Anda di halaman 1dari 106

SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS KONTRAK ELEKTRONIK DALAM KOMUNITAS


ARISAN ONLINE MAMSHA DI WILAYAH PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Diajukan oleh :
Argha Dichandra

NPM : 150512156
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA


FAKULTAS HUKUM
2021

I
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS KONTRAK ELEKTRONIK DALAM KOMUNITAS


ARISAN ONLINE MAMSHA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

Diajukan oleh :
Argha Dichandra

NPM : 150512156
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis

Telah Disetujui Untuk Ujian Pendadaran

Dosen Pembimbing Tanggal : xxxxxxxx

Tanda Tangan :
Dr. Ign. Sumarsono Raharjo, S.H., M.Hum

II
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS KONTRAK ELEKTRONIK DALAM KOMUNITAS


ARISAN ONLINE MAMSHA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

Penulisan Hukum/Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji ujian


Penulisan Hukum/Skripsi Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dalam sidang akademik yang diselenggarakan pada


Hari : ………………
Tanggal :……………….
Tempat :……………….

Susunan Tim Penguji Tanda Tangan


Ketua : …………………….. ………………………….
Sekretaris : …………………….. ………………………….
Anggota : …………………….. ………………………….

Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dr. Y. Sari Murti Widiyastuti, S.H., M.Hum.

III
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat,

hikmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Kontrak Elektronik Dalam

Komunitas Arisan Online Mamsha di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di

Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dalam menyelesaikan

skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Penulis telah berusaha secara maksimal untuk mengatasi dengan

kerjasama dan memperoleh bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Y. Sari Murti Widayastuti, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta selaku Dosen Fakultas

Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

2. Bapak Dr. Ign. Sumarsono Raharjo, S.H., M.H. selaku Dosen Fakultas

Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta Dosen Pembimbing skripsi

yang selalu memberikan waktu, ide, kritik, saran yang membangun serta

selalu memberikan kesabaran dengan tulus membimbing mulai dari awal

bimbingan hingga akhirnya selesai menempuh pendidikan di Fakultas Hukum

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

3. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

IV
4. Kedua orang tua, I Wayan Cahya Pribadi dan Dwiyani Fitranti yang selalu

setia mendoakan, memberi semangat, kasih sayang, dan kesabaran kepada

penulis.

5. Ardha Vashti, kakak yang selalu mendukung penulis baik dalam doa, kasih

sayang dan semangat untuk mengerjakan skripsi ini.

6. Rika Gina Ernalia Tarigan, yang semenjak awal kuliah selalu setia menemani

dan mendukung penulis dengan penuh perhatian dan kasih sayang hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Aurelia Utari, sahabat yang selalu ada untuk penulis dan selalu mendukung

penulis dalam keadaan apa pun.

8. Ibu Erna Tri Rusmala Ratnawati S.H., M.Hum selaku narasumber yang telah

berkenan memberikan pernyataan, pandangan, dan masukan untuk keperluan

penelitian penulis.

9. Arimbi Rizqia Anggraeni, Meylanda Laksono Wibowo, Bintang Ajibari

Fadhli, dan Ade Bagus Kusuma selaku responden yang telah berkenan

memberikan pernyataan untuk keperluan penelitian penulis.

10. Terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini kelak berguna dan bermanfaat bagi

seluruh pembaca serta dapat menjadi bahan masukan dan pembelajaran.

Yogyakarta, xxxxxx

Penulis

Argha Dichandra

V
ABSTRACT

Perkembangan di dalam masyarakat saat ini terdapat suatu bentuk perjanjian yang
biasa disebut arisan dan dilakukan secara online. Arisan online tersebt dari sisi
hukum mempunyai beberapa masalah berkaitan dengan konstruksi hukumnya.
namun kedudukan komunitas ini masih terjadi masalah hukum karena termasuk
kualifikasi kontrak pinjam meminjam atau jual beli berbentuk elektronik atau
suatu badan hukum tertentu. Dari permasalahan tersebut, muncul beberapa
pertanyaan apakah arisan online yang dibuat oleh Komunitas Mamsha dapat
dikualifikasikan sebagai Kontrak Elektronik yang sah? serta bagaimana tanggung
jawab dan penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh owner dan member dalam
Komunitas Arisan Online Mamsha? Setelah melakukan penelitian hukum dengan
pendekatan empiris dengan harapan dapat menggali fakta sosial di masyarakat,
maka dapat disimpulkan arisan online yang diselenggarakan oleh Komunitas
Arisan Online Mamsha dapat dikualifikasi kontrak elektronik yang sah, karena
bentuknya perjanjian pinjam-meminjam yang sepanjang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: para pihak membuat persetujuan sejumlah uang tertentu untuk
dipinjamkan oleh owner dan kemudian dikembalikan oleh member dengan jumlah
dan kondisi yang sama. Perjanjian pinjam meminjam dikatakan kontrak elektronik
Ketika menggunakan sistem elektronik yang salah satu sarananya berupa chatting
Whatsapp serta transaksi elektronik berupa transfer ATM dan/atau M-Banking.
Kontrak Elektronik tersebut dapat sah sepanjang memenuhi persyaratan sahnya
perjanjian. Tanggung Jawab owner yaitu secara individu atas kesalahannya, serta
bertanggung jawab atas suatu pelanggaran yang dilakukan oleh para member.
Tanggung Jawab member yaitu secara individu atas kesalahannya yang tidak
melaksanakan kewajiban berupa iuran arisan, serta bertanggung jawab atas suatu
pelanggaran bagi dirinya. Penyelesaian sengketa yang dilakukan owner dengan
member yaitu berkomunikasi melalui chatting, telefon, atau video call di media
sosial, kemudian bertemu langsung untuk menyampaikan keinginan, keluh kesah
dan itikad baik untuk menyelesaikan sengketa.
keywords: electronic contract, mamsha online arisan community, liability,
dispute resolution

VI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa penulis hukum/skripsi ini

merupakan hasil karya asli dari pengetahuan penulis, bukan merupakan duplikasi

ataupun plagiasi karya orang lain. Jika dikemudian hari penulisan hukum/skripsi

ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya orang lain,

maka penulis siap dan bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi pada

ketentuan hukum yang berlaku.

Yogyakarta, xxxxx

Yang menyatakan,

Argha Dichandra

VII
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................iv
ABSTRACT ......................................................................................................vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................6
E. Keaslian Penelitian ......................................................................................6
F. Batasan Konsep ...........................................................................................15
G. Metode Penelitian .......................................................................................17
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................22
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................23
A. Tinjauan Kontrak Elektronik.......................................................................
1. Tinjauan Kontrak Pada Umumnya..........................................................
2. Tinjauan Kontrak Elektronik...................................................................
B. Aspek Hukum Arisan Online ......................................................................
1. Pengertian Komunitas Arisan Online......................................................
2. Hukum Arisan Online..............................................................................
3. Badan Usaha............................................................................................
C. Kontrak Elektronik Komunitas Arisan Online Mamsha di Wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta......................................................................70
D. Tanggung Jawab dan Penyelesaian Sengketa Yang Dilakukan Owner dan

VIII
Member Dalam Komunitas Arisan Online Mamsha Di Wilayah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta......................................................................82

BAB III PENUTUP.........................................................................................89


A. Kesimpulan .................................................................................................89
B. Saran.............................................................................................................90

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................92

IX
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di masyarakat, banyak terjadi perubahan secara substansial mengenai

transaksi yang dilakukan secara online, perkembangan sekarang lebih

condong pada penggunaan sarana prasarana melalui teknologi elektronik dari

pada konvensional, salah satunya terjadi di dalam arisan yang sekarang

berubah dari awalnya konvensional kepada inkonvensional. Arisan

merupakan perbuatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama

oleh beberapa orang selanjutnya di undi diantara para peserta untuk

menentukan siapa yang berhak memperolehnya, undian tersebut dilakukan

dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota

memperolehnya.1

Arisan yang menggunakan sarana teknologi sering disebut sebagai

arisan online. Arisan yang tidak pernah melakukan pertemuan secara bertatap

muka secara langsung. Arisan online sistemnya yaitu pinjam meminjam.

Owner selaku bandar arisan melakukan pengumpulan uang dari para member

serta memberikan uang get (perolehan hadiah) kepada para member dan

member selaku anggota arisan membayar setoran/iuran untuk nantinya

mendapatkan uang. Arisan online menggunakan sarana internet dan sistem

elektronik. Aspek hukum arisan online terdapat kesamaan dengan ketentuan

Pasal 1754 KUHPerdata yang berisikan suatu persetujuan dengan mana pihak

1
VDS Lawfirm, Aspek Hukum Arisan Online, https://www.vds-partnerslawfirm.com/aspek-
hukum-arisan-online/, diakses pada tanggal 12 Agustus 2021.
3

yang satu memberikan kepada pihak lain dengan jumlah tertentu barang-

barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang

terakhir ini akan mengembalikan sejumlah barang-barang tertentu yang sama

dengan jenis dan mutu yang sama pula.

Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat komunitas mamsha

arisan yang dilakukan secara online melalui chatting Whatsapp dan

Instagram. Komunitas mamsha merupakan kumpulan orang-orang yang

memberikan informasi dan berjualan produk-produk dagangan atau berjualan

jasa. Dengan perkembangan komunitas, maka munculah sebuah gagasan

dengan melakukan arisan secara online. Arisan ini dikenal dengan nama

Arisan Online Komunitas Mamsha. Di dalam Arisan online Komunitas

mamsha terdiri dari 1 (satu) owner dan 63 (enam puluh tiga) member

kemudian dibagi dalam beberapa kloter, dalam arisan tersebut terdapat 15

(lima belas) kloter, disetiap kloter terdapat 15 (lima belas) member , setiap

kloter berisi 15 (lima belas) member.

Istilah perikatan dan kontrak memiliki pengertian yang berbeda,

perikatan memiliki makna yang abstrak, maksudnya yaitu hubungan hukum

diantara para pihak, hubungan hukum tersebut menciptakan hak dan

kewajiban kepada salah satu pihak yang mengikatkan dirinya dalam

hubungan hukum tersebut. Perikatan lahir pada Perjanjian ataupun Undang-

Undang. Dasar hukumnya ada pada Pasal 1233 KUHPerdata.2

2
Magdalena Sukaryanti Malau, Tulus Siambaton, dan Uton Utomo, Tinjauan Keabsahan Arisan
Online Oleh Sekelompok Mahasiswa Dengan Perjanjian, Patik Jurnal, Volume 08, Nomor 1, April
2019, FH Universitas HKBP Nommensen, hlm. 22.
4

Kontrak akan melahirkan perikatan ketika suatu perbuatan oleh salah

satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain. Arisan online

sering kali dianggap oleh orang-orang sebagai suatu perjanjian meskipun

sering dilakukan berdasarkan kata sepakat dari para member dan owner

sekalipun tanpa dibuatkan suatu surat perjanjian secara fisiknya. Mengacu

pada Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat sahnya perjanjian tidak

menegaskan bahwa suatu perjanjian perlu berbentuk tertulis, yang terpenting

adalah sepakat, cakap, objek tertentu dan causa halal.

Tugas dan tanggung jawab owner pada setiap arisan memiliki

perbedaan yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa disamaratakan. Pengkajian

mengenai tugas dan tanggung jawab owner pada arisan harus melihat pada

kebiasaan di dalam masyarakat. Salah satu arisan di dalam Komunitas

Mamsha di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tugas

dan tanggung jawab yang berbeda. Owner sebagai penyelenggara arisan serta

yang bertanggung jawab atas pengelolaan arisan, sedangkan member adalah

peserta yang mengikuti arisan dan melakukan pembayaran arisan secara tepat

waktu. Arisan online mamsha ini bermanfaat untuk sebagai sarana untuk

memperoleh modal bantuan dalam usahanya pada member namun juga

tempat untuk menjalin komunikasi atau silaturahmi.

Di dalam Komunitas mamsha, terdapat 8 (delapan) member yang

tidak membayar kewajibannya sebagai member. Owner kesulitan untuk

membayar kepada para member yang pada saatnya mendapatkan arisan.

Pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan gugatan atas pembayaran


5

kewajiban yang tidak terlaksana. Owner memiliki hak untuk mengajukan

gugatan dengan pedoman Pasal 1400 KUHPerdata yaitu subrogasi. Subrogasi

merupakan penggantian hak-hak si berpiutang oleh seorang pihak ketiga,

yang membayar kepada si berpiutang. Owner menggantikan kedudukan para

member Komunitas mamsha tersebut yang berhak atas uang arisan bulanan

dari para member arisan, sehingga owner memiliki hak untuk mengajukan

gugatan jika member tersebut tidak juga membayar iuran uang arisannya.

Perlu diperhatikan sebelum mengajukan gugatan, owner sebelum

mengajukan gugatan perlu mengirimkan somasi (teguran) kepada para

member yang tidak melaksanakan kewajiban, apabila member telah menerima

dan tidak merespon atas somasi tersebut barulah dianggap sebagai orang yang

tidak beritikad baik. Kontrak arisan akan menimbulkan hak dan kewajiban di

antara para member. Penyelesaian melalui litigasi, akan sulit untuk

membuktikannya, dikarenakan ini merupakan arisan online yang hanya

terdapat bukti chatting serta struk transaksi cetak oleh mesin ATM dan/atau

bukti screenshot transfer m-banking, sedangkan menurut Pasal 164 Het

Herzie Indonesich Reglement (HIR) yaitu bukti tulisan, bukti dengan saksi,

persangkaan, pengakuan dan sumpah.

Owner pun kebingungan, apakah bisa chatting Whatsapp Group dan

screenshot transfer m-banking dijadikan bukti dipersidangan, sedangkan

terdapat ketentuan-ketentuan pada Pasal 5 Undang Undang Nomor 19 Tahun

2016 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU ITE).


6

Pasal 5 Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan

Transaksi Elektronik (UU ITE) yang berisikan Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum

yang sah sepanjang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang

Undang ini. Hal ini, tidak berlaku untuk :

1. Surat yang menurut Undang Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis;

dan

2. Surat beserta dokumennya yang menurut Undang Undang harus dibuat

dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.

Kerasahan yang terjadi di dalam Komunitas Mamsha baik itu owner

dan para member mengenai apakah dengan adanya arisan online bisa

dikualifikasi sebagai kontrak elektronik atau badan hukum serta bagaimana

tanggungjawabnya owner dan member dalam Komunitas mamsha.

Berdasarkan uraian di latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk

membuat tulisan hukum dengan judul “Tinjauan Yuridis Kontrak

Elektronik Dalam Komunitas Arisan Online Mamsha Di Wilayah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah arisan online yang dibuat oleh Komunitas Mamsha Di Wilayah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat kualifikasi sebagai kontrak

elektronik yang sah?


7

2. Bagaimana tanggung jawab dan penyelesaian sengketa yang dilakukan

owner dan member dalam Komunitas Arisan Online Mamsha Di Wilayah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis arisan online yang dibuat oleh

Komunitas Mamsha Di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

merupakan kualifikasi kontrak elektronik.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab dan penyelesaian

sengketa yang dilakukan owner dan member dalam Komunitas Arisan

Online Mamsha.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdapat 2 jenis yaitu manfaat teoritis dan manfaat

praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

hukum pada umumnya serta perkembangan bidang hukum bisnis lebih

khusus tentang kontrak elektronik dalam arisan online.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis yaitu memberikan wawasan mengenai kontrak elektronik

khususnya mengenai kontrak elektronik dalam arisan online di

Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

b. Bagi Masyarakat agar memberikan wawasan tentang kontrak

elektronik dalam komunitas arisan online dan menyadari akibat


8

hukum dari kontrak elektronik dalam komunitas arisan online serta

mengetahui tanggung jawab dan penyelesaian dalam arisan online.

E. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian dengan judul tinjauan yuridis kontrak elektronik

dalam komunitas arisan online mamsha di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan karya asli penulis sehingga bukan merupakan

plagiasi. Beberapa skripsi terdapat kesamaan namun ada perbedaan dengan

skripsi yang penulis tuliskan. Perbedaan ada pada konsep hukum yang sama

namun berhubungan dengan konsep hukum lain yang berbeda atau memiliki

tema yang sama namun konsep hukumnya berbeda. Beberapa skripsi tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Judul

a. “Analisis Hukum Pelaksanaan Para Pihak Arisan Online Menurut

Hukum Perdata (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor.

106/Pdt.G/2017/PN.Plk)”

Nama : Indriwati Titania Hutauruk

NPM : 150200302

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Perdata BW

Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

b. Rumusan Masalah

1) Bagaimana kekuatan hukum terhadap kontrak yang dilakukan para

pihak pelaksanaan arisan online?


9

2) Bagaimanakah penyelesaian sengketa dan tanggung jawab para

pihak dalam pelaksanaan arisan online?

3) Bagaimanakah analisis hukum terhadap pertimbangan Majelis

Hakim dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor

106/Pdt.G/2017/PN.Plk?

c. Kesimpulan

1) Kekuatan hukum terhadap kontrak yang dilakukan para pihak

pelaksana arisan online, dalam pasal 1313 kitab undang-undang

hukum perdata bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

satu orang lain atau lebih. dari pasal 1313 kitab undang-undang

hukum perdata jelas bahwa kontrak yang dilakukan oleh kedua

belah pihak harus mengikuti persyaratan yang ditentukan, dan

harus mengikuti asas kesepakatan atau kepatutan. pada pasal 1320

kitab undang-undang hukum perdata menjelaskan memang tidak

mensyaratkan bahwa kontrak harus dalam bentuk tertulis. kontrak

arisan tersebut bersifat kontrak lisan dengan saling percaya antara

satu dengan yang lain akan menimbulkan hak dan kewajiban di

antara para pesertanya. kontrak ini akan mempunyai kekuatan

hukum apabila para pihak arisan telah sepakat mengadakan suatu

arisan dengan nilai uang atau barang tertentu dan dalam periode

waktu tertentu maka sebenarnya di antara para peserta arisan telah

terjadi suatu kontrak.


