TB DOTS
OKTOBER – DESEMBER
2018
JUDUL............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR....................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan............................................................................................ 3
A. Latar Belakang........................................................................................ 3
B. Tujuan..................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Tahun
1995, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit
TB merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskular dan
penyakit saluran napas pada semua kelompok usia, dan nomor satu (I) dari golongan
penyakit infeksi. Tahun 2006, di Indonesia ditemukan dan diobati sekitar 534.000
pasien baru untuk semua pasien TB dengan kematian sekitar 88.000 (Laporan WHO
tahun 2008). Dari Survei Prevalensi Tuberkulosis pada tahun 2004 diperkirakan setiap
100.000 penduduk Indonesia terdapat I 10 pasien baru TB paru BTA positif.
Pada tahun 1994 Indonesia menguji-cobakan implementasi Strategi DOTS
dengan demonstration area di Provinsi Jambi (Kabupaten Bungo Tebo) dan Jawa
Timur (Kabupaten Sidoarjo). Hasil uji coba lapangan ini memberi angka kesembuhan
yang tinggi lebih dari 85%, Angka kesembuhan yang tinggi ini penting untuk
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya kekebalan obat ganda atau
Multi Drug Resistance (MDR) yang merupakan ancaman besar bagi masyarakat.
Sejak tahun 1995, program penanggulangan TB nasional mengadopsi Strategi DOTS
dan menerapkannya pada Puskesmas secara bertahap. Sampai tahun 2000 hampir
seluruh Puskesmas telah berkomitmen dan mengadopsi Strategi DOTS yang
diintegrasikan dalam pelayanan primernya.
Pada kenyataannya, pasien TB bukan hanya datang ke Puskesmas, melainkan
juga ke BP4/BKPM/BBKPM, Rumah Sakit, klinik, DPS dan dokter perusahaan. Dari
hasil Survei Prevalensi Tuberkulosis pada tahun 2004 : untuk kawasan Sumatera :
pasien TB datang ke RS dan BP4/BKPM/BBKPM : 44%, Puskesmas 43% dan DPS
12%; untuk kawasan Indonesia Timur : pasien TB datang ke RS dan
BP4/BKPM/BBKPM 31%, Puskesmas 53% dan DPS 16%; untuk kawasan Jawa-
Bali : pasien TB datang ke RS dan BP4/BKPM/BBKPM: 49%, Puskesmas 21% dan
DPS 29%. Karena itu perlu ekspansi Strategi DOTS ke UPK terutama RS dan B P4/B
K P M / B B K P M di regional Sumalera dan Jawa-Bali.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan dibuat Monitoring dan evaluas ini adalah sebagai acuan pelaksanaan
pelayanan di unit TB DOTS RSYB.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk menjadi acuan merancang Program kerja TB DOTS RSYB.
2) Untuk melakukan evalusi dari perencanaan yang sudah dibuat.
3) Untuk melakukan rencana Diklat baik inter maupun extern RSYB di Unit TB
DOTS.
4) Sebagai melihat indikator keberhasilan program kerja TB DOTS RSYB.
70.00%
53.80%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Oktober November Desember
Analisis
Dari hasil data satu tahun kurang 1 bulan angka ini terlalu besar (>15%) dengan rata-
rata 68,4 % kemungkinan disebabkan :
a. Penjaringan terlelu ketat atau,
b. Ada masalah dalam pemeriksaan labolatorium (positif palsu).
Maka data yang dihasilakan tidak bisa dikatakan akurat karena nilai yang
harus dicapai seharusnya diatara 5%-15%.
35.00% 30.40%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Oktober November Desember
Analisis
Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien tuberkulosis yang menular di
antara seluruh pasien Tuberkulosis yang diobati.
Dari data diatas maka dapat disimpulkan rata-rata yang diambil dalam jangka
waktu satu tahun kurang 1 bulan 40,9%.
10.00% 8.60%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
Oktober November Desember
Analisis
Hal ini juga menjadi dasar untuk bentuk usaha yang lebih detail dalam upaya
pencegahan.
Dari data didapatkan rata-rata 3,09% maka bisa dikata data belum bisa
dijadikan dasar dalam survelain prevelainsi pasien HIV dengan TB.
Ananlisis Indikator
80.00%
70.00%
60.00%
Proporsi pasien baru TB paru BTA
50.00% (+) diantara susp TB
Proporsi pasien baru TB paru BTA
(+) diantara semua pasien TB paru
40.00% Proporsi pasien TB yg ditest HIV
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Oktober November Desember
Analsis
Dari setiap indikator diatas belum tercapainya setiap penilaian, hal itu karena masih
belum berjalannya poli TB DOTS dengan sempurna dan pencatat yang masih
menggunakan status rekam medik
Menyetujui Pembuat