Anda di halaman 1dari 28

erpen tertua di dunia ditemukan dalam lembar daun lontar yang diperkirakan dituis sekitar tahun

3000 SM. Selain itu ditemukan pula flash-flash di nisan-nisan kuburan tua di Mesir. Di Yunani,
cerpen klasik berupa fabel yaitu cerita yang pelakunya para binatang yang dimanusiakan. Fabel
ini mulai beredar di masyarakat sekitar 500 SM tetapi baru ditulis dengan rapi pada abad II. Pada
abad kedelapan, lahirlah serial cerpen lisan klasik 1001 Malam. Cerpen klasik bertema romabtik
ini pertama kali dipublikasikan dalam bentuk buku pada tahun 1704 di Prancis.
Sejak itulah cerpen memasyarakat dan lahirlah cerpen modern. Karya tersebut dipublikasikan di
berbagai media cetak , khususnya majalah sastra.Cerpen berkembang pesat sejak pertengahan
Abad XIX, tidak hany di Eropa tapi juga di Amerika Serikat. Washington Irving(1783-1859),
Edgar Allen Poe(1809-1849) dan Anton Chekhov (1860-1904) digelari sebagai bapak cerpen
dunia oleh para kritikus.
Di Prancis, lahirnya cerpen dipelopori oloeh Guy de Maupassant(1850-1893). Guy juga
termasuk bapak cerpen dunia.Guy yang pernah belajar di seminari, dikenal piawai dalam
merangkai plot cerita yang ditulisnya dengan bahasa yang sangat indah dan memberikan kesan
kelembutan. Salah satu cerpen yang mendunia berjudul The Neckale. Cerpen ini terhimpun
dalam buku kumpulan berjudul Contes du jour et de la nuit(1885). Selain itu masih ada 11 buku
kumpulan cerpen lainnya, yang diterbitkan hanya dalam rentang waktu lima tahun. Kemudia ia
menulis novel dan naskah drama.Ia sangat produktif, ditengah kesibukannya dalam kancah
politik.
Anton Chekhov, sastrawan Rusia, bahkan menjadi pengarang pertama yang mampu menulis
cerpen yang sangat pendek. Chekhov dikenal sebagai sastrawan yang sulit di tandingi, kecuali
oleh Guy de Maupasssant. Kehebatan karya Chekov terletak pada pendeknya. Tetapi karyanya
yang paling pendek pun tetap utuh, selesai dan indah. Selain itu, ia juga menulis novel, naskah
drama dan skenario film.
Sedangkan Edgar Allen Poe dipuji sebagai sastrawan yang mampu menulis cerpen tipe wellmade short-story yang sangat indah dan utuh. Cerpennya yang berjudul The Cask of Amontillado
sangat termashur. Lain lagi dengan Washington Irving, daya tarik karya cerpennya terletak pada
temanya yang dianggap mampu menghibur pembacanya. Ia mengangkat masalah-masalah sosial
untuk dijadikan cerpen yang dibumbui humor. Pengarang ini tekun melakukan studi, khususnya
studi mengenai sejarah Eropa dan Amerika.
Di Indonesia, cerpen mulai berkembang sejak zaman Pujangga Baru (tahun 1930-an) dan
berkembang pesat sejak zaman kemerdekaan. Tokoh-tokoh penulis cerpen di Indonesia antara
lain Sitor Situmorang, Asrul Sani, Iwan Simatupang, Budi Darma, WS Rendra, Umar Kayam,
Subagio Sastrowardoyo.

Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolaholah memiliki sifat-sifat


kemanusiaan.Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang
mengiaskan benda- benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.Contoh Majas
Personifikasi
:a.
Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami. b.
Kata-katanya tajam seperti mata pisau. (
Majas
Personifikasi
)
Definisi, Pengertian & Contoh Majas
Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang
terkandungdalam rangkaian kata-katanya.Contoh Majas Ironi atau sindiran :a.
Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapattempat
terhormat! b.
Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas. (
Majas
Ironi atausindiran
)
Definisi, Pengertian & Contoh Majas
Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap
keikhlasan danketulusan hati.Contoh Majas Sinisme :Tidak diragukan lagi bahwa Andalah
orangnya, sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harusdibatalkan seluruhnya! (
Majas
Sinisme
)
Definisi, Pengertian & Contoh Majas
Sarkasme

Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasmemengandung kepahitan dan celaan
yanggetir.Contoh Majas Sarkasme :a.
Mulut harimau kau! b.
Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol) (
Majas
Sarkasme
)
Definisi, Pengertian & Contoh Majas
Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk
menyatakankeseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan
sebagian (totem pro parte).Contoh Majas Sinekdoke :a.
Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00 (
Majas
Sinekdoke pars pro toto
). b.
Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia berakhir dengan
kemenanganIndonesia (
Majas
Sinekdoke totem pro parte
).
Definisi, Pengertian & Contoh Majas Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu
hal.Contoh Majas Hiperbola :a.
Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak kepalaku. b.
Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya. (
Majas Hiperbola
)
Definisi, Pengertian & Contoh Majas
Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus.Contoh Majas Eufimisme :a.
Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian hargaBBM.
(kenaikan harga). b.

Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya.(memPHK). (


Majas
Eufimisme
)
Definisi, Pengertian & Contoh Majas
Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan sebenarnya.Contoh Majas Litotes
:Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan bagi generasi bangsaku. (
Majas
Litotes
)
Definisi, Pengertian & Contoh Majas
Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.Contoh Majas Retoris
:Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan budaya, mengapa hendak
diseragamkan?(
Majas
Retoris
)Demikian artikel ini saya susun, semoga
definisi Pegertian dan Contoh contoh majas majas
inidapat berguna bagi saudara saudara semua ^_^
Sumber : BS - E Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X, karangan Sri Utami,
Sugiarti,Suroto, Alexander Sosa.
HOMONIM, HOMO
F
ON, DAN HOMOGRA
F
HOMONIMDari bahasa Yunani anoma nama dan homo sama.Secara harfiah: nama sama
untuk benda atau hal lainSecara semantik: ungkapan (yang berupa kata atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan ungkapanyang lain, tetapi maknanya tidak sama.contoh:Baku:1.
Pokok(bahan baku)2.
saling (baku hantam)Bagi :1.
untuk (bagi adik)2.

Pecah (bagi tiga)Asa :1.


harapan (putus asa)2.
satuan (film asa 100)Bak :1.
seperti (bak rembulan)2.
tempat (bak sampah)Buku :1.
ruas (enam buku tebu)2.
kitab(buku MTK)Bisa :1.
racun(bisa lebah)2.
dapat (bisa membaca)Dara :1.
merpati(burung dara)2.
wanita muda (dara manis)Contoh lain3.
Kali, Hawa, Mawas, Per, Pasang, Hak, Kabur, Rapat, Daki, Komisi, Lurah,
romanHOMOGRAFKata-kata yang memiliki kesamaan tulisan, namun berbeda dalam
pengucapan dan makna yangterkandungContohApel :1.
[apl]-buah2.
[apl]-upacara, kumpulMental:1.
[mntal]-berbalik 2.
[mntal]-kejiwaanSedan :1.
[sdan]-isak tangis2.
[sdan]-jenis kendaraan roda empatContoh lain: Semi, Per, Teras, SeretHOMOFONHOMO=
SAMAPHONE=BUNYIJadi, homofon: kata-kata yang pengucapannya sama, tetapi tulisan dan
maknanya tidak samaContoh:Bank : lembaga keuanganBang : kakak priaMassa : kumpulan
orang banyak Masa : rentang waktu tertentuSeni : karya yang indahZeni : jurusan teknik Akabri
Sah : resmi, formalSyah : gelar, kebangsawananSangsi : raguSanksi :hukuman

.
Latar
Ada 3 latar:a.
Latar tempat b.
Latar waktuc.
Latar suasana
5
.
Sudut Pandang (Point Of View)
Adalah: cara pengarang menceritakan tokoh. Ada 2 sudut pandang: Sudut pandang
orang pertama tunggal: aku, saya, jamak:kami,kita Sudut pandang orang ketiga tunggal: dia,
namaorang, jamak: mereka dia, nama mereka.
6
.
Amanat
Adalah: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik tersurat maupuntersirat
amanat disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
E.
UNSUR EKSTRINSIK
Adalah unsur yang tidak secara langsung melekat dan membangun karya sastra.Unsur ekstrinsik
antara lain:1.

Latar belakang kehidupan pengarang2.


Kondisi zaman saat karya sastra itu diciptakan3.
Latar Belakang Kehidupan Pengarang, meliputi:a.
Tingkat pendidikan b.
profesi/pekerjaanc.
Status sosial ekonomid.
Pandangan politik e.
Kepercayaan/agama/faham yang dianut pengarang dan lain-lainf.
Keadaan Zaman pada Saat Karya Sastra diciptakan merujuk pada situasi politik dantingkat
peradaban masyarakat saat karya sastra itu diciptakan (disarikan dari berbagaisumber).
F
.
NILAI YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN
Penggambaran latar suasana sosial budaya masyarakat di mana tokoh hidup menunjukkan
nilaiyang berlaku di masyarakat tersebut.a.
Nilai moral b.
Nilai budayac.
Nilai pendidikand.
Nilai politik e.
Nilai sosialf.
Nilai estetikag.
Nilai agamah.
Nilai moral: hal yang berhubungan dengan budi pekerti (akhlak), sikap, perbuatan (baik
atau buruk).i.
Nilai agama: hal yang berhubungan dengan keagamaan atau ajaran agama j.
Nilai sosial: hal yang berkaitan dengan norma kehidupan masyarakat seperti menolongsesama,
saling memberi, dan sikap tenggang rasa.k.

Nilai estetika: nilai yang berkaitan dengan seni dan keindahan dalam unsur intrinsik karyasastra.
Contoh: gaya bahasa, pelukisan watak tokoh, dan lain-lain Nilai yang terdapat dalam cerpen
dapat diketahui dari:a.
Latar suasana sosial budaya b.
Tingkah laku dan tindakan tokohc.
Kebiasaan tokohd.
Sikap pikiran tokoh saat menghadapi masalah dan berinteraksi dengan lingkungan alam
dansosialnyae.
Manfaat nilai yang terkandung dalam cerpenf.
Sebagai sarana pendidikan bagi pembaca
II.
GAYABAHASA
Gaya bahasa menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog
yangmampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Gaya bahasa yang
cermat dapatmenciptakan suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik, menjengkelkan
atau emosional.Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta,n
adegan peperangandan lain-lain Bahasanya segar, komunikatif, mudah dipahami atau tidak
berbelit-belit.

