qwfl ql
-".'::
SNf 6389:,2011
5N"1,"0."*,,
(
a
,|t-,. .r'
''_ :.,.: i".'i.
"z : ' t.) I r',:: ;'i .r::
@ BSN 201 1 .:,
Hak <Ipta dilindungi undang-undang. Dlarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi
dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen Ini baik secara
gbftronl.]< maupun tercetak tanpa Lin tertulis dari BSN
BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok lV, Lt. 3,4,7,10.
TelP. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Emall: dokinfo@bsn.go.id
wvrrw.bsn.gp.id
. Diterbltkan di Jakarta
*."';"*f...iaioi
r,
r
I
i
SNI6389:2011
Daftar isi
isi...............
Daftar i
Prakata...... iii
1 Ruang lingkup....... 1
2 Acuan normatif..... 1
4 Kriteria perancangan................ 3
5 Prosedur perancangan................ ........... 19
6 Konservasienergi................. ................. 23
Bibliografi.. ................. 60
Gambar 1 - Nilaiabsortans radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tidak
transparan. g
Tabel 1- Nilai absorbtans radiasi matahari untuk dinding luar dan atap t6ak
transparan. 4
Tabe!2 - Nilaiabsorbtans radiasi matahari untuk cat permukaan dinding |uar.......... 5
Tabel 3 - Nilai R lapisan udara permukaan untuk dinding dan atap.... 6
i Tabel4 - Nilai k bahan bangunan.. 6
@ BSN 2011
SNI 6389:2011
@ BSN 2011
I
SNI6389:2011
Prakata
Standar Nasional lndonesia (SNl) mengenai "Konservasi energi selubung bangunan pada
-
bangunan gedung' ini merupakan revisi dari SNI 03-6389-2000.
Standar ini disusun oleh PT 27-03, Panitia Teknis Energi Baru dan Terbarukan (PTEB)
dengal tujuan meningkatkan jumlah dan ketersediaan standar ketenagalistrikan di Ind'onesi6
melalui.prolgggr perumusan standar dan dibahas dalam Rapat Konse-nsus PTEB tanggal 12
November 2010 di Jakarta.
Dalam .rangka mempertahankan mutu dan ketersediaan standar yang tetap mengikuti
perkembangan, maka diharapkan masyarakat standardisasi ketenagitistrifan inemOe-ritan
saran dan usuldemi kesempumaan standar inidikemudian hari.
1 Ruang lingkup
1.1 Standar ini memuat kriteria perancangan, prosedur perancangan, konservasi energi
dan rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan gedung yang optimal, sehingga
penggunaan energi dapat efisien tanpa mengorbankan kenyamanan dan produktivitas kerja
penghuni.
1.2 Standar ini diperuntukan bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan,
perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan bangunan gedung untuk
mencapai penggunaan energi yang efisien.
2 Acuan normatif
ASHRAE Standard 90.1:2007, Energy Standard for Buildings excepf low-rise residential
buildings
ASEAN-USAID, Building energy Conseruation Project, final report ASEAN & Lawrence
Barkeley Laboratory, 1 992
The Development & Building Control Division (PWD) Singapore, "Handbook on Energy
Conseruation in Buildings and Building Seruices", 1992
BOCA, lnternational Energy Conseruation Code, 2000
Building and Construction Authority (BCA) Singapore, "Guidelines on Envelope Thermal
Transfer Value for Buildings", 2004
3.1
absorbtans radiasi matahari
nilai penyerapan energi termal akibat radiasi matahari pada suatu bahan dan yang
ditentukan pula oleh warna bahan tersebut
3.2
beda temperatur ekuivalen (Equiualent Temperature Difference = TDa)
beda antara temperatur ruangan dlan temperatur dinding luar atau atap yang diakibatkan
oleh efek radiasi matahari dan temperatur udara luar untuk keadaan yang dianggap
quasistatik yang menimbulkan aliran kalor melalui dinding atau atap, yang ekuivalen dengan
aliran kalor sesungguhnya
3.3
faktor radiasi matahari (Solar Factor = SF)
laju rata-rata setiap jam dari radiasi matahari pada selang waktu tertentu yang sampai pada
suatu permukaan
3.4
i.
