(031)3958599
Lampiran
Keputusan Direktur RSU Denisa Gresik
Nomor : SK-DEN/01/42/VIII/2017
Tentang : Keb Pely Anestesi di RSU
Denisa Gresik
BAB I
DEFINISI
1.1 Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif adalah pelayanan dalam rangka
menerapkan Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif di berbagai unit kerja RSU
DENISA GRESIK.
1.2 Tim Pelaksanan Pelayanan Anestesi terdiri dari dokter spesialis anestesiologi,
perawat anestesi. Dalam melakukan pelayanan Dokter Anestesiologi dapat
mendelegasikan tugas pemantauan kepada anggota Tim namun tetap
bertanggungjawab atas pasien secara keseluruhan.
1.3 Apabila dalam hal Dokter Spesialis Anestesi RSU Denisa berhalangan maka bisa
digantikan kepada Dokter Anestesi dari luar yang telah dilakukan kredensialing
sebelumnya.
1.4 Pelayanan tindakan resusitasi adalah pelayanan resusitasi pada pasien yang berisiko
mengalami henti jantung meliputi bantuan hidup dasar, lanjut dan jangka panjang di
lingkungan RSU Denisa Gresik.
1.5 Pelayanan anestesi di luar kamar operasi adalah tindakan pemberian sedasi moderat
di luar dan dalam kamar operasi.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
4) Persiapan pasien :
a) Persiapan pasien mulai dilakukan di instalasi rawat jalan, ruang perawatan inap,
ruang rawat darurat, ICU dan dari rumah pasien ataupun dari ruang penerimaan
pasien di kamar operasi.
b) Operasi elektif sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan dipersiapkan oleh tim dokter
yang kompeten maksimal pada H-1 pelaksanaan pembedahan
c) Operasi darurat dilakukan persiapan yang lebih singkat disesuaikan dengan kondisi
klinis pasien dan kondisi yang melatar belakangi kegawatannya
d) Pasien dengan tindakan pembedahan poliklinik (one day care) dilakukan persiapan
sejak di rumah dengan sebelumnya diberi penjelasan dan informasi terkait saat
melakukan kunjungan di poliklinik sebelumnya.
e) Persiapan pre operasi secara umum minimal meliputi :
i. Pengosongan lambung dengan cara puasa, memasang NGT
ii. Pengosongan kandung kemih
iii. Informed consent anestesi dan bedah
iv. Pemeriksaan fisik ulang
v. Pelepasan kosmetik, gigi palsu, lensa kontak dan asesori lainnya
vi. Premedikasi secara intramuscular ½ - 1 jam menjelang operasi atau secara intravena
jika diberikan beberapa menit sebelum operasi.
f) Pada operasi darurat dimana pasien tidak puasa atau belum cukup, maka dilakukan
pemasangan NGT untuk dekompresi lambung.
5) Premedikasi
a) Premedikasi adalah pemberian obat 1-2 jam sebelum tindakan induksi anestesi
b) Tujuan premedikasi adalah meredakan kecemasan dan ketakutan, memperlancar
induksi anestesia, mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus, meminimalkan
jumlah obat anestetik (obat anestetik adalah obat yang berefek menghilangkan
sensasi seperti rasa raba sampai dengan kesadaran), mengurangi mual mentah pasca
bedah, menciptakan amnesia, mengurangi isi cairan lambung, mengurangi reflex
yang membahayakan.
c) Kebutuhan premedikasi bagi masing-masing pasien dapat berbeda.
d) Pemberian obat sedative atau penenang memberikan penurunan aktivitas mental dan
berkuarngnya reaksi terhadap rangsang sehingga memerlukan observasi ketat
terhadap fungsi vital.
