Anda di halaman 1dari 11

Gabungan Kata Misalnya:

● bertepuk tangan
1. Unsur gabungan kata yang lazim ● menganak sungai
disebut kata majemuk, termasuk ● garis bawahi
istilah khusus, ditulis terpisah. ● sebar luaskan

Misalnya: 4. Gabungan kata yang mendapat


awalan dan akhiran sekaligus ditulis
● duta besar serangkai.
● model linear
● kambing hitam Misalnya:
● persegi panjang
● orang tua ● dilipatgandakan
● rumah sakit jiwa ● menggarisbawahi
● simpang empat ● menyebarluaskan
● meja tulis ● penghancurleburan
● mata acara ● pertanggungjawaban
● cendera mata

2. Gabungan kata yang dapat


menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung
(-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:

● anak-istri pejabat (anak dan istri dari


pejabat)
● anak istri-pejabat (anak dari istri
pejabat)
● ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)
● ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami)
● buku-sejarah baru (buku sejarah yang
baru)
● buku sejarah-baru (buku tentang II.D.5. Gabungan kata yang sudah
sejarah baru)
padu ditulis serangkai.
Misalnya:

● acapkali
● adakalanya
3. Gabungan kata yang penulisannya ● apalagi
terpisah tetap ditulis terpisah jika ● bagaimana
mendapat awalan atau akhiran. ● barangkali
● beasiswa
● belasungkawa
● bilamana
● bumiputra
● darmabakti
● dukacita
● hulubalang
● kacamata
● kasatmata
● kilometer
● manasuka
● matahari
● olahraga
● padahal
● peribahasa


perilaku
puspawarna Pemenggalan


radioaktif
saptamarga Kata
● saputangan
● saripati 1. Pemenggalan kata pada kata dasar
● sediakala
dilakukan sebagai berikut.
● segitiga
● sukacita a. Jika di tengah kata terdapat huruf
● sukarela vokal yang berurutan,
● syahbandar
pemenggalannya dilakukan di antara
● wiraswata
kedua huruf vokal itu.

Misalnya:

● bu-ah
● ma-in
● ni-at
● sa-at

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak


dipenggal.

Misalnya:

● pan-dai
● au-la
● sau-da-ra
● sur-vei
● am-boi
c. Jika di tengah kata dasar ● ul-tra
terdapat huruf ● in-fra
konsonan (termasuk gabungan huruf ● ben-trok
konsonan) di antara dua huruf vokal, ● in-stru-men
pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan itu. Catatan: Gabungan huruf konsonan
yang melambangkan satu bunyi tidak
dipenggal.

Misalnya:

Misalnya: ● bang-krut
● bang-sa
● ba-nyak
● ba-pak ● ikh-las
● la-wan ● kong-res
● de-ngan ● makh-luk
● ke-nyang ● masy-hur
● mu-ta-khir ● sang-gup
● mu-sya-wa-rah
2. Pemenggalan kata turunan sedapat-
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dapatnya dilakukan di antara bentuk
dua huruf konsonan yang berurutan,
dasar dan unsur pembentuknya.
pemenggalannya dilakukan di antara
kedua huruf konsonan itu. Misalnya:

Misalnya: ● ber-jalan
● mem-pertanggungjawabkan
● Ap-ril ● mem-bantu
● cap-lok ● memper-tanggungjawabkan
● makh-luk ● di-ambil
● man-di ● mempertanggung-jawabkan
● sang-gup ● ter-bawa
● som-bong ● mempertanggungjawab-kan
● swas-ta ● per-buat
● me-rasakan
● makan-an
e. Jika di tengah kata dasar terdapat ● merasa-kan
tiga huruf konsonan atau lebih yang ● letak-kan
masing- masing melambangkan satu ● per-buatan
bunyi, pemenggalannya dilakukan di ● pergi-lah
antara huruf konsonan yang pertama ● perbuat-an
dan huruf konsonan yang kedua. ● apa-kah
● ke-kuatan
● kekuat-an
Misalnya:
Catatan: 3. Jika sebuah kata terdiri atas dua
unsur atau lebih dan salah satu
(1) Pemenggalan kata berimbuhan unsurnya itu dapat bergabung dengan
yang bentuk dasarnya mengalami unsur lain, pemenggalannya dilakukan
perubahan dilakukan seperti pada kata di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur
dasar. gabungan itu dipenggal seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
Misalnya:
● me-nu-tup
● me-ma-kai ● biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi
● me-nya-pu ● biodata, bio-data, bi-o-da-ta
● me-nge-cat ● fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi
● pe-mi-kir ● fotokopi, foto-kopi, fo-to-ko-pi
● pe-no-long ● introspeksi, intro-speksi, in-tro-spek-
● pe-nga-rang si
● pe-nge-tik ● introjeksi, intro-jeksi, in-tro-jek-si
● pe-nye-but ● kilogram, kilo-gram, ki-lo-gram
● kilometer, kilo-meter, ki-lo-me-ter
● pascapanen, pasca-panen, pas-ca-pa-
(2) Pemenggalan kata bersisipan nen
dilakukan seperti pada kata dasar. ● pascasarjana, pasca-sarjana, pas-ca-
sar-ja-na
Misalnya:
4. Nama orang yang terdiri atas dua
● ge-lem-bung unsur atau lebih pada akhir baris
● ge-mu-ruh dipenggal di antara unsur-unsurnya.
● ge-ri-gi
● si-nam-bung Misalnya:
● te-lun-juk
● Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh
(3) Pemenggalan kata yang Wage Rudolf
menyebabkan munculnya satu huruf di Supratman.
awal atau akhir baris tidakdilakukan. ● Buku Layar Terkembang dikarang
oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.
Misalnya:
5. Singkatan nama diri dan gelar yang
● Beberapa pendapat mengenai masalah terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
itu dipenggal.
telah disampaikan ....
● Walaupun cuma-cuma, mereka tidak Misalnya:
mau
mengambil makanan itu.
Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga 2. Partikel pun ditulis terpisah dari
terakhir Keraton Surakarta bergelar kata yang mendahuluinya.
R.Ng. Rangga Warsita.
Misalnya:
Catatan: Penulisan berikut dihindari.
● Apa pun permasalahan yang muncul,
dia dapat mengatasinya dengan
● Ia bekerja di DLL- bijaksana.
AJR. ● Jika kita hendak pulang tengah
● Pujangga terakhir Keraton Surakarta malam pun, kendaraan masih tersedia.
bergelar R. ● Jangankan dua kali, satu
Ng. Rangga Warsita. kali pun engkau belum pernah
berkunjung ke rumahku.

Catatan: Partikel pun yang merupakan


unsur kata penghubung ditulis
serangkai.

Misalnya:

● Meskipun sibuk, dia dapat


menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya.
● Dia tetap
bersemangat walaupun lelah.
● Adapun penyebab kemacetan itu
belum diketahui.
● Bagaimanapun pekerjaan itu harus
selesai minggu depan.

3. Partikel per yang berarti 'demi',


'tiap', atau 'mulai' ditulis terpisah dari

Partikel kata yang mengikutinya.


Misalnya:
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis
serangkai dengan kata yang ● Mereka masuk ke dalam ruang rapat
mendahuluinya. satu per satu.
● Harga kain itu
Misalnya: Rp50.000,00 per meter.
● Karyawan itu mendapat kenaikan
gaji per 1 Januari.
● Bacalah buku itu baik-baik!
● Apakah yang tersirat dalam surat itu?
● Siapakah gerangan dia?
● Apatah gunanya bersedih hati?
● Suman Hs. = Suman Hasibuan
● W.R. Supratman = Wage Rudolf
Supratman
● M.B.A. = master of business
administration
● M.Hum. = magister humaniora
● M.Si. = magister sains
● S.E. = sarjana ekonomi
● S.Sos. = sarjana sosial
● S.Kom. = sarjana komunikasi
● S.K.M. = sarjana kesehatan
masyarakat
● Sdr. = saudara
● Kol. Darmawati = Kolonel
Darmawati

2.a. Singkatan yang terdiri atas huruf


awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan,
lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi
ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik.
Misalnya:

● NKRI = Negara Kesatuan Republik


Indonesia
● UI = Universitas Indonesia
● PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO = World Health Organization
Singkatan dan