@ BSN 2011 I dari60
I
I
E
SNI6389:201{
fenestrasi
bukaan pada selubung bangunan. Fenestrasi dapat berlaku sebagai hubungan fisik dan/atau
visual ke bagian luar gedung, serta menjadijalan masuk radiasi matahari. Fenestrasi dapat
dibuat tetap atau dapat dibuka
3.5
koefisien peneduh (Shading Cobfficient = SC/
angka perbandingan antara perolehan kalor melaluifenestrasi, dengan atau tanpa peneduh,
dengan perolehan kalor melalui kaca biasa/bening setebal 3 mm tanpa peneduh yang
ditempatkan pada fenestrasi yang sama
3.6
konservasi energi
Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana dan terpadu guna melestarikan
sumber daya energidalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatinnya
3.7
nilai perpindahan termal atap (Roof rhermal rransfer value = RTTVI
suatu nilaiyang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk penutup atap yang dilengkapi
dengan atap transparan (skylight) '
3.8
nilai perpindahan termal menyeluruh lOverall Thermal Transfer Value = OTTVI
suatu nilaiyang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding dan kaca bagian luar
bangunan gedung yang dikondisikan
3.9
selubung bangunan
elemen bangunan yang membungkus bangunan gedung, yaitu dinding dan atap transparan
atau yang tidak transparan dimana sebagian besar energi termal berpindah lewat elemen
tersebut
3.rd
sudut bayangan horizontal
sudut proyeksi dari sirip vertikal terhadap orientasi dinding yang nilainya positif bila di
sebelah kanan dinding dan negatif bila di sebelah kiri dinding
3.tl
sudut bayangan vertikal
sudut proyeksidarisirip horizontalterhadap bidang horizontaldan selalu dianggap pos16
3.12
transmitans tampak
transmitans dari suatu bahan kaca *husus terhadap bagian yang tampak dari spektrum
radiasimatahari
3.13
transmitans termal
koefisien perpindahan kalor dari udara pada satu sisi bahan ke udara pada sisi lainnya
4 Kriteria perancangan
4.1 Persyaratan
4.1.1 Berlaku hanya untuk komponen dinding dan atap pada bangunan gedung yang
dikondisikan (mempunyai sistem tata udara)
4.1.2 Perpindahan termal menyeluruh untuk dinding dan atap tidak boleh melebihi nilai
perpindahan termal menyeluruh yaitu tidak melebihi35 Wm2
dengan:
OTTV = Nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau
orientasi tertentu (Wm2);
c = absorbtans radiasimatahari. (Tabel 1 dan 2);
W = Transmitans termal dinding tidak tembus cahaya (Wm2.K);
WWR = Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi yang
ditentukan;
IDer = Beda temperatur ekuivalen (K); (lihat tabel 8)
SF = Faktor radiasimatahari(Wm2);
SC = Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi;
lJt = Transmitans termalfenestrasi (Wm2.K);
AT = Beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam. (diambil 5K)
4.2.1.2 Nilai Perpindahan Termal Menyeluruh alau OTTV untuk setiap bidang dinding luar
bangunan gedung dengan orientasi tertentu dengan lebih dari satu jenis material
dinding, harus dihitung melalui persamaan:
OTTV = [qr {Uwr x o1l:o (l- wwR)r r+-l + az {tJwz xo"l^ (1- wwR) x IDgK} +
an{lJwnx An/rA
ft V{WR) x IDE6}I +
{UrxWWR x Ar} + { SC xWWR x SF} (4.2.1.2)
dengan:
A1 = area dinding dengan material 1.
A2 = area dinding dengan material2.
A3 = area dinding dengan material n.
IA = 41+A2+............+An
4.2-1-3 Untuk menghitung OTTV seluruh dinding luar, digunakan persamaan sebagai
berikut :
dengan: -
Aoi = luas dinding pada bagian dinding luar i (m2). Luas total ini termasuk semua
permukaan dinding tidak tembus cahaya dan luas permukaan jendela yang
terdapat pada bagian dinding tersebut;
OTTV: = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding | (WatUm2) sebagai hasil
perhitungan dengan menggunakan persamaan (4.2.L t itau 4.2.1.2i
4:2.1.4 Nilai perpindahan termal menyeluruh tidak boleh melebihi atau maksimal sama
dengan 35 Wm'
4.2.2 Absorbtans termal (c)
Nilai absorbtans termal (o) untuk beberapa jenis permukaan dinding tak transparan dapat
dilihat pada tabel 1 dan 2.
SNl6389:2011
Tabel 2 - Nilai absorbtans radiasi matahari untuk cat permukaan dinding luar
Bila ct material dan warna diketahui, nilai a yang diambil adalah nilai a lapisan terluar.
Namun pada konstruksi dinding tirai (curtain walt) yang memiliki 2 nilai cr maka a total sama
dengan u1 x s.2 (lihat contoh perhitungan di dalam lampiran C).
u= g.2.3.11
=-1-
Rrorot
dengan:
Rrora = Resistansi termal total = 14
e i=0
Keterangan :
1) Emisivitas tinggiadarah permukaan harus yang tidak
mengkirap (non reflektif)
2) Emisivitas rendah adalah permukaan dalam yang
sangat reflektil sepertialumunium foil
b) Resistans termal bahan (R11)
R*=1 (4.2.3.2)
k
Dengan:
t = tebalbahan (m);
k = nilai konduktivitas termal bahan (Wm.K).
