prepared by
Hasil Kajian Tahap I
Analisis KLHS dan Program Kelistrikan
I. Ringkasan Hasil Draft KLHS
Analisis TPB 7: Energi Bersih dan Terjangkau
Sektor energi dan sumber daya mineral memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan daerah. Selain
menjamin sumber pasokan energi bersih dan terjangkau, sektor ESDM juga dapat menjadi pendorong
aktivitas ekonomi, dan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam energi dan mineral.
Dalam memastikan tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
yaitu menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua, terdapat
indikator dan target yang perlu ditinjau.
Analisis TPB 7: Energi Bersih dan Terjangkau
Provinsi NTT
Target Indikator Satuan Tahun Capaian Target Keterangan
Belum teridentifikasi Indikator nasional yang
7.1.1 Rasio elektrifikasi % 85,84 dalam dokumen sesuai dengan indikator
resmi provinsi global
7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses Belum teridentifikasi
Konsumsi listrik per Indikator nasional sebagai
universal layanan energi yang 7.1.1.(a) kWh 2019 183,18 dalam dokumen
kapita tambahan indikator global
terjangkau, andal dan modern resmi provinsi
Belum teridentifikasi
Rasio penggunaan Indikator nasional sebagai
7.1.2.(b) % 1,20 dalam dokumen
gas rumah tangga tambahan indikator global
resmi provinsi
7.2 Pada tahun 2030, meningkat
secara substansial pangsa energi Bauran energi
7.2.1 % 2020 10
terbarukan dalam bauran energi terbarukan
global
Belum Indikator nasional yang
7.3 Pada tahun 2030, melakukan sesuai dengan indikator
Intensitas energi teridentifikasi
perbaikan efisiensi energi di tingkat 7.3.1 SBM/miliar Rp 47,37 global
primer dalam dokumen
global sebanyak dua kali lipat
resmi provinsi
7.b Pada tahun 2030, memperluas
infrastruktur dan meningkatkan
teknologi untuk penyediaan layanan Belum
Kapasitas terpasang W/kapita Indikator nasional yang
energi modern dan berkelanjutan bagi teridentifikasi
7.b.1 listrik dari energi 6,58 sesuai dengan indikator
semua negara-negara berkembang, dalam dokumen
terbarukan global
khususnya negara kurang resmi provinsi
berkembang, negara berkembang
pulau kecil dan negara berkembang
II. Kajian Program Kelistrikan
Lumbung Energi Surya
Peta Sebaran Energi Surya NTT
• Pemerintah pusat mencanangkan Kawasan Sumba, Provinsi
NTT sebagai salah satu lumbung energi surya nasional
• Potensi energi surya yang dimiliki Sumba terbilang cukup
besar, dengan intensitas radiasi matahari tertinggi di
Indonesia yaitu 5,7 kWh/m2/hari.
• Dibandingkan dengan rata-rata potensi surya nasional
Indonesia sebesar 1.400 kWh/kWp/tahun, Provinsi NTT,
tepatnya di Pulau Sumba, memiliki rata-rata potensi
pembangkitan sebesar 1.800 kWh/kWp/tahun atau 25% di
atas rata-rata nasional
• Kapasitas PLTS yang dapat dibangun dapat mencapai 50 GW,
hal ini dimungkinkan karena lahan yang tersedia masih sangat
luas. Pengembangan PLTS skala besar ini akan menghasilkan
harga jual listrik dari PLTS yang sangat murah.
• PLTS Gigafarm yang direncanakan untuk dibangun di Sumba
memiliki potensi sebesar 20 GW. Potensi ini dapat
menghasilkan listrik sebesar 35.040 GWh pertahun.
Peta Sebaran Pariwisata Estate
WOLWAL, RE 92.47%
LAMALERA, RE 100%
PRAIMADITA, RE 34.67%
Sumber: Laporan Kaji Ulang RAD GRK Sektor Energi dan Transportasi
Hasil Kajian Tahap II
Gap Perencanaan Energi di Level Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Identifikasi Permasalahan Energi Daerah Provinsi NTT
Isu
1. Adanya Knowledge gap antara provinsi dan kabupaten terkait Perencanaan
Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) yang mempengaruhi perbedaan
perencanaan dokumen daerah, di tingkat provinsi dan kabupaten
2. Dibutuhkan proses sosialisasi PPRK ke semua level pemerintahan daerah di
provinsi dan kabupaten/kota di Provinsi NTT agar memiliki pemahaman yang
sama dan dapat merencanakan program dan kegiatan yang saling bersinergi
dan integratif lintas tingkat pemerintahan dan instansi/dinas
3. Terkait energi terdapat pemisahan kewenangan antara provinsi dan
kabupaten/kota perlu dilakukan identifikasi program dan kegiatan PPRK,
contohnya mitigasi GRK di sektor energi sesuai dengan kewenangan tingkat
pemerintahan daerah
Model Perencanaan Energi dan Sumber Daya Mineral di
Pemerintahan Daerah
1. Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan bagian dari Urusan Pemerintahan
Pilihan yang berkaitan dengan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar
2. Dinas ESDM berada di Provinsi dan pembentukan cabang Dinas ESDM di Kab/Kota
tergantung potensi daerah
3. Perangkat Daerah menyusun rencana strategis (RENSTRA PD) dengan berpedoman
pada RPJMD,
4. RENSTRA PD memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan
Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, dengan capaian yang
diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang
ditetapkan dalam RENSTRA K/L untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional
5. RENSTRA Dinas ESDM Provinsi mengacu pada RPJMD Provinsi. Cabang Dinas ESDM di
Kab/Kot ketentuan Dinas dimana urusan energi (kelistrikan) berada dan mengikuti
RPJMD Kabupaten/Kota (Contoh: Kab. Ngada, urusan penyediaan listrik untuk desa
menjadi bagian dari Dinas Perumahan)
Contoh Pembagian Kewenangan Bidang Energi di Tingkat
Pemerintahan Pusat-Provinsi-Kabupaten/Kota (UU 23/2014 dan
Permendagri 90/2019 – dimutakhirkan dengan Kepmendagri No. 050-3708/2020)
Contoh Perbandingan Dokumen Perencanaan RPJMD Perubahan Provinsi NTT 2018-
2023 (sudah mencakup PPRK) dengan RKPD Kab. Ngada Tahun 2022)
Merupakan urutan
perbandingan biaya
pembangkitan dengan output
mitigasi dalam ton CO2e
Target Bidang
Energi
(RPJMD
Perubahan
Prov NTT
2018-2023)