Penyelesaian Sengketa Merek
Penyelesaian Sengketa Merek
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Hukum
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI PASCASARJANA
KEKHUSUSAN HUKUM EKONOMI
JAKARTA
JULI 2008
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Salemba
Tanggal : 23 Juli 2008
Assalammualaikum W r Wb
Syukur dan puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam,
karena atas karunia-Nya tesis ini dapat tersusun untuk memenuhi prasyarat sebagai
Magister Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Dalam tesis ini penulis berusaha untuk mengemukakan prinsip-prinsip dan
kewenangan dari Pengadilan Niaga dalam menyelesaikan suatu sengketa, yang menjadi
salah satu materi dari bidang hukum Kepailitan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Selain itu penulis juga secara khusus mengemukakan mengenai peranan Pengadilan
Niaga yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
Terutama yang mencakup peranan Pengadilan Niaga dalam menyelesaikan suatu
sengketa dalam bidang merek.. Pada bagian akhir dari penulisan ini, diuraikan analisa
kasus terhadap Putusan Pengadilan Niaga Tanggal 2 Juli 2003 Nomor
20/Merek/2003/PN.Niaga JktPusat mengenai Perkara Merek Trisakti. Tujuannya yaitu
untuk melihat kesesuaian antara putusan tersebut dengan peraturan-peraturan yang
berlaku pada saat itu mengenai peranan Pengadilan Niaga dalam menyelesaikan sengketa
merek.
Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
akademisi dan praktisi hukum mengenai peranan Pengadilan Niaga terkait dengan
penyelesaian sengketa Hak Atas Kekayaan Intelektual bidang merek.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada Ibu DR. Cita
Citrawinda, SH, MIP, yang telah membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini.
Kemudian kepada ayah, ibu, abang, adik-adik, dan Sal i yang tenis percaya, teman-teman
di Program Pascasarjana Magister Hukum Universitas Indonesia, dan para partner di
HIRR Law Office terutama Harsya beserta istri, serta semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan karya ini.. Atas doa, dukungan dan semangatnya yang tak
pernah henti agar penulis menyelesaikan tesis ini.
Akhirul kalam, penulis memohon maaf sekiranya terdapat kesalahan atau
kekurangan dalam penyusunan tesis ini.
Wassalammualaikum W r Wb
Dibuat di : Salemba
Pada tanggal: 23 Juli 2008
Yang menyatakan,
Perkembangan kegiatan ekonomi dan tingkat persaingan yang tinggi di antara pelaku
usaha, memicu mereka untuk memberikan tanda pengenal terhadap produk-produk
yang dihasilkan. Tanda pengenal yang lazim disebut merek ini, berfungsi sebagai
pembeda bagi produk tersebut Dengan adanya merek, masyarakat diharapkan dapat
mengenali produk yang dibeli. Merek juga berfungsi sebagai penanda kualitas dan
prestise suatu produk. Akibatnya merek yang sudah terkenal dan mendapatkan
kepercayaan masyarakat, sering ditiru atau bahkan digunakan tanpa izin oleh
produsen pesaingnya. Sengketa mengenai merek diselesaikan di Pengadilan Niaga
yang awalnya dibentuk untuk mencari solusi hukum bagi sengketa-sengketa dalam
bidang niaga. Tesis ini khusus membahas peranan Pengadilan Niaga dalam sengketa
merek dengan melakukan studi kasus pada sengketa merek Trisakti. Permasalahan ini
menarik untuk dibahas karena Pengadilan Niaga merupakan bentuk pengadilan baru
yang diamanatkan pembentukannya dalam Undang-Undang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Pada saat dibentuknya Pengadilan
Niaga, pemerintah memerlukan suatu upaya untuk menangani kasus-kasus kepailitan,
demi kepastian hukum, saat krisis moneter teijadi. Dan upaya tersebut sekaligus
diharapkan bisa mendukung upaya-upaya proses perbaikan ekonomi melalui sarana
hukum, termasuk dalam bidang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) seperti merek. Bab
pertama dalam penulisan ini akan menguraikan latar belakang, pokok masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teoritis, definisi operasional, sistematika
penulisan dan metode penelitian. Pembahasan bab kedua akan menguraikan
Pengadilan Niaga sebagai salah satu kamar khusus dalam peradilan umum. Yaitu
dimulai dari proses lahirnya Pengadilan Niaga, prinsip-prinsip umum Pengadilan
Niaga, serta perluasan kewenangan Pengadilan Niaga dan persinggungannya dengan
Pengadilan Negeri. Selanjutnya dalam bab ketiga akan diuraikan ketentuan mengenai
peran Pengadilan Niaga dalam menyelesaikan sengketa merek. Yaitu tentang syarat
dan pendaftaran merek, pelanggaran terhadap hak atas merek, penyelesaian sengketa
merek, dan peran Pengadilan Niaga dalam menyelesaikan sengketa merek menurut
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Untuk melihat peranan Pengadilan Niaga
langsung dalam praktek, maka dalam bab keempat akan dianalisis suatu putusan
hakim di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam sengketa merek Trisakti. Terakhir
pada bab kelima, akan diberikan kesimpulan dan saran atas permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini.
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Permasalahan 7
C. Tujuan Penelitian 8
D. Kegunaan Penelitian 8
E- Kerangka Teoritis dan Kerangka Konsepsional 9
F. Metode Penelitian 19
G. Sistematika Penulisan 23
ii
V. PENUTUP
A. Kesimpulan 102
B. Saran 107
Lampiran 112
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membayar hutang-hutangnya.
(HAKI) yang mencakup bidang hak cipta, hak paten, hak merek,
merek akan menjadi pembeda antara produk barang atau jasa yang
sejenis.
diperdagangkan.2
2 Ibid.
4 Ibid.
5 Ikid.
peradilan umum.7
Pengadilan Niaga.9
11 Ibid.
B. Perumusan Permasalahan
adalah:
Niaga?
ketentuan perundang-undangan?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
bidang merek.
2. Secara praktis
merek.
14 Ibid. / yang mengutip dari John Athur danWilliam H. Show, ed, Reading
in the Philosophy of Law, Second Edition, (New Jersey : Prentice Hall,
Englewood Cliffs, 1993), Hal. 73. Lihat juga Thomas Aquinas, Summa
Theologiae, (London : Blackfriars, 1966), dalam Sonny Keraf, Hukum Kodrat
dan Teori Hak Milik Pribadi, (Yogyakarta : Kanisius, 1997), Hal. 22.
10
sosial.15
1S Ibid./ Hal. 17, yang mengutip dari W. Friedman, Teori dan Filsafat
Hukum - Telaah Kritis Atas Teori - Teori Hukum (Terjemahan Edisi
Indonesia), (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1993), Hal 64.
17 Ibid.
11
19 ibidL
** Ibid. > Hal. 18, yang mengutip dari William Jay Gross, "The
Territorial Scope of Trademark Rights", Journal, university of Miami Law
Review, Volume 44, (1990), Hal. 1078.
“ Ibid.
