KRIPTOGRAFI
Assalamu’alaikum, WR. WB. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan karunianya, sehingga kami dapat mengerjakan tugas Makalah dengan
tepat waktu. Shalawat dan salam mari kita lantunkan kepada Baginda Muhammad
SAW karena atas perjuanan dan keluh keringat beliaulah kita dapat merasakan nikmat
ilmu pengetahuan saat ini.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dosen Dr. Kurniabudi, S.Kom, M.Kom yang telah memberikan ilmu dan
pengajarannya kepada mahasiswa-mahasiswi Prodi Sistem Komputer, Universitas
Dinamika Bangsa (UNAMA). Kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
banyak kekukarangan dan kesalahpahaman, dikarenakan kami masih dalam tahap
belajar sehingga masih membutuhkan bimbingan dan nasihat untuk dapat memberikan
yang terbaik kedepannya. Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Bapak Dr. Kurniabudi, S.Kom, M.Kom. Selain itu Penelitian ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun
pihak terkait di dalamnya.
DAFTAR ISI
2.3. Chiper Substitusi ( Substitution Chipers )....................Error: Reference source not found
2.4. Chiper Transposisi ( Transposition Chipers )...............Error: Reference source not found
BAB 2
PEMBAHASAN
Algoritma ini mula – mula digunakan oleh Kaisar Romawi bernama Julius Caesar
untuk menyandikan pesan yang dikirimkan untuk para gubernurnya.
Caranya adalah dengan mengganti (menyulih atau mensubstitusi) setiap
karakter dengan karakter lain dalam susunan abjad (alfabet).
Caranya adalah dengan mengganti (menyulih atau mensubstitusi)
setiap karakter dengan karakter lain dalam susunan abjad (alfabet).
Misalnya, tiap huruf disubstitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari
susunan abjad. Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf
(yaitu k = 3).
Monoalfabet : setiap karakter chipertext menggantikan satu macam
karakter plaintext.
Chiper Substitusi disebut juga Caesar Chiper
Polyalfabet : setiap karakter chipertext menggantikan lebih dari satu macam
karakter plaintext
Monograf /unilateral: satu enkripsi dilakukan terhadap satu karakter
plaintext
Polygraf /multilateral: satu enkripsi dilakukan terhadap lebih dari satu
karakter plaintext
Contoh:
Tiap huruf disubstitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari susunan abjad. Dalam hal
ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf (yaitu k = 3).
Tabel substitusi:
pi : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
Contoh 1. Plaintext :
(BENY PRASETYO CAKEP SEKALI)
Lalu dienkripsi menjadi (EHQB SUDVHWBR FDNHS VHNDOL) Atau dapat juga
dengan mengelompokkan chiperteks ke dalam n-huruf. Misal 4 huruf, maka hasil
enkripsinya (EHQB SUDV HWBR FDNH SVHN DOL) Atau dapat juga dengan
menghilangkan seluruh spasi, dengan tujuan agar kriptanalasis susah untuk
memcahkannya (EHQBSUDVHWBRFDNHSVHNDOL)
Aturan :
Dengan mengkodekan setiap huruf abjad dengan integer sebagai berikut: A = 0, B = 1,
…, Z = 25, maka secara matematis caesar chiper menyandikan
plainteks pi menjadi ci dengan aturan : ci = E(pi) = (pi + 3) mod 26 dan dekripsi
chiperteks ci menjadi pi dengan aturan : pi = D(ci) = (ci – 3) mod 26
Karena hanya ada 26 huruf abjad, maka pergeseran huruf yang mungkin dilakukan
adalah dari 0 sampai 25. Secara umum, untuk pergeseran huruf sejauh k (dalam hal
ini k adalah kunci enkripsi dan deksripsi), fungsi enkripsi adalah : ci = E(pi) = (pi + k)
mod 26
Catatan:
Pergeseran 0 sama dengan pergeseran 26 (susunan huruf tidak berubah)
Pergeseran lain untuk k > 25 dapat juga dilakukan namun hasilnya akan
kongruen dengan bilangan bulat dalam modulo 26. Misalnya k = 37 kongruen
dengan 11 dalam modulo 26, atau 37 11 (mod 26).
Karena ada operasi penjumlahan dalam persamaan (3) dan (4), maka caesar
chiper kadang-kadang dinamakan juga additive chiper.
3.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Kriptografi Klasik adalah
sebuah teori kriptografi paling awal dan telah ada sejak zaman Kerajaan Romawi. Dalam
Kriptografi Klasik terdapat dua algoritma klasik yaitu Chiper Substitusi dan Chiper
Transposisi. Kedua algoritma ini memiliki beberapa jenis algoritma lagi dengan teori dan
perhitungan yang berbeda-beda. Kriptografi Klasik sendiri dinilai oleh banyak kalangan
sebagai teori kriptografi yang mudah digunakan juga mudah dipecahkan. Pesan yang
dienkripsi menggunakan Chiper Substitusi dan Chiper Transposisi sangat mudah
dipecahkan oleh kriptanalis. Hal ini disebabkan karena algoritma klasik beroperasi dalam
mode karakter bukan dalam metode bit seperti pada Kriptografi Modern. Dalam
Kriptografi Klasik, proses pengenkripsian plainteks menjadi chiperteks tetap
menggunakan karakter, hanya saja terjadi perubahan komposisi karakter atau huruf yang
diubah – ubah sesuai aturan tiap algoritma dan juga kunci atau key. Tetapi apabila
menggunakan Kriptografi Modern proses pengenkripsian pesan menggunakan satuan bit,
plainteks dikonversi kedalam bit lalu dienkripsi, dan chiperteksnya pun menggunakan
format bit. Dengan demikian kriptanalis akan lebih mudah untuk memecahkan kode
enkripsi yang menggunakan algoritma Kriptografi Klasik.