Besarnya nirai k untuk berbagaijenis bahan dapat dilihat pada
tabel 4.
Untuk menyederhanakan perhatungan OTTV, maka nilai TDer untuk berbagai tipe konstruksi
tercantum pada tabel 6.
126 ^: 195 12
Keterangan :
pada rumus OTTV, faktor radiasi gratahari dihitung berdasarkan radiasi matahari tahunan
jendela..kaca bening setebal 3 mm. untuk sistem bukaan yang
v"nJ aitr"nsmisikan melalui
i"in, perolehan tator maianaridimodifikasidengan koefisien peneduh yang didefinisikan
*ulg"i"iri perbandingan antara. pe.rolehan kalor matahari melalui sistem bukaan yang
peneduh dengan perolehan kalor matahari yang
,"rir.v.i kombinisi gtazing,la!^koefisien
melaiuikaca bening dengan tebal3 mm'
perbandingan ini merupakan karakteristik unik pada setiap jenis bukaan dan rumusnya
adalah sebagai berikut :
kalor matahari pada setiap kaca dan kombinasi koefisien peneduh
^^ - Penqaruh
UU=----o------ :- : : :::: : ::::::
Pengaruh kalor matahari melalui kaca jemih teb al 3 mm
8 dari 60
@ BSN 2011
SNl6389:2011
Secara umum koefisien peneduh pada setiap sistem fenestrasi didapatkan dengan
mengalikan koefisien peneduh kaca (atau koefisien peneduh efektif dari kaca dengan so/ar
control film (kac,a film) yang ada pada kaca) dengan koefisien peneduh peralatan peneduh
matahari seperti pada rumus berikut:
. SC = SCr x SC"r
Dengan
CATATAN Pada perhitungan OTW, dampak peneduh dikarenakan kreidalam dan tiraidiabaikan.
Koefisien peneduh pada kaca atau koefisien peneduh efektif dari kaca dengan solar control
film (kaca film) harus didasarkan atas data rekomendasi dari pabrikan.
4.2.5.2 Metode perhitungan koefisien peneduh efektif pada peralatan peneduh luar
Konsep dasar perhitungan koefisien peneduh efektif dimulai dengan mengilustrasikan posisi
matahariyang dapat diperjelas dengan sudut-sudut berikut ini:
Sudut bavanoan
Untuk tujuan mencari efek bayangan dari proyeksi horizontal, peneduh, louver, atau kanopi
dibutuhkan Sudut Bayangan Vertikal (SBV). Ini adalah sudut 0r antara dua permukaan viz,
permukaan horizontal dan permukaan miring yang dipoyeksikan melalui matahari seperti
diilustrasikan di bawah ini:
tanOt = tanq,sect
Dimana:
gt : Sudut Bayangan Vertikal(SBV)
c : altitude dari matahari
T, : sudut dindingrazimuth rnatrahari
lnfuk menghilung koefisien peneduh dari peneduh vertikal dan proyeksi.proyeksi, Sudut
@angnn llorLontal (SBH) harus ditentukan dan diketahui dari iuCut iiniiryFazhnutl
matahari (?), artinya
0z =l
dlrnana,
Untuk menghitung koefisien peneduh efektif, dibutuhkan data radiasi matahari difus,
langsung dan totaldari BMKG yang ditransmisikan melaluisebuah kaca standar 3 mm.
Namun apabila data-data radias.i matahari untuk perhitungan tersebut tidak tersedia maka
data intensitas radiasi matahari untuk kebutuhan perhitungan koefisien peneduh efektif dapat
diambil dari tabel I s.d. tabel 11 di larirpiran A.
4.2.5.2.1 Pada saat jendela diberi peneduh sebagian dengan peralalatan peneduh luar
diasumsikan (untuk mempermudah perhitungan OTI-V) bahwa porsiyang terlihat
menerima radiasitotal, lr, dan porsiyang teduh menerima hanya radiasitersebar
lo
Q=,\X11+fi.x;o
=Aexlo+(A.+A.)x16
dengan
jike
A=A.+A"
maka
Q=Axle+4x;o
Untuk kaca bening 3 mm yang diberi peneduh, perolehan kalor matahari mempunyai rumus
A x lr. dengan definisi koefiisien peneduh SC pada peralatan peneduh dapat diekspresikan
sebagai berikut:
or^- &xIo+AxIa a
AxIr
_ GxIo+ Ia
Ir
dengan:
A"
G= -f- fraksi luar bagian jendela yang tereskpos ke matahari
A
4.2.5.2.2 Untuk menghitung koefisien peneduh (SC) dari peralatan peneduh pada setiap
hari, perolehan kalor matahari dihitung dan dijumlah selama 12 jam waktu siang.
Total perolehan kalor matahari kemudian dibagi dengan jumlah total radiasi, lr
melalui kaca bening yang tidak diberi peneduh setebal 3 mm selama jam yang
sama pada siang hari, untuk memperoleh SC siang hari. Secara matematis
perhitungan adalah sebqgai berikut :
h-12
I(e"*Io+AxIa)n
SCr,"ri = h=l
h =12
Iel t
h=l
dengan h adalah jam
4.2.5.2.3 Untuk mempermudah, SC dari peralatan peneduh untuk bulan tertentu didapat
dengan dasar data matahari hariyang dapat mewakili pada bulan tersebut
4.2.5.2.5 Selanjutnya karena data matahari pada 21 Maret dan 23 September hampir
sama, maka cukup menghitung perolehan kalor matahari untuk Maret dan
dikalikan dua kali untuk mendapatkan perolehan kalor matahari bulan September.
Secara matematis SC efektif dapat dihitung sebagai berikut :
Dengan:
M = Maret
J = Juni
S = September
D = Desember
Fraksi luar bagian jendela yang tereskpos ke matahari (G) pada setiap waktu dengan
orientasi tertentu data dicari dengan menggunakan geometri matahari.
Dengan mengetahui nilai SBV, (Sudut Bayangan Vertikal) dan SBH (Sudut Bayangan
Horizontal), faktor G dapat dicari dengan menggunakan grafik. Untuk desain yang sederhana,
faktor'G dapat dihitung dengan trigonometri bidang datar, pada contoh di bawah adalah
menghitung faktor G untuk peneduh matahari seperti atap yang menjorok (overhang)
horizontal sederhana, sirip vertikal dan sirip kombinasi egg-crate menggunakan trigonometri,
ketentuan yang digunakan adalah :
0? = SBH (positif, jika sudut bayangan di sebelah kanan dinding; negatif jika di sebelah kiri
dinding)
<Dl = sudut proyeksi dari peneduh sirip horizontalterhadap bidang horizontal (diasumsikan
positif dengan alasan kepraktisan)
<D2 = sudut proyeksi sirip vertikaltefiadap orientasidinding (positif, jika di sebelah kanan
dinding; negatif jika disebelah kiridinding)
)At
Y
&=A-R.;&=A"-A"=t-A
AAA
A,P
TA = 1 - ;A' (cos Ol tan 01 + sin <D1)
ritau
dengan:
AePdan Rr
c;r = = untuk proyeksi horizontal
T I-
CATATAN 1. G, ) g
2' Tabel 12 s.d. t&el 15 di lampiran A dapat diambil untuk mempermudah
mendapatkan nilai koefisien peneduh efektif SC"6 untuk peneduh horizontal R1
dengan Ol berkisar antara 0 o s.d. S0o.
./
*f
Y
Gambar 6 - Denah jendela serta lubang cahaya
dengan peneduh sirip vertikal menerus
A.=A-A"
dengan
Ae
- A
G, = -AI
dan R, = untuk oroveksi vertikal
Catatan : 1. Gz > 0
2. Tabel 16 s.d. tabel 19 lampiran A dapat diambil untuk mempermudah
mendapatkan nilai koefisien peneduh efektif SC"6 untuk peneduh sirip
vertikal R2 dengan <D2 berkisar antara 0 o s/d 50o, nilai <D2 yang dipilih
adalah nilai Q2 yang memberikan niliai SC lebih kecil dari dua
kemungkinan nilai6aik O2 negatif maupun positif.
Gr dan Gz tidak tergantung satu sama lain, dampak kombinasi dari dua komponen tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
G3=G1xG2
CATATAN 1. c3> 0
2. Tabel20 s.d. tabel 23 lampiran A dapat diambil untuk mempermudah mendapatkan
nilai koefisien peneduh efektif SC.n untuk peneduh kombinasi nilai R1 dan R2
dengan Oz berkisar antara 0 o s/d 40o
1.3.1.1 Nilai perpindahan termal dari penutup atap bangunan gedung dengan orientasi
tertentu, harus dihitung melalui persamaan :
a-(A, xU, xTDr*) + (A" xU" xAT) + (A" xSCxSF)
RTTV= (4.3.1.1)
Ao
dengan:
RTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh untuk atap (Wm2).
o = absorbtans radiasi matahari. (tabel 4-2.2.1 dan 4-2.2.2)
A, = luas atap yang tidak transparan (m2).
As = luas sky/rghf (mt).
Ao = luas total ?t?p = A, + A" (m2)
lJ, = transmitans termal atap tidak transparan (Wm2.f;.
TDex = beda temperatur ekuivalen (K). (lihat tabel 4-3.4)
SC = koefisien peneduh darisistem fenestrasi.
