ps59 2019
ps59 2019
REPUBLIK INDONESIA
No.163, 2019 LINGKUNGAN HIDUP. Alih Fungsi. Lahan Sawah.
Pengendalian.
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGENDALIAN ALIH
FUNGSI LAHAN SAWAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Lahan Sawah adalah areal tanah pertanian basah
dan/atau kering yang digenangi air secara periodik
dan/atau terus menerus ditanami padi dan/atau
diselingi dengan tanaman semusim lainnya.
2. Alih Fungsi Lahan Sawah adalah perubahan lahan
sawah menjadi bukan lahan sawah baik secara tetap
maupun sementara.
3. Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah adalah
serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan perubahan Lahan Sawah menjadi
bukan Lahan Sawah baik secara tetap maupun
sementara.
4. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak.
5. Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat
air dari satu jaringan Irigasi.
6. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden
dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-3-
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Peraturan Presiden ini bertujuan untuk:
a. mempercepat penetapan peta Lahan Sawah yang
dilindungi dalam rangka memenuhi dan menjaga
ketersediaan lahan sawah untuk mendukung
kebutuhan pangan nasional;
b. mengendalikan Alih Fungsi Lahan Sawah yang semakin
pesat;
c. memberdayakan petani agar tidak mengalihfungsikan
Lahan Sawah; dan
d. menyediakan data dan informasi Lahan Sawah untuk
bahan penetapan lahan pertanian pangan
berkelanjutan.
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputi:
a. Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah;
b. penetapan peta Lahan Sawah yang dilindungi;
c. pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah yang
dilindungi;
d. pemberdayaan Lahan Sawah yang dilindungi;
e. pembinaan dan pengawasan;
f. pelaporan; dan
g. pendanaan.
BAB III
TIM TERPADU PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH
Pasal 4
(1) Dalam rangka Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
dibentuk Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah, yang selanjutnya disebut Tim Terpadu.
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -4-
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-5-
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -6-
Pasal 5
Tugas, tata kerja, dan keanggotaan Tim Terpadu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan Tim
Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5)
ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
selaku Ketua Tim Terpadu.
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-7-
BAB IV
PENETAPAN PETA
LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Penetapan peta Lahan Sawah yang dilindungi dilakukan
melalui:
a. verifikasi Lahan Sawah;
b. sinkronisasi hasil verifikasi Lahan Sawah; dan
c. pelaksanaan penetapan peta Lahan Sawah yang
dilindungi.
Pasal 7
(1) Lahan Sawah yang akan ditetapkan dalam peta Lahan
Sawah yang dilindungi meliputi:
a. Lahan Sawah beririgasi; dan
b. Lahan Sawah tidak beririgasi.
(2) Lahan Sawah beririgasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi Lahan Sawah:
a. Irigasi permukaaan;
b. Irigasi rawa;
c. Irigasi air bawah tanah; dan
d. Irigasi pompa.
(3) Lahan Sawah Irigasi permukaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:
a. Irigasi teknis;
b. Irigasi semi teknis;
c. Irigasi sederhana; dan
d. Irigasi desa.
(4) Lahan Sawah tidak beririgasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b merupakan Lahan Sawah tadah
hujan dan sawah yang tidak dilengkapi sistem Irigasi.
(5) Lahan Sawah yang akan ditetapkan dalam peta Lahan
Sawah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -8-
Bagian Kedua
Verifikasi Lahan Sawah
Pasal 8
(1) Terhadap Lahan Sawah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 dilakukan verifikasi Lahan Sawah oleh:
a. menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan
tata ruang;
b. menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengelolaan sumber daya
air;
c. menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian;
d. menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan; dan
e. kepala lembaga pemerintah nonkementerian yang
melaksanakan tugas di bidang informasi
geospasial.
(2) Pelaksanaan verifikasi Lahan Sawah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Tim
Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.
Pasal 9
(1) Verifikasi Lahan Sawah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 dilakukan melalui:
a. interpretasi citra satelit terhadap Lahan Sawah
oleh lembaga pemerintah nonkementerian yang
melaksanakan tugas di bidang informasi
geospasial;
b. verifikasi data Lahan Sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang;
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-9-
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -10-
Pasal 10
Verifikasi data Lahan Sawah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 dilakukan dengan menggunakan:
a. peta lahan baku sawah;
b. peta rupabumi Indonesia;
c. peta terkait pertanahan;
d. peta rencana tata ruang;
e. peta Irigasi;
f. peta lahan pertanian pangan berkelanjutan;
g. peta kawasan hutan;
h. peta terkait perizinan pemanfaatan ruang; dan
i. peta pendukung lainnya.
Pasal 11
(1) Hasil verifikasi data Lahan Sawah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 disajikan dalam bentuk:
a. peta Lahan Sawah hasil verifikasi terhadap data
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-11-
Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
verifikasi Lahan Sawah diatur dalam peraturan menteri
dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 13
Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
sampai dengan Pasal 12 disampaikan kepada Tim Terpadu
untuk dilakukan sinkronisasi hasil verifikasi Lahan
Sawah.
