Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KRIPTOGRAFI

DATA ENCRYPTION STANDAR (DES)

Di Susun

Azril Wahyudi : (20TK026)


Ichwan Nul Muslim : (20TK032)
Ezi Rohadi : (20TK037)
Lalu Budiman Febrianto : (20TK041)
Muhammad Reza Pahlevi : (20TK048)

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis penjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang menjadi suritauladan di muka bumi ini.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman mengenai


“KRIPTOGRAFI DATA ENCRYPTION STANDAR (DES)“ di kalangan
Masyarakat. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian Maklah ini tidak
terlepas dari dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil.
Oleh karena itu, dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan kedepannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan semoga
bantuan serta partisipasi yang diberikan oleh semua pihak bernilai ibadah disisi
Allah Subhanahu Wata’ala. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kriptografi
a. Sejarah Kriptografi
b. Jenis-Jenis Kriptografi
c. Teknik Dan Tujuan Kriptografi
B. Data Encryption Data (DES)
a. Sejarah DES
b. Panjang Kunci Dan Ukuran Blok DES
c. Metode DES
d. Skema Global DES
C. Pemrograman Website
D. Pemrograman PHP

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

DES merupakan salah satu algoritma kriptografi cipher block dengan ukuran blok
64 bit dan ukuran kuncinya 56 bit. Algoritma DES dibuat di IBM, dan merupakan
modifikasi daripada algoritma terdahulu yang bernama Lucifer. Lucifer
merupakan algoritma cipher block yang beroperasi pada blok masukan 64 bit dan
kuncinya berukuran 128 bit.

Pengurangan jumlah bit kunci pada DES dilakukan dengan alasan agar
mekanisme algoritma ini bisa diimplementasikan dalam satu chip. DES pertama
kali dipublikasikan di Federal Register pada 17 Maret 1975. Setelah melalui
banyak diskusi, akhirnya algortima DES diadopsi sebagai algoritma standar yang
digunakan oleh NBS (National Bureau of Standards) pada 15 Januari 1977. Sejak
saat itu, DES banyak digunakan pada dunia penyebaran informasi untuk
melindungi data agar tidak bisa dibaca oleh orang lain.

Namun demikian, DES juga mengundang banyak kontroversi dari para ahli di
seluruh dunia. Salah satu kontroversi tersebut adalah S-Box yang digunakan pada
DES. S-Box merupakan bagian vital dari DES karena merupakan bagian yang
paling sulit dipecahkan. Hal ini disebabkan karena S-Box merupakan satu –
satunya bagian dari DES yang komputasinya tidak linear. Sementara itu,
rancangan dari S-Box sendiri tidak diberitahukan kepada publik.

Karena itulah, banyak yang curiga bahwa S-Box dirancang sedemikian rupa
sehingga memberikan trapdoor kepada NSA agar NSA bisa membongkar semua
ciphertext yang dienkripsi dengan DES kapan saja. Kontroversi yang kedua
adalah jumlah bit pada kunci DES yang dianggap terlalu kecil, hanya 56 bit.
Akibatnya DES rawan terhadap serangan brute force. Namun demikian, DES
tetap digunakan pada banyak aplikasi seperti pada enkripsi PIN (Personal
Identification Numbers) pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) dan
transaksi perbankan lewat internet. Bahkan, organisasi–organisasi pemerintahan di
Amerika.

B. Rumusan Masalah

- Bagaimana Sejarah Kriptografi?

- Apa Saja Jenis-Jenis Kriptografi?

- Apa Teknik Dan Tujuan Kriptografi?

- Bagaimana Sejarah DES?

- Berapa Panjang Kunci Dan Ukuran Blok DES?

- Bagaimana Metode DES?

- Bagaimana Skema Global DES?

- Apa Itu Pemrograman Website?

- Apa Itu Pemrograman Java?

C. Tujuan Penulisan

- Pembaca mengetahui sejarah Kriptografi!