SF = faktor radiasimatahari (Wm2).
4.3.1.2 Bila digunakan lebih dari satu jenis bahan penutup atap, maka transmitans termal
rata-rata untuk seluruh luasan atap dihitung berdasarkan persamaan sebagai
berikut : -
4.3.1.3 Bila digunakan lebih dari satu jenis bahan penutup atap, maka berat atap rata-rata
dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :
Berat per satuan luas atap (kg/m') Tarnsmitansi termal makslmum (Wrmz.K)
Dibawah 501) 0.4
2)
50 - 230 0.8
3)
lebih dari230 1.2
Keterangan:
Atap genteng
r) e
t)Atap
beton ringan
t)Atap
beton ketebalan > 6 inci (15 cm)
Untuk menyederhanakan perhitungan nilai perpindahan termal menyeluruh untuk atap, maka
nilai beda temperatur ekuivalen untuk berbagai konstruksi atap ditentukan sesuai angka-
angka pada tabel 9.
Berat atap per satuan luas (kg/m2) Beda temperatur ekuivalen (TDsq ), K
Kurang dari 50 24
50 - 230 20
lebih dari230 16
\,
Gambar 8 - Skylight
F"
[]
3i1,'
;:.
l.i SNI6389:2011
5. Procedurporrncangan
pada gambar 6 dituniukkan diagram aliran proses perancangan OTTV, dan pada gambar 7
dan I diagram aliran proses perancangan RTTV.
Tenfuken:
SF, dan TDEQ
a) tentukan nilai WWR ( perbandingan luas jendela dan luas total dinding luar);
b) tentukan nilai U* dan ur;
c) tentukan nilaiSC ;
5.{.3 Periksa apakah nilai O7W total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 35
Wlm2
a) bila nilai OTTV kurang dari 35 WatUm2 perhitungan selesai.
b) bila nilai OTTV tersebut lebih besar dari 35 Wm2, maka perlu dikurangi dengan cara
sebagai berikut:
- menurunkan angka absorbsivitas;
- mengurangi angka koefisien peneduh;
- ufangi perhitungan dengan nilai-nilaifaktor yang baru tersebut sehingga nilai OTTV
kurang dari35 Wm2.
5.2.1.1 Tentukan nilai R7W pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses
perancangan pada gambar 7. dengan cara sebagai berikut :
Podca RTwlcrangdarl
standaryang dlbnt*atl
5.2-1.3 Periksa apakah nilai RTW total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 35
Wlm2
5.2.2.1 Tentukan nilai R77V pada setiap orientasi seperti pada diagram proses aliran
perancangan pada gambar g dengan cara sebagai berikut:
Tentukan nilai U
6 Konservasi energi
selubung bangunan, pengamatannya harus dilakukan dalam
6.i Konservasi energi padaPengaruhnya
jangka waktu setahun. terutama pada panghematan pemakaian beban
chiller
6.2 pengukuran dan pencatatan terhadap pemakaian beban chiller harus dilakukan secara
teratur dalam jangka waklu setahun, sebelum dan sesudah dilakukan konservasi
energi
6.3 Hubungan antara OTTV dan beban chiller secara umum dinyatakan dengan
persamaan :
ddngan:
kr= koefisien regresi kombinasi dari faktor-faktor internal yang mempengaruhi beban
chiller (seperti pencahayaan, orang, peralatan, dan lain-lain).
kz kzrXkzaxkzc
kzq = koefisien regresi ekuivalen untuk AIDer.
kze = koefisien regresi ekuivalen untuk AL
kzc = koefisien regresiekuivalen untuk SF.
6.4 Dari hasil penelitian negara tetangga terdekat dengan Indonesia, persamaan tersebut
telah lebih dispesifikasikan menjadi bentuk :
ddngan:
Hcnnrc, = beban chiller per luas total selubung bangunan (endela, dinding, dan atap)
L0 = beban chiller dari beban intemal seperti pencahayaan, orang, dan peralatan.
= 786 Mbtu/m2.tahun = 230.400 k\M/m2.tahun.
B = beban konduktif darijendela, dinding, dan atap.
= 1.034 Mbtu/m2.tahun = 303.000 k\Mr/m2.tahun.
1tahun = 3.050 jam chiller beroperasi.
6.5 Penghematan energi pada selubung bangunan bisa diperoleh dengan :
- Mengganti warna cat warna dinding luara dari warna gelap ke warna yang lebih terang,
(misalnya dengan mengganti warna cat dinding luar dari abu-abu tua menjadi warna
putih) (modifikasi nilai q);
- Memasang jendela dengan kaca ganda (Modifikasi U);
- Memasang isolasi pada dinding dan atap (Modifikasi U* dan U,);
- Mengurangi angka perbandingan jendela luar dan dinding luar (modifikasi\AMR);
- Memasang alat peneduh pada jendela luar
Lampiran A
Tabel - tabel data matahari dan koefisien peneduh efektif
TabelA.l .
