalimat pernyataan atau berita (ukara carita) yaitu kalimat yang berfungsi untuk
memberi informasi.
Contoh : Aku ora munggah kelas, dheweke tuku soto.
2. Kalimat pertanyaan (ukara pitakon) yaitu ukara yang dibentuk untuk memancing
response berupa jawaban atau kalimat yang memerlukan jawaban dari pendengar.
Contoh : kowe gawa apa ? , apa kowe gelem melu aku ?
3. Kalimat perintah (ukara perintah) yaitu kalimat yang isinya memerlukan responsi
berupa tindakan atau perbuatan.
Contoh :
a. Putri, masaka jangan dhisik !
b. Gawanen sepeda kuwi !

Dafpus :

Tubiyono et.al. (2001). Struktur Semantis Verba dan Aplikasinya Pada Struktur Kalimat Dalam Bahasa
Jawa. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Wedhawati, Nurlina, W. E., Setiyanto, E., Suketi, R., Marsono, & Baryadi, I. (2006). Tata Bahasa Jawa
Mutakhir Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai