SKRIPSI
OLEH
AFRIANTI
190200019
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
OLEH :
AFRIANTI
190200019
Disetujui Oleh :
NAMA : AFRIANTI
NIM : 190200019
1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut diatas adalah benar tidak merupakan
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah ciplakan, maka segala
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau tekanan
dari pihak manapun.
Afrianti
190200019
ABSTRAK
Afrianti*
Dedi Harianto**
Mulhadi***
Kemajuan dalam bidang transportasi yang begitu pesat cukup memberi dampak
terhadap perdagangan otomotif. Meningkatnya minat dari pembeli menyebabkan tak
jarang kemudian jual beli sepeda motor dilakukan dengan cara harus memesan terlebih
dahulu (indent). Pelaksanaan jual beli dengan cara indent ini banyak memunculkan
permasalahan pada kedua belah pihak. Hal yang paling sering ditemukan adalah sepeda
motor yang dipesan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh pihak penjual.
Permasalahan yang dibahas yakni proses pelaksanaan perjanjian jual beli sepeda motor
secara indent, kendala dalam pelaksanaan jual beli kendaraan secara indent,
pertanggungjawaban Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak apabila sepeda
motor yang diterima konsumen tidak sesuai yang dipesan dan melewati batas waktu
yang diperjanjikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yakni metode
penelitian hukum normatif, yaitu dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier
kemudian menganalisis dengan melakukan perbandingan antara tuntutan nilai-nilai ideal
yang ada dalam peraturan perundang-undangan. Penulis juga melakukan penelitian
lapangan berupa wawancara.
Melalui penelitian skripsi ini diperoleh hasil bahwa pertama proses pelaksanaan
perjanjian jual beli sepeda motor secara indent pada Dealer PT. Indako Trading Coy
Kampung Pajak dilakukan dengan perjanjian tertulis berupa SPK (Surat Pesanan
Kendaraan) yang sudah memenuhi syarat sahnya perjanjian yang terdapat di dalam
KUHPer. Kedua, yang menjadi kendala dalam pelaksanaan jual beli kendaraan secara
indent pada Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak yaitu, adanya wanprestasi
pihak penjual. Ketiga, Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak memiliki
tanggung jawab atas tindakan wanprestasi yang dilakukannya terhadap konsumen.
Kata Kunci: Indent, Wanprestasi, Tanggung Jawab Hukum
* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
** Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
*** Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Ridho
dan Inayah-Nya serta memberikan kekuatan dan kesabaran , sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tanggung Jawab Dealer PT. Indako
Trading Coy Kampung Pajak Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Jual Beli
Sepeda motor Secara Indent” untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi
serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Hukum Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini tentunya tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan, semangat,
motivasi, dan doa dari berbagai pihak terutama untuk orang tua penulis Bapak Rabil dan
Ibu Partik serta seluruh keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan bantuan,
semangat dan dukungan untuk penulis disegala keadaan baik dan buruk. Selain itu pada
1. Prof. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;
2. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara;
3. Dr. Agusmidah, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universit
as Sumatera Utara;
4. Ibu Puspa Melati, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Unive
5. Dr. Mohammad Ekaputra, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Huku
ii
6. Dr. Yefrizawati, S.H., M.Hum, selaku Ketua Program Studi S1 Fakultas Hukum
7. Dr. Affila, S.H., M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi S1 Fakultas Hukum U
9. Dr. Dedi Harianto, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I penulis, yang
10. Dr. Mulhadi.,SH.M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II penulis, yang juga telah
11. Romadona dan Nurhalima A.Md.Kom selaku abang dan kakak yang selalu
menasihati, dan memberi dukungan yang kuat serta mendoakan penulis dalam
pengerjaan skripsi;
12. Qwen Aleta yang selalu menghibur dan memberikan semangat di setiap hari;
13. Ibrahim Sanjani sebagai teman yang selalu ada saat penulis membutuhkan
14. Kepada sahabat penulis Siti Yusniar dan Ahmad Riski semasa kuliah yang
iii
15. Terima kasih untuk Fitra Idra Lubis A.Md.AB dan Neessa Azhima Dwi Ananda
16. Semua pihak yang bersedia membantu dan menyemangati, serta menghibur
penulis dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikianlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan skripsi ini. Berharap semoga skripsi yang disusun penulis dapat
Afrianti
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah...........................................................................................9
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
D. Keaslian Penulisan
E. Tinjauan Pustaka
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
v
1. Tinjauan tentang Indent...................................................................42
2. Perjanjian Jual Beli dengan Sistem Indent.......................................43
3. Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Sepeda motor dengan
Sistem Indent pada Dealer PT. Indako Trading Coy
Kampung Pajak................................................................................45
A. Bentuk dan Isi Perjanjian Jual Beli Sepeda motor Secara Indent................49
B. Kendala dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda motor Secara Indent
pada Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak...............................52
1. Terjadinya Wanprestasi ...................................................................52
2. Bentuk-bentuk Wanprestasi yang Menjadi Kendala dalam
Perjanjian Jual Beli Sepeda motor dengan Sistem Indent................55
C. Akibat Hukum Wanprestasi dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda
motor dengan Sistem Indent pada Dealer PT. Indako Trading Coy
Kampung Pajak............................................................................................61
vi
1. Tanggung Jawab Perdata PT. Indako Trading Coy
Kampung Pajak Berdasarkan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata..............................................................................70
2. Tanggung Jawab Pidana PT. Indako Trading Coy
Kampung Pajak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.............................75
3. Tanggung Jawab Hukum Administrasi Negara PT. Indako
Trading Coy Kampung Pajak Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen......................................................................................79
C. Upaya Hukum dalam Penyelesaian Sengketa Wanprestasi dalam
Perjanjian Jual Beli Sepeda motor dengan Sistem Indent pada
Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak.....................................81
1. Penyelesaian Sengketa Wanprestasi dalam Perjanjian Jual
Beli Sepeda motor dengan Sistem Indent secara Litigasi..............81
2. Penyelesaian Sengketa Wanprestasi dalam Perjanjian Jual
Beli Sepeda motor dengan Sistem Indent secara Non-
Litigasi...........................................................................................85
A. Kesimpulan................................................................................................88
B. Saran..........................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................91
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu kebutuhan manusia, salah satunya adalah sepeda motor.
Sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat vital, karena sepeda
sepeda motor juga lebih mudah dan praktis dibanding dengan alat transportasi
lainnya untuk mendukung segala aktifitas. Oleh karena itu, kebutuhan akan sepeda
motor sebagai alat transportasi menjadi sangat tinggi dan menyebabkan jual beli
mencatat, penjualan sepeda motor domestik dan ekspor kembali tumbuh pada Juni
pertumbuhan. Per Juni 2022, volume nya mencapai 71.618 (tujuh puluh satu ribu
enam ratus delapan belas) unit atau naik 41,27% (empat puluh satu koma dua
puluh tujuh persen). Secara kumulatif, penjualan sepeda motor domestik selama
periode Januari-Juni 2022 berjumlah 2.246.627 (dua juta dua ratus empat puluh
enam ribu enam ratus dua puluh tujuh) unit. Sedangkan, total volume ekspor
sepeda motor dari Indonesia mencapai 346.547 (tiga ratus empat puluh
1
2
enam ribu lima ratus empat puluh tujuh) unit pada periode yang sama. Realisasi
penjualan sepeda motor domestik mencapai 296.334 (dua ratus sembilan puluh
enam ribu tiga ratus tiga puluh empat) unit per Juni 2022. Angka itu naik 19,37%
dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 248.235 (dua ratus empat puluh
Tabel.1 Penjualan Sepeda Motor Domestik dan Ekspor Indonesia (Juni 2021-Juni 2022)
Sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/12/ekspor-sepeda-
motor-indonesia-turun-75-pada-2022
Jual beli menurut Pasal 1457 KUH Perdata yaitu “suatu persetujuan
1
Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia, https://www.aisi.or.id/statistic/ diakses pada 9
Februari 2023 pukul 22.00 WIB.
3
kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.”