12
konsumen.23
22 Ibid.
** Ibid., yang mengutip dari Robert S. Smith, "The Unresolved Tension
Between Trademark Protection and Free Movement of Goods in the European
Community", Duke Journal of Comparative & International Law Volume 3, No.
1, (1992), Hal. 112.
13
** Ibid., yang mengutip dari William Jay Gross, Op.cit., Hal, 1075.
Lihat juga Jane C. Ginsburg, David Goldberg dan Arthur J. Greenbaum.
Trademark and Unfair Competition Law : Cases and Materials, (Virginia : The
Michie Company, 1991), Hal. 29.
14
yaitu:
peradilan umum/3
15
16
17
undang. ^
18
19
tersier.
20
Kehakiman
Kehakiman
Kehakiman
Umum
Umum
21
Trisakti
22
suatu kesimpulan.
6. Sistimatika Penulisan
Pembayaran Utang.
23
15 Tahun 2001.
24
Peradilan Umum,
25
berikut:40
bahwa:
26
sebagai berikut:41
42 Ibid.
27
berikut:43
undang ."
dinyatakan bahwa:
43 ibid.
28
dengan undang-undang.45
45 Ibid.
29
politik.46
bank at all cost dan hal ini menjadi beban berat bagi
brutto) .47
47 Ibid., hal. 3.
30
48 Ibid.
49 Ibid.
50 Ibid.
51 Ibid., Hal. 8.
31
cadangan devisa.54
53 Ibid., Hal. 9.
54 Ibid.
32
negerinya.55
55 Ibid.
57 Ibid.
33
persoalan utang.59
58 Ibid.
59 Ibid.
60 Ibid.
34
disputes) .61
perekonomian domestik.62
hukumnya. 63
(default) .64
63 Ibid.
64 Ibid.
35
65 Ibid.
36
penundaan utang.70
37
kepailitan.71
undang-undang tersebut.72
Agung.73
72 Ibid.
73 Ibid.
38
membayar utangnya.74
kasasi.76
kasasi ini.77
76 Ibid.
77 Ibid.
39
efektif.78
78 Ibid.
40
penyalahgunaan kekuasaan.
41
dan efektif.
42
Pengadilan Niaga.
43
Niaga.
44
waktu tertentu.
45
pengadilan.
46
47
82 Ibid.
48
Pasal 5
Merek tidak dapat didaftar apabila Merek tersebut
mengandung salah satu unsur di bawah ini :
a. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau
ketertiban umum ;
tidak memiliki daya pembeda;
c. telah menjadi milik umum; atau
d. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang
atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
Pasal 6
(1) Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal
apabila Merek tersebut :
03 Ibid.
84 Ibid.
49
Peran pengadilan..., Imran Bukhari Razif, FH UI, 2008
a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain
yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk
barang dan/atau jasa yang sejenis;
h. mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan Merek yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang
dan/atau sejenisnya.
c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan indikasi-geografis yang
sudah dikenal.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b dapat pula diberlakukan terhadap barang dan/atau
jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhi
persyaratan tertentu yang akan ditetapkan lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
(3) Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat
Jenderal apabila Merek tersebut :
a. Merupakan atau menyerupai nama orang
terkenal, fotor atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan
tertulis dari yang berhak;
jb. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau
singkatan namaf bendera, lambang atau simbol
atau emblem negara atau lembaga nasional
maupun internasional, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang;
c. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau
cap atau stempel resmi yang digunakan oleh
negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
50
pula untuk barang dan/atau jasa yang tidak sejenis. Hal ini
87 Ibid.
51
pendaftaran.
89 Ibid.
52
kelas jasa.90
atau jasa tertentu. Dengan adanya hak khusus ini, maka suatu
siapa pun.91
Merek.92
92 Ibid.
53
dahulu.
pendaftaran.
dahulu.
54
persamaannya.
55
56
internasional.95
merek.
57
mutlak.
Unfair Competition) .
Jenderal.
58
59
suatu barang.97
99 ibid.
99 Ibid.
60
kerugian.
61
hukum tetap.101
Pengadilan Niaga.102
103 Ibid.
62
tergugat.106
104 Ibid.
105 Ibid.
106 Ibid.
63
64
65
Pasal 90
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama
pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 91
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama
pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Pasal 92
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang sama
pada keseluruhan dengan indikasi-geografis milik pihak lain untuk barang
yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang pada
pokoknya dengan indikasigeografis milik pihak lain untuk barang yang
sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp»
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
(3) Terhadap pencatuman asal sebenarnya pada barang yang merupakan hasil
pelanggaran ataupun pencantuman kata yang menunjukkan bahwa baranng
tersebut merupakan tiruan dari barang yang terdaftar dan dilindungi
berdasarkan indikasi-geografis, diberlakukan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
Pasal 93
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang
dilindungi berdasarkan indikasi-asal pada barang atau jasa sehingga
dapat memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau
asal jasa tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus
juta rupiah^.
Pasal 94
(1) Barangsiapa memperdagangkan barang dan/atau jasa yang diketahui atau
patut diketahui bahwa barang dan/atau jasa tersebut merupakan hasil
pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, dan
Pasal 93 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran
Pasal 95
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasai 92,
Pasal 93, dan Pasal 94 merupakan detik aduan.
66
Periklanan.
sebagai berikut:113
Article 9
[Marks, Trade Names: Seizure , on Importation ,
etc. fof Goods Unlawfully Bearing a Mark or
Trade Name]
(1) All goods unlawfully bearing a trademark
or trade name shall be seized on importation
into those countries of the Union where such
mark or trade name is entitled to legal
protection .
(2) Seizure shall likewise be effected in the
country where the unlawful affixation
113 Achxnad Zen Umar Purba, "Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs",
Bandung: PT Alumni, 2005, Hal. 293, yaitu pada Lampiran III mengenai
Provision of the Paris Convention for the Protection of Industrial
Property (1967, mentioned in the TRIPs Agreement).
67
114
Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Op.Cit., Hal. 208,
68
tersebut.115
115 ibid.
116
Ibid.
69
teknis lainnya.117
119 Ibid.
120 Ibid.
70
121 Ibid.
122 Ibid.
71
tersebut.123
Pabean.124
or services).125
123
Ibid., Hal. 210.
124
Ibid.
125
Ibid.
72
menyesatkan konsumen.128
126 Ibid.
127 Ibid.
128 Ibid.
73
130 Pasal 29
(1) Permohonan banding dapat diajukan terhadap penolakan Permohonan yang
berkaitan dengan alasan dan dasar pertimbangan mengenai hal-hal yang
bersifat substantif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5 atau
Pasal 6.
74
b. Pasal 37131
131 Pasal 37
(1) Permohonan perpanjangan ditolak oleh Direktorat Jenderal, apabila
permohonan tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 dan Pasal 36.
(2) Permohonan perpanjangan ditolak oleh Direktorat Jenderal, apabila
Merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan Merek terkenal milik orang lain, dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b dan ayat (2).
(3) Penolakan permohonan perpanjangan diberitahukan secara tertulis
kepada pemilik Merek atau Kuasanya dengan menyebutkan alasannya.