- Pembaca mengetahui Jenis – Jenis Kriptografi!

- Pembaca mengetahui Teknik dan Tujuan Kriptografi!

- Pembaca Mengetahui Sejarah DES!

- Pembaca Mengetahui Panjang Dan Ukuran Blok DES!

- Pembaca Mengetahui Metode DES!

- Pembaca Mengetahui Skema Global DES!

- Pembaca Mengetahui apa itu Pemrograman Website!


- Pembaca Mengetahui Apa Itu Pemrograman Java!

BAB II PEMBAHASAN

A. Kriptografi

Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan
graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan.
Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang
berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data,
keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data. Tetapi tidak semua aspek
keamanan informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi.

Untuk menjaga pesan, maka pesan tersebut dapat diubah menjadi suatu kode yang
tidak dapat dimengerti oleh pihak lain. Enkripsi adalah sebuah proses penyandian
yang melakukan perubahan sebuah kode atau pesan dari yang bisa dimengerti,
disebut plainteks, menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti, disebut
dengan cipherteks. Sedangkan proses kebalikannya untuk mengubah cipherteks
menjadi plainteks disebut dekripsi. Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan suatu
mekanisme dan kunci tertentu, dan kesatuan sistem ini sering disebut dengan
cipher.

Kriptorafi memiliki pengertian lain, yakni suatu ilmu tentang teknik enkripsi
naskah asli (plaintext) yang diacak memanfaatkan sebuah kunci enkripsi sehingga
naskah asli tersebut berubah menjadi naskah yang sulit dibaca (chipertext) oleh
pihak yang tidak memiliki kunci dekripsi.

Ilmu kriptografi berkembang selaras dengan kemajuan teknologi. Menurut


kronologi waktunya ilmu kriptografi dapat dibedakan menjadi dua pemahaman,
yakni kriptografi klasik dan kriptografi modern. Kedua pemahaman tersebut
bergantung pada penggunaan perangkat analasis dan pembuat pesan yang bersifat
kriptologis.
Apa itu kriptografi klasik? Kriptografi klasik adalah kriptografi dalam
pembuatannya maupun analisisnya sama sekali tidak melibatkan komputer atau
perangkat mesin. Alat-alat yang digunakan berkutat pada pemanfaatan kertas,
pena, batu, serta alat-alat lain yang tidak tergolong dalam perangkat mesin modern
sama sekali.

Ciri khas dari kriptografi klasik ialah lebih berbasis pada karakter, baik karakter
tulisan maupun karakter pesan yang disampaikan. Ciri lainnya berupa penggunaan
alat-alat yang masih terbilang tradisional karena pada waktu kemunculannya
belum mengenal komputer. Itulah cara kerja kriptografi klasik.

Semua alogaritma kriptografi (chipper) dari kriptografi klasik termasuk dalam


sistem kriptografi yang bersistem simetris. Teknik enkripsi pada kriptografi klasik
semuanya sama seperti kunci enkripsi. Maksudnya, untuk memahami sebuah teks
tersembunyi dapat dilakukan secara serupa seperti saat pembuatannya.

a. Sejarah Kriptografi

Kriptografi menurut catatan sejarah telah eksis sejak masa kejayaan Yunani
atau kurang lebih sekitar tahun 400 Sebelum Masehi. Alat yang digunakan
untuk membuat pesan tersembunyi di Yunani pada waktu itu disebut Scytale.
Scytale berbentuk batangan silinder dengan kombinasi 18 huruf.

Pada masa Romawi, di bawah kekuasaan Julius Caesar, penggunaan kriptografi


semakin intens karena pertimbangan stabilitas negara. Meski teknik yang
digunakan tak serumit Yunani, namun untuk memahami pesan kriptografi dari
masa Romawi terbilang cukup sulit untuk dikerjakan.