Perjanjian jual beli secara umum merupakan “suatu ikatan bertimbal balik dimana
pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu
barang, sedangkan pihak yang lainnya (si pembeli) berjanji untuk membayar
harga dengan atas perjanjan sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.”2
uang panjar atau DP (Down Payment) terlebih dahulu kepada penjual. Jadi,
pembeli memberikan uang panjar yang telah ditentukan, lalu sisa pembayaran
dapat dilakukan dengan cara tunai cash atau kredit setelah barang yang menjadi
2
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995), hal.12
3
Ahmadi Miru dan Sakka Pati, Hukum Perikatan (penjelasan makna pasal 1313
sampai1456 BW), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), hal.62
4
Yahya Harahap, Segi – Segi Hukum Perjanjian, (Bandung: PT Alumni, 1986), hal 10 &
4
diperjanjikan oleh para pihak pada saat dibuat tidak mutlak atau harus ada.5
motor dengan model dan tipe baru yang belum banyak dijual. Dapat dilakukan
dengan memesan terlebih dahulu atau indent. Adapun sistem perjanjian dan
pembelinya. Umumnya pembeli memesan model dan tipe atau merek sepeda
motor tertentu dengan membayar uang muka atau panjar, kemudian disepakati
terjadi antara para pihak yakni penjual dan pembeli. Di mana pembeli memesan
barang yaitu sepeda motor karena barang tersebut belum keluar atau
belah pihak merupakan kesepakatan yang dicapai secara lisan dan mengikat
sebagai perjanjian antara kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli yang
kemudian melahirkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang harus ditaati dan
dilaksanakan.6
Unsur-unsur pokok perjanjian jual beli adalah barang dan harga. Sesuai
60
5
Gunawan Widjaja & Kartini Muljadi, Jual Beli, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), hal.
18
6
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Jakarta: PT
Raja Grafindo, 2003), hal 34-35
5
ayat (1) KUHPerdata menyatakan “bahwa suatu perjanjian sah jika terdapat
kesepakatan diantara para pihak yang nantinya akan mengikat para pihak.” Maka
dari itu, perjanjian jual beli sudah dilahirkan pada detik tercapainya kata “sepakat”
mengenai barang dan harga, maka lahirlah perjanjian jual beli yang sah.
Dua syarat yang pertama mewakili syarat subjektif, yang berhubungan den
gan subjek dalam perjanjian, dan dua syarat yang terakhir berhubungan dengan sy
arat objektif yang berkaitan dengan objek perjanjian yang disepakati oleh para pih
ak dan akan dilaksanakan sebagai prestasi atau utang dari para pihak.8
Jual beli ada dua subjek yaitu penjual dan pembeli, yang masing-masing m
empunyai kewajiban dan berbagai hak, maka mereka masing-masing dalam beber
apa hal merupakan pihak yang berwajib dan dalam hal-hal lain merupakan pihak y
ang berhak. Ini berhubungan dengan sifat timbal balik dari persetujuan jual beli
(Werdering overenkomst).9
Apabila subjek dari jual beli adalah si penjual dan pembeli, yaitu uns
ur-unsur yang bertindak, maka objek dari jual beli adalah barang yang dijua
7
R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Cet 28, (Jakarta:
Pradnya Paramita,1996), hal.339
8
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Undang-Undang
(Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2005), hal. 53
9
Idris Zainal, Ketentuan Jual Beli Menurut Hukum Perdata, (Medan: Fakultas Hukum
USU), hal. 36
6
l atau dibeli. Untuk menentukan apa yang menjadi objek jual beli adalah bara
ng atau hak yang dimiliki. Ini berarti, bahwa yang dapat dijual atau dibeli itu tid
ak hanya barang yang dimiliki, melainkan suatu hak atas barang yang bukan
hak milik. Syarat dari objek jual beli adalah layak, apabila pada waktu jual
beli terjadi. Apabila barang sudah musnah sama sekali, maka perjanjian bata
li dapat memilih antara pembatalan jual beli atau penerimaan bagian barang ya
ng masih ada dengan pembayaran sebagian dari harga yang sudah diperjanjikan.
10
barang dan menanggungnya.” Penanggungan dalam hal ini adalah “penjual baik
tersembunyi pada barang yang dijualnya.” Berkaitan dengan hal tersebut, penjual
yang sesuai dengan pesanan konsumen, tetapi juga menanggung segala risiko
yang ditimbulkan dari penyerahan sepeda sepeda motor tersebut. Jual beli
Jadwal kedatangan barang indent sering tidak sesuai dengan awal kesepakatan
10
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cet.20, (Jakarta: PT.Intermasa,1985), hal.16
7
tetapi dalam mengatasi hal ini pada umumnya pihak dealer akan terus melakukan
kualitas barang juga tak jarang menjadi masalah, dimana barang yang datang tidak
sesuai dengan yang sudah disepakati. Hal ini disebabkan karena ketika melakukan
kesepakatan jual beli, pembeli tidak dapat melihat ataupun memeriksa secara
Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak adalah dealer yang
kegiatan usaha jual beli sepeda sepeda motor tersebut, dealer PT. Indako Trading
motor yang telah diterima oleh konsumen tersebut mengalami gangguan pada
komponen mesin, tepatnya pada hari ketujuh penggunaan, mesin sepeda motor
mengalami gangguan yang mengakibatkan berasap dan lecet pada cub body
diterima oleh konsumen tersebut, sebagai pihak penjual dealer PT. Indako
semata-mata dapat dibebankan kepada dealer PT. Indako Trading Coy Kampung
11
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
12
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
8
Pajak, karena Dealer PT.Indako Trading Coy Kampung Pajak hanya bertindak
sebagai penjual sepeda motor dan untuk penyerahan masih bergantung kepada
produsen. Setiap sales dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak selalu
tersebut juga bukan merupakan kesengajaan atau kelalaian pihak Dealer PT.
Indako Trading Coy Kampung Pajak, maka selama barang belum diterima
keterlambatannya. Dalam hal tersebut sengaja dipilih untuk lebih dalam meneliti
tentang pelaksanaan perjanjian jual beli sepeda motor dengan sistem indent pada
Dengan latar belakang diatas, maka sengaja dipilih judul skripsi tentang
Indent”.
B. Rumusan Masalah
13
Hasil wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
9
2. Apakah kendala dalam pelaksanaan jual beli kendaraan secara indent pada
diterima konsumen tidak sesuai yang dipesan dan melewati batas waktu
yang diperjanjikan ?
1. Tujuan Penulisan
secara indent pada dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak.
konsumen tidak sesuai yang dipesan dan melewati batas waktu yang
diperjanjikan.
2. Manfaat Penulisan
a. Secara Teoretis
dikemudian hari.
b. Secara Praktis
kemudian hari.
D. Keaslian Penelitian
11
Perjanjian Jual Beli Sepeda motor Secara Indent”, telah dilakukan penelusuran
melalui media internet, dan hasilnya belum ada penulis lain yang memiliki judul
yang sama. Namun, ada beberapa judul yang memiliki kaitan dengan judul ini,
yaitu:
Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Mobil Dengan Sistem Indent (Studi
Istimewah Yogyakarta).
Rumusan masalah:
Yogyakarta?
Perjanjian Jual – Beli Mobil Secara Kredit Dengan Sistem Indent (Studi
Rumusan masalah:
Medan).
Rumusan masalah:
indentor?
sepeda motor yang diterima indentor tidak sesuai yang dipesan dan
Bengkulu).
Rumusan masalah:
Bengkulu?
13
Rumusan masalah:
a. Upaya apa yang dilakukan oleh CV. Adfan Putra Sebagai sub
indentor?
Untuk mengetahui keaslian penulisan dari skripsi ini terlebih dahulu juga
dilakukan uji bersih berupa penelusuran terhadap judul skripsi yang tercatat pada
apakah ada judul ataupun topik yang sama maupun menyerupai dengan judul lain
yang sudah pernah ditulis. Dalam hal ini, perbedaan topik antara penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini penulis berfokus pada
haknya sedangkan pada beberapa penelitian terdahulu lebih berfokus pada bentuk
perjanjian dan pelaksanaannya. Maka dari itu, Pusat Dokumentasi dan Informasi
14
tertanggal 11 November 2022 menyatakan bahwa tidak ada judul yang sama.
