Diajukan Oleh:
NIM : 1905011078
Diajukan Oleh :
4. Bapak Joni Indra, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang telah memberikan saran, bimbingan serta dukungan dalam
penyelesaian Tugas Akhir.
5. Seluruh Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan.
6. Administrasi Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan.
Hormat penulis,
ANAND C P SARAGI
NIM : 1905011078
DAFTAR ISI
INTISARI......................................................................................................................6
ABSTRACT...................................................................................................................7
BAB I..............................................................................................................................8
PENDAHULUAN.........................................................................................................8
A. LatarBelakang Pemilihan Judul......................................................................8
B. Rumusan Masalah.............................................................................................9
C. Batasan Masalah................................................................................................9
D. Tujuan.................................................................................................................9
E. Manfaat.............................................................................................................10
F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................10
BAB II..........................................................................................................................11
LANDASAN TEORI..................................................................................................11
A. Kopi...................................................................................................................11
1. Kopi Robusta...............................................................................................................12
2. Kopi Arabika...............................................................................................................12
3. Kopi liberika................................................................................................................12
B. Langkah-langkah Pengolahan Kopi..............................................................13
1. Pemilahan gelondong.................................................................................................13
2. Pulping ( Pengupasan kulit buah).............................................................................13
3. Pengeringan................................................................................................................13
4. Hulling (Pemecahan Kulit Tanduk)...........................................................................14
5. Roasting (Penyangraian)............................................................................................14
C. Kajian Tentang Mesin Penyangrai................................................................15
RANCANG BANGUN SABUK-V MESIN SANGRAI BIJI KOPI
KAPASITAS PRODUKSI 6 KG/JAM
INTISARI
Teknologi yang berkembang seiring dengan kemajuan zaman, sangat berperan dalam
kebutuhan akan peralatan tepat guna terutama dalam bidang pertanian. Sistem kendali
otomatis yang berkembang pada skala industri rumah tangga yang masih manual, yaitu
masih banyak menggunakan tenaga manusia dalam proses pengoperasiannya. Oleh
karena itu, pada tugas akhir ini membuat mesin sangrai biji kopi dengan menggunakan
gas sebagai bahan bakar pemanas yang dilengkapi dengan sendok pengaduk yang
diputar otomatis dengan motor listrik ini untuk mempermudah proses pengolahan biji
kopi.
Pada tugas akhir ini telah dibuat mesin sangrai biji kopi yang dapat menampung
maksimal 6 kg biji kopi setiap prosesnya, yang sebelumnya pada skala industri rumah
tangga dapat menggarai biji kopi maksimal 500 gram (https://coffeeland.co.id/tips-
menyangrai-biji-kopi-dirumah-tanpa-menggunakan-mesin-sangrai-kopi/).
Topik pembahasan yang diangkat penulis adalah prinsip kerja mesin. Langkah -langkah
prinsip kerja mesin dilakukan dengan cara mencari semua sumber informasi dari
perpustakaan dan mencari hal - hal yang berhubungan dengan perancangan mesin di
internetsupaya dapat kami jadikan referensi.
ABSTRACT
Technology that develops along with the times, plays a very important role in the need
for appropriate equipment, especially in the agricultural sector. The automatic control
system that developed at the home industry scale is still manual, which still uses a lot of
human power in the operation process. Therefore, in this final project, make a coffee
bean roasting machine using gas as a heating fuel which is equipped with a stirring
spoon that rotates automatically with an electric motor to facilitate the processing of
coffee beans.
In this final project, a coffee bean roasting machine has been made that can
accommodate a maximum of 6 kg of coffee beans per process, which previously on a
home industrial scale could roast a maximum of 500 grams of coffee
beans(https://coffeeland.co.id/tips-menyangrai-biji-kopi-dirumah-tanpa-menggunakan-
mesin-sangrai-kopi/).
The topic of discussion raised by the author is the working principle of the machine.
The principle steps of the machine work are done by looking for all sources of
information from the library and looking for things related to machine design on the
internet so that we can use them as references.
PENDAHULUAN
Untuk menghasilkan kopi yang baik maka harus dilakukan pengolahan yang
baik pula. Petani kopi masih mengalami kesulitan dalam pengolahannya.
Kendala yang dihadapi petani dalam menyagrai biji kopi adalah waktu dan
tenaga yang dibutuhkan masih terlalu besar.