75
132 Pasal 61
(1) Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan
atas prakarsa Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik
Merek yang bersangkutan.
(2) Penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal
dapat dilakukan jika :
a. Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam
perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau
pemakaian terakhir, kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh
Direktorat Jenderal; atau
b. Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai
dengan jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk
pemakaian Merek yang tidak sesuai dengan Metek yang didaftar.
(3) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dalah karena
adanya :
a. jaringan impor;
b. larangan yang berkaitan dengan izin bagi peredaran barang yang
menggunakan Merek yang bersangkutan atau keputusan dari pihak yang
berwenang yang bersifat sementara; atau
c. larangan serupa lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
(4) Penghapusan pendaftaran Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dicatat dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek.
(5) Keberatan terhadap keputusan penghapusan pendaftaran Merek
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diajukan kepadaPengadilan
Niaga.
Pasal 63
Penghapusan pendaftaran Merek berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61 ayat (2) huruf a dan huruf b dapat pula diajukan oleh
pihak ketiga dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga
Pasal 64
(1) Terhadap putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
63 hanya dapat diajukan kasasi
76
kolektif.
(2) Isi putusan badan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
segera disampaikan oleh panitera pengadilan yang bersangkutan kepada
Direktorat Jenderal setelah tanggal putusan diucapkan.
(3) Direktorat Jenderal melaksanakan penghapusan Merek yang bersangkutan
dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek
apabila putusan badan peradilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
diterima dan mempunyai kekuatan hukum tetap.
133 Pasal 66
(1) Direktorat Jenderal dapat menghapus pendaftaran Merek Kolektif atas
dasar :
a. permohonan sendiri dari pemilik Merek Kolektif dengan persetujuan
tertulis semua pemakai Merek Kolektif;
b. bukti yang cukup bahwa Merek Kolektif tersebut tidak dipakai selama 3
(tiga) tahun berturut-turut sejak tanggal pendaftarannya atau pemakaian
terakhir kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat
Jenderal;
c. bukti yang cukup bahwa Merek Kolektif digunakan untuk jenis barang
atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang atau jenis jasa yang
dimohonkan pendaftarannya; atau
d. bukti yang cukup bahwa Merek Kolektif tersebut tidak digunakan sesuai
dengan peraturan penggunaan Merek Kolektif.
(2) Permohonan penghapusan pendaftaran Merek Kolektif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a diajukan kepada Direktorat Jenderal.
(3) Penghapusan pendaftaran Merek Kolektif sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi
Merek.
Pasal 67
Panghapusan pendaftaran Merek Kolektif dapat pula diajukan oleh pihak
ketiga dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga berdasarkan alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) huruf b, c dan d.
77
134 Pasal 68
(1) Gugatan pembatalan pendaftaran Merek dapat diajukan oleh pihak yang
berkepentingan berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal A, 5
dan 6.
(2) Pemilik Merek yang tidak terdaftar dapat mengajukan gugatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah mengajukan Permohonan kepada
Direktorat Jenderal.
(3) Gugatan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
kepada Pengadilan Niaga
(4) Dalam hal menggugat atau tergugat bertempat tinggal di luar wilayah
Negara Republik Indonesia, gugatan diajukan kepada Pengadilan Niaga di
Jakarta.
Pasal 70
(1) Terhadap putusan Pengadilan Niaga yang memutuskan gugatan pembatalan
hanya dapat diajukan kasasi.
(2) Isi putusan badan peradilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
segera disampaikan oleh panitera yang bersangkutan kepada Direktorat
Jenderal setelah tanggal putusan diucapkan.
(3) Direktorat Jenderal melaksanakan pembatalan pendaftaran Merek yang
bersangkutan dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita
Resmi Merek setelah putusan badan peradilan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterima dan mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal 72
Selain alasan penbatalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1),
terhadap Merek Kolektif terdaftar dapat pula dimohonkan pembatalannya
kepada Pengadilan Niaga apabila penggunaan Merek Kolektif tersebut
bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat
( 1) .
78
135 Pasal 76
(1) Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain
yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau seluruhnya untuk barang atau jasa yang sejenis berupa :
a. gugatan ganti rugi, dan/atau
b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut
(2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Pengadilan Niaga.
Pasal 77
Gugatan atas pelanggaran Merek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dapat
diajukan oleh penerima Lisensi Merek terdaftar baik secara sendiri
maupun bersama-sama dengan pemilik Merek yang bersangkutan.
Pasal 78
(1) Selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugian yang
lebih besar, atas permohonan pemilik Merek atau penerima Lisensi selaku
penggugat, hakim dapat memerintahkan tergugat untuk menghentikan
produksi, peredaran dan/atau perdagangan barang atau jasa yang
menggunakan Merek tersebut secara tanpa baik.
(2) Dalam hal tergugat dituntut juga menyerahkan barang yang menggunakan
Merek secara tanpa hak, hakim dapat memerintahkan bahwa penyerahan
barang atau nilai barang tersebut dilaksanakan setelah putusan
pengadilan mempunyai kekuatan hulum tetap.
Pasal 79
Terhadap putusan Pengadilan Niaga hanya dapat diajukan kasasi
136 Pasal 85
Berdasarkan bukti yang cukup pihak yang haknya dirugikan dapat meminta
hakim Pengadilan Niaga untuk menerbitkan surat penetapan sementara
tentang :
a. pencegahan masuknya barang yang berkaitan dengan pelanggaran hak
Merek;
b. penyimpanan alat bukti yang berkaitan dengan pelangaran Merek
tersebut.
Pasal 86
(1) Pemohonan penetapan sementara diajukan secara tertulis kepada
Pengadilann Niaga dengan persyaratan sebagai berikut :
a. melampirkan bukti kepemilikan Merek;
79
80
penolakan.
Pengadilan Niaga diatur dalam Pasal 80, Pasal 81, dan Pasal
137 Pasal 80
(1) Gugatan pembatalan pendaftaran Merek diajukan kepada Ketua
Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal atau domisili
tergugat.
(2) Dalam hal tergugat bertempat tingal di luar wilayah Indonesia,
gugatan tersebut diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
(3) Panitera mendaftarkan gugatan pembatalan pada tanggal gugatan yang
bersangkutan diajukan dan kepada penggugat diberikan tanda terima
tertulis yang ditandatangani panitera dengan tanggal yang sama dengan
tanggal pendaftaran gugatan.
(4) Panitera menyampaikan gugatan pembatalan kepada Ketua Pengadilan
Niaga dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak
gugatan didaftarkan.
(5) Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal
gugatan pembatalan diselenggarakan dalam jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari setelah gugatan didaftarkan.
81
138 Pasal 83
(1) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 diajukan
paling lama 14 (empat belas) hari setelah tanggal putusan yang
dimohonkan kasasi diucapkan atau diberitahukan kepada para pihak dengan
mendaftarkan kepada panitera yang telah memutus gugatan tersebut.
(2) Panitera mendaftar permohonan kasasi pada tanggal permohonan yang
bersangkutan diajukan dan kepada pemohon kasasi diberikan tanda terima
tertulis yang ditandatangani oleh panitera dengan tanggal yang sama
dengan tanggal penerimaan pendaftaran.