ComicsSheet Music
of 18
1

I.
CERPEN (Cerita Pendek)A.
Asal-usul
Cerita pendek berasal-mula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisahterkenal
seperti
Iliad
dan
Odyssey
karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisiyang berirama, dengan irama
yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingatceritanya. Bagian-bagian
singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yangdapat disampaikan pada
satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabilakeseluruhan bagian cerita
tersebut telah disampaikan.Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral
di dalamnya, konondianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang
budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang
berasal dari bangsa-bangsalain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini
dikenal sebagai Fabel Aesop. Akantetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah
Fabel. Fabel, dalam khazanah SastraIndonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang
binatang. Cerita fabel yang populer misalnyaKisah Si Kancil, dan sebagainya.Selanjutnya, jenis
cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan ceritakepahlawanan.
Misalnya Joko Dolog. Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait dengankepercayaan
masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan
legendamengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat.
ContohBanyuwangi.Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa
Kekaisaran Romawi.Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang
singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan
belakangan dikumpulkan dalam GestaRomanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap

populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de
Coverley diterbitkan.Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita
tertulis pada awal abadke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer
Canterbury Tales
dan karya GiovanniBoccaccio
Decameron
. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yangmerentang dari anekdot
lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalamcerita naratif yang
lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh
semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di
Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalamterjemahan
Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita
pendek.Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang
diperhalus,"nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an,
dongeng-dongengtradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal
adalah karya CharlesPerrault). Munculnya terjemahan modern pertama
Seribu Satu Malam
karya Antoine Galland (dari1704; terjemahan lainnya muncul pada 171012) menimbulkan
pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya
pada abad ke-18.
B.
Cerita-cerita pendek modern
Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contohcontoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk
Dongeng-dongeng
Grimm Bersaudara (1824 1826),
Evenings on a Farm Near Dikanka
(1831-1832) karya Nikolai Gogol,
Tales of the Grotesqueand Arabesque
(1836), karya Edgar Allan Poe dan
Twice Told Tales
(1842) karya NathanielHawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal
melahirkan permintaan pasar yangkuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata
panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah "Kamar
No. 6" karya Anton Chekhov.Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka,
seperti
The Atlantic Monthly
,
Scribner's
, dan
The Saturday Evening Post
, semuanya menerbitkan cerita pendek dalam setiapterbitannya. Permintaan akan cerita-cerita
pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F.
Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai

utangnya.Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada


pertengahan abadke-20, ketika pada 1952 majalah
Life
menerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang(atau novella)
Lelaki Tua dan Laut
. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanyadalam dua hari.
Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah
berkurang,meskipun beberapa majalah terkenal seperti
The New Yorker
terus memuatnya. Majalah sastra jugamemberikan tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu,
cerita-cerita pendek belakangan ini telahmenemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita
pendek dapat ditemukan dalam majalah online,dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir
menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog.
C.
Unsur dan ciri khas
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek
biasanyamemusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal,
jumlah tokohyang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.Dalam bentuk-bentuk fiksi
yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur intitertentu dari struktur dramatis:
eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi(peristiwa di dalam cerita
yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa didalam cerita yang
memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi sitokoh
utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi
dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting);
penyelesaian(bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.Karena pendek, ceritacerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagaicontoh, cerita-cerita
pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalahawal yang
mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang
lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun
demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat
mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.Seperti banyak bentuk
seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.
D.
Unsur-Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Karya Sastra1.
Tema
Tema: titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita Pengarang menentukan temasebelum
mengarang Pembaca menemukan tema setelah membaca seluruh cerita.
2.
Alur/Plot
Adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat.
Jenisalur: alur maju, alus mundur, dan alur campuran.Tahap alur:a.

Pengenalan situasi cerita/permulaan/exposition. b.


Pengungkapa peristiwa (complication)c.
Menuju pada adanya konflik (rising action)d.
Tahap perumitane.
Tahap pncak konflik (klimaks)f.
Tahap peleraiang.
Tahap penyelesaian
3
.
Tokoh
Jenis-jenis tokoh:a.
Tokoh protagonis : mendukung cerita b.
Tokoh antagonis : penentang ceritac.
Tokoh tritagonis : tokoh pembantu, baik protagonis/antagonis
Penokohan
Adalah: proses pengarang dalam menampilkan tokohCara pengarang menampilkan perwatakan
tokoh:a.
Ciri-ciri fisik tokoh b.
Percakapan antarpelakuc.
Lingkungan sosiald.
Gambar tempat tinggal tokohe.
Pemaparan sifat tokoh
Kedudukan Tokoh
a.