10

2) Penyelesaian sengketa dan tanggung jawab para pihak dalam

pelaksanaan arisan online, bentuk penyelesaian sengketa transaksi

dilakukan dengan menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa

alternatif berupa arbitrase, negosiasi, mediasi dan konsiliasi. pada

pelaksanaannya penyelesaian sengketa transaksi di indonesia belum

sepenuhnya bersifat online, namun undang-undang arbitrase

memberikan kemungkinan penyelesaian sengketa secara online

dengan mengunakan e-mail, maka para pihak yang bersengketa

dapat menyelesaikan sengketanya secara online tanpa harus

bertemu satu sama lain. di samping, itu para pihak memperoleh

kesempatan untuk bertemu, berdialog dan mengungkapkan

keinginan, kerugian, rasa penyesalan maupun itikad baik untuk

penyelesaian sengketa. implikasinya bukan hanya pada

penyelesaian sengketa wanprestasi arisan namun juga pada

pemulihan hubungan sosial para pihak yang bersengketa (pengurus

dan peserta arisan). tanggung jawab hukum dalam hukum perdata

berupa tanggung jawab seseorang terhadap perbuatan yang

melawan hukum. perbuatan melawan hukum memiliki ruang

lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan perbuatan pidana.

perbuatan melawan hukum tidak hanya mencakup perbuatan yang

bertentangan dengan undang-undang pidana saja, akan tetapi jika

perbuatan tersebut bertentangan dengan undang-undang lainnya

dan bahkan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tidak tertulis.


11

ketentuan perundang-undangan dari perbuatan melawan hokum

bertujuan untuk melindungi dan memberikan ganti rugi kepada

pihak yang dirugikan.

3) Pada analisis terhadap Putusan Nomor.106/Pdt.G/2017/Pn Plk

bahwa dalam sahnya kontrak pada pasal 1320 kitab undang-undang

hukum perdata tidak ada sama sekali menyarankan kontrak dibuat

dengan tertulis tetapi apabila terjadi wanprestasi sangat sulit untuk

membuktikannya, sehingga diperlukan pengakun dari pihak lawan

yang membuat kontrak tersebut dan didengar oleh saksi-saksi di

persidangan, maka kontrak tersebut telah terbukti adanya

wanprestasi.sehingga apa yang telah dilakukan di dalam kontrak

tersebut terbukti adanya wanprestasi maka pihak yang harus

menganti kerugian yang timbul dari kontrak tersebut.

Perbedaanya dengan skripsi ini adalah Indriwati Titania Hutauruk

menitikberatkan pada kekuatan hukum dari kontrak untuk pembuktian di

persidangan, tanggung jawab owner dan member arisan serta

penyelesaiannya serta analisis pada Putusan Nomor.106/Pdt.G/2017/Pn

Plk, sedangkan penelitian penulis yang nantinya akan meneliti mengenai

kontrak elektronik dalam komunitas arisan online mamsha di wilayah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta beserta tanggung jawab dan

penyelesaian sengketa owner dan member dalam kontrak elektronik

komunitas arisan online mamsha di wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.
12

2. Judul

a. “Kontrak Jual Beli Online Dalam Kitab Undang Undang Hukum

Perdata Dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah”

Nama : Aprillita Zainati

NPM : 1423202048

Program Studi : Ekonomi Syariah

Program Kekhususan : Mu’amalah

Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

b. Rumusan Masalah

1) Bagaimana keabsahan kontrak jual beli online dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah (KHES)?

2) Bagaimana persamaan dan perbedaan kontrak jual beli online

ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)?

c. Kesimpulan

1) Kontrak jual beli diatur dalam buku III KUHPerdata tentang

perikatan. Kontrak jual beli terjadi karena adanya suatu

kesepakatan antara para pihak. Keabsahan dari kontrak jual beli

online itu berdasarkan asas kebebasan berkontrak sebagaimana

yang telah diatur dalam pasal 1338 KUHPer tentang kebebasan

berkontrak, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, Peraturan Pemerintah Nomor


13

82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi

Elektronik, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen. Berdasarkan akad jual beli dalam Islam,

Kontrak jual beli online itu sudah ada sejak masa Nabi, yang

ditandai dengan surat al-Baqarah ayat 282. Kontrak jual beli online

dalam KHES itu diqiyaskan dengan akad salam dan istishna’. Akad

salam dan istishna’ dalam KHES itu diatur dalam pasal 20 KHES.

2) Persamaan dan Perbedaan keabsahan dari Kontrak Jual Beli Online

dalam KUHPer dan KHES yaitu: Persamaan, pertama terletak pada

maksud dari pengertian kontrak jual beli / akad jual beli dalam

KUHPer dan KHES yang sama-sama menimbulkan kesepakatan

antara para pihak yang melakukan kontrak jual beli dan

menimbulkan hubungan hukum. Kedua, persamaan konsep

kesepakatan yaitu sama- Sama menjelaskan kata sepakat harus

diberikan secara bebas, dalam arti tidak ada paksaan, penipuan dan

kekhilafan. Ketiga, persamaan maksud pasal 1330 KUHPer dan

pasal 4 KHES yang sama-sama menjelaskan masalah kecakapan

seseorang untuk membuat kontrak. Keempat, persamaan obyek

kontrak jual beli / akad jual beli yaitu sama-sama obyeknya harus

tertentu. Dan yang terakhir yaitu persamaan unsur-unsur

wanprestasi yaitu sama-sama tidak melakukan apa yang

dijanjikannya untuk melakukannya, melaksanakan apa yang

dijanjiakan tetapi tidak sebagaimana dijanjikan, melakukan apa


14

yang dijanjikannya tetapi terlambat, dan melakukan sesuatu yang

menurut kontrak tidak boleh dilakukan. Sedangkan Perbedaannya:

pertama, dilihat dari perbedaan batas umur kecakapan. Kedua,

perbedaan asasasas kontrak jual beli. Ketiga, perbedaan akibat

hukum wanprestasi.

Perbedaanya dengan skripsi ini adalah Aprillita Zainati lebih

menekankan pada konsep hukum Kuhperdata Indonesia dengan UU ITE

yang di bandingkan dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, serta

perbedaan dan persamaan keabsahan dari kontrak jual beli online dari

sudut padang KUHPER dan KHES. sedangkan penulis lebih menekankan

pada kontrak elektronik dalam arisan online dari sudut pandang

KUHPerdata dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen dengan diperkuat UU ITE.

3. Judul

a. “Keberlakuan Buku III Kuhperdata Dalam Kontrak Transaksi

Elektronik Online”

Nama : Hartanto Budiman

NPM : 0606079723

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Ilmu Hukum Hubungan Antara Sesama

Anggota Masyarakat

Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia

b. Rumusan Masalah
15

1) Apakah transaksi online melalui internet merupakan salah satu

bentuk perikatan yang diatur dalam buku III KUHPerdata?

2) Apakah buku III KUHPerdata relevan digunakan sebagai sumber

hukum dalam transaksi elektronik yang dilakukan secara online,

karena adanya perbedaan antara transaksi elektronik online dengan

kontrak konvensional?

3) Apakah buku III KUHPerdata dan peraturan Undang-Undang

terkait lainnya sudah memadai untuk mengatur kontrak/kontrak

yang dibuat dalam transaksi elektronik secara online?

c. Kesimpulan

1) Transaksi elektronik merupakan bentuk dari kontrak biasa, karena

transaksi elektronik merupakan salah satu bentuk perikatan yang

melahirkan hak dan kewajiban. Oleh karena itu dalam kontrak

elektronik ketentuan dalam buku III KUHPerdata yang mengatur

tentang kontrak pada umumnya dapat digunakan untuk melengkapi

ketentuan kontrak yang dibuat oleh para pihak.

2) Pada dasarnya ketentuan buku III KUHPerdata pada bagian umum

mengenai perikatan pada umumnya relevan untuk diterapkan dalam

kontrak transaksi elektronik. Hanya saja digunakan media

elektronik menimbulkan beberapa permasalahan yaitu pada syarat-

syarat terjadinya kontrak di mana empat syarat dalam Pasal 1320

KUHPerdata perlu disesuaikan agar dapat diterapkan dalam

transaksi elektronik.
16

3) Ketentuan perundang-undangan di Indonesia saat ini sudah cukup

memadai untuk mengatur kontrak dalam transaksi elektronik, hal

ini mengingat bahwa walaupun ketentuan dalam Undang-Undang

ITE tidak mengatur seluruh hal mengenai kontrak elektronik

terutama mengenai perlindungan konsumen, hal tersebut telah

diatur dalam UU tentang Perlindungan Konsumen. Hanya saja

karena peraturan pelaksana dari UU ITE ini belum juga disahkan,

maka ada beberapa ketentuan dalam UU ITE yang belum jelas

pengaturannya misalnya mengenai tanda tangan elektronik dan

penyelenggara transaksi elektronik.

Perbedaanya dengan skripsi ini adalah Hartanto Budiman lebih

menitikberatkan secara konsep hukum kontrak secara komprehensif yang

mana dikerucutkan pada jual beli transaksi elektronik, sedangkan penulis

lebih menitik beratkan konsep hukum kontrak secara sempit yang langsung

terkerucut pada kontrak elektronik dalam komunitas arisan online mamsha di

Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

F. Batasan Konsep

Penulis menguraikan beberapa pengertian dari “Tinjauan Yuridis

Kontrak Elektronik Dalam Komunitas Arisan Online Mamsha di Wilayah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” yaitu:

1. Kontrak Elektronik

Hakikat Kontrak Elektronik atau e-contract menurut Edmon

Makarim adalah perikatan ataupun hubungan hukum yang dilakukan


17

secara elektronik dengan memadukan jaringan (networking) dari sistem

informasi berbasis komputer (computer based information system) dengan

sistem komunikasi yang berdasarkan atas jaringan dan jasa

telekomunikasi (telecommunication based) yang kemudian difasilitasi

oleh adanya komputer global internet (network of network).3 Dengan kata

lain suatu kontrak yang didigitalisasi dokumennya ke dalam bentuk scan

atau soft copy.4 Penulis lebih fokus pada kontrak elektronik yang telah

dibuat oleh arisan online yang berada di Wilayah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

2. Transaksi Elektronik

Menurut Pasal 1 butir 2 Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik berisikan tentang Transaksi

Elektronik adalah tindakan hukum yang dilakukan dengan menggunakan

komputer, jaringan komputer dan/atau media elektronik lainnya. Dengan

demikian penulis lebih mengerucutkan pada Transaksi Elektronik yang

disebabkan dari kontrak elektronik dalam arisan online di Wilayah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Komunitas

Komunitas menurut KBBI adalah kelompok organisme (orang dan

sebagainya) yang hidup dan saling beraktifitas di dalam daerah tertentu

3
Dimas Prasojo, Hal-Hal Penting Dalam Perjanjian Elektronik (Clik-Wrap Agreement),
https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/hukum-perizinan/hal-hal-penting-dalam-perjanjian-
elektronik-clik-wrap-agreement-, diakses tanggal 7 Oktober 2020
4
Ibid.
18

dan biasanya terdapat ketertarikan yang sama. Kemudian penulis lebih

fokus pada Komunitas Arisan Online Mamsha Di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

4. Arisan Online

Menurut Martowijoyo bahwa mendefinisikan arisan sebagai

rotating savings and credit association (ROSCA) atau Asosiasi Tabungan

dan Kredit Bergilir. Sedangkan online adalah suatu istilah yang sering

digunakan pada saat terhubung dengan internet atau dunia maya. 5 Dengan

demikian penulis lebih menitik beratkan kepada Komunitas Arisan Online

yang berada di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum empiris.

Penelitian hukum empiris merupakan penelitian yang dilakukan

menitikberatkan pada fakta sosial. Penelitian ini dilakukan secara

langsung kepada responden dan/atau narasumber untuk mendapatkan data

primer yang didukung dengan data sekunder yang terdiri atas bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitin hukum

empiris ini adalah:

5
Pengajarku, Artikel Tentang Online, https://pengajar.co.id/online-adalah/, diakses tanggal 7
Oktober 2020.
19

a. Data primer yang berupa hasil wawancara dengan responden yakni 3

(tiga) pelaku usaha/owner arisan online dan 3 (tiga) member arisan

online.

b. Data sekunder terdiri atas :

1) Bahan hukum primer yaitu berupa peraturan perundang-

undangan :

a) Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

1945;

b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Staatsblad 1847

Nomor 23 tentang Burgerlijk Werboek Voor Indonesie (BW);

c) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

Dan Transaksi Elektronik, Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Sekretariat Negara, Jakarta;

d) Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

Dan Transaksi Elektronik, Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 251, Sekretariat Negara, Jakarta;

dan

e) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

1) Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat secara yuridis, seperti buku, literatur,

pendapat hukum, majalah, jurnal, hasil laporan penelitian, makalah


20

penelitian, dan dari website yang berhubungan dengan kontrak

elektronik, khususnya yang berkaitan dengan kontrak elektronik

dalam komunitas arisan online di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

2) Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang menjelaskan petunjuk

maupun arahan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder seperti kamus yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3. Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara, yaitu memperoleh data dari responden dan/atau

narasumber. Penulis mengetahui bahwa penelitian ini tidak cukup

apabila hanya berdasarkan studi kepustakaan saja maka penulis masih

perlu adanya tambahan data yang diperoleh dengan wawancara.

Wawancara akan dilakukan penuli dengan :

1) Ibu Erna Tri Rusmala Ratnawati, S.H., M.Hum. selaku Dosen

Hukum Perdata di Universitas Widya Mataram;

2) Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku pemilik (owner) Komunitas

arisan online mamsha Yogyakarta;

3) Meylanda Laksono Wibowo selaku member Komunitas arisan

online mamsha Yogyakarta;

4) Ade Bagus Kusuma selaku member Komunitas arisan online

mamsha Yogyakarta; dan


21

5) Bintang Ajibari Fadhli selaku member Komunitas arisan online

mamsha Yogyakarta.

b. Lokasi Penelitian

Lokasi daerah penelitian ini adalah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

c. Populasi

Populasi yaitu keseluruhan obyek dengan ciri yang sama

(homogenitas). Populasi bisa berupa himpunan orang, benda atau

tempat dengan sifat dan ciri yang sama. Penelitian tidak harus meneliti

semua obyek (populasi) tetapi cukup diambil sebagian saja untuk

diteliti sebagian sampel dengan disertai argumentasi. Populasi dalam

penelitian ini adalah owner dan member komunitas arisan online

mamsha di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

d. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil

dengan menggunakan metode purposive, random, bola salju, dan

sebagainya. Presentase sampel tergantung besarnya populasi. Populasi

jumlahnya terbatas maka tidak diperlukan sampel, seluruh populasi

dijadikan responden.

Penelitian ini, penulis menggunakan random sampling

sederhana, maksudnya adalah suatu teknik pengampilan sempel dari


22

anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi.6

e. Responden

Responden dalam penelitian hukum skripsi ini berjumlah 1

(satu) pemilik komunitas arisan online mamsha dan 3 (tiga) member

arisan online mamsha yaitu;

1) Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan

online mamsha Yogyakarta;

2) Meylanda Laksono Wibowo selaku member komunitas arisan

online mamsha Yogyakarta;

3) Bintang Ajibari Fadhli selaku member komunitas arisan online

mamsha Yogyakarta; dan

4) Ade Bagus Kusuma selaku member komunitas arisan online

mamsha Yogyakarta.

4. Narasumber

Narasumber adalah Ibu Erna Tri Rusmala Ratnawati, S.H., M.Hum.

selaku Dosen Hukum Perdata di Fakultas Hukum Universitas Widya

Mataram Yogyakarta.

5. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan terhadap:

a. Data primer, yaitu data kualitatif, dideskripsikan atau dijelaskan

dengan menggunakan kalimat yang menjelaskan tentang data tersebut;

6
https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/, diakses pada tanggal 13 Oktober
2020, hlm. 1.
23

b. Data sekunder berupa bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder dideskripsikan atau dijelaskan dengan menggunakan kalimat

yang menjelaskan data tersebut;

c. Data primer maupun data sekunder kemudian dianalisis yakni dengan

memberikan interpretasi atau memberikan makna dengan argumentasi

hukum. Analisis data yang dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu

analisis dengan ukuran-ukuran kualitatif. Hal yang perlu

dipertimbangkan dalam melakukan analisis data adalah adanya

kecenderungan, kesesuaian, disharmoni atau inkonsistensi.

d. Berdasarkan analisis data tersebut proses penalaran/metode berpikir

dalam penarikan kesimpulan digunakan metode berpikir induktif.

Menganalisis bahan hukum primer, yaitu deskripsi hukum positif,

sistematis hukum positif, analisis hukum positif, interpretasi hukum

positif dan menilai hukum positif, serta menganalisis bahan hukum

sekunder berupa data yang diperoleh dari narasumber. Setelah itu dengan

pemikiran logis dan sistematis akan ditarik kesimpulan dengan

menggunakan metode berfikir deduktif, yaitu pengambilan kesimpulan

dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta umum menuju kesimpulan yang

bersifat khusus.

H. Sistematika Penulisan Hukum

BAB I : Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, metode

penelitian dan sistematika penulisan hukum/skripsi.