(3) Pemohon kasasi sudah harus menyampaikan memori kasasi kepada
panitera dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan kasasi
didaftarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)»
(4) Panitera wajib mengirimkan permohonan kasasi dan memberi kasasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada pihak termohon kasasi paling
lama 2 (dua) hari setelah permohonan kasasi didaftarkan.
(5) Termohon kasasi apat mengajukan kontra memori kasasi kepada panitera
paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal termohon kasasi menerima
memori kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan panitera wajib
menyampaikan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi paling lama 2
(dua) hari setelah kontra memori kasasi diterima oleh panitera.
(6) Panitera wajib menyampaikan berkas perkara kasasi yang bersangkutan
kepada Mahkamah Agung paling lama 7 (tujuh) hari setelah lewat jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
(7) Mahkamah Agung wajib mempelajari berkas perkara kasasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dan menetapkan hari sidang paling lama 2 (dua)
hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.
(8) Sidang pemeriksaan atas permohonan kasasi dilakukan paling lama 60
(enam puluh) hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima Mahkamah
Agung.
82
83
A, Masalah
84
pemegang hak khusus untuk merek dan logo Trisakti yang sah di
pemilik dan pemegang hak yang sah untuk merek atas logo
Trisakti.
85
Nomor 411/Pdt.G/2002PN.Jkt-Barat.
immateriil.
86
Tentang Merek.
Republik Indonesia.
87
88
Pengadilan Negeri.
B. Analisa Masalah
pemegang hak khusus untuk merek dan logo Trisakti yang sah di
89
yang sah. Untuk itu Penggugat diberi hak eksklusif oleh negara
pemilik dan pemegang hak yang sah untuk merek atas logo
90
milik Penggugat.
sebagai berikut:139
91
masyarakat luas.
92
tanpa hak.
berikut:141
tergugat.142
93
sebagai berikut:
144 Pasal 76
(1) Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain
yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau seluruhnya untuk barang atau jasa yang sejenis berupa :
a. gugatan ganti rugi, dan/atau
b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut
(2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Pengadilan
Niaga.
Pasal 77
Gugatan atas pelanggaran Merek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dapat
diajukan oleh penerima Lisensi Merek terdaftar baik secara sendiri maupun
bersama-sama dengan pemilik Merek yang bersangkutan.
Pasal 78
(1) Selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugian yang lebih
besar, atas permohonan pemilik Merek atau penerima Lisensi selaku
penggugat, hakim dapat memerintahkan tergugat untuk menghentikan produksi,
peredaran dan/atau perdagangan barang atau jasa yang menggunakan Merek
tersebut secara tanpa baik.
(2) Dalam hal tergugat dituntut juga menyerahkan barang yang menggunakan
Merek secara tanpa hak, hakim dapat memerintahkan bahwa penyerahan barang
94
145 Pasal 85
Berdasarkan bukti yang cukup pihak yang haknya dirugikan dapat meminta
hakim Pengadilan Niaga untuk menerbitkan surat penetapan sementara tentang
95
merek.
Republik Indonesia.
96
Nomor 411/PDT.G/2002/PN.JAK.BRT.
Pengadilan Negeri.
97
tanpa hak.
penggunaan merek atas logo dan merek atas kata Trisakti tanpa
lebih besar.
98
d a n efektif.
2. Kepastian Hukum
selanjutnya.
99
Pasal 26
(1) Tuntutan mengenai hak atau kewajiban y a n g m e n y a n g k u t
harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap
Kurator.
(2)
Dalam hal tuntutan sebagaimana dimaksud p a d a a ya t
(1) diajukan atau diteruskan oleh atau terhadap
Debitor Pailit maka apabila tuntutan tersebut
mengakibatkan suatu penghukuman terhadap Debitor
Pailit, penghukuman tersebut tidak mempunyai a k i b a t
hukum terhadap harta pailit.
Pasal 29
Suatu tuntutan hukum di Pengadilan yang diajukan t e r h a d a p
DeJbitor sejauh bertujuan untuk memperoleh pemenuhan
kewajiban dari harta pailit dan perkaranya sedang
berjalan, grugur demi hukum dengan diucapkan putusan
pernyataan pailit terhadap Debitor.
Pasal 303
Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan m e n y e l e s a i k a n
permohonan pernyataan pailit dari para pihak y a n g terikat
perjanjian yang memuat klausula arbitraser s e p a n j a n g
utang yang menjadi dasar permohonan pernyataan p a i l i t
telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud d alam P asal
2 ayat (1) Undang-Undang ini.
147 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, Op.cit.,Pasal 26, Pasal 29, Pasal 303.
100
k l a u s u l a arbitrase,
p r i b a d i atau Rektor.
101
PENUTUP
A. Ke simpul an
102
c. Akuntabilitas
d. Partisipatif
e. Transparansi
f. Mudah Diakses
h. Kepastian Hukum
103
tersebut yaitu:
b. Pasal 37
Jenderal.
104
Direktorat Jenderal.
merek kolektif.
tanpa hak.
penolakan.
105
Pengadilan Negeri.
106
B. Saran
m a s u k ke Pengadilan Negeri.
107
108
Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang Kelas Barang atau Jasa Bagi Pendaftaran
Merek. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1993. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 31. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3523.
Tim Redaksi Asa Mandiri. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dan Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas KUHP Mengenai
Kejahatan Negara. Jakarta: Asa Mandiri, 2006.
Ibrahim, Johnny. “Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Norm atif’. Cetakan
Ketiga. Malang: Bayumedia, 2007.
Lindsey, Tim, Eddy Damian, Simon Butt, Tomi Suryo Utomo (Editor). “Hak
Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar’’. Cetakan Kelima. Bandung: PT
Alumni, 2006.
Prasetyo, Teguh Dan Abdul Halim Barkatullah. “Ilmu Hukum Dan Filsafat Hukum
Studi Pemikiran Ahli Hukum Sepanjang Zaman”. Cetakan Kedua.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Purba, Achmad Zen Umar. “Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRTPs”. Cetakan
Kesatu. Bandung: PT Alumni, 2005.
Salman S, H.R.Otje dan Anthon F. Susanto. Teori Hukum. Bandung: Refika aditama,
2004
.
Juncto UU No. 4 Tahun 1998”, Jakarta: Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti,
2002
Soekanto, Soejono dan Sri Mamudji. Penelitian hukum normative suatu tinjauan
singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994
Peran pengadilan...,
Putusan NomorImran Bukhari Razif,
20/Mertk/20Q3/PN. FHJ UI,
Niaga 2008
k t Pst > 25
Pasal 30 ayat (1) Statuta 2001.