i. Pemberian obat premedikasi bisa diberikan secara oral (mulut), rectal maupun
intravena
ii. Pemberian premedikasi mempertimbangkan kondisi klinis pasien seperti usia, suhu
tubuh, emosi, nyeri dan jenis penyakit yang sedang dialami pasien
e) Obat-obat yang sering digunakan dalam premedikasi adalah obat antikolinergik, obat
sedative (penenang) dan obat analgetik narkotik (penghilang nyeri)
6) Persiapan alat dan obat-obatan meliputi persiapan obat-obat anesthesia, obat pendukung
anesthesia dan obat resusitasi
7) Persiapan alat meliputi :
a) Mesin anestesi
b) Set intubasi termasuk bag and mask (ambubag)
c) Alat pemantau tanda vital
d) Alat/bahan untuk antisepsi (kalau menggunakan anestesi regional)
e) Alat-alat penunjang :
i. Alat penghisap (suction)
ii. Sandaran infus
iii. Sandaran tangan
iv. Bantal
v. Tali pengikat tangan
8) Persiapan obat-obatan meliputi :
a) Obat anestesi
b) Obat premedikasi
c) Obat induksi
d) Obat anestesi volati/abar
e) Obat resusitasi
f) Obat penunjang anestesi
g) Pelumpuh otot
h) Antidote dan reversal
i) Hemostatika
j) Obat lain sesuai dengan jenis operasi
4.2.3 Evaluasi jalan nafas, ditujukan untuk memperkirakan tingkat kesulitan dalam
mempertahankan jalan napas, melakukan intubasi, maupun melakukan
ventilasi. Pengisian sesuai dengan hasil pemeriksaan saat kunjungan pra-
anestesi. (gambar 3)
4.5 Induksi
Kolom induksi, meliputi jam induksi, teknik induksi, obat anestesi, teknik intubasi,
evaluasi jalan napas, posisi pasien dan ketersediaan iv line. (gambar 8)
4.5.1 Jam induksi diisi sesuai dengan dimulainya induksi anestesi.
4.5.2 Teknik induksi diisi sesuai dengan teknik yang digunakan, titrasi obat yang
digunakan, jam dimasukkan obat dan oleh siapa.
4.5.3 Evaluasi jalan napas meliputi penggunaan ETT maupun LMA yang digunakan.
Diisi sesuai dengan alat yang digunakan, ukuran, kedalaman dan jenis respirasi
yang diberikan.
4.5.4 Pengisian obat anestesi untuk anestesi regional termasuk jenis regional anestesi
yang digunakan, teknik yang digunakan, jenis obat, dosis obat serta ketinggian
blok yang dicapai
4.5.5 Pengisian posisi pasien, iv line, CVC sesuai dengan yang terpasang pada
pasien.
Gambar 8. Kolom Data Induksi
4.6 Monitoring intra anestesi
Monitoring Intra anestesi, meliputi tabel monitoring intra anestesi, balans cairan dan
catatan
4.6.1 Tabel monitoring diisikan sesuai dengan keadaan pasien (tanda sesuai
“keterangan” yang telah tersedia pada lembaran status anestesi) (tekanan darah,
nadi dan frekuensi napas bila pasien bernapas spontan) setiap 5 menitnya
(gambar 9)
4.6.2 Jika menggunakan anestesi regional, berikan keterangan mengenai teknik,
raegen yang digunakan, tipe, volume dan keterangan lain pada kolom yang
disediakan. (Gambar 8)
4.6.3 Rangkuman balans cairan intra anestesi dituliskan pada kotak dan baris yang
telah disediakan (gambar 10)
4.6.4 Masalah atau keterangan lain yang terjadi intra-anestesi dapat dicantumkan
pada kotak catatan (gambar 12)
4.6.5 Setelah proses anestesi selesai bubuhkan tanda tangan dan nama pada kolom
yang tersedia (gambar 12)
4.6.6 Tanggal dan waktu saat masuk kamar operasi, saat induksi, saat insisi dicatat
pada kolom yang disediakan (gambar 11)
Gambar 11. Kolom Waktu Operasi
4.6.7 Tanggal dan waktu saat keluar kamar operasi, saat selesai operasi, saat selesai
anestesi dicatat pada kolom yang disediakan.
4.6.8 Pada operasi yang berhubungan dengan persalinan, maka bayi yang lahir
dicatat jam berapa, Apgar score yang dinilai, dan jenis kelamin (gambar 13)
4.7.3 Pesanan Pasca Anestesi ditulis pada kolom catatan integrasi, diisi
sebelum pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar dan ditanda-tangani
oleh ahli anestesi yang bertugas saat itu.
4.7.4 Ketika pasien akan dipindahkan dari ruang pulih sadar, cantumkan
tempat yang dituju, waktu, nama supervisor yang mengetahui dan
menyetujui pemindahan pasien dari ruang pulih sadar. (gambar 15)
4.8 Informed Consent
Pemberian inform consent didokumentasikan pada dokumen rekam medis pesetujuan
tindakan pembiusan.
Direktur
Rumah Sakit Umum Denisa Gresik