Untuk keperluan perhitungan koefisien peneduh, data matahari untuk orientasi Utara dapat
digunakan untuk orientasi Selatan
TabelA.2 -
Data Matahari
Orientasi : Timur dan Barat
21 MARET/
22 JUNI 22 DESEMBER
23 SEPTEMBER
WAKTU
0r 0z lD l6 lr 01 02 le l6 l1 0r 02 le lc l1
09.00 34 +1 504 121 625 36 -27 427 110 537 36 +29 445 114 559
10.00 49 +2 435 139 574 51 -33 360 '126 486 51 +36 373 129 502
11.00 64 +3 282 146 428 66 45 213 131 344 67 +49 216 134 350
16.00 0 85 85 0 76 76 0 73 73
17.00 0 60 60 0 53 53 0 60 50
18.00 0 28 28 0 23 23 0 20 20
Untuk keperluan perhitungan koefisien peneduh, data matahari untuk orientasi Timur dapat
digunakan untuk orientasi Barat
TabelA.3 -
Data Matahari
Orientasi : Timur Laut dan Barat Laut
08.00 26 +45 293 76 369 21 +20 387 86 473 46 +70 111 63 174
09.00 44 +46 336 106 442 34 +18 462 116 578 67 +74 87 83 170
10.00 59 +47 278 126 404 47 +12 435 133 568 81 +91 28 98 126
1 1.00 72 +49 '154 136 290 58 -0 345 141 486 0 109 109
12.00 83 +52 31 136 167 68 -24 216 141 357 0 116 116
16.00 0 85 85 0 76 76 0 73 73
17.00 0 60 60 0 53 53 0 50 50
18.00 0 28 28 0 23 23 0 20 20
Untuk keperluan perhitungan koefisien peneduh, data matahari untuk orientasi Timur Laut
dapat digunakan untuk orientasi Barat Laut
TabelA.4 -
Data Matahari
Orientasi : Tenggara dan Barat Daya
21 MARET /
22 JUNI 22 DESEMBER
23 SEPTEMBER
WAKTU
0r 0z le l6 l1 0r 0z le l6 l1 0r 0z lp l6 l1
11.00 70 -42 180 136 316 0 106 106 57 +4 389 146 535
12.00 82 -38 47 139 186 0 116 116 67 +29 144 144 388
16.00 0 85 85 0 76 76 0 73 73
17.00 0 60 60 0 53 53 0 50 50
18.00 0 28 28 0 23 23 0 20 20
Untuk keperluan perhitungan koefisien peneduh, data matahari untuk orientasi Tenggara
dapat digunakan untuk orientasi Barat Daya
Rr=l
'H
<D1 = sudut kemiringan
P
-w
Rr= -
Q2 = sudut kemiringan
I
I
_i
R.=l
.H
-wI
Rr=
Ol = sudut kemiringan
TabelA.5 -
Koefisien peneduh efektif untuk proyeksi horizontal pada
berbagai sudut kemiringan
Orientasi : Utara dan Selatan
TabelA.6 -
Koefisien peneduh efektif untuk proyeksi horizontal pada
berbagai sudut kemiringan
Orientasi : Timur dan Barat
TabelA.T -
Koefisien peneduh efektif untuk proyeksi horizontal pada
, berbagai sudut kemiringan
Orientasi : Timur Laut dan Barat Laut
-
TabelA.S -
Koefisien peneduh efe-ktif untuk proyeksi horizontal pada
berbagai sudut kemiringan
Orientasi : Tenggara dan Barat Daya
TabelA.9 -
Koefisien peneduh efektif untuk proyeksi horizontal pada
berbagai sudut kemiringan
Orientasi : Utara dan Selatan
TabelA.l0 -
Koefisien peneduh efektif untuk proyeksivertikal pada berbagai
sudut kemiringan
Orientasi : Timur dan Barat
SNI 6389:2011
TabelA.ll -
Koefisien peneduh efektif untuk proyeksi vertikal pada berbagai
sudut kemiringan
Orientasi : Timur Laut dan Barat Laut
Tabel A.12 -
Koefisien peneduh efektif untuk proyeksi vertikal pada berbagai
sudut kemiringan
Orientasi : Tenggara dan Barat DaYa
SNl6389:2011
TabelA.l3 -
Koefisien Peneduh Efektif untuk Peneduh berbentuk Kotak
(Egg-Crate Louversl dengan berbagai Sudut Kemiringan Peneduh Sirip Horizontal
Orientasi : Utara dan Selatan
TabelA.l3 - (lanjutan)
TabelA.l3 - (lanjutan)
TabelA.l4 -
@ BsN 2011 39 dari 60
SNl6389:20{1
Tabel A.15 -
Koefisien Peneduh Efektif untuk Peneduh berbentuk Kotak (Egg-
Louversl dengan berbagai Sudut Kemiringan Peneduh Sirip Horizontal
o es'96f{e
Orientasi : Timur Laut & Barat Laut
w*
SNl6389:2011
TabelA.l6 -
Koefisien Peneduh Efektif untuk Peneduh berbentuk Kotak (Egg'
Crate Louversl dengan berbagai Sudut Kemiringan Peneduh Sirip Horizontal
Orientasi : Tenggara & Barat DaYa
TabelA.l6 - (lanjutan)
SNl6389:2011
Lampiran B
8.1 Contoh perhitungan koefisien peneduh (SC) darisuatu peralatan peneduh (sirip)
horizontal
Hitung SC pada proyeksihorizontal lereng dengan panjang 1 m, dengan kemiringan 150 dan
dilokasikan di atas jendela dengan tinggi 2 m dan arah Utara-Selatan.