"(1) Rektor diangkat dan diberhentikan deh Pengurus,
Yayasan, berdasarkan usulan Senat Universitas, untuk
kemudian dilaporkan kepada menteri";
Pasal 1 angka (7) Statuta 2001:
"(7) Yayasan adalah Yayasan Trisakti;
Bahwa keberadaan PENGGUGAT sebagai badan penyeleng
gara Universitas Trisakti telah pula dikuatkan dengan Putusan
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat c.q.
dalam pertimbangannya yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap (in kracht van gewijsde) dengan register perkara
No. 49/MEREK/2002/PN.NIAGA.JKT.PST di Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada halaman 30 alinea
ke-3 dan ke-4 (vide Bukti P-2), yang selengkapnya berbunyi
sebagai berikut:
"Bahwa sesuai ketentuan dalam Statuta Universitas Trisakti
Tahun 2001 (bukti bertanda P-19 = T-2) Yavasan adalah
Penyelenggara Pendidikan Universitas ... dst (vide Pasal 17
ayat 1 Statuta), sedangkan Universitas adalah lembaga
pendidikan... dst (vide Pasal 19 ayat 1 Statuta) dan organisasi
Universitas terdiri atas a. Dewan Penyantun, b. Senat
Universitas, c. Unsur Pimpinan Universitas : Rektor dan
Pembantu Rektor, d .... dst (vide Pasal 20 Statuta);
Bahwa dari ketentuan dalam Statuta di atas didapat fakta
hukum: Yavasan (Penggugat) merupakan penyelenggara
Pendidikan Universitas (Kursif kami = Universitas Trisakti)":
Berdasarkan uraian di atas maka menurut Statuta Tahun 2001
masa jabatan TERGUGAT selaku Rektor Universitas Trisakti
periode 1998-2002 telah berakhir tanggal 9 September 2002
(vide Bukti P-3, Statuta 2001, c.q. Pasal 30 ayat (5)) dan juga
dikeluarkan Surat Keputusan Dewan Pengurus Yayasan
Trisakti tanggal 4 September 2002, No. 310K/YT/SK/IX/2002,
perihal pemberhentian Prof. Dr. Thoby Mutis (TERGUGAT)
sebagai Rektor Universitas Trisakti periode 1998-2002 (vide
Bukti P-10), dengan demikian TERGUGAT tidak mempunyai
Peran pengadilan...,
Putusan NomorImran Bukhari Razif, FH UI, 2008
20/Mcrtk/2003/PN.Niaga.JktPsL > 27
30, alinea Ko-3 dan ke-A (vide Bukti P -2 ), yang menyatakan
sebagai b eriku t:
"Bahwa sesuai ketentuan dalam Statuta Universitas Trisakti
Tahun 2001 (bukti bertanda P-19 = T-2) Yavasan (Kursif kami =
Yayasan Trisakti) adalah Penyelenggara Pendidikan
Universitas ...dst (vide Pasal 17 ayat 1 Statuta),sedangkan
Universitas adalah lembaga pendidikan... dst (vide Pasal 19
ayat 1 Statuta) dan organisasi Universitas terdiri atas : a.
Dewan Penyantun b. Senat Universitas, c. Unsur Pimpinan
Universitas: Rektor dan Pembantu Rektor, d. .... dst (vide Pasal
20 Statuta);
"Bahwa dari ketentuan dalam statuta di atas didapat fakta
hukum: Yayasan (Penggugat) merupakan Penyelenggara
Pendidikan Universitas sedangkan Para Tergugat oleh
Penggugat sendiri dalam gugatannya menggugat Para
Tergugat dalam jabatannya masing-masing, maka jelas
Penggugat telah mengakui eksistensi jabatan Para Tergugat,
sehingga dengan demikian berdasarkan statuta tersebut Para
Tergugat adalah bagian dari Organisasi Universitas, sehingga
Penggugat dan Para Tergugat merupakan satu kesatuan dari
Universitas Trisakti maka Para Tergugat bukanlah termasuk
pihak lain sebagaimana dimaksud pasal 3 UU Merek*;
Dimasukkannya Ir. Hendro Yassin, MSc., Ph.D, sebagai
TURUT TERGUGAT l dan Ir. Asri N. I. Adjidarmo, M.S.,
sebagai TURUT TERGUGAT II dalam gugatan aquo selain
demi kelengkapan pihak yang digugat juga dikarenakan TURUT
TERGUGAT II masih saja mempergunakan merek atas logo
Trisakti dengan mengatasnamakan Badan Hukum Pendidikan
Universitas Trisakti yang mana keberadaannya telah ditolak
oleh pemerintah c.q. Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia c.q. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum
melalui suratnya tertanggal 8 Oktober 2002, No. C.HT.01.10-18
(vide Bukti P-7) yang juga telah diperkuat dengan Putusan
. Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam
perkara perdata merek tanggal 16 Januari 2003 No.
49/MEREK/2002/PN.NIAGA.JKT.PST di Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (vide Bukti P-2), yang
38 < Peran
Himpunan putusan-putusanImran
pengadilan..., Pengadilan Niaga:Razif,
Bukhari MEREKFH(5) UI, 2008
sebagaimana disebutkan dalam kepulusan dimaksud tidak jeia6
yang mana dan milik siapa. Lebih-lebih harta tidak bergerak, yang
berupa tanah yang dipakai untuk mendirikan bangunan Kampus
Universitas Trisakti di Jalan Kyai Tapa nomor 1 Jakarta Barat pada
waktu dikeluarkan keputusan tersebut berada dalam penguasaan
Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen
Keuangan(hingga sekarang). Akibatnya, Keputusan nomor 0281/U/
1979 tanggal 31 Desember 1979, yang dikeluarkan oleh Dr. Daoed
Joesoef selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut
menjadi bercacat hukum, karena tidak mendapat persetujuan
otoritas pemerintah yang berwenang c.q. Menteri Keuangan
Republik Indonesia, sehingga penyerahannya batal demi hukum.
Selain itu Surat Keputusan tersebut kenyataannya tidak pernah
dilaksanakan dalam waktu yang ditetapkan;
Sehingga di dalam prakteknya baik secara de facto maupun de jure
kewenangan YAYASAN TRISAKTI tetap terbatas pada pembinaan
di bidang non-akademik hingga saat sekarang. Sedang penyeleng
garaan universitas, baik dalam pengelolaan bidang akademik
maupun keuangan dilakukan oleh PIMPINAN U N IVER S ITA S T R I
SAKTI bersama-sama dengan SENAT U NIVERSITAS TRISAKTI.