Maka dari itu penulis mencoba membuat terobosan baru tentang mesin
penyagrai biji kopi yang nantinya diharapkan dapat mempercepat dan
mempermudah proses menyagrai dengan harga ekonomis yang dapat dijangkau
petani.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang masih dialami oleh para petani kopi maka
rumusan masalahnya adalah rancang bangun mesin penyangrai biji kopi untuk
membantu meringankan beban dan mempersingkat waktu bagi petani dalam
menangani pekerjaaan pada saat panen.
C. Batasan Masalah
Dalam rancang bangun ini penulis membatasi batasan masalah yang akan
dibahas ,untuk menghindari bahasan di luar topik pembahasan, yaitu:
1. Perancangan mesin penyagrai biji kopi kapasitas produksi maksimal 6
kg/Jam.
2. Membangun mesin Penyangrai biji kopi.
3. Mesin yang dirancang tidak menghitung perpindahan panas dari ruang
pemanas ke biji kopi yang digonseng.
D. Tujuan
Adapun Tujuan dibuat mesin penyagrai biji kopi ini adalah :
1. Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan
pengamatan dalam Rancang Bangun Mesin Penyagrai Biji Kopi.
2. Sebagai salah satu syarat kelulusan Diploma III di Politeknik Negeri
Medan.
3. Membantu dan mempermudah pekerjaan petani dalam proses
pengolahan kopi pada saat panen.
E. Manfaat
Adapun manfaat rancang bangun mesin penyagrai biji kopi ini yaitu :
1. Meningkatkan efesiensi penyagrai biji kopi;
2. Mengurangi biaya dan waktu bila dibandingkan dengan cara manual.
3. Membantu program Pemerintah dalam meningkatkan produktivitas
petani kopi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, langkah-langkah yang
penulis lakukan antara lain adalah :
1. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan perancangan mesin di
internet.
2. Mencari semua sumber informasi dari perpustakaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi
kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
robusta. Kopi Berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun,
kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,
melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).
Di Indonesia Kopi mulai dikenal pada tahun 1969, yamg di bawa oleh VOC.
Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat
coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC menyebarkan ke
berbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2004).
Jenis-jenis kopi, Menurut AAK (1980), terdapat tiga jenis kopi yang telah
dibudidayakan, yakni:
1. Kopi Robusta
Kopi robusta digolongkan lebih rendah mutu citarasanya dibandingkan dengan
citarasa kopi arabika.Hampir seluruh produksi kopi robusta di seluruh dunia
dihasilkan secara kering dan untuk mendapatkan rasa lugas tidak boleh
mengandung rasa-rasa asam dari hasil fermentasi. Kopi robusta memiliki
kelebihan yaitu kekentalan lebih dan warna yang kuat.
2. Kopi Arabika
Kopi arabika adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya, tanda-tandanya
adalah biji picak dan daun hijau tua dan berombak-ombak.Jenis-jenis kopi yang
termasuk dalam golongan arabika adalah abesinia, pasumah, marago dan
congensis.
3. Kopi liberika
Kopi liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak tahun 1965.
Meskipun sudah cukup lama penyebarannya tetapi hingga saat ini jumlahnya
masih terbatas karena kualitas buah yang kurang bagus dan rendemennya
rendah. Jenis Liberika antara lain : kopi abeokutae, kopi klainei, kopi dewevrei,
kopi excelsa dan kopi dybrowskii. Diantara jenis-jenis tersebut pernah dicoba di
Indonesia.
1 Pengertian sabuk
Sabuk atau belt adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang
digunakan untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar.
Sabuk digunakan sebagai sumber penggerak, penyalur daya yang efisien atau
untuk memantau pergerakan relatif. Sabuk dilingkarkan pada katrol atau pulley.
Dalam sistem dua katrol atau pulley, sabuk dapat mengendalikan katrol atau
pulley secara normal pada satu arah atau menyilang.
2 Fungsi penggunaan sabuk atau belt
Belt atau sabuk pada dasarnya berfungsi untuk memindahkan tenaga melalui
kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang digerakkan. Belt
atau sabuk digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan belt untuk
memindahkan tenaga tergantung pada:
Tegangan belt terhadap pulley.
Gesekan antara belt dan pulley.
Sudut kontak antara belt dan pulley.
Kecepatan belt.
3 Macam-macam sabuk atau belt
Di bawah ini akan diuraikan berbagai macam belt yang pernah ada dan
digunakan untuk keperluan otomotif maupun untuk konstruksi lainnya.
a. Round Belts (Sabuk Bulat)
Round belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini
hanya digunakan untuk beban ringan seperti untuk sewing machian
projector films.
b. Flat Belts (Sabuk Datar)
Bahan sabuk pada umumnya terbuat dari samak atau kain yang diresapi
oleh karet. Sabuk datar yang modern terdiri atas inti elastis yang kuat
seperti benang baja atau nilon.
