Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah

Fraktur

B. Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2007).
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan
raktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan
pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung
(Sjamsuhidajat " Jong, 200$).
C. Etiologi
1. Trauma langsung& direct trauma
Yaitu apabila raktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda
 paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
2. Trauma yang tak langsung& indirect trauma
Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi
raktur pada pegelangan tangan.
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya raktur bila tulang itu sendiri
rapuh& ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan
raktur patologis.
4. Kekerasan akibat tarikan otot
atah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa
 pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,
dan penarikan.
B. Klasifikasi
Klasifikasi fraktur secara uu !
. *erdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, +lai+ula, ulna, radius dan +ruris dst)
2. *erdasarkan komplit atau ketidakklomplitan raktur.
a. Fraktur komplit (garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui
kedua korteks tulang).
 b. Fraktur tidak komplit (bila garis patah tidak melalui seluruh garis penampang
tulang).
3. *erdasarkan bentuk dan jumlah garis patah 
a. Fraktur Komuniti raktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling
 berhubungan.
 b. Fraktur Segmental raktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak 
 berhubungan.
+. Fraktur Multiple raktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
pada
tulang yang sama.
/. *erdasarkan posisi ragmen 
a. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser) garis patah lengkap ttetapi
kedua
ragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
 b. Fraktur Displaced (bergeser) terjadi pergeseran ragmen tulang yang juga
disebut lokasi ragmen
$. *erdasarkan siat raktur (luka yang ditimbulkan).
a. Faktur Tertutup (Closed ), bila tidak terdapat hubungan antara ragmen
tulang dengan dunia luar, disebut juga raktur bersih (karena kulit masih
utuh) tanpa komplikasi. ada raktur tertutup ada klasiikasi tersendiri yang
berdasarkan
keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu
. Tingkat 0 raktur biasa dengan sedikit atau tanpa +eddera jaringan
lunak 
sekitarnya.
2. Tingkat  raktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan
subkutan.
3. Tingkat 2 raktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam dan pembengkakan.
/. Tingkat 3 +edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata ddan
an+aman sindroma kompartement.
 b. Fraktur Terbuka (Open/Compound) ) , bila terdapat hubungan antara
hubungan antara ragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan
kulit.Fraktur 
terbuka dibedakan menjadi beberapa grade yaitu 
. rade 1  luka bersih, panjangnya kurang dari  +m.
2. rade 11  luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensi.
3. rade 111  sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan
lunak ekstensi.
. *erdasar bentuk garis raktur dan hubungan dengan mekanisme trauma 
a. Fraktur Transersal raktur yang arahnya melintang pada tulang
dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
 b. Fraktur 3blik raktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap
sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.
+. Fraktur Spiral raktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral
yang
disebabkan trauma rotasi.
d. Fraktur Kompresi raktur yang terjadi karena trauma aksial leksi
yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
e. Fraktur 4ulsi raktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot
 pada insersinya pada tulang.
7. *erdasarkan kedudukan tulangnya 
+. Fraktur Multiple raktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
pada
tulang yang sama.
/. *erdasarkan posisi ragmen 
a. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser) garis patah lengkap ttetapi
kedua
ragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
 b. Fraktur Displaced (bergeser) terjadi pergeseran ragmen tulang yang juga
disebut lokasi ragmen
$. *erdasarkan siat raktur (luka yang ditimbulkan).
a. Faktur Tertutup (Closed ), bila tidak terdapat hubungan antara ragmen
tulang dengan dunia luar, disebut juga raktur bersih (karena kulit masih
utuh) tanpa komplikasi. ada raktur tertutup ada klasiikasi tersendiri yang
berdasarkan
keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu
. Tingkat 0 raktur biasa dengan sedikit atau tanpa +eddera jaringan
lunak 
sekitarnya.
2. Tingkat  raktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan
subkutan.
3. Tingkat 2 raktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam dan pembengkakan.
/. Tingkat 3 +edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata ddan
an+aman sindroma kompartement.
 b. Fraktur Terbuka (Open/Compound) ) , bila terdapat hubungan antara
hubungan antara ragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan
kulit.Fraktur 
terbuka dibedakan menjadi beberapa grade yaitu 
. rade 1  luka bersih, panjangnya kurang dari  +m.
2. rade 11  luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensi.
3. rade 111  sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan
lunak ekstensi.
. *erdasar bentuk garis raktur dan hubungan dengan mekanisme trauma 
a. Fraktur Transersal raktur yang arahnya melintang pada tulang
dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
 b. Fraktur 3blik raktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap
sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.
+. Fraktur Spiral raktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral
yang
disebabkan trauma rotasi.
d. Fraktur Kompresi raktur yang terjadi karena trauma aksial leksi
yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
e. Fraktur 4ulsi raktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot
 pada insersinya pada tulang.
7. *erdasarkan kedudukan tulangnya 
a. Tidak adanya dislokasi.
 b. 4danya dislokasi
) 4t a5im  membentuk sudut.
2) 4t lotus  ragmen tulang berjauhan.
3) 4t longitudinal  berjauhan memanjang.
/) 4t lotus +um +ontra+tiosnum  berjauhan dan memendek 
6. *erdasarkan posisi rakur 
Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian 
a. &3 proksimal
 b. &3 medial
+. &3 distal
. Fraktur Kelelahan  Fraktur akibat tekanan yang berulang8ulang.
0. Fraktur atologis  Fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.