Bagian Ketiga
Sinkronisasi Hasil Verifikasi Lahan Sawah
Pasal 14
(1) Sinkronisasi hasil verifikasi Lahan Sawah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 meliputi
kegiatan:
a. menentukan rencana penetapan peta Lahan Sawah
yang dilindungi;
b. mengintegrasikan peta hasil verifikasi Lahan
Sawah yang dilakukan oleh menteri/kepala
lembaga pemerintah nonkementerian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1);
c. menganalisis luasan Lahan Sawah yang akan
ditetapkan dalam peta Lahan Sawah yang
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -12-
dilindungi; dan
d. menyepakati usulan peta Lahan Sawah yang
dilindungi.
(2) Sinkronisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Tim Terpadu Pengendalian Alih
Fungsi Lahan Sawah.
Bagian Keempat
Pelaksanaan Penetapan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi
Pasal 15
(1) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku
Ketua Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sawah menyampaikan usulan peta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf d kepada
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata
ruang untuk ditetapkan sebagai peta Lahan Sawah
yang dilindungi.
(2) Ketentuan mengenai tata cara penetapan peta Lahan
Sawah yang dilindungi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang.
Pasal 16
(1) Peta Lahan Sawah yang dilindungi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) digunakan sebagai
bahan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya dalam penetapan
lahan pertanian pangan berkelanjutan pada rencana
tata ruang wilayah dan rencana rinci tata ruang.
(2) Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-13-
BAB V
PELAKSANAAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH
Bagian Kesatu
Alih Fungsi Lahan Sawah yang Dilindungi
Pasal 17
(1) Terhadap Lahan Sawah yang masuk dalam peta
Lahan Sawah yang dilindungi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1) namun belum ditetapkan
sebagai bagian dari penetapan lahan pertanian
pangan berkelanjutan dalam rencana tata ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, tidak dapat
dialihfungsikan sebelum mendapat rekomendasi
perubahan penggunaan tanah dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian
rekomendasi perubahan penggunaan tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata
ruang.
Bagian Kedua
Insentif Lahan Sawah yang Dilindungi
Pasal 18
Pemberian insentif Lahan Sawah yang dilindungi diberikan
oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dan
masyarakat.
Pasal 19
(1) Pemberian insentif oleh Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 dilakukan jika:
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -14-
Pasal 20
(1) Pemberian insentif oleh Pemerintah Pusat kepada
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
dilakukan jika masyarakat memiliki dan/atau
mengelola Lahan Sawah yang ditetapkan dalam peta
Lahan Sawah yang dilindungi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1).
(2) Insentif bagi masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa bantuan:
a. sarana dan prasarana pertanian;
b. sarana dan prasarana Irigasi;
c. percepatan sertifikasi tanah; dan/atau
d. bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 21
Pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan keuangan
negara.
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-15-
BAB VI
PEMBERDAYAAN LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI
Pasal 22
(1) Pemberdayaan Lahan Sawah yang dilindungi dapat
dilakukan melalui penyusunan program prioritas dan
pemberian insentif pada Lahan Sawah yang dilindungi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 serta bentuk
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pemberdayaan Lahan Sawah yang dilindungi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Tim Terpadu.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 23
(1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan
pengawasan mengenai Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah kepada Pemerintah Daerah provinsi.
(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan
pembinaan dan pengawasan mengenai Pengendalian
Alih Fungsi Lahan Sawah kepada Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
(3) Bupati/wali kota melakukan pembinaan dan
pengawasan mengenai Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah kepada masyarakat.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) dilakukan paling sedikit melalui
kegiatan koordinasi, sosialisasi, pemberian
bimbingan, supervisi, konsultasi, dan/atau
penyebarluasan informasi.
(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) dilakukan melalui pemantauan
dan evaluasi.
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -16-
BAB VIII
PELAPORAN
Pasal 24
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua
Tim Terpadu menyampaikan laporan perkembangan
pelaksanaan kegiatan dalam Peraturan Presiden ini kepada
Presiden paling sedikit 6 (enam) bulan sekali atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.
BAB IX
PENDANAAN
Pasal 25
Pendanaan yang diperlukan untuk Pengendalian Alih
Fungsi Lahan Sawah bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
c. sumber pendanaan lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
(1) Permohonan Alih Fungsi Lahan Sawah yang terkait
dengan izin lokasi, penetapan lokasi, dan izin
perubahan penggunaan tanah yang lokasinya berada
di dalam peta Lahan Sawah yang dilindungi dan
diajukan sebelum ditetapkannya Peraturan Presiden
ini namun belum mendapatkan rekomendasi
perubahan penggunaan tanah, diproses berdasarkan
ketentuan Peraturan Presiden ini.
(2) Dalam hal belum ada penetapan peta Lahan Sawah
yang dilindungi, proses penetapan rancangan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah
dan rencana rinci tata ruang yang telah mendapatkan
www.peraturan.go.id
2019, No.163
-17-
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2019, No. 163 -18-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 September 2019
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 September 2019
ttd
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id