Beberapa keuntungan sabuk datar yaitu :
Pada sabuk datar sangat efesien untuk kecepatan tinggi dan tidak bising.
Dapat memindahkan jumlah daya yang besar pada jarak sumbu yang
panjang.
Tidak memerlukan pulley yang besar dan dapat memindahkan daya antar
pulley pada posisi yang tegak lurus satu sama lain.
Sabuk datar khususnya sangat berguna untuk instalasi penggerak dalam
kelompok karena aksi klos.
c. V-belts
V-belts terbuat dari kain dan benang, biasanya katun rayon atau nilon
dan diresapi karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk-V
dibelitkan dikeliling alur pulley yang berbentuk V pula. Bagian sabuk
yang sedang membelit pada pulley ini mengalami lengkungan sehingga
lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan
bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan
transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.
V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley
yang berjarak pendek. Sabagian besar transmisi sabuk menggunakan
sabuk –V karena mudah penanganannya dan harganya murah.
I Keuntungan V-belts adalah seperti berikut.
Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan
perbandingan kecepatan yang lebih tinggi.
Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan
beban.
Memiliki level vibrasi dan noise yang lebih rendah.
Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.
Efficiency transmisinya tinggi (mencapai 45%).
II Jenis-jenis V-Belt ada tiga jenis yaitu:
a Tipe standar; ditandai huruf A,B,C,D, dan E
d. Banded V-belts
Banded V-belts adalah multiple V-belt yang dibentuk cetak permanen tie
band. Banded V-belts mengurangi timbulnya masalah pada penggerak
dimana belts bergeser, melintir dan terlepas dari alurnya.
e. Timing Belts
Timing belt merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada
bentuk flat belt. Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi
berukuran sama pada permukaan kotak dengan gigi pulley. Sebagaimana
penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.
Keuntungan timing belt ini adalah sebagai berikut.
Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.
Membutuhkan perawatan yang ringan.
Mampu digunakan pada range beban yang lebar.
Memiliki efficiency mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau
slip, initial tension berkurang dan memiliki kontruksi yang tipis.
f. V-Ribbed Belts
V-ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belt. Lapisan
inti penguat terdapat pada bagian daftar belt. Sebagaimana V-belt
berkemampuan memindahkan power tergantung pada aksi jepit antara
alur dan belt.
METODE
Tabung sangrai terbuat dari bahan stainless stell karena tabung sangrai ini
sebagai tempat biji kopi digongseng sehingga biji kopi yang dihasilkan aman
untuk dikonsumsi.
Baja silinder yang berdiameter 298 mm dengan panjang 400 mm. Pada bagian
kanan bawah dibuat lubang keluaran biji kopi dengan ukuran 80 mm x 80 mm.
Lalu, dilas dengan plat baja stainless dengan ukuran 260 mm x 145 mm.
Kemudian, pada bagian bagian tengah lubang-lubang kecil dibuat lubang dengan
ukuran 28 mm kemudian dilas baja silinder dengan panjang 80 mm sebagai
tempat pengambilan sampel biji kopi ketika dalam proses penyangraian
dilakukan.
Pada bagian belakang tabung dilas 2 baja siku sebagai penyambung antara
tabung dan rangka dengan panjang 90 mm. Pada bagian depan tabung diberi plat
baja 3 mm yang telah dibentuk melingkar dengan ukuran diameter dalam 298
mm dan ukuran diameter luar 370 mm dan dilas dipinggir tabung.
Pada bagian depan tabung dibuat penutup tabung yang terbuat dari plat baja
stainless 3 mm yang dibentuk melingkar dengan diameter 370 mm dan pada
bagian tengahnya dilubangi agar poros dapat masuk. Pada bagian kiri dan kanan
dilas baja siku dengan panjang 109 mm sebagai tempat sambungan antara
tabung dengan rangka mesin. Tinggi saluran masuk bahan 240 mm dan terbuat
dari plat baja stainless dengan tebal 1 mm, kemudian pada bagian tengah saluran
masuk ini dilas sebuah baja silinder sebagai dudukan pengukuran suhu dengan
panjang 27 mm dan diameter 28 mm.
Penutup tabung terbuat dari plat baja dengan ketebalan 1 mm. Plat baja dengan
ukuran 470 mm x 400 mm dilubangi pada bagian tengah sebesar 40 mm sebagai
tempat keluaran panas, kemudian plat dibuat melengkung dengan cara
dibending, pada kedua sisi plat dibending dengan ukuran 35 mm. Pada bagian
sisi depan plat dilas dengan plat yang telah dibentuk setengah lingkaran dengan
jari-jari luar 220 mm dan jari-jari dalam 185 mm. Lalu, pada bagian yang telah
dilubangi tadi dilas dengan sebuah baja silinder dengan panjang 235 mm sebagai
cerobong asap.