Orang pertama: pelaku utama, pengarang sebagai pengamat tisak langsung, pengarangsebagai
pengamat langsung b.
Orang ketiga: sudut pandang serba tahu, sudut pandang terarah
4
.
Latar
Ada 3 latar:a.
Latar tempat b.
Latar waktuc.
Latar suasana
5
.
Sudut Pandang (Point Of View)
Adalah: cara pengarang menceritakan tokoh. Ada 2 sudut pandang: Sudut pandang
orang pertama tunggal: aku, saya, jamak:kami,kita Sudut pandang orang ketiga tunggal: dia,
namaorang, jamak: mereka dia, nama mereka.
6
.
Amanat
Adalah: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik tersurat maupuntersirat
amanat disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
E.
UNSUR EKSTRINSIK
Adalah unsur yang tidak secara langsung melekat dan membangun karya sastra.Unsur ekstrinsik
antara lain:1.
Latar belakang kehidupan pengarang2.
Kondisi zaman saat karya sastra itu diciptakan3.
Latar Belakang Kehidupan Pengarang, meliputi:a.
Tingkat pendidikan b.
profesi/pekerjaanc.
Status sosial ekonomid.

Pandangan politik e.
Kepercayaan/agama/faham yang dianut pengarang dan lain-lainf.
Keadaan Zaman pada Saat Karya Sastra diciptakan merujuk pada situasi politik dantingkat
peradaban masyarakat saat karya sastra itu diciptakan (disarikan dari berbagaisumber).
F
.
NILAI YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN
Penggambaran latar suasana sosial budaya masyarakat di mana tokoh hidup menunjukkan
nilaiyang berlaku di masyarakat tersebut.a.
Nilai moral b.
Nilai budayac.
Nilai pendidikand.
Nilai politik e.
Nilai sosialf.
Nilai estetikag.
Nilai agamah.
Nilai moral: hal yang berhubungan dengan budi pekerti (akhlak), sikap, perbuatan (baik
atau buruk).i.
Nilai agama: hal yang berhubungan dengan keagamaan atau ajaran agama j.
Nilai sosial: hal yang berkaitan dengan norma kehidupan masyarakat seperti menolongsesama,
saling memberi, dan sikap tenggang rasa.k.
Nilai estetika: nilai yang berkaitan dengan seni dan keindahan dalam unsur intrinsik karyasastra.
Contoh: gaya bahasa, pelukisan watak tokoh, dan lain-lain Nilai yang terdapat dalam cerpen
dapat diketahui dari:a.
Latar suasana sosial budaya b.
Tingkah laku dan tindakan tokohc.
Kebiasaan tokohd.

Sikap pikiran tokoh saat menghadapi masalah dan berinteraksi dengan lingkungan alam
dansosialnyae.
Manfaat nilai yang terkandung dalam cerpenf.
Sebagai sarana pendidikan bagi pembaca
II.
GAYABAHASA
Gaya bahasa menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog
yangmampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Gaya bahasa yang
cermat dapatmenciptakan suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik, menjengkelkan
atau emosional.Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta,n
adegan peperangandan lain-lain Bahasanya segar, komunikatif, mudah dipahami atau tidak
berbelit-beli
Sejarah Cerpen Indonesia
Dalam catatan sejarah, cerpen Indonesia, merupakan salah satu bentuk genre
sastra yang usianya paling belia dibandingkan dengan novel atau puisi.
Sejarah penulisan cerpen di Indonesia dimulai sekitar awal 1910-an yang
dipelopori oleh M. Kasim bersama Suman Hs. Bentuk pertama cerpen yang
diperkenalkan berupa anekdot, cerita-cerita yang pendek dan lucu. Sejak saat
itulah, bentuk penulisan cerita pendek mulai dikenal di Indonesia (Horison : 2002).
Dalam buku Tjerita Pendek Indonesia (1959) Ajip Rosyidi juga menyebut Muhammad
Kasim dan Soesman Hs sebagai tokoh penting dalam sejarah cerpen Indonesia,
perintis cerpen Indonesia. Pernyataan Ajip telah dibuktikannya dengan penelusuran
jejak M. Kasim pada majalah Pandji Poestaka yang terbit tahun 1923. Kumpulan
cerita lucu M. Kasim banyak dimuat di majalah tersebut.
Di akhir abad ke-19 sampai zaman pendudukan Jepang publikasi cerpen masih
muncul hanya melalui penerbitan media massa, hampir-hampir tidak ada yang
dipublikasikan langsung dalam bentuk buku. Masa itu cerpen tidak dapat dipisahkan
dari majalah atau surat kabar. Dari sanalah, cerpen Indonesia lahir, berkembang
dan memperoleh bentuk yang lebih jelas pada tahun 1930-an. Pada zaman Jepang,
pemerintah pendudukan Jepang banyak menyelenggarakan lomba penulisan
cerpen. Cerpen menjadi makin populer. Cerpenis-cerpenis yang pernah memenangi
lomba penulisan cerpen waktu itu ialah, A.S. Hadisiswoyo, Muhammad Dimyati,
Rosihan Anwar. Nama-nama lain yang banyak muncul di media massa dengan
karyanya di antaranya, Sanusi Pane, Armijn Pane, dan D. Djokokoesoemo.
Keberadaan cerpen Indonesia semakin mapan di era tahun 1950-an. Pengaruh
asing yang semakin deras, timbulnya semangat kedaerahan, dominasi pengarang
Sumatra yang semakin pudar, dan terbitnya berbagai media massa, termasuk
majalah Prosa dan Tjerita Pendek yang dikelola Ajip Rosidi, memberi kesempatan
munculnya cerpenis dari pelosok tanah air.