Dengan dana penyelenggaraannya seluruhnya bersumber dari SPP
(Sumbangan Penyelenggaraan Pembangunan) dan BPP (Biaya
Penyelenggaraan Pendidikan) yang berasal dari Mahasiswa
Universitas Trisakti;
Tidak ada partisipasi dana (financial) dari pihak YAYASAN
TRISAKTI dalam bidang penyelenggaraan;
Praktek penyelenggaraan UNIVERSITAS TRISAKTI seperti itu juga
ternyata diatur dalam STATUTA UNIVERSITAS TRISAKTI TAH UN
2001 pada Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (1), serta STATUTA
UNIVERSITAS TRISAKTI TAHUN 2001/R pada Pasal 13 ayat (1)
dan Pasal 14 ayat (1), yang antara lain menyebutkan "Universitas
diselenggarakan secara bersama sebagai suatu kesatuan oleh
Yavasan sebagai pembina dan Pimpinan Universitas beserta Senat
Universitas sebagai pengelola" Dan "Pembinaan dilaksanakan oleh
Pengurus Yayasan dalam penetapan kebijakan dasar
penyelenggaraan pendidikan";
Peran pengadilan...,
Putusan NomorImran Bukhari Razif, FH UI, 2008
20/Merek/2003/PN.Nlagam£
Dengan demikian adalah tidak benar dan bertentangan dengan
dokumen-dokumen resmi vang ada di UNIVERSITAS TRISAKTI
bahwa YAYASAN TRISAKTI adalah pemilik, pengelola, pembina
dan penanggung jawab UNIVERSITAS TRISAKTI, sebagaimana
layaknya Yayasan yang didirikan oleh masyarakat yang menyeleng
garakan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) menurut PP 60/1999;
Bahwa mengingat status hukum Universitas Trisakti yang khas
sebagaimana tersebut diatas, dengan tidak mengurangi status
Yayasan Trisakti sebagai pembina Universitas Trisakti, Senat
Universitas Trisakti sebagai badan normatif tertinggi Universitas
berdasarkan ketentuan pasal 41 ayat (7) Peraturan Pemerintah No.
60/1999 merevisi Statuta Universitas Trisakti tahun 2001 menjadi
Statuta Universitas Trisakti tahun 2001 Revisi. Ketentuan pasal 41
tersebut menyatakan: "Jabaran Statuta Universitas/Institut kedalam
rincian tugas unit dan uraian jabatan disemua jenjang struktur
organisasi universitas/institut ditetapkan oleh Senat Universitas/
Institut” Statuta 2001/R merupakan suatu revisi yang dimaksudkan
sebagai pedoman dasar dalam penyelenggaraan Universitas
Trisakti mengenai hal-hal yang bersifat intem Universitas, dengan
Yayasan Trisakti tetap sebagai pembina;
Jetas untuk itu tidak diperlukan persetujuan Yayasan. Ini sesuai
dengan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang 2/1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan: "Perguruan Tinggi
memiliki otonomi dalam pengelolaan lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan tinggi dan penelitian ilmiah.";
Bahwa mengingat KAMPUS UNIVERSITAS TRISAKTI telah
ditetapkan oleh masyarakat sebagai KAMPUS REFORMASI, maka
dalam menyikapi:
a. Dinamika Internasional dan proses globalisasi yang terus
berlangsung yang telah menimbulkan persaingan yang
semakin tajam dalam dunia pendidikan tinggi, sehingga
perlu membangun kelembagaan dalam lingkup Universitas
Trisakti yang dapat meningkatkan mutu dan daya saing
Universitas Trisakti;
b. Hasil studi banding melalui benchmarking dengan
universitas-universitas di luar negeri, di mana untuk
meningkatkan mutu dan daya saing diperlukan lembaga
Peran putusan-putusan
40 < Himpunan pengadilan...,Pengadilan
Imran Bukhari Razif,(5)
Niaga: MEREK FH UI, 2008
yang otonom dalam merencanakan, menyelenggarakan
dan mengembangkan universitas;
C. Perjuangan terwujudnya kesetaraan antara Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
tanpa dikotomi dalam sistem pendidikan nasional, sejalan
dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 1999, serta dalam mengisi kekosongan hukum yang
mengatur Badan Hukum Pendidikan secara khusus;
Maka SENAT UNIVERSITAS TRISAKTI menganggap perlu
menetapkan UNIVERSITAS TRISAKTI menjadi LEMBAGA
OTONOM yang berbentuk perhimpunan (perkumpulan) dengan
nama BADAN HUKUM PENDIDIKAN UNIVERSITAS TRISAKTI
berdasarkan ketentuan Pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata Indonesia;
Sejalan dengan itu untuk memenuhi aspek hukumnya (legal aspect)
maka berdasarkan Keputusan Senat Universitas Trisakti nomor
001/S/KBH/USAKTIA/II/2002 tanggal 3 Juli 2002 serta persetujuan
dan dukungan Departemen Pendidikan Nasional - sebagai lembaaa
vano membuka Universitas Trisakti dan mendirikan Yavasan
Trisakti. serta sebaoai lembaoa vang berwenang dan bertanoouno
iawab dalam pendidikan nasional - agar UNIVERSITAS TRISAKTI
dapat dijadikan salah satu model Perguruan Tinggi di Indonesia,
sebagaimana ternyata dalam suratnya Direktur Jenderal nomor
1795/D/T/2002 tanggal 26 Agustus 2002, didirikanlah Badan Hukum
Pendidikan UNIVERSITAS TRISAKTI, sebagaimana dimuat dalam
akta nomor 27 tanggal 29 Agustus 2002 yang dibuat dihadapan Edi
Priyono, SH, Notaris di Jakarta. Selanjutnya akta tersebut telah
didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal
2 September 2002 dengan nomor 146/2002, dan telah diterbitkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2002 dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 24
September 2002 Nomor 77;
Bahwa dalam pembentukan Badan Hukum Pendidikan tersebut
tidak ada pemikiran dari Universitas Trisakti untuk meninggalkan
Yayasan Trisakti sebagaimana yang dibentuk dengan akta notaris
Eliza Pondaag tanggal 27 Januari 1966 nomor 3 1 ;
Peran
48 < Himpunan pengadilan...,
putusan-putusan Imran
Pengadilan Bukhari
Niaga: MEREKRazif,
(5) FH UI, 2008
Yang diterjemahkan oleh Prof. R. Subekti, SH dan r .