Pada penutup lubang keluaran terbuat dari plat baja stainless dengan tebal 2 mm
dengan panjang keseluruhan 279 mm.
3.3.3 Corong
Corong tempat memasukkan biji kopi terbuat dari plat baja stainless dengan
ketebalan 1 mm, kemudian, plat baja stainless dipotong menjadi 4 bagian
selanjutnya 4 plat tersebut dibending kemudian dilas hingga membentuk
corong.
3.3.4 Motor Listrik
Dalam beberapa unit mesin memiliki sistem pemindah tenaga yaitu gearbox
yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke salah satu bagian
mesin lainnya, sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah
pergerakan baik putaran maupun pergeseran.Gearbox merupakan suatu alat
khusus yang diperlukan untuk menyesuaikan daya atau torsi (momen/daya) dari
motor yang berputar, dan gearbox juga adalah alat pengubah daya dari motor
yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar.
Fungsi gearbox atau reducer adalah untuk memindahkan dan mengubah tenaga
dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar spindle mesin maupun
gerakan feeding dan juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi
serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju mundur.
(https://gearboxreducer.blogspot.com/2015/11/gearbox.html)
Berikut merupakan spesifikasi motor listrik yang digunakan:
1. Diameter dalam : 15 mm
2. Diameter luar : 22 mm
3. Rasio : 1 : 20
Gambar poros
Dalam merancang sebuah poros hal yang perlu diperhatikan adalah bahan poros,
ukuran poros ( panjang, diameter ), torsi yang ada pada poros serta daya yang
menggerakkannya.
Poros yang terbuat dari baja ST 60 dibubut bertingkat hingga berukuran 24 28
mm serta memiliki panjang 660 mm. Pengaduk dibuat dari baja silinder dan plat
stainless yang telah dipotong-potong dengan ketebalan 3 mm dengan ukuran 220
mm x 30 mm, kemudian dilas pada baja pipa dengan tebal dalam 29 mm dan
diameter luar 45 mm yang dibaut diporos.
Sebelum mencari diameter poros, maka harus mencari gaya yang ada pada
poros, momen yang terjadi pada poros dan mencari momen tahanan bengkok
dari poros.
Pd =¿ ¿ ¿ ………………….. (3.1a)
Sehingga
5 Pd
T = 9,74 x 10 n ………………………..(3.1b)
1
(Sularso, 2008 ; 7)
Dimana :
Pd = Daya rencana [kW]
T = Momen punter [kg.mm]
n1 = Putaran poros [rpm]
Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d s (mm),
maka tegangan geser τ ( kg/mm2 ) yang terjadi adalah :
T 5,1T
τ= = …………………(Sularso, 2008 ; 7)
(πd 3
s /16 ) d 3s
Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk mengkonversi torsi dan
kecepatan putar mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang
tinggi menjadi lebih rendah dan bertenaga atau sebaliknya. Ada dua jenis sistem
transmisi yang umum digunakan dalam dunia permesinan, yaitu menggunakan
sprocket juga sepasang pulley dan V-belt. Pada penggunaannya pulley selalu
berpasangan dan dihubungkan menggunakan V-belt. V-belt adalah sebuah
produk power transmission terbuat dari karet dan mempunyai penampung
trapeziu, dan digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar.
Sabuk-V dibelitkan pada alur pulley yang berbentuk V pula memliki tingkat
ketegangan yang tertentu dan memiliki pengaruh. Ketegangan yang terjadi ialah
diakibatkan daya tarik yang ada pada sabuk dari pulley input dan output yang
saling berlawanan arah.
Pulley dan V-belt juga memiliki fungsi tertentu serta kelebihan dan kekurangan
dalam mentransfer putaran.
Gambar sistem pulley
Pulley dan V-belt memiliki fungsi sebagai berikut:
Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang digerakkan.
Mereduksi putaran
Mempercepat putaran
Memperbesar torsi
Memperkecil torsi
Sedangkan V-belt berfungsi sebagai :
V-belt digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu keporos
yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan yang sama atau
berbeda.