Berdasarkan aspek historis kriptografi di atas, baik kriptografi klasik maupun


modern keduanya memiliki kesamaan prinsip yang besar dan tidak dapat
disangsikan lagi, yakni tujuan kriptografi adalah keamanan. Itulah layanan
yang disediakan kriptografi tanpa peduli dari masa mana kriptografi dibuat.

Melalui layanan keamanan yang disediakan oleh jenis kriptografi tersebut,


berbagai teks penting dapat terjaga kerahasiaannya dan keotentikannya,
sehingga antar pihak yang berkorespondensi bisa saling menaruh kepercayaan.
Kecuali apabila teknik pembuatan kriptografi bocor ke pihak yang tidak
dikehendaki.

b. Jenis-Jenis Kriptografi

Cryptography adalah sebuah enkripsi informasi yang telah diklasifikasikan


menjadi tiga jenis metode yang berbeda.

Oleh karena itu, tugas seorang security engineer adalah untuk menentukan


metode kriptografi apa yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan
mereka.

Berikut ini adalah pemaparan mengenai jenis-jenis metode kriptografi yang


perlu kalian ketahui:

1. Symmetric key cryptography

Jenis metode kriptografi yang pertama adalah symmetric key


cryptography atau disebut juga sebagai kriptografi kunci rahasia. 

Dalam symmetric key cryptography, penerima dan pengirim informasi


hanya menggunakan satu kunci untuk mengenkripsi dan mendeskripsikan
pesan. 

Jenis kriptografi yang sering digunakan dalam metode ini adalah AES
atau advanced encryption system.

Melansir Elprocus, pendekatan yang diterapkan melalui jenis tersebut


sering dianggap lebih efisien dan lebih cepat dibanding metode lainnya.

Beberapa jenis kriptografi kunci rahasia lainnya adalah seperti berikut ini:

 blok

 blokir sandi

 DES (Data Encryption System)


 RC2

 IDEA

 Blowfish

 Stream cipher

2. Public key cryptography

Menurut Indiatimes, public key cryptography adalah konsep perlindungan


data yang paling revolusioner dalam kurun waktu 300 hingga 400 tahun
terakhir. 

Lebih dikenal dengan kriptografi kunci publik, metode kriptografi ini


memanfaatkan dua kunci yang saling berkaitan, yaitu kunci publik dan
privat.

Meskipun kunci publik dapat didistribusikan secara bebas, jika mereka


dipasangkan dengan kunci privat, kode enkripsi dan data dalam kunci tetap
menjadi rahasia. 

Selain itu, public key cryptography dianggap lebih aman dan terjamin bila


dibandingkan dengan symmetric key cryptography.

Jenis kriptografi yang sering digunakan dalam metode ini adalah RSA.
Terlepas dari itu, ada beberapa jenis lainnya yang sering digunakan.
Contohnya adalah seperti di bawah ini:

 DSA

 PKC

 teknik kurva elips/elliptic curve techniques

3. Hash function

Meringkas informasi dan mengirimkan penjelasannya yang telah


dirangkum adalah sistem kerja dari metode kriptografi hash function.
Jenis kriptografi ini mengandalkan persamaan matematika, di mana
algoritma akan mengambil nilai numerik sebagai input dan menghasilkan
pesan yang akan diringkas oleh hash. 

Metode ini tidak memerlukan kunci apa pun karena fungsinya telah
disesuaikan untuk skenario pengiriman data satu arah. 

Ada berbagai macam putaran operasi hashing, dan setiap putaran


menganggap input sebagai larik dari blok terbaru sehingga menghasilkan
aktivitas putaran terakhir sebagai output.

c. Teknik Dan Tujuan Kriptografi

kriptografi adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan erat dengan konsep
kriptologi dan kriptanalisis.

Kedua konsep iIni mencakup teknik seperti microdots, yaitu teknik


menggabungkan kata dengan gambar, dan cara-cara lain yang serupa untuk
menyembunyikan informasi dalam storage pilihan atau transit.