9. 4natomi dan isiologi raktur 


1. Anatoi Tulang
Tulang terdiri dari sel8sel yang berada pada ba intra8seluler. Tulang
berasal dari embrioni+ hyaline +artilage yang mana melalui
proses :Osteogenesis; menjadi tulang. roses ini dilakukan oleh sel8sel
yang disebut : Osteo#last;.
roses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium.
4da 20 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat
diklasiikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya 
a. Tulang panjang (Femur, <umerus) terdiri dari batang tebal panjang yang
disebut diaisis dan dua ujung yang disebut epiisis. =i sebelah proksimal
dari epiisis terdapat metaisis. =i antara epiisis dan metaisis
terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng
epiisis atau lempeng pertumbuhan. Tulang panjang tumbuh karena
akumulasi tulang rawan di lempeng epiisis. Tulang rawan digantikan oleh
sel8sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang memanjang.
*atang dibentuk oleh
 jaringan tulang yang padat. >piisis dibentuk dari spongi bone (+an+ellous
atau trabe+ular). ada akhir tahun8tahun remaja tulang rawan habis,
lempeng epiisis berusi, dan tulang berhenti tumbuh.
<ormon
 pertumbuhan, estrogen, dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang
 panjang. >strogen, bersama dengan testosteron, merangsang usi lempeng
epiisis. *atang suatu tulang panjang memiliki rongga yang disebut kanalis
medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang.
 b. Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari +an+ellous
(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
+. Tulang pendek datar (tengkorak ) terdiri atas dua lapisan tulang padat
dengan lapisan luar adalah tulang +on+ellous.
d. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama seperti dengan tulang
 pendek.
e. Tulang sesamoid  merupakan tulang ke+il, yang terletak di sekitar tulang
yang berdekatan dengan persediaan dan didukung oleh tendon dan jaringan
asial, misalnya patella (kap lutut).
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel8selnya
terdiri atas tiga jenis dasar8osteoblas, osteosit dan osteoklas. 3steoblas berungsi
dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang. Matriks
tersusun atas 6? kolagen dan 2? subtansi dasar (glukosaminoglikan,
asam
 polisakarida) dan proteoglikan). Matriks merupakan kerangka dimana garam8
garam mineral anorganik ditimbun. 3steosit adalah sel dewasa yang terlibat
dalam pemeliharaan ungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang
). 3steoklas adalah sel multinu+lear ( berinti banyak) yang berperan dalam
 penghan+uran, resorpsi dan remosdeling tulang.
3steon merupakan unik ungsional mikroskopis tulang dewasa. =itengah
osteon terdapat kapiler. =ikelilingi kapiler tersebut merupakan matriks tulang
yang dinamakan lamella. =idalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh
nutrisi melalui prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal
yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari
0, mm).
Tulang diselimuti dibagian oleh membran ibrous
padat dinamaan periosteum. eriosteum memberi nutrisi ke tulang dan
memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan
ligamen. eriosteum mengandung sara, pembuluh darah, dan limatik. @apisan
yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan sel
 pembentuk tulang.
>ndosteum adalah membran askuler tipis yang menutupi rongga
sumsum tulang panjang dan rongga8rongga dalam tulang kanselus. 3steoklast ,
yang melarutkan tulang untuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat
endosteum dan dalam la+una <owship (+ekungan pada permukaan tulang).

Struktur tulang dewasa terdiri dari 30 ? bahan organik (hidup) dan 70 ?