● PGRI = Persatuan Guru Republik
Indonesia
Akronim ● KUHP = Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana
1. Singkatan nama orang, gelar,
sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti 2.b. Singkatan yang terdiri atas huruf
dengan tanda titik pada setiap unsur awal setiap kata yang bukan nama diri
singkatan itu. ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik.
Misalnya:
Misalnya:
● A.H. Nasution = Abdul Haris
Nasution ● PT = perseroan terbatas
● H. Hamid = Haji Hamid ● MAN = madrasah aliah negeri
● SD = sekolah dasar
● KTP = kartu tanda penduduk ● kVA = kilovolt-ampere
● SIM = surat izin mengemudi ● l = liter
● NIP = nomor induk pegawai ● kg = kilogram
● Rp = rupiah
3. Singkatan yang terdiri atas tiga
huruf atau lebih diikuti dengan tanda 6. Akronim nama diri yang terdiri atas
titik. huruf awal setiap kata ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
Misalnya:
● hlm. = halaman
● dll. = dan lain-lain ● BIG = Badan Informasi Geospasial
● dsb. = dan sebagainya ● BIN = Badan Intelijen Negara
● dst. = dan seterusnya ● LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan
● sda. = sama dengan di atas Indonesia
● ybs. = yang bersangkutan ● LAN = Lembaga Administrasi
● yth. = yang terhormat Negara
● ttd. = tertanda ● PASI = Persatuan Atletik Seluruh
● dkk. = dan kawan-kawan Indonesia

7. Akronim nama diri yang berupa


gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal kapital.
4. Singkatan yang terdiri atas dua
huruf yang lazim dipakai dalam surat- Misalnya:
menyurat masing-masing diikuti oleh
tanda titik. ● Bulog = Badan Urusan Logistik
● Bappenas = Badan Perencanaan
Misalnya: Pembangunan Nasional
● Kowani = Kongres Wanita Indonesia
● a.n. = atas nama ● Kalteng = Kalimantan Tengah
● d.a. = dengan alamat ● Mabbim = Majelis Bahasa Brunei
● u.b. = untuk beliau Darussalam-Indonesia-Malaysia
● u.p. = untuk perhatian ● Suramadu = Surabaya Madura
● s.d. = sampai dengan
8. Akronim bukan nama diri yang
5. Lambang kimia, singkatan satuan berupa gabungan huruf awal dan suku
ukuran, takaran, timbangan, dan mata kata atau gabungan suku kata ditulis
uang tidak diikuti tanda titik. dengan huruf kecil.
Misalnya: Misalnya:

● Cu = kuprum ● iptek = ilmu pengetahuan dan


● cm = sentimeter teknologi
● pemilu = pemilihan umum ● Di antara 72 anggota yang
● puskesmas = pusat kesehatan hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
masyarakat setuju, dan 5 orang abstain.
● rapim = rapat pimpinan ● Kendaraan yang dipesan untuk
● rudal = peluru kendali angkutan umum terdiri
● tilang = bukti pelanggaran atas 50 bus, 100 minibus,
dan 250 sedan.

2. Bilangan pada awal kalimat ditulis


dengan huruf.
Misalnya:

● Lima puluh siswa teladan mendapat


beasiswa dari pemerintah daerah.
● Tiga pemenang sayembara itu
diundang ke Jakarta.

Angka dan Catatan: Penulisan berikut dihindari:


Bilangan ● 50 siswa teladan mendapat beasiswa
dari pemerintah daerah.
Angka Arab atau angka Romawi lazim ● 3 pemenang sayembara itu diundang
dipakai sebagai lambang bilangan atau ke Jakarta.
nomor.
Apabila bilangan pada awal kalimat
● Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 tidak dapat dinyatakan dengan satu
● Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, atau dua kata, susunan kalimatnya
VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D diubah.
(500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄
(1.000.000)
Misalnya:
1. Bilangan dalam teks yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata ● Panitia mengundang 250 orang
peserta.
ditulis dengan huruf, kecuali jika
● Di lemari itu tersimpan 25 naskah
dipakai secara berurutan seperti dalam kuno.
perincian.
Misalnya: Catatan: Penulisan berikut dihindari:

● Mereka menonton drama itu ● 250 orang peserta diundang panitia.