Namun, dalam dunia yang sudah serba digital, kriptografi kini sering
dikaitkan dengan teknik scrambling, yaitu metode pengubahan teks biasa
menjadi teks sandi.

Kedua proses ini lebih dikenal dengan istilah encryption dan decryption.
Dengan adanya perubahan prioritas teknik yang digunakan untuk melindungi
data, istilah kriptografi bergeser menjadi modern cryptography.

Modern cryptography memiliki beberapa tujuan yang menjadi pedoman


untuk para kriptografer. Berikut adalah penjelasannya:

Confidentiality: Informasi yang dilindungi tidak akan bisa diakses oleh siapa
pun yang tak memiliki wewenang.

Integrity: Data yang akan diterima dan dikirim tidak dapat diubah tanpa
sepengetahuan kedua belah pihak.
Non-repudiation: Pihak penerima atau pengirim tidak akan bisa menyangkal
tujuannya menciptakan atau mengubah data.

Authentication: Pihak penerima dan pengirim dapat mengetahui identitas


masing-masing serta sumber data yang sedang mereka gunakan.

Prosedur dan protokol yang memenuhi semua kriteria cryptography di atas


adalah sistem kriptografi.

Sistem kriptografi sering dianggap sebagai sebuah program yang hanya


mengacu pada prosedur perhitungan matematika dan computer programming.

Namun, kenyataannya tidak seperti demikian. Pegiat kriptografi kini juga


memasukkan pengaturan yang telah disesuaikan dengan perilaku manusia.

Contohnya adalah seperti memilih kata sandi yang sulit ditebak, log off
otomatis bila sistem sedang tidak digunakan, dan larangan diskusi prosedur
sensitif dengan pihak luar yang tak memiliki wewenang.
B. Data Encryption Standar (DES)

DES merupakan salah satu algoritma kriptografi cipher block dengan ukuran blok
64 bit dan ukuran kuncinya 56 bit. Algoritma DES dibuat di IBM, dan merupakan
modifikasi daripada algoritma terdahulu yang bernama Lucifer. Lucifer
merupakan algoritma cipher block yang beroperasi pada blok masukan 64 bit dan
kuncinya berukuran 128 bit.

Pengurangan jumlah bit kunci pada DES dilakukan dengan alasan agar
mekanisme algoritma ini bisa diimplementasikan dalam satu chip. DES pertama
kali dipublikasikan di Federal Register pada 17 Maret 1975. Setelah melalui
banyak diskusi, akhirnya algortima DES diadopsi sebagai algoritma standar yang
digunakan oleh NBS (National Bureau of Standards) pada 15 Januari 1977. Sejak
saat itu, DES banyak digunakan pada dunia penyebaran informasi untuk
melindungi data agar tidak bisa dibaca oleh orang lain.

Namun demikian, DES juga mengundang banyak kontroversi dari para ahli di
seluruh dunia. Salah satu kontroversi tersebut adalah S-Box yang digunakan pada
DES. S-Box merupakan bagian vital dari DES karena merupakan bagian yang
paling sulit dipecahkan. Hal ini disebabkan karena S-Box merupakan satu –
satunya bagian dari DES yang komputasinya tidak linear. Sementara itu,
rancangan dari S-Box sendiri tidak diberitahukan kepada publik.

Karena itulah, banyak yang curiga bahwa S-Box dirancang sedemikian rupa
sehingga memberikan trapdoor kepada NSA agar NSA bisa membongkar semua
ciphertext yang dienkripsi dengan DES kapan saja. Kontroversi yang kedua
adalah jumlah bit pada kunci DES yang dianggap terlalu kecil, hanya 56 bit.
Akibatnya DES rawan terhadap serangan brute force. Namun demikian, DES
tetap digunakan pada banyak aplikasi seperti pada enkripsi PIN (Personal
Identification Numbers) pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) dan
transaksi perbankan lewat internet. Bahkan, organisasi–organisasi pemerintahan di
Amerika seperti Department of Energy, Justice Department, dan Federal Reserve
System menggunakan DES untuk melindungi penyebaran data mereka.
a. Sejarah DES

