Di Susun
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis penjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang menjadi suritauladan di muka bumi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan semoga
bantuan serta partisipasi yang diberikan oleh semua pihak bernilai ibadah disisi
Allah Subhanahu Wata’ala. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kriptografi
a. Sejarah Kriptografi
b. Jenis-Jenis Kriptografi
c. Teknik Dan Tujuan Kriptografi
B. Data Encryption Data (DES)
a. Sejarah DES
b. Panjang Kunci Dan Ukuran Blok DES
c. Metode DES
d. Skema Global DES
C. Pemrograman Website
D. Pemrograman PHP
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DES merupakan salah satu algoritma kriptografi cipher block dengan ukuran blok
64 bit dan ukuran kuncinya 56 bit. Algoritma DES dibuat di IBM, dan merupakan
modifikasi daripada algoritma terdahulu yang bernama Lucifer. Lucifer
merupakan algoritma cipher block yang beroperasi pada blok masukan 64 bit dan
kuncinya berukuran 128 bit.
Pengurangan jumlah bit kunci pada DES dilakukan dengan alasan agar
mekanisme algoritma ini bisa diimplementasikan dalam satu chip. DES pertama
kali dipublikasikan di Federal Register pada 17 Maret 1975. Setelah melalui
banyak diskusi, akhirnya algortima DES diadopsi sebagai algoritma standar yang
digunakan oleh NBS (National Bureau of Standards) pada 15 Januari 1977. Sejak
saat itu, DES banyak digunakan pada dunia penyebaran informasi untuk
melindungi data agar tidak bisa dibaca oleh orang lain.
Namun demikian, DES juga mengundang banyak kontroversi dari para ahli di
seluruh dunia. Salah satu kontroversi tersebut adalah S-Box yang digunakan pada
DES. S-Box merupakan bagian vital dari DES karena merupakan bagian yang
paling sulit dipecahkan. Hal ini disebabkan karena S-Box merupakan satu –
satunya bagian dari DES yang komputasinya tidak linear. Sementara itu,
rancangan dari S-Box sendiri tidak diberitahukan kepada publik.
Karena itulah, banyak yang curiga bahwa S-Box dirancang sedemikian rupa
sehingga memberikan trapdoor kepada NSA agar NSA bisa membongkar semua
ciphertext yang dienkripsi dengan DES kapan saja. Kontroversi yang kedua
adalah jumlah bit pada kunci DES yang dianggap terlalu kecil, hanya 56 bit.
Akibatnya DES rawan terhadap serangan brute force. Namun demikian, DES
tetap digunakan pada banyak aplikasi seperti pada enkripsi PIN (Personal
Identification Numbers) pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) dan
transaksi perbankan lewat internet. Bahkan, organisasi–organisasi pemerintahan di
Amerika.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kriptografi
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan
graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan.
Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang
berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data,
keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data. Tetapi tidak semua aspek
keamanan informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi.
Untuk menjaga pesan, maka pesan tersebut dapat diubah menjadi suatu kode yang
tidak dapat dimengerti oleh pihak lain. Enkripsi adalah sebuah proses penyandian
yang melakukan perubahan sebuah kode atau pesan dari yang bisa dimengerti,
disebut plainteks, menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti, disebut
dengan cipherteks. Sedangkan proses kebalikannya untuk mengubah cipherteks
menjadi plainteks disebut dekripsi. Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan suatu
mekanisme dan kunci tertentu, dan kesatuan sistem ini sering disebut dengan
cipher.
Kriptorafi memiliki pengertian lain, yakni suatu ilmu tentang teknik enkripsi
naskah asli (plaintext) yang diacak memanfaatkan sebuah kunci enkripsi sehingga
naskah asli tersebut berubah menjadi naskah yang sulit dibaca (chipertext) oleh
pihak yang tidak memiliki kunci dekripsi.
Ciri khas dari kriptografi klasik ialah lebih berbasis pada karakter, baik karakter
tulisan maupun karakter pesan yang disampaikan. Ciri lainnya berupa penggunaan
alat-alat yang masih terbilang tradisional karena pada waktu kemunculannya
belum mengenal komputer. Itulah cara kerja kriptografi klasik.
a. Sejarah Kriptografi
Kriptografi menurut catatan sejarah telah eksis sejak masa kejayaan Yunani
atau kurang lebih sekitar tahun 400 Sebelum Masehi. Alat yang digunakan
untuk membuat pesan tersembunyi di Yunani pada waktu itu disebut Scytale.