Sabuk V-belt adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan
mempunyai penampang berbentuk trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-V
dibelitkan mengelilingi alur pulley yang berbentuk V. Bagian sabuk yang
membelit pada pulley akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah besar. Sabuk-V banyak digunakan karenak sabuk-V
sangat mudah dalam penanganannya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V
juga memiliki keunggulan lain yaitu akan menghasilkan transmisi daya yang
besar pada tegangan yang relatif rendah, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak
bersuara. Selain memiliki keunggulan sabuk-V juga memiliki kelemahan berupa
terjadinya slip.
Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki oleh sabuk-V:
a) Sabuk-V dapat digunakan untuk mentransmisikan daya yang jaraknya relatif
jauh.
b) Memiliki faktor slip yang kecil.
c) Mampu digunakan untuk putaran tinggi.
d) Pengoperasian mesin menggunkan sabuk-V tidak membuat berisik.
Gambar Kontruksi dan ukuran penampang Sabuk-V
(Sularso, 2000)
Dimana :
Pd = Daya Perencanaan
f c = Faktor koreksi
P = Daya yang ditransmisikan
Hubungan antara daya dan torsi dapat dilihat pada rumus – rumus dibawah ini :
1. Torsi satuannya kg.cm dan Daya satuannya HP
(dobrovolsky, 1985 : 401)
P
T = 71.620 .............................................................................(3.1e)
n
Dimana : T = Torsi, kg.cm
P = daya, HP
n = putaran poros, rpm
2. Torsi satuannya kgf.mm dan Daya satuannya kW
(Sularso, 2000 : 7)
5 P
T = 9,74.10 ........................................................................(3.1f)
n
Dimana : T = Torsi , kg.mm
P = Daya, kW
3. Torsi satuannya lbf.in dan Daya satuannya HP
(Collins Jack A, 2003 : 180 )
P
T = 63.025 ............................................................................(3.1g)
n
Dimana : T = Torsi, lbf.in
P = Daya, HP
4. Torsi satuannya N.m dan Daya satuannya HP
( deutschman, 1983 : 334 )
P
T = 9549 ...............................................................................(3.1h)
n
Dimana : T = torsi , N.m
n = kW
Persamaan diatas menyatakan hubungan antara torsi dan daya dengan
berbagai macam satuan, bila yang diinginkan torsi-perencanaan T d , maka
daya yang dipakai adalah daya perencanaan ( Pd )
Dimana :
N 1 = Putaran pully penggerak (rpm)
N 2 = Putaran pully yang digerakkan (rpm)
D p = Diameter pully yang digerakkan (mm)
d p = Diameter pully penggerak (mm)
L = Panjang V-belt
C = Jarak sumbu poros
Dimana :
b = 2L – π ( D p + D p )
Dimana :
θ = sudut kontak (rad)
D = diameter pulley output (mm)
d = diameter pulley input (mm)
C = jarak kedua poros (mm)
Rumus menghitung gaya sentrifugal
F c= K c
( )
V 2
2.40
............................................... (3.1m)
Dimana :
V = kecepatan belt dalam (m/s)
Kc = parameters V-belt
Fc = tegangan sentrifugal
T 1=¿f .b .t
Dimana :
f = Tegangan Tarik bahan sabuk 25 kg/cm 3
b = Lebar sabuk
t = Tinggi sabuk
3.3.9 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai beban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman, dan mempunyai umur yang panjang. Fungsi bantalan untuk mengurangi
gesekan antara poros dengan elemen mesin lainnya dari suatu putaran.
Bantalan yang digunakan adalah UCP 205 yaang memiliki spesifikasi :
1. Diameter luar = 48 mm
2. Diameter dalam = 25 mm
3. Putaran poros = 50 rpm
Karena bantalan ini memiliki fungsi yang sangat vital bagi mesin maka perlu
diperhatikan soal pelumasannya. Pelumasan memiliki tujuan untuk mengurangi
gesekan dan keausan antara elemen-elemen bantalan dengan rumahnya,
membawa keluar panas yang terjadi, mencegah korosi dan menghindari
masuknya debu atau kotoran. Pelumasan dibagi dua macam yaitu pelumasan
gemuk/grease dan minyak/oil.
3.3.10 Pasak
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel). Pasak adalah suatu elemen
mesin yang dipakai untuk menetapkan bagianbagian mesin seperti roda gigi,
sprocket, pulley, kopling pada poros. Suatu pasak juga dapat digunakan untuk
memindahkan daya putar. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan
dengan membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub
sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
3.3.12 Termometer
Termometer berfungsi untuk mengukur suhu yang berada didalam tabung
selama proses penyangraian berlangsung.