E. Tinjauan Pustaka
1. Tanggung Jawab
an perhitungan atas semua hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberik
mpunyai dasar, yaitu “hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi s
eorang untuk menuntut orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan ke
14
Andi Hamzah, Kamus Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 10
15
Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Cet.2, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 2014), hal. 77
16
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum bagi Pasien, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2010), hal. 48
15
wab dan seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-p
ihak terkait.17
2. Perjanjian
ata adalah “suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatka
n dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Pasal ini menjelaskan tentan
g berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji unt
bahwa perjanjian adalah “hubungan hukum antara dua pihak atau lebih ber
alam hal ini adalah menimbulkan hak dan kewajiban dan kalau kesepakata
yang telah ditentukan, lalu pembayaran dapat dilakukan dengan cara tunai
17
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, (Jakarta:
Grasindo,2004), hal. 93
18
Ahmadi Miru, Hukum Perikatan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 63
19
R. Subekti, Op.Cit, hal.11
20
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar (Yogyakarta: Liberty, 2005),
hal. 95
16
cash atau kredit setelah barang yang menjadi objek jual beli tersebut
datang.21
yang terjadi antara para pihak yakni penjual dan pembeli.” Di mana
yang dicapai oleh kedua belah pihak merupakan kesepakatan yang dicapai
secara lisan dan mengikat sebagai perjanjian antara kedua belah pihak
yakni penjual dan pembeli yang kemudian melahirkan hak dan kewajiban
mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
21
Yahya Harahap, Op. Cit, hal. 10 dan 60
22
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Op Cit, hal.18
23
R. Subekti, Op Cit, hal. 20
24
Celina Tri Siwi Kristianti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Sinar Grafika,
2009), hal. 31
17
pembeli apabila tidak sesuai seperti yang telah dijelaskan pada pasal
F. Metode Penelitian
n mengetahui yang sudah mencapai taraf ilmiah, yang disertai dengan kenyataa
n bahwa setiap gejala yang terjadi dapat ditelaah dan dicari hubungan causal se
bab akibatnya, atau kecenderungan yang timbul.25 Metode yang digunakan dala
1. Jenis Penelitian
meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: University Indonesia Press,
1986), hal.6
26
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1983), hal. 24
18
terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan yang dapat
2. Sifat Penelitian
3. Pendekatan Penelitian
28
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2011), hal. 93
29
Ibid.
20
a. Waktu
b. Lokasi
sepeda motor Indako ini terdapat banyak sepeda sepeda motor yang
5. Sumber Data
sebagai data utama. Data sekunder adalah “data yang didapat tidak secara
kepustakaan.”30
30
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya:
Bayumedia,2006), hal.192.
21
31
Soerjono Soekanto, Op. Cit, hal.52
32
Ibid
22
ancara.”33
1) Studi Dokumen
ulis atau tercatat. Pada metode ini petugas pengumpulan data tingga
nya.34
2) Pedoman Wawancara
33
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hal. 105
34
Sanafiah Faesal, Dasar dan Teknik Penelitian Keilmuan Sosial (Surabaya: Usaha
Nasional, 2002), hal.42-43
23
merupakan :
“apa saja yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam suatu kelas
atau jenis jenis berlaku juga sebagai hal yang benar pada semua peristiwa
termasuk di dalam suatu kelas dianggap benar maka secara logika atau
teoritik orang dapat menarik kesimpulan bahwa kebenaran sebagai
peristiwa yang khusus itu.”36
bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus.”37 Oleh karena itu
35
Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: CV Alfabeta,1998), hal.300
36
Sutrisno Hadi, Metodologi Researh II Cet. XVI, (Jogyakarta: Yayasan Penerbitan Fak.
Psikologi UGM, 1987) hal. 36
37
Ibid.
24
G. Sistematika Penulisan
harus diuraikan secara sistematika. Sistematika penulisan ini disusun dalam suatu
kerangka yang terdiri atas lima bab dengan masing-masing bab memiliki beberapa
sub bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan
umum tentang skripsi yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan masalah,
Bab II Pelaksanaan perjanjian jual beli sepeda motor dengan sistem indent
pada dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak, pada bab ini akan
Perdata, tinjauan umum perjanjian jual beli, pelaksanaan perjanjian jual beli
Bab III Kendala dalam pelaksanaan perjanjian jual beli sepeda motor
dengan sistem indent pada dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak.
Membahas mengenai bentuk dan isi perjanjian jual beli sepeda motor secara
beli sepeda motor dengan sistem indent pada dealer PT. Indako Trading Coy
25
Kampung Pajak.
wanprestasi dalam perjanjian jual beli sepeda motor dengan sistem indent dalam
hal sepeda motor yang diterima konsumen tidak sesuai dengan perjanjian dan
diterima melewati waktu yang diperjanjikan. Bab ini membahas tanggung jawab
hukum, tanggung jawab dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak atas
tindakan wanprestasi dalam perjanjian jual beli sepeda motor dengan sistem
jual beli sepeda motor dengan sistem indent pada dealer PT. Indako Trading Coy
Kampung Pajak.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab penutup, dalam bab
1. Pengertian Perjanjian
Dalam KUH Perdata perjanjian diatur dalam Buku III ( Pasal 1233-1864)
pengertian yang sama. Hal ini dapat dilihat jelas dari judul Bab II Buku III BW
adalah “suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk
antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban
38
Niru Anita Sinaga, Nurlely Darwis, Wanprestasi dan Akibatnya dalam Pelaksanaan
Perjanjian, (Jakarta: Universitas Surya Darma, 2020), hal. 45
39
R.Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 2005), hal.1
26
27
a. Ada pihak-pihak.
b. Ada persetujuan antara pihak-pihak.
c. Ada prestasi yang akan di laksanakan.
d. Ada bentuk tertentu lisan atau tulisan.
e. Ada syarat-syarat tertentu sebagai isi perjanjian.
f. Ada tujuan yang hendak di capai.41
2. Unsur-Unsur Perjanjian
pat beberapa unsur, yaitu “adanya pihak-pihak sedikitnya dua orang, adanya perse
tujuan para pihak, adanya tujuan yang akan dicapai, adanya prestasi yang akan dic
apai.“42
a. Unsur Essensialia
Unsur essensialia adalah “unsur perjanjian yang selalu harus ada di
dalam suatu perjanjian, unsur mutlak, dimana tanpa adanya unsur t
ersebut, perjanjian tidak mungkin ada.” Dengan demikian unsur ini
penting untuk terciptanya perjanjian, mutlak harus ada agar perjanji
an itu sah sehingga merupakan syarat sahnya perjanjian.
b. Unsur Naturalia
Unsur naturalia adalah “unsur lazim melekat pada perjanjian yaitu
unsur yang tanpa diperjanjikan secara khusus dalam perjanjian seca
ra diam-diam dengan sendirinya dianggap ada dalam perjanjian kar
ena sudah merupakan bawaan atau melekat pada perjanjian.” Deng
40
Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional, (Bandung: Refika Aditama,
2006), hal.15
41
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,
1999), hal. 82
42
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000),
hal. 31
28
1313 KUHPerdata hanya terjadi atas izin atau kehendak (toestemming) dari semua
mereka yang terkait dengan persetujuan itu, yaitu mereka yang mengadakan
empat syarat :
43
J.Satrio, Hukum Perjanjian, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2002), hal.67-72
44
Komar Andasasmita, Notaris II Contoh Akta Otentik Dan Penjelasannya, cet. 2,
(Bandung: Ikatan Notaris Indonesia Daerah Jawa Barat, 1990) hal. 430
45
I Ketut Oka Setiawan, Hukum Perikatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hal. 61
46
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), hal.33
29
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Apabila syarat pertama dan kedua tidak
terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan. Artinya salah satu pihak dapat
sepanjang para pihak tidak ada yang keberatan maka perjanjian itu adalah tetap
dianggap sah.50
objek dari perjanjian. Jika syarat ketiga dan keempat tidak terpenuhi maka
perjanjian itu batal demi hukum artinya, bahwa dari semula perjanjian dianggap
47
R. Subekti, Op.Cit, hal. 17
48
I Ketut Oka Setiawan, Op.Cit., hal. 67
49
Sugeng, Hukum Telematika Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2020), hal. 108
50
Niru Anita Sinaga, Nurlely Darwis, Op.Cit, hal. 47
51
Ibid.
30
secara khusus terhadap perjanjian ini. Pengaturan perjanjian bernama dapat diatur
Hukum Dagang.52
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
penjelasan Pasal 1457 sampai dengan penjelasan Pasal 1540 KUHPerdata. Jual
beli menurut Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu “jual beli
adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
telah dijanjikan.”
52
Triyana Syahfitri & Wandi, “Tinjauan Yuridis Jual Beli Menurut Hukum Perdata”,
(Riau: Universitas Islam Indragiri), hal.2
53
Djaja S. Meliala, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan
(Bandung : Nuansa Aulia, 2007), hal. 75
54
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta: PT
Pradnya Paramita, 2004), hal. 338
31
terjadi kesepakatan. Oleh sebab itu, kata sepakat merupakan syarat sahnya
jual-beli tersebut dianggap sah secara hukum apabila “jual-beli dianggap telah
terjadi segera setelah orang-orang itu telah mencapai kesepakatan tentang barang
tersebut beserta harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan harganya
belum dibayar.”55
yang harus ada dalam terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Unsur
yang harus dilaksanakan oleh penjual dan pembeli itu adalah sebuah kewajiban
telah dibeli.