Scytale berbentuk batangan silinder dengan kombinasi 18 huruf.
b. Jenis-Jenis Kriptografi
Jenis kriptografi yang sering digunakan dalam metode ini adalah AES
atau advanced encryption system.
Beberapa jenis kriptografi kunci rahasia lainnya adalah seperti berikut ini:
blok
blokir sandi
IDEA
Blowfish
Stream cipher
Jenis kriptografi yang sering digunakan dalam metode ini adalah RSA.
Terlepas dari itu, ada beberapa jenis lainnya yang sering digunakan.
Contohnya adalah seperti di bawah ini:
DSA
PKC
3. Hash function
Metode ini tidak memerlukan kunci apa pun karena fungsinya telah
disesuaikan untuk skenario pengiriman data satu arah.
kriptografi adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan erat dengan konsep
kriptologi dan kriptanalisis.
Namun, dalam dunia yang sudah serba digital, kriptografi kini sering
dikaitkan dengan teknik scrambling, yaitu metode pengubahan teks biasa
menjadi teks sandi.
Kedua proses ini lebih dikenal dengan istilah encryption dan decryption.
Dengan adanya perubahan prioritas teknik yang digunakan untuk melindungi
data, istilah kriptografi bergeser menjadi modern cryptography.
Confidentiality: Informasi yang dilindungi tidak akan bisa diakses oleh siapa
pun yang tak memiliki wewenang.
Integrity: Data yang akan diterima dan dikirim tidak dapat diubah tanpa
sepengetahuan kedua belah pihak.
Non-repudiation: Pihak penerima atau pengirim tidak akan bisa menyangkal
tujuannya menciptakan atau mengubah data.
Contohnya adalah seperti memilih kata sandi yang sulit ditebak, log off
otomatis bila sistem sedang tidak digunakan, dan larangan diskusi prosedur
sensitif dengan pihak luar yang tak memiliki wewenang.
B. Data Encryption Standar (DES)
DES merupakan salah satu algoritma kriptografi cipher block dengan ukuran blok
64 bit dan ukuran kuncinya 56 bit. Algoritma DES dibuat di IBM, dan merupakan
modifikasi daripada algoritma terdahulu yang bernama Lucifer. Lucifer
merupakan algoritma cipher block yang beroperasi pada blok masukan 64 bit dan
kuncinya berukuran 128 bit.
Pengurangan jumlah bit kunci pada DES dilakukan dengan alasan agar
mekanisme algoritma ini bisa diimplementasikan dalam satu chip. DES pertama
kali dipublikasikan di Federal Register pada 17 Maret 1975. Setelah melalui
banyak diskusi, akhirnya algortima DES diadopsi sebagai algoritma standar yang
digunakan oleh NBS (National Bureau of Standards) pada 15 Januari 1977. Sejak
saat itu, DES banyak digunakan pada dunia penyebaran informasi untuk
melindungi data agar tidak bisa dibaca oleh orang lain.
Namun demikian, DES juga mengundang banyak kontroversi dari para ahli di
seluruh dunia. Salah satu kontroversi tersebut adalah S-Box yang digunakan pada
DES. S-Box merupakan bagian vital dari DES karena merupakan bagian yang
paling sulit dipecahkan. Hal ini disebabkan karena S-Box merupakan satu –
satunya bagian dari DES yang komputasinya tidak linear. Sementara itu,
rancangan dari S-Box sendiri tidak diberitahukan kepada publik.
Karena itulah, banyak yang curiga bahwa S-Box dirancang sedemikian rupa
sehingga memberikan trapdoor kepada NSA agar NSA bisa membongkar semua
ciphertext yang dienkripsi dengan DES kapan saja. Kontroversi yang kedua
adalah jumlah bit pada kunci DES yang dianggap terlalu kecil, hanya 56 bit.
Akibatnya DES rawan terhadap serangan brute force. Namun demikian, DES
tetap digunakan pada banyak aplikasi seperti pada enkripsi PIN (Personal
Identification Numbers) pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) dan
transaksi perbankan lewat internet. Bahkan, organisasi–organisasi pemerintahan di
Amerika seperti Department of Energy, Justice Department, dan Federal Reserve
System menggunakan DES untuk melindungi penyebaran data mereka.
a. Sejarah DES
Pada sekitar akhir tahun 1960, IBM melakukan riset pada bidang kriptografi
yang pada akhirnya disebut Lucifer. Lucifer dijual pada tahun 1971 pada
sebuah perusahaan di London. Lucifer merupakan algoritma berjenis Block
Cipher yang artinya bahwa input maupun output dari algoritma tersebut
merupakan 1 blok yang terdiri dari banyak bit seperti 64 bit atau 128 bit.