endapan garam. *ahan organik disebut matriks, dan terdiri dari lebih dari 0 ?
serat kolagen dan kurang dari 0 ? proteoglikan (protein plus
sakarida). =eposit garam terutama adalah kalsium dan osat, dengan
sedikit natrium, kalium karbonat, dan ion magnesium. aram8garam menutupi
matriks dan berikatan dengan serat kolagen melalui proteoglikan. 4danya bahan
organik  menyebabkan tulang memiliki kekuatan tensi (resistensi terhadap
tarikan yang meregangkan). Sedangkan garam8garam menyebabkan tulang
memiliki kekuatan kompresi (kemampuan menahan tekanan).
embentukan tulang berlangsung se+ara terus menerus dan dapat berupa
 pemanjangan dan penebalan tulang. Ke+epatan pembentukan tulang berubah
selama hidup. embentukan tulang ditentukan oleh rangsangn hormon, faktor 
makanan, dan jumlah stres ang dibebankan pada suatu tulang, dan terjadi
akibat aktivitas sel#sel pembentuk tulang aitu osteoblas.
3steoblas dijumpai dipermukaan luar dan dalam tulang. 3steoblas berespon
terhadap berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan matriks tulang. Sewaktu
 pertama kali dibentuk, matriks tulang disebut osteoid. =alam beberapa hari
garam8garam kalsium mulai mengendap pada osteoid dan mengeras selama
 beberapa minggu atau bulan berikutnya. Sebagian osteoblast tetap menjadi
 bagian dari osteoid, dan disebut osteosit atau sel tulang sejati. Seiring dengan
terbentuknya tulang, osteosit dimatriks membentuk tonjolan8tonjolan yang
menghubungkan osteosit satu dengan osteosit lainnya membentuk suatu sistem
saluran mikroskopik di tulang.
Kalsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang,
sebagian ion kalsium di tulang tidak mengalarni kristalisasi. aram nonkristal
ini dianggap sebagai kalsium yang dapat dipertukarkan, yaitu dapat dipindahkan
dengan +epat antara tulang, +airan interstisium, dan darah.
Sedangkan penguraian tulang disebut absorpsi, terjadi se+ara bersamaan
dengan pembentukan tulang. enyerapan tulang terjadi karena aktiitas sel8sel
yang disebut osteoklas. Osteoklas adalah sel agositik multinukleus besar yang
 berasal dari sel8sel mirip8monosit yang terdapat di tulang. 3steoklas tampaknya
mengeluarkan berbagai asam dan enAim yang men+erna tulang dan
memudahkan agositosis. 3steoklas biasanya terdapat pada hanya sebagian ke+il
dari potongan tulang, dan memagosit tulang sedikit demi sedikit. Setelah selesai
di suatu daerah, osteoklas menghilang dan mun+ul osteoblas. 0steoblas mulai
mengisi daerah yang kosong tersebut dengan tulang baru. roses ini
memungkinkan tulang tua yang telah melemah diganti dengan tulang baru yang
lebih kuat.
Keseimbangan antara aktiitas osteoblas dan osteoklas menyebabkan tulang
terus menerus diperbarui atau mengalami remodeling.  ada anak dan remaja,
aktiitas osteoblas melebihi aktiitas osteoklas, sehingga kerangka menjadi lebih
 panjang dan menebal. 4ktiitas osteoblas juga melebihi aktiitas osteoklas pada
tulang yang pulih dari raktur. ada orang dewasa muda, aktiitas osteoblas dan
osteoklas biasanya setara, sehingga jumlah total massa tulang konstan. ada usia
 pertengahan, aktiitas osteoklas melebihi aktiitas osteoblas dan
kepadatan tulang mulai berkurang. 4ktiitas osteoklas juga meningkat pada
tulang8tulang yang mengalami imobilisasi. ada usia dekade ketujuh atau
kedelapan, dominansi aktiitas osteoklas dapat menyebabkan tulang
menjadi rapuh sehingga mudah patah. 4ktiitas osteoblas dan osteoklas
dikontrol oleh beberapa
aktor isik dan hormon.
Faktor8aktor yang mengontrol 4ktiitas osteoblas dirangsang oleh
olah raga dan stres beban akibat arus listrik yang terbentuk sewaktu stres
mengenai tulang. Fraktur tulang se+ara drastis merangsang aktiitas
osteoblas, tetapi mekanisme pastinya belum jelas. >strogen, testosteron, dan
hormon
 perturnbuhan adalah promotor kuat bagi aktiitas osteoblas dan pertumbuhan
tulang. ertumbuhan tulang diper+epat semasa pubertas akibat melonjaknya
kadar hormon8hormon tersebut. >strogen dan testosteron akhirnya menyebabkan
tulang8tulang panjang berhenti tumbuh dengan merangsang penutupan lempeng
epiisis (ujung pertumbuhan tulang). Sewaktu kadar estrogen turun pada masa
menopaus, aktiitas osteoblas berkurang. =eisiensi hormon pertumbuhan juga
mengganggu pertumbuhan tulang.
Bitamin = dalam jumlah ke+il merangsang kalsiikasi tulang
se+ara langsung dengan bekerja pada osteoblas dan se+ara tidak langsung
dengan merangsang penerapan kalsium di usus. <al ini meningkatkan
konsentrasi kalsium darah, yang mendorong kalsiikasi tulang. Camun,
itamin = dalam
 jumlah besar meningkatkan kadar kalsium serum dengan meningkatkan
 penguraian tulang. =engan demikian, itamin = dalam jumlah besar tanpa
diimbangi kalsium yang adekuat dalam makanan akan menyebabkan absorpsi
tulang.
4dapun aktor8aktor yang mengontrol aktiitas osteoklas
terutama dikontrol oleh hormon paratiroid. <ormon paratiroid dilepaskan oleh
kelenjar 
 paratiroid yang terletak tepat di belakang kelenjar tiroid. elepasan hormon
 paratiroid meningkat sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsium serum.
<ormon paratiroid meningkatkan aktiitas osteoklas dan
merangsang
 peme+ahan tulang untuk membebaskan kalsium ke dalam darah. eningkatan
kalsium serum bekerja se+ara umpan balik negati untuk
menurunkan
 pengeluaran hormon paratiroid lebih lanjut. >strogen tampaknya mengurangi eek
hormon paratiroid pada osteoklas.
>ek lain <ormon paratiroid adalah meningkatkan kalsium
serum dengan menurunkan sekresi kalsium oleh ginjal.
<ormon paratiroid meningkatkan ekskresi ion fosfat oleh
ginjal sehingga menurunkan kadar osat darah. engaktian itamin = di
ginjal bergantung pada hormon paratiroid. Sedangkan kalsitonin adalah suatu
hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid sebagai respons terhadap
peningkatan kadar kalsium serum. Kalsitonin memiliki sedikit eek
menghambat aktiitas dan pernbentukan osteoklas. >ek8eek ini
meningkatkan kalsiikasi tulang sehingga menurunkan kadar kalsium serum.