24

BAB II : Pembahasan yang isinya adalah tinjauan komunitas arisan online,

tinjauan kontrak elektronik, kontraj elektronik komunitas arisan online

mamsha di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggung jawab

dan penyelesaian sengketa yang dilakukan owner dan member dalam

komunitas arisan online mamsha di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

BAB III : Penutup berisi kesimpulan dari jawaban rumusan masalah dan

saran.
25

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kontrak Elektronik

1. Tinjauan Kontrak pada Umumnya

a. Pengertian Hukum Kontrak

Pengertian Hukum Kontrak apabila diterjemahkan ke dalam

bahasa inggris yaitu contract of law, sedangkan dalam bahasa belanda

dengan istilah overeenscomstrecht.7 Pengertian Hukum Kontrak menurut

Lawrence M. Friedman dalam bukunya American Law An Introduction

sebagaimana yang dikutip oleh Salim H.S, yaitu merupakan seperangkat

hukum yang hanya mengatur segi-segi tertentu dari pasar dan mengatur

jenis kontrak tertentu.8 Ada pendapat dari Michael D Bayles yang

menjelaskan hukum kontrak atau contract of law adalah

“Might then be taken to be the law pertaining to


enforcement of promise or agreement.”9

Artinya adalah sebagai aturan hukum yang berhubungan dengan

pelaksanaan kontrak atau persetujuan.10 Kemudian melihat dari kontrak

menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu tindakan yang mana satu

orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih. 11
7
Salim H.S., 2003, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm. 3.
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Soimin, Soedharyo, 2015, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 328.
26

Maksud dari Pasal 1313 KUHPerdata lebih menekankan pada adanya

hubungan hukum dengan lahirnya hak dan kewajiban dimana satu pihak

mendapatkan haknya sedangkan pihak lain melaksanakan kewajiban.

Pengertian dari Pasal 1313 KUHPerdata hampir mirip dengan pendapat

Mr. Asser dalam bukunya yang berjudul Verbintenissenrecht, de

verbintenis ini het algemeen yang telah dikutip oleh M. Yahya Harahap

bahwa kontrak adalah

“suatu hubungan hukum kekayaan /harta benda antara dua


orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak
untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada
pihak lain untuk menunaikan prestasi.”12

Menurut Prof. Sri Soedewi Masychoen Sofwan menjelaskan

bahwa kontrak merupakan suatu perbuatan hukum dimana seorang atau

lebih mengikatkan diri dengan seorang atau lebih,13 sedangkan menurut

Prof. Dr. R. Wirjono Projodikoro mengartikan bahwa kontrak adalah

suatu tindakan hukum tentang harta benda kekayaan antara dua pihak,

satu pihak yang berjanji untuk melaksanakan suatu hal atau untuk tidak

melaksanakan suatu hal, disisi pihak lain berhak menuntut pelaksanaan

janji tersebut.14

Kontrak yang dibuat oleh Komunitas Mamsha Yogyakarta dalam

bentuk file document maupun bentuk fisik. Penggunaan bentuk kontrak

12
M. Yahya Harahap, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Jakarta, hlm. 6.
13
Evi Ariyani, 2013, Hukum Perjanjian, Ombak, Yogyakarta, hlm. 1.
14
Ibid. hlm. 2.
27

dalam file document apabila member yang mengikut kloter dengan get

nominal di bawah Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) prosedur

pengiriman kontrak file document dengan cara owner mengirimkan file

melalui media sosial (Whatsapp, Instagram ataupun media sosial yang

lain) kepada member yang berkeinginan untuk mengikuti arisan pada

kloter kemudian para member menerima file document, membaca dan

mengirimkan tanda tangan dalam bentuk foto yang kemudian dikirim ke

kontak owner agar nanti di masukan dalam perjanjian.

Penggunaan bentuk kontrak dalam bentuk fisik hanya untuk

member yang mengikuti kloter dengan nominal Rp 5.000.000,00 – Rp

10.000.000,00, prosedur pengiriman kontrak fisik dengan cara owner

mengirimkan kontrak fisik kepada alamat para member melalui

perusahaan kurir, kemudian mereka akan menerima, membaca serta

menandatangani di atas materai Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).

Menurut penulis bahwa Kontrak yang telah dibuat oleh Komunitas

Mamsha Yogyakarta dengan para membernya terdapat 2 (dua) bentuk

kontrak yaitu dalam bentuk kontrak elektronik dan juga dalam bentuk

kontrak konvensional (tertulis). Penulis hanya akan berfokus pada

kontrak elektronik pinjam-meminjam yang telah dibuat oleh komunitas

arisan online mamsha Yogyakarta.

b. Fungsi Kontrak
28

Fungsi kontrak dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu

fungsi yuridis dan fungsi ekonomis. fungsi yuridis kontrak adalah fungsi

yang dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak, sedangkan

fungsi ekonomis adalah menggerakan (hak milik) sumber daya dari nilai

penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi. 15 Menurut

penulis, kontrak yang telah dibuat oleh Komunitas arisan online mamsha

Yogyakarta terdapat fungsi yuridis. Fungsi yuridisnya ada pada para

member dan owner ingin sama-sama mendapatkan kepastian hukum agar

keresahan pada saat melaksanakan arisan terminimalisir serta dapat

menjadi bukti apabila terjadi sengketa hukum diantara member dengan

owner.

c. Asas-Asas Hukum Kontrak

Asas Hukum adalah suatu pedoman atau suatu rambu-rambu atau

landasan bagi peraturan perundang-undangan ataupun suatu aturan yang

baik.16 Adapun pendapat Paul Scholten yang mempertegas bahwa asas

hukum bukanlah aturan hukum. Asas hukum adalah suatu pedoman atau

landasan yang hanya membahas hal-hal yang sifatnya terlalu umum

sehingga tidak terlalu banyak berbicara (of niets of veel te veel zeide).17

Adapun asas-asas hukum yang berkaitan dengan hukum kontrak yaitu

15
Salim H.S, 2005, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm. 35.
16
Maria Farida Indrati S., 2019, Ilmu Perundang-Undangan Jenis, Fungsi dan Materi Muatan,
Kanisius, Yogyakarta, hlm. 252.
17
Ibid, hlm. 253.
29

asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, asas pacta sunt

servanda, asas itikad baik (Goede Trouw), asas kepribadian

(Personalitas).18

a) Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak, sampai saat ini tetap menjadi asas

penting dalam sistem hukum kontrak baik di dalam sistem civil law,

common law, ataupun sistem hukum lainnya. Asas kebebasan

berkontrak dalam sistem civil law dan common law serta berkembang

sering dengan pertumbuhan aliran filsafat yang menekankan

semangat individualism dan pasar bebas.19

Asas kebebasan berkontrak pada hakikatnya adalah suatu

pedoman atau landasan yang memberikan kemerdekaan atau

kebebasan terhadap para pihak untuk melakukan tindakan tertentu

yaitu: membuat atau tidak membuat kontrak, mengadakan kontrak

dengan siapapun, menentukan isi kontrak, pelaksanaan, dan

persyaratannya dan menentukan bentuknya kontrak yaitu tertulis

ataupun lisan.20

b) Asas Konsensualisme

Asas konsensualisme hakikat dari asas ini yaitu pedoman

yang menyatakan bahwa suatu kontrak pada umumnya tidak


18
Ibid.
19
Ridwan Khairandy, 2004, Iktikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, Cetakan Kedua, Program
Pasca Sarjana Fakultas Hukum UI, Jakarta, hlm. 43.
20
Salim H.S., Op.cit. hlm. 9.
30

diadakan secara formal, namun cukup dengan kesepakatan kedua

belah pihak. Kesepakatan merupakan persesuaian antara kehendak

dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak. 21 Asas

konsensualisme awal kata dari consensus yang artinya sepakat. Asas

konsualisme bukanlah untuk suatu kontrak disyaratkan adanya

kesepakatan. Suatu kontrak juga dinamakan persetujuan, berarti dua

pihak sudah setuju atau bersepakat mengenai suatu hal. Asas

konsensualisme menurut Subekti pada dasarnya kontrak dan

perikatan yang timbul karenanya itu sudah dilahirkan sejak detik

terwujudnya kesepakatan. Kontrak itu sudah sah apabila sudah

sepakat mengenai hal-hal pokok dan tidaklah diperlukan suatu

formalitas.22

Menurut Charles Fried menyatakan bahwa satu-satunya

alasan yang berlaku dan relevan untuk menandakan ada tidaknya

keterikatan atau kekuatan mengikat ialah unsur janji, maka

mewujudkan sifat kontraktual. Suatu kontrak timbul apabila telah ada

konsensus atau kesamaan presepsi untuk berkehendak antara para

pihak, sebelum tercapainya kata sepakat, kontrak tersebut tidak

mengikat. Konsensus tersebut tidak wajib dipatuhi apabila salah satu

pihak menggunakan paksaan, penipuan, ataupun adanya kekeliruan

21
Ibid, hlm. 10.
22
Subekti, 2004, Hukum Perjanjian, Cetakan ke-20, Penerbit Intermasa, Jakarta, hlm. 15.
31

akan ojek kontrak. Asas konsesualisme tidak mensyaratkan suatu

kontrak harus dibuat dalam wujud tertulis, kecuali beberapa bentuk

dari kontrak tertentu yang harus dibuat dalam bentuk tertulis.

Contohnya perjanjian kontrak perdamaian, kontrak hibah, dan

kontrak pertanggungan.23

c) Asas Pacta Sunt Servanda;

Asas kekuatan mengikat atau asas pacta sunt servanda yang

berarti janji itu mengikat. Suatu kontrak yang dibuat secara sah oleh

para pihak mengikat para pihak tersebut secara penuh sesuai

substansi kontrak tersebut. Pengikatan secara absolute suatu kontrak

yang dibuat oleh para pihak tersebut oleh hukum kekuatannya sama

dengan kekuatan mengikat dari produk hukum yaitu Undang-

Undang, ketika salah satu pihak tidak melaksanakan substansi

kontrak yang telah disepakati para pihak maka oleh hukum

disediakan ganti rugi dan atau bahkan perlaksanaan kontra secara

memaksa.24

Asas ini bisa disebut juga dengan asas kepastian hukum.

Maksudnya adalah sebuah landasan hakim atau pihak ketiga harus

menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak dan

23
Evi Ariyani, Op. Cit, hlm. 12.
24
Ibid, hlm. 13.
32

dianggap sebagai undang-undang bagi yang para pihak yang

membuatnya.25

d) Asas Itikad baik (Goede Trouw)

Asas itikad baik adalah suatu landasan bagi para pihak yaitu

pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak atas

dasar kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari

para pihak. Asas itikad baik dibagi menjadi 2 (dua) yaitu itikad baik

nisbi dan itikad baik mutlak. maksud dari itikad baik nisbi yaitu

orang memperhatikan siap dan tingkah laku yang konkrit dari subjek.

Itikad baik mutlak adalah penilaian yang menitik beratkan kepada

akal sehat dan keadilan, dibuat ukuran yang objektif untuk menilai

kondisi (penilaian tidak memihak) menurut norma-norma yang

objektif.

Asas itikad baik tertuang dalam Pasal 1338 Ayat (3) KUH

Perdata yang berbunyi ”Kontrak harus dilaksanakan dengan itikad

baik”.26 Hakikat asas itikad baik yaitu bentuk kejujuran para pihak

dalam membuat kontrak, patuh dan memegang teguh janji serta tidak

mengambil keuntungan dari tindakan yang menyesatkan.27

e) Asas Kepribadian (Personalitas)

25
Ibid.
26
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Op. Cit, hlm. 11.
27
Ridwan Khairandy, 2004, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak Cetakan-2, Pascasarjana
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakartahlm. 132.
33

Asas kepribadian (Personalia) merupakan asas yang berisikan

suatu landasan seseorang yang akan melakukan atau membuat

kontrak hanya untuk kepentingan pribadinya saja. Asas kepribadian

tertuang dalam Pasal 1315 KUH Perdata dan Pasal 1340 KUH

Perdata. Pasal 1315 KUH Perdata berisikan: “pada umumnya

seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau kontrak selain

untuk dirinya sendiri”, kemudian Pasal 1340 KUH Perdata berisikan:

kontrak hanya berlaku antara pihak yang membuatnya. ketentuan

tersebut ada pengecualiannya sebagaimana yang diatur dalam Pasal

1317 KUH Perdata yang berisikan “dapat pula kontrak diadakan

untuk kepentingan pihak ketiga, apabila suatu kontrak yang dibuat

untuk diri sendiri atau suatu pemberian kepada orang lain

mengandung syarat semacam itu”. Pengecualian pada ruang lingkup

yang lebih luas dari pada Pasal 1317 KUH Perdata yang intinya suatu

kontrak tidak hanya mengatur untuk dirinya sendiri, tetapi untuk

mengatur kepentingan ahli warisnya dan orang-orang yang terdapat

hak dari padanya.28

Substansi dari asas ini yaitu menentukan bahwa perorangan

akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan

pribadi saja.29 Menurut penulis, bahwa asas-asas di dalam kontrak

28
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Op. Cit, hlm. 12.
29
Salim H.S., Op.Cit, hlm. 12.
34

elektronik komunitas arisan online mamsha Yogyakarta telah

diterapkan, seperti Asas kebebasan berkontrak pada hakikatnya

adalah suatu pedoman atau landasan yang memberikan kemerdekaan

atau kebebasan terhadap owner dan member untuk melakukan

tindakan tertentu. Asas konsensualisme hakikat dari asas ini yaitu

pedoman yang menyatakan bahwa suatu kontrak elektronik

komunitas arisan online mamsha Yogyakarta secara pada umumnya

tidak diadakan secara formal, namun cukup dengan kesepakatan

kedua belah pihak dalam bentuk file document dengan memenuhi

Syarat sahnya Kontrak. Asas kekuatan mengikat atau asas pacta sunt

servanda yang memiliki arti janji itu mengikat bagi owner dan

member serta dianggap sebagai Undang Undang bagi owner dan

member. Asas itikad baik adalah suatu landasan bagi owner dan

member harus melaksanakan substansi kontrak atas dasar

kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari

owner dan member. Asas kepribadian (Personalia) merupakan asas

yang berisikan suatu landasan owner dan member yang akan

melakukan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan

pribadinya saja.

d. Syarat sahnya Kontrak

Syarat sahnya kontrak yaitu tetap mengacu pada Pasal 1320

KUHPerdata yang berisikan bahwa ada 4 syarat yang wajib terpenuhi,


35

yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, cakap untuk membuat

suatu perikatan, mengenai suatu hal tertentu dan suatu causa/sebab yang

halal.30 Syarat sahnya suatu kontrak diatur dalam Pasal 1320

KUHPerdata antara lain sebagai berikut:

1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

Syarat sah kontrak yang pertama adalah kesepakatan atau

consensus para pihak. Kesepakatan adalah kesesuaian persepsi

kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya. Sesuai itu

adalah pernyataannya karena kehendak itu tidak dapat diketahui orang

lain. Ada 5 (lima) cara terjadinya persesuaian pernyataan kehendak,

yaitu:31

a) Bahasa yang sempurna dan tertulis;

b) Bahasa yang sempurna secara lisan;

c) Bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lawan;

d) Bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lawannya;

e) Diam atau membisu tetapi asal dipahami atau diterima pihak

lawan

Tujuan pembuatan perjanjian secara tertulis diperuntukan agar

memberikan kepastian hukum bagi para pihak dan sebagai alat bukti

pada saat ada sengketa.32

30
Subekti, Op.Cit,, hlm. 17.
31
Salim H.S., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Indonesia, Op.Cit, hlm. 23.
32
Ibid, hlm. 24.
36

Substansi di dalam kontrak komunitas arisan online mamsha

Yogyakarta mengenai kesepakatan para pihak terdapat pada member

dan owner telah sama-sama memahami isi dalam kontrak, serta tidak

ada yang keberatan mengenai isi dalam kontrak tersebut. Adapula

tanda tangan para pihak yang terletak pada kolom tanda tangan

perjanjian walaupun dalam bentuk tanda tangan elektronik.

2) Cakap untuk membuat suatu perikatan;

Kecakapan bertindak adalah kecakapan atau kemampuan untuk

melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang

akan mememunculkan akibat hukum. Subjek hukum akan mengadakan

perjanjian haruslah subjek hukum yang cakap dan mempunyai

wewenang untuk melakukan perbuatan hukum, sebagaimana

ditentukan oleh UU. Orang yang cakap mempunyai kewenangan untuk

melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa. Ukuran

kedewasaan adalah telah berumur 21 Tahun dan sudah kawin. Orang

yang tidak berwenang untuk melakukan perbuatan hukum:33

a) Anak di bawah umur (minderjarigheid);

b) Orang yang ditaruh di bawah pengampun;

c) Istri (Pasal 1330 KUHPerdata)

33
Ibid
37

Pada perkembangan istri dapat melakukan perbuatan hukum

dengan sendirinya karena telah ada ketentuan pada Pasal 31 UU

Nomor 1 Tahun 1974 jo. SEMA No. 3 Tahun 1963.34

Substansi di dalam kontrak komunitas arisan online mamsha

Yogyakarta mengenai kecakapan para pihak dilihat dari syarat-syarat

di dalam kontrak elektronik komunitas arisan mamsha Yogyakarta,

member wajib berumur minimal 21 Tahun, kemudian pekerjaan

member-member yaitu menjadi pekerja, pengusaha ataupun menjadi

istri.

3) Suatu hal tertentu

Suatu hal tertentu yaitu objek dari perjanjian (onderwerp der

overeenskomst) yang menjadi sebuah prestasi (pokok perjanjian).

