FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2021 A. Deskripsi Budaya Yang Berkembang Salah satu adat dan budaya berkaitan dengan maternitas yang berkembang khususnya di daerah Yogyakarta yaitu “Dlingo Bangle”. Tradisi Dlingo Bangle masih banyak dilakukan dan dipercayai masyarakat pedesaan dan orang-orang tua yang terus diterapkan secara turun-menurun. Tradisi Dlingo Bangle diberikan kepada ibu yang sedang mengandung dan bayi hingga anak-anak. Tradisi ini dipercaya secara turun- temurun sebagai tolak bala dan dapat mengatasi sawan pada bayi. Nama Dlingo Bangle diambil dari nama bahan yang digunakan yaitu dlingo dan bangle. Dlingo atau jeringau merupakan tanaman herbal yang tumbuh di tanah Jawa. Tanaman ini berbentuk seperti pandan dengan daun yang tinggi, keras, dan tajam. Tanaman dlingo ini banyk dikenal sebagai bahan dalam ramuan herbal Tiongkok dan India. Sedangkan Bangle merupakan tanaman herbal yang mirip dengan tanaman jahe dan banyak dimanfaatkan sebagai obat maupun rempah-rempah. Kedua tanaman ini memiliki khasiat yang sangan bermanfaat bagi tubuh sehingga banyak digunakan khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak. Dalam penggunaannya, dlingo dan bangle akan ditumbuk kasar secara bersamaan dan dicampur dengan air. Air campuran dlingo bangle inilah yang dipercaya dapat sebagai tolak bala. Dlingo bangle yang telah diberi campuran air akan diusapkan pada belakang telinga dan kedua mata kaki. Cara ini dipercaya dapat menghindarkan ibu hamil, bayi, dan anak-anak dari hal-hal buruk hingga gangguan makhluk ghaib. Dlingo Bangle banyak ditemui di tempat lelayu, dimana akan disediakan baskom yang berisi dlingo bangle sehingga pelayat dapat meggunakannya agar makhluk ghaib tidak menempel dan mengikuti. Meskipun tanaman dlingo dan bangle memiliki segudang manfaat bagi tubuh, tanaman ini lebih terkenal sebagai tolak bala dan digunakan untuk mengatasi sawan pada bayi.
B. Pengkajian Keperawatan 1. Faktor Teknologi (Technological Factors)
2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (Religious and Philosophical Factors)
Mempercayai benda sebagai penangkal atau jimat termasuk sebagai tindakan syirik dalam Islam. Bilamana klien memangdang dlingo dan bangle sebagai tanaman berkhasiat diperbolehkan, namun bila mempercayai sebagai pengusir hal-hal mistis termasuk tindakan yang mengimpang. Disinilah peran perawat penting untuk memberikan pemahaman dan membuka pandangan klien terkait dengan adat dan kebiasaan yang kurang tepat. Perawat mengkaji terkait agama yang dianut oleh klien sebagai dasar pemberian tindakan yang tepat sesuai agama yang dianut. 3. Faktor Sosial dan Keterikatan Kekeluargaan (Kinship and Sosial Factors) Perawat harus mengetahui wilayah dimana klien tinggal untuk dpat mengkaji budaya, adat, dan pantangan yang tersebar di wilayah tersebut. Perawat harus mampu untuk membimbing klien ke jalan yang benar tanpa merendahkan budaya dan adat yang dipercayai klien. 4. Faktor Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup (Cultural Values and Lifeways) Dlingo dan bengle dalam kesehatan lebih disarankan karena itu termasuk dalam obat alami, selain untuk wewangian dlingo sendiri banyak berpengaruh dalam kesehatan tubuh. Kabanyakan dalam budaya sendiri masih sering digunakan karena kepercayaan orang dulu
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan Rumah Sakit yang Berlaku (Political
and Legal Factors)
6. Faktor Ekonomi (Economical Factors)
Dalam faktor ekonomi sendiri Dlingo dan bengle lebih mudah didapat dan lebih terjangkau harga nya, karena itu tidak memerlukan biaya yg besar disebabkan disekitar kita masih sering dilihat untuk tanaman tersebut apalagi di tanah jawa 7. Faktor Pendidikan (Education Factors)
C. Diagnosa Keperawatan
D. Perencanaan dan Implementasi Keperawatan
1. Cultural Preservation/Maintenance 2. Cultural Care Accomodation/Negotiation