=. 4T3F1S13@31

Tulang bersiat rapuh namun +ukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk 
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya
atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi raktur, periosteum
dan
 pembuluh darah serta sara dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak
yang membungkus tulang rusak. erdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan
ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi
terjadinya respon inlamasi yang ditandai dengan asodilatasi, eksudasi plasma dan
leukosit, dan iniltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari
 proses penyembuhan tulang nantinya
Faktor8aktor yang mempengaruhi raktur 
. Faktor >kstrinsik 
4danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung
terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan raktur.
2. Faktor 1ntrinsik 
*eberapa siat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan
untuk timbulnya raktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas,
kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.
>. Maniestasi klinis
Maniestasi klinis raktur adalah nyeri, hilangnya ungsi,
deormitas,
 pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang
dijelaskan se+ara rin+i sebagai berikut
. Cyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai ragmen
tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai raktur merupakan
bentuk bidai alamiah yang diran+ang untuk meminimalkan gerakan antar
ragmen tulang.
2. Setelah terjadi raktur, bagian8bagian tidak dapat digunakan dan
+enderung
 bergerak se+ara alamiah (gerakan luar biasa). ergeseran ragmen pada raktur 
lengan dan tungkai menyebabkan deormitas (terlihat maupun teraba) ektremitas
yang bisa diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas normal.
>kstremitas tidak dapat berungsi dengan baik karena ungsi normal
otot tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot.
3. ada raktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat raktur. Fragmen
sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,$ sampai $ +m ( sampai 2
in+i).
/. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara ragmen satu dengan lainnya. Dji
krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.
$. embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti raktur. Tanda ini biasa terjadi setelah
 beberapa jam atau hari setelah +edera.
Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap raktur. Kebanyakan
 justru tidak ada pada raktur linear atau isur atau raktur impaksi (permukaan
 patahan saling terdesak satu sama lain). =iagnosis raktur bergantung pada gejala,
tanda isik, dan pemeriksaan sinar85 pasien. *iasanya pasien
mengeluhkan mengalami +edera pada daerah tersebut.

H. PEMER$KSAAN PENUN&ANG
. E.ay dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang +edera.
2. *one s+ans, Tomogram, atau M1 S+ans

3. 4rteriogram  dilakukan bila ada kerusakan askuler.

/. 99T kalau banyak kerusakan otot.

$. emeriksaan =arah @engkap

@ekosit turun&meningkat, >ritrosit dan 4lbumin turun, <b, hematokrit sering


rendah akibat perdarahan, @aju >ndap =arah (@>=) meningkat bila kerusakan
 jaringan lunak sangat luas, ada masa penyembuhan 9a meningkat di dalam darah,
traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untuk ginjal. roil koagulasi
 perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transusi multiple, atau +ederah hati.

1. KOMPL$KAS$
. Komplikasi 4wal
a. Kerusakan 4rteri
e+ahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, 9T
menurun, +yanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada
ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan
 posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan
 b. Kompartement Syndrom
Komplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup
di otot, yang sering berhubungan dengan akumulasi +airan sehingga
menyebabkan hambatan aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan
kerusakan pada otot. ejala G gejalanya men+akup rasa sakit karena
ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang berhubungan dengan tekanan
yang berlebihan pada kompartemen, rasa sakit dengan perenggangan pasi pada
otot yang terlibat, dan paresthesia. Komplikasi ini terjadi lebih sering pada
raktur tulang kering (tibia) dan tulang hasta (radius atau ulna).
+. Fat >mbolism Syndrom
Merupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi atal. <al
ini terjadi ketika gelembung G gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang
dan mengelilingi jaringan yang rusak. elombang lemak ini akan melewati
sirkulasi dan dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh G pembuluh darah
 pulmonary yang menyebabkan sukar bernaas. ejala dari sindrom emboli
lemak men+akup dyspnea, perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah,
marah, bingung, stupor), ta+hy+ardia, demam, ruam kulit pte+hie.
d. 1neksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. ada trauma
orthopedi+ ineksi dimulai pada kulit (superi+ial) dan masuk ke dalam. 1ni
 biasanya terjadi pada kasus raktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan
 bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat
e. 4askuler Cekrosis
4askuler Cekrosis (4BC) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya
BolkmanHs 1s+hemia. Cekrosis aaskular dapat terjadi saat suplai darah
ke tulang kurang baik. <al ini paling sering mengenai raktur intras+apular
emur  (yaitu kepala dan leher), saat kepala emur berputar atau keluar dari
sendi dan menghalangi suplai darah. Karena nekrosis aaskular men+akup
proses yang terjadi dalam periode waktu yang lama, pasien mungkin tidak akan
merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah sakit. 3leh karena itu,
edukasi pada
 pasien merupakan hal yang penting. erawat harus menyuruh pasien supaya
melaporkan nyeri yang bersiat intermiten atau nyeri yang menetap pada saat
menahan beban
. Sho+k 
Sho+k terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. 1ni biasanya terjadi
 pada raktur.
g. 3steomyelitis
4dalah ineksi dari jaringan tulang yang men+akup sumsum dan korteks tulang
dapat berupa e5ogenous (ineksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous
(ineksi yang berasal dari dalam tubuh). atogen dapat masuk melalui luka
raktur terbuka, luka tembus, atau selama operasi. @uka tembak, raktur tulang
 panjang, raktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka amputasi karena trauma
dan raktur G raktur dengan sindrom kompartemen atau luka
askular  memiliki risiko osteomyelitis yang lebih besar 
2. Komplikasi =alam Iaktu @ama
a. =elayed Dnion (enyatuan tertunda)
=elayed Dnion merupakan kegagalan raktur berkonsolidasi sesuai
dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. 1ni disebabkan
karena
 penurunan supai darah ke tulang.
 b. Con union (tak menyatu)
enyatuan tulang tidak terjadi, +a+at diisi oleh jaringan ibrosa. Kadang G 
kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor G aktor yang dapat
menyebabkan non union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan
lunak, pemisahan lebar dari ragmen +ontohnya patella dan raktur
yang
 bersiat patologis.
+. Malunion
Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan
deormitas, angulasi atau pergeseran.
&. Sta(iu Pen)e#uhan Luka

Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur 
merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk 
tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktiitas sel8sel
tulang. 4da lima stadium penyembuhan tulang, yaitu
. Stadium Satu8embentukan <ematoma! embuluh darah robek dan
terbentuk  hematoma disekitar daerah raktur. Sel8sel darah membentuk
ibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya
kapiler baru dan
ibroblast. Stadium ini berlangsung 2/ G /6 jam dan perdarahan berhenti sama
sekali.

2. Stadium =ua8rolierasi Seluler


ada stadium ini terjadi prolierasi dan dierensiasi sel menjadi ibro
kartilago yang berasal dari periosteum,Jendosteum, dan bone marrow yang telah
mengalami trauma. Sel8sel yang mengalami prolierasi ini terus masuk ke dalam
lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi
 proses osteogenesis. =alam beberapa hari terbentuklah tulang baru yg
menggabungkan kedua ragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama
6 jam setelah raktur sampai selesai, tergantung rakturnya.

3. Stadium Tiga8embentukan Kallus


SelGsel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik,
 bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga
kartilago. opulasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast
mulai berungsi dengan mengabsorbsi sel8sel tulang yang mati. Massa sel
yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau
bebat
 pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur 
(anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat raktur 
 berkurang pada / minggu setelah raktur menyatu.

/. Stadium >mpat8Konsolidasi
*ila aktiitas osteo+last dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang
berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang +ukup kaku dan memungkinkan
osteo+last menerobos melalui reruntuhan pada garis raktur, dan
tepat dibelakangnya osteo+last mengisi +elah8+elah yang tersisa diantara
ragmen dengan tulang yang baru. 1ni adalah proses yang lambat dan
mungkin perlu
 beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
$. Stadium @ima8emodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa
 bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan
 pembentukan tulang yang terus8menerus. @amellae yang lebih tebal diletidakkan
 pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki
dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip
dengan normalnya.
ambar .Fase enyembuhan Tulang
K. PENATALAKSANAAN MED$S
>mpat tujuan utama dari penanganan raktur adalah 
. Dntuk menghilangkan rasa nyeri. Cyeri yang timbul pada raktur bukan karena
rakturnya sendiri, namun karena terluka jaringan disekitar tulang yang patah
tersebut. Dntuk mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa
nyeri dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang
raktur). Tehnik imobilisasi dapat di+apai dengan +ara pemasangan bidai atau
gips.

➢ embidaian  benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.


➢ emasangan gips Merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar 
tulang yang patah. ips yang ideal adalah yang membungkus tubuh
sesuai dengan bentuk tubuh. 1ndikasi dilakukan pemasangan gips adalah

• 1mmobilisasi dan penyangga raktur 

• 1stirahatkan dan stabilisasi

• Koreksi deormitas

• Mengurangi aktiitas

• Membuat +etakan tubuh orthotik 

• Sedangkan hal8hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan

gips adalah 
• ips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan

• ips patah tidak bisa digunakan

• ips yang terlalu ke+il atau terlalu longgar sangat

membahayakan klien
• Jangan merusak & menekan gips

• Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips &


menggaruk 

• Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama


2. Dntuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari raktur.
*idai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. Dntuk
itu diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi
kontinyu,
iksasi eksternal, atau iksasi internal tergantung dari jenis rakturnya sendiri.
a. enarikan (traksi)  Se+ara umum traksi dilakukan dengan menempatkan
 beban dengan tali pada ekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan
sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang
yang patah. Metode pemasangan traksi antara lain 
➢ Traksi manual Tujuannya adalah perbaikan dislokasi,
mengurangi

raktur, dan pada keadaan emergen+y


➢ Traksi mekanik, ada 2 ma+am 

. Traksi kulit (skin tra+tion) =ipasang pada dasar sistem


skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. =igunakan dalam waktu
/ minggu dan beban  $ kg.
2. Traksi skeletal Merupakan traksi deiniti pada orang dewasa
yang merupakan balanced traction. =ilakukan untuk
menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal & penjepit melalui
tulang & jaringan metal.
Kegunaan pemasangan traksi, antara lain 
. Mengurangi nyeri akibat spasme otot
2. Memperbaiki " men+egah
deormitas 3. 1mmobilisasi
/. =iraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi
$. Mengen+angkan pada perlekatannya
rinsip pemasangan traksi 
. Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik 
2. *erat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan
 pemberat agar reduksi dapat dipertahankan
3. ada tulang8tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus
/. Traksi dapat bergerak bebas dengan katrol
$. emberat harus +ukup tinggi di atas permukaan lantai