Prestasi yaitu apa yang telah menjadi kewajiban debitur dan apa yang

menjadi hak kreditur. Prestasi ini terdiri dari perbuatan positif dan

negatif. Prestasi terdiri atas:

a) Memberikan sesuatu;

b) Berbuat sesuatu; dan

c) Tidak berbuat sesuatu (Pasal 1234 KUHPerdata).

Substansi di dalam kontrak komunitas arisan online mamsha

Yogyakarta mengenai suatu hal tertentu adalah objek dari perjanjian

34
Ibid
38

yang menjadi sebuah prestasi dari member dan owner adalah

uang/dana.

4) Suatu sebab yang halal.35

Suatu sebab yang halal dalam bahasa Belanda diartikan

sebagai geoorloofde oorzaak yang berarti “suatu kausal yang tidak

terlarang”. Suatu sebab dinamakan terlarang apabila bertentanga

dengan Undang-Undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Pengambilan sebuah pemahaman, sepakat dilukiskan sebagai

pernyataan kehendak yang disetujui para pihak untuk mengadakan

perjanjian. Kehendak tersebut harus bersesuaian satu sama lain. Para

pihak memiliki kebebasan dalam menyatakan kehendak, artinya,

tidak ada tekanan dalam menyatakan kehendak tersebut. Kecakapan

mengandung pengertian bahwa para pihak yang membuat suatu

kontrak harus cakap menurut hukum, yaitu kemampuan untuk

menyadari tanggung jawab yang dipikul atas setiap perbuatan yang

dilakukan. Pengertian suatu hal tertentu adalah suatu kontrak yang

diperjanjikan adalah suatu hal tertentu atau suatu barang tertentu,

secara jelas dan terang. Pengertian suatu sebab yang halal adalah isi

atau maksud atau tujuan yang dikehendaki oleh para pihak dalam

35
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
39

kontrak merupakan sebab yang tidak dilarang oleh Undang-Undang,

kepatutan, dan kesusilaan.36

Substansi di dalam kontrak komunitas arisan online mamsha

Yogyakarta mengenai suatu sebab yang halal adalah klausula-

klausula di dalam perjanjian para pihak sampai saat ini tidak ada

keberatan dari para member serta segala substansi telah di review

oleh kuasa hukum dari komunitas arisan online mamsha Yogyakarta.

Menurut penulis, Kontrak yang telah dibuat oleh Komunitas

arisan online mamsha Yogyakarta apabila dikaitkan dengan Pasal

1320 KUHPerdata tentang syarat-syarat sahnya perjanjian dengan

uraian di atas, unsur pertama mengenai kesepakatan para pihak, para

member telah sepakat dengan substansi kontrak yang dibuat oleh

owner dengan pertimbangan kuasa hukum owner. Unsur kedua

kecakapan para pihak yaitu di dalam kontrak terdapat syarat-syarat

agar anggota dapat menjadi member salah satunya umur yang

minimal 21 Tahun. Unsur ketiga, objek yang diperjanjikan oleh

owner dan member adalah uang / dana dari para member. Unsur

keempat, causa halal, selama ini klausula-klausula yang dibuat oleh

owner dengan pertimbangan kuasa hukumnya tidak pernah ada

keberatan dari member ataupun tidak sama sekali bertentangan

36
Dhanang Widhijawan, 2018, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Bisnis Transaksi & Sistem Elekronik
(UU ITE Perubahan No. 19/2016), Penerbit: Keni Media, Bandung, hlm. 82.
40

dengan kesusilaan, ketertiban umum ataupun norma-norma yang ada

di masyarakat.

e. Akibat Hukum dari Syarat Perjanjian/Kontrak

Syarat dalam perjanjian/kontrak yang tidak terpenuhi akan

menimbulkan konsekuensi yang berbeda. Syarat yang pertama yaitu

sepakat dan syarat kedua yaitu kecakapan atau keduanya dapat disebut

sebagai syarat subjektif karena syarat tersebut berkaitan dengan subjek

perjanjian/kontrak atau para pihak dalam perjanjian/kontrak. Syarat

subjektif tidak dipenuhi, maka konsekuensinya adalah perjanjian/kontrak

tersebut dapat dibatalkan. Syarat yang ketiga yaitu suatu hal tertentu dan

syarat keempat yaitu suatu sebab yang halal atau keduanya dapat disebut

sebagai syarat objektif karena berkaitan dengan objek perjanjian/kontrak

sebagai perbuatan hukum yang dilakukan para pihak (subjek hukum).

Syarat objektif tidak dipenuhi, maka konsekuensinya adalah

perjanjian/kontrak tersebut akan batal demi hukum .37

Menurut penulis apabila syarat subjektif dalam kontrak elektronik

tidak terpenuhi, maka para pihak dapat mengajukan pembatalan ataupun

bisa dikatakan bahwa kontrak tersebut dapat dibatalkan, sedangkan

apabila syarat objektif dalam kontrak elektronik tidak pernuhi, maka

konsekuensi logisnya adalah kontrak elektronik para pihak batal demi

hukum dan tidak memiliki akibat hukum.


37
Ibid, hlm. 83.
41

f. Bentuk-bentuk Kontrak

Bentuk-bentuk kontrak dibedakan dalam sumber hukumnya,

bentuknya, aspek kewajiban dan namannya. Menurut sumber hukumnya

kontrak dibedakan 5 (lima) yaitu:38

1) Kontrak yang bersumber dari hukum keluarga, contohnya perjanjian

perkawinan;

2) Kontrak yang bersumber dari hukum kebendaan, contohnya

perjanjian jaminan fidusia;

3) Kontrak obligatoir, yaitu perjanjian yang menimbulkan kewajiban;

4) Kontrak yang bersumber dari hukum acara;

5) Kontrak yang bersumber dari hukum publik;

Menurut bentuknya kontrak dibedakan menjadikan 2 (dua) yaitu:39

1) Kontrak yang dibuat dalam bentuk tertulis, seperti yang diatur di

dalam Pasal 1682 KUHPerdata, yang berisikan tentang kontrak yang

dibuat dengan akta notaris;

2) Kontrak yang dibuat dalam bentuk tidak tertulis, yaitu kontrak yang

dibuat secara lisan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320

KUHPerdata yang berbunyi “Kontrak telah terjadi ketika sudah ada

kata sepakat dari para pihak yang membuatnya.

38
Evi Ariyani, Op. Cit, hlm. 28.
39
Ibid.
42

Jenis kontrak menurut aspek kewajibanya atau kontrak timbal balik

dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu:40

1) Kontrak timbal balik tidak sempurna, kontrak yang menghasilkan

kewajiban pokok bagi satu pihak, sedangkan pihak lain hanya wajib

melaksanakan sesuatu pada isi kontrak tersebut.41

2) Kontrak sepihak, yaitu kontrak yang mewujudkan kewajiban hanya

salah satu pihak saja, tipe kontrak ini adalah kontrak pinjam

mengganti.42

Menurut Namanya perjanjian dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk yaitu:

1) Kontrak bernama (nominaat);

2) Kontrak tidak bernama (innominaat)

Kontrak bernama (nominaat) merupakan kontrak yang ada

terdapat dalam KUHPerdata sedangkan kontrak innominaat adalah

kontrak yang tumbuh, muncul, hidup dan berkembang dalam

masyarakat sebagai akibat dari asas kebebasan berkontrak.

Mariam Darus Badrulzaman memberikan pendapat bahwa

kontrak innominaat adalah kontrak-kontrak yang tidak diatur dalam

KUHPerdata, namun terdapat di masyarakat. Penyebabnya adalah

berdasarkan kebebasan mengadakan kontrak atau party autonomi yang

berlaku dalam Perjanjian.43 Bersamaan dengan pendapat para ahli di


40
Ibid
41
Salim H.S., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Indonesia, Op.Cit, hlm. 20
42
Ibid
43
Evi Ariyani, Op. Cit, hlm. 29.
43

atas penulis berpendapat, kontrak adalah suatu hubungan hukum antar

subyek hukum satu atau lebih yang telah mengikatkan dirinya untuk

melaksanakan sesuatu atau tidak melaksanakan sesuatu yang wujudnya

itu adalah janji, dan apabila salah satu pihak sebagai subjek hukum

tidak melaksanakan janji tersebut maka pihak lain yang terikat dalam

perjanjian tersebut dapat menuntut.

Menurut penulis, Kontrak Elektronik yang dibuat oleh Komunitas

Arisan Online Mamsha Yogyakarta merupakan kategori jenis kontrak

timbal balik tidak sempurna, yang artinya memberi kewajiban pokok bagi

owner agar mengelola uang arisan, sedangkan member-member hanya

wajib melaksanakan pembayaran wajib secara rutin dan uang administrasi

sesuai kesepakatan. Kategori kontrak berdasarkan namanya adalah

kontrak tidak bernama (innominaat).

g. Cara Penyelesaian Sengketa

Kontrak dibuat sebagai sarana dalam hubungan keperdataan antara

para pihak yang saling menyepakati isi dari kontrak tersebut. Suatu

kontrak tersebut apabila dilanggar, maka akan menimbulkan suatu konflik

mengenai hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam suatu kontrak

tersebut, maka disebutlah sebagai sengketa perdata. Penyelesaian dalam

sengketa perdata dapat ditempuh melalui jalur non-litigation maupun

litigation.
44

Jalur non-litigaton merupakan cara penyelesaian sengketa diluar

pengadilan, Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999

tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menyatakan

bahwa:

“Sengketa atau beda pendapat perdata dapat


diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif
penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad
baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara
litigasi di Pengadilan Negeri.”

Penyelesaian sengketa non-litigation dapat ditempuh melalui

Litigation merupakan persiapan dan presentasi dari setiap kasus, termasuk

juga memberikan informasi secara menyeluruh sebagaimana proses dan

kerjasama untuk mengidentifikasi permasalahan dan menghindari

permasalahan yang tak terduga, sedangkan  Jalur litigasi adalah

penyelesaian masalah hukum melalui jalur pengadilan.44

Menurut penulis, cara penyelesaian sengketa terdapat 2 (dua)

tahapan. Tahapan tersebut tetap dijalankan semua. Tahap pertama yang

harus dilakukan untuk menyelesaikan sengketa adalah jalur non-litigation

artinya penyelesaian sengketa di luar dari proses hukum. Contohnya

mediasi. Tahap kedua yang perlu dijalankan adalah jalur litigation artinya

penyelesaian menggunakan proses hukum. Salah satu pihak yang telah

dilanggar hak-haknya secara perdata oleh orang lain maka dapat

44
Gabriella, Perbedaan Litigasi dan Non Litigasi hlm.1, http://fh.upgris.ac.id/hal-hal-yang-harus-
dipersiapkan-untuk-menjadi-programmer-android/, diakses 18 Oktober 2020
45

mengajukan gugatan ke peradilan umum yang apabila bentuk

peradilannya pada Pengadilan Negeri tertentu.

Suatu sengketa terdapat 2 (dua) macam gugatan yang dapat

diajukan ke Pengadilan yakni:

1) Gugatan Wanprestasi

Perikatan lahir karena suatu perjanjian atau karena Undang-

Undang. Berdasarkan Pasal 1234 KUH Perdata mengatakan bahwa:

“Perikatan ditujukan untuk memberian sesuatu,


berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”

Wanprestasi atau ingkar janji terjadi karena ketidak mampuan

salah satu pihak pihak dalam memenuhi suatu prestasinya dalam

suatu perikatan. Istilah wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang

berarti prestasi buruk. Wanprestasi dapat berupa tidak melaksanakan

apa yang diperjanjikan, melaksanakan yang diperjanjikan tapi tidak

sebagaimana mestinya, melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi

terlambat, melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh

dilakukan. Menurut Yahya Harahap wanprestasi merupakan

pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau

dilakukan tidak menurut selayaknya. Pihak yang merasa dirugikan

akibat adanya wanprestasi bisa menuntut pemenuhan perjanjian,

pembatalan perjanjian, atau meminta ganti kerugian pada debitur.45

45
Leo/Apr, Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi Sebagai Dasar Gugatan, hlm.2,
https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol3616/perbuatan-melawan-hukum-dan-wanprestasi-
46

Wanprestasi menurut Subekti dalam bukunya “Hukum

Perjanjian” memiliki 4 (empat) unsur yakni:

a) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;

b) Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana

yang dijanjikan;

c) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;

d) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian/kontrak tidak boleh

dilakukannya.46

Pihak yang dirugikan dalam suatu kontrak atau pihak yang

merasa perjanjian/kontrak tersebut tidak dipenuhi, berdasarkan Pasal

1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dapat memilih apakah

ia, jika hal itu masih dapat dilakukan, akan memaksa pihak yang

lainnya untuk memenuhi perjanjian/kontrak, ataukah ia akan

menuntut pembatalan perjanjian/kontrak itu disertai penggantian

biaya, rugi dan bunga.

2) Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

Perbuatan Melawan Hukum (PMH) diatur dalam 1365 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa:

sebagai-dasar-gugatan, diakses 18 Oktober 2020.


46
Subekti, 1963, Hukum Perjanjian, PT. Internusa, Jakarta, hlm. 45.
47

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa


kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut.”

Semula pengertian Melawan Hukum diartikan secara sempit yaitu

perbuatan yang melanggar Undang-Undang saja, akan tetapi Hoge

Raad dalam kasus yang terkenal Lindenbaum melawan Cohen

memperluas pengertian melawan hukum bukan hanya sebagai

perbuatan yang melanggar Undang-Undang, tetapi juga setiap

perbuatan yang melanggar kepatutan, kehati-hatian, dan kesusilaan

dalam hubungan antara sesama warga masyarakat dan terhadap

benda orang lain.47 Terdapat 4 (empat) unsur dalam Perbuatan

Melawan Hukum atau yang sering kita sebut dengan “PMH” yakni:

a) Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;

b) Bertentangan dengan hak subjektif orang lain;

c) Bertentangan dengan kesusilaan;

d) Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.48

Unsur-unsur tersebutlah yang nantinya harus dibuktikan untuk

meyakinkan Majelis Hakim di Pengadilan.


47
Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian Teori dan Analisis Kasus, Prenadamedia Group, Jakarta, hlm.
115.
48
Rosa Agustina, 2003, Perbuatan Melawan Hukum, Penerbit: Pasca Sarjana FH Universitas
Indonesia, hlm. 117.
48

Menurut penulis, tahapan penyelesaian sengketa terdapat 2

(dua) tahapan. Tahapan tersebut wajib dijalankan semua. Tahap

pertama yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sengketa adalah

jalur non-litigation yakni penyelesaian sengketa tidak menggunakan

proses hukum. Contohnya mediasi, negosiasi, ataupun arbitrase.

Tahap kedua yang perlu dijalankan adalah jalur litigation artinya

penyelesaian menggunakan jalur hukum. Salah satu pihak yang telah

melanggar hak-hak pihak lain secara perdata, maka pihak lain

tersebut yang telah dilanggar dapat mengajukan gugatan dengan

dasar Perbuatan Melawan Hukum atau Wanprestasi ke peradilan

umum yang bentuk peradilannya pada kompentensi Pengadilan

Negeri tertentu.

2. Tinjauan Kontrak Elektronik

a. Transaksi Elektronik

Kebebasan berpendapat serta hak memperoleh informasi melalui

penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi

ditujukan untuk memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan

kehidupan bangsa serta memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian

hukum bagi pengguna dan Penyelenggara Sistem Elektronik, salah

satunya melalui adanya Transaksi Elektronik.49 Pengertian Transaksi

49
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Transaksi Elektronik.
49

Elektronik menurut Sanusi Arsyad adalah model bisnis modern yang

tidak bertatapan langsung dengan pelaku bisnis dan tidak menggunakan

tanda tangan asli.50 Pengertian Transaksi elektronik menurut Pasal 1 butir

2 Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik berisikan, transaksi elektronik adalah tindakan hukum yang

dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan/atau

media elektronik lainnya.

Pihak dalam Transaksi Elektronik secara umum dapat diartikan

bahwa dalam transaksi elektronik terdapat 2 (dua) pihak yang memiliki

hubungan yaitu pembeli atau konsumen dan penyelenggara transaksi

elektronik. Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang yang tidak dilarang

oleh Undang-Undang atau Peraturan Perundang-Undangan, yang

mendapatkan penawaran dari penjual atau pelaku usaha dan terdapat

keinginan untuk melaksanakan transaksi jual-beli sebuah produk yang

ditawarkan oleh pedagang/penjual/pelaku usaha/merchant. Penyelenggara

transaksi elektronik terdapat beberapa pihak yaitu:51

1) Penjual/Merchant yaitu pihak yang menawarkan barang yang dijual

melalui internet sebagai pelaku usaha.

50
Sanusi Arsyad, 2000, Problematika Hukum Transaksi E-Commerce, Varia Peradilan XV No. 175
Mei 2000, hlm. 109.
51
Edmon Makarim, 2000, Kompilasi Hukum Telematika, PT. Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 65.
50

2) Bank yaitu pihak penyalur dana dari pembeli atau konsumen kepada

penjual atau pelaku usaha, karena pada transaksi jual beli secara

elektronik, penjual dan pembeli tidak berhadapan langsung. Hal itu

karena para pihak tidak pada lokasi yang sama namun berjauhan,

sehingga pembayaran dapat di lakukan dengan cara transfer melalui

bank.

3) Provider yaitu penyedia layanan akses internet. Provider tugasnya

menyediakan pelayanan akses internet terhadap penjual berupa

webhosting/webserver untuk situs penjual, webserver terdapat fungsi

yang lumayan penting bagi penjual karena dapat mengontrol akses,

mengupdate website, membuat data transaksi dan mengoperasikan

program tambahan.