Pada sekitar akhir tahun 1960, IBM melakukan riset pada bidang kriptografi
yang pada akhirnya disebut Lucifer. Lucifer dijual pada tahun 1971 pada
sebuah perusahaan di London. Lucifer merupakan algoritma berjenis Block
Cipher yang artinya bahwa input maupun output dari algoritma tersebut
merupakan 1 blok yang terdiri dari banyak bit seperti 64 bit atau 128 bit.
Lucifer beroperasi pada blok input 64 bit dan menggunakan key sepanjang
128 bit. Lama kelamaan Lucifer semakin dikembangkan agar bisa lebih kebal
terhadap serangan analisis cypher tetapi panjang kuncinya dikurangi menjadi
56 bit dengan maksud supaya dapat masuk pada satu chip.

Di tempat yang lain, biro standar Amerika sedang mencari-cari sebuah


algoritma enkripsi untuk dijadikan sebagai standar nasional. IBM mencoba
mendaftarkan algoritmanya dan di tahun 1977 algoritma tersebut dijadikan
sebagai DES (Data Encryption Standard). Ternyata timbul masalah setelah
DES resmi dijadikan algoritma standar nasional. Masalah pertama adalah
panjang kunci DES yang hanya 56-bit sehingga amat sangat rawan dan riskan
serta berbahaya , terhadap brute-force attack. Masalah kedua adalah struktur
DES pada bagian substitution-box (S-box) yang diubah menurut saran dari
NSA.

Desain substitution-box dirahasiakan oleh NSA sehingga kita tidak


mengetahui kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan pada DES yang
sengaja disembunyikan oleh NSA. Dan juga muncul kecurigaan bahwa NSA
mampu membongkar cypher tanpa harus memiliki key-nya karena menurut
para “pakar” kriptografi, DES sudah didesain secara cermat sehingga kalau S-
box ini diubah secara acak maka sangat mungkin DES justru lebih mudah
“dijebol” meskipun DES cukup kebal terhadap serangan differential
cryptanalysis maupun linier cryptanalysis. Seperti kata peribahasa “Karena
susu setitik rusak iman sebelanga” .Di dunia ini tak ada ciptaan manusia yang
sempurna.
Pada tahun 1998, 70 ribu komputer di internet berhasil menjebol satu kunci
DES dengan waktu sekitar 96 hari. Bahkan pada tahun 1999 berhasil dibobol
dalam waktu kurang dari 22 hari. Pada tanggal 16 juni 1998 ada sebuah
kelompok yang menamakan dirinya Electronic Frontier Foundation (EFF)
telah berhasil memecahkan DES dalam waktu 4-5 hari menggunakan
komputer yang dilengkapi dengan Integrated Circuit Chip DES Cracker. Di
akhir tragedi ini, DES dianggap sudah tak aman lagi sehingga ia dicampakkan
begitu saja dan digantikan oleh AES (Anvanced Encryption Standard).

Proses kerja DNS sebagai berikut : Algoritma DES dalam melakukan proses
enkripsi dan dekripsi menggunakan teknik yang disebut feistel yang muncul
ketika awal tahun 70-an. Fungsi pada feistel dijamin dapat didekripsi : Li «
f(Ri , Ki+1) « f(Ri , Ki+1) = Li Fungsi di atas dijamin dapat didekripsi selama
input f dalam setiap tahap dapat dikembalikan juga. Tidak perduli macam f
(meskipun fungsi f tidak dapat dibalik sekalipun) kita dapat mendesain
serumit apapun tanpa perlu susah-susah untuk membuat 2 algoritma untuk
enkripsi dan dekripsi.