“pemberian suatu barang sebagai objek perjanjian kepada penerima barang atau
pembeli sebagai hak yang seharusnya diberikan kepada pembeli oleh pemilik
barang kepada pembeli ini dilakukan agar pemilik barang menerima haknya
berupa uang.58
oleh masing-masing pihak yang mengikatkan diri berdasarkan kata sepakat yaitu
pihak telah sepakat atas objek yang dijual untuk menjadi objek perjanjian.
penjelasan berikut ini: “jual-beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak
seketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga,
Subjek dari perbuatan hukum adalah subjek hukum. Subjek hukum terdiri
dari manusia serta badan hukum. Maka dari pada itu semua manusia dan badan
hukum dapat melakukan perjanjian, dengan syarat manusia (orang) dan badan
58
Ibid.
59
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 2
60
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Indonesia, (Jakarta: Prenada
Media 2008), hal. 40
61
L.J.van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1983), hal. 203
33
rechtsvoegdhei.63
kurangnya ada dua pihak, yaitu penjual yang menyerahkan hak milik atas benda
dan pembeli yang membayar harga dari benda tersebut. Subjek dari perjanjian jual
beli adalah penjual dan pembeli, yang masing-masing pihak mempunyai hak dan
kewajiban.
Subjek yang berupa orang atau manusia ini telah diatur oleh Undang-
Undang yaitu harus memenuhi syarat umum untuk dapat melakukan suatu
perbuatan hukum antara lain, ia harus dewasa, sehat pikirannya, dan tidak dilarang
atau dibatasi di dalam melakukan suatu perbuatan hukum yang sah oleh undang-
undang.64
logis dan praktis. Takkan ada arti perjanjian jika undang-undang tidak
62
Dyah Hapsari Prananingrum, Telaah Terhadap Esensi Subjek Hukum: Manusia dan
Badan Hukum, (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2014), hal. 74
63
E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, (Jakarta: Universitas, 1965), hal. 234
64
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal. 34
34
tertentu.”
Objek perjanjian harus dapat ditentukan. Tidak dilihat dari apakah barang
itu sudah ada untuk sekarang atau yang akan ada nanti. Sehingga yang dapat
Bagaimana kalau objek perjanjian tidak tertentu atau jika jenisnya tidak
tertentu. Oleh karena itu objek atau jenis objek merupakan persyaratan dalam
mengikat perjanjian dengan sendirinya perjanjian demikian tidak sah jika seluruh
Pada Pasal 1320 KUHPer Angka 4 ada disebutkan bahwa “isi persetujuan
harus memuat/ causa yang diperbolehkan.” Apa yang menjadi objek, atau apa
yang menjadi isi dan tujuan prestasi yang melahirkan perjanjian, harus kausa yang
sah. Karena itu persetujuan yang mengisi perjanjian itu tidak boleh bertentangan
persyaratan yang semestinya seperti yang diatur pasal 1320 point 4.67
65
M. Sianipar, Tinjauan Hukum atas Kekuatan Uang Panjar Dalam Perjanjian Jual Beli
Tanah, (Medan: Universitas HKBP Nommensen, 2021), hal. 19
66
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hal. 10
67
Ibid, hal. 9-15
35
“pemberian suatu barang sebagai objek perjanjian kepada penerima barang atau
pembeli sebagai hak yang seharusnya diberikan kepada pembeli oleh pemilik
barang atau penjual. Kewajiban pemilik barang atau penjual menyerahkan barang
kepada pembeli ini dilakukan agar pemilik barang menerima haknya berupa
uang.”68
yang harus dipenuhi oleh subjek hukum yang melakukan perbuatan hukum berupa
transaksi jual-beli.”69
68
Salim H.S, Op. Cit, hal. 49
69
Ibid.
70
Felly Yanti Sheilli Lumempouw, Kedudukan Hukum Pihak Pembeli Terhadap Pihak
Penjual yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum dalam Perjanjian Jual Beli Tanah menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 2017), hal.113
36
penjual terhadap pembelian adalah “untuk menjamin dua hal yaitu: penguasaan
barang yang dijual itu secara aman dan tenteram; dan tiadanya cacat yang
harus dilakukan:
diatur secara khusus dalam ketentuan jual beli (Pasal 1474 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata), penjual memiliki tiga kewajiban pokok, mulai dari
sejak jual beli terjadi menurut ketentuan Pasal 1458 Kitab Undang-Undang
kewajiban untuk :
71
AQirom Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta
Perkembangannya, (Yogyakarta: Liberty, 2010), hal. 38
72
Khepin Panagian Naibaho, Marthin Simangunsong, Roida Nababan, Perlindungan
Hukum Bagi Konsumen atas Barang Rusak dalam Perjanjian Jual Beli Barang Elektronik,
(Medan: Universitas HKBP Nommensen, 2019), hal. 126
37
permintaan pembeli;
3) Menanggung kebendaan yang dijual tersebut.73
Hak pembeli adalah menuntut penyerahan barang yang telah dibelinya dari
International Sale of Goods) telah diatur tentang kewajiban antara penjual dan
barang sesuai dengan kontrak dan menerima penyerahan barang seperti disebut
73
Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Jual Beli, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hal. 128
74
A Qirom Syamsudin Meliala, Op.Cit, hal. 46
75
Felly Yanti Sheilli Lumempouw, Op. Cit, hal. 114
38
dalam kontrak.76
dituntut dalam kontrak atau oleh hukum dan peraturan untuk memungkinkan
belah pihak. Kewajiban pihak pembeli adalah membayar harga barang yang
dibelinya sesuai dengan janji yang telah dibuat dan memikul biaya yang
ditimbulkan dalam jual beli, misalnya ongkos antar, biaya akta dan sebagainya
Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya “prestasi buruk, dim
ana sikap seseorang yang tidak memenuhi atau lalai dalam melaksanakan kewajib
an sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian antara pihak yang member
ikan utang dengan pihak yang berutang.” 78 Dalam perjanjian, wanprestasi dapat ti
mbul dikarenakan adanya kesengajaan atau kelalaian debitur itu sendiri dan adany
i mana debitur tidak memenuhi kewajiban prestasi perikatannya dengan baik, dan
data yaitu memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu. 81 Berd
asarkan jenis prestasi yang disebutkan di dalam Pasal 1234 Kitab Undang-Undang
Sementara itu, menurut Subekti, bentuk wanprestasi ada empat macam, yai
tu:
dalam beberapa bentuk sebagaimana dikemukakan diatas. Hal yang sama juga
dapat terjadi dalam perjanjian pengikatan jual beli karena tidak selamanya setiap
kesepakatan tersebut.
81
P.N.H Simanjuntak, Op. Cit., hal. 292
82
Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian, (Jakarta: Putra Abadin, 1999), hal.18
83
R. Subekti, Op.Cit, hal. 43
40
sebagai konsumen. Untuk itu terdapat undang – undang yang mengatur mengenai
konsumen.”
pelaku usaha, dan lebih tegasnya lagi dalam Pasal 8 ditentukan perbuatan –
perbuatan yang dilarang dilakukan bagi pelaku usaha dalam transaksi jual beli.
Selain itu ada beberapa perlindungan yang dapat diberikan jika salah satu
tersebut lahir karena pembeli menderita kerugian akibat penjual tidak memenuhi
prestasinya. Akibat hukum bagi penjual yang telah melakukan wanprestasi adalah
kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan. Kalau suatu pihak sudah
menerima sesuatu dari pihak yang lain, baik uang maupun barang, maka itu harus
tidak berprestasi), kerugian yang diderita, dan hubungan kausual antara kerugian
Pembeli Wanprestasi Dalam Ikatan Jual Beli Tanah”, Jurnal Independent, Vol.4 No.2, (2016),
hal.43
85
Ibid, hal. 44
86
Ibid, hal. 45
42
dan wanprestasi. Apabila hal – hal tersebut dapat membuktikan bahwa benar
penjual lalai berprestasi maka menurut isi Pasal 1266 ayat (1) KUHPerdata,
Kesalahan penjual disini tidak dapat serta merta dijatuhkan sanksi karena
penjual memiliki hak membela diri dari sanksi akibat ia dinyatakan lalai. Penjual
dapat mengajukan beberapa alasan untuk membebaskan dirinya dari sanksi, alasan
tersebut berupa:
1. Pengertian Indent
“pembelian barang dengan cara memesan dan membayar terlebih dahulu.” 89 Atas
dasar pengertian tersebut, Indent dapat diartikan bahwa “barang yang dipesan
pembeli saat itu belum ada atau barang tersebut sudah ada tetapi belum dalam
penguasaan penjual.”