Qr
:15o
Rr : l/2 : 0.5
Timur
21 Maret / 23 September 22Juni 22 Desember
Laut
Waktu 0r (1c) le l6 o 0r (1c) le l6 o 0r (1€) le la o
07.00 6 0.180 94 23 100 6 0.180 159 33 163 15 0.260 52 20 58
08.00 26 0.365 293 76 262 21 0.315 387 86 351 46 0.630 111 63 104
09.00 44 0.600 336 106 240 34 0.455 462 116 368 67 87 83 83
10.00 59 0.933 278 126 144 47 0.647 435 133 286 81 28 98 98
11.00 72 154 136 136 58 0.902 345 141 175 0 109 109
12.00 83 31 136 136 68 216 141 141 0 116 116
13.00 0 133 136 78 98 110 110 0 116 116
14.00 0 123 123 8& 29 116 116 0 108 108
15.00 0 104 104 0 93 93 0 93 93
16.00 0 85 85 0 76 76 0 73 73
17.00 0 60 60 0 53 53 0 50 50
18.00 0 28 28 0 23 23 0 20 20
= 6091
9L23
= 0'67
8.2 Contoh perhitungan koefisien peneduh (SG) dari suatu peralatan peneduh (sirip)
horizontal dan vertikal (egg cratel
Hitung SC efektif pada peneduh egg-crafe yang mempunyai R1 = 0,4, <|1 = 0, Rz = 0,4
dengan arah menghadap utara
22Junl
Waktu 01 Gr 62 G2 Gs le l6 o
15 0.893 67 0.058 0.050 60 25 28
07.00
0.652 65 0.142 0.093 145 63 76
08.00 41
55 0.429 63 0.215 0.092 187 91 108
09.00
10.00 62 0.248 57 0.384 0.095 208 1't4 134
66 0.102 45 0.600 0.061 219 131 144
11.00
68 0.010 21 0.846 0.000 222 141 141
12.O0
68 0.010 -14 0.900 0.000 225 't41 '|'41
13.00
66 0102 4',l 0.652 0.067 219 134 149
14.00
63 0.215 -55 0.429 0.092 209 119 138
15.00
57 0.384 a2 0.248 0.095 195 98 116
16.00
17.00 44 0.614 €5 o.142 0.087 156 71 85
18.00 21 0.u7 €6 0.102 0.086 81 33 40
IQ=Itte'xro)+ral
= 1300
a
I(r') =3287
Maka SC (Juni22) =
#
' 0,395
prosedur yang sama diulang untuk tanggal 21 Maret, 23 September dan 22 Desember untuk
mendapatkan SC efektif dalam setahun.
8.3 Contoh perhitungan koefisien peneduh (SC) dari suatu peralatan peneduh (sirip)
vertikal
@ BSN 2011 50 darl 60
SNl6389:2011
SC efektif peralatan Peneduh Yang sejajar dengan dinding seperti pada diagram di
yang dipasang menghadaP utara.
Gambar (a)
Kaca jendela diteduhi oleh panel yang sejajar dengan dinding. Bayangan yang tercetak pada
dinding bervariasi sesuai waktu siang tersebut bergantung pada posisi matahari dan sudut
bayangan vertikalnya (O1 ).
Untuk 68.20 < (Dl < 90o, peralatan peneduh tidak efektif dikarenakan sinar matahari langsung
ke jendela tanpa dihalangi. Oleh karena itu SC diambil 1 (lihat gambar b).
Untuk <p1 < 45o < 68,20, jendela sebagian diteduhi oleh bagian atas bidang. Untuk (Dl = 45o,
jendela secara totalterteduhi (lihat gambar c).