Lingkup penyelenggaraan Transaksi Elektronik diatur dalam Pasal

40 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Sistem dan Transaksi Elektronik (“PP 82/2012”) yang menjelaskan

bahwa Penyelenggaraan transaksi elektronik dapat dilakukan dalam

lingkup publik atau privat.

1) Penyelenggaraan transaksi elektronik dalam lingkup publik berarti

bahwa:

a) Penyelenggaraan transaksi elektronik oleh Instansi atau oleh

pihak lain yang menyelenggarakan layanan publik sepanjang


51

tidak dikecualikan oleh Undang-Undang tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik; dan

b) Penyelenggaraan transaksi elektronik dalam lingkup publik

lainnya sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2) Penyelenggaraan transaksi elektronik lingkup privat berarti bahwa

penyelenggaraan transaksi elektronik yang meliputi:

a) Antar Pelaku Usaha;

b) Antara Pelaku Usaha dengan konsumen;

c) Antar pribadi;

d) Antar Instansi; dan

e) Antara Instansi dengan Pelaku Usaha sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 5 UU ITE menegaskan

(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik


dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
hukum yang sah.
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti
yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku
di Indonesia.
(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem
Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang Undang ini.
52

(4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau


Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak berlaku untuk:
a) surat yang menurut Undang-Undang harus
dibuat dalam bentuk tertulis; dan
b) surat beserta dokumennya yang menurut
Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk
akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat
pembuat akta.

Pasal 18 Ayat (1) UU ITE menjelaskan Transaksi Elektronik yang

dimasukan ke sebuah Kontrak Elektronik mengikat bagi para pihak.

mengacu pada fakta di Komunitas Mamsha, Percakapan/komunikasi

melalui Whatsapp antara owner dan member serta bukti transfer melalui

M-Banking atau ATM dalam Komunitas Arisan Online Mamsha dapat

dijadikan salah satu alat bukti elektronik yang akan untuk membuktikan

dan menerangkan kontrak yang telah terjadi antara para pihak sepanjang

sesuai dengan Pasal 5 UU ITE serta dapat pula dikatakan sebagai

kualifkasi transaksi elektronik sesuai Pasal 18 Ayat 1 UU ITE

dikarenakan di dalam arisan terdapat proses pembayaran dalam setiap

transaksi berupa transfer melalui ATM ataupun M-Banking.

Transaksi elektronik menurut penulis adalah proses menggunakan

media elektronik, para pihak pada saat melakukan tindakan hukum tidak

diwajibkan bertatapan muka secara langsung dalam menjalankan

bisnisnya. Arisan online dalam Komunitas Mamsha melakukan sebuah

perbuatan hukum dalam bentuk elektronik berupa membuat kontrak

pinjam meminjam menggunakan sistem elektronik, serta melakukan


53

transaski melalui M-Banking dan/atau ATM dan media elektronik berupa

gadget, media sosial yang digunakan Whatsapp sebagai sarana agar tidak

bertatap muka.

b. Kontrak Elektronik

Secara hakikat Kontrak Elektronik atau e-contract menurut

Edmon Makarim adalah perikatan ataupun hubungan hukum yang

dilakukan secara elektronik dengan memadukan jaringan (networking)

dari sistem informasi berbasis komputer (computer based information

system) dengan sistem komunikasi yang berdasarkan atas jaringan dan

jasa telekomunikasi (telecommunication based) yang kemudian

difasilitasi oleh adanya komputer global internet (network of network).52

Menurut Nabil A. Yesha. yang dikutip oleh Ensieh

Farkhondehpay dalam Master’s Thesis yang berjudul Indentifying

Barriers and Enablers for Adoption of E-Contracting in B2B Market in

Iran menjelaskan E-Contracting is a contract in an electronic format,53

Artinya adalah kontrak elektronik adalah sebuah kontrak yang formatnya

elektronik, sedangkan menurut Richard Stim An Electronic contract (e-

contract) is an agreement created, drafted and signed in electronic form

52
Dimas Prasojo, Hal-Hal Penting Dalam Perjanjian Elektronik (Clik-Wrap Agreement),
https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/hukum-perizinan/hal-hal-penting-dalam-perjanjian-elektronik-
clik-wrap-agreement-, diakses tanggal 7 Oktober 2020
53
Ensieh Farkhondehpay, Identifying Barriers and Enablers for Adoption of E-Contracting in B2B
Market in Iran, http://www.diva-portal.se/smash/get/diva2:1018656/FULLTEXT01.pdf, diakses pada
tanggal 20 Juli 2021. hlm. 9.
54

without using any paper or other hard copies.54 Artinya adalah kontrak

elektronik adalah perjanjian yang dibuat, dirancang dan ditandatangani

dalam bentuk elektronik tanpa menggunakan kertas atau salinan tangan

lainnya.

Secara umum, dari beberapa uraian di atas, pengertian kontrak

elektronik tidak sederhana itu, maka rujukan yang perlu kita ketahui dari

awal yaitu mengenai konsep kontrak elektronik berdasarkan United

Nations Commission On International Trade Law (selanjutnya disebut

sebagai UNCITRAL) walaupun hanya secara implisit. Berdasarkan Pasal

4 UNCITRAL memberi petunjuk yaitu:

as between parties involved in generating, sending,


receiving, storing or otherwise processing data messages
and except as otherwise provided, the provisions of
chapter III may be varied by agreement 55
Artinya adalah antara pihak-pihak yang terlibat dalam

menghasilkan, mengirim, menerima, menyimpan atau memproses pesan

data dan kecuali ditentukan lain, ketentuan bab III dapat diubah

berdasarkan kesepakatan. Prinsip yang dipegang yaitu kesepakatan

(agreement). Secara prinsip bentuk kesepakatan di dalam elektronik yaitu

sama, namun bentuknya memiliki perbedaan.

54
Ibid, hlm.11
55
United Nations Commission on International Trade Law, UNCITRAL Model Law on Electronic
Commerce with Guide to Enactment 1996, with additional article 5 bis as adopted in
1998,https://uncitral.un.org/sites/uncitral.un.org/files/media-documents/uncitral/en/19-
04970_ebook.pdf, diakses pada tanggal 21 Juli 2021.
55

Menurut Pasal 1 butir 17 Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Infomasi dan Transaksi Elektronik yang berisikan Kontrak Elektronik

adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.

Sistem Elektronik menurut Pasal 1 butir 5 UU ITE adalah

serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi

mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganlisis, menyimpan,

menampilkan mengumumkan, mengirimkan dan/atau menyebarkan

informasi elektronik. Contoh sistem elektronik menurut Robert Sidauruk

yaitu penyimpanan data cloud, mesin ATM, sistem informasi, website,

email, sistem kuangan, pembayaran elektronik, dan sebagainya.56

1) Bentuk-bentuk Kontrak Elektronik

Bentuk-bentuk kontrak elektronik (e-contract) yang selama ini

terdapat di masyakarat yaitu:57

a) Kontrak Elektronik yang dilaksanakan melalui komunikasi surat

elektronik (email);

Di dalam kontrak elektronik ini terdapat penawaran dan

penerimaan dipetukarkan melalui surat elektronik (email) atau

dikombinasikan dengan media komunikasi lainnya


56
Robert Sidauruk, Standar Pengamanan Sistem Elektronik: Oleh Siapa,
https://robertsidauruk.com/standar-keamanan-sistem-elektronik-oleh-siapa/, diakses pada tanggal 21
Juli 2021.
57
Mieke Komar Kantaarmadja, 2002, Pengaturan Kontrak Untuk Perdangan Elektronik (E-Contract),
Cyberlaw: Suatu Pengantar, Elips II, Jakarta, hlm. 2.
56

b) Kontrak Elektronik yang dilaksanakan melalui website dan/atau

jasa online lainnya.

Di dalam kontrak ini terdapat penawaran dilakukan melalui

website dan konsumen melakukan penerimaan penawaran dengan

mengisi formulir yang terdapat dalam website tersebut.

Syarat sahnya kontrak elektronik berdasarkan Pasal 1320

KUHPerdata Jo. Pasal 47 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik adalah:

1) Syarat Subjektif

Syarat Subjektif yang jikat tidak terpenuhi maka kontrak dapat

dibatalkan oleh satu pihak (selama belum ada pembatalan maka

perjanjian tetap sah), yakni:

a) Adanya kesepakatan para pihak mengenai harga dan produk,

tanpa adanya paksaan, kekhilafan dan/atau penipuan;

b) Kecakapan para pihak yang membuat perjanjian. Secara umum,

orang tersebut sudah harus dewasa, sehat pada akal pikiran dan

tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan (seperti tidak

dinyatakan pailit oleh pengadilan) adalah cakap menurut hukum.

Sedangkan “Dewasa” berdasarkan Pasal 330 KUHPerdata adalah

usia sudah 21 tahun atau sudah/pernah menikah.

2) Syarat Objektif
57

Syarat objektif jika tidak terpenuhi maka kontrak batal demi

hukum, dianggap tidak pernah ada kontrak sehingga tidak memiliki

kekuatan mengikat secara hukum, yakni:

a) Produk yang merupakan objek kontrak harus tertentu (definite)

dan dapat dilaksanakan (possible).

b) Sebab yang halal, substansi dan tujuan dari kontrak pinjam

meminjam tersebut tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum. Sebagai

contoh: pinjam meminjam arisan bukan untuk barang yang

dilarang oleh peraturan perundang-undangan (contohnya bukan

barang illegal).

Transaksi arisan yang terjadi di Komunitas Mamsha melalui

Internet itu sah dan mengikat para pihak sepanjang kontrak elektroniknya

(kontrak pinjam-meminjam yang telah dibuat/dilakukan dengan cara

komunikasi melalui Whatsapp atau media sosial lainnya) memenuhi

syarat sahnya suatu kontrak. Bersamaan ini, telah ada pada Pasal 1338

ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi “Semua kontrak yang dibuat secara

sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”

serta telah memenuhi syarat sahnya perjanjian berdasarkan Pasal 1320

KUHPerdata Jo. Pasal 47 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

B. Aspek Hukum Arisan Online


58

1. Pengertian Komunitas Arisan Online

Komunitas menurut Christensson dan Robinson adalah suatu

kelompok yang terdapat tujuan yang sama yaitu kelompok masyarakat yang

tinggal atau hidup di wilayah geografis sama untuk melakukan suatu kegiatan

sosial ataupun tindakan lainnya yang sesuai dengan keinginan masyarakat

tertentu. Komunitas menurut Soenarno adalah suatu interaksi sosial yang

terbentuk yang penyebabnya berbagai dimensi dan kebutuhan fungsional. 58

Komunitas menurut KBBI adalah kelompok organisme (orang dan

sebagainya) yang hidup dan saling beraktifitas di dalam daerah tertentu dan

biasanya terdapat ketertarikan yang sama.59 Menurut penulis, komunitas

adalah suatu wadah bagi kelompok masyarakat yang memiliki tujuan untuk

tinggal atau hidup bersama-sama dalam kegiatan sosial ataupun kegiatan

lainnya yang sesuai dengan harapan kelompok masyarakat tersebut.

a. Jenis-Jenis Komunitas

Berbagai jenis komunitas yaitu terdiri dari Komunitas berdasarkan

kesukaan atau minat, Komunitas berdasarkan komuni, dan Komunitas

berdasarkan lokasi.60

1) Komunitas berdasarkan kesukaan atau minat

58
Pendidik.co.id, Pengertian Komunitas, Jenis, Manfaat & Contohnya
(Lengkap)https://www.pendidik.co.id/komunitas/ diakses tanggal 16 Oktober 2020.

59
Jagokata.com, komunitas, https://jagokata.com/arti-kata/komunitas.html, diakses pada tanggal 16
Oktober 2020.
60
https://www.pendidik.co.id/komunitas/ , Loc.cit.
59

Komunitas ini mengandalkan suatu minat yang merupakan ciri

khas komunitas dengan adanya kesamaan minat ini akan besar, hal ini

disebabkan karena pada komunitas ini setiap anggota bisa saling

mendukung minat atau hobbi mereka.61

2) Komunitas berdasarkan komuni

Komunitas yang lebih condong dengan jenis komunitas yang

adanya suatu keinginan dan kepentingan bersama, maksud adalah

komunitas yang dasarkan pada kepentingan dalam organisasi sosial

dalam masyarakat.62

3) Komunitas berdasarkan lokasi

Komunitas lebih condong pada lokasi, maksudnya terbentuk

karena adanya kesamaan lokasi atau daerah secara geografis.

Kebiasaan pada komunitas ini karena ada para anggotanya yang

berkeinginan saling mengenal satu sama lain serta berinteraksi untuk

mengetahui, mengenal dan membantuk perkembangan lingkungannya

tersebut.63

b. Manfaat Komunitas

Manfaat komunitas yaitu sebagai sarana informasi, untuk menjalin

hubungan dan saling mendukung beberapa orang/keadaan tertentu dalam

komunitas.64
61
Ibid.
62
Ibid.
63
Ibid.
64
Ibid.
60

1) Sarana Informasi

Manfaat ini pada hakikatnya sebagai sarana menyebarkan

informasi karena dengan adanya informasi ini akan lebih cepat

menyebar dengan efektif dan efisien di dalam komunitas.65

2) Menjalin Hubungan

Manfaat menjalin hubungan untuk para anggota dapat berjalan

dengan adanya suatu relasi yang baik, hal ini terjadi karena manusia

adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu dengan yang lain.

Manusia tidak bisa berdiri sendiri.66

3) Saling Mendukung

Kemanfaatan komunitas terakhir ini yaitu saling mendukung,

karena sebuah komunitas adalah suatu hobi yang sama. Kemanfaatan ini

akan mengakibatkan baik kepada setiap anggota dan memberikan

dukungan antar sesama anggota.67

Menurut penulis, komunitas yang dimaksud adalah suatu kelompok

sosial (komuni) yang terdiri dari owner sebagai pemilik sekaligus pendiri

dalam sebuah komunitas yang bertanggung jawab atas segala kegiatan dalam

sebuah komunitas, admin sebagai pelaksana atau pengelola dari komunitas

termasuk menentukan jadwal kegiatan arisan, nominal setoran, aturan, uang

perolehan arisan, dan para member sebagai anggota dalam sebuah komunitas,

65
Ibid.
66
Ibid.
67
Ibid.
61

kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam sebuah aplikasi media sosial yaitu

Group Whatsapp yang memiliki manfaat untuk saling membantu, saling

mendukung satu sama lain, serta untuk saling bertukar pikiran. komunitas

dalam penelitian ini lahir karena adanya kesukaan dan lokasi yang sama.

Kesukaan yang sama berupa suka menabung dan suka meminjamkan uang.

Komunitas tersebut juga didasarkan pada lokasi yang sama antara owner dan

member yaitu berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta. Owner selaku

pendiri dalam sebuah komunitas kemudian menamai komunitas tersebut

dengan nama “Mamsha Yogyakarta”. komunitas Mamsha Yogyakarta

terdapat kegiatan yang dinamakan Arisan yang dilakukan secara online.

2. Hukum Arisan Online

Pengertian Arisan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu

pemain yang berkedudukan sebagai lawan pemain lainnya sekaligus (dalam

permainan dadu, rolet, dan sebagainya); orang yang membayar sejumlah uang

untuk menggerakan yang kurang baik, orang yang bermodal di perdagangan,

seseorang yang menyelenggarakan perjudian, bandar judi, seseorang yang

mengendalikan suatu aksi dengan tersembunyi. Arisan adalah suatu kegiatan

di luar ekonomi formal, dengan kata lain bahwa arisan adalah sistem

menyimpan uang sekaligus kegiatan sosial karena ada unsur pertemuan yang

sifatnya “paksaan” karena anggota harus membayar sebelum arisan diundi

atau diberikan hasil pengumpulan uangnya.68


68
Mokhamad Rohma Rozikin, Op.Cit, hlm. 1.
62

Menurut Martowijoyo bahwa mendefinisikan arisan sebagai rotating

savings and credit association (ROSCA) atau Asosiasi Tabungan dan Kredit

Bergilir. Arisan adalah sebuah bentuk keuangan mikro. Varadharajan

mengungkapkan bahwa ROSCA atau Arisan merupakan perkumpulan sosial

yang berlangsung dalam interval waktu yang tetap, dengan lokasi

perkumpulan biasanya yang diselenggarakan di rumah masing-masing

anggota arisan secara bergiliran. Terdapat anggota arisan yang menang arisan

dalam sebuah arisan maka merekalah yang menyediakan makanan saat

pertemuan untuk lingkungan sosial yang miskin, membiayai usaha,

pernikahan, pembelian besar atau semata-mata perkumpulan sosial bagi para

sosialita.69

Online terdiri dari kata on dan line. On adalah arti hidup sedangkan

line adalah salurah. Pengertian online adalah keadaan komputer yang

terhubung dengan adanya jaringan internet. Online yaitu sebuah istilah yang

dipergunakan untuk menyebutkan apabila sebuah alat sedang terhubung

dengan jaringan internet. Menurut Dedik Kurniawan online adalah suatu

kegiatan yang memakai fasilitas jaringan internet untuk menjalankan berbagai

aktifitas yang bisa dilakukan secara online. Ada pendapat Jasmadi dan

Solusindo yang menyatakan online yaitu merupakan sebuah tempat berbagi

informasi dimana kita dapat menyumbangkan kemampuan manusia untuk

mendirikan sebuah komunitas yang solid melalui internet.