Keberanian para cerpenis dalam melakukan berbagai eksperimen, didorong


dengan dibukanya kebebasan untuk berekspresi. Tradisi penulisan cerpen mencapai
masa suburnya pada sekitar dekade 50-an. Dekade 50-an disebut zaman emas
produksi cerita pendek dalam sejarah sastra Indonesia, karena pada masa itulah
muncul pengarang dengan karya yang fenomenal seperti Riyono Pratikto, Subagyo
Sastrowardoyo, Sukanto SA, Nh Dini, Bokor Hutasuhut, Mahbud Djunaedi, AA Navis,
dan sederet nama lainnya. (Jacob Soemardjo dalam esai Mencari Tradisi Cerpen
Indonesia, 1975).
Tema cerpen dekade 50-an lebih banyak condong pada agama yang tiba-tiba
menjadi alat permainan. Penjelajahan pada agitasi dan kegelisahan psikologis
digunakan sebagai sarana menyampaikan eksperimen. Perasaan si tokoh menjadi
liar, aneh, dan tak terduga.
Di awal masa Orde Baru sampai era 1970-an, kondisi demikian terus berjalan
dan seperti berulang kembali, bahkan jauh lebih luas pengaruhnya. Karya-karya
cerpenis seperti Putu Wijaya, Danarto, dan Kuntowijoyo, seolah-olah begitu
menakjubkan dalam etalase dunia jungkir-balik. Hakikat cerpen yaitu cerita, seperti
akan dikembalikan ke realitasnya. Tidak berlaku di sana logika formal. Cerpenis era
1970-an berhasil membangun estetikanya dibanding generasi sebelumnya, justru
sejak awal kemunculannya. Dengan estetikanya itu, mereka tetap bertahan sampai
kini. Jadi selain nafasnya panjang, cerpen karya Putu Wijaya seperti Bom (1978) dan
Tidak (1999), dengan karya Danarto seperti Goddlob, dan Setangkai Melati di Sayap
Jibril (2001) juga menawarkan estetika yang mengakar kokoh hingga dapat
bertahan lebih dari tiga dasawarsa. Oleh Korrie Layun Rampan cerpenis tahun 1970an tersebut dimasukkan ke dalam kotak Angkatan 2000.
Dalam satu dasawarsa ini sendiri, cerpen Indonesia semakin mengukuhkan jati
dirinya. Ia tak hanya muncul seperti gelombang yang secara kuantitatif melampaui
penerbitan novel dan drama, tetapi juga seperti menempatkan dalam mainstreamnya sendiri. Hal tersebut semakin melengkapi penampang sejarah cerpen Indonesia
untuk masa yang akan datang.
Dengan ulasan singkat sejarah cerpen Indonesia ini, diharapkan mampu
menggugah generasi sekarang dan mendatang khususnya yang menggeluti bidang
penulisan dan kesusastraan untuk berkarya, meningkatkan mutu dan kualitas dalam
mengekspresikan pemikiran-pemikiran dan ide-idenya.

Aliran-aliran cerita pendek merupakan filosofi dasar yang mencirikan pengucapan sastra seorang sastrawan.
Hingga kini telah dikenal puluhan aliran jenis jenis cerita pendek. Berikut adalah beberapa di antaranya :
1.REALISME
Adalah aliran dalam kesusastraan yang melukiskan suatu keadaan secara sesungguhnya. HB Jasssin menjelaskan
dalam realisme digambarkan keadaan seperti yang sebenarnya yang terlihat oleh mata. Pengarang melukiskan
dengan teliti tanpa prasangka, tanpa tercampur tafsiran, tidak memaksakan kehendaknya sendiri terhadap pelaku
dan pembacanya. Pengarang sendiri berada di luar tanpa ikut campur dalam cerita. Ia sebagai penonton yang
obyektif. Tidak melukiskan lebih bagus atau lebih jelek dari kenyataan. Realisme muncul pada abad ke 18 tapi baru
berkembang pada abad 19 dan awal abad 20. Kaum realis menentang romantisme yang mereka anggap cengeng
dan berlebihan. Kaum realis lebih memilih tokoh-tokoh sederhana dan umum. Hal-hal bersifat ideal ditolak. Itulah
sebabnya karya realisme banyak berkisar pada golongan masyarakat bawah, seperti kaum tani, buruh, gelandangan,
pelacur, gangster,dsb.
2. Impresionisme
Impresi berarti kesan. Jadi impresionisme adalah pelahiran kembali kesan-kesan sang pengarang terhadap sesuatu
yang dilihatnya. Sebagaimana kesan, ia biasanya sepintas lalu. Menurut Dr. JS Badudu, pengarang tak akan
melukiskannya sampai sekecil-kecilnya seperti realisme dan naturalisme. Akan tetapi spontanitas dari penglihatan
pertama yang dilukiskan, karena kesan itulah yang tetap melekat.
3. Naturalisme
Sebenarnya merupakan cabang realisme. JIka realisme menyajikan hal-hal yang nyata dalam kehidupan sehari-hari,
naturalisme cenderung melukiskan segala kenyataan yang ada tanpa memilih, atau menyeleksinya. Apa yang
tampak dan dirasakan itu juga yang dinyatakan. Oleh sebab itu naturalisme cenderung melukiskan segala yang
buruk, jorok bahkan pornografis. Juga melukiskan kritik sosial secara tajam. Naturalisme amat mementingkan alam
semesta, seperti pengertian awalnya bahwa natura adalah alam. Tokoh-tokoh naturalisme mengungkapkan aspekaspek alam semesta yang bersifat fatalis dan mekanis. Ia juga mementingkan gerak dan aktivitas manusia yang
mewujudkan kebendaan serta kehidupan moral yang rendah.
4.Neonaturalisme
Berarti naturalisme baru, yaitu bentuk lanjutan naturalisme. Aliran ini merangkum realisme dan naturalisme. Yaitu
disamping melukiskan hal-hal yang buruk juga kenyataan yang baik. Itu sebabnya ia dikatakan melukiskan