Lucifer beroperasi pada blok input 64 bit dan menggunakan key sepanjang
128 bit. Lama kelamaan Lucifer semakin dikembangkan agar bisa lebih kebal
terhadap serangan analisis cypher tetapi panjang kuncinya dikurangi menjadi
56 bit dengan maksud supaya dapat masuk pada satu chip.
Proses kerja DNS sebagai berikut : Algoritma DES dalam melakukan proses
enkripsi dan dekripsi menggunakan teknik yang disebut feistel yang muncul
ketika awal tahun 70-an. Fungsi pada feistel dijamin dapat didekripsi : Li «
f(Ri , Ki+1) « f(Ri , Ki+1) = Li Fungsi di atas dijamin dapat didekripsi selama
input f dalam setiap tahap dapat dikembalikan juga. Tidak perduli macam f
(meskipun fungsi f tidak dapat dibalik sekalipun) kita dapat mendesain
serumit apapun tanpa perlu susah-susah untuk membuat 2 algoritma untuk
enkripsi dan dekripsi.
Teknik ini digunakan pada banyak algoritma seperti DES, Lucifer, FEAL,
Blowfish, dll. Seperti sudah disampaikan di awal bahwa panjang kunci DES
yang hanya 56 bit sangat rawan di brute force sehingga saat ini digunakan 3
buah DES secara berurutan untuk mengenkripsi sebuah paintext yang disebut
Triple DES. Panjang kunci Triple DES juga diperpanjang 3 kali menjadi 168
bit (56*3 = 168).
Panjang kunci ekternal = 64 bit (sesuai ukuran blok), tetapi hanya 56 bit yang
dipakai (8 bit paritas tidak digunakan). Setiap blok (plainteks atau cipherteks)
dienkripsi dalam 16 putaran. Setiap putaran menggunakan kunci internal
berbeda. Kunci internal (56-bit) dibangkitkan dari kunci eksternal. Setiap
blok mengalami permutasi awal (IP), 16 putaran enciphering, dan inversi
permutasi awal (IP-1 ).
c. Metode DES
DES termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher
blok. DES dirancang untuk melakukan enchiper dan dechiper data yang berisi
56 bit dibawah kendali 56 bit kunci internal atau upakunci. Dalam melakukan
dechiper harus dilakukan dengan menggunakan kunci yang sama dengan saat
proses enchiper tetapi sat melakukan dechiper pemberian halaman berubah
sehingga proses dechiper merupakan kebalikan dari proses enchiper.
Sejumlah data yang akan di enchiper disebut sebagai permutasi awal atau
initial permutation (IP). Komputasi key – dependent didefinisikan sebagai
fungsi f sebagai fungsi chipper dan function KS sebagai key schedule.
Deskripsi dari komputasi diberikan pertama, bersama dengan detail
bagaimana algoritma digunakan dalam proses enchiper. Selanjutnya,
penggunaan algoritma untuk proses dechiper dideskripsikan. Pada akhirnya,
sebuah definisi chipper fungsi f diberikan dalam bentuk fungsi primitive yang
disebut fungsi seleksi Si dan fungsi permutasi P.
Dalam istilah sederhana, DES mengambil plain text 64-bit dan mengubahnya
menjadi ciphertext 64-bit. Karena algoritma DES merupakan algoritma
simetris makan kunci yang sama digunakan ketika mendekripsi teks kembali.
Proses awal dimulai dengan blok plain text 64-bit diproses dengan
fungsi Initial Permutation (IP).
Initial Permutation (IP) kemudian dilakukan pada plain text.
Selanjutnya, Initial Permutation (IP) membuat dua bagian dari blok
permutasi yang disebut sebagai Left Plain Text (LPT) dan Right Plain
Text (RPT).
Setiap LPT dan RPT melalui 16 putaran proses enkripsi.
Akhirnya, LPT dan RPT bergabung kembali, dan Final Permutation
(FP) dilakukan pada blok yang baru digabungkan.
Hasil dari proses ini menghasilkan teks sandi 64-bit yang diinginkan.
Langkah proses enkripsi (langkah 4, di atas) bisa dipecah menjadi lima tahap
yaitu :
Transformasi kunci
Ekspansi permutasi
Permutasi S-Box
Permutasi P-Box
XOR dan swap
Untuk proses dekripsi kita bisa menggunakan algoritma yang sama dan bisa
membalikkan urutan kunci 16 putaran.