BAB VIII
Latar Belakang
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan korban
jiwa,kerusakan materi dan gangguan produksi. Pada tahun 2007 menurut jamsostek tercatat
65.44 kecelakaan yang mengakibatkan 1.451 orang meninggal, 32 orang cacat tetap dan 58.67
Masalah keselamatan kerja telah dikenal sejak berabad yang lalu sejalan dengan
perkembangan industri. Namun secara spesifik, baru dimulai sekitar tahun 1800an bersamaan
dengan revolusi industri di Inggris yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap yang
Perubahan ini menimbulkan dampak luas khususnya hubungan antar manusia di tempat
kerja.Manusia berubah menjadi sekadar alat produksi sebagaiman dengan mesin dan alat kerja
lainnya yang dengan mudah diganti dengan baru.Karena itu keselamatannya kurang mendapat
perhatian sehingga terjadi banyak kecelakaan kerja.Kondisi perburuhan yang buruk dan angka
kecelakaan yang tinggi telah mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan
perlindungan bagi tenaga kerja.Manusia bukan sekadar alat produksi tetapi merupakan asset
undangan,sehingga pekerja khusunya bekerja di bidang Minyak dan Gas (MIGAS) mendapatkan
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesehatan, keselamatan dan lingkungan di dunia MIGAS
yang meliputi :
3. Studi Lingkungan
Pemboran eksplorasi dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta untuk
1. Tahap pra-konstruksi
o Mobilisasi peraratan
2. Tahap konstruksi
o Rig down
- Pembuatan rencana pemboran : titik kordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan
formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa cutting,logging dan
testing
- Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan yang sesuai,
- Melaksanakan program untuk menentukan jenis pengeboran apa yang akan dilakukan
- Menyiapkan dan meng-list peralatan safetydan pemboran yang akan digunakan dalam
- Mensosialisasikan SOP dan APD serta cara menangulangi bahaya dan resiko selama
pemboran
- Membuat cellar yang nantinya akan berada tepat dibawah lantai rig setelah diatasnya
dipasang substructure
proses pemboran.
- Mencari data yang diperoleh dari proses pemboran deliniasi dan pemboran
pengembangan
- Membuat mess untuk para karyawan meliputi sanitasi, olah raga, dll
- Mempersiapkan catering yang bergizi untuk para karyawan dan petugas medis
limbah
- Melaporkan dan meminta izin kepada SKK MIGAS untuk proses pemboran.
o Pemagaran sumur
Apabila sumur yang telah dibor memiliki cadangan minyak dan gas maka perlu di buat
pipa untuk mestransfer ke tangki, dan menunggu izin dari SKK MIGAS untuk proses produksi
dilaksanakan, maka harus dilakukan penjagaan area dan di pagari.Apabila sumur tersebut dry
hole maka perlu di tutup sesuai prosedur plug and abandonment.Dari semua kegiatan tersebut
Proses produksi adalah kegiatan atau metode untuk menambah, mengeluarkan atau
pipa saluran)
d. pemisahan air
f. ceceran minyak
g. emisi gas
b. kesempatan usaha
- Pembuatan AMDAL
- Melaksanakan meeting setiap periode waktu untuk memantau proses produksi dan
- Menyiapkan dan menglist peralatan safety yang akan digunakan dalam proses pemboran
yang berstandardisasi
- Mensosialisasikan SOP dan APD serta cara menangulangi bahaya dan resiko selama
pemboran
- Mensosialisasikan peraturan-peraturan
- Melaporkan dan meminta izin kepada SKK MIGAS untuk proses pemboran
- Membuat mess untuk para karyawan meliputi sanitasi, olah raga, dll
- Mempersiapkan catering yang bergizi untuk para karyawan dan petugas medis
limbah
Limbah pemboran cair di groundpit harus diolah sampai baku mutu limbah yang
diizinkan, sebelum dibuang ke sungai atau tempat lainnya kemudian groundpit dikeringkan, dan
Tabel 8.1
Limbah Pemboran
Tentang Pengelolaan
Drilling Mud Waste kolam lumpur
Lumpur Bor
Limbah Domestik
Septik tank dan drainasi -
(cairan)
Drilling Waste
Drilling Cuting
berupa kolam dari cutting hasil pemboran yang bersama-sama lumpur naik kepermukaan.
Analisa :
1. Galian tanah yang di alasi oleh terpal plastik untuk mencegah terjadinya rembesan
2. Diberikan pagar pembatas di sekitar cutting pit, karena cutting yang bersama-
akan di treatment.