kenyataan yang obyektif. Fiksi awal sastra Indonesia tampil dalam bentuk realisme yang kuat, melukiskan aspek
kehidupan secara nyata dan langsung. Dalam perkembangannya realisme kurang memuaskan sehingga dalam
banyak hal naturalisme lebih mampu menyatakan ekspresi jiwa pengarang. Akan tetapi naturalisme pun kurang
memuaskan sehingga membutuhkan satu bentuk ekspresi yang lebih ekstrem yaitu neonaturalisme
5. Determinisme
Merupakan cabang dari naturalisme, yaitu aliran kesusasteraan yang menekankan pada takdir. Takdir ini ditentukan
oleh unsur biologis dan lingkungan. Berasal dari kata to determine yang berarti menentukan atau paksaan nasib. Dr.
Js. Badudu mengatakan bukan nasib yang ditentukan oleh Tuhan melainkan nasib yang ditentukan oleh keadaan
masyarakat sekitar, seperti kemiskinan,penyakit keturunan, dan kesulitan akibat perang. Inti pokoknya adalah
penderitaan seseorang. Jahatkah, melaratkah, penyakitankah, bukan karena takdir Tuhan namun karena lingkungan
yang buruk. Penganutnya berangkat dari paham materialisme dan karenanya tidak percaya bahwa Tuhanlah yang
menakdirkan demikian. Contoh : Tokoh Yah dalam Belenggu, Armijn Pane.
Neraka Dunia, Katak hendak jadi Lembu - Nur St Iskandar. Pada Sebuah kapal - NH Dini, Atheis Achdiat K Mihardja.
6. Ekspresionisme
Dijelaskan oleh Dr. HB Jassin bahwa sampainya orang pada aliran ekspresionisme karena manusia dengan jiwanya
yang paling dalam cuma bisa dilukiskan oleh seniman yang mengenali manusia itu sampai pada pikiran dan
perasaannya yang paling dalam, kesedihan dan kesengsaraannya,ketinggian rasa susila, dan kerendahan hawa
nafsunya. Untuk melahirkan manusia yang sebenarnya , si pengarang harus seolah-olah masuk ke dalam tokohtokohnya, dan ia tak bisa meniadakan dirinya sama sekali, tapi turut aktif dalam jiwa tokoh itu. Pada mulanya ia
sebagai penonton pasif, yaitu melihatnya secara obyektif tapi kemudian menjadi aktif sebagai pemain yang subyektif
yang turut menyatakan dirinya. Maka sampailah ia pada ekspresi yaitu pengucapan jiwanya yang melahirkan
ekspresionisme.
7. Romantisme
Mengutamakan perasaan. Ada anggapan romantisme adalah penyakit kaum muda yang belum banyak mengecap
pengalaman dunia. Mereka mengukur segalanya dengan intuisi dan perasaan tanpa menggunakan otak. Oleh sebab
itu romantisme bisa dikatakan aliran yang mementingkan penggunaan bahasa
yang indah, mengawang ke alam mimpi. karya romantisme ada yang cengeng, yang meluikiskan kecengengan jiwa
remaja yang berlagu tentang kecerahan bulan, menyanyi di lindungan pohon dengan beribu bunga di taman indah
permai. Ada pula karya romatisme yang dewasa karena ditempa oleh pengalaman
dan pengetahuan yang bila dituangkan dalam karya sastra bisa sangat mengharukan. Karya Shakespeare, Romeo
dan Yuliet, misalnya adalah karya yang agung. Demikian pula Les Mirables, karya Victor Hugo. Juga Daniel Defoe
(1660-1731)
8. Idealisme
Drs. sabarudin ahmad dalam pengantar sastra Indonesia (Medan, Saiful 1975) mengatakan bahwa aliran idealisme
adalah aliran romantik yang mendasarkan cita-citanya pada cita-cita si penulis atau kepada ide pengarang semata.
Pengarang idealis mememandang jauh ke depan ke masa datang dengan segala kemungkinan yang sangat
diharapkan akan terjadi.
Jadi tak ubahnya ramalan indah dari seorang penulis. Lukisan yang idealisme sudah tentu umumnya indah dan
menawan. Contoh Tokoh Tuli dalam layar Terkembang. Merasa mampu mewujudkan cita-citanya mengangkat harkat
martabat kaum wanita sebagai mana dicita-citakan RA Kartini . Umumnya fiksi Indonesia seblum perang banyak
yang menunjukkan idealisme kuat, seperti Siti Nurbaya, Pertemuan Jodoh, Katak hendak jadi lembu.
9. Surealisme
Muncul di Prancis antara PD I dan PD II. Tokoh surealis berusaha menggambarkan suatu dunia mimpi, tapi
penafsirannya mereka serahkan pada pembaca atau audiens. Js Badudu mengatakan surealisme .realistasnya
bercampur dengan angan-angan. malah angan-angan amat memengaruhi bentuk lukisan. Pelukisan dalam