 b. =ilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam


 pada pe+ahan8pe+ahan tulang.ada saat ini metode penatalaksanaan yang
 paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode
 perawatan ini disebut iksasi interna dan reduksi terbuka. ada
umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami +edera dan
diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang
mengalami raktur.
<ematoma raktur dan ragmen8ragmen tulang yang telah mati diirigasi dari
luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi
yang normal kembali. Sesudah direduksi, ragmen8ragmen tulang
ini dipertahankan dengan alat8alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat,
dan
 paku.
Keuntungan perawatan raktur dengan pembedahan antara lain 
. Ketelitian reposisi ragmen tulang yang patah
2. Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan sara yang
berada didekatnya
3. =apat men+apai stabilitas iksasi yang +ukup memadai
/. Tidak perlu memasang gips dan alat8alat stabilisasi yang lain
$. erawatan di S dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada
kasus8 kasus yang tanpa komplikasi dan dengan kemampuan
mempertahankan
ungsi sendi dan ungsi otot hampir normal selama penatalaksanaan
dijalankan
*+. Fiksasi $nterna
 $ntramedullar nail ideal untuk raktur transersal, tetapi untuk raktur 
lainnya kurang +o+ok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap
 panjangnya dengan nail , tetapi iksasi mungkin tidak +ukup kuat
untuk  mengontrol rotasi. Nailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan
radiologi memberi kesan bahwa jaringan lunak mengalami interposisi di
antara ujung tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non#union.
Keuntungan intramedullar nailing adalah dapat memberikan
stabilitas longitudinal serta kesejajaran (alignment) serta membuat
penderita dápat dimobilisasi +ukup +epat untuk meninggalkan rumah sakit
dalam waktu 2 minggu setelah raktur. Kerugian meliput anestesi, trauma
bedah tambahan dan risiko ineksi.Closed nailing memungkinkan
mobilisasi yang ter+epat dengan trauma yang minimal, tetapi paling sesuai
untuk raktur transersal tanpa pemendekan. Comminuted fracture
paling baik dirawat dengan locking nail yang
dapat mempertahankan panjang dan rotasi.

2+ Fiksasi Eksterna
*ila raktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat pada
 pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast 
brace dapat dipasang. Fraktur dengan intramedullar nail yang
tidak  memberi iksasi yang rigid juga +o+ok untuk tindakan ini.

3. 4gar terjadi penyatuan tulang kembali *iasanya tulang yang patah akan mulai
menyatu dalam waktu / minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam
waktu  bulan. Camun terkadang terdapat gangguan dalam penyatuan tulang,
sehingga dibutuhkan grat tulang.
/. Dntuk mengembalikan ungsi seperti semula 1mobilisasi yang lama
dapat mengakibatkan menge+ilnya otot dan kakunya sendi. Maka dari itu
diperlukan upaya mobilisasi se+epat mungkin.
KONSEP DASAR KEPERAATAN
A. PENGKA&$AN
. engumpulan
=ata a. 4namnesa
) 1dentitas Klien Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama,
 bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MS, diagnosa medis.
2) Keluhan Dtama ada umumnya keluhan utama pada kasus
raktur  adalah rasa nyeri. Cyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung
dan lamanya serangan. Dntuk memperoleh pengkajian yang lengkap
tentang rasa nyeri klien digunakanrooking 1n+ident apakah ada
peristiwa yang menjadi yang menjadi aktor presipitasi
nyeri.uality o ainseperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. 4pakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
egion  radiation, relie
apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar,
dan dimana rasa sakit terjadi.Seerity (S+ale) o ain seberapa jauh rasa
nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan
ungsinya.Time berapa lama nyeri berlangsung, kapan,
apakah
 bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
3) iwayat enyakit Sekarang engumpulan data yang dilakukan
untuk  menentukan sebab dari raktur, yang nantinya membantu dalam
membuat ren+ana tindakan terhadap klien. 1ni bisa berupa kronologi
terjadinya
 penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang
terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya ke+elakaan bisa diketahui luka
ke+elakaan yang lain
/) iwayat enyakit =ahulu ada pengkajian ini ditemukan kemungkinan
 penyebab raktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan
menyambung. enyakit8penyakit tertentu seperti kanker tulang dan
 penyakit pagetHs yang menyebabkan raktur patologis yang sering
sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki
sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan juga
diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
$) iwayat enyakit Keluarga enyakit keluarga yang berhubungan dengan
 penyakit tulang merupakan salah satu aktor predisposisi terjadinya
raktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa
keturunan, dan kanker tulang yang +enderung diturunkan se+ara geneti+
) iwayat sikososial Merupakan respons emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat
serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari8harinya baik dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat
7) ola8ola Fungsi Kesehatan