Tjitrosudibio sebagai berikut:
*Semua perkumpulan yang sah adalah, seperti halnya dengan
orang-orang preman, berkuasa melakukan tindakan-tindakan
perdata dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan umum,
dalam mana kekuasaan itu telah dirubah, dibatasi atau
ditundukkan pada acara-acara tertentu*
Bahwa baik sebelum dan sesudah dibentuknya Badan Hukum
Pendidikan Universitas Trisakti, Universitas Trisakti telah
melakukan perbuatan hukum sebagai subyek hukum ;
Bahwa Universitas Trisakti berdasarkan Akte Pendirian
Universitas Trisakti sebagai Badan Hukum Pendidikan No. 27
tertanggal 29 Agustus 2002, yang dibuat oleh Notaris Jakarta
Edi Priyono, SH, yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Barat dan telah diumumkan dalam Tam bahan Berita RI
No. 77 tanggal 24-9-2002 adalah merupakan badan hukum
yang sah menurut peraturan perundangan-undang ;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Niaga dalam perkara Niaga
No. 49/MEREK/2002/PN.NIAGA.Jkt-Pst yang menyatakan
Badan Hukum Pendidikan Universitas Trisakti bukanlah
merupakan Badan Hukum adalah tidak tepat dan tidak mengikat
untuk menyatakan sah atau tidak sah Badan Hukum Pendidikan
Universitas Trisakti tetapi merupakan kewenangan dari
lingkungan Peradilan Umum/ Pengadilan Negeri untuk menilai
hal tersebut;
Bahwa selain itu, masalah Badan Hukum Pendidikan
Universitas Trisakti masih dalam proses penyelesaian pada
Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang terdaftar pada perkara
perdata No 411/Pdt.G/ 2002/PN.Jkt-Bar, oleh karena itu sampai
saat ini, belum terdapat satu putusan pun yang menyatakan
bahwa Badan Hukum Pendidikan Universitas Trisakti tidak s a h ;
Bahwa Tergugat dan Para Turut Tergugat menolak dalil
gugatan Penggugat pada poin 5 gugatannya, dengan alasan:
Bahwa Pengumuman yang dilakukan oleh Tergugat dan Para
Turut Tergugat dilakukan dalam kedudukan jabatan masing-
Peran pengadilan...,
50 < Himpunan putusan-putusanImran Bukhari
Pengadilan Niaga:Razif,
MEREKFH(5) UI, 2008
Badan Hukum Pendidikan Universitas Trisakti. Porfu juga
majelis hakim ketahui bahwa kedudukan hukum Badan Hukum
Pendidikan Universitas Trisakti tersebut sampai saat ini masih
dalam perselisihan dengan Penggugat di Pengadilan Negeri
Jakarta-Barat yang terdaftar dalam perkara No. 411/Pdt.G/
2002/PN.JKT.BRT;
Bahwa Tergugat dan Para Turut Tergugat menolak dalil
gugatan Penggugat pada poin 6 gugatannya, dengan alasan:
Bahwa kebijakan yang dilakukan oleh Penggugat dalam
memberhentikan Tergugat sebagai Rektor adalah merupakan
kebijakan yang keliru dan tidak berdasarkan hukum ;
Bahwa Pemberhentian Tergugat selaku Rektor oleh Penggugat
berdasarkan surat keputusannya No. 310K/YT/SK/IX/2002
tanggal 4 September 2002 adalah tidak sah karena bertentang
an dengan ketentuan Pasal 31 ayat (1) Statuta 2001 R berbunyi
"Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus Yayasan
berdasarkan usulan Senat Universitas, untuk kemudian
dilaporkan kepada Menteri" Jo. Pasal 30 ayat (1) Statuta 2001
"Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus Yayasan
berdasarkan usulan Senat Universitas, untuk kemudian dilapor
kan kepada Menteri" Jo. pasal 39 ayat (2) PP 60/1999 yang
menyatakan "Rektor Univereitas/lnstitut yang diselenggarakan
oleh masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh badan
penyelenggara Universitas/Institut yang bersangkutan setelah
mendapat pertimbangan Senat Universitas/Institut";
Bahwa oleh karena itu Tergugat sebagai Rektor-Universitas
Trisakti yang telah diperpanjang masa jabatannya oleh Senat
Universitas tetap berhak bertindak dalam kapasitasnya sebagai
Rektor, Dengan demikian jelas tidak ada pelanggaran merek
yang dilakukan oleh Tergugat, karenanya gugatan Penggugat
sangat mengada-ada dan sudah seharusnya ditolak untuk
seluruhnya;
Bahwa selain itu kedudukan Tergugat sebagai Rektor
Universitas Trisakti sampai saat ini eksistensinya masih diakui
oleh masyarakat umum, Pemerintah, maupun dunia
Internasional;
A tau :
Peranputusan-putusan
56 < Himpunan pengadilan...,Pengadilan
Imran Bukhari Razif,(5)
Niaga: MEREK FH UI, 2008
T -6 Tambahan Berita Negara RI tanggal 9-7-1991 No. 55
tentang Pengumuman Pernyataan Keputusan Musyawa
rah Yayasan Trisakti. (asli ada pada Penggugat/Yayasan
Trisakti);
T -7 Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta No. 07684/IMB/1988 tentang IMB
tanggal 1-11-1988 atas nama Universitas Trisakti (Bukti
asli ada pada Universitas Trisakti/Tergugat dan Para
Turut Terquqat);
CO
—i
a>
58 < Peran
Himpunan putusan-putusanImran
pengadilan..., Pengadilan Niaga: Razif,
Bukhari MEREKFH(5) UI, 2008
T -21 Surat Keterangan dari Pengadilan Negeri Jakarta- Pusat
No. W7.DC.Hd.1399/lll/2003 tertanggal 25 Maret 2003
tentang pengecekan Akta Notaris No. 152 tertanggal 31
Januari 1991 tentang "Pernyataan Keputusan
Musyawarah Pimpinan Yayasan Trisakti" Yang dibuat
oleh Acmad Abid, SH, selaku Notaris Pengganti dari
Sutjipto, SH Notaris di Jakarta(Bukti asli ada pada
Universitas Trisakti/Tergugat dan Para Turut Tergugat);
T -22 Twentieth Century Calender. (Bukti asli ada pada
Universitas Trisakti/Tergugat dan Para Turut Tergugat);
T -23 Surat Universitas Trisakti tertanggal 28-10-2002 Tentang
Sejarah singkat terciptanya dan Penggunaan Logo/
Lambang Universitas Trisakti yang ditandatangani oleh
Prof. Drs. J. Pamudji Suptandar (Bukti asli ada pada
Universitas Trisakti, Tergugat dan Para Turut Tergugat);
T -24 Ijazah Sarjana Lengkap Fakultas Hukum Universitas
Trisakti yang telah di sahkan oleh Kopertis yang
menunjukkan Universitas Trisakti Telah menggunakan
Logo/Lambang Universitas Trisakti sejak tahun 1967.
(Bukti asli ada pada Universitas Trisakti, Tergugat (Bukti
asli ada pada Universitas Trisakti, Tergugat dan Para
Turut Tergugat);
T -25 Surat Undangan yang ditujukan kepada Prof. Thoby
Mutis selaku Rektor Universitas Trisakti baik dalam skala
Nasional maupun Internasional;
T -26 Statuta Universitas Trisakti tahun 1955;
T -27 Surat Tanda bukti lapor No. Pol TBL/lV/2003/Siaga III
a.n. Advendi Simangunsong tertanggal 29 April 2003
yang dibuat oleh Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia Badan Reserse Kriminal Jl Trunojoyo
No. 3 Kebayoran Barn Jakarta Selatan;
T -28 Surat gugatan darr permohonan sita jaminan (Conser-
vatiori Beslag) Nomor 411/PDT.G.JKT.BRT, dalam
perkara antara: Yayasan Trisakti Penggugat I dan Prof.
DR. Azril Azahariu Penggugat II Melawan : Prof. DR.
