PENDAHULUAN
Latar Belakang
Apabila kita melihat dari sisi sumber daya alam, tentu negara kita tidak
kurang-kurangnya memiliki cadangan minyak. Minyak yang merupakan penghasil
energi terbesar dan terkuat banyak diburu di pasar nasional maupun internasional.
Semua negara memperebutkan bahan bakar fosil tersebut. Namun apakah anda
tahu bahwa Indonesia sekarang ini mengalami krisis energi? Dikutip dari
bumn.go.id Indonesia di ambang krisis energi dan cadangan minyak yang menurut
kita sampai saat ini masih banyak, diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 11
tahun mendatang. Dilihat dari kacamata positif negara Indonesia sebenarnya
memiliki banyak peluang besar untuk mendapatkan energi terbarukan. Energi
terbarukan sendiri dinilai mampu mengganti posisi energi berbahan fosil – dalam
hal ini minyak. Dimulai dari energi surya, Indonesia yang memiliki iklim tropis
cenderung banyak mendapatkan sinar matahari. Panas matahari jika dimanfaatkan
secara baik dan benar maka akan menghasilkan energi yang kuat. Kemudian 70%
dari Indonesia adalah wilayah perairan yang apabila ombaknya dimanfaatkan
dapat menjadi energi terbarukan juga, selain itu bila diolah dengan tepat air laut
juga dapat digunakan menjadi sanitasi dan air minum. Kami melihat semua
potensi besar tersebut di pulau Gili Ketapang.
Mengapa Gili Ketapang? Gili Ketapang sendiri merupakan pulau kecil di
Selat Madura, tepatnya 8 km di lepas pantai utara Probolinggo yang secara
administratif termasuk wilayah Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo,
Jawa Timur. Dengan mata pencaharian utama nelayan dan sebagian besar
penduduknya adalah Suku Madura serta dengan luas pulaunya hanya ±68 ha, dan
jumlah penduduk 7.600 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2004 pulau ini
dibilang cukup makmur. (sumber : id.wikipedia.org)
Namun dapat diketahui di balik besarnya potensi yang ada di sana
teknologi di pulau tersebut masih sangat kurang. Bahkan yang terburuk adalah
kurangnya aliran listrik bagi warga. Listrik hanya dapat dinikmati pada waktu
maghrib sampai jam 6 pagi setelah di waktu tersebut desa tidak ada aliran listrik
sama sekali. Dengan melihat potensi alam yang ada kami berfikiran untuk
membuat sebuah teknologi terbarukan yang diharapkan dapat menolong
2
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah konsep mengenai
rancangan Balishter yang merupakan bangunan lepas pantai penghasil listrik dan
penyaring air bersih yang menggunakan 2 sumber energi alternatif yang
memanfaatkan potensi alam di pulau Gili Ketapang sebagai solusi kurangnya
teknologi, aliran listrik, serta air bersih di pulau tersebut
Manfaat
Manfaat dari realisasi rancangan konsep Balishter adalah tercukupinya
aliran listrik di pulau Gili Ketapang serta sanitasi dan air minum yang bersih bagi
warganya. Serta berkembangnya teknologi di sana sehingga memudahkan akses
warga Gili Ketapang pada dunia luar dengan memanfaatkan potensi alam yang
ada. Dengan begitu konsep kami mengandalkan energi dari alam yang ramah
lingkungan dan minim sekali dampak negatif nya.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Lingkungan di Pulau Gili sangat memprihatikan. Listrik hanya dapat
mengaliri pulau tersebut dari pukul 18.00 sampai 06.00 pagi. Selebih nya listrik
tidak mengalir di daerah tersebut.Berbagai solusi telah ditawarkan di pulau
tersebut untuk mengatasi permasalahan tersebut. Seperti pembangunan kabel
bawah laut. Namun pada kenyataanya arus yang mengalir masih kurang
mencukupi kebutuhan listrik pulau tersebut. Di pulau tersebut terdapat centra
pengolahan teri. Penjualan ikan teri berdasarkan pada kurs dolar. Jika kurs dolar
3
naik maka ikan teri akan di jual. Namun jika kurs dolar turun maka ikan teri akan
disimpan sampai kurs dolar naik. Untuk penyimpanan memerlukan tempat dingin
dengan suhu (-5oC) namun menggunakan genset dalam mengalirkan arusnya.
Sementara kebutuhan listrik di Gili Ketapang berkisar antara 400 kilo watt sampai
1 mega watt.