a) ola ersepsi dan Tata @aksana <idup Sehat ada kasus


raktur  akan timbul ketidakutan akan terjadinya ke+a+atan pada
dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk
membantu
 penyembuhan tulangnya. Selain itu, pengkajian juga meliputi
kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat
mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol
yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien
melakukan olahraga atau tidak 
 b) ola Cutrisi dan Metabolisme ada klien raktur
harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari8harinya
seperti kalsium, Aat besi, protein, it. 9 dan lainnya untuk
membantu
 proses penyembuhan tulang. >aluasi terhadap pola nutrisi klien
 bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal
dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat
terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang
kurang merupakan aktor predisposisi masalah
muskuloskeletal terutama pada lansia. Selain itu juga obesitas juga
menghambat degenerasi dan mobilitas klien
+) ola >liminasi Dntuk kasus raktur humerus tidak ada gangguan
 pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga dikaji
rekuensi, konsistensi, warna serta bau e+es pada pola eliminasi
ali. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji
rekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. ada kedua
pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. ola Tidur dan
1stirahat Semua klien raktur timbul rasa nyeri, keterbatasan
gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan
tidur klien. Selain itu
 juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana
lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan
obat tidur.
d) ola 4ktiitas Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak,
maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan
kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. <al lain
yang perlu dikaji adalah bentuk aktiitas klien terutama
pekerjaan klien. Karena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko
untuk terjadinya
raktur dibanding pekerjaan yang lain
e) ola <ubungan dan eran Klien akan kehilangan peran
dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena klien harus
menjalani rawat inap
) ola ersepsi dan Konsep =iri =ampak yang timbul pada klien
raktur yaitu timbul ketidakutan akan ke+a+atan akibat rakturnya,
rasa +emas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan
aktiitas se+ara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang
salah (gangguan body image)
g) ola Sensori dan Kogniti ada klien raktur daya
rabanya
 berkurang terutama pada bagian distal raktur, sedang pada indera
yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitinya
tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri
akibat raktur 
h) ola eproduksi Seksual =ampak pada klien raktur yaitu,
klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus
menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang
dialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji status perkawinannya
termasuk 
 jumlah anak, lama perkawinannya
i) ola enanggulangan Stress ada klien raktur timbul rasa
+emas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul
ke+a+atan pada diri dan ungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang
ditempuh klien
 bisa tidak eekti.
 j) ola Tata Cilai dan Keyakinan Dntuk klien raktur tidak
dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama
rekuensi dan konsentrasi. <al ini bisa disebabkan karena nyeri
dan keterbatasan gerak klien
+. emeriksaan Fisik 
) ambaran Dmum erlu menyebutkan
a) Keadaan umum baik atau buruknya yang di+atat adalah
tanda tanda, seperti
a. Kesadaran penderita apatis, sopor, koma,
gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan
klien.
 b. Kesakitan, keadaan penyakit akut, kronik, ringan, sedang,
 berat dan pada kasus raktur biasanya akut.
+. Tanda8tanda ital tidak normal karena ada gangguan
baik 
ungsi maupun bentuk.
 b) Se+ara sistemik dari kepala sampai kelamin
) Sistem 1ntegumen Terdapat erytema, suhu sekitar
daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.
2) Kepala Tidak ada gangguan yaitu, normo
+ephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri
kepala.
3) @eher Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak
ada
 penonjolan, relek menelan ada.
/) Muka Iajah terlihat menahan sakit, lain8lain tidak
ada
 perubahan ungsi maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris,
tak oedema.
$) Mata Terdapat gangguan seperti konjungtia anemis
(jika terjadi perdarahan)
) Telinga Tes bisik atau weber masih dalam
keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
7) <idung Tidak ada deormitas, tak ada pernaasan
+uping hidung.
6) Mulut dan Faring Tak ada pembesaran tonsil, gusi
tidak  terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pu+at.
) Thoraks Tak ada pergerakan otot inter+ostae,
gerakan dada simetris.
0) aru
. 1nspeksi ernaasan meningkat, reguler atau
tidaknya tergantung pada riwayat penyakit
klien yang
 berhubungan dengan paru.
2. alpasi ergerakan sama atau simetris, ermitus
raba sama.
3. erkusi Suara ketok sonor, tak ada erdup atau
suara tambahan lainnya.
/. 4uskultasi Suara naas normal, tak ada wheeAing,
atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ron+hi.
() Jantung
(a) 1nspeksi Tidak tampak iktus jantung.

(b) alpasi Cadi meningkat, iktus tidak teraba.

(+) 4uskultasi Suara S dan S2 tunggal, tak ada mur8mur.


(2) 4bdomen
. 1nspeksi *entuk datar, simetris, tidak ada hernia.
. alpasi Tugor baik, tidak ada deands muskuler,
hepar  tidak teraba.
2. erkusi Suara thympani, ada pantulan gelombang +airan.
3. 4uskultasi eristaltik usus normal   20 kali&menit.
(3) 1nguinal8enetalia84nus Tak ada hernia, tak ada
 pembesaran lymphe, tak ada kesulitan *4*.
2) Keadaan @okal

<arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama


mengenai status neuroaskuler (untuk status neuroaskuler $  yaitu
ain, alor, arestesia, ulse, ergerakan). emeriksaan pada sistem
muskuloskeletal adalah
a) @ook (inspeksi) erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain

() 9i+atriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan


seperti bekas operasi).
(2) 9ape au lait spot (birth mark).
(3) Fistulae.
(/) Iarna kemerahan atau kebiruan (liide) atau
hyperpigmentasi.
($) *enjolan, pembengkakan, atau +ekungan dengan hal8hal
yang tidak biasa (abnormal).
() osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deormitas)
(7) osisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
 b) Feel (palpasi) ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi
 penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi).
ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan
inormasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien.Yang perlu
di+atat adalah
() erubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban
kulit. Capillar refill time   Cormal N 3 detik 
(2) 4pabila ada pembengkakan, apakah terdapat luktuasi

atau oedema terutama disekitar persendian.