69
Mokhamad Rohma Rozikin, Op.Cit, hlm. 2.
63

Menurut Ustad Soleh Mahmud atau bisa disebut sebagai Solmed

bahwa pada prinsipnya arisan seperti patungan buat kasih pinjaman pada

anggota. Analoginya seperti kumpulan orang untuk meminjamkan pada

anggotanya tanpa bunga apapun. Dibalikan lewat iuran setiap bulan dan akan

berpindah kepada anggota lainnya. Arisan masuk dalam konsep hutang

piutang.70

Berdasarkan hukum di Indonesia, mengacu pada Pasal 1754

KUHPerdata yang menyatakan suatu persetujuan dengan mana pihak yang

satu memberikan kepada pihak lain dengan jumlah tertentu barang-barang

yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini

akan mengembalikan sejumlah barang-barang tertentu yang sama dengan jenis

dan mutu yang sama pula. Hukum di Indonesia telah mengatur mengenai

perjanjian pinjam-meminjam. Arisan merupakan suatu kontrak pinjam

meminjam.

Berdasarkan Pasal 1754 KUHPerdata terdapat unsur-unsur yang wajib

terpenuhi agar dapat dikaulifikasikan sebagai perjanjian pinjam-meminjam,

ada 4 unsur yang wajib dipenuhi antara lain yaitu: adanya unsur para pihak,

membuat suatu persetujuan sejumlah barang tertentu, dipinjamkan oleh salah

satu pihak, dikembalikan oleh pihak lain.

a. Unsur para pihak;

70
Desi Puspasari, Ustad Solmed : Arisan Dibolehkan, Sama saja dengan Pinjam Uang tanpa Bunga,
https://hot.detik.com/celeb/d-3476561/ustad-solmed-arisan-dibolehkan-sama-saja-dengan-pinjam-
uang-tanpa-bunga, diakses pada tanggal 20 Juli 2021.
64

Unsur para pihak di dalam Komunitas mamsha yaitu telah

terdapat owner dengan member membuat kesepakatan agar mencapai

tujuan bersama diantara para pihak. Owner dan member wajib telah

dewasa dengan dasar pada ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu

minimal 21 Tahun serta wajib cakap hukum.

b. Unsur membuat suatu persetujuan sejumlah barang tertentu;

Unsur membuat suatu persetujuan sejumlah barang tertentu di

dalam Komunitas mamsha yaitu owner dan para member setuju sepakat

secara bersama-sama untuk mengumpulkan uang yang nantinya dikelola

oleh owner dan member wajib melakukan pembayaran iuran perbulan.

c. Unsur dipinjamkan oleh salah satu pihak;

Unsur dipinjamkan oleh salah satu pihak ialah owner telah

meminjamkan kepada para member dengan nominal pinjaman, bunga,

denda, dan waktu pinjaman serta pengembalian.

d. Unsur dikembalikan oleh salah satu pihak;

Unsur dikembalikan oleh salah satu pihak ialah member yang

telah mendapatkan pinjaman dari owner wajib mengembalikan uang yang

sama tersebut dengan membayar kewajiban iuran, waktu pengembalian

serta denda dan bunga yang sudah di sepakati.

Arisan sebagai sebuah kontrak menimbulkan hak dan kewajiban

terhadap debitur (member/anggota) dan kreditur (owner/bandar) yang

bertimbal balik. Subtansi dari arisan adalah kreditur memberikan pinjaman


65

kepada debitur, dan debitur wajib mengembalikan pinjaman uang tersebut

sesuai waktu yang disepakati di dalam kloter arisan beserta uang administrasi.

Setoran yang dilakukan debitur bisa saja perhari, perminggu atau perbulan.

Menurut penulis, Arisan telah memenuhi unsur-unsur pada perjanjian

pinjam-meminjam, dikarenakan arisan setiap anggota menyepakati melakukan

iuran, dan diserahkan kepada bandar dengan waktu tertentu dan nilai tertentu.

Bandar melakukan manajemen dari uang iuran para anggota, kemudian uang

yang dikumpulkan digunakan untuk pinjaman kepada anggota lain. Dasar

hukum dari arisan ada pada Pasal 1754 KUHPerdata. Berhubungan Arisan

Online merupakan arisan yang dilakukan melalui sistem elektronik, dalam arti

online di sini hanya sebagai alat komunikasi dan transaksi bagi para anggota

dengan bandar secara tidak bertatap muka.

1) Macam-Macam Arisan

Arisan yang telah terjadi maupun dan sedang terjadi di dalam

masyarakat memiliki sistem yang berbeda baik ada yang disebut arisan

biasa, arisan tembak, arisan sistem gugur, arisan sistem menurun dan arisan

online.71

a) Arisan Biasa

Arisan biasa sering sekali terjadi di masyarakat, awalnya ada

pertemuan anggota kelompok arisan pada periode tertentu yang telah

71
Simulasikredit, Berapa Sistem Arisan Yang Kamu Tahu? Ternyata Ada Banyak Macam Arisan Lho,
https://www.simulasikredit.com/berapa-sistem-arisan-yang-kamu-tahu-ternyata-ada-banyak-macam-
arisan-lho/ diakses tanggal 17 Oktober 2020, hlm. 1.
66

disepakati bersama, dilanjut dengan mengumpulkan sejumlah setoran

uang yang masing-masing anggota membayar nominal yang sama,

kemudian uang arisan terkumpul semuanya, setelah terkumpul maka

langsung diadakan pengocokan nama-nama anggota kelompok arisan.

Nama anggota yang keluar dari kocokan akan menjadi pemenang yang

berhak agar mendapatkan uang arisan yang sudah ditentukan. Arisan

biasa ini bisa disebut juga sebagai arisan konvensional. Arisan ini tidak

mengharuskan ketika nama yang diundi nama-nama anggotanya bisa

juga menggunakan penomoran yang dimana pemenang arisan

didasarkan pada urutan nomor yang telah diundi lebih dulu.

b) Arisan Tembak

Arisan tembak bisa juga disebut sebagai arisan lelang,

maksudnya adalah arisan tembak dapat dipastikan pemenangnya adalah

anggota yang sedang membutuhkan sejumlah uang. Teknis untuk

pemenang pertama yaitu orang yang ditunjuk sebagai ketua kelompok

arisan oleh para anggota, dengan konsekuensi bertanggung jawab

mengumpulkan uang arisan dari para anggota arisan dan ketua arisan

memberikan talangan kepada seorang anggota yang gagal bayar. Periode

selanjutnya dijalankan pengundian bagi anggota yang sedang butuh

uang.72

c) Arisan Sistem Gugur


72
Ibid.
67

Arisan sistem gugur ini sekelompok orang yang menyetorkan

uang secara terus menerus dengan periode tertentu, yang mana

anggotanya telah putus atau memperoleh arisan tidak diwajibkan lagi

membayar setoran. Objek arisan ini biasanya barang seperti sepeda,

ponsel, kendaraan bermotor ataupun property.73

d) Arisan Sistem Menurun

Arisan sistem menurun ini mengacu pada nominal setoran yang

jumlah setorannya berbeda antara satu anggota dengan anggota lainnya.

Nominal setoran ditentukan sesuai dengan urutan yang sudah

ditentukan, di mana urutan tertinggi nominalnya lebih besar

dibandingkan dengan urutan dibawahnya.74 Ilustrasinya seperti ini,

arisan diikuti oleh 4 orang dengan urutan nominal setoran sebagai

berikut: member A wajib membayar Rp 200.000,- sebagai setoran per

bulan, member B wajib membayar Rp 150.000,- sebagai setoran per

bulan, member C wajib membayar Rp 100.000,- sebagai setoran per

bulan dan member D wajib membayar : Rp 50.000,- sebagai setoran per

bulan.

e) Arisan Online

Arisan yang menggunakan sarana jaringan dan teknologi

sehingga permainannya dimainkan dengan perantara dunia maya,

73
Ibid.
74
Ibid.
68

utamanya media sosial. Arisan ini biasanya saling mengenal atau tidak

saling mengenal. Sistemnya seperti arisan menurun, dimana anggota

bisa memilih untuk mengambil urutan dan nominal setoran yang

disanggupinya. Arisan ini jenis yang berisiko tinggi, bahkan rawan

penggelapan.75

Menurut penulis arisan online kegiatan yang dilakukan dengan

cara menghimpun uang dan/atau barang melalui keanggotaan yang

berdasarkan kontrak pinjam-meminjam di dalam sebuah komunitas.

Arisan dilakukan dengan cara diundi atau ditentukan oleh owner

dan/atau admin yang kemudian mendapatkan perolehan atas arisan

tersebut. Komunitas mamsha Yogyakarta telah membuat suatu arisan

yang dilakukan secara online. Bentuk arisan merupakan kualifikasi

perjanjian pinjam meminjam yang mengacu pada Pasal 1754

KUHPerdata.

3. Badan Usaha

a. Pengertian Badan Usaha

Badan usaha merupakan kesatuan dari hukum (berisi hak dan

kewajiban), teknis, dan prinsip ekonomis yang dibentuk untuk

mendapatkan keuntungan (laba). Cara yang ditempuh adalah menyediakan

barang (produk) atau memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.76

75
Ibid.
76
Accurate, “Pengertian Badan Usaha dan Jenis Badan Usaha yang Ada Di Indonesia”,
https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-badan-usaha-dan-jenisnya/, diakses 19 Juni 2021.
69

Badan usaha dapat dikatakan sebagai Badan usaha adalah kesatuan hukum

dan usaha ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Masih

banyak orang menafsirkan bahwa badan usaha pengertiannya sama dengan

perusahaan, padahal kedua hal ini adalah hal yang jauh berbeda. 77

Perbedaan antara badan usaha dengan perusahaan yaitu badan usaha harus

berbadan hukum, sedangkan perusahaan harus ada aktivitas / kegiatan

ekonomi walaupun tidak berbadan hukum. Badan usaha bertujuan

mendapatkan laba, sedangkan perusahaan untuk menghasilkan barang dan

jasa.78

b. Bentuk-Bentuk Badan Usaha

Badan usaha itu terdiri dari 2 (dua) macam, yakni perusahaan

swasta, dan perusahaan Negara, yaitu:

1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung

yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.79

2) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Bentuk Badan Usaha Milik Swasta antara lain:

77
CPS Soft, “Pengertian Badan Usaha & Bentuk Badan Usaha Yang Ada Di Indonesia”,
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-badan-usaha-bentuk-badan-usaha-yang-ada-di-indon esia/,
diakses 19 Juni 2021.
78
Roboguru, perbedaan antara badan usaha dan perusahaan,
https://roboguru.ruangguru.com/question/berikut-ini-merupakan-salah-satu-perbedaan-badan-usaha-
dan-perusahaan-yaitu-_QU-8GINDLNY, diakses pada tanggal 23 Juni 2021.
79
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003
Tentang Badan Usaha Milik Negara.
70

a) Maatschap

Maatschap atau dengan kata lain persekutuan perdata

adalah suatu bentuk perjanjian timbal balik. Maatschap

menimbulkan kewajiban-kewajiban antara para pihaknya. 80

Maatschap adalah perkumpulan dari orang-orang yang biasanya

memiliki profesi yang sama dan berkeinginan untuk berhimpun

dengan menggunakan nama bersama.

b) Firma

Firma adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan

untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama

bersama.81

c) Perseroan komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer (selanjutnya disingkat CV) adalah

persekutuan yang didirikan antara seseorang atau antara beberapa

orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng

untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi

pinjaman uang.82

d) Perseroan Terbatas.

Perseroan terbatas adalah badan hukum yang didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

80
Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
81
Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
82
Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
71

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 40

Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan serta

peraturan pelaksanaannya.83

e) Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-

perorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.84

f) Yayasan

Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas

kekayaan yang dipisahkan dandiperuntukkan untuk mencapai

tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dankemanusiaan yang

tidak mempunyai anggota.85

Komunitas mamsha Yogyakarta memiliki badan usaha yaitu membuat

suatu arisan dengan dasarnya perjanjian arisan online komunitas mamsha

Yogyakarta antara owner dan member, serta agar mendapatkan keuntungan

dari biaya administrasi pada setiap kloternya. Komunitas mamsha Yogyakarta

83
Soedjono Dirjosisworo, 1997, HukumPerusahaan Mengenai Bentuk-bentuk Perusahaan (badan
usaha) di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, hlm. 48.
84
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
85
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 16 TAhun 2001 Tentang Yayasan.
72

bukan merupakan BUMN melainkan BUMS yang berbentuk maatschap atau

dengan kata lain persekutuan perdata.

Menurut penulis, komunitas arisan mamsha Yogyakarta adalah suatu

kelompok online yang berada di domisili hukum Daerah Istimewa Yogyakarta

yang kebiasaanya suka atau memiliki minat untuk menabung dan

meminjamkan uang kepada anggota lain, tujuannya adalah saling membantu

para member baik yang ingin menaruhkan uangnya untuk menabung maupun

memerlukan uang. Aplikasi untuk mengumpulkan kelompok online dengan

wadah aplikasi Whatsapp dan Instagram. Komunitas arisan mamsha

Yogyakarta memiliki struktur organisasi seperti terdapat owner, admin, dan

member. Owner adalah orang yang telah mendirikan komunitas serta yang

menentukan jadwal kegiatan arisan, nominal setoran, aturan, uang perolehan

arisan, sanksi, serta menyeleksi orang-orang yang dapat menjadi member.

C. Kontrak Elektronik Komunitas Arisan Online Mamsha Di Wilayah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Kontrak Elektronik Arisan Online

Kontrak merupakan sebuah hasil dari persamaan kehendak antara para

pihak yang kemudian para pihak saling mengikat, Kontrak yang telah dibuat

oleh Komunitas arisan online mamsha Yogyakarta apabila dihubungkan

dengan Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat-syarat sahnya sebuah

perjanjian berdasarkan uraian penulis sebelumnya, kontrak tersebut telah

memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian berdasarkan acuan Pasal 1320


73

KUHPerdata, unsur pertama mengenai kesepakatan owner dan member, para

member telah sepakat dengan substansi kontrak yang dibuat oleh owner

dengan pertimbangan kuasa hukum owner. Unsur kedua kecakapan owner dan

member yaitu di dalam kontrak terdapat syarat-syarat agar anggota dapat

menjadi member salah satunya umur yang minimal 21 Tahun, sedangkan

owner sekarang ini telah berumur 24 Tahun. Unsur ketiga, objek yang

diperjanjikan oleh owner dan member adalah uang / dana dari para member.

Unsur keempat, suatu causa halal, selama ini klausula-klausula yang dibuat

oleh owner dengan pertimbangan kuasa hukumnya tidak pernah ada keberatan

dari member ataupun tidak sama sekali bertentangan dengan kesusilaan,

ketertiban umum ataupun norma-norma yang ada di masyarakat.

Perbedaan antara kontrak elektronik, kontrak tertulis atau kontrak tidak

tertulis maka terlebih dahulu kita harus mengetahui masing-masing

pengertiannya yaitu sebagai berikut:

a. Kontrak elektronik adalah perjanjian tertulis yang dibuat berdasarkan

kesepakatan para pihak yang dilakukan melalui sistem elektronik.

b. Kontrak tertulis adalah perjanjian tertulis yang dibuat baik di bawah

tangan maupun otentik berdasarkan kesepakatan para pihak.

c. Kontrak tidak tertulis adalah perjanjian yang dibuat secara lisan

berdasarkan kesepakatan para pihak.


74

Berdasarkan pengertian tersebut maka perbedaan antara kontrak

elektronik dan kontrak tertulis adalah sebagai berikut:

a. Kontrak elektronik para pihaknya tidak bertemu secara langsung tetapi

bertemunnya melalui media elektronik, sedangkan kontrak tertulis adalah

para pihaknya berhadapan atau ketemu secara langsung.

b. Kontrak elektronik menggunakan informasi dan dokumen elektronik

sedangkan kontrak tertulis informasi dan dokumennya adalah dokumen

tertulis baik di bawah tangan ataupun otentik.

c. Kontrak elektronik persetujuan atau kesepakatannya menggunakan tanda

tangan elektronik (tanda tangan elektronik adalah tanda tangan yang

terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait

dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat

verifikasi dan autentikasi, kalau kontrak tertulis tanda tangannya adalah

secara langsung tanda tangan para pihak maupun tanda tangan yang

dilakukan di hadapan notaris.86

Kontrak elektronik memiliki kesamaan dengan kontrak biasa, hanya

saja dalam kontrak elektronik dibuat atau dilakukan melalui sistem elektronik,

berikut merupakan unsur dari kontrak elektronik:

a. Essensialia

86
Hasil wawancara dengan Ibu Erna Tri Rusmala Ratnawati, S.H., M.Hum. selaku narasumber.
75

Unsur Essensialia merupakan unsur yang harus ada dalam suatu

kontrak, contohnya dalam kontrak jual-beli, maka barang dan harga

merupakan unsur esensialia.87

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Arimbi Rizqia

Anggraeni selaku owner komunitas arisan online Mamsha, dalam

perjanjian yang dibuat antara owner dan pihak yang mengikuti arisan

online terdapat judul perjanjian “Perjanjian Arisan Online Mamsha”,

terdapat identitas para pihak, ruang lingkup arisan online, pengelolaan

uang.88

b. Naturalia

Unsur Naturalia merupakan lazim melekat pada perjanjian, yaitu

unsur yang tanpa diperjanjikan secara khusus dalam perjanjian secara

diam-diam dengan sendirinya dianggap ada dalam perjanjian. Unsur ini

merupakan sifat bawaan (nature) atau melekat pada perjanjian,

contohnya: hak dan kewajiban para pihak, cara pembayaran, waktu dan

tempat penyerahan.89

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Arimbi Rizqia

Anggraeni selaku owner komunitas arisan online Mamsha, dalam kontrak

yang dibuat antara owner dan pihak yang mengikuti arisan online terdapat

87
Ibid.
88
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
89
Hasil wawancara dengan Ibu Erna Tri Rusmala Ratnawati, S.H., M.Hum. selaku narasumber.
76

klausula mengenai hak dan kewajiban peserta, hak dan kewajiban

penyelenggara, cara pembayaran, dan penerapan sanksi.90

c. Aksidentalia

Unsur Aksidentalia, merupakan Unsur yang unsur yang harus

dimuat atau dinyatakan secara tegas di dalam perjanjian oleh para pihak

atau unsur yang ditambahkan oleh para pihak, contohnya apabila terjadi

perselisihan, para pihak telah menentukan tempat yang di pilih, asuransi

yang akan dipilih jika terjadi force majeure.91

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Arimbi Rizqia

Anggraeni selaku owner komunitas arisan online Mamsha, dalam

perjanjian yang dibuat antara owner dan pihak yang mengikuti arisan

online terdapat klausula mengenai wanprestasi, kerahasiaan, force

majure, cara penyelesaian sengketa atau perselisihan.92

d. Sistem Elektronik

Sistem elektronik merupakan serangkaian perangkat dan prosedur

elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,

menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan,

dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik. 93 Sistem elektronik unsur

90
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
91
Hasil wawancara dengan Ibu Erna Tri Rusmala Ratnawati, S.H., M.Hum. selaku narasumber.
92
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
93
Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
berisikan tentang Transaksi Elektronik
77

yang menjadi pembeda antara kontrak biasa dan kontrak elektronik.