kemudian hari.” Selain itu, Indent dapat diartikan “sebagai keadaan dimana
87
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan (Bagian
Pertama), (Yogyakarta: FH UII Press, 2014), hal. 282
88
Ridwan Khairandy, Op. Cit, hal. 288-289
89
Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka,
2007), hal. 145
43
uang muka sebagai jaminan.” Hal diartikan bahwa pembayaran indent adalah
“proses transaksi yang terjadi dalam jual beli indent, dalam hal ini pembayarannya
menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu kemudian
dapat ditentukan atau dihitung dan Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkan
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
Barang yang seketika belum ada (toekomstige zaken) dapat menjadi objek
suatu persetujuan. Istilah belum ada dapat berarti mutlak (absolut) seperti halnya
dalam jual beli kendaraan, penjual dapat menjual sepeda motor dengan pemesanan
Dalam perjanjian jual beli secara indent dikenal adanya unsur uang panjar
atau uang muka. Panjar ini dikenal dalam Hukum Barat yang sebagaimana diatur
dalam Pasal 1464 KUH Perdata, umumnya diberikan oleh pembeli dalam wujud
sejumlah uang tertentu sebagai tanda pengikat untuk kemudian hari yang dibuat
90
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka,
, 2007), hal. 145
91
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op. Cit, hal. 341
44
dalam perjanjian jual beli yang kemudian dengan memesan terlebih dahulu atas
suatu barang (kendaraan) yang akan dibeli atau yang diinginkan oleh pembeli.92
Perdata, hukum benda diatur dalam buku II tentang benda. Klasifikasi benda yang
diatur dalam buku II KUH Perdata bersifat tertutup dan mutlak, sehingga aturan
tersebut tidak dapat dikesampingkan. Pada dasarnya barang yang menjadi objek
khusus untuk barang yang akan ada dapat dibedakan lagi menjadi dua yaitu:
a. Benda yang akan ada absolut, yaitu benda yang saat ini belum ada;
b. Benda yang akan ada relatif, yaitu benda yang saat ini sudah ada
umum dan jaminan khusus yang dibebankan terhadap barang tersebut sebagai
jaminan pelunasan utang kreditur. Selain itu, pembedaan barang (benda) yang
menjadi objek jual beli juga berkaitan dengan cara penyerahan benda tersebut.94
Perjanjian jual beli secara indent untuk objek barang yang akan ada
92
Wariskun Lillah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Mobil
Dengan Sistem Inden, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2018), hal.35
93
Ibid, hal. 36
94
Ibid.
45
yang sudah siap pada dealer, akibat permintaan customer atas tipe dan warna
tertentu yang diinginkan lebih banyak sedangkan ketidaksiapan stock barang pada
dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak, maka terjadilah jual beli sepeda
sepeda motor yang ditawarkan pihak dealer tersebut kepada konsumen dengan
Akibat hal tersebut, maka masyarakat yang akan membeli sepeda sepeda
motor dengan tipe dan warna yang tertentu, harus membeli dengan melalui sistem
indent yang ditawarkan oleh pihak dealer kepada konsumen. Dan konsumen harus
memesan terlebih dahulu sepeda sepeda motor sesuai dengan yang diinginkannya
dengan membayar sejumlah uang muka sebagai tanda jadi sebagai ikatan transaksi
95
Ibid, hal. 36-37
46
Dalam konteks jual beli indent, ada syarat dan ketentuan yang harus
disetujui para pihak, sehingga mencapai kesepakatan yang kuat. Demikian juga
halnya pada proses pelaksanaan perjanjian jual beli sepeda sepeda motor dengan
sistem indent pada dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak. Sistem indent
nyaris sama halnya dengan jual beli sepeda sepeda motor biasa, yaitu pada
Trading Coy Kampung Pajak, maka dilakukan wawancara secara langsung kepada
sales counter dealer tersebut. Pertanyaan pertama yang diajukan kepada Ibu Tika
“Perjanjian jual beli sepeda motor yang dilakukan antara PT. Indako
Trading Coy Kampung Pajak dengan konsumen dilakukan secara tertulis
berupa SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) dan di dalam tidak dijelaskan
hak dan kewajiban kedua belah pihak secara jelas, di dalam SPK
selanjutnya terdapat penandaan formulir berisi penyerahan barang
(kendaraan) yang dipesan. Hanya saja hak dan kewajiban biasanya akan
disampaikan secara lisan. Setelah itu pihak kami (dealer) menyerahkan
barang atau kendaraan kepada pembeli sesuai dengan kesepakatan.
Sebelum diserahkan pihak konsumen atau pembeli harus melunasi
kekurangan pembayaran barang tersebut.”96
Dalam proses indent ini telah disepakati pihak konsumen harus membayar
uang jaminan atau uang muka sebagai tanda jadi minimal Rp. 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah) dan barang atau kendaraan tersebut sudah ada dalam Surat
Pemesanan Kendaraan (SPK). Mulai dari tipe, warna, dan waktu penyerahan yang
96
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
47
telah disepakati. Dan telah ditanda tangan pemesan atau konsumen juga pihak
dealer.97
Syarat dan ketentuan dalam SPK berisikan beberapa hal penting yang
yang dipesan sudah sampai dari pusat dan pihak dealer akan menghubungi pihak
akan diserahkan secara langsung, dan pihak dealer akan tetap memberikan garansi
97
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
98
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
99
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
48
BAB III
KENDALA DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI
SEPEDA MOTOR DENGAN SISTEM INDENT PADA DEALER
PT. INDAKO TRADING COY KAMPUNG PAJAK
A. Bentuk dan Isi Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Secara Indent
diwajibkan melaksanakan prestasi dari apa yang telah disepakati, seperti yang
perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat
sesuatu.”100
Membuat suatu perjanjian pada dasarnya tidak terikat dengan suatu bentuk
ataupun lisan.101
100
I Ketut Artadi dan I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, Implementasi Ketentuan-
Ketentuan Hukum Perjanjian Kedalam Perancangan Kontrak, (Bali: Udayana University Press,
2010), hal. 52
101
Billy Dicko Stepanus Harefa, Tuhana, Kekuatan Hukum Perjanjian Lisan Apabila
Terjadi Wanprestasi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor
44/PDT.G/2015/PN.YYK), Privat Law Vol. IV No. 2 (2016), hal. 115-116
49
Unsur-unsur pokok perjanjian jual beli adalah barang dan harga. Berpijak dari
asas konsensualitas dalam perjanjian jual beli sejak tercapainya kata sepakat
mengenai jual beli atas barang dan harga walaupun belum dilakukan penyerahan
barang ataupun pembayaran maka sejak saat itulah sudah lahir suatu perjanjian
jual beli.102
Begitu kedua pihak sudah setuju dengan barang dan harga, maka
terlahirlah perjanjian jual-beli yang sah. Sifat “konsensual” dari jual-beli tersebut
ditegaskan dalam Pasal 1458 yang berbunyi : “Jual-beli dianggap sudah terjadi
antara kedua itu belah pihak seketika mereka mencapai sepakat tentang barang
dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum
dibayar.”103
para pihak tidak memerlukan formalitas lain sehingga dikatakan juga perjanjian
ini sebagai perjanjian bebas bentuk. Jika perjanjian ini dituangkan dalam
perjanjian tertulis, maka tulisan itu hanya merupakan alat bukti saja dan bukan
perjanjian sudah sah apabila telah ada kesepakatan para pihak mengenai hal-hal
102
Prihatini Purwaningsih, “Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tanaman Hias secara Lisan di
Rehan Floris Kota Bogor”, Yustisi: Jurnal Hukum & Hukum Islam, Vol. 5, No. 2, (2018), hal. 132
103
R. Subekti, Op.Cit, hal. 2
104
Januba Munawarah Pane, Akibat Hukum Wanprestasi dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda
Sepeda motor dengan Sistem Inden (Studi di CV. Indah Sakti Kota Pinang), Skripsi, (Medan:
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2022), hal.37
50
yang pokok.105
bentuk cara (formalitas) apapun, sepertinya tulisan, pemberian tanda panjar dan
lain sebagainya, dapat kita simpulkan bahwa bilamana sudah tercapai sepakat itu,
maka sahlah sudah perjanjian itu atau mengikatlah perjanjian itu atau berlakulah
PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak dalam perjanjian ini akan
menjelaskan mengenai sistem indent dan hak serta kewajiban para pihak secara
lisan dan tidak dituangkan dalam SPK, seperti pihak konsumen harus membayar
atau memberikan DP (Down Payment) atau tanda jadi minimal Rp 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah) dan maksimal sebanyak yang pihak konsumen berikan. Lalu,
tergantung dengan tipe sepeda motor yang akan diambil, bisa memakan waktu
Lalu pihak PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak juga akan
pemesanan, jika menginginkan pembatalan biasanya uang tanda jadi atau DP yang
konsumen berikan akan hangus. Ini dikarenakan pihak PT. Indako Trading Coy
dibuatkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atas nama konsumen tersebut.