Analisa :
1. Dibuat dari kolam penampungan yang di lapisi oleh terpal plastik untuk
pemboran
Analisa :
1. kolam penampungan yang di lapisi oleh terpal plastik untuk mencegak rembasan
Analisa : Diletakan jauh dari area operasi pemboran untuk menghindari terjadinya
Analisa :
1. Limbah di buang ke TPS-TPA dengan syarat jauh dari area penduduk karena akan
menimbulkan polusi.
olah dulu.
Analisa :
1. Limbah domestik di tampung di septik tank dengan syarat dibuat penyekat antara
limbah dengan tanah untuk mencegah kontaminasi air tanah, biasanya berupa
semen.
Limbah Produksi
diproduksikan.
Tabel 8.2
Limbah Produksi
Pencemaran Udara
Limbah
Sub-kontraktor
Domestik -
pengolahan limbah cair
(Cairan)
Produksi Air
Produksi Gas
Lubricant Waste
Well Reparation
Merupakan kajian terhadap lingkungan sekitar untuk mengetahui dampak dari suatu
kegiatan yang dilakukan.Hal ini disebut dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau
biasa disingkat AMDAL.AMDAL ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh para
kontraktor untuk mendapatkan izin melakukan usaha. Dalam studi AMDAL terdapat kriteria-
kriteria yang harus dipenuhi agar memenuhi syarat dari kelengkapan AMDAL berdasarkan
Bapedal No.56 Tahun 1994 Tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting, di antaranya :
d. Intensitas dampak
Berdasarkan Permen LH No.11 Tahun 2006 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka
untuk Lapangan yang merupakan lapangan minyak dan gas yang terletak di darat harus
melengkapi dokumen AMDAL apabila memproduksikan minyak ≥ 5000 BOPD dan gas ≥ 30
MMSCFD.
Faktanya berdasarkan hasil simulasi untuk produksi dari skenario pengembangan semua
sumur di Lapangan ini nilai kumulatif produksi minyak dan gas tidak mencapai batas minimum
Sehingga berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk lapangan ini
tidak diwajibkan untuk dilakukannya analisis mengenai dampak lingkungan terhadap kriteria-
kriteria yang disebutkan di atas, maka yang harus dilakukan dalam aspek HSE di lapangan Bulus
oil Ltd. ini adalah Studi Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL).
Berikut adalah langkah dan kriteria penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral tentang jenis usaha
dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL untuk ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang
Pastikan potensi dampak dari rencana usaha kegiatan telah tersedia teknologi untuk
Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi
Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam daftar jenis
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL. Hal ini dapat dibuktikan dari studi
lingkungan di atas berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.11 Tahun
2006 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bahwa Lapangan Bulus Oil Ltd. tidak
termasuk daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal.Adapun proyek
pengembangan yang mana jenis kegiatan yang dilakukan adalah pada tahap pemboran dan
tahap produksi.
pekerja dan masyarakat disekitar kegiatan tersebut. Untuk meminimalisir dampak dari kegiatan
pengembangan migas terhadap lingkungan sekitar diperlukan upaya-upaya yang disebut Upaya
inilah terdapat komponen-komponen yang mungkin terkena dampak dari kegiatan pemboran
1. Kualitas Udara
pembakaransalah satunya adalah genset yang digunakan sebagai power system yang dapat
menimbulkan pencemaran udara akibat emisi yang dihasilkan oleh alat – alat tersebut. Tolak
a. Permen LH No.13 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi
Sehingga untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan haruslah dilakukan pengecekan secara
2. Tingkat Kebisingan
Dampak pemboran terhadap tingkat kebisingan berasal dari suara yang dihasilkan pada
pekerja dan kenyamanan lingkungan. Tolak ukur dampak terhadap kualitas udara bersumber
dari:
b. KepMenteri Tenaga Kerja No.51 tahun 1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di Tempat Kerja.
Upaya untuk mengatasi dampak dari tingkat kebisingan adalah memberikan hearing protections
3. Tenaga Kerja
Sumber dampak kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pengembangan lapangan terhadap para
pekerja yang terlibat didalamnya adalah kegiatan pemboran itu sendiri. Dampak yang mungkin
dialami oleh para pekerja adalah meninggal atau luka-luka, baik luka berat maupun luka ringan.
Tolak ukur yang digunakan untuk ada tidaknya korban selama kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi berdasarkan.
Keselamatan Kerja.
Untuk mencegah dampak yang akan ditimbulkan terhadap para pekerja maka diperlukan
pengawasan dalam menjalankan Standar Operasi Prosedur (SOP), pelatihan keselamatan kerja,
pemasangan rambu-rambu peringatan kecelakaan kerja dalam area kegiatan, mendisiplinkan para
Pengembangan suatu lapangan migas merupakan tambang uang untuk masyarkat yang
tinggal pada area pengembangan ataupun area terdekat lapangan pengembangan.Salah satu
contohnya adalah meminta kompensasi yang melebihi ketentuan yang ada pada SK
yang disebabkan oleh masyarakat sekitar adalah dengan memberikan penjelasan yang sebaik-
5. Limbah
Dalam meneglola limbah lumpur dan serbuk bor di darat ( On Shore ) mencakup :
1. Pembuangan Limbah Lumpur Bor dari Lumpur Bor berbahan dasar air.
Pembuangan limbah lumpur dan serbuk bor dapat dilakukan dengan melakukan injeksi ke
Pada kondisi operasi semua pihak menginginkan operasi berjalan secara normal.Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang abnormal sehingga harus dipersiapkan
penanganan mengatasi kondisi abnormal tersebut. Berikut ini akan dipaparkan beberapa kondisi
Over Pressure
Lower Pressure
Kebocoran
Semburan Gas
Over Heat
2. Medical Evacuation
Penanganan medis mutlak dipersiapakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Agar penanganan medis dapat dilakukan secara terorganisir perlu diketahui prosedur dan
Saat terjadi kejadian yang berbahaya terdapat point-point penting yang harus diketahui
agar dapat ditanganin secata cepat dan tepat.Point-point tersebut akan dibahas sebagai berikut
Lokasi kecelakaan
Lokasi kecelakaan ini meliputi koordinat lokasi. Hal ini penting untuk diketahui terutama
kalau area pengoperasiaannya yang luas sehingga akan memudahkan dalam penjemputan baik
Jumlah Korban
Jumlah korban ini berkaitan dengan fasilitas yang diperlukan untuk proses penjemputan
korban, seperti boat maupun chooper yang diperlukan menuju ke lokasi kejadian.
Dalam menangani korban akibat kecelakaan, perlu diketahui data-data dari korban tersebut
seperti golongan darah.Hal ini berguna apabila korban mengalami kekurangan darah akibat
Jenis Kecelakaan
Jenis kecelakaan juga mutlak untuk diketahui, dikarenakan dengan mengetahui jenis
kecelakaan, maka kecelakaan tersebut dapat ditanganin secara tepat dengan menggunakan
Prioritas
Dalam melaksanakan proses evakuasi, penting untuk ditentukan skala prioritas. Tingkat
kecelakaan yang lebih berpotensi mengancam jiwa lebih diprioritaskan dibandingkan korban
yang sudah meninggal ataupun korban yang mengalami cedera ringan, sehingga korban yang
Program CSR dapat mendukung program pemerintah dengan fokus untuk meningkatkan
1. Membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan untuk anak-anak yang
2. Memberi beasiswa terhadap anak sekolah mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah
3. Membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana ibadah untuk masyarakat disekitar area
lokasi kerja
4. Melengkapi kebutuhan fasilitas di setiap sekolah dekat area lokasi kerja berupa Alat tulis,
6. Melakukan sunatan masal gratis untuk masyarakat sekitar area lokasi kerja
sekitar area lokasi kerja seperti HUT Ploklamasi, Lomba MTQ, dan program-program
lainnya.
Selain itu, aktivitas CSR juga mencakup donasi dan bantuan bagi para korban bencana alam,
serta dukungan berupa pendanaan maupun fasilitas untuk berbagai aktifitas yang dipandang
dapat mendukung masyarakat baik di bidang pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.Program
CSR industri migas difokuskan pada upaya pemberdayaan masyarakat lokal dan program
kemitraan yang terlibat.Kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sejalan dengan
program pembangunan daerah. Program CSR yang dilakukan pada dasarnya meliputi empat
aspek, yaitu:
1. Fisik, seperti pembangunan jalan, rumah ibadah sosial, dan sarana lainnya yang
dibutuhkan masyarakat.
2. Sumberdaya manusia seperti pemberian bea siswa, peningkatan pengetahuan siswa dan
3. Ekonomi, seperti pemberdayaan usaha kecil dengan memanfaatkan potensi sumber daya
alam setempat.