3.3.13 Sambungan daya listrik
Gambar Stop contact
Bahan yang digunakan ialah kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2 300/500 V dengan
panjang 1700 mm. Menggunakan kepala cok stop contact agar mudah saat
memulai dan menghentikan proses penyangraian.
BAB 4
Sumber : https://www.cctcid.com/2018/08/29/beberapa-standard-
pemeringkatan-mutu-biji-kopi-2/
Maka kami perhitungkan jarak antara sendok pengaduk dengan tabung sangrai
harus lebih kecil dari biji kopi agar biji kopi tidak terjepit diantara sendok
pengaduk dan tabung sangrai.
Gambar 4-1 jarak antara daun sendok dengan permukaan silinder
Dimana :
Diamater pully motor listrik (D p1) = 90 mm
Diameter pully input reducer (D p2) = 126 mm
Kecepatan putar motor listrik ( N 1) = 1400 rpm
Rasio reducer yang digunakan = 1:20
Maka :
N 1 D p2
=
N 2 D p1
1400 126
=
N2 90
1400.90
N2 =
126
N2 = 1000 rpm
Makakecepatan putaran dari pully motor listrik ke pully reducer adalah 1000
rpm.
Menghitung kecepatan output pada reducer diambil dari kecepatan putaran
dari input reducer yang telah melewati perbandingan 1:20 adalah:
1000
N3 =
20
N3 = 50 rpm
Makakecepatan putaran yang dihasilkan reducer adalah 50 rpm.
Menurut faktor koreksi diatas, diambil daya maksimum sebagai daya rencana
dengan faktor koreksi sebesar 1,2. Harga ini diambil dengan pertimbangan
bahwa daya yang direncanakan akan lebih besar dari daya maksimum sehingga
poros semakin aman terhadap kegagalan akibat momen punter yang terlalu
besar.
Maka:
Pd = f c . P
Pd = 1,2 , 0,372
Pd = 0,4464 kW
Dimana :
Pd = Daya perencanaan (kW)
f c = Faktor koreksi
P = Daya masukan (kW)
T1
2,3 log =μ . θ
T2
μ.θ
T 1/¿T 2 ¿ = 10
2. 3
0.3 .1,77
T 1/¿T 2 ¿ = 10
2.3
T 1/¿T 2 ¿ = 100,23
T1 = 1,7 . T 2
Maka :
T1
T2 =
1,7
275,63 N
T2 =
1,7
T2 = 162,13 N
Dimana :
T t1 = T1 + Tc
T t1 = 275,63 N + 31,45 N
T t1 = 307,17 N
Dan
T t2 = T2 + TC
T t2 = 162,13 N + 31,54 N
T t2 = 193,67 N
Maka tegangan geser yang terjadi dikalikan dengan faktor beban lentur
dan faktor koreksi beban, yaitu :
2
τ C b K t=1,31 ∙2,0 ∙ 1,5=3,93 (kg /mm )
Maka tegangan geser yang dizinkan dikalikan dengan Sf 2 dibagi dengan
α.
S f 2 3,93∙ 2,0 2
τ a= = =3,61(kg/m m )
α 2,175
Sf 2
Maka τ a <τ C b K t
α
3,61 < 3,93 maka harga diameter hasil perhitungan huruf h harus
dikoreksi dan dihitung ulang diameter poros menjadi lebih besar, yaitu :
Buatlah diameter d s = 24 mm
Diameter bagian bantalan = 28 mm
Jari-jari fillet (28-24)/2 = 2 mm
Alur pasak 8 x 3,5 x 0,25
Konsentrasi dari poros bertingkat adalah :
2 28
=0,083 ; =1,16 ; β=1,18
24 24
Konsentrasi dari poros dengan alur pasak adalah :
0,25
=0,01 , α =3,1
24
α >β
11. Tegangan yang terjadi adalah :
5,1 ∙ 257,41
τ=
¿¿
1312,791
τ=
13,824
2
τ =0,094 (kg /m m )
Maka tegangan geser yang diizinkan faktor beban lentur dan faktor
koreksi beban :
τ C b K t=0,094 ∙2,0 ∙ 1,5=0,282(kg/m m2 )
τ Sf 2
Maka >τ C b K t atau sudah baik.
α
12. Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa harga diameter poros
yang dapat dipakai adalah d s =24 mm dari bahan S30C-D
Diameter poros = ∅ 24 mm x ∅ 28 mm
Jari-jari fillet = 2 mm
Pasak = 8 x 3,5 x 0,25
4.1.8 Perhitungan Pasak
1. Bahan pasak
Terbuat dari bahan baja karbon konstruksi mesin S30C dengan kekuatan
tarik 48 kg/mm2.