Untuk membuktikan sahnya perjanjian ini, pihak PT. Indako Trading Coy
105
Ibid.
106
Ibid, hal. 4
51
Kampung Pajak mempunyai bukti format indent yang ada di sistem pemesanan.
PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak dan Konsumen memiliki bukti bahwa
Jika indent telah selesai biasanya konsumen harus menanda tangani surat
jalan, surat kuasa serta formulir pemesanan, biasanya jika konsumen meminta unit
sepeda motor di antar, semua yang harus di tanda tangani oleh konsumen akan di
Berdasarkan isi perjanjian jual beli indent unit kendaraan sepeda motor
yang dilaksanakan oleh pihak PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak dengan
konsumen, maka perjanjian jual beli indent tersebut sudah dapat dibuktikan
dengan adanya format indent yang ada di sistem pemesanan dan juga adanya
1. Terjadinya Wanprestasi
Ingkar janji atau wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam Bahasa Bel
anda “wanprestatie” yang artinya “tidak dipenuhinya prestasi atau kewajiban yan
g telah ditetapkan terhadap pihak-pihak tertentu di dalam suatu perikatan, baik per
107
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
108
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
109
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
52
ikatan yang dilahirkan dari suatu perjanjian ataupun perikatan yang timbul karena
undang-undang.”110
ah sebagai berikut:
110
Abdulkadir Muhammad, Op Cit, hal. 20
53
Wanprestasi bisa terjadi karena adanya unsur kesalahan dari salah satu pih
ak. Suatu tindakan kemudian dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan
Selain itu, wanprestasi dapat terjadi akibat suatu kondisi memaksa (force
ukan menjadi kesalahannya. Karena kondisi itu terjadi di luar dugaan dan tidak di
Dalam konteks hukum perdata force majeure adalah “suatu kondisi diman
alai, melainkan karena ada hal-hal yang ada di luar kuasanya dan mempengaruhi d
hi unsur-unsur tertentu hal mana juga dinyatakan dalam Putusan Mahkamah Agun
a. Tidak terduga;
Perjanjian jual beli dengan sistem indent di sini pembeli sepakat untuk
membayar harga yang telah ditentukan atas pembayaran barang yang telah
dipesan kepada penjual, dan penjual berjanji akan menyerahkan barang sebagai
objek perjanjian yang telah dipesan pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Ketika para pihak hendak membuat suatu perjanjian harus ada
yang dicapai secara tertulis dan mengikat sebagai perjanjian antara kedua belah
pihak yakni penjual dan pembeli yang kemudian melahirkan hak dan kewajiban
59
menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
dijanjikan.” Hal ini di mana pembeli membayar harga yang telah ditentukan
sepakat dengan penjual (dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak) untuk
melaksanakan jual beli sepeda motor secara indent. Kemudian, para pihak
sejumlah harga yang telah ditetapkan kepada penjual, dan penjual menyerahkan
60
Pasal 1334 KUH Perdata yang menyatakan bahwa “kebendaan yang baru
akan ada di kemudian hari dapat menjadi pokok suatu perjanjian.....” Barang yang
menjadi objek jual beli dengan sistem indent dapat dilaksanakan sebagai suatu
kesepakatan para pihak dalam perjanjian. Namun, objek tersebut harus pula sesuai
dengan apa yang terdapat dalam perjanjian, apabila mengandung kecacatan dan
kerugian.121
KUHPerdata).122
dengan penjual maka pembeli wajib membayar uang sebagaimana harga yang
telah ditentukan, di mana jual beli sepeda motor dengan sistem indent ini
Dalam pelaksanaan jual beli sepeda sepeda motor, sering sekali terjadi
awal.124 Apabila bentuk ini diterapkan dalam kasus yang telah diangkat
maka bentuk ini terpenuhi karena pihak dealer tetap melaksanakan
perjanjian dengan memberikan unit sepeda motor yang dijanjikan
namum tidak sesuai dengan yang dijanjikan yaitu sepeda motor tidak
datang dalam keadaan yang baik.
c. Debitur terlambat memenuhi perjanjian;
65
Wanprestasi itu terjadi apabila salah satu pihak dalam perjanjian tidak
perjanjian antara mereka dalam kontrak yang sudah disepakati. Berdasarkan Pasal
kontraknya. Maka dari itu pihak mitra kontraknya bisa mengajukan perlindungan
hukum melalui pengadilan agar bisa membantu dengan cara memaksa orang yang
69
wanprestasi yang terjadi antara dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak
engan apa yang telah menjadi kesepakatan bersama kreditur dalam suatu
perjanjian. Dalam hal ini, prestasi berarti suatu pelaksanaan hal-hal yang
71
tertulis dalam suatu kontrak perjanjian yang telah dilakukan oleh pihak te
72
saat jadwal yang telah ditentukan sepeda motor masih saja belum datang
dan diundur. Hal ini biasanya terjadi karena berbagai hal, salah satunya
adalah unit sepeda sepeda motor yang datang sangat lama dari main
dealernya. Hal ini tidak menjadi suatu masalah yang berat di Dealer PT.
Indako Trading Coy Kampung Pajak, karena biasanya jika unit atau
sepeda motor yang dijanjikan akan telat datang pihak dealer tetap
73
Dalam perjanjian jual beli secara indent, para pihak telah membuat s
dalam kondisi yang kurang baik sedangkan dalam kesepakatan unit sepeda
motor yang diberikan harusnya dalam kondisi yang baik dan tanpa cacat
namun pada kenyataannya sepeda motor yang diterima oleh konsumen ters
ebut mengalami gangguan pada komponen mesin, tepatnya pada hari ketuj
77
akibatkan berasap dan lecet pada cub body depan sepeda motor.131
Perjanjian, baik yang sepihak maupun yang dua pihak adalah suatu perbuat
an hukum, yang tiap-tiap perbuatan yang menimbulkan akibat hukum, baik berupa
timbulnya hak maupun berupa lenyapnya hak. Perbuatan hukum yang bersegi satu
79
hanya memerlukan kehendak atau pernyataan kehendak dari satu pihak saja sudah
80
Demi terwujudnya suatu perbuatan hukum yang bersegi dua, maka diperlu
kan adanya pernyataan kehendak antara dua pihak atau lebih misalnya, dalam hal j
ual beli sesuatu benda, hanya terjadi sesudah adanya pernyataan kehendak antara
penjual dan pembeli mengenai barang dan harga dalam suatu transaksi jual beli. A
ntara kedua pihak, baik penjual maupun pembeli ditimbulkan hak dan kewajiban s
ecara timbal balik. Si pembeli berkewajiban membayar harga barang yang disepak
ati dan berhak menerima barang yang telah dibayar, sebaliknya si penjual berkewa
jiban menyerahkan barang yang telah dijual dan berhak menerima uang pembayar
an dari transakki yang dilakukan. Dengan demikian, hak bagi satu pihak merupaka
81
n kewajiban bagi pihak lainnya, sedang kewajiban bagi pihak yang satu menjadi h
82
“Segala akibat yang terjadi dari segala perbuatan hukum yang dilakukan
oleh subjek hukum terdapat objek hukum ataupun akibat-akibat lain yang
disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu yang oleh hukum yang
bersangkutan sendiri telah ditentukan atau dianggap sebagai akibat hukum.
85
Atau akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat
86
d. Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membeb
askan diri dari kewajiban memberikan kontra prestasi dengan menggun
88
Dalam praktik jual beli, timbulnya hak dan kewajiban adalah salah satu
contoh akibat hukum, sama halnya dengan yang terjadi di Dealer PT. Indako
Trading Coy Kampung Pajak. Ketika perjanjian secara indent dibuat, maka para
pihak dalam perjanjian tersebut, yaitu Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung
Jika terjadi masalah atau kelalaian di Dealer PT. Indako Trading Coy
unit indent sering datang tidak tepat waktu, biasanya pihak dealer akan menelpon
pihak konsumen kembali dan menjelaskan bahwa unit akan datang terlambat dan
seperti adanya cacat tersembunyi, konsumen datang untuk komplain dan Dealer
PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak siap bertanggung jawab atas kecacatan
89
tersebut sampai unit sepeda motor yang cacat kembali bagus dan dapat
90
digunakan.137
Salah satu prinsip yang sangat mendasar dalam hukum perjanjian adalah
Berlandaskan kepada prinsip perlindungan pihak yang dirugikan ini, maka apabila
dilakukannya.138
secara pemesanan atau indent, yaitu terdapat di dalam Pasal 16 yang berbunyi
pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa melalui pesanan dilarang
untuk :
“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1),
Pasal 14, Pasal 16,dan Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f dipidana dengan
94
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.