Kontrak elektronik dilakukan melalui sistem-sistem elektronik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ade Bagus Kusuma

selaku member komunitas arisan online Mamsha Perjanjian tersebut dapat

berupa fisik (hardcopy) dan dapat juga berbentuk elektronik

(file/softcopy). Perjanjian tersebut dalam bentuk elektronik, maka calon

member akan diberikan file/dokumen via chat Whatsapp kemudian calon

member diminta untuk membaca dengan teliti, dan kemudian calon

member diberikan pilihan untuk setuju atau tidak dengan isi dari

perjanjian tersebut. Kontrak/perjanjian tersebut tertulis/fisik, calon

member akan dikirimkan file, kemudian calon member diminta untuk

menyetak (print), dan mengisi isi dalam perjanjiann yang telah

dikirimkan oleh owner. Calon member maruhkan materai Rp 6.000,00

(enam ribu rupiah) dan juga tanda tangan. Sejak Tahun 2021,

ditandatangani di atas materai Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah)

kemudian calon member kirimkan melalui pos atau menyerahkan

langsung perjanjian fisik kepada owner. 94

Menurut penulis, bahwa kontrak yang dibuat oleh Arimbi Rizqia

Anggraeni selaku owner Komunitas arisan online mamsha Yogyakarta telah

memenuhi unsur-unsur kontrak elektronik, yang pertama unsur Essensialia,

94
Hasil Wawancara dengan Bapak Ade Bagus Kusuma selaku member komunitas arisan online
Mamsha.
78

Naturalia, Aksidentalia, dan Sistem Elektronik. Seiring berkembangnya

teknologi, arisan yang dulu dikenal hanya dapat dilakukan dengan cara

konvensional yakni dengan cara bertemu langsung dengan para anggota

arisan. Arisan kini dapat dilakukan dengan bantuan sosial media. Kegiatan

arisan online dirancang agar semakin mudah dan tidak perlu waktu dan

tempat untuk bertemu, namun hal tersebut juga tidak terlepas dari

permasalahan yang semakin kompleks. Arisan online tersebut rawan akan

penipuan atau penggelapan uang karena kurangnya jaminan atau kontrak

tertulis. Mencegah agar tidak adanya suatu kejahatan, maka beberapa owner

arisan telah membuat perjanjian tertulis dan/atau perjanjian dalam bentuk

elektronik terkhusus dalam penulisan ini yaitu Kontrak Elektronik Komunitas

arisan online mamsha Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Pola Kegiatan Arisan Online Komunitas Mamsha

Berdasarkan wawancara penulis dengan Responden yang bernama

Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online Mamsha

menceritakan bahwa awal mulanya komunitas ini dari Ibu Arimbi ikut dalam

sebuah komunitas arisan online di orang lain, kemudian Ibu Arimbi belajar

sistem di dalam komunitas tersebut, sehingga Ibu Arimbi bisa mendirikan

komunitas arisan online sendiri, nama komunitas arisan yaitu Komunitas

arisan online mamsha Yogyakarta. Ibu Arimbi mengajak rekan-rekannya

untuk ikut di komunitas arisan online mamsha Yogyakarta. Lama-kelamaan

Ibu Arimbi membuat akun Instagram serta kemudian buat Group Whatsapp di
79

bulan Februari 2020 yang kemudian mulai aktif sekitar bulan April 2020.

Menurut responden selaku owner dari Arisan onine Mamsha, Arisan online

adalah suatu kesepakatan antara owner dengan para member untuk

mengumpulkan uang kemudian menyerahkan dan/atau dipinjamkan uang dari

dana yang terkumpul keanggotaan suatu member kepada member lain. 95

Tujuan diadakannya Komunitas arisan online Mamsha adalah sebagai

wadah untuk Sharing ilmu, wawasan dan mendapatkan keuntungan slot arisan

serta berbisnis di dalam komunitas ini.96 Berbagai manfaat juga dirasakan oleh

Ade Bagus Kusuma selaku member arisan online yang telah bergabung di

arisan online Mamsha seperti: Mudahnya mencari relasi, mengetahui

wawasan/ilmu serta mendapatkan keuntungan berbisnis join jadi member

arisan mamsha. Terkadang kalau owner memerlukan uang, dapat mengajukan

diri untuk menjadi member pada slot teratas agar mendapatkan get lebih awal,

sehingga arisan dapat membantu mencairkan dana lebih cepat agar membantu

Bapak Ade.97 Bapak Meylanda Laksono Wibowo selaku responden member

arisan online Mamsha sudah menjadi member sejak bulan Oktober 2020

hingga saat ini, sedangkan manfaat yang dirasakan oleh Meylanda Laksono

Wibowo selaku member arisan online Mamsha adalah dapat menabung dan

mendapatkan keuntungan di dalam komunitas dengan menaruhkan beberapa


95
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
96
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
97
Hasil Wawancara dengan Bapak Ade Bagus Kusuma selaku member komunitas arisan online
Mamsha.
80

uangnya di komunitas tersebut. Bapak Bintang Ajibari Fadli selaku responden

serta member Komunitas arisan online mamsha Yogyakarta sudah menjadi

member sejak awal tahun 2020, beliau mengikuti arisan online di Komunitas

mamsha Yogyakarta kurang lebih 1 (satu) tahun. Manfaat yang telah

dirasakan sebagai salah satu solusi ketika membutuhkan uang, kemudian

menjadi member dan memilih slot pada nomor teratas agar mendapatkan uang

terlebih dahulu. Bapak Bintang Ajibari Fadli pernah juga menabung di arisan

online mamsha dengan menjadi member pada slot yang paling bawah. Selain

itu, Bapak Bintang Ajibari Fadli juga menyampaikan bahwa terdapat 2

(bentuk) kontrak di Komunitas Arisan online mamsha Yogyakarta yaitu dalam

bentuk kontrak fisik dan kontrak elektronik. Keduanya memiliki fungsi yang

berbeda. Kontrak fisik hanya diperuntukan untuk nominal perolehan (get)

arisan sekitar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah dan kontrak elektronik hanya digunakan

bagi nominal perolehan (get) arisan di bawah Rp 5.000.000,00 (lima juta

rupiah). Mengenai persyaratan untuk menjadi member di dalam Komunitas

arisan online mamsha Yogyakarta wajib melampirkan Fotocopy KTP atau

Scan KTP dan Foto selfie wajah dengan memegang KTP didekat wajahnya.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Responden yang bernama

Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online mamsha

Yogyakarta, prosedur pendaftaran menjadi member arisan online biasanya

diawali dari perkenalan melalui chat di media sosial, kemudian akan di


81

interview dulu oleh admin ataupun owner komunitas arisan online Mamsha,

setelah itu baru calon member tersebut masuk group komunitas Arisan

Mamsha. Calon member komunitas arisan Mamsha juga diwajibkan untuk

mengisi formulir pendaftaran komunitas, setelah calon member memenuhi

persyaratan menjadi member, kemudian tahap selanjutnya adalah verifikasi

persyaratan, calon member juga harus dapat memahami perjanjian dan

persyaratan Komunitas arisan mamsha Yogyakarta, calon member juga dilatih

untuk mengikuti arisan (trial), maka setelah itu diberikan opsi mau masuk di

dalam kloter arisan yang get berapa juta, barulah calon member tersebut

berstatus menjadi member.

Terdapat beberapa sistem arisan di Komunitas arisan online mamsha

yaitu sistem arisan menurun (regular), sistem arisan trios, sistem arisan

quartet dan sistem arisan penta. Sistem arisan menurun (regular) adalah satu

kesatuan pada nominal setoran yang tidak sama antara anggota satu dengan

yang lainnya. Nominal setoran ditentukan sesuai dengan urutan slotnya.

Urutan slot yang teratas memiliki nominal setoran yang lebih besar dari pada

urutan slot dibawahnya. Contoh arisan diikuti oleh 6 (enam) member dengan

urutan nominal setoran sebagai berikut: 1. A wajib membayar setoran

200.000,00, 2. B wajib membayar setoran Rp 175.000,00, 3. C wajib

membayar setoran Rp 150.000,00, 4. D wajib membayar setoran Rp

125.000,00, 5. E wajib membayar setoran Rp 100.000,00, 6. F wajib

membayar setoran Rp 75.000,00 dari urutan tersebut, setiap anggota akan


82

putus arisan sebesar Rp 825.000,00 secara bergiliran. Giliran pertama adalah

penyetor nominal tertinggi yaitu si A, dilanjut dengan si B dan seterusnya.

Sistem arisan trios adalah satu kesatuan pada nominal setoran yang

tidak sama antara member yang satu dengan nominal setoran yang lainnya,

keseluruhan slot hanya tersedia 3 (tiga) dalam 1 (satu) kloter cara kerjanya

seperti dengan sistem arisan menurun. Sistem arisan quarted adalah satu

kesatuan pada nominal setoran yang tidak sama antara member yang satu

dengan nominal setoran yang lainnya, keseluruhan slot hanya tersedia 4

(empat) dalam 1 (satu) kloter cara kerjanya seperti dengan sistem arisan

menurun. Sistem arisan penta adalah satu kesatuan pada nominal setoran yang

tidak sama antara member yang satu dengan nominal setoran yang lainnya,

keseluruhan slot hanya tersedia 4 (empat) dalam 1 (satu) kloter cara kerjanya

seperti dengan sistem arisan menurun

Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Arisan

regular memiliki kelebihan yaitu nominal kewajiban iuran lebih rendah karena

member yang ikut didalam kloter jumlahnya lebih dari 10 (sepuluh), terdapat

uang darurat yang sebagai uang cover sementara bagi member yang terlambat

membayar kewajibannya. Adapun kelemahan dari arisan regular yaitu jangka

waktu menyelesaikan arisannya cukup lama. Arisan trios memiliki kelebihan

yakni mendapatkan getnya karena dalam 1 kloter hanya terdiri 3 slot, namun

kekurangannya adalah tidak terdapat uang cover zonker. Arisan Quarted

memiliki kelebihan mendapatkan getnya karena dalam 1 kloter hanya terdiri 4


83

slot, sedangkan kelemahannya adalah tdak terdapat ada uang cover zonker.

Arisan dengan sistem Penta memiliki kelebihan mendapatkan getnya karena

dalam 1 kloter hanya terdiri 5 slot, kekurangannya adalah juga tidak terdapat

uang zonker.

Berdasarkan keterangan dari para responden, di dalam Komunitas

Arisan Online Mamsha terdapat 2 (dua) bentuk perjanjian. Perjanjian secara

tertulis maupun bentuk perjanjian secara elektronik. Tujuannya saling

menjamin suatu kepastiaan hukum dan menjaga kepercayaan antara para

member dan owner. Fungsi setiap bentuk perjanjian dalam Komunitas Arisan

Online Mamsha memiliki perbedaan, yaitu perjanjian tertulis hanya

diperuntukan kepada member yang mengikuti arisan dengan nominal

perolehan arisan sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan

Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), sedangkan perjanjian elektronik

hanya diperuntukan kepada member yang mengikuti nominal perolehan arisan

dibawah Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Padahal di dalam Pasal 1338 KUHPerdata telah mengatur semua

persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang Undang bagi

mereka yang membuatnya, sehingga apabila perjanjian berbentuk tertulis

maupun perjanjian secara tidak tertulis ataupun perjanjian elektronik

sepanjang perjanjian tersebut memenuhi syarat sahnya perjanjian yang telah

diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, tidak memiliki perbedaan secara

fungsi. Namun apabila perjanjian dibuat secara tertulis akan lebih membantu
84

dalam pembuktian di persidangan, karena terdapat bentuk secara fisik dari

pada perjanjian lisan.

Menurut penulis, pola kegiatan arisan online komunitas mamsha

yaitu telah terdapat owner dengan member membuat kesepakatan agar

mencapai tujuan bersama diantara para pihak. Owner dan member wajib telah

dewasa dengan dasar pada ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu

minimal 21 Tahun serta wajib cakap hukum, ada suatu persetujuan sejumlah

barang tertentu di dalam Komunitas mamsha yaitu owner dan para member

setuju sepakat secara bersama-sama untuk mengumpulkan uang yang nantinya

dikelola oleh owner dan member wajib melakukan pembayaran iuran

perbulan, owner telah meminjamkan oleh owner kepada para member dengan

nominal pinjaman, waktu pinjaman serta pengembalian, dan bunga serta

denda, dan member yang telah mendapatkan pinjaman dari owner wajib

mengembalikan uang yang sama tersebut dengan membayar kewajiban iuran,

waktu pengembalian serta denda dan bunga yang sudah di sepakati. Uraian

tersebut telah jelas memiliki unsur-unsur yang sama dengan konsep pinjam-

meminjam.

3. Kontrak Elektronik Komunitas Arisan online Mamsha di Wilayah Daerah

Istimewa Yogyakarta

Kontrak pada arisan online Mamsha ini dibuat oleh owner, walaupun

awalnya sempat pernah dibuat oleh kedua belah pihak, by request. Namun

lama kelamaan calon member tersebut sering ingkar janji, akhirnya dari
85

pengalaman, owner membuat secara sepihak, member tidak bisa merubah atau

request perjanjian.98 Perjanjian tersebut dapat berupa fisik (hardcopy) dan

dapat juga berbentuk elektronik (file/softcopy). Perjanjian tersebut dalam

bentuk elektronik , maka calon member akan diberikan file/dokumen via chat

Whatsapp kemudian calon member diminta untuk membaca dengan teliti, dan

kemudian calon member diberikan pilihan untuk setuju atau tidak dengan isi

dari perjanjian tersebut. Kontrak/perjanjian tersebut tertulis/fisik, calon

member akan dikirimkan file, kemudian calon member diminta untuk

menyetak (print), dan mengisi isi dalam perjanjiann yang telah dikirimkan

oleh owner. Serta calon member maruhkan materai Rp 6.000,00 (enam ribu

rupiah) dan juga tanda tangan. Untuk sekarang owner menaruh materai Rp

10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) kemudian calon member kirimkan melalui

pos atau menyerahkan langsung perjanjian fisik kepada owner. 99 Hambatan di

dalam Kontrak Elektronik dan Kontrak Konvensional dalam Komunitas

Arisan online mamsha Yogyakarta menurut Bintang Ajibari Fadli selaku

responden adalah pembuatan isi kontrak hanya dibuat sepihak oleh owner

sedangkan member tidak memiliki peran untuk memberi masukan mengenai

isi kontrak.

Berdasarkan hal tersebut di atas adanya perjanjian atau kontrak

dinilai sangatlah penting tidak hanya itu saja, setiap orang khususnya calon
98
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
99
Hasil Wawancara dengan Bapak Ade Bagus Kusuma selaku member komunitas arisan online
Mamsha.
86

member dan member haruslah memiliki kemampuan untuk dapat memahami

isi dari perjanjian atau kontrak. Perjanjian atau kontrak yang telah disepakati

akan menimbulkan hak, kewajiban, serta tanggung jawab bagi para pihak

yang menyepakati perjanjian atau kontrak tersebut.

Menurut penulis, Arisan online yang dibuat oleh Komunitas Mamsha

Di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kualifikasi dari

kontrak elektronik yang sah, karena arisan online merupakan bentuk kontrak

pinjam meminjam yang diatur dalam Pasal 1754 KUHPerdata, kontrak pinjam

meminjam tersebut dibuat melalui chatting WhatsApp dan Instagram dan

penggunaan transaksi melalui transfer ATM dan/atau M-Banking yang telah

memenuhi Pasal 1 butir 17 dan Pasal 18 Ayat (1) UU ITE. Keabsahan arisan

online telah memenuhi syarat sahnya perjanjian berdasarkan Pasal 1320

KUHPerdata Jo. Pasal 47 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, Hambatannya adalah

kontrak pinjam-meminjam di dalam Komunitas Mamsha dibuat secara

sepihak oleh owner tanpa melibatkan para member, sehingga kontrak tersebut

dapat dibatalkan. Member sebagai pihak yang lemah di dalam bertransaksi

arisan.