(3) Cyeri tekan (tenderness), krepitasi, +atat letak kelainan (&3

 proksimal, tengah, atau distal). 3tot tonus pada


waktu relaksasi atau konttraksi, benjolan yang terdapat di
 permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga
diperiksa status neuroaskuler. 4pabila ada benjolan, maka
siat benjolan perlu dideskripsikan
permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar
atau
 permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.
+) Moe (pergerakan terutama lingkup gerak) Setelah melakukan
 pemeriksaan eel, kemudian diteruskan dengan menggerakan
ekstrimitas dan di+atat apakah terdapat keluhan nyeri pada
 pergerakan. en+atatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat
mengealuasi keadaan sebelum dan sesudahnya. erakan sendi
di+atat dengan ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan mulai
dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik. emeriksaan
ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau
tidak. ergerakan yang dilihat adalah gerakan akti dan pasi.
2. Peeriksaan Diagnostik 

a. emeriksaan adiologi  Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah


:pen+itraan; menggunakan sinar rontgen (58ray). Dntuk mendapatkan gambaran 3
dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu
4 atau 4 dan lateral. =alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi
tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang di+ari karena
adanya superposisi. erlu disadari bahwa permintaan 58ray harus atas dasar
indikasi
kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya diba+a sesuai dengan permintaan. <al
yang harus diba+a pada 58ray
a. *ayangan jaringan lunak.
 b. Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik 
atau juga rotasi.
+. Trobukulasi ada tidaknya rare ra+tion.
d. Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
Selain oto polos 58ray (plane 58ray) mungkin perlu tehnik khususnya
seperti
) Tomograi menggambarkan tidak satu struktur saja
tapi struktur yang lain tertutup yang sulit diisualisasi. ada
kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana
tidak 
 pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga
mengalaminya.
2) Myelograi menggambarkan +abang8+abang sara spinal dan
 pembuluh darah di ruang tulang ertebrae yang mengalami
kerusakan akibat trauma.
3) 4rthrograi menggambarkan jaringan8jaringan ikat yang
rusak  karena ruda paksa.
/) 9omputed Tomograi8S+anning menggambarkan
potongan se+ara transersal dari tulang dimana didapatkan suatu
struktur  tulang yang rusak.
 b. emeriksaan @aboratorium
) Kalsium Serum dan Fosor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
2) 4lkalin Fosat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan
kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
3) >nAim otot seperti Kreatinin Kinase, @aktat =ehidrogenase (@=<8$), 4spartat
4mino Transerase (4ST), 4ldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan
tulang.
+. emeriksaan lain8lain
. emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitiitas
didapatkan mikroorganisme penyebab ineksi.
2. *iopsi tulang dan otot pada intinya pemeriksaan ini sama dengan
pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi ineksi.
3. >lektromyograi terdapat kerusakan konduksi sara yang diakibatkan raktur.
/. 4rthros+opy didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang
 berlebihan.
$. 1ndium 1maging pada pemeriksaan ini didapatkan adanya ineksi pada tulang.
. M1 menggambarkan semua kerusakan akibat raktur.

2. D$AGNOSA KEPERAATAN /ANG MUNGK$N MUNCUL


. Cyeri akut b&d spasme otot, gerakan ragmen tulang, edema, +edera
jaringan lunak, pemasangan traksi, stress&ansietas, luka operasi.
2. angguan pertukaran gas b&d perubahan aliran darah, emboli,
perubahan membran aleolar&kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)
3. angguan mobilitas isik b&d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri,
terapi restrikti (imobilisasi)
/. angguan integritas kulit b&d raktur terbuka, pemasangan traksi (pen,
kawat, sekrup)
$. isiko ineksi b&d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma
 jaringan lunak, prosedur inasi&traksi tulang)
. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
b&d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap inormasi, keterbatasan
kogniti, kurang akurat&lengkapnya inormasi yang ada
DAFTAR PUSTAKA

*runner, Suddarth. 2002. &uku Ajar kepera(tan medikal bedah, edisi ) vol.3. >9.
Jakarta

9arpenito, @J. 200. &uku *aku Diagnosa +epera(atan edisi  .  Jakarta >9

=oengoes, M.>., 2000, Rencana Asuhan +epera(atan, >9, Jakarta.

1r+ham Ma+hoedA, 2007. ertolongan ertama di Rumah, di empat +erja, atau di


 erjalanan. Yogyakarta Fitramaya

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification 0NOC *econd dition. Cew


Jersey Dpper Saddle ier 

Mansjoer, 4 dkk. 2007. +apita *elekta +edokteran, ilid 1 edisi 3. Jakarta Media


4es+ulapius

Anda mungkin juga menyukai