95
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/restatement/detail/11e9b3876b28a09683cd313833363231.
html, diakses tanggal 10 Maret 2023, pukul.12.30 WIB.
117
Sri Soedewi Masyohen Sofwan, Hukum Acara Perdata Indonesia dalam Teori dan
Praktek, (Yogyakarta: Liberty, 1981), hal.15
118
Mulyawan, Avica Vianida, Septarina Budiwati, Analisis Yuridis Perjanjian Jual Beli
Sepeda motor dengan Sistem Inden Berdasarkan Perspektif Hukum Perjanjian (Studi di Dealer
Honda Pati). Skripsi thesis, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2020), hal. 3
119
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Op.Cit, hal. 34-35
120
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
121
Mulyawan, Avica Vianida, Septarina Budiwati, Op. Cit, hal. 9-10
122
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Op. Cit, hal. 127 & 189
123
Munir Fuady, Konsep Hukum Perdata (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hal. 207
124
Yahman, Karateristik Wanprestasi dan Tindak Pidana Penipuan, Cet Ke-2 (Jakarta:
Kharisma Puta Kencana, 2015), hal. 81.
125
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia, Cetakan Pertama (Yogyakarta: FH UII
Press, 2013), hal. 278.
126
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perdata, cetakan ketujuh, (Bandung: Sumur
Bandung, 1979), hal. 56.
127
Putri, N. A., Aminah, A., & Adhi, Y. P., Kajian Yuridis Wanprestasi dalam Perjanjian
Jual Beli Semen PT. K-NE Global Persada dengan PT. Holcim Indonesia, Tbk. (Studi Kasus
Putusan Pengadilan Tinggi Semarang No.528/PDT/2019/PT SMG), (Diponegoro Law Journal,
2021), hal. 405
128
Sudjana, “Akibat Hukum Wanprestasi dan Tanggung Jawab Para Pihak dalam
Transaksi Anjak Piutang”, Jurnal VeJ, Vol. 5, No. 2, (Bandung: Universitas Parahyangan, 2019),
hal. 387
129
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
130
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
131
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
132
Marvita Langi, “Akibat Hukum Terjadinya Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli”,
Vol. 4 No. 3 Lex Privatum. E Journal Fakultas Hukum Unsrat, (2016), hal. 100
133
Ibid.
134
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, cet. ketiga, (Bandung: Sumur,
1987), hal. 75
135
Muhammad Sadi, Op.Cit, hal. 90
136
Salim H.S, Op.Cit., hal. 99
96
97
n apa yang telah diwajibkan kepadanya.” 142 Menurut hukum, tanggung jaw
atannya yang berkaitan dengan etika atau moral dalam melakukan suatu pe
rbuatan.”143
empunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi s
eorang untuk menuntut orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan ke
ebut. Beban tanggung jawab dan tuntutan ganti rugi atau hak itu ditunjuka
137
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
138
Niru Anita Sinaga, Op.Cit, hal. 53
139
Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999
140
Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999
141
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. 2016. https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Tanggung%20jawab, diakses pada
Selasa tanggal 25 Juni 2022 pukul 11:30 WIB
142
Andi Hamzah, Op.Cit.hal. 100
143
Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 35
144
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Op.Cit,hal. 48
98
n kepada setiap subjek hukum yang melanggar hukum, tidak peduli apakah
gung gugat dan tanggung jawab. Dalam bidang hukum perdata, istilah tang
ggung jawab lebih sering digunakan dalam hukum pidana. Tanggung guga
Sebenarnya tanggung gugat itu ada pada pihak yang terbukti bersal
sebut wanprestasi, membayar ganti rugi kerugian itu adalah kewajiban yan
g tidak lain dari akibat klausa dalam adanya sebuah perjanjian yang ketent
145
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 55
146
Handayani, Emi Puasa, Zainal Arifin, dan Saivol Virdaus, Jurnal Hukum Acara Perdata:
“Liability Without Faulth dalam Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Indonesia.” (Kediri:
Adhaper, 2018), hal.19
147
Suriyadi, Jurnal El-Iqtishady 3, No. 1 : “Tanggung Gugat Penjual dan Jasa
Pengantaran dalam Transaksi Jual Beli Online dengan Metode Cash On Delivery”, (Makassar:
Universitas lslam Negeri Alauddin, 2021), hal.32
99
stasi baru dapat ditegakkan dengan terlebih dahulu harus adanya perjanjian
yang melahirkan hak dan kewajiban. Perjanjian diawali dengan adanya per
rsetujuan adalah “suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih meng
dikenal (liability without fault) yang dikenal dengan tanggung jawab risi
148
Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
149
Yudhi Setiawan, Budi Sutrisno, dan Ari Rahmad Hakim B.F., Jurnal Kompilasi
Hukum, No. 1 : “Pelaksanaan Pasal 1338 Ayat (1) (3) KUHPdt Tentang Kebebasan Berkontrak
dan Itikad Baik”, (Mataram: Universitas Mataram, 2020), hal.159
150
Ibid, hal. 49
100
a.”151
si) dan atas dasar itu ia dapat dimintakan pertanggungjawaban hukum berd
i itu, dealer dapat dimintai ganti rugi terhadap kesalahannya. Hal tersebut j
uga disebutkan dalam Pasal 1366 KUHPerdata yakni “Setiap orang bertan
152
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2006),hal.73-79.
153
Soerjono Soekamto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988),
hal. 79.
154
M.A. Moegni Djojodirdjo, Perbuatan Melawan Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita,
1979), hal. 55
102
atan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaian atau kesemb
ronoannya.”155
asi yang dilakukan oleh Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak.
kepada konsumen namun tidak seperti apa yang diperjanjikan yaitu dalam
155
I Made Surya Kartika, 2016, Tanggung Jawab Pelaku Usaha
PeriklananDalamMemeberikanInformasi Yang Lengkap Dan Benar , Hukum BisnisFakultas
Hukum Universitas Udayana, hal. 7
156
Salim H.S, Op.cit., hal. 99
103
Ganti rugi sering diperinci dalam 3 (tiga) unsur, yaitu biaya, rugi
dan bunga. Yang dimaksud dengan biaya adalah “segala pengeluaran atau
pengongkosan yang nyata -nyata sudah dikeluarkan oleh satu pihak”. Yang
entuan-ketentuan tentang apa yang dapat dimasukkan dalam ganti rugi ters
dituntut sebagai ganti rugi. Ketentuan-ketentuan itu diatur dalam Pasal 124
Jadi, ganti rugi itu dibatasi hanya meliputi kerugian yang dapat
157
Nurdianto, F. T. , Pembayaran Ganti Rugi Oleh Debitur Kepada Kreditur Akibat
Wanprestasi Dalam Perjanjian Berdasarkan Pasal 1236 KUHPERDATA. Lex Et Societatis, 6(7),
(2018), hal. 205
158
Slamet, Sri Redjeki. "Tuntutan Ganti Rugi Dalam Perbuatan Melawan Hukum: Suatu
104
Peralihan risiko yang disebutkan dalam Pasal 1237 ayat (2) KUH
suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak, yang menimpa barang
kelalaian. Resiko yang sebenarnya harus dipikul oleh pihak yang satu
diderita oleh pembeli dalam jual beli kendaraan bersepeda motor roda dua
ingin mengajukan klaim atas kerugian yang diderita dalam jual beli sepeda
motor dengan sistem indent di Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung
Pajak, yaitu :
159
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
106
Pajak.160
sistem indent maka pihak Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak
bencana alam memang tidak bisa dicegah oleh pihak Dealer PT. Indako
160
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
107
yang rusak serta kendala seperti perjalanan yang terhambat akibat bencana
mengatur tentang jual beli secara pemesanan atau indent, yaitu terdapat di
melakukan wanprestasi dan untuk itu terdapat 3 (tiga) jenis sanksi, yaitu:
a. Sanksi Administratif;
Sanksi administratif ditentukan dalam Pasal 60 Undang-
Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen dimana Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) diberi kewenangan untuk menjatuhkan
sanksi administratif yaitu yang berupa ganti rugi paling
banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
161
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
108
1999 khususnya Pasal 62 ayat (1) disebutkan tentang sanksi pidana yang
dapat diberikan terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 16 ayat (2).