Untuk Ol < 45o, jendela sebagian terteduhi oleh bagian bawah dari bidang (lihat gambar d).
Pola bayangan pada gambar (c) dan gambar (d) dapat dikerjakan dengan geometri
sederhana.
*d;$'!*;
SNI6389:2011
Gambar (c)
Gambar {b}
8.4 Gontoh perhitungan koefisien peneduh (SC) efektif dari iendela menghadap
selatan barat
a) R1 = 0,5 SC = 0,698
b) Rl = 0,4 SG = 0,669
Diketahui Jendela berada pada dinding yang menghadap ke Barat dengan overhang
:
mendatar dan tinggijendela 0,75
(SCxh)-(SCrxhr)
SC2 =
hz
SC2 = 0,894
J
il:II
rill
t,
lll
ill SNI6389:2011
ill
l'l
ll Lampiran C
lli
:
m <.$ui
v
S
lv"r,"s"
T
Material Dinding:
1. Dinding Beton (reinforced concrete beam):
o=0.6
k = 1.48
2. Dinding Bata (brick parapet):
B Double glazing
,
Potongan n-n
SisiTL = Sisi BD
A. rc beam = 0.8 x 35.36 x 10 = 282.88 m2
A. brick parapet = 1.1 x 35.36 x 10 = 388.96 m2
A. double glazing = 1.5 x 35.36 x 10 = 530.4 m2
ArL = Aeo = 1202.24 m2
SisiTG = SisiBL
A. rc beam = 0.8 x 17.68 x 10 = 141.44 mz
A. brick parapet = 1.1 x 17.68 x 10 = 194.48 m2
A. double glazing = 1.5 x 17.68 x 10 = 265.2O m2
.Are=Aer = 601.12 m2
srst TL
ffi=",-+ ll
= 1.98 Wm2K
= 0,48
udara
(untuk kasus ini karena a dari konstruksi dinding tirai (cuftain wal/) mempunyai lapisan
maka cr total = crr X az)
=;,4
1.93 Wm2K
8mm
q = o bata x q cat pernishijau polos
= 0.89 x 0.79
= 0.703
\A/\
TDer = 10
Konduksidinding = o [Uw x (1- VIANR) x TDex]
(115mm brick parapet) = 0.703 .93 x t(388.96(282.88+388'96)) x (1-0.44)] x
[1
101
8mm
vlAtrR = o#;Lr =o-44
abu-abu
AT=5K
I
Uf =
SNl6389:2011
= 2.94 Wm2K
SC = 0.47
\A/\ /R 1.5
= 0.8+1.5+l.l = 0.44
SF arah TL = 113
Radiasikaca =SCxWWRxSF
(double glazing) = 0.47 x0.44 x 113
= 23.3TWlm2
OTTVsisi TL
+ Kondisidinding 2 (115mm brick parapet) +
= Konduksidinding 1 (25mm rc beam)
Konduksi kaca + Radiasi kaca
= 2.24+ 4.40+ 6.47+ 23.37
=3 6.48Wm2
OTTVsisl BD
' + dinding 2 (115mm brick parapt) +
=Konduksi dinding 1 (25mm rc beam) Kondisi
Konduksi kaca + Radiasi kaca
+
= 2.24 + 4.40 + 6.47 36.40
= 49.51Wm2
OTTVsisl TG
+ Kondisidinding 2 (115mm brick parapet) +
= Konduksidinding 1 (25mm rc beam)
Konduksi kaca + Radiasi kaca
+
= 2.24 + 4.40 + 6.47 20:06
= 33.17Wm2
OITVsislBL
+ 2 (111mm brick parapet) +
= Konduksidinding 1 (25mm rc beam) Kondisidinding
Konduksi kaca + Radiasi kaca
+
= 2.24+ 4.40 + 6.47 43.63
= 56.74Wm2
@ BSN 2011
58 darl 60
SNl6389:2011
OTTVtotal
t574lE.5l W
ffi
43.65 Wm2
C.2 Kesimpulan
Bangunan tersebut tidak memenuhi kriteria konservasi energi karena nilai OTTV melebihi
35 Wm2. Untuk memenuhi syarat konservasi energi, maka nilai OTTV harus diturunkan
hingga maksimal 35 Wm2 yang bisa dilakukan dengan perubahan material dinding- kaca
maupun WWR.
, Blbllografl
li
:
t.
ii
I
oBsN 2011
' 60 darl 60
'i
I'
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN
Gedung ilanggala Wanabakti Blok lV Lt. 3,4,7,10
Jl. Jend. Gatot,Subroto, Senayan Jakarta 1O27O
Tetp: 021- 57 1 7013; Faks: 021 - 57 47015: e-mail : bsn@bsn.go.id
oasN 2011