surealisme melompat-lompat .Karena itu amat sulit mengikuti karya surelaisme. Pembaca harus menyatukan dalam
pikirannya lukisan yang seakan-akan bertaburan apalagi karena pengarang seakan mengabaikan tata bahasa,
pikiran tampak meloncat-loncat,logika seakan hilang , alam benda dan alam pikiran bercampur jadi satu.

erpen juga ada jenis-jenisnya tapi bukan jenis kelamin seperti manusia, ini dia jenis-jenis cerpen
berdasarkan jumlah katanya :
1. Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
2. Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
3. Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah.

Sekarang berdasarkan teknik mengarangnya, cerpen dibedakan menjadi :


1. Cerpen sempurna (well made short-story), cerpen yang terfokus pada satu tema dengan plot
yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat
konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca dan
mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa membacanya dalam tempo kurang dari satu jam
2. Cerpen tak utuh (slice of life short-story), cerpen yang tidak terfokus pada satu tema (temanya
terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstruktur, dan kadang-kadang dibuat mengambang oleh
cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat kontemporer, dan ditulis berdasarkan ideide atau gagasan-gagasan yang orisinal, sehingga lajim disebut sebagai cerpen ide (cerpen
gagasan). Cerpen jenis ini sulit sekali dipahami oleh para pembaca awam sastra, harus dibaca
berulang kali baru dapat dipahami sebagaimana mestinya. Para pembaca awam sastra
menyebutnya cerpen kental atau cerpen berat.

Jenis-jenis cerpen menurut panjangnya


Dibagi menjadi 3 :
Cerpen mini adalah cerpen singkat yang memiliki ukuran 750-1000 kata saja. Cerpen ini sering disebut cermin
( cerita mini) , bahasa lainnya adalah flash fiction

SEJARAH CERPEN
Cerita pendek berasal-mula pada tradisi penceritaan lisan yang
menghasilkan kisah-kisahterkenal seperti Iliad dan Odyssey karya
Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisiyang
berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong
orang untuk mengingatceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisahkisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yangdapat
disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya
baru terlihat apabilakeseluruhan bagian cerita tersebut telah
disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral
di dalamnya, konondianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus
sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada
abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsabangsalain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini
dikenal sebagai Fabel Aesop. Akantetapi ada pula yang memberikan
definisi lain terkait istilah Fabel.
Fabel, dalam khazanah SastraIndonesia seringkali, diartikan sebagai
cerita tentang binatang. Cerita fabel yang populer misalnyaKisah Si
Kancil, dan sebagainya.Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi
sage, mite, dan legenda. Sage merupakan ceritakepahlawanan.
Misalnya Joko Dolog. Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait
dengankepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu.
Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legendamengandung pengertian

sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat.


ContohBanyuwangi.Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni
anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi.Anekdot berfungsi
seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang
mencakup satu pesan atau tujuan.
Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan
dalam GestaRomanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap
populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi
fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.Di Eropa, tradisi bercerita
lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal
abadke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer
Canterbury Tales dan karya GiovanniBoccaccio Decameron.
Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah
(yangmerentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang
dengan baik), yang ditempatkan di dalamcerita naratif yang lebih
besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka
tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian
dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella"
kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalamterjemahan
Perancisnya).
Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada
cerita-cerita pendek.Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi
perkembangan novel pendek yang diperhalus,"nouvelle", oleh
pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an,
dongeng-dongengtradisional mulai diterbitkan (salah satu dari
kumpulan yang paling terkenal adalah karya CharlesPerrault).
Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya
Antoine Galland (dari1704; terjemahan lainnya muncul pada 171012)
menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek
Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.
Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan
permintaan pasar yangkuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga
15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang
muncul pada periode ini adalah "Kamar No. 6" karya Anton
Chekhov.Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah
terkemuka, seperti
The Atlantic Monthly

,
Scribner's dan The Saturday Evening Post , semuanya menerbitkan
cerita pendek dalam setiapterbitannya. Permintaan akan cerita-cerita
pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu
begitu tinggi, sehingga F. Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis
cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya.Permintaan akan
cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada
pertengahan abadke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan
long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang(atau novella)
Lelaki Tua dan Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000
eksemplar hanyadalam dua hari.
Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita
pendek telah berkurang,meskipun beberapa majalah terkenal seperti
The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra jugamemberikan
tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek
belakangan ini telahmenemukan napas baru lewat penerbitan online.
Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online,dalam
kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun
temanya, dan dalam blog.