2. Menentukan ukuran dan kekuatan pasak
Menentukan torsi :
pd
T = 9,74 ∙ 105
n
Dimana :
T = Torsi [kg.mm]
pd = Daya rencana = 0,37[Kw]
N = Putaran = 1400 [rpm]
d s = Diameter poros = 28 [mm]
0,37
T = 9,74 . 105
1400
T = 259,39 kg.mm
Menetukan gaya tangensial pasak :
T
F = ds
2
259,39
F = 28
2
F = 18,52 kg
Dimana :
τk = tegangan geser yang timbul pada pasak [kg/mm2 ¿
F =gaya tangensial pasak [kg]
b = lebar bahan pasak 25-35% dari diameter poros. Maka dapat
diperoleh 28 x 30% = 8,4 mm
l = panjang pasak ditentukan diantara 0,75-1,5 dari diameter poros.
Maka dapat diperoleh 0,75 x 28 = 21 mm
18,52
τ k=
8,4 ∙21
τ k = 0,105 kg/mm 2
F p=¿ w ∙ g
F p=¿ 3,2 ∙ 9,81
F p=¿ 31,392 [N]
Maka gaya radial sebesar 55,917 [N] dan bantalan yang digunakan tidak
menerima gaya aksial. Bantalan yang digunakan adalah UCP 205 yang memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
Diameter luar = 48 mm
Diameter dalam = 25 mm
Dinamik load rating (C) = 100 kg = 9,8 KN
C
Statik load rating ( o) = 635 kg = 6,23 KN
Putaran poros = 50 Rpm
( )
1 /3
F n = 33,13
n
Dimana n adalah putaran poros yaitu 50 rpm.
( )
1 /3
F n = 33,13
50
F n = 0,871
Untuk memperoleh faktor umur bantalan ( F h) untuk bantalan radial dapat
diperoleh melalui persamaan dibawah ini :
C
F h=F n
Pr
Dimana C kapasitas dinamis spesifik = 790, karena bantalan yang dipilih adalah
dengan nomor : 6005 ZZ yang disesuaikan dengan diameter poros 25,4 mm.
Maka faktor unsur bantalan adalah :
C
F h=F n
Pr
790
F h=0,871
31,31
F h=21,97
Umur nominal bantalan (l n) untuk bantalan radial adalah :
l n = 500 F h3
l n = 500 (21,97¿3
l n = 5273341,5285 menit
l n = 87889,02 jam
4.2 Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh kami mendapatkan beberapa kelebihan dan
kekurangan pada mesin, yaitu :
Kelebihan :
1. Harga mesin yang relatif lebih murah.
2. Proses penyangraian optimal atau merata.
3. Kapasitas besar.
4. Baiik untuk produksi rumahan.
Kekurangan
1. Mekanisme pengaturan suhu tabung sangrai masih manual dengan
mengatur besar kecil api pada kompor.
2. Timbul bunyi pada saat proses penyangraian yang diakibatkan biji kopi
yang kadang terjepit oleh sendok pengaduk sangrai. Karena terdapat
jarak pada sendok pengaduk dengan tabung.
3. Dari hasil proses penyangraian terdapat beberapa biji kopi yang pecah.
Setelah mesin selesai dibuat dan diuji mesin pun dipakai. Berikut adalah cara
penggunaan mesin sangrai biji kopi dengan kapasitas 6 kg :
1. Masukkan cok kesumber listrik, setelah itu tekan stop kontak untuk
menghidupkan motor listrik.
2. Hidupkan kompor dan tunggu beberapa saat hingga temperatur tabung
mencapai 200° C.
3. Setelah suhu tabung sangrai mencapai 200° C, masukkan biji kopi
kedalam tabung sangrai melalui corong masuk.
4. Selama proses penyangraian berlangsung, dapat dilihat sampel biji kopi
yang sedang dimasak melalui gagang pengambilan sampel untuk melihat
tingkat kematangan biji kopi tersebut.
5. Setelah biji kopi hasil sangrai tersebut sudah pas dengan tingkat
kematangan yang diinginkan, matikan kompor dan sediakan wadah
untuk menampung biji kopi yang sudah matang tadi, dan disarankan
wadah untuk menampung biji kopi yang sudah matang memakai
stainless steel dikarenakan biji kopi yang panas, lalu buka tutup tabung
sangrai.