Bentuknya perjanjian pinjam-meminjam yang sepanjang memiliki

kualifikasi sebagai berikut: para pihak membuat persetujuan sejumlah uang

tertentu untuk dipinjamkan oleh owner dan kemudian dikembalikan oleh

member dengan jumlah dan kondisi yang sama melalui sistem elektronik
87

berbentuk berupa chatting Whatsapp serta transaksi elektronik berupa transfer

ATM dan/atau M-Banking. Kontrak Elektronik tersebut dapat sah sepanjang

memenuhi persyaratan sahnya perjanjian yaitu kesepakatan para pihak,

kecakapan para pihak, objek tertentu dan causa halal.

D. Tanggung Jawab dan Penyelesaian Sengketa Yang Dilakukan Owner dan

Member Dalam Komunitas Arisan Online Mamsha Di Wilayah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Tanggung Jawab Yang Dilakukan Owner Dan Member Dalam Komunitas

Arisan Online Mamsha Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tanggung jawab adalah suatu kondisi yang wajib menanggung segala

sesuatu resiko atas tugasnya, seperti kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,

dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Fungsi mendapatkan

pembebanan sebagai akibat dari tindakan pihak sendiri atau pihak yang lain.100

Menurut penulis tanggung jawab adalah suatu keadaan yang wajib

bertanggung jawab atas akibat dari perilakunya.

Para pihak yang telah menyepakati isi dari perjanjian tidak selalu dapat

berjalan dengan mulus. Perjanjian atau kontrak dibuat memanglah untuk

memitigasi terjadinya berbagai macam permasalahan khususnya permasalahan

dibidang hukum. Perjanjian atau kontrak yang dibuat berisikan mengenai hak,

kewajiban, sampai tanggung jawab para pihak ketika nantinya terjadi sebuah

100
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Tanggung Jawab,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tANGGUNG%20JAWAB, diakses pada tanggal 26 Juni 2021.
88

permasalahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tanggung jawab

merupakan keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni

selaku owner komunitas arisan online Mamsha terdapat hak dan kewajiban

yang dimiliki setiap member dari komunitas arisan online Mamsha.

Kewajiban Owner Komunitas Arisan Online Mamsha antara lain menagih,

menjaga dan menerima uang member komunitas arisan online dan

menyerahkan uang get kepada member yang mendapatkannya secara tepat

waktu serta menjadi fasilitator penyelesaian sengketa. Hak owner Komunitas

Arisan online Mamsha adalah mendapatkan uang administrasi. Member dari

arisan online juga memiliki hak dan kewajiban. Kewajiban dari member arisan

online antara lain: membayar pasok dan mematuhi aturan yang telah dibuat.

Hak member yang mengikuti arisan online Mamsha adalah mendapatkan

haknya sesuai yang disepakati.101 Menurut wawancara dari Ade Bagus

Kusuma selaku member komunitas arisan online Mamsha kewajiban yang

harus member arisan online Mamsha penuhi antara lain adalah membayar

kewajibannya dan tunduk pada aturan dan perjanjian yang telaah disepakati,

sedangkan Hak dari member arisan online Mamsha adalah mendapatkan uang

arisan, mendapatkan pengalaman, relasi, ilmu baru khususnya terkait dengan

bisnis dan arisan online.102 Meylanda Laksono Wibowo selaku member serta
101
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
102
Hasil Wawancara dengan Bapak Ade Bagus Kusuma selaku member komunitas arisan online
Mamsha.
89

responden pada penulisan ini, menjelaskan bahwa kewajiban member yaitu

membayar uang setoran sebesar nominal yang disepakati secara tepat waktu

serta tunduk dan melaksanakan segala sesuatu yang sudah disepakati

berdasarkan perjanjian baik bentuk fisik ataupun elektronik serta membayar

denda. Hak member adalah mendapatkan uang arisan sesuai yang

diperjanjikan. Bintang Ajibari Fadli selaku member serta responden

memaparkan kewajiban member adalah melaksanakan perintah dari

perjanjian, semisal wajib membayar uang administrasi dan uang setoran per

berapa bulan, itu harus dilaksanakan secara tepat waktu.

Berbicara mengenai arisan online tidak hanya berbicara mengenai hak

dan kewajiban saja, melainkan berbicara mengenai permasalahan yang

mungkin dapat terjadi ketika mengadakan ataupun mengikuti arisan online.

Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online Mamsha

mengatakan bahwa ia pernah mengalami permasalahan dalam arisan online

tersebut. permasalahan terjadi antara owner dan member komunitas arisan

online dari bulan Juni 2020 sampai sekarang sudah 8 (delapan) bersengketa

dengan member. Permasalahan yang sering terjadi adalah member dari

komunitas arisan online terkadang telat untuk membayar uang arisan, bahkan

dalam beberapa kasus member tidak membayar setoran dengan alasan dia

sudah tidak mampu membayar uang arisan, maka owner memberikan opsi

kepada member, mengambil barang milik dia dengan nilai barang yang sama

dengan sisa tunggakan pembayaran dari member. Owner dan member arisan
90

online mamsha telah menyepakati mengenai sikap saling tanggung renteng

antara owner dan member arisan online mamsha, apabila terjadi suatu

permasalahan tersebut sebagai suatu bentuk tanggung jawab yang dilakukan

antara owner dan member arisan online mamsha.103

Menurut penulis, kewajiban owner di Komunitas Arisan Online

Mamsha antara lain menagih, menjaga dan menerima uang member komunitas

arisan online dan menyerahkan uang arisan kepada member yang

mendapatkannya secara tepat waktu serta sebagai fasilitator dalam

penyelesaian sengketa, apabila owner tidak melaksanakan kewajiban dapat

dituntut secara perdata yaitu dapat dikenakan tuntutan wanprestasi atau

perbuatan melawan hukum untuk membayar kerugian atas tindakan owner

kepada member. Kewajiban dari member arisan online antara lain: membayar

uang setoran dengan nominal yang disepakati dan mematuhi kontrak yang

telah ditandatangani serta membayar denda, apabila member tidak

melaksanakan sesuai kontrak dapat dikenakan proses hukum yaitu tuntutan

keperdataan dalam bentuk gugatan perbuatan melawan hukum bertujuan

untuk melindungi dan memberikan ganti rugi kepada owner.

2. Penyelesaian Sengketa Yang Dilakukan Owner dan Member Dalam

Komunitas Arisan Online Mamsha Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

103
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
91

Penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh Ibu Arimbi Rizqia

Anggraeni selaku owner komunitas arisan online Mamsha adalah dengan cara

komunikasi via Whatapps chat, kemudian kalau tidak direspon baru

didatengin ke rumahnya untuk dilakukan negosiasi, kalau negosiasi belum

terselesaikan, maka dilakukan mediasi, kalau masih tidak terselesaikan baru

jalur ke pengadilan. Namun selama ini terselesaikan dengan cara negosiasi,

mediasi, sehingga belum pernah ke jalur pengadilan.104

Penyelesaian sengketa dapat diselesaikan dengan menggunakan

beberapa alternatif yaitu sebagai berikut:

a. Melalui jalur perdata, dapat diselesaikan melalui

1) Penyelesaian di pengadilan (litigasi)

Penyelesaian di pengadilan dapat dilakukan melalui gugatan

wanprestasi

2) Penyelesaian di luar pengadilan (non litigasi)

Penyelesaian di luar pengadilan dapat dilakukan melalui:

a) Musyawarah

b) ADR melalui konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, pendapat

ahli;

c) Arbitrase

b. Melalui jalur pidana, dapat diselesaikan melalui

104
Hasil Wawancara dengan Ibu Arimbi Rizqia Anggraeni selaku owner komunitas arisan online
Mamsha.
92

1) Laporan tindak pidana penipuan (Pasal 378 KUHPidana)

2) Laporan tindak pidana penggelapan (Pasal 372 KUHPidana)

Penyelesaian memalui jalur pidana tergantung dengan unsur-unsur yang

dipenuhi sesuai dengan kasusnya.105

Menurut penulis, Tanggung Jawab owner yaitu secara individu atas

kesalahannya, serta bertanggung jawab atas suatu pelanggaran yang dilakukan

oleh para member. Tanggung Jawab member yaitu secara individu atas

kesalahannya yang tidak melaksanakan kewajibannya, serta bertanggung jawab

atas suatu pelanggaran bagi dirinya. Penyelesaian sengketa yang dilakukan

owner dengan member yaitu berkomunikasi melalui chatting, telefon, atau

video call di media sosial, kemudian bertemu langsung untuk menyampaikan

keinginan, keluh kesah dan itikad baik untuk menyelesaikan sengketa.

105
Hasil wawancara dengan Ibu Erna Tri Rusmala Ratnawati, S.H., M.Hum. selaku narasumber.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Arisan online yang diselanggarakan oleh komunitas arisan online Mamsha

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikualifikasi kontrak elektronik

yang sah, karena bentuknya perjanjian pinjam-meminjam yang sepanjang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut: para pihak membuat persetujuan sejumlah

uang tertentu untuk dipinjamkan oleh owner dan kemudian dikembalikan oleh

member dengan jumlah dan kondisi yang sama. Perjanjian pinjam meminjam

dikatakan sebagai kontak elektronik sepanjang menggunakan sistem

elektronik yang salah satu sarananya melalui chatting Whatsapp serta

transaksi elektronik di dalam arisan berupa transfer ATM dan/atau M-

Banking. Kontrak Elektronik tersebut dapat sah sepanjang memenuhi

persyaratan sahnya perjanjian yaitu kesepakatan para pihak, kecakapan para

pihak, objek tertentu dan causa halal.

2. Tanggung Jawab yang dilakukan owner yaitu secara individu atas kesalahan

mengelola arisan, serta bertanggung jawab atas suatu pelanggaran yang

dilakukan oleh para member. Tanggung Jawab member yaitu secara individu

atas kesalahannya yang tidak melaksanakan pembayaran iuran, serta

bertanggung jawab atas suatu pelanggaran bagi dirinya sendiri. Penyelesaian

sengketa. Bentuk penyelesaian sengketa yang dilakukan owner dengan

member yaitu berkomunikasi melalui chatting, telefon, dan/atau video call di

93
94

Whatsapp atau Instagram, kemudian bertemu langsung untuk menyampaikan

keinginan, keluh kesah dan itikad baik untuk menyelesaikan sengketa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Pemerintah perlu membuat suatu produk hukum peraturan perundang-

undangan tentang Arisan online;

2. Perlu adanya pengawasan terhadap instansi Pemerintah terhadap pengelolaan

arisan online.

3. Owner komunitas arisan online “Mamsha” Yogyakarta dalam membuat

suatu kontrak, agar mempertimbangangkan pula masukan dari para

membersupaya dapat tercapai kesepakatan bersama mengenai aturan dalam

sebuah komunitas arisan online.


95

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Dhanang Widhijawan, 2018, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Bisnis Transaksi &


Sistem Elekronik (UU ITE Perubahan No. 19/2016), Penerbit: Keni Media,
Bandung.

Edmon Makarim, 2000, Kompilasi Hukum Telematika, PT. Grafindo Persada,


Jakarta.

Evi Ariyani, 2013, Hukum Perjanjian, Ombak, Yogyakarta.

F.X. Suhardana, 2009, Contract Drafting Kerangka Dasar dan Teknik


Penyusunan Kontrak, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta.

M. Yahya Harahap, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Jakarta.

Maria Farida Indrati S., 2019, Ilmu Perundang-Undangan Jenis, Fungsi dan
Materi Muatan, Kanisius, Yogyakarta.

Mieke Komar Kantaarmadja, 2002, Pengaturan Kontrak Untuk Perdangan


Elektronik (E-Contract), Cyberlaw: Suatu Pengantar, Elips II, Jakarta.

Mokhamad Rohma Rozikin, 2018, Hukum Arisan Dalam Islam Kajian Fikih
Terhadap Praktik ROSCA (Rotating Savings and Credit Association), UB
Press, Malang.

Ridwan Khairandy, 2004, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak Cetakan-2,


Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.

Rosa Agustina, 2003, Perbuatan Melawan Hukum, Penerbit: Pasca Sarjana FH


Universitas Indonesia.

Salim H.S., 2003, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar
Grafika, Jakarta.

Salim H.S, 2005, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Indonesia, Sinar


Grafika, Jakarta.

Soedjono Dirjosisworo, 1997, Hukum Perusahaan Mengenai Bentuk-bentuk


Perusahaan (badan usaha) di Indonesia, Mandar Maju, Bandung.

Soedharyo Soimin, 2015, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Sinar Grafika,
Jakarta.
96

Subekti, 1963, Hukum Perjanjian, PT. Internusa, Jakarta.

Subekti, 2004, Hukum Perjanjian, Cetakan ke-20, Penerbit Intermasa, Jakarta.

Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian Teori dan Analisis Kasus, Prenadamedia


Group, Jakarta.

Widoatmodjo, Sawidji, Lie Ricky Ferlianto dan Joni Rizal, 2007, Forex Online
Trading Tren Investasi Masa Kini, PT. Gramedia, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan

Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Sekretariat
Negara, Jakarta.

Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi


Elektronik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58,
Sekretariat Negara. Jakarta.

Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251, Sekretariat
Negara. Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan


Transaksi Elektronik Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348.

Jurnal

Sanusi Arsyad, 2000, Problematika Hukum Transaksi E-Commerce, Makjalah


Hukum, XV No. 175 Mei 2000, Varia Peradilan.

Sumargono, 2011, Sejarah Perkembangan Internet dan Kebutuhan Informasi Era


Online Dalam Dunia Pendidikan, Vol. 1, No.1, Jurusan Matematika Sains
Fakultas MIPA Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.
97

Website

Accurate, “Pengertian Badan Usaha dan Jenis Badan Usaha yang Ada Di
Indonesia”, https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-badan-usaha-dan-
jenisnya/, diakses 19 Juni 2021.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Tanggung Jawab,


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tANGGUNG%20JAWAB, diakses pada
tanggal 26 Juni 2021.

CPS Soft, “Pengertian Badan Usaha & Bentuk Badan Usaha Yang Ada Di
Indonesia”, https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-badan-usaha-bentuk-
badan-usaha-yang-ada-di-indonesia/, diakses 19 Juni 2021.

Dimas Prasojo, Hal-Hal Penting Dalam Perjanjian Elektronik (Clik-Wrap
Agreement), https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/hukum-perizinan/hal-
hal-penting-dalam-perjanjian-elektronik-clik-wrap-agreement-, diakses
tanggal 7 Oktober 2020.

Ensieh Farkhondehpay, Identifying Barriers and Enablers for Adoption of E-


Contracting in B2B Market in Iran,
http://www.diva-portal.se/smash/get/diva2:1018656/FULLTEXT01.pdf,
diakses pada tanggal 20 Juli 2021.

Gabriella, Perbedaan Litigasi dan Non Litigasi hlm.1, http://fh.upgris.ac.id/hal-


hal-yang-harus-dipersiapkan-untuk-menjadi-programmer-android/, diakses
18 Oktober 2020.

Jagokata.com, komunitas, https://jagokata.com/arti-kata/komunitas.html, diakses


pada tanggal 16 Oktober 2020.

Kompas, Seiring dengan waktu, arisan Menjadi Budaya Pop di Indonesia,


https://lifestyle.kompas.com/read/2013/12/08/1212040/Seiring.dengan.Wakt
u.Arisan.Menjadi.Budaya.Pop.di.Indonesia/ , diakses pada tanggal 15
Oktober 2020.

Leo/Apr, Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi Sebagai Dasar Gugatan,


hlm.2, https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol3616/perbuatan-
melawan-hukum-dan-wanprestasi-sebagai-dasar-gugatan, diakses 18
Oktober 2020.

Martha Warta, Survei APJII Begini Kecenderungan Pengguna Internet Zaman


Now, https://bisnis.tempo.co/read/1062287/survei-apjii-begini-
98

kecenderungan-pengguna-internet-zaman-now diakses tanggal 3 Oktober


2020.
Pendidik.co.id, Pengertian Komunitas, Jenis, Manfaat & Contohnya (Lengkap)
https://www.pendidik.co.id/komunitas/, diakses pada tanggal 17 Oktober
2020.

Pengajarku, Artikel Tentang Online, https://pengajar.co.id/online-adalah/, diakses


tanggal 7 Oktober 2020.

Robert Sidauruk, Standar Pengamanan Sistem Elektronik: Oleh Siapa,


https://robertsidauruk.com/standar-keamanan-sistem-elektronik-oleh-siapa/,
diakses pada tanggal 21 Juli 2021.

Roboguru, perbedaan antara badan usaha dan perusahaan,


https://roboguru.ruangguru.com/question/berikut-ini-merupakan-salah-satu-
perbedaan-badan-usaha-dan-perusahaan-yaitu-_QU-8GINDLNY, diakses
pada tanggal 23 Juni 2021.

Simulasikredit, Berapa Sistem Arisan Yang Kamu Tahu? Ternyata Ada Banyak
Macam Arisan Lho, https://www.simulasikredit.com/berapa-sistem-arisan-
yang-kamu-tahu-ternyata-ada-banyak-macam-arisan-lho/ diakses tanggal 17
Oktober 2020.

United Nations Commission on International Trade Law, UNCITRAL Model Law


on Electronic Commerce with Guide to Enactment 1996, with additional
article 5 bis as adopted in
1998,https://uncitral.un.org/sites/uncitral.un.org/files/media-documents/
uncitral/en/19-04970_ebook.pdf, diakses pada tanggal 21 Juli 2021.

Anda mungkin juga menyukai