MACAM-MACAM CERPEN

Menurut panjang teks cerpen, cerpen dapat dibagi menjadi 3 :


Cerpen Mini
Cerpen mini adalah cerpen singkat yang memiliki ukuran 750-1000
kata saja. Cerpen ini sering disebut cermin (cerita mini), bahasa
lainnya adalah flash fiction atau fiksi cepat. Penulisannya biasanya to
the point dan tidak menggunakan narasi atau deskripsi yang mendetail
atau berbelit-belit.
Cerpen Ideal (Sedang)
Cerpen ideal berukuran sekitar 4-5 halaman atau 3000-4000 kata saja.
Cerpen ukuran seperti ini sering ditemukan di rubrik sastra koran atau

majalah. Dapat dibaca dalam sekali duduk saja. Isinya mudah


dipahami.
Cerpen Panjang (disebut juga Cerita Panjang)
Cepen panjang ditulis hingga 10.000 kata atau lebih. Karena saking
panjangnya bisa dikembangkan menjadi novelet. Jika diukur dalam
halaman, ukurannya sekitar 8-10 halaman.

JENIS-JENIS CERPEN MENURUT ALIRANNYA

Selain menurut ukuran, cerpen dapat dibedakan menurut aliran yang


digunakannya. Berdasarkan alirannya, cerpen dibagi menjadi:
Realis
Cerpen realis adalah cerpen yang menggambar sesuatu apa adanya,
seperti sesungguhnya. Cerita cerpen realis akan berkutat pada cerita
sehari-hari. Pengarang cerpen melukiskan apa adanya, tidak memihak
dan mengesampingkan prasangka atau pandangannya sendiri.
Surealis
Cerpen surealis adalah kebalikan dari cerpen realis. Surealis
berhubungan dengan dunia mimpi. Dunia angan-angan. Dunia mistis.
Dunia yang berbeda dengan dunia nyata. Dalam cerpen-cerpen
surealis, benda mati dapat berbicara. Bayangan dapat melakukan
sesuatu dan segala macamnya. Namun meskipun demikian,
pengarang tidak memaksakan pandangannya, penafsiran diserahkan
kepada pembaca.

Idealis
Cerpen idealis adalah cerpen yang sarat akan pandangan penulis. Di
dalamnya terdapat cita-cita penulis yang diadopsi oleh tokoh-tokoh

cerita. Penulis cerpen idealis memiliki pandangan tersendiri mengenai


hari ini atau sesuatu yang jauh di masa depan, dan ia berusaha
menggiring pembaca pada pandangannya itu.
Romantis
Cerpen romantis adalah cerpen yang mengutamakan perasaan. Bisa
hubungan antara sepasang manusia maupun hubungan-hubungan lain.
Penulisan cerpen romantis mengutamakan pilihan bahasa yang indah
demi menunjang romantisme ceritanya.
Ekspresionis
Cerpen ekspresionis berkaitan dengan ekspresi pengarang terhadap
sesuatu.

-Nilai Sosial
Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak
menggelar pesta.

-Nilai Budaya
Dengan adanya khas budaya dari Lareh Panjang yaitu berupa makanan seperti:
gulai kambing, gulai nangka, gulai kentang, gulai rebung. Adanya pusaka
peninggalan sesepuh adat Lareh Panjang, dan adanya pesilat turut ambil bagian
memeriahkan peata perkawinan.

-Nilai Moral
Buruk: " Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak
juru masak!"
Baik: " Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru
masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi
berjauhan dengan Ayah."
1. Gulai
: Sayur berkuah santan dan diberi kunyit serta bumbu khusus
(biasanya dicampur dengan ikan, daging kambing, daging sapi, dan sebagainya).

2. Rebung
dibuat sayur.

: Anak (bakal batang) buluh masih kecil dan masih muda, biasa

3. Membujang : Menjadi orang yang belum atau tidak kawin

4. Pencak
: Permainan dengan keahlian untuk mempertahankan diri dengan
kepandaian menangkis, mengelak dan sebagainya.

5. Perwira

: Anggota tentara yang berpangkat diatas bintara.

6. Beleng

: Hanya satu, hanya seorang diri (tanpa adik atau kakak)

7. Tabiat
: Perangai; watak; budi pekerti; perbuatan yang dilakukan; kelakuan;
tingkah laku.
8. Kenduri
sebagainya.

: Perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, minta berkat, dan

9. Musabab

: Sebab dari segala sebab (yang menjadi asal); yang menyebabkan.

10. Mempersunting : Meminang dengan tujuan untuk memperistri.

TUGAS

D
I

S
U
S
U
N

OLEH

IGA SELVANI NURHADI


KELAS XI MIA 1

Anda mungkin juga menyukai