109
No. 8 Tahun 1999. Sanksi di dalam Pasal 62 ayat (1) berupa sanksi pidana
yaitu :
penggunaan produk, baik yang berupa kerugian materi, fisik maupun jiwa,
secara garis besar hanya ada dua kategori, yaitu tuntutan ganti kerugian
kali dalam satu tahun dan pada servis awal akan diberikan gratis
ganti oli setelah kilometer pada sepeda sepeda motor sudah mencapai
membawa buku garansi servis dan juga surat tanda nomor kendaraan
(STNK) pemilik.163
saja antara konsumen yang membeli tunai ataupun kredit. Sepeda motor
dan biaya di tanggung pihak Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung
Pajak. Dalam hal ini antara penjual dan konsumen telah melakukan suatu
163
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
111
yang ditanggungnya.164
dari aturan hukum administrasi tertulis dan tidak tertulis. Pada umumnya,
tersebut.165
164
Hasil Wawancara dengan Tika, Sales Sepeda motor Indako, Wawancara Tanggal 05
November 2022
165
Ridwan HR, Hukum Adminstrasi Negara, (Jakarta: PT. Radja Grafindo, 2008), hal. 313-314
112
keta atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakn
166
Ibid.
113
ertemuan langsung antara para pihak dan hasilnya dituangkan dalam suatu
elesaian sengketa dapat tercapai, maka hal tersebut bersifat final dan meng
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), ( Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
167
hal. 180
168
Pasal 6 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
114
ikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib did
oisasi.”170
konsumen.171
hal.121
171
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Cetakan
Keempat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), hal. 72
172
Ibid, hal.73
115
Dalam kasus ini Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak
sering datang tidak tepat waktu, biasanya pihak dealer akan menelpon
pihak konsumen kembali dan menjelaskan bahwa unit indent akan datang
untuk complain dan Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung siap
pa jalur non litigasi, jika telah dilakukan upaya hukum melalui jalur litigasi
namun belum tercapai hasil maka baru dilakukan melalui jalur litigasi yait
undangan yang berlaku yaitu melalui non litigasi maupun litigasi 175
n atau yang sering disebut dengan istilah litigasi, yaitu “proses penyelesaia
n.” Hasil akhir dari suatu penyelesaian sengketa melalui litigasi adalah put
n antara kedua pihak telah sah secara hukum dan memiliki kekuatan huku
nya ke pengadilan negeri setempat. 178 Hal ini sesuai dengan Pasal 1267 Kit
175
Sukarmi, Cyber Law Kontrak Elektronik dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha,
(Bandung: Pustaka Sutra, 2008), hal.26
176
Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa di Pengadilan,
(Jakarta: Grafindo Persada, 2012), hal. 16
177
Muhammad Teguh Pangestu, Pokok-pokok Hukum Kontrak, (Makassar: CV. Social
Politics Genius, 2019), hal.48
178
Marilang, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Makassar:
Indonesia Prime, 2017), hal.149
117
memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu
bahwa :
“Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pen
gembalian uang atau penggantian barang dan/ atau jasa yang sejeni
s atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberia
n santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-und
angan yang berlaku.”
Dalam kasus yang diangkat pada penelitian ini, ganti rugi yang dap
dak menerima haknya dengan benar seperti apa yang telah diperjanjian seb
elumnya.
a kembali. Gugatan dianggap sebagai suatu upaya hukum yang paling efek
tif yang dapat dilakukan konsumen untuk mendapatkan ganti kerugian sert
a memberikan efek jera kepada pihak yang melanggar prestasi atau pihak y
ng dapat diambil oleh konsumen kepada pihak dealer apabila terjadi wanpr
179
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta:
Kencana, 2008), hal. 229
118
estasi ialah berupa upaya hukum melalui jalur litigasi maupun non-litigasi
pa jalur non litigasi, jika telah dilakukan upaya hukum melalui jalur non-lit
igasi namun belum tercapai hasil maka baru dilakukan melalui jalur litigasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dalam skripsi
1. Proses pelaksanaan perjanjian jual beli sepeda motor secara indent pada
mengenai jenis sepeda sepeda motor yang dipesan, metode pembayaran dan
sepeda motor yang kemudian akan ditanda tangani oleh pihak yang
jual beli sepeda motor secara indent pada Dealer PT. Indako Trading Coy
Kampung Pajak akan dijelaskan secara lisan. Setelah sepeda motor yang
kemudian disusul dengan dikirimnya unit sepeda motor tersebut oleh dealer
ke alamat konsumen.
pada Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak yaitu, adanya
sepeda motor yang mana jadwalnya tidak sesuai dengan kesepakatan awal
88
120
dan adanya cacat tersembunyi pada sepeda motor yang diterima oleh
konsumen.
3. Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak bertanggung jawab atas
garansi untuk membawa sepeda motor ke bengkel resmi Honda Dealer PT.
Indako Trading Coy Kampung Pajak untuk segera di perbaiki dan biaya di
B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan oleh penulis terkait penulisan skripsi ini
secara indent pada Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak, hak
dan kewajiban para pihak secara jelas dan rinci dicantumkan dalam SPK
yang berupa perjanjian tertulis agar dapat lebih rinci menafsirkan maksud-
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan di dalam isi perjanjian mengingat
membuatnya.
3. Sebaiknya pihak Dealer PT. Indako Trading Coy Kampung Pajak lebih
A. Buku
Anita Sinaga, Nur. 2020. Wanprestasi dan Akibatnya dalam Pelaksanaan Perjanji
an. Universitas Surya Darma, Jakarta.
H.S. Salim. 2003. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak. Sinar
Grafika, Jakarta.
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research II Cet, XVI. Yayasan Penerbitam Faku
ltas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Ibrahim, Jhonny. 2006. Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif. Bayum
edia, Surabaya.
91
123
Masyohen Sofwan, Sri Soedewi. 1981. Hukum Acara Perdata Indonesia dalam
Teori dan Praktek. Liberty, Yogyakarta.
Miru, Ahmad. 2011. Hukum Perikatan (Penjelasan Pasal 1313 sampai 1456 BW).
Rajagrafindo Persada, Jakarta
Muljadi, Kartini. 2003. Perikatan yang Lahir dari Perjanjian. PT Raja Grafindo,
Jakarta.
Tri Siwi Kristianti, Celina. 2009. Hukum Perlindungan Konsumen. Sinar Grafika,
Jakarta.
Yahman. 2015. Karateristik Wanprestasi dan Tindak Pidana Penipuan, Cet Ke-2.
Kharisma Putra Kencana, Jakarta.
Yunita Sari, Merli. 2014. Tanggung Jawab Rumah Sakit Dalam Transaksi
Terapeutik, Universitas Lampung, Lampung,
Zainal, Idris. 1985. Ketentuan Jual Beli Menurut Hukum Perdata. Fakultas
Hukum USU, Medan.
B. Jurnal
Eko Muljono,Bambang. 2016. Perlindungan Hukum Bagi Pihak Penjual Terhadap
Pihak Pembeli Wanprestasi Dalam Ikatan Jual Beli Tanah. Jurnal
Independent, Vol.4 No.2. Hal. 43
Handayani, Emi Puasa, Zainal Arifin, dan Saivol Virdaus. 2018. Jurnal Hukum
Acara Perdata: “Liability Without Faulth dalam Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup di Indonesia”. Kediri: Adhaper. Hal. 19
Indah Sari. 2020. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana dan
Hukum Perdata. Jurnal Ilmiah Jakarta: Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma. Hal. 68
Slamet, Sri Redjeki. 2013. Tuntutan Ganti Rugi Dalam Perbuatan Melawan
Hukum: Suatu Perbandingan Dengan Wanprestasi. Lex Jurnalica 10.2.
Hal. 93
Sudjana. 2019. Akibat Hukum Wanprestasi dan Tanggung Jawab Para Pihak
dalam Transaksi Anjak Piutang. Jurnal VeJ, Vol. 5, No. 2. Bandung:
Universitas Parahyangan. Hal. 71
Suriyadi. 2021. Tanggung Gugat Penjual dan Jasa Pengantaran dalam Transaksi
Jual Beli Online dengan Metode Cash On Delivery. Jurnal El-Iqtishady 3,
No. 1. Hal.32
Yudhi Setiawan, Budi Sutrisno, dan Ari Rahmad Hakim B.F. 2020. Pelaksanaan
Pasal 1338 Ayat (1) (3) KUHPdt Tentang Kebebasan Berkontrak dan
Itikad Baik dalam Pembiayaan Kendaraan Bersepeda Motor. Jurnal
126
C. Skripsi
Wariskun Lillah, 2018. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli
Mobil Dengan Sistem Inden, Skripsi, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
D. Laman/Internet
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/restatement/detail/
11e9b3876b28a09683cd313833363231.html.
E. Peraturan Perundang-Undangan