Teknik ini digunakan pada banyak algoritma seperti DES, Lucifer, FEAL,
Blowfish, dll. Seperti sudah disampaikan di awal bahwa panjang kunci DES
yang hanya 56 bit sangat rawan di brute force sehingga saat ini digunakan 3
buah DES secara berurutan untuk mengenkripsi sebuah paintext yang disebut
Triple DES. Panjang kunci Triple DES juga diperpanjang 3 kali menjadi 168
bit (56*3 = 168).

b. Panjang Kunci Dan Ukuran Blok DES

Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan W.L.


Tuchman pada tahun 1972. Algoritma ini didasarkan pada algoritma Lucifer
yang dibuat oleh Horst Feistel. Algoritma ini telah disetujui oleh National
Bureau of Standard (NBS) setelah penilaian kekuatannya oleh National
Security Agency (NSA) Amerika Serikat. DES termasuk ke dalam kriptografi
kunci-simetri dan tergolong jenis cipher blok. DES beroperasi pada ukuran
blok 64 bit.

Panjang kunci ekternal = 64 bit (sesuai ukuran blok), tetapi hanya 56 bit yang
dipakai (8 bit paritas tidak digunakan). Setiap blok (plainteks atau cipherteks)
dienkripsi dalam 16 putaran. Setiap putaran menggunakan kunci internal
berbeda. Kunci internal (56-bit) dibangkitkan dari kunci eksternal. Setiap
blok mengalami permutasi awal (IP), 16 putaran enciphering, dan inversi
permutasi awal (IP-1 ).

c. Metode DES

DES termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher
blok. DES dirancang untuk melakukan enchiper dan dechiper data yang berisi
56 bit dibawah kendali 56 bit kunci internal atau upakunci. Dalam melakukan
dechiper harus dilakukan dengan menggunakan kunci yang sama dengan saat
proses enchiper tetapi sat melakukan dechiper pemberian halaman berubah
sehingga proses dechiper merupakan kebalikan dari proses enchiper.
Sejumlah data yang akan di enchiper disebut sebagai permutasi awal atau
initial permutation (IP). Komputasi key – dependent didefinisikan sebagai
fungsi f sebagai fungsi chipper dan function KS sebagai key schedule.
Deskripsi dari komputasi diberikan pertama, bersama dengan detail
bagaimana algoritma digunakan dalam proses enchiper. Selanjutnya,
penggunaan algoritma untuk proses dechiper dideskripsikan. Pada akhirnya,
sebuah definisi chipper fungsi f diberikan dalam bentuk fungsi primitive yang
disebut fungsi seleksi Si dan fungsi permutasi P.

d. Tahapan Algoritma DES

Dalam istilah sederhana, DES mengambil plain text 64-bit dan mengubahnya
menjadi ciphertext 64-bit. Karena algoritma DES merupakan algoritma
simetris makan kunci yang sama digunakan ketika mendekripsi teks kembali.

Proses algoritma DES dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :

 Proses awal dimulai dengan blok plain text 64-bit diproses dengan
fungsi Initial Permutation (IP).
 Initial Permutation (IP) kemudian dilakukan pada plain text.
 Selanjutnya, Initial Permutation (IP) membuat dua bagian dari blok
permutasi yang disebut sebagai Left Plain Text (LPT) dan Right Plain
Text (RPT).
 Setiap LPT dan RPT melalui 16 putaran proses enkripsi.
 Akhirnya, LPT dan RPT bergabung kembali, dan Final Permutation
(FP) dilakukan pada blok yang baru digabungkan.
 Hasil dari proses ini menghasilkan teks sandi 64-bit yang diinginkan.

Langkah proses enkripsi (langkah 4, di atas) bisa dipecah menjadi lima tahap
yaitu :

 Transformasi kunci
 Ekspansi permutasi
 Permutasi S-Box
 Permutasi P-Box
 XOR dan swap

Untuk proses dekripsi kita bisa menggunakan algoritma yang sama dan bisa
membalikkan urutan kunci 16 putaran.

Anda mungkin juga menyukai