sampai tiga kali. ● 25 naskah kuno tersimpan di lemari
● Koleksi perpustakaan itu lebih itu.
dari satu juta buku.
3. Angka yang menunjukkan bilangan 6. Angka dipakai untuk menomori
besar dapat ditulis sebagian dengan bagian karangan atau ayat kitab suci.
huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Misalnya:
● Bab X, Pasal 5, halaman 252
● Dia mendapatkan bantuan 250 ● Surah Yasin: 9
juta rupiah untuk mengembangkan ● Markus 16: 15—16
usahanya.
● Perusahaan itu baru saja mendapat
pinjaman 550 miliar rupiah.
● Proyek pemberdayaan ekonomi
rakyat itu memerlukan biaya Rp10
triliun. 7. Penulisan bilangan dengan huruf
dilakukan sebagai berikut.
4. Angka dipakai untuk menyatakan
(a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan a. Bilangan Utuh
waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
Misalnya:
● dua belas (12)
● 0,5 sentimeter ● tiga puluh (30)
● 5 kilogram ● lima ribu (5.000)
● 4 hektare
● 10 liter
b. Bilangan Pecahan
● 2 tahun 6 bulan 5 hari
● 1 jam 20 menit
● Rp5.000,00 Misalnya:
● US$3,50
● £5,10 ● setengah atau seperdua (1/2)
● ¥100 ● seperenam belas (1/16)
● tiga perempat (3/4)
5. Angka dipakai untuk menomori ● dua persepuluh (2/10)
alamat, seperti jalan, rumah, ● tiga dua-pertiga (3 2/3)
apartemen, atau kamar. ● satu persen (1%)
● satu permil (1o/oo)
Misalnya:
8. Penulisan bilangan tingkat dapat
● Jalan Tanah Abang I No. 15 atau dilakukan dengan cara berikut.
● Jalan Tanah Abang I/15
● Jalan Wijaya No. 14 Misalnya:
● Hotel Mahameru, Kamar 169
● Gedung Samudra, Lantai II, Ruang ● abad XX
201 ● abad ke-20
● abad kedua puluh
● Perang Dunia II ratus ribu lima ratus rupiah lima
● Perang Dunia Ke-2 puluh sen).
● Perang Dunia Kedua ● Bukti pembelian barang
seharga Rp5.000.000,00 (lima juta
9. Penulisan angka yang mendapat rupiah) ke atas harus dilampirkan
akhiran -an dilakukan dengan cara pada laporan pertanggungjawaban.
berikut.
12. Bilangan yang digunakan sebagai
Misalnya: unsur nama geografi ditulis dengan
huruf.
● lima lembar uang 1.000-an (lima
Misalnya:
lembar uang seribuan)
● tahun 1950-an (tahun seribu sembilan
ratus lima puluhan) ● Kelapadua
● uang 5.000-an (uang lima ribuan) ● Kotonanampek
● Rajaampat
10. Penulisan bilangan dengan angka ● Simpanglima
● Tigaraksa
dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta,
Kata ganti ku- dan kau- ditulis
dan kuitansi.
serangkai dengan kata yang
Misalnya: mengikutinya, sedangkan -ku, -mu,
dan -nya ditulis serangkai dengan kata
● Setiap orang yang menyebarkan atau yang mendahuluinya.
mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal Misalnya:
23 ayat (2), dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun ● Rumah itu telah kujual.
dan pidana denda paling ● Majalah ini boleh kaubaca.
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus ● Bukuku, bukumu, dan
juta rupiah). bukunya tersimpan di perpustakaan.
● Telah diterima uang ● Rumahnya sedang diperbaiki.
sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta
sembilan ratus lima puluh ribu
rupiah) untuk pembayaran satu unit
televisi.

11. Penulisan bilangan yang


dilambangkan dengan angka dan
diikuti huruf dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Kata Sandang
● Saya lampirkan tanda terima uang
sebesar Rp900.500,50 (sembilan
Kata si dan sang ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya:

● Surat itu dikembalikan


kepada si pengirim.
● Toko itu memberikan hadiah
kepada si pembeli.
● Ibu itu menghadiahi sang suami
kemeja batik.
● Sang adik mematuhi
nasihat sang kakak.
● Harimau itu marah sekali
kepada sang Kancil.
● Dalam cerita itu si Buta berhasil
menolong kekasihnya.

Catatan: Huruf awal sang ditulis


dengan huruf kapital
jika sang merupakan unsur nama
Tuhan.

Misalnya:

● Kita harus berserah diri


kepada Sang Pencipta.
● Pura dibangun oleh umat Hindu untuk
memuja Sang Hyang Widhi Wasa.

Anda mungkin juga menyukai