6. Diamkan biji kopi sampai dingin dan sambil diaduk.
Total biaya bahan = Biaya bahan baku mesin + biaya bahan jadi mesin
= Rp. 5.220.000 + Rp. 2.980.000
= Rp. 8.200.000,-
Dalam pembuatan mesin ini diperlukan 2 orang tenaga kerja, maka upah seluruh
tenaga kerja adalah :
Total upah = 2 orang x upah / hari
= 2 x Rp. 97.000
= Rp. 194.000 / hari
Lamanya waktu pembuatan mesin sangrai biji kopi ini adalah 20 hari, maka
biaya keseluruhan adalah :
Biaya upah tenaga kerja keseluruhan = waktu x upah / hari
= 14 x Rp. 194.000
= Rp. 2.716.000
Daya listrik yang digunakan adalah = 125,3(Kwh). Biaya listrik yang terpakai
adalah total dari pemakaian dilakukan dengan tarif dasar listrik, tarif yang
dipakai pada saat itu adalah Rp. 1.350 / kwh (TDL, PLN pada Juni 2022),
dengan pemakaian 24 kw. Maka biaya listrik dalam proses pembuatan adalah :
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada kesimpulan pembuatan mesin sangrai biji kopi kapasitas 6 kg ini terdapat
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pembuatan mesin sangrai ini terdapat beberapa proses permesinan yaitu :
pembubutan, pemotongan, pengerolan dan pengelasan.
2. Rangka mesin dengan ukuran besi siku 40 mm x 40 mm dengan panjang
1100 mm x lebar 510 mm x tinggi 650 mm dan dikerjakan menggunakan las
SMAW.
3. Tabung mesin dibuat menggunakan baja silinder stainless dengan ketebalan
6 mm dan berdiameter 298 mm dengan panjang 400 mm.
4. Poros dibuat menggunakan baja ST60 yang dikerjakan menggunakan mesin
bubut.
5. Sendok pengaduk dibuat dari baja silinder dan plat stainless dengan
ketebalan 3 mm dengan ukuran 220 mm x 30 mm.
6. Transmisi dibuat menggunakan bahan ST37 silinder.
7. Penggerak pada mesin sangrai ini adalah motor listrik yang menggunakan
daya 0,5 Hp, tegangan 0,5 V, frekuensi 50 Hz dan jumlah putarannya 1400
rpm.
5.2 Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan oleh penulis, yaitu :
1. Pembuatan mesin ini harus diperhatikan dan perlu perawatan, agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap mesin sangrai.
2. Pada penggunaan harus diperhatikan dengan baik karena berhubungan
dengan panas dari kompor sebaiknya menggunakan sarung tangan.
3. Pada saat proses pengerjaan mesin perlu memperhatikan prosedur
penggunaan alat dan K3.
DAFTAR PUSTAKA
Sularso dan suga. Kiyokatsu,. 1983. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta : Erlangga
Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia, 2007, diakses pada tanggal 16 April 2022
https://coffeeland.co.id/tips-menyangrai-biji-kopi-dirumah-tanpa-menggunakan-mesin-
sangrai-kopi/ , diakses pada tanggal 16 April 2022
http://madrecofee.com/klasifikasi-tanaman-kopi-robusta , diakses pada tanggal 16 April
2022
https://gearboxreducer.blogspot.com/2015/11/gearbox.html , diakses pada tanggal 24
Mei 2022
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Panjang Sabuk-V standar (Sularso, 1997)
LAMPIRAN 2
Diagram Sabuk-V
Konstruksi Sabuk-V dan Ukuran Penampang Sabuk-V
LAMPIRAN 3
Faktor konsentrasi tegangan α untuk pembebanan puntir statis dari suatu poros
bulat dengan alur pasak persegi yang diberi filet.
Faktor konsentrasi tegangan β untuk pembebanan puntir statis dari suatu poros
bulat dengan alur pasak persegi yang diberi filet.
LAMPIRAN 4
Sumber :
https://www.google.com/search?
q=tabel+bearing+ucp&oq=tabel+bearing+&aqs=chrome.2.69i57j0i512l9.10992j
0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://repository.untag-sby.ac.id/4568/8/LAMPIRAN.pdf
LAMPIRAN 5
Sumber: https://www.google.com/search?
q=tabel+ulir+iso+metrik+normal&hl=id&sxsrf=ALiCzsY_y91LtHuobg6Acdqj
VHTuxGZ3AQ:1654938948497&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUK
EwjlspmBiKX4AhW-
SGwGHduYBEYQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1366&bih=600&dpr=1#imgrc
=RwDWY4H_z33e4M
https://www.slideshare.net/arikowibowo/tabel-standard-ulir
LAMPIRAN 6
Sumber : http://keluargasepuh86.blogspot.com/2021/09/jenis-jenis-toleransi-
pada-gambar-teknik.html