Peran pengadilan...,
4 Mnpunan Imran Bukhari
putusan-putusan Pengadilan Razif, FH
Niaga : MEREK (5) UI, 2008
tindakan pendahuluan untuk kefaedahan salah satu pihak atau
kedua belah pihak. Bahkan menurut U/ik Mulyadi, SH, bahwa
tuntutan itu adalah tuntutan yang berisikan agar hakim menjatuhkan
putusan yang sifatnya mendesak dilakukan terhadap salah satu
pihak dan bersifat sementara, disamping adanya tuntutan pokok
dalam surat gugatan (Tuntutan Provisionil datam Hukum Acara
Perdata Pada Praktek Peradilan. Djambatan, Cetakan Pertama,
1996, halaman 25);
Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah
Agung dalam Putusannya Nomor : 1070K/Sip/1972 tanggal 7 Mei
1973 yang menyatakan bahwa tuntutan provisionil yang tercantum
dalam pasal 180 HIR, hanyalah untuk memperoleh tindakan-
tindakan sementara selama proses beijalan ; Tuntutan Provisional
Mengenai Pokok Perkara (bodem geschil) tidak dapat diterima
(Olden Bidara,SH, Hukum Acara Perdata, Pradnya Paramita,
Jakarta, Cetakan Kedua, 1987, halaman 87-B8, Ridwan Syahroni,
SH, Buku Materi Dasar Hukum Perdata, Catur Adyta, Bandung,
Cetakan Kedua halaman 124);
Menimbang, bahwa dari pengertian tuntutan provisional
tersebut dapat disimpulkan bahwa tuntutan provisional merupakan
tuntutan sementara bersifat mendesak untuk persiapan atau
mendukung putusan terhadap pokok perkara yang bermanfaat bagi
salah satu atau kedua belah pihak yang berperkara. tetapi tuntutan
provisional tidak dapat diterima kalau sudah mengenai pokok
perkara;
Menimbang, bahwa apabila pendapat hukum diatas
dihubungkan dengan tuntutan provisional Penggugat maka nampak
tuntutan provisional Penggugat telah memasuki materi substansi
pokok perkara, sebab Tergugat disuruh menghentikan penggunaan
merek atas logo TRISAKTI yang dianggap pelanggaran atas merek
milik Penggugat, padahal materi inilah yang akan dibahas dalam
pokok perkara, lagipula apabila tuntutan tersebut dikabulkan
dikhawatirkan penyelenggaraan pendidikan akademis tidak dapat
berfungsi secara optimal sehingga dapat merugikan masyarakat
luas khususnya mahasiswa Universitas TRISAKTI;
Menimbang, demikian pula terhadap tuntutan provisionil yang
menyangkut uang paksa karena berkaitan dengan tuntutan pokok
Peran putusan-putusan
62 < Himpunan pengadilan...,Pengadilan
Imran Bukhari Razif, (5)
Niaga: MEREK FH UI, 2008
2. Badan Hukum Pendidikan Universitas TRISAKTI telah menjadi
fakta hukum yaitu secara tegas ditolak berdasarkan Surat
Departemen Kehakiman dan HAM RI Nomor C.HT.01.10-18
tanggal 8 Oktober 2002 dan ditegaskan dalam pertimbangan
hukum perkara merek Nomor : 49/MEREK/2002/PN.NIAGA.
JKT.PST tanggal 16 Januari 2003;
3. Bahwa Badan Hukum Pendidikan Universitas TRISAKTI telah
dinyatakan tidak sah dan dianggap tidak pernah ada sehingga
tidak dapat ditarik sebagai pihak dalam gugatan aquo karena
sudah berwujud dan tidak pemah ada sebagai subjek hukum;
4. Bahwa gugatan telah tepat diajukan selaku pribadi karena
Tergugat sudah tidak mempunyai hubungan hukum apapun
dengan Penggugat maupun dengan Universitas TRISAKTI
sebab jabatan sebagai Rektor sudah berakhir tanggal 9
September 2002 dan telah diberhentikan oleh Yayasan
TRISAKTI;
5. Bahwa gugatan Penggugat jelas menunjukkan perbuatan
pelanggaran hukum yang dilakukan Tergugat dibantu Para
Turut Tergugat atas logo TRISAKTI dalam iklan pengumuman
yang mengaku sebagai Rektor Universitas TRISAKTI, badan
hukum pendidikan yang tidak sah;
Menimbang, bahwa oleh karena Undang-Undang merek tidak
mengatur perihal eksepsi maka dengan adanya eksepsi tersebut
dalam praktek beracara di Pengadilan Negeri berlaku ketentuan
dalam hukum acara perdata HIR;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan eksepsi atau
tangkisan adalah jawaban yang tidak langsung mengenai pokok
perkara atau konkritnya adalah jawaban mengenai formalitas dari
surat gugatan/perlawanan;
Menimbang, bahwa HIR hanya mengenal satu macam eksepsi
ialah eksepsi perihal tidak berwenangnya Hakim, eksepsi ini terdiri
dari 2 macam ialah eksepsi yang menyangkut kekuasaan absolut
dan eksepsi yang menyangkut kekuasaan relatif, kedua macam
eksepsi ini termasuk eksepsi yang menyangkut acara dimana
hukum acara perdata disebut eksepsi Prosesuiil;
Peran
68 < Himpunan pengadilan...,
putusan-putusan Imran Bukhari
Pengadilan Razif, FH
Niaga: MEREK (5) UI, 2008
Menimbang, bahwa oleh karena gugat nggugat terhadap
Tergugat didasarkan sebagai pribadi L. . sebagai Rektor
sedangkan status hukum jabatan Tergu' masih merupakan
persoalan hukum dengan Penggugat di Per.„jdilan Negeri Jakarta
Barat sehingga gugatan yang demikian harus dinyatakan tidak dapat
diterim a;
Menimbang, bahwa oleh karena dasar gugatan dinyatakan tidak
diterima maka tuntutan Penggugat lainnya menjadi tidak berdasar
dan tidak beralasan secara hukum karenanya harus dinyatakan
tidak dapat diterima p u la;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan
tidak dapat diterima maka Penggugat harus dihukum untuk
membayar biaya perkara yang besarnya sebagaimana tercantum
dalam amar putusan in i;
Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat yang telah
dipertimbangkan diatas, Pengadilan berpendapat bahwa bukti surat-
surat lainnya yang tidak relevansinya dengan perkara ini haruslah
dikesampingkan;
Memperhatikan ketentuan hukum dan Peraturan Perundang-
Undangan yang berkaitan dengan perkara in i:
MENGADILI
DALAM PROVISI
Menyatakan tuntutan provisonil penggugat tidak dapat diterim a;
DALAM EKSEPSI
Menolak eksepsi Para Tergugat;
DALAM POKOK PERKARA
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterim a;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat Majelis Hakim pada hari
KAMIS, TANGGAL 19 JUNI 2003 dengan H. ASEP IWAN
IRIAWAN, SH. Sebagai Hakim Ketua Majelis, Hj. NUR ASLAM
PANITERA PENGGANTI
ttd.
RAVITA LINA, SH
Melawan:
1. KIKY THONDY KARTAW1DJAJA. terakhir diketahui beralamat
di jalan Muara No. 33, RT 005, RW 05 Kecamatan Astana
Anyar, Bandung, Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT-1:
2. DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAK AZAZ1 MANUSIA QQ
DIREKTORAT JENDRAL HAK ATAS KEKAYAAN
INTELEKTUAL QQ KANTOR MEREK beralamat di Jl. Daan
Mogot KM. 24 Tangerang, yang dalam hal ini diwakili oleh
Yuslisar Ningsih, SH, John Henry, SH, Jujun Zaenuri, SH, Rr
Tyasworo SA, SH, Nova Susanti, SH, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 21 